Dokumen tersebut membahas tentang alokasi biaya bersama pada produksi multi produk dan bagaimana alokasi tersebut tidak bermanfaat untuk pengambilan keputusan manajemen. Dokumen tersebut menggunakan contoh perusahaan yang memproduksi tiga produk dan menjelaskan perhitungan harga pokok menggunakan dua metode alokasi namun kesimpulannya adalah manajemen harus membandingkan tambahan pendapatan dan biaya untuk menentuk
Dokumen tersebut membahas tentang konsep untung, rugi, harga beli, dan harga jual. Terdapat rumus untuk menghitung besaran untung dan rugi serta persentasenya. Juga contoh soal untuk memahami penerapan konsep-konsep tersebut dalam menghitung hasil usaha pedagang.
Dokumen tersebut membahas tentang konsep dasar aritmatika sosial seperti untung, rugi, harga jual, harga beli, dan persentase untung serta rugi. Terdapat contoh soal dan pembahasan untuk memahami konsep-konsep tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang alokasi biaya bersama pada produk bersama dan produk sampingan. Ada beberapa metode alokasi biaya bersama seperti menggunakan nilai jual, unit fisik, rata-rata sederhana, dan rata-rata tertimbang. Diberikan juga contoh perhitungan alokasi biaya bersama dengan menggunakan beberapa metode tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang konsep untung, rugi, harga beli, dan harga jual. Terdapat rumus untuk menghitung besaran untung dan rugi serta persentasenya. Juga contoh soal untuk memahami penerapan konsep-konsep tersebut dalam menghitung hasil usaha pedagang.
Dokumen tersebut membahas tentang konsep dasar aritmatika sosial seperti untung, rugi, harga jual, harga beli, dan persentase untung serta rugi. Terdapat contoh soal dan pembahasan untuk memahami konsep-konsep tersebut.
Dokumen tersebut membahas tentang alokasi biaya bersama pada produk bersama dan produk sampingan. Ada beberapa metode alokasi biaya bersama seperti menggunakan nilai jual, unit fisik, rata-rata sederhana, dan rata-rata tertimbang. Diberikan juga contoh perhitungan alokasi biaya bersama dengan menggunakan beberapa metode tersebut.
Dokumen menjelaskan tentang konsep untung, rugi, harga jual, dan harga beli dalam bisnis. Terdapat beberapa contoh soal untuk memahami perhitungan untung, rugi, dan persentase untung.
Dokumen tersebut membahas tentang departemenalisasi biaya overhead pabrik, yang merupakan pembagian pabrik menjadi bagian-bagian atau departemen untuk mengalokasikan biaya overhead. Hal ini berguna untuk mengendalikan biaya dan menentukan harga pokok produk dengan lebih tepat. Dokumen ini juga menjelaskan cara menentukan tarif biaya overhead per departemen melalui penyusunan anggaran dan alokasi biaya antar departemen.
Dokumen tersebut membahas konsep-konsep dasar aritmatika sosial seperti harga pembelian, harga penjualan, untung, rugi, diskon, bruto, netto, dan tara. Juga dibahas tentang rumus-rumus perhitungan bunga tunggal dan contoh soal-soal untuk latihan.
Dokumen tersebut membahas beberapa topik matematika sosial seperti diskon, netto bruto dan tara, serta bunga tunggal. Diskon adalah potongan harga yang diberikan kepada pembeli untuk mempromosikan penjualan. Netto adalah berat bersih suatu barang, bruto adalah berat kotor, dan tara adalah berat kemasan dan label. Bunga tunggal adalah suku bunga yang tetap dari waktu ke waktu, dihitung dengan memb
Metode kuadrat terkecil digunakan untuk memisahkan biaya tetap dan variabel dengan menggunakan persamaan garis lurus berdasarkan data biaya listrik dan jam mesin selama setahun. Tarif biaya variabel dihitung sebesar Rp. 29,414 per jam mesin, sedangkan biaya tetapnya adalah Rp. 1,195,255.
[Ringkasan]
Dokumen tersebut merupakan evaluasi hasil belajar matematika pada subpokok bahasan aritmatika sosial untuk siswa kelas VII SMP Negeri 4 Jember. Dokumen tersebut memuat kisi-kisi soal ulangan harian, lembar soal, kunci jawaban, hasil validasi soal oleh tiga orang validator, dan analisis butir soal.
Contoh soal aritmatika sosial smp kelas 7MyOs Supardi
Dokumen tersebut berisi contoh soal aritmatika sosial untuk siswa SMP kelas 7 yang meliputi materi jual beli, keuntungan, kerugian, persentase, bunga bank, dan perbandingan. Terdapat 15 soal dengan pembahasan masing-masing. Soal-soal tersebut bertujuan melatih keterampilan menyelesaikan masalah aritmatika sosial yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian produk bersama, produk sampingan, dan metode-metode alokasi biaya bersama ke setiap produk. Produk utama dihasilkan bersama sedangkan produk sampingan bukan merupakan tujuan utama produksi. Ada beberapa metode untuk mengalokasikan biaya bersama seperti metode harga pasar, kuantitas, dan rata-rata tertimbang.
Dokumen tersebut membahas tentang metode harga pokok proses. Metode ini digunakan untuk menghitung biaya produksi pada perusahaan manufaktur yang memproduksi barang homogen secara berkelanjutan. Metode ini mencatat biaya produksi setiap periode berdasarkan unit setara yang mempertimbangkan tingkat penyelesaian produk dalam proses.
Tes tengah semester mata kuliah akuntansi manajemen membahas konsep biaya produk, identifikasi biaya per unit, dan analisis biaya desain berdasarkan unit produksi untuk menentukan biaya variabel dan tetap serta fungsi biaya. Metode ABC juga digunakan untuk menghitung biaya overhead per unit produk.
Dokumen tersebut membahas tentang analisis biaya volume dan laba yang menggambarkan hubungan antara biaya variabel, biaya tetap, harga jual, volume penjualan, dan komposisi produk terhadap laba perusahaan. Dokumen ini juga menjelaskan konsep-konsep seperti titik impas, margin kontribusi, rasio margin kontribusi, dan faktor tuasan operasi.
Dokumen menjelaskan tentang konsep untung, rugi, harga jual, dan harga beli dalam bisnis. Terdapat beberapa contoh soal untuk memahami perhitungan untung, rugi, dan persentase untung.
Dokumen tersebut membahas tentang departemenalisasi biaya overhead pabrik, yang merupakan pembagian pabrik menjadi bagian-bagian atau departemen untuk mengalokasikan biaya overhead. Hal ini berguna untuk mengendalikan biaya dan menentukan harga pokok produk dengan lebih tepat. Dokumen ini juga menjelaskan cara menentukan tarif biaya overhead per departemen melalui penyusunan anggaran dan alokasi biaya antar departemen.
Dokumen tersebut membahas konsep-konsep dasar aritmatika sosial seperti harga pembelian, harga penjualan, untung, rugi, diskon, bruto, netto, dan tara. Juga dibahas tentang rumus-rumus perhitungan bunga tunggal dan contoh soal-soal untuk latihan.
Dokumen tersebut membahas beberapa topik matematika sosial seperti diskon, netto bruto dan tara, serta bunga tunggal. Diskon adalah potongan harga yang diberikan kepada pembeli untuk mempromosikan penjualan. Netto adalah berat bersih suatu barang, bruto adalah berat kotor, dan tara adalah berat kemasan dan label. Bunga tunggal adalah suku bunga yang tetap dari waktu ke waktu, dihitung dengan memb
Metode kuadrat terkecil digunakan untuk memisahkan biaya tetap dan variabel dengan menggunakan persamaan garis lurus berdasarkan data biaya listrik dan jam mesin selama setahun. Tarif biaya variabel dihitung sebesar Rp. 29,414 per jam mesin, sedangkan biaya tetapnya adalah Rp. 1,195,255.
[Ringkasan]
Dokumen tersebut merupakan evaluasi hasil belajar matematika pada subpokok bahasan aritmatika sosial untuk siswa kelas VII SMP Negeri 4 Jember. Dokumen tersebut memuat kisi-kisi soal ulangan harian, lembar soal, kunci jawaban, hasil validasi soal oleh tiga orang validator, dan analisis butir soal.
Contoh soal aritmatika sosial smp kelas 7MyOs Supardi
Dokumen tersebut berisi contoh soal aritmatika sosial untuk siswa SMP kelas 7 yang meliputi materi jual beli, keuntungan, kerugian, persentase, bunga bank, dan perbandingan. Terdapat 15 soal dengan pembahasan masing-masing. Soal-soal tersebut bertujuan melatih keterampilan menyelesaikan masalah aritmatika sosial yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian produk bersama, produk sampingan, dan metode-metode alokasi biaya bersama ke setiap produk. Produk utama dihasilkan bersama sedangkan produk sampingan bukan merupakan tujuan utama produksi. Ada beberapa metode untuk mengalokasikan biaya bersama seperti metode harga pasar, kuantitas, dan rata-rata tertimbang.
Dokumen tersebut membahas tentang metode harga pokok proses. Metode ini digunakan untuk menghitung biaya produksi pada perusahaan manufaktur yang memproduksi barang homogen secara berkelanjutan. Metode ini mencatat biaya produksi setiap periode berdasarkan unit setara yang mempertimbangkan tingkat penyelesaian produk dalam proses.
Tes tengah semester mata kuliah akuntansi manajemen membahas konsep biaya produk, identifikasi biaya per unit, dan analisis biaya desain berdasarkan unit produksi untuk menentukan biaya variabel dan tetap serta fungsi biaya. Metode ABC juga digunakan untuk menghitung biaya overhead per unit produk.
Dokumen tersebut membahas tentang analisis biaya volume dan laba yang menggambarkan hubungan antara biaya variabel, biaya tetap, harga jual, volume penjualan, dan komposisi produk terhadap laba perusahaan. Dokumen ini juga menjelaskan konsep-konsep seperti titik impas, margin kontribusi, rasio margin kontribusi, dan faktor tuasan operasi.
Dokumen tersebut membahas perbandingan antara sistem biaya penuh (full costing) dan sistem biaya variabel (variable costing). Full costing membebankan seluruh biaya produksi ke produk, sedangkan variable costing hanya membebankan biaya variabel. Hal ini menyebabkan perbedaan dalam pelaporan laba antara kedua metode. Dokumen ini juga memberikan contoh penerapan kedua metode tersebut beserta analisis biaya, kuantitas, dan laba yang dapat dilakukan men
Dokumen tersebut membahas tentang penentuan harga pokok produk bersama dan produk sampingan. Terdapat empat metode untuk mengalokasikan biaya bersama yaitu metode nilai jual relatif, metode satuan fisik, metode rata-rata biaya per satuan, dan metode rata-rata tertimbang. Dokumen juga membedakan antara produk bersama, produk sampingan, dan produk sekutu serta menjelaskan metode akuntansi untuk memperlakuk
Dokumen tersebut merangkum jadwal kegiatan dan biaya produksi puténgu selama dua bulan pertama, mencakup penyiapan peralatan, legalitas, promosi, produksi, evaluasi, rincian biaya bahan baku, pelengkap, lain-lain, dan peralatan tetap. Juga dijelaskan perhitungan break even point setelah 83 hari, keuntungan Rp1,15 juta per bulan, dan waktu payback periode delapan setengah bulan.
MATERI AKUNTANSI IJARAH POWER POINT (PPT)ritaseptia16
Ijarah adalah akad sewa-menyewa antara pemilik ma’jur (obyek
sewa) dan musta’jir (penyewa) untuk mendapatkan imbalan atas obyek
sewa yang di sewakannya.
BAB 3 PROFESI, PELUANG KERJA, DAN PELUANG USAHA BIDANG AKL.pptxanselmusl280
Jurusan akuntansi merupakan salah satu jurusan yang cukup populer di Indonesia. Banyak mahasiswa yang memilih jurusan ini karena prospek kerja yang menjanjikan. Namun, sebelum memilih jurusan ini, sebaiknya Anda mengetahui terlebih dahulu apa itu jurusan akuntansi.
Akuntansi adalah suatu bidang ilmu yang mempelajari tentang pencatatan, pengukuran, pengklasifikasian, dan pelaporan transaksi keuangan. Jurusan akuntansi sendiri merupakan suatu program studi yang mengajarkan ilmu akuntansi, mulai dari dasar-dasar akuntansi hingga akuntansi lanjutan.
Dalam jurusan akuntansi, Anda akan mempelajari berbagai materi, seperti dasar-dasar akuntansi, teori akuntansi, analisis laporan keuangan, audit, pajak, hingga manajemen keuangan. Selain itu, Anda juga akan belajar menggunakan software akuntansi, seperti Microsoft Excel dan SAP.
Gelar akademik yang akan didapatkan oleh para lulusan S-1 jurusan akuntansi adalah Sarjana Akuntansi (S.Ak.). Memiliki gelar sarjana akuntansi merupakan salah satu syarat penting untuk menjadi seorang akuntan profesional.
Dengan memperoleh gelar sarjana akuntansi, seseorang dianggap memiliki pengetahuan yang mendalam mengenai akuntansi, audit, pajak, dan manajemen keuangan.
Setelah lulus dari jurusan akuntansi, Anda memiliki peluang kerja yang sangat luas. Anda bisa bekerja di berbagai bidang, seperti akuntan publik, auditor, konsultan pajak, pegawai bank, pegawai asuransi, broker saham, hingga dosen akuntansi. Bahkan, jika Anda memiliki kemampuan untuk memulai bisnis, Anda juga bisa membuka usaha konsultan akuntansi.
Anda juga bisa memperoleh gaji yang cukup tinggi jika bekerja di bidang akuntansi. Gaji rata-rata untuk lulusan akuntansi di Indonesia bervariasi, tergantung dari posisi dan pengalaman kerja. Namun, umumnya gaji untuk lulusan akuntansi di Indonesia berkisar antara 4 hingga 10 juta rupiah per bulan.
Secara keseluruhan, jurusan akuntansi memiliki prospek kerja yang menjanjikan dan peluang karier yang luas. Namun, sebelum memilih jurusan ini, pastikan Anda memiliki minat dan bakat dalam bidang akuntansi. Selain itu, perlu juga memiliki kemampuan analisis yang baik, teliti, dan detail-oriented.
Salah satu prospek kerja yang menarik bagi lulusan akuntansi adalah menjadi broker saham.
Sebagai broker saham, tugas utama adalah membantu investor dalam membeli dan menjual saham di pasar saham. Selain itu, seorang broker saham juga harus memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam menganalisis data dan memprediksi pergerakan harga saham.
Meskipun menjadi broker saham terdengar menarik dan menjanjikan, tetapi tidak semua lulusan akuntansi bisa menjadi broker saham dengan mudah. Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi untuk menjadi broker saham, antara lain harus memiliki sertifikasi yang dikeluarkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) dan harus memiliki lisensi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Namun, bagi lulusan akuntansi yang memiliki sertifikasi dan lisensi tersebut, prospek kerja sebagai broker saham di Indonesia
1. TUGAS MATA KULIAH
AKUNTANSI BIAYA
PRODUK BERSAMA (LANJUTAN)
KELOMPOK 3 :
NAMA KELOMPOK: 1. Dharmawan Widiatmo (1610210570 / 3SM4)
2. Eva Mardiana (1610210636 / 3SM4)
3. Reisa Berliana (1610210678 / 3SM4)
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA (STIESIA)
SURABAYA
TAHUN AJARAN 2017 / 2018
3. 1
TITIK PISAH BERAGAM
Proses produksi yang mengilustrasikan metode allokasi biaya bersama pada contoh 5 sampai
dengan 10 diatas hanya terjadi satu kali titik pisah (tidak beragam). Namun banyak operasi
manufaktur memiliki beberapa titik pisah (multiple split – off point) dengan biaya yang dapat
dipisahkan (tambahan biaya pengolahan) untuk setiap tahapan.
Pada kasus ini metode yang digunakan adalah nilai jual hipotetis. Berikut ini ilustrasi allokasi
biaya bersama dengan titik pisah beragam:
Contoh 11
PT. Popos menghasilkan produk A, B, dan C, yang masing – masing dijual dengan harga Rp.
900, Rp. 1.200, dan Rp. 1.100. Departemen 1 memproses 1.000 kg bahan baku dengan total
biaya produksi Rp 250.000. Departemen 1 mentransfer 65% dari bahan baku yang diproses
ke departemen 2 , dengan tambahan biaya Rp. 80.000. Departemen 3 memproses 35% unit
yang tersisa dari departemen 1 dengan tambahan biaya Rp. 11.000. karena terjadi penguapan
di departemen 3, maka hanya 210 kg yang dihasilkan menjadi produk C. 80% dari unit yang
diolah di departemen 2 ditransfer ke departemen 4 agar menjadi produk A dengan tambahan
biaya Rp. 201.500. Departemen 5 memproses 20% sisanya dari departemen 2 sehingga
menjadi produk B dengan tambahan biaya Rp. 12.500
Multiple Split – off Point
Rp 201.500
A
Dep (4) 520 kg
Rp. 80.000
Dep (2) 600 kg
Rp. 12.500
B
Rp. 250.000 Dep (5) 130 kg
Dep (1) 1.000 kg
Rp. 11.000
C (210)
Dep (3) 350 kg
4. 2
Menentukan nilai jual hipotetis sebagai dasar allokasi biaya bersama
Produk A dan B : Nilai jual A (520 x 900 ) Rp. 468.000
Tambahan biaya dep. 4 Rp. 201.500
Rp. 266.500
Nilai jual B (130 x 1.200) Rp. 156.000
Tambahan biaya dep. 5 Rp. 12.500
Rp. 143.500
Total nilai jual Rp. 410.000
Pemrosesan departemen 2 Rp. 80.000
Nilai jual hipotesis produk A dan B Rp. 330.000
Produk C: Nilai jual C (210 x 1.100) Rp. 231.000
Tamabahan biaya dep. 3 Rp. 11.000
Rp. 220.000
Total nilai jual hipotetis Rp. 550.000
Allokasi biaya bersama departemen 1 Rp. 250.000 adalah:
Produk A dan B = (330 : 550) x 250.000 = Rp. 150.000,-
Produk C = (220 : 550) x 250.000 = Rp. 100.000,-
Rp. 250.000,-
Allokasi biaya bersama departemen 2 Rp. 150.000 (dari departemen 1) dan Rp. 80.000
(tamabahan biaya departemen 2) adalah :
Produk A = (266,5 : 410) x 230.000 = Rp. 149.500,-
Produk B = (143,5 : 410) x 230.000 = Rp. 80.500,-
Rp. 230.000,-
5. 3
Perhitungan harga pokok per unit
Produk Jumlah Allokasi Tambahan Total HP/Unit
(kg) Biaya Bersama Biaya Biaya
A 520 Rp. 149.500 Rp. 201.500 Rp. 351.000 Rp. 675
B 130 Rp. 80.500 Rp. 12.500 Rp. 93.000 Rp. 715,38
C 210 Rp. 100.000 Rp. 11.000 Rp. 111.000 Rp. 528,57
BIAYA BERSAMA DAN KEPUTUSAN MANAJEMEN
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan tujuan allokasi biaya bersama adalah agar harga
pokok setiap produk bersama dapat ditentukan sehingga dapat diketahui pula kontribusi
masing – masing produk terhadap seluruh laba yang diperoleh perusahaan. Harga pokok
setiap produk bersama yang ditentukan melalui proses allokasi tidak bermanfaat bagi
manajemen dalam pengambilan keputusan bahkan sering kali menyesatkan. Ilustrasi tersebut
menjelaskan tentang hal tersebut :
Contoh 12:
PT. Bunter menghasilkan 3 produk bersama A, B, dan C. Produk – produk tersebut dapat
langsung dijual pada saat titik pisah dan dapat pula diproses lebih lanjut kemudian dijual.
Biaya prosess lanjutan berisfat variable dan dapat diikuti jejaknya pada setiap produk.
Berikut data produksi dan biaya yang terjadi, sedangkan biaya bersama sebesar Rp. 121.500,-
Produks Unit Nilai jual pada Tambahan Nilai Jual
Titik Pisah Biaya Bersama Setelah Diolah
A 2.000 Rp. 45.000 Rp. 20.000 Rp. 60.000
B 1.500 Rp. 75.000 Rp. 20.000 Rp. 98.000
C 1.500 Rp. 30.000 Rp. 18.000 Rp. 62.000
Rp.150.000 Rp. 58.000 Rp. 220.000
Agar dapat menaikkan laba total maksimal, manajemen dihadapkan kepada persoalan, jenis
produk mana yang perlu diproses lebih lanjut?
Pilihan 1 : Produk A saja Pilihan 4 : Produk A dan B
Pilihan 2 : Produk B saja Pilihan 5 : Produk A dan C
Pilihan 3 : Produk C saja Pilihan 6 : Produk B dan C
6. 4
Jika menggunakan metode nilai jual hipotetis relatip maka allokasi biaya bersama dan
laporan laba rugi:
Produk Nilai Jual Tambahan B Nilai Jual Allokasi Total
Stlh. Diolah Pengolahan Hipotetis B. Bersama B. Produksi
A Rp. 60.000 Rp. 20.000 Rp. 40.000 Rp. 30.000 Rp. 50.000
B Rp. 98.000 Rp. 20.000 Rp. 78.000 Rp. 58.000 Rp. 78.500
C Rp. 62.000 Rp. 18.000 Rp. 44.000 Rp. 33.000 Rp. 51.000
Rp. 220.000 Rp. 58.000 Rp. 162.000 Rp. 121.500 Rp. 179.500
Produk A Produk B Produk C Total
Penjualan (Rp) Rp. 60.000 Rp. 98.000 Rp. 62.000 Rp. 220.000
Penjualan (Rp) Rp. 50.000 Rp. 78.500 Rp. 51.000 Rp. 179.500
Laba (Rugi) Rp. 10.000 Rp. 19.500 Rp. 11.000 Rp. 40.500
Jika menggunakan metode biaya per unit rata – rata, maka allokasi biaya bersama dan
laporan laba rugi
Produk Unit Biaya Per Allokasi Tambahan B Total
Unit Rata – rata B. Bersama Pengolahan B. Produksi
A 2000 Rp. 2,43 Rp. 48.600 Rp. 20.000 Rp. 68.600
B 1500 Rp. 2,43 Rp. 36.450 Rp. 20.000 Rp. 56.450
C 1500 Rp. 2,43 Rp. 36.450 Rp. 18.000 Rp. 54.450
5000 Rp. 121.500 Rp. 58.000 Rp. 179.500
Keterangan : Rp 121.500 : 5.000 = Rp. 2,43
Produk A Produk B Produk C Total
Penjualan (Rp) Rp. 60.000 Rp. 98.000 Rp. 62.500 Rp. 220.000
Penjualan (Rp) Rp. 68.600 Rp. 56.450 Rp. 54.450 Rp. 179.500
Laba (Rugi) (Rp. 8.600) Rp. 42.500 Rp. 7.550 Rp. 40.500
Dari perhitungan laba rugi diatas berdasarkan kedua metode allokasi biaya bersama, menurut
metode biaya per unit rata – rata produk B dan C yang perlu diolah lebih lanjut, sedangkan
produk A tidak perlu karena merupakan kerugian Rp. 8.600,-
7. 5
Sedangkan menurut metode nilai jual hipotetis justru produk A, B, dan C yang perlu diolah
lebih lanjut karena ketiga produk tersebut menghasilkan laba
Hasil analisis diatas membuktikan bahwa metode allokasi tidak bermanfaat bagi manajemen
dalam memecahkan persoalan diatas bahkan menyesatkan karena sebenarnya total laba yang
diperoleh menurut kedua metode sama besar yaitu Rp. 40.500,-
Untuk memecahkan persoalan diatas manajemen harus membandingkan tambahan nilai jual
(pendapatan) dengan tambahan biaya jika produk tertentu diolah lebih lanjut. Berdasarkan
data diatas dapat dilakukan perhitungan :
Produk A Produk B Produk C
Tambahan pendapatan :
Nilai jual setelah diolah Rp. 60.000 Rp. 98.000 Rp. 62.600
Nilai jual saat titik pisah Rp. 45.000 Rp. 75.000 Rp. 30.000
Laba (Rugi) Rp. 15.000 Rp. 23.000 Rp. 32.000
Tambahan biaya pengolahan Rp. 20.000 Rp. 20.000 Rp.18.000
Tamabahan Laba (Rugi) (Rp. 5.000) Rp. 3.000 Rp.14.000
Dari perhitungan diatas ternyata produk B dan C yang sebaiknya diolah karena produk
tersebut akan menaikkan laba sebesar Rp. 17.000. Hal ini dapat dibuktikan dengan
perhitungan laba rugi
Tidak diolah B & C diolah A B & C diolah
Penjualan Rp. 150.000 Rp. 205.000 Rp. 220.000
HP Penjualan :
Biaya Bersama Rp. 121.500 Rp. 121.500 Rp. 121.500
Tambahan Biaya Rp. - Rp. 38.000 Rp. 58.000
Rp. 121.500 Rp. 159.500 Rp. 179.500
Laba Rp. 28.500 Rp. 45.500 Rp. 40.500
Rp. 17.000
Rp. 12.000
8. 6
KESIMPULAN
Dari teori diatas maka dapat disimpulkan bahwa Biaya Produk Bersama juga bisa diartikan
sebagai biaya yang dikeluarkan sejak saat mula-mula bahan baku diolah sampai dengan saat
berbagai macam produk dapat dipisahkan identitasnya. Biaya produk bersama muncul dari
produksi secara simultan atas berbagai produk dalam proses yang sama. Ketika dua atau
tiga produk di produksi dari sumber daya yang sama maka akan terbentuk biaya gabungan.
Biaya gabungan terjadi sebelum titik pisah (split-off). Titik pisah adalah saat dihasilkannya
dua atau lebih produk bersama, dimana pada saat itu produk bersama bisa langsung dijual
atau diproses lebih lanjut.