Dokumen tersebut membahas tentang konsep-konsep Hal dan Maqam dalam Tasawuf. Hal didefinisikan sebagai pengalaman spiritual yang dialami oleh para sufi, sementara Maqam didefinisikan sebagai tingkatan yang harus dilewati untuk mendekatkan diri kepada Allah. Berbagai tingkatan Hal dan Maqam dijelaskan beserta perbedaan pandangan tokoh-tokoh Tasawuf mengenai apakah Hal bersifat sementara atau kekal.
Akhlak terpuji meliputi sifat-sifat seperti zuhud (meninggalkan dunia), tawakal (berserah diri kepada Allah), ikhlas (melakukan sesuatu hanya untuk Allah), dan husnuzan (berpikir positif). Sifat-sifat ini penting dalam memupuk akhlak mulia seseorang dan hubungan sosial yang harmonis.
Akhlak terpuji meliputi sifat-sifat seperti zuhud (meninggalkan dunia untuk beribadah), tawakal (berserah diri kepada Allah setelah berusaha maksimal), ikhlas (melakukan amal hanya untuk Allah tanpa riya'), dan husnuzan (berpandangan positif). Sifat-sifat ini dapat membentuk karakter yang mulia.
Makalah ini membahas tentang keimanan kepada Allah SWT. Terdiri dari pendahuluan, pembahasan, dan penutup. Pembahasan menjelaskan tentang pengenalan terhadap Allah SWT yang meliputi makna ma'rifatullah dan cara mencapainya. Juga dasar keimanan kepada Allah SWT yang terdiri dari keyakinan hati, ucapan, dan perbuatan serta dapat bertambah dan berkurang.
Ajaran tasawuf meliputi maqamat (usaha untuk mendekat kepada Allah) dan ahwal (anugerah spiritual dari Allah karena ketaatan dan ibadah yang terus-menerus). Ada juga ajaran-ajaran yang belum disepakati oleh oleh para sufi.
Husnudzon adalah sikap berpikir positif dan berprasangka baik. Terdiri dari 3 macam yaitu husnudzon kepada Allah dengan berpikir bahwa segala kehendak-Nya adalah yang terbaik, husnudzon terhadap diri sendiri dengan percaya diri, dan husnudzon terhadap sesama dengan berpikir positif tentang orang lain. Hikmah husnudzon antara lain menumbuhkan cinta kepada Allah, syukur, sabar,
Dokumen tersebut membahas tentang konsep-konsep Hal dan Maqam dalam Tasawuf. Hal didefinisikan sebagai pengalaman spiritual yang dialami oleh para sufi, sementara Maqam didefinisikan sebagai tingkatan yang harus dilewati untuk mendekatkan diri kepada Allah. Berbagai tingkatan Hal dan Maqam dijelaskan beserta perbedaan pandangan tokoh-tokoh Tasawuf mengenai apakah Hal bersifat sementara atau kekal.
Akhlak terpuji meliputi sifat-sifat seperti zuhud (meninggalkan dunia), tawakal (berserah diri kepada Allah), ikhlas (melakukan sesuatu hanya untuk Allah), dan husnuzan (berpikir positif). Sifat-sifat ini penting dalam memupuk akhlak mulia seseorang dan hubungan sosial yang harmonis.
Akhlak terpuji meliputi sifat-sifat seperti zuhud (meninggalkan dunia untuk beribadah), tawakal (berserah diri kepada Allah setelah berusaha maksimal), ikhlas (melakukan amal hanya untuk Allah tanpa riya'), dan husnuzan (berpandangan positif). Sifat-sifat ini dapat membentuk karakter yang mulia.
Makalah ini membahas tentang keimanan kepada Allah SWT. Terdiri dari pendahuluan, pembahasan, dan penutup. Pembahasan menjelaskan tentang pengenalan terhadap Allah SWT yang meliputi makna ma'rifatullah dan cara mencapainya. Juga dasar keimanan kepada Allah SWT yang terdiri dari keyakinan hati, ucapan, dan perbuatan serta dapat bertambah dan berkurang.
Ajaran tasawuf meliputi maqamat (usaha untuk mendekat kepada Allah) dan ahwal (anugerah spiritual dari Allah karena ketaatan dan ibadah yang terus-menerus). Ada juga ajaran-ajaran yang belum disepakati oleh oleh para sufi.
Husnudzon adalah sikap berpikir positif dan berprasangka baik. Terdiri dari 3 macam yaitu husnudzon kepada Allah dengan berpikir bahwa segala kehendak-Nya adalah yang terbaik, husnudzon terhadap diri sendiri dengan percaya diri, dan husnudzon terhadap sesama dengan berpikir positif tentang orang lain. Hikmah husnudzon antara lain menumbuhkan cinta kepada Allah, syukur, sabar,
Dokumen tersebut membahas tentang musyahadah dan mukasyafah dalam tasawuf. Musyahadah didefinisikan sebagai melihat Allah secara langsung dengan hati, sedangkan mukasyafah adalah terbukanya tirai antara hamba dan Allah sehingga memungkinkan pengalaman spiritual langsung. Dokumen ini juga membahas berbagai pandangan ulama tentang definisi dan jenis-jenis musyahadah dan mukasyafah serta cara untuk mencapai pengal
Dokumen tersebut membahas konsep mukasyafah dan musyahadah dalam tasawwuf perbandingan. Mukasyafah adalah terbukanya tabir penghalangan untuk mendekatkan diri kepada Allah, sedangkan musyahadah adalah merasakan kehadiran Allah di hati. Untuk mencapai tahap ini, perlu membersihkan hati dari nafsu-nafsu jahat dan meningkatkan taqwa.
Dokumen tersebut membahas tentang konsep Al-Qabd dan Al-Basath dalam Tasawuf. Al-Qabd merujuk pada perasaan takut yang muncul ketika menyadari keagungan Allah, sementara Al-Basath merujuk pada perasaan bahagia ketika menyadari sifat-sifat keindahan Allah. Orang-orang sufi yang mengalami kedua perasaan tersebut telah mencapai tingkat makrifat yang tinggi terhadap Allah. Mereka melihat Al-Qabd
Dokumen tersebut membahas konsep-konsep dasar tasawuf seperti maqam (tingkatan), hal (keadaan) dan makrifat (pengetahuan spiritual) berdasarkan pandangan para ulama tasawuf. Beberapa maqam yang dijelaskan meliputi taubat, sabar, zuhud, fakir, tawakkal, mahabbah dan redha. Sedangkan hal-hal yang disebutkan adalah khauf, raja', mahabbah dan muraqabah. Dokumen ini juga memberikan rujukan
Ringkasan dokumen tersebut membahas makna sukru dan sahwu. Sukru didefinisikan sebagai rasa kasih yang kuat terhadap Allah sehingga tidak mampu berfikir hal lain. Sahwu adalah memiliki kesadaran yang sempurna akan keberadaan Allah sebagai penguasa. Dokumen ini juga membahas pandangan ulama tentang apakah sukru dapat dicapai melalui usaha atau anugerah Allah, serta hubungan antara sukru dan sahw
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian dan contoh sikap husnuzan khususnya terhadap Allah. Husnuzan secara bahasa berarti berbaik sangka. Sikap husnuzan kepada Allah ditunjukkan dengan selalu berbaik sangka atas segala kehendak Allah walaupun terjadi musibah, dan yakin bahwa apa yang ditakdirkan Allah pasti bermanfaat.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai konsep taqwa dalam Islam. Secara ringkas, taqwa didefinisikan sebagai ketakutan kepada Allah dengan melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Dokumen tersebut juga menjelaskan ciri-ciri seseorang yang bertaqwa seperti bersikap adil, sabar, dan menahan amarah. Ilmu pengetahuan dipandang penting untuk memahami dan melaksanakan ajar
Tugasan ini membahas istilah "al-Qabdhu dan al-Basthu" dalam Tasawwuf perbandingan. Secara ringkas, al-Qabdhu merujuk kepada perasaan sedih atau kesempitan hati, sementara al-Basthu merujuk kepada perasaan gembira atau kelapangan hati. Kedua kondisi ini dianggap sebagai ujian dari Allah untuk menguatkan iman hamba-Nya.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, macam-macam, contoh perilaku, dan hikmah dari husnuzan. Husnuzan secara bahasa berarti berbaik sangka dan memandang segala sesuatu secara positif tanpa prasangka buruk. Terdapat tiga macam husnuzan yaitu kepada Allah, diri sendiri, dan sesama manusia. Contoh perilakunya adalah bersabar menghadapi cobaan, percaya diri, dan saling menghormati. H
Dokumen tersebut membahasikan pentingnya hati yang bersih dalam pergaulan menurut ajaran Islam berdasarkan al-Quran dan hadis. Hati yang suci akan menghasilkan perilaku yang baik dalam berinteraksi dengan orang lain."
Dokumen tersebut membahasikan pentingnya hati yang bersih dalam pergaulan menurut ajaran Islam berdasarkan al-Quran dan hadis. Hati yang suci akan menghasilkan perilaku yang baik dalam berinteraksi dengan orang lain."
Dokumen tersebut membahas tentang musyahadah dan mukasyafah dalam tasawuf. Musyahadah didefinisikan sebagai melihat Allah secara langsung dengan hati, sedangkan mukasyafah adalah terbukanya tirai antara hamba dan Allah sehingga memungkinkan pengalaman spiritual langsung. Dokumen ini juga membahas berbagai pandangan ulama tentang definisi dan jenis-jenis musyahadah dan mukasyafah serta cara untuk mencapai pengal
Dokumen tersebut membahas konsep mukasyafah dan musyahadah dalam tasawwuf perbandingan. Mukasyafah adalah terbukanya tabir penghalangan untuk mendekatkan diri kepada Allah, sedangkan musyahadah adalah merasakan kehadiran Allah di hati. Untuk mencapai tahap ini, perlu membersihkan hati dari nafsu-nafsu jahat dan meningkatkan taqwa.
Dokumen tersebut membahas tentang konsep Al-Qabd dan Al-Basath dalam Tasawuf. Al-Qabd merujuk pada perasaan takut yang muncul ketika menyadari keagungan Allah, sementara Al-Basath merujuk pada perasaan bahagia ketika menyadari sifat-sifat keindahan Allah. Orang-orang sufi yang mengalami kedua perasaan tersebut telah mencapai tingkat makrifat yang tinggi terhadap Allah. Mereka melihat Al-Qabd
Dokumen tersebut membahas konsep-konsep dasar tasawuf seperti maqam (tingkatan), hal (keadaan) dan makrifat (pengetahuan spiritual) berdasarkan pandangan para ulama tasawuf. Beberapa maqam yang dijelaskan meliputi taubat, sabar, zuhud, fakir, tawakkal, mahabbah dan redha. Sedangkan hal-hal yang disebutkan adalah khauf, raja', mahabbah dan muraqabah. Dokumen ini juga memberikan rujukan
Ringkasan dokumen tersebut membahas makna sukru dan sahwu. Sukru didefinisikan sebagai rasa kasih yang kuat terhadap Allah sehingga tidak mampu berfikir hal lain. Sahwu adalah memiliki kesadaran yang sempurna akan keberadaan Allah sebagai penguasa. Dokumen ini juga membahas pandangan ulama tentang apakah sukru dapat dicapai melalui usaha atau anugerah Allah, serta hubungan antara sukru dan sahw
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian dan contoh sikap husnuzan khususnya terhadap Allah. Husnuzan secara bahasa berarti berbaik sangka. Sikap husnuzan kepada Allah ditunjukkan dengan selalu berbaik sangka atas segala kehendak Allah walaupun terjadi musibah, dan yakin bahwa apa yang ditakdirkan Allah pasti bermanfaat.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai konsep taqwa dalam Islam. Secara ringkas, taqwa didefinisikan sebagai ketakutan kepada Allah dengan melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Dokumen tersebut juga menjelaskan ciri-ciri seseorang yang bertaqwa seperti bersikap adil, sabar, dan menahan amarah. Ilmu pengetahuan dipandang penting untuk memahami dan melaksanakan ajar
Tugasan ini membahas istilah "al-Qabdhu dan al-Basthu" dalam Tasawwuf perbandingan. Secara ringkas, al-Qabdhu merujuk kepada perasaan sedih atau kesempitan hati, sementara al-Basthu merujuk kepada perasaan gembira atau kelapangan hati. Kedua kondisi ini dianggap sebagai ujian dari Allah untuk menguatkan iman hamba-Nya.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, macam-macam, contoh perilaku, dan hikmah dari husnuzan. Husnuzan secara bahasa berarti berbaik sangka dan memandang segala sesuatu secara positif tanpa prasangka buruk. Terdapat tiga macam husnuzan yaitu kepada Allah, diri sendiri, dan sesama manusia. Contoh perilakunya adalah bersabar menghadapi cobaan, percaya diri, dan saling menghormati. H
Dokumen tersebut membahasikan pentingnya hati yang bersih dalam pergaulan menurut ajaran Islam berdasarkan al-Quran dan hadis. Hati yang suci akan menghasilkan perilaku yang baik dalam berinteraksi dengan orang lain."
Dokumen tersebut membahasikan pentingnya hati yang bersih dalam pergaulan menurut ajaran Islam berdasarkan al-Quran dan hadis. Hati yang suci akan menghasilkan perilaku yang baik dalam berinteraksi dengan orang lain."
Universitas Negeri Jakarta banyak melahirkan tokoh pendidikan yang memiliki pengaruh didunia pendidikan. Beberapa diantaranya ada didalam file presentasi
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
2. Nama Kelompok 8
Nim : 23101089
Nim : 230101075
Nim : 230101099
01
02
03
Andika Lasmana
Indah Wardatul Abyad Indah Dwi Cahyani
Sufiani Komalasari
Nim : 23101097
04
3. Bahasa
Point A :
DEFINISI AHWAL
Istilah
Secara Spontan
Secara Teoritis
Asal kata hal artinya
keadaan sesuatu (Rohani)
Hal merupakan kedudukan
atau situasi kejiwaan yang di
anugrahkan Allah
Mendekatkan diri kepada
Allah Swt
Sebagai Hadiah dari Tuhan
4. Pengertian
Al – Ahwal adalah kondisi batin yang
baik,yang secara bahasa berasal dari
kata “al – hal” yang artinya keadaan
rohani yang mendadak terjadi pada hati
nurani dan tidak berlangsung lama. Ini
adalah kedudukan atau situasi kejiwaan
yang allah berikan pada seorang hamba
sebagai hasil amal soleh yang
mensucikan jiwa.
5. Menurut Harun
Nasution
Hal merupakan keadaan mental seperti
perasaan senang, perasaan sedih, perasaan
takut, dan lainnya. Hal masuk ke dalam hati
seseorang sebagai anugerah yang diberikan
oleh Allah SWT. Hal datang dan pergi dari
diri seorang tanpa usaha atau perjalanan
tertentu. Karena ia datang dan pergi
secara tiba-tiba dan tidak di sengaja.
6. Pendapat para Sufi Dalam
Pandangan Al-Thusi
“ Ahwal adalah keadaan hati yang selalu
berzikir, dan bukanlah hal itu dilihat dari
metedologi mujahadah dan latihan-latihan
seperti yang telah disebutkan sebagaimana
terdahulu. Ahwal tersebut seperti merasa
di awasi oleh Allah Swt, perasaan dekat
dengan Allah Swt, rasa cinta, takut, harap,
rindu, tenang, yakin, dan lainnya.”
7. Kegiatan Mental Para Sufi :
Riyadah
Uzlah
Latihan Kerohanian
Mengasingkan diri
Muqarabah
Merasa di awasi
Mujahadah
Bersunggu-sungguh
Khalwat
Menyendiri Suluk
Perjalanan
8. Perbedaan Maqamat dan Ahwal
MAQAMAT AHWAL
Sifatnya tetap, sebab untuk mecapai
tingkatan maqam yang lebih tinggi
Sifatnya hanya sementara, sebab datangnya
hanya sebentar saja
Diusahakan melalui perjuangan spiritual yang
panjang dan melelahkan
Tidak diusahakan, sebab merupakan sebuah
anugerah dari Allah Swt
Suatu pencapaian seseorang Karunia yang datang begitu saja
9. 7. Berterima Kasih ( al-Syukr )
Point B :
Yang disebut sebagai Hal ialah :
1. Takut ( al-Khauf )
2. Rendah Hati ( al-Tawadlu )
3. Patuh ( al-Taqwa )
4. Ikhlas ( al-Ikhlas )
5. Rasa Berteman ( al-Uns )
6. Gembira Hati ( al-Wajd )
10. 1. Takut ( Al-Khauf )
Adalah sikap mental merasa takut kepada Allah SWT
karena kurang sempurna pengabdiannya dan rasa takut
atau khawatir apabila Allah SWT tidak senang padanya.
2. Rendah Hati ( Al-Tawadlu )
Yaitu perilaku manusia yang mempunyai watak rendah hati,
tidak sombong, tidak angkuh, atau merendahkan diri agar
tidak kelihatan sombong, angkuh, congkak, besar kepala atau
kata-kata lain yang sepadan dengan tawadhu.
3. Patuh ( Al-Taqwa )
Adalah seseorang yang taat kepada Allah SWT dan mau
meninggalkan maksiat karena takut akan siksa-Nya.
11. 4. Ikhlas ( Al-Ikhlas )
Adalah perbuatan yang bertempat di kalbu dan bersih dari penyakit hati yang memiliki
tujuan hanya untuk mengharap ridho dari Allah SWT tanpa ada campuran niat apapun.
5. Rasa Berteman ( Al-Uns )
Merupakan kondisi kejiwaan, di mana seseorang mera- sakan kedekatan dengan Tuhan
atau pencerahan dalam kebenaran.
6. Gembira Hati ( Al-Wajd )
Yakni untuk mendekatkan diri kepada Allah. Sehingga menurut al-Gazālī, usaha manusia
untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan menumbuhkan rasa cinta dan rindu melalui
pendengaran musik atau suara indah diperbolehkan.
7. Berterima Kasih ( Al-Syukr )
Berarti ucapan, sikap dan perbuatan terima kasih kepada Allah SWT dan pengakuan
yang tulus atas nikmat dan karunia yang diberikan-Nya.
12. Point C :
Tingkatan Ahwal
Pada dasarnya ahwal dan maqamat merupakan satu
kesatuan yang saling berhubungan. Ahwal merupakan
karunia dari Allah SWT sedangkan maqamat merupakan
tahapan-tahapan yang harus dilalui oleh seorang hamba
dalam mendekatkan diri kepada Allah SWT. Oleh karena
itu, kita harus senantiasa mendekatkan diri kita kepada
Allah SWT, agar kita lebih didekatkan kepada hal, dan
kita mampu mencapai tingkatan-tingkatan dalam proses
mendekatkan diri kepada Allah.
13. Wasapada (muhasabah) meyakini bahwa Allah
Swt mengetahui segala pikiran, perbuatan, dan
rahasia dalam hati, yang membuat seseorang
menjadi hormat, takut, dan tunduk kepada Allah
Swt.
Sedangkan Muqarabah adalah meneliti dengan
cermat apakah perbuatan sehari-hari telah sesuai
atau malah menyimpang dari yang
dikehendakinya-Nya.
1. MUQARABAH DAN MUHASABAH ( Waspada
dan Mawas Diri )
14. Menjaga hati agar cermat
dan selalu terhubung
dengan Allah dan tidak
terganggu oleh hal” lain.
Muqarrabah al-qalbi
Kesadaran mendalam
terhadap jiwa, sehingga
selalu merasa diawasi
oleh Allah.
Muqarrabah ar-ruh
Pengawasan dan
kesadaran yang terus
menerus yang dapat
memperbaiki akhlak.
Muqarrabah as-sirri
Muqarabah dalam esesinya :
JIWA SADAR
HATI
15. Mahabbah adalah kecenderungan hati
untuk memperhatikan keindahan dan
kecantikan. Mahabbah merupakan pijakan
bagi segenap hal seperti tobat yang
menjadi pijakan maqam.
2. HUBB ( CINTA )
16. Raja’ dapat diartikan sebagai berharap atau optimis,
yaitu perasaan senang hari karena menanti sesuatu
yang diinginkan dan disenangi. Raja’ telah ditegaskan di
dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah : 218 :
3. Berharap dan Takut ( Raja’ dan Khauf )
َّ
نِا
َّ
ْنيِذال
ا ْوُنمٰا
َّ
ْنيِذالو
ا ْوُراجه
َّ
و
ا ُْوداهج
َّْيِف
َِّلْيِبس
َّ
ِ ٰ
ّللا
َّۙ
َّ
ُا
َّ
كِٕى
ٰٰۤول
َّ
ن ْوُج ْري
َّ
تمْحر
َّ
ِ ٰ
ّللا
َّۗ
َّ
ُ ٰ
ّللاو
َّ
ر ْوُفغ
َّ
ر
َّ
ٌْي ِح
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman serta orang-orang yang
berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat
Allah. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
17. 1. Cinta kepada apa yang diharapkannya
2. Takut bila harapannya hilang
3. Berusaha untuk mencapainya
Khauf adalah perasaan takut tidak mendapatkan
ampunan/rahmat Allah, Khauf dapat mecegah
hamba berbuat maksiat dan mendorong untuk
senantiasa berada dalam ketaatan.
Raja’ menurut 3 perkara yaitu :
“Apabila Khauf berlebihan akan menjadikan orang putus asa dan
pesemis, dan apabila Raja’ terlalu besar akan membuat orang menjadi
sombong dan meremehkan amalan karena optimis yang berlebihan.”
18. Syauq tetap diperlukan selama masih ada
cinta, syauq dalam lubuk hati seorang
sufi, yakni rindu untuk segera bertemu
dengan Tuhan. Bagi seorang sufi yang
rindu kepada Tuhan, mau dapat
mempertemukannya dengan Tuhan,
sebab hidup merintangi pertemuan ‘abdi
dan ma’budnya.
4. Syauq ( Rindu )
19. Intim atau uns adalah sifat manusia selalu berteman, tak pernah
merasa sepi. Seperti ungkapan berikut ini :
“ Ada orang yang merasa sepi dalam keramaian. Ia adalah orang yang
selalu memikirkan kekasihnya sebab sedang di mabuk cinta, seperti
halnya pasangan pemuda dan pemudi. Ia adalah orang yang selalu
memikirkan dan merencanakan tugas pekerjaan semata-mata. Adapun
engkau selalu merasa berteman dimanapun berada. Alangkah
mulianya engkau berteman dengan Allah, artinya engkau selalu berada
di dalam pemeliharaan Allah.”
5. Uns ( Intim )
20. Point D :
Maqamat Wal Ahwal
Jadi Hal atau Ahwal merupakan kondisi spiritual
atau pencerahan yang di dapat dalam suatu
kondisi maqam yang dicapai. Semakin jauh atau
tinggi maqam yang dicapai maka semakin tinggi
pencerahan yang di dapat, sehingga pemahaman
tentang ma’rifah semakin lebih baik lagi, dan
begitu seterusnya. Setiap maqam membawa
konsekuensi terjadinya hal/ahwal yang sesuai
dengan maqam tersebut.
21. Maqamat Wal Ahwal
Hal/Ahwal adalah sesuatu yang bersifat sementara.
Cirinya, jikalau maqam itu bersifat relatif permanen
sampai pindah ke maqam lain, maka hal/ahwal itu
terjadi secara sepintas di dalam jiwa seseorang, Jika
seseorang mampu mempertahankan hal/ahwal
tersebut, maka itu akan membawa seseorang ke
maqam selanjutnya.
22. JIKA ANDA BINGUNG MAU TANYA APA,
KAMI JUGA BINGUNG MAU JAWAB APA
S T J !
E A A !
S N W !
I Y A !
A B !
BERTANYALAH SESUAI
DENGAN KAPASITAS YANG
SEDANG PRESENTASI YA
GUYS !!!
23. SEKIAN DAN TERIMAKASIH / اًرْكُش
“ Sekian presentasi dari kelompok kami, mohon maaf jika
ada kekurangan karena kesempurnaan hanya milik Allah,
dan kamu salah satu ciptaan Allah yang sempurna. “