SlideShare a Scribd company logo
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanah memiliki beberapa sifat fisik, salah satunya adalah struktur tanah. Struktur
tanah merupakan salah satu sifat morfologi tanah yang dapat di amati secara langsung.
Morfologi tanah merupaka gambaran dari tubuh tanah yang menunjukkan kenampakan, ciri
maupun sifat umum yang dikandung oleh sebuah tanah. Ciri-ciri morfologi tanah merupakan
petunjuk dari proses yang pernah dialami tanah dari mulai pelapukan hingga terbentuknya
tanah tersebut.
Struktur tanah adalah susunan butir-butir tanah dan agregat-agregat primer tanah
secara alami menjadi bentuk tertentu yang dibatasi oleh bidan-bidang yang disebut agregat.
Struktur tanah merupakan sifat fisik tanah yang menggambarkan susunan ruangan partikel-
partikel tanah yang bergabung sau dengan yang lain membentuk agregat dari hasil proses
pedogenesis. Stryktur tanah berhubungan dengan cara dimana partikel pasir, debu, dan liat
dususun satu sama lain.
Tingkat perkembangan struktur tanah ditentukan berdasar atas kemantapan atau
ketahanan bentuk struktur tanah tersebut terhadap tekanan. Ketahanan struktur tanah ini
dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu tingkat perkembangan lemah, sedang, dan kuat. Ketiga
jenis perkembangan struktur tanah ini tentu memiliki daya ikat yang berbeda pada partikel-
partikelnya dalam menyusun bongkahan atau gumpalan yang disebaut struktur tanah.
Berdasarkan ingkat perkembangannya inilah struktur tanah sangat dipengaruhi oleh iklim,
bahan induk dan bahan organik untuk menyusun kerapatan tanah didalam suatu gumpalan
tanah.
1.2 Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Menentukan kerapatan butir tanah (BJ).
2. Menentukan kerapatan massa tanah (BV).
3. Menghitung porositas tanah.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Struktur tanah merupakan sifat fisik tanah yang menggambarkan susunan keruangan
partikel-partikel tanah yang bergabung satu dengan yang lain membentuk agregat. Dalam
tinjauan morfologi, strukturtanah dapat diartikan sebagai susunan partiikel-partikel primer
(pasir,debu dan liat) menjadi satu kelompok partikel tanah. Masing-masing partikel
primertanah ini terikat oleh unsur hara, sehingga menjadi satu-kesatuan yang saling
melengkapi. Kekuatan struktur tanah yang tebentuk ini tergantung dari kadar atau
perbandingan relatif antara pasir, debu, dan liat (Ahmad, 2009)
Struktur tanah yang terbentu ini terbagi menjadi dua jenis, yaitu strutur makro dan
struktur mikro. Struktur tanah makro adalah penyusunan agregat-agregat tanah satu dengan
yang lainnya tanpa dibatasi oleh bidang-bidang belah alami. Struktur tanah mikro
merupakan penyusunan agregat-agregat tanah satu dengan yang lainnya dibatasi oleh
bidang-bidang belah alami. Agregat-agregat tanah yang terbentuk secara alami disebut ped,
dan penjelasan struktur tanah ini dalam bentuk ukuran dan tingkatan prkembangan ped
(Tim Asisten, 2010)
Tanah yang terbentuk di daerah dengan curah hujan tinggi umumnya ditemukan
struktur tanah atau granular di lapisan atas (top soil) yaitu horison A dan struktur gumpal
di horison B atau tanah lapisan bawah (sub soil). Struktur tanah dapat berkembang dari
butiran-butiran tunggal ataupu kondisi massive. Dalam rangka menghasilkan agregat-
agregat dimana harus teapat beberapa mekanisme dalam partikel-partikel tanah
mengelompok bersama menjadi doster. Pembentukan ini kadang-kadang sampai ketahap
perkemebangan struktural yang mantap (Hanafiah, 2005).
Tanah dengan struktur baik mempunyai tata udara yang baik, unsur-unsur hara lebih
mudah tersedia dan mudah diolah oleh tanaman. Struktur tanah yang baik adalah yang
bentuknya membulat sehingga tidak dapat bersinggungan dengan rapat, akibatnya pori-pori
tanah banyak terbentuk. Disamping itu struktur tanah harus tidak mudah rusak, sehingga
pori-pori tanah tidak mudah tertutup (Ananto, 2010).
Struktur tanah sangat berpengaruh dalam bidang pertanian. Tanah sebagai media
tumbuh tanaman menjadi penentu seberapa hasil panen ang akan didapat. Jika strykturnya
terlalu mantap, maka akar akan sulit menembusnya, sealiknya jika kemantapan sterukturnya
terlalu lemah, maka ketersediaan unsur hara dan air akan sedikit karena tanah tidak dapat
mengikat unsur hara dan air dengan kuat, oleh karena itu dibutuhkan struktur tanah yang
seimbang (Kurnia, 2009).
BAB III METODE PELAKSANAAN
3.1 Pelaksanaan Praktikum.
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 20 November 2015 pada
pukul 14:30 – 16:00 WITA di Laboratorium Ilmu Tanah Fakultas Pertanian
Universitas Mataram.
3.2 Alat dan Bahan Praktikum.
Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah piknometer, kawat
pengaduk halus, termometer, botol semprot, corong gelas kecil, timbangan analitik,
cawan pemanas lilin, lampu spiritus, penumpu kaki tiga, gelas ukur, pipet ukur, oven,
eksikator, dua tuas benanghalus dan kuas. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan
pada praktikum ini adalah tanah entisol, tanah inseptisol, air dan lilin.
3.3 Prosedur Kerja
3.3.1 Kerapatan Butir Tanah (BJ)
1. Ditimbang piknometer kosong dan bersih (a gram).
2. Diisi piknometer dengan air (sampai tanda pipa kapiler dalam sumbatnya).
3. Ditimbang piknometer penuh dengan air (b gram) kemudian ukur temperatur air
dalam piknometerdengan pembulatan (𝑑1°𝑐), lihat dalam daftar yang tersedia berupa
BJ air pada temperatur (𝐡𝐽1).
4. Dibuang air dalam piknometer.
5. Diisi piknometer dengan tanah seberat 5 gr, dipasang sumbatannya dan ditimbang (c
gram).
6. Diisi piknometer dengan air sampai setengahnya, tanah diaduk-aduk kuat dengan
kawat pengaduk halus untuk menghilangkan udara yang terserap dalam tanah dan
digoyang-goyangkan kemudian dibiarkan selama 5 menit.
7. Ditimbang piknometer berisi tanah penuh dengan air (d gram) dan ukur temperatur air
di dalam piknometer (𝑑2°𝑐) lihat dalam daftar berapa BJ air dalam temperatur tersebut
(𝐡𝐽2).
3.3.2 Kerapatan Massa Tanah (BV).
1. Diambil sebongkah contoh tanah sedemikian rupa sehingga dapat masuk ke dalam
tabung ukur, bersihkan dengan hati-hati tanah yang menempel di permukaan dengan
kuas, lalu diikat dengan benang secara hati-hati sehingga dapat digantung. Timbang
bongkahan tanah tersebut (a gram).
2. Dicairkan lilin dalam pemanas, setelah temperatut turun 60Β°c bongkah tanah
dicelupkan ke dalam cawan, angkat dan biarkan bergantung sampai lapisan lilin yang
melapisinya membeku.
3. Ditimbang bongkahan tanah berlilin, setelah selaput lilin cukup keras (b gram).
4. Diisi tabung dengan air sampai volume tertentu dengan tepat (p ml). Bongkahan tanah
berlilin ditenggelamkan ke dalam air tersebut. Edangkan menggunakan pipet ukur air
(berat) air ditambah sampai permukaannya tepat garis tanda volume tertentu (q ml),
catat berapa ml air yang telah ditambahkan dari pipet (r ml).
5. Diambil bongkah tanah yang sejenis dan tetapkan kadar lengas tanah seperti pada
acara kadar lengas tanah untuk mendapatkan berat tanah kering mutlak. Menjelang
dimasukkan ke dalam penimbang bongkah tanah dipecahkan untuk memudahkan
penguapan air selama dipanasi.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan.
Tabel 1. Hasil pengamatan struktur tanah.
No Jenis tanah Berat Jenis (g/cm) Berat Volume (g/cm) Porositas (%)
1 Entisol 3,09 1,54 50,16
2 Inseptisol 0,25 1,37 44,8
Perhitungan :
ο‚· Tanah Entisol
BJ =
100 ( π‘βˆ’π‘Ž) π‘₯𝐡𝐽1 π‘₯𝐡𝐽2
(100+𝐾𝐿):𝐡𝐽2 ( π‘βˆ’π‘Ž)βˆ’π΅π½1 (π‘‘βˆ’π‘)
=
100(20,41βˆ’13,30) π‘₯0,996π‘₯0,996
(100+1,2):0,996(37,79βˆ’13,30)βˆ’0,996(42,64βˆ’20,41)
=
711π‘₯0,992016
(101,2) π‘₯24,39204 βˆ’22,14108
=
705 ,323376
(101,2) π‘₯2,25096
=
705 ,323376
228,3166116
=3,09 g/cm
BV =
87 π‘₯ π‘Ž
(100+𝐾𝐿){0,87( π‘žβˆ’π‘Ÿβˆ’π‘)βˆ’(π‘βˆ’π‘)}
=
87 π‘₯ 10 ,34
(100+1,2){0,87(410 βˆ’0βˆ’400)βˆ’(13,30βˆ’10,34)}
=
899,58
(101,2){8,7βˆ’2,96}
=
899,58
(101,2)5,74
=
899,58
580,888
=1,54 g/cm
P =(1 βˆ’
𝐡𝑉
𝐡𝐽
) π‘₯ 100%
=(1 βˆ’
1,54
3,09
) π‘₯ 100%
=(
3,09βˆ’1,54
3,09
) π‘₯ 100%
=0,5016 π‘₯ 100%
=50,16%
ο‚· Tanah Inseptisol
BJ =
100 ( π‘βˆ’π‘Ž) π‘₯𝐡𝐽1 π‘₯𝐡𝐽2
(100+𝐾𝐿):𝐡𝐽2 ( π‘βˆ’π‘Ž)βˆ’π΅π½1 (π‘‘βˆ’π‘)
=
100(20,69βˆ’20,16) π‘₯0,996π‘₯0,996
(100+1,3):0,996(44,95βˆ’20,69)βˆ’0,996(42,92βˆ’20,69)
=
53π‘₯0,992016
(101,3) π‘₯24,16296 βˆ’22,14108
=
52 ,576848
(101,3) π‘₯2,02188
=
52,576848
204,816444
=0,25 g/cm
BV =
87 π‘₯ π‘Ž
(100+𝐾𝐿){0,87( π‘žβˆ’π‘Ÿβˆ’π‘)βˆ’(π‘βˆ’π‘)}
=
87 π‘₯ 9,28
(100+1,3){0,87(409,5βˆ’0,6βˆ’400)βˆ’(11,22βˆ’9,28)}
=
807 ,36
(101,3){7,743βˆ’1,94}
=
807,36
(101,3)5,803
=
807,36
587,8439
=1,37 g/cm
P =(1 βˆ’
𝐡𝑉
𝐡𝐽
) π‘₯ 100%
=(1 βˆ’
1,37
0,25
) π‘₯ 100%
=(
0,25βˆ’1,37
0,25
) π‘₯ 100%
=44,8%
4.2 Pembahasan
Stuktur tanah merupakan sifat fisik tanah yang menggambarkan susunan keruangan
partikel-partikel tanah yang bergabung menjadi satu kesatuan dengan yang lain untuk
membentuk sebuah agregat tanah. Kualitas struktur tanah dapat dinyatakan dengan porositas,
karena pada porositas terdapat proses kimia dan biologi yang aktif terjadi di dalam pori-pori
tanah, sehingga porositas bisa menjadi tolok ukur kualitas struktur tanah. Pori-pori tanah
sangat mempengaruhi struktur tanah, jika tanah yang memiliki struktur kemampatan yang
rendah, maka tanah tersebut juga mempunyai porositas total yang rendah begitu pula
sebaliknya.
Perhitungan untuk menetukan nilai porositas suatu tanah, kita juga memerlukan nilai
Berat Jenis (BJ) dan Berat Volume (BV) tanah. Berat Jenis (BJ) merupakan perbandingan
relatif antara berat kering padatan tanah dengan volume satuan partikel-partikel tanah. Alat
yang kita gunakan untuk menentukan nilai Berat Jenis (BJ) suatu tanah biasanya disebut
dengan piknometer, karena tanah yang kita gunakan bukan tanah dalam bentuk bongkahan,
tetapi tanah yang sudah diayak atau disaring yang memiliki diameter 2 mm.
Berat Volume (BV) tanah adalah berat kering padatan tanah per volume total padatan
tanah yang dinyatakan dengan g/cm. Berat Volume (BV) ini sangat mempengaruhi tingkat
kemampatan tanah, bila nilai Berat Volume (BV) semakin tinggi maka kemampatan tanah
juga semakin tinggi begitu pula sebaliknya. Metode yang digunakan pada praktikum kali ini
adalah metode lilin, dengan prinsip kerja melapisi seluruh bagian bongkahan tanah dengan
lilin yang kemudian ditimbang dan menghitung volumenya, sehingga dapat diketahui nilai
nisbah antara berat bongkahan tanah yang berselimut lilin dengan volumenya.
Pada praktikum kali ini, kita akan menetukan nilai Berat Jenis (BJ), Berat Volume
(BV) dan porositas tanah pada tanah entisol dan inseptisol. Diperoleh hasil untuk tanah
entisol nilai Berat Jenis (BJ) sebesar 3,09 g/cm, Berat Volume (BV) sebesar 1,54 g/cm,
sehingga porositas tanah entisol adalah 50,16%.Hasil dari tanah inseptisol adalah nilai Berat
Jenis (BJ) sebesar 0,25 g/cm, Berat Volume (BV) sebesar 1,37g/cm, sehingga porositas tanah
inseptisol adalah 44,8%. Dari hasil praktikum ini tanah entisol memiliki struktur tanah
dengan porositas yang lebih besar daripada tanah inseptisol.
Menurut Forth di dalam bukunya yang berjudul β€œIlmu Tanah”, tanah inseptisol
memiliki nilai Berat Jenis (BJ) sebesar 1,0 g/cm, Berat Volume (BV) sebesar 1 sampai 1,20
g/cm dan porositas tanah berkisar 68% sampai 85%. Bila dibandingkan antara hasil
praktikum dengan teori menurut Forth, maka bisa dikatakan bahwa adanya perbedaan yang
cukup signifikan pada porositas tanah, yaitu 44,8% berbanding 68-85%. Hasil yang cukup
jauh ini mungkin dipengaruhi oleh praktikan yang kuranmg teliti dal;am mel;akukan
praktikum, sehingga data yang didapatkan kurang akurat.
Menurut Ananto Rahman, tanah entisol memiliki nilai Berat Volume (BV) sebesar
1,18 - 1,50 g/cm, Berat Jenis (BJ) sebesar 2,48 – 2,90 g/cm dan porositas tanah sebesar 65,28
– 89,01%. Bila dibandingkan anatar hasil praktikum dan teori Ananto Rahman, maka bisa
dikatakan tidak ada perbedaan yang cukup signifikan. Pada praktikum yang dilakukan
didapatkan hasil Berat Jenis (BJ) sebesar 3,09 g/cm, Berat Volume sebesar 1,54 g/cm dan
porositas tanah sebesar 50,16%, sehingga tidak ada perbedaan yang cukup signifikan antara
hasil praktikum dengan teori Ananto Rahman.
Manfaat mengetahui struktur tanah dalam bidang pertanian sangat banyak, yaitu
untuk mengetahui kandungan bahan organik, mineral, serta kebutuhan air dalam pengolahan
tanah dalam bidang pertanian. Hal tersebut dapat diketahui dengan melihat nilai Berat Jenis
(BJ), Berat Volume (BV) dan porositas total tanah tersebut, sehingga kita juga bisa
menentukan tanaman apa yang cocok untuk ditanam pada tanah tersebut dan melakukan
perencanaan tentang bagaimana cara merawat tanah tersebut agar tetap subur dan produktif.
Ketidak akuratan data yang diperoleh pada tanah inseptisol, yaitu nilai Berat Jenis
(BJ) dan porositas yang jauh dari teori Forth, mungkin dipengaruhi oleh perlakuan pada
bahan yang tidak sesuai prosedur pada saat praktikum. Hal tersebut bisa dilihat ketika terjadi
penambahan air kembali ketika terjadi kesalahan pada saat penimbangan piknometer yang
penuh dengan air, sehingga data yang didapatkan terdapat perbedaan dan tidak akurat.
Keabsahan nilai Berat Volume (BV) pun juga dipertanyakan, karena pencelupan bongkahan
tanah pada lapisan lilin juga tidak sesuai dengan metode yang sebenarnya. Bongkahan
dibiarkan dalam larutan lilin selama beberapa menit, sehingga larutan lilin juga bisa masuk ke
dalam pori-pori bongkah tanah tersebut. Jika melihat perlakuan yang salah seperti di atas,
maka nilai BJ dan BV yang didapatkan bisa dikatakan tidak akurat, sehingga mempengaruhi
perhitungan nilai porositas pada tanah inseptisol itu sendiri.
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan.
Berdasarkan hasil dan pembahasan di atas, maka dapat ditarik beberapa
kesimpulan sebagai berikut :
1. Kerapatan butir tanah (BJ) tanah entisol lebih tinggi daripada tanah
inseptisol, yaitu 3,09 g/cm berbanding 0,25 g/cm.
2. Kerapatan massa tanah (BV) tanah entisol lebih tinggi daripada tanah
inseptisol, yaitu 1,54 g/cm berbanding 1,37 g/cm.
3. Porositas tanah entisol lebih tinggi daripada tanah inseptisol, yaitu 50,16%
berbanding 44,8%.
5.2 Saran
Sebaiknya para petani harus mengetahui struktur pada masing-masing tanah,
agar mereka juga mengetahui tanaman apa ynag cocok untuk ditanam pada tanah
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Kemas H. 2005. Ilmu Tanah. Erlangga : Jakarta.
Rahman, Ananto. 2010. Dasar-dasar Ilmu Tanah. CV Karunia Ilmu : Cirebon.
Sandi, Kurnia.2009. Tanah dan Pertanian. Ganesha : Surabaya.
Shaufi, Ahmad.2009. Ilmu Tanah. Erlangga : Jakarta.
Tim Asisten dan Dosen.2010. Penuntun Dasar-dasar Ilmu Tanah. Universitas Hasanuddin
Press : Makasar.

More Related Content

What's hot

Dasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanaman
Dasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanamanDasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanaman
Dasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanaman
Purwandaru Widyasunu
Β 
laporan praktikum agroklimatologi
laporan praktikum agroklimatologilaporan praktikum agroklimatologi
laporan praktikum agroklimatologiedhie noegroho
Β 
pembuatan larutan stok & media MS
pembuatan larutan stok & media MSpembuatan larutan stok & media MS
pembuatan larutan stok & media MS
novhitasari
Β 
13 irigasi curah
13   irigasi curah13   irigasi curah
13 irigasi curah
Kharistya Amaru
Β 
Faktor faktor yang mempengaruhi unsur hara dalam tanah
Faktor faktor yang mempengaruhi unsur hara dalam tanahFaktor faktor yang mempengaruhi unsur hara dalam tanah
Faktor faktor yang mempengaruhi unsur hara dalam tanah
University of Lampung
Β 
Laporan praktikum evapotranspirasi
Laporan praktikum evapotranspirasiLaporan praktikum evapotranspirasi
Laporan praktikum evapotranspirasi
Tidar University
Β 
Laporan alsintan 1
Laporan alsintan 1Laporan alsintan 1
Laporan alsintan 1
Yuwan Kilmi
Β 
Laporan praktikum pembiakan vegetatif
Laporan praktikum pembiakan vegetatif Laporan praktikum pembiakan vegetatif
Laporan praktikum pembiakan vegetatif
Febrina Tentaka
Β 
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...
UNESA
Β 
Formulasi pestisida comp
Formulasi pestisida compFormulasi pestisida comp
Formulasi pestisida compdjojosumarto
Β 
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
UNESA
Β 
Fisiologi Tumbuhan
Fisiologi TumbuhanFisiologi Tumbuhan
Fisiologi Tumbuhan
Salmin 'chord'
Β 
suhu tanah
suhu tanahsuhu tanah
suhu tanah
Iqrimha Lairung
Β 
Faktor abiotik tanah dan topografi
Faktor abiotik tanah dan topografiFaktor abiotik tanah dan topografi
Faktor abiotik tanah dan topografiMeilani Marjuki
Β 
laporan praktikum acara 5 PENGENALAN PROFIL TANAH
laporan praktikum acara 5 PENGENALAN PROFIL TANAHlaporan praktikum acara 5 PENGENALAN PROFIL TANAH
laporan praktikum acara 5 PENGENALAN PROFIL TANAH
Alfian Nopara Saifudin
Β 
Laporan kadar air benih (autosaved)
Laporan kadar air benih (autosaved)Laporan kadar air benih (autosaved)
Laporan kadar air benih (autosaved)Mohammad Muttaqien
Β 
TEKNIK PERSILANGA,N BUATAN
TEKNIK PERSILANGA,N BUATANTEKNIK PERSILANGA,N BUATAN
TEKNIK PERSILANGA,N BUATAN
Repository Ipb
Β 
contoh laporan uji benih
contoh laporan uji benihcontoh laporan uji benih
contoh laporan uji benihRiva Anggraeni
Β 

What's hot (20)

Dasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanaman
Dasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanamanDasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanaman
Dasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanaman
Β 
laporan praktikum agroklimatologi
laporan praktikum agroklimatologilaporan praktikum agroklimatologi
laporan praktikum agroklimatologi
Β 
pembuatan larutan stok & media MS
pembuatan larutan stok & media MSpembuatan larutan stok & media MS
pembuatan larutan stok & media MS
Β 
13 irigasi curah
13   irigasi curah13   irigasi curah
13 irigasi curah
Β 
Faktor faktor yang mempengaruhi unsur hara dalam tanah
Faktor faktor yang mempengaruhi unsur hara dalam tanahFaktor faktor yang mempengaruhi unsur hara dalam tanah
Faktor faktor yang mempengaruhi unsur hara dalam tanah
Β 
Laporan praktikum evapotranspirasi
Laporan praktikum evapotranspirasiLaporan praktikum evapotranspirasi
Laporan praktikum evapotranspirasi
Β 
Laporan alsintan 1
Laporan alsintan 1Laporan alsintan 1
Laporan alsintan 1
Β 
Laporan praktikum pembiakan vegetatif
Laporan praktikum pembiakan vegetatif Laporan praktikum pembiakan vegetatif
Laporan praktikum pembiakan vegetatif
Β 
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...
Laporan Praktikum Kultur Jaringan Tumbuhan: Aklimatisasi Anggrek Dendrobium s...
Β 
Formulasi pestisida comp
Formulasi pestisida compFormulasi pestisida comp
Formulasi pestisida comp
Β 
Berat volume
Berat volumeBerat volume
Berat volume
Β 
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
Β 
Fisiologi Tumbuhan
Fisiologi TumbuhanFisiologi Tumbuhan
Fisiologi Tumbuhan
Β 
suhu tanah
suhu tanahsuhu tanah
suhu tanah
Β 
Faktor abiotik tanah dan topografi
Faktor abiotik tanah dan topografiFaktor abiotik tanah dan topografi
Faktor abiotik tanah dan topografi
Β 
Laporan ilmu tanah
Laporan ilmu tanahLaporan ilmu tanah
Laporan ilmu tanah
Β 
laporan praktikum acara 5 PENGENALAN PROFIL TANAH
laporan praktikum acara 5 PENGENALAN PROFIL TANAHlaporan praktikum acara 5 PENGENALAN PROFIL TANAH
laporan praktikum acara 5 PENGENALAN PROFIL TANAH
Β 
Laporan kadar air benih (autosaved)
Laporan kadar air benih (autosaved)Laporan kadar air benih (autosaved)
Laporan kadar air benih (autosaved)
Β 
TEKNIK PERSILANGA,N BUATAN
TEKNIK PERSILANGA,N BUATANTEKNIK PERSILANGA,N BUATAN
TEKNIK PERSILANGA,N BUATAN
Β 
contoh laporan uji benih
contoh laporan uji benihcontoh laporan uji benih
contoh laporan uji benih
Β 

Viewers also liked

Ekologi
EkologiEkologi
Ekologi
Sapar AmaEnbo
Β 
Body Painting (Body Art)
Body Painting (Body Art)Body Painting (Body Art)
Body Painting (Body Art)
amaliadeww
Β 
STRUKTUR TANAH DAN KEMANTAPAN AGREGAT
STRUKTUR TANAH DAN KEMANTAPAN AGREGATSTRUKTUR TANAH DAN KEMANTAPAN AGREGAT
STRUKTUR TANAH DAN KEMANTAPAN AGREGAT
mahviro vivi
Β 
fisika alat hidrolik
 fisika alat hidrolik  fisika alat hidrolik
fisika alat hidrolik Muhammad Taufik
Β 
5 sistem dan-keadaan-termodinamika-kelompok-5- new
5 sistem dan-keadaan-termodinamika-kelompok-5- new5 sistem dan-keadaan-termodinamika-kelompok-5- new
5 sistem dan-keadaan-termodinamika-kelompok-5- new
university sriwijaya
Β 
jembatan wheatstone
jembatan wheatstonejembatan wheatstone
jembatan wheatstone
Zara Neur
Β 
Soils
SoilsSoils
Tata Urutan Peraturan Perundang-Undangan
Tata Urutan Peraturan Perundang-UndanganTata Urutan Peraturan Perundang-Undangan
Tata Urutan Peraturan Perundang-UndanganMaharani Asmara Putri
Β 
Masalah yang muncul akibat keberagaman budaya
Masalah yang muncul akibat keberagaman budayaMasalah yang muncul akibat keberagaman budaya
Masalah yang muncul akibat keberagaman budayaRania Syafira Irfani Zulni
Β 
Fungsi larutan-buffer
Fungsi larutan-bufferFungsi larutan-buffer
Fungsi larutan-bufferDiane Arini
Β 
masyarakat multikultural di Indonesia
masyarakat multikultural di Indonesiamasyarakat multikultural di Indonesia
masyarakat multikultural di Indonesia
asyaffa
Β 
Mekanika tanah dan sifat fisik
Mekanika tanah dan sifat fisikMekanika tanah dan sifat fisik
Mekanika tanah dan sifat fisik
Inri Pata'dungan
Β 
Isolasi DNA dan RNA dari mikroba
Isolasi DNA dan RNA dari mikrobaIsolasi DNA dan RNA dari mikroba
Isolasi DNA dan RNA dari mikroba
Yona Oktasari
Β 
Tugas UAS MEDTEK UIN Jakarta TA 2014/2015
Tugas UAS MEDTEK UIN Jakarta TA 2014/2015Tugas UAS MEDTEK UIN Jakarta TA 2014/2015
Tugas UAS MEDTEK UIN Jakarta TA 2014/2015
1206951234
Β 
Efek Fotolistrik
Efek FotolistrikEfek Fotolistrik
Efek Fotolistrik
farahdibacm
Β 
S-PI, Adi Nurpermana, Hapzi Ali, E-Busness Global, Universitas Mercu Buana, 2017
S-PI, Adi Nurpermana, Hapzi Ali, E-Busness Global, Universitas Mercu Buana, 2017S-PI, Adi Nurpermana, Hapzi Ali, E-Busness Global, Universitas Mercu Buana, 2017
S-PI, Adi Nurpermana, Hapzi Ali, E-Busness Global, Universitas Mercu Buana, 2017
Adi Permana
Β 
Pengauditan lanjutan,sandy setiawan,etika dan tanggung jawab hukum akuntan pu...
Pengauditan lanjutan,sandy setiawan,etika dan tanggung jawab hukum akuntan pu...Pengauditan lanjutan,sandy setiawan,etika dan tanggung jawab hukum akuntan pu...
Pengauditan lanjutan,sandy setiawan,etika dan tanggung jawab hukum akuntan pu...
Sandy Setiawan
Β 

Viewers also liked (19)

Ekologi
EkologiEkologi
Ekologi
Β 
Body Painting (Body Art)
Body Painting (Body Art)Body Painting (Body Art)
Body Painting (Body Art)
Β 
Efek doppler
Efek dopplerEfek doppler
Efek doppler
Β 
STRUKTUR TANAH DAN KEMANTAPAN AGREGAT
STRUKTUR TANAH DAN KEMANTAPAN AGREGATSTRUKTUR TANAH DAN KEMANTAPAN AGREGAT
STRUKTUR TANAH DAN KEMANTAPAN AGREGAT
Β 
Kerusakan lingkungan
Kerusakan lingkunganKerusakan lingkungan
Kerusakan lingkungan
Β 
fisika alat hidrolik
 fisika alat hidrolik  fisika alat hidrolik
fisika alat hidrolik
Β 
5 sistem dan-keadaan-termodinamika-kelompok-5- new
5 sistem dan-keadaan-termodinamika-kelompok-5- new5 sistem dan-keadaan-termodinamika-kelompok-5- new
5 sistem dan-keadaan-termodinamika-kelompok-5- new
Β 
jembatan wheatstone
jembatan wheatstonejembatan wheatstone
jembatan wheatstone
Β 
Soils
SoilsSoils
Soils
Β 
Tata Urutan Peraturan Perundang-Undangan
Tata Urutan Peraturan Perundang-UndanganTata Urutan Peraturan Perundang-Undangan
Tata Urutan Peraturan Perundang-Undangan
Β 
Masalah yang muncul akibat keberagaman budaya
Masalah yang muncul akibat keberagaman budayaMasalah yang muncul akibat keberagaman budaya
Masalah yang muncul akibat keberagaman budaya
Β 
Fungsi larutan-buffer
Fungsi larutan-bufferFungsi larutan-buffer
Fungsi larutan-buffer
Β 
masyarakat multikultural di Indonesia
masyarakat multikultural di Indonesiamasyarakat multikultural di Indonesia
masyarakat multikultural di Indonesia
Β 
Mekanika tanah dan sifat fisik
Mekanika tanah dan sifat fisikMekanika tanah dan sifat fisik
Mekanika tanah dan sifat fisik
Β 
Isolasi DNA dan RNA dari mikroba
Isolasi DNA dan RNA dari mikrobaIsolasi DNA dan RNA dari mikroba
Isolasi DNA dan RNA dari mikroba
Β 
Tugas UAS MEDTEK UIN Jakarta TA 2014/2015
Tugas UAS MEDTEK UIN Jakarta TA 2014/2015Tugas UAS MEDTEK UIN Jakarta TA 2014/2015
Tugas UAS MEDTEK UIN Jakarta TA 2014/2015
Β 
Efek Fotolistrik
Efek FotolistrikEfek Fotolistrik
Efek Fotolistrik
Β 
S-PI, Adi Nurpermana, Hapzi Ali, E-Busness Global, Universitas Mercu Buana, 2017
S-PI, Adi Nurpermana, Hapzi Ali, E-Busness Global, Universitas Mercu Buana, 2017S-PI, Adi Nurpermana, Hapzi Ali, E-Busness Global, Universitas Mercu Buana, 2017
S-PI, Adi Nurpermana, Hapzi Ali, E-Busness Global, Universitas Mercu Buana, 2017
Β 
Pengauditan lanjutan,sandy setiawan,etika dan tanggung jawab hukum akuntan pu...
Pengauditan lanjutan,sandy setiawan,etika dan tanggung jawab hukum akuntan pu...Pengauditan lanjutan,sandy setiawan,etika dan tanggung jawab hukum akuntan pu...
Pengauditan lanjutan,sandy setiawan,etika dan tanggung jawab hukum akuntan pu...
Β 

Similar to Acara 4 (struktur tanah)

Dasar Ilmu Tanah
Dasar Ilmu TanahDasar Ilmu Tanah
Dasar Ilmu TanahNurul Khamidah
Β 
Hubungan tanah air dan tanaman
Hubungan tanah air dan tanamanHubungan tanah air dan tanaman
Hubungan tanah air dan tanaman
muhammadirfhan
Β 
Laporan fieldtrip dasar ilmutanah i
Laporan fieldtrip dasar ilmutanah iLaporan fieldtrip dasar ilmutanah i
Laporan fieldtrip dasar ilmutanah ifahmiganteng
Β 
Laporan fieldtrip dasar ilmutanah i
Laporan fieldtrip dasar ilmutanah iLaporan fieldtrip dasar ilmutanah i
Laporan fieldtrip dasar ilmutanah ifahmiganteng
Β 
6 cacing
6 cacing6 cacing
6 cacing
Sabrianda
Β 
01-02. KARAKTERISTIK FISIKA TANAH.pptx
01-02. KARAKTERISTIK FISIKA TANAH.pptx01-02. KARAKTERISTIK FISIKA TANAH.pptx
01-02. KARAKTERISTIK FISIKA TANAH.pptx
andreapriharyandi
Β 
komponen komponen dan sifat tanah
komponen komponen dan sifat tanahkomponen komponen dan sifat tanah
komponen komponen dan sifat tanah
sofiana S
Β 
makalah mekanika tanah
makalah mekanika tanahmakalah mekanika tanah
makalah mekanika tanah
Adnan Pandupraja
Β 
Fisika Tanah -- Pertanian
Fisika Tanah -- PertanianFisika Tanah -- Pertanian
Fisika Tanah -- Pertanian
Sinergi Inspiration
Β 
Bulk_density
Bulk_densityBulk_density
Bulk_density
Iqrimha Lairung
Β 
8 sifat fisika tanah 23 juli 07
8 sifat fisika tanah 23 juli 078 sifat fisika tanah 23 juli 07
8 sifat fisika tanah 23 juli 07
aries-son
Β 
Komponen Komponen dan sifat fisik tanah kelas 10
Komponen Komponen dan sifat fisik tanah kelas 10Komponen Komponen dan sifat fisik tanah kelas 10
Komponen Komponen dan sifat fisik tanah kelas 10
Ade Retno
Β 
Mekanika tanah
Mekanika tanahMekanika tanah
Mekanika tanah
Plik Amelia Trangkil
Β 
Mekanika tanah
Mekanika tanahMekanika tanah
Mekanika tanahfrans2014
Β 
1. sifat tanah
1. sifat tanah1. sifat tanah
1. sifat tanahEri NiΓ±o
Β 
Dastan acara 3
Dastan acara 3Dastan acara 3
Dastan acara 3Muhamad H
Β 
Ilmu tanah 1_09
Ilmu tanah 1_09Ilmu tanah 1_09
Ilmu tanah 1_09La Geography
Β 
Kuliah 5 faktor tanah yang mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tumbuhan
Kuliah 5   faktor tanah yang mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tumbuhanKuliah 5   faktor tanah yang mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tumbuhan
Kuliah 5 faktor tanah yang mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tumbuhanNurul Fathiah Sufiah
Β 

Similar to Acara 4 (struktur tanah) (20)

Dasar Ilmu Tanah
Dasar Ilmu TanahDasar Ilmu Tanah
Dasar Ilmu Tanah
Β 
Hubungan tanah air dan tanaman
Hubungan tanah air dan tanamanHubungan tanah air dan tanaman
Hubungan tanah air dan tanaman
Β 
Laporan fieldtrip dasar ilmutanah i
Laporan fieldtrip dasar ilmutanah iLaporan fieldtrip dasar ilmutanah i
Laporan fieldtrip dasar ilmutanah i
Β 
Laporan fieldtrip dasar ilmutanah i
Laporan fieldtrip dasar ilmutanah iLaporan fieldtrip dasar ilmutanah i
Laporan fieldtrip dasar ilmutanah i
Β 
6 cacing
6 cacing6 cacing
6 cacing
Β 
01-02. KARAKTERISTIK FISIKA TANAH.pptx
01-02. KARAKTERISTIK FISIKA TANAH.pptx01-02. KARAKTERISTIK FISIKA TANAH.pptx
01-02. KARAKTERISTIK FISIKA TANAH.pptx
Β 
komponen komponen dan sifat tanah
komponen komponen dan sifat tanahkomponen komponen dan sifat tanah
komponen komponen dan sifat tanah
Β 
makalah mekanika tanah
makalah mekanika tanahmakalah mekanika tanah
makalah mekanika tanah
Β 
Fisika Tanah -- Pertanian
Fisika Tanah -- PertanianFisika Tanah -- Pertanian
Fisika Tanah -- Pertanian
Β 
Bulk_density
Bulk_densityBulk_density
Bulk_density
Β 
Tekstur
TeksturTekstur
Tekstur
Β 
8 sifat fisika tanah 23 juli 07
8 sifat fisika tanah 23 juli 078 sifat fisika tanah 23 juli 07
8 sifat fisika tanah 23 juli 07
Β 
Komponen Komponen dan sifat fisik tanah kelas 10
Komponen Komponen dan sifat fisik tanah kelas 10Komponen Komponen dan sifat fisik tanah kelas 10
Komponen Komponen dan sifat fisik tanah kelas 10
Β 
Mekanika tanah
Mekanika tanahMekanika tanah
Mekanika tanah
Β 
Silvika tanah 3
Silvika tanah 3Silvika tanah 3
Silvika tanah 3
Β 
Mekanika tanah
Mekanika tanahMekanika tanah
Mekanika tanah
Β 
1. sifat tanah
1. sifat tanah1. sifat tanah
1. sifat tanah
Β 
Dastan acara 3
Dastan acara 3Dastan acara 3
Dastan acara 3
Β 
Ilmu tanah 1_09
Ilmu tanah 1_09Ilmu tanah 1_09
Ilmu tanah 1_09
Β 
Kuliah 5 faktor tanah yang mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tumbuhan
Kuliah 5   faktor tanah yang mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tumbuhanKuliah 5   faktor tanah yang mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tumbuhan
Kuliah 5 faktor tanah yang mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tumbuhan
Β 

Recently uploaded

ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdfANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
narayafiryal8
Β 
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptxTUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
indahrosantiTeknikSi
Β 
MATERI STRUKTUR BANGUNAN TAHAN GEMPA.pdf
MATERI STRUKTUR BANGUNAN TAHAN GEMPA.pdfMATERI STRUKTUR BANGUNAN TAHAN GEMPA.pdf
MATERI STRUKTUR BANGUNAN TAHAN GEMPA.pdf
UmiKalsum53666
Β 
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
rhamset
Β 
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdfDAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
benediktusmaksy
Β 
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
AdityaWahyuDewangga1
Β 
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdfTUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
jayakartalumajang1
Β 
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong dCOOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
delphijean1
Β 

Recently uploaded (8)

ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdfANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
ANALISIS PENGARUH INDUSTRI BATU BARA TERHADAP PENCEMARAN UDARA.pdf
Β 
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptxTUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
TUGAS UJI KOMPETENSI-INDAH ROSANTI-AHLI UTAMA MANAJEMEN KONSTRUKSI.pptx
Β 
MATERI STRUKTUR BANGUNAN TAHAN GEMPA.pdf
MATERI STRUKTUR BANGUNAN TAHAN GEMPA.pdfMATERI STRUKTUR BANGUNAN TAHAN GEMPA.pdf
MATERI STRUKTUR BANGUNAN TAHAN GEMPA.pdf
Β 
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
436102098-0-K3-Elevator-Dan-Eskalator.ppt
Β 
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdfDAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
Β 
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
1. Paparan Penjelasan Permen PUPR 08 Tahun 2023.pdf
Β 
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdfTUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
TUGAS pelaksana pekerjaan jalan jenjang empat 4 .pptx -.pdf
Β 
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong dCOOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
COOLING TOWER petrokimia gresik okdong d
Β 

Acara 4 (struktur tanah)

  • 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanah memiliki beberapa sifat fisik, salah satunya adalah struktur tanah. Struktur tanah merupakan salah satu sifat morfologi tanah yang dapat di amati secara langsung. Morfologi tanah merupaka gambaran dari tubuh tanah yang menunjukkan kenampakan, ciri maupun sifat umum yang dikandung oleh sebuah tanah. Ciri-ciri morfologi tanah merupakan petunjuk dari proses yang pernah dialami tanah dari mulai pelapukan hingga terbentuknya tanah tersebut. Struktur tanah adalah susunan butir-butir tanah dan agregat-agregat primer tanah secara alami menjadi bentuk tertentu yang dibatasi oleh bidan-bidang yang disebut agregat. Struktur tanah merupakan sifat fisik tanah yang menggambarkan susunan ruangan partikel- partikel tanah yang bergabung sau dengan yang lain membentuk agregat dari hasil proses pedogenesis. Stryktur tanah berhubungan dengan cara dimana partikel pasir, debu, dan liat dususun satu sama lain. Tingkat perkembangan struktur tanah ditentukan berdasar atas kemantapan atau ketahanan bentuk struktur tanah tersebut terhadap tekanan. Ketahanan struktur tanah ini dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu tingkat perkembangan lemah, sedang, dan kuat. Ketiga jenis perkembangan struktur tanah ini tentu memiliki daya ikat yang berbeda pada partikel- partikelnya dalam menyusun bongkahan atau gumpalan yang disebaut struktur tanah. Berdasarkan ingkat perkembangannya inilah struktur tanah sangat dipengaruhi oleh iklim, bahan induk dan bahan organik untuk menyusun kerapatan tanah didalam suatu gumpalan tanah. 1.2 Tujuan Praktikum Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut : 1. Menentukan kerapatan butir tanah (BJ). 2. Menentukan kerapatan massa tanah (BV). 3. Menghitung porositas tanah.
  • 2. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Struktur tanah merupakan sifat fisik tanah yang menggambarkan susunan keruangan partikel-partikel tanah yang bergabung satu dengan yang lain membentuk agregat. Dalam tinjauan morfologi, strukturtanah dapat diartikan sebagai susunan partiikel-partikel primer (pasir,debu dan liat) menjadi satu kelompok partikel tanah. Masing-masing partikel primertanah ini terikat oleh unsur hara, sehingga menjadi satu-kesatuan yang saling melengkapi. Kekuatan struktur tanah yang tebentuk ini tergantung dari kadar atau perbandingan relatif antara pasir, debu, dan liat (Ahmad, 2009) Struktur tanah yang terbentu ini terbagi menjadi dua jenis, yaitu strutur makro dan struktur mikro. Struktur tanah makro adalah penyusunan agregat-agregat tanah satu dengan yang lainnya tanpa dibatasi oleh bidang-bidang belah alami. Struktur tanah mikro merupakan penyusunan agregat-agregat tanah satu dengan yang lainnya dibatasi oleh bidang-bidang belah alami. Agregat-agregat tanah yang terbentuk secara alami disebut ped, dan penjelasan struktur tanah ini dalam bentuk ukuran dan tingkatan prkembangan ped (Tim Asisten, 2010) Tanah yang terbentuk di daerah dengan curah hujan tinggi umumnya ditemukan struktur tanah atau granular di lapisan atas (top soil) yaitu horison A dan struktur gumpal di horison B atau tanah lapisan bawah (sub soil). Struktur tanah dapat berkembang dari butiran-butiran tunggal ataupu kondisi massive. Dalam rangka menghasilkan agregat- agregat dimana harus teapat beberapa mekanisme dalam partikel-partikel tanah mengelompok bersama menjadi doster. Pembentukan ini kadang-kadang sampai ketahap perkemebangan struktural yang mantap (Hanafiah, 2005). Tanah dengan struktur baik mempunyai tata udara yang baik, unsur-unsur hara lebih mudah tersedia dan mudah diolah oleh tanaman. Struktur tanah yang baik adalah yang bentuknya membulat sehingga tidak dapat bersinggungan dengan rapat, akibatnya pori-pori tanah banyak terbentuk. Disamping itu struktur tanah harus tidak mudah rusak, sehingga pori-pori tanah tidak mudah tertutup (Ananto, 2010). Struktur tanah sangat berpengaruh dalam bidang pertanian. Tanah sebagai media tumbuh tanaman menjadi penentu seberapa hasil panen ang akan didapat. Jika strykturnya terlalu mantap, maka akar akan sulit menembusnya, sealiknya jika kemantapan sterukturnya terlalu lemah, maka ketersediaan unsur hara dan air akan sedikit karena tanah tidak dapat mengikat unsur hara dan air dengan kuat, oleh karena itu dibutuhkan struktur tanah yang seimbang (Kurnia, 2009).
  • 3. BAB III METODE PELAKSANAAN 3.1 Pelaksanaan Praktikum. Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 20 November 2015 pada pukul 14:30 – 16:00 WITA di Laboratorium Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Mataram. 3.2 Alat dan Bahan Praktikum. Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah piknometer, kawat pengaduk halus, termometer, botol semprot, corong gelas kecil, timbangan analitik, cawan pemanas lilin, lampu spiritus, penumpu kaki tiga, gelas ukur, pipet ukur, oven, eksikator, dua tuas benanghalus dan kuas. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah tanah entisol, tanah inseptisol, air dan lilin. 3.3 Prosedur Kerja 3.3.1 Kerapatan Butir Tanah (BJ) 1. Ditimbang piknometer kosong dan bersih (a gram). 2. Diisi piknometer dengan air (sampai tanda pipa kapiler dalam sumbatnya). 3. Ditimbang piknometer penuh dengan air (b gram) kemudian ukur temperatur air dalam piknometerdengan pembulatan (𝑑1°𝑐), lihat dalam daftar yang tersedia berupa BJ air pada temperatur (𝐡𝐽1). 4. Dibuang air dalam piknometer. 5. Diisi piknometer dengan tanah seberat 5 gr, dipasang sumbatannya dan ditimbang (c gram). 6. Diisi piknometer dengan air sampai setengahnya, tanah diaduk-aduk kuat dengan kawat pengaduk halus untuk menghilangkan udara yang terserap dalam tanah dan digoyang-goyangkan kemudian dibiarkan selama 5 menit. 7. Ditimbang piknometer berisi tanah penuh dengan air (d gram) dan ukur temperatur air di dalam piknometer (𝑑2°𝑐) lihat dalam daftar berapa BJ air dalam temperatur tersebut (𝐡𝐽2). 3.3.2 Kerapatan Massa Tanah (BV). 1. Diambil sebongkah contoh tanah sedemikian rupa sehingga dapat masuk ke dalam tabung ukur, bersihkan dengan hati-hati tanah yang menempel di permukaan dengan kuas, lalu diikat dengan benang secara hati-hati sehingga dapat digantung. Timbang bongkahan tanah tersebut (a gram). 2. Dicairkan lilin dalam pemanas, setelah temperatut turun 60Β°c bongkah tanah dicelupkan ke dalam cawan, angkat dan biarkan bergantung sampai lapisan lilin yang melapisinya membeku. 3. Ditimbang bongkahan tanah berlilin, setelah selaput lilin cukup keras (b gram). 4. Diisi tabung dengan air sampai volume tertentu dengan tepat (p ml). Bongkahan tanah berlilin ditenggelamkan ke dalam air tersebut. Edangkan menggunakan pipet ukur air (berat) air ditambah sampai permukaannya tepat garis tanda volume tertentu (q ml), catat berapa ml air yang telah ditambahkan dari pipet (r ml).
  • 4. 5. Diambil bongkah tanah yang sejenis dan tetapkan kadar lengas tanah seperti pada acara kadar lengas tanah untuk mendapatkan berat tanah kering mutlak. Menjelang dimasukkan ke dalam penimbang bongkah tanah dipecahkan untuk memudahkan penguapan air selama dipanasi.
  • 5. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengamatan. Tabel 1. Hasil pengamatan struktur tanah. No Jenis tanah Berat Jenis (g/cm) Berat Volume (g/cm) Porositas (%) 1 Entisol 3,09 1,54 50,16 2 Inseptisol 0,25 1,37 44,8 Perhitungan : ο‚· Tanah Entisol BJ = 100 ( π‘βˆ’π‘Ž) π‘₯𝐡𝐽1 π‘₯𝐡𝐽2 (100+𝐾𝐿):𝐡𝐽2 ( π‘βˆ’π‘Ž)βˆ’π΅π½1 (π‘‘βˆ’π‘) = 100(20,41βˆ’13,30) π‘₯0,996π‘₯0,996 (100+1,2):0,996(37,79βˆ’13,30)βˆ’0,996(42,64βˆ’20,41) = 711π‘₯0,992016 (101,2) π‘₯24,39204 βˆ’22,14108 = 705 ,323376 (101,2) π‘₯2,25096 = 705 ,323376 228,3166116 =3,09 g/cm BV = 87 π‘₯ π‘Ž (100+𝐾𝐿){0,87( π‘žβˆ’π‘Ÿβˆ’π‘)βˆ’(π‘βˆ’π‘)} = 87 π‘₯ 10 ,34 (100+1,2){0,87(410 βˆ’0βˆ’400)βˆ’(13,30βˆ’10,34)} = 899,58 (101,2){8,7βˆ’2,96} = 899,58 (101,2)5,74 = 899,58 580,888 =1,54 g/cm
  • 6. P =(1 βˆ’ 𝐡𝑉 𝐡𝐽 ) π‘₯ 100% =(1 βˆ’ 1,54 3,09 ) π‘₯ 100% =( 3,09βˆ’1,54 3,09 ) π‘₯ 100% =0,5016 π‘₯ 100% =50,16% ο‚· Tanah Inseptisol BJ = 100 ( π‘βˆ’π‘Ž) π‘₯𝐡𝐽1 π‘₯𝐡𝐽2 (100+𝐾𝐿):𝐡𝐽2 ( π‘βˆ’π‘Ž)βˆ’π΅π½1 (π‘‘βˆ’π‘) = 100(20,69βˆ’20,16) π‘₯0,996π‘₯0,996 (100+1,3):0,996(44,95βˆ’20,69)βˆ’0,996(42,92βˆ’20,69) = 53π‘₯0,992016 (101,3) π‘₯24,16296 βˆ’22,14108 = 52 ,576848 (101,3) π‘₯2,02188 = 52,576848 204,816444 =0,25 g/cm BV = 87 π‘₯ π‘Ž (100+𝐾𝐿){0,87( π‘žβˆ’π‘Ÿβˆ’π‘)βˆ’(π‘βˆ’π‘)} = 87 π‘₯ 9,28 (100+1,3){0,87(409,5βˆ’0,6βˆ’400)βˆ’(11,22βˆ’9,28)}
  • 7. = 807 ,36 (101,3){7,743βˆ’1,94} = 807,36 (101,3)5,803 = 807,36 587,8439 =1,37 g/cm P =(1 βˆ’ 𝐡𝑉 𝐡𝐽 ) π‘₯ 100% =(1 βˆ’ 1,37 0,25 ) π‘₯ 100% =( 0,25βˆ’1,37 0,25 ) π‘₯ 100% =44,8% 4.2 Pembahasan Stuktur tanah merupakan sifat fisik tanah yang menggambarkan susunan keruangan partikel-partikel tanah yang bergabung menjadi satu kesatuan dengan yang lain untuk membentuk sebuah agregat tanah. Kualitas struktur tanah dapat dinyatakan dengan porositas, karena pada porositas terdapat proses kimia dan biologi yang aktif terjadi di dalam pori-pori tanah, sehingga porositas bisa menjadi tolok ukur kualitas struktur tanah. Pori-pori tanah sangat mempengaruhi struktur tanah, jika tanah yang memiliki struktur kemampatan yang rendah, maka tanah tersebut juga mempunyai porositas total yang rendah begitu pula sebaliknya. Perhitungan untuk menetukan nilai porositas suatu tanah, kita juga memerlukan nilai Berat Jenis (BJ) dan Berat Volume (BV) tanah. Berat Jenis (BJ) merupakan perbandingan relatif antara berat kering padatan tanah dengan volume satuan partikel-partikel tanah. Alat yang kita gunakan untuk menentukan nilai Berat Jenis (BJ) suatu tanah biasanya disebut dengan piknometer, karena tanah yang kita gunakan bukan tanah dalam bentuk bongkahan, tetapi tanah yang sudah diayak atau disaring yang memiliki diameter 2 mm. Berat Volume (BV) tanah adalah berat kering padatan tanah per volume total padatan tanah yang dinyatakan dengan g/cm. Berat Volume (BV) ini sangat mempengaruhi tingkat kemampatan tanah, bila nilai Berat Volume (BV) semakin tinggi maka kemampatan tanah
  • 8. juga semakin tinggi begitu pula sebaliknya. Metode yang digunakan pada praktikum kali ini adalah metode lilin, dengan prinsip kerja melapisi seluruh bagian bongkahan tanah dengan lilin yang kemudian ditimbang dan menghitung volumenya, sehingga dapat diketahui nilai nisbah antara berat bongkahan tanah yang berselimut lilin dengan volumenya. Pada praktikum kali ini, kita akan menetukan nilai Berat Jenis (BJ), Berat Volume (BV) dan porositas tanah pada tanah entisol dan inseptisol. Diperoleh hasil untuk tanah entisol nilai Berat Jenis (BJ) sebesar 3,09 g/cm, Berat Volume (BV) sebesar 1,54 g/cm, sehingga porositas tanah entisol adalah 50,16%.Hasil dari tanah inseptisol adalah nilai Berat Jenis (BJ) sebesar 0,25 g/cm, Berat Volume (BV) sebesar 1,37g/cm, sehingga porositas tanah inseptisol adalah 44,8%. Dari hasil praktikum ini tanah entisol memiliki struktur tanah dengan porositas yang lebih besar daripada tanah inseptisol. Menurut Forth di dalam bukunya yang berjudul β€œIlmu Tanah”, tanah inseptisol memiliki nilai Berat Jenis (BJ) sebesar 1,0 g/cm, Berat Volume (BV) sebesar 1 sampai 1,20 g/cm dan porositas tanah berkisar 68% sampai 85%. Bila dibandingkan antara hasil praktikum dengan teori menurut Forth, maka bisa dikatakan bahwa adanya perbedaan yang cukup signifikan pada porositas tanah, yaitu 44,8% berbanding 68-85%. Hasil yang cukup jauh ini mungkin dipengaruhi oleh praktikan yang kuranmg teliti dal;am mel;akukan praktikum, sehingga data yang didapatkan kurang akurat. Menurut Ananto Rahman, tanah entisol memiliki nilai Berat Volume (BV) sebesar 1,18 - 1,50 g/cm, Berat Jenis (BJ) sebesar 2,48 – 2,90 g/cm dan porositas tanah sebesar 65,28 – 89,01%. Bila dibandingkan anatar hasil praktikum dan teori Ananto Rahman, maka bisa dikatakan tidak ada perbedaan yang cukup signifikan. Pada praktikum yang dilakukan didapatkan hasil Berat Jenis (BJ) sebesar 3,09 g/cm, Berat Volume sebesar 1,54 g/cm dan porositas tanah sebesar 50,16%, sehingga tidak ada perbedaan yang cukup signifikan antara hasil praktikum dengan teori Ananto Rahman. Manfaat mengetahui struktur tanah dalam bidang pertanian sangat banyak, yaitu untuk mengetahui kandungan bahan organik, mineral, serta kebutuhan air dalam pengolahan tanah dalam bidang pertanian. Hal tersebut dapat diketahui dengan melihat nilai Berat Jenis (BJ), Berat Volume (BV) dan porositas total tanah tersebut, sehingga kita juga bisa menentukan tanaman apa yang cocok untuk ditanam pada tanah tersebut dan melakukan perencanaan tentang bagaimana cara merawat tanah tersebut agar tetap subur dan produktif. Ketidak akuratan data yang diperoleh pada tanah inseptisol, yaitu nilai Berat Jenis (BJ) dan porositas yang jauh dari teori Forth, mungkin dipengaruhi oleh perlakuan pada bahan yang tidak sesuai prosedur pada saat praktikum. Hal tersebut bisa dilihat ketika terjadi penambahan air kembali ketika terjadi kesalahan pada saat penimbangan piknometer yang penuh dengan air, sehingga data yang didapatkan terdapat perbedaan dan tidak akurat. Keabsahan nilai Berat Volume (BV) pun juga dipertanyakan, karena pencelupan bongkahan tanah pada lapisan lilin juga tidak sesuai dengan metode yang sebenarnya. Bongkahan dibiarkan dalam larutan lilin selama beberapa menit, sehingga larutan lilin juga bisa masuk ke dalam pori-pori bongkah tanah tersebut. Jika melihat perlakuan yang salah seperti di atas, maka nilai BJ dan BV yang didapatkan bisa dikatakan tidak akurat, sehingga mempengaruhi perhitungan nilai porositas pada tanah inseptisol itu sendiri.
  • 9.
  • 10. BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan. Berdasarkan hasil dan pembahasan di atas, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Kerapatan butir tanah (BJ) tanah entisol lebih tinggi daripada tanah inseptisol, yaitu 3,09 g/cm berbanding 0,25 g/cm. 2. Kerapatan massa tanah (BV) tanah entisol lebih tinggi daripada tanah inseptisol, yaitu 1,54 g/cm berbanding 1,37 g/cm. 3. Porositas tanah entisol lebih tinggi daripada tanah inseptisol, yaitu 50,16% berbanding 44,8%. 5.2 Saran Sebaiknya para petani harus mengetahui struktur pada masing-masing tanah, agar mereka juga mengetahui tanaman apa ynag cocok untuk ditanam pada tanah tersebut.
  • 11. DAFTAR PUSTAKA Ali, Kemas H. 2005. Ilmu Tanah. Erlangga : Jakarta. Rahman, Ananto. 2010. Dasar-dasar Ilmu Tanah. CV Karunia Ilmu : Cirebon. Sandi, Kurnia.2009. Tanah dan Pertanian. Ganesha : Surabaya. Shaufi, Ahmad.2009. Ilmu Tanah. Erlangga : Jakarta. Tim Asisten dan Dosen.2010. Penuntun Dasar-dasar Ilmu Tanah. Universitas Hasanuddin Press : Makasar.