Presentasi Hubungan Industrial di semester 6, Ilmu Komunikasi - FISIP UNTIRTA.
Judul: MENGATASI KONFLIK KEPENTINGAN PENGUSAHA-PEKERJA DENGAN HUBUNGAN INDUSTRIAL PANCASILA (HIP)
Sistem Informasi Manajemen Perusahaan E-Commerce Studi Kasus pada: Shopee Ind...IdhamMaulanaOktora1
Tantangan yang Dihadapi E Commerce:
1. Tantangan pertama adalah dalam menjaga konsistensi dan komunikasi yang lancar di media sosial melalui konten unik yang merefleksikan nilai nilai dan personality perusahaan serta memastikan jalur komunikasi dua arah dengan pengguna.
2. Tantangan kedua adalah menyelesaikan permasalahan yang muncul dari hasil komunikasi dengan pengguna secara strategis dan cepat Tim media sosial Shopee juga bertanggung jawab untuk memonitor percakapan serta menanggapi pengguna secara cepat.
3. Tantangan ketiga adalah menciptakan konten yang atraktif untuk menarik pengguna mengunjungi iklan Shopee Shopee secara konsisten menghadirkan berbagai festival belanja serta inisiatif terbaru yang dapat memberikan keuntungan lebih bagi pengguna seperti diskon hingga 95 persen flash sale, dan sebagainya.
Judul : PEMASARAN JASA FINANSIAL, Edisi 2 oleh Alfansi
Penulis : Lizar Alfansi
Penerbit : Salemba Empat
ISBN : 978-979-061-254-9
Tahun : 2012
Tebal : 308 halaman
Komentar para ahli. Tempatkan pada cover belakang buku
“Buku ini ditunjang dengan data empiris terkini, sangat relevan dan tepat waktunya karena sampai saat ini, tidak banyak buku yang secara komprehensif mengulas pemasaran jasa finansial dengan bahasa yang cukup mudah dimengerti semua kalangan pembaca. Saya mengucapkan selamat kepada penulis, dan menyarankan para pembaca untuk menambah koleksi perpustakaannya dengan buku ini yang masih sangat langka di Indonesia. Kiranya buku ini tidak hanya membuka wawasan kita tentang pemasaran jasa finansial, tetapi juga menggugah dan memotivasi kita untuk melihat peluang-peluang untuk melakukan penelitian di bidang perbankan yang ternyata cukup luas ini”. (Dr. Marthin Nanere, Senior Lecturer of Marketing, Latrobe University, Bendigo Campus, Victoria – Australia)
“Kehadiran buku ini patut kita sambut dengan sangat gembira, paling tidak dengan lima alasan. Pertama, saat ini tidak banyak buku pemasaran jasa keuangan yang diterbitkan dalam bahasa Indonesia. Kedua, pada saat ini masih terdapat sebuah paradoks dalam dunia akademis kita. Perekonomian di satu pihak bergerak ke arah dominasi jasa, tetapi studi-studi akademis tentang pemasaran di sekolah-sekolah bisnis masih didominasi oleh pemasaran produk manufaktur terutama produk konsumen. Buku ini diharapkan dapat melengkapi buku-buku pemasaran tradisional yang berorientasi kepada barang dan ke depan dapat membantu merubah fokus pengajaran pemasaran yang lebih berorientasi kepada jasa keuangan. Ketiga, buku ini terasa lebih konstekstual karena penulisnya mencoba untuk menyeimbangkan kombinasi antara teori dan praktik yang disertai dengan contoh-contoh nyata pemasaran jasa keuangan di Indonesia. Ke empat, buku ini juga menguraikan perkembangan berbagai kebijakan keuangan dan perbankan yang mempengaruhi kinerja pemasaran jasa keuangan. Kelima, isi buku ini sangat komprehensif dan ditulis dengan bahasa yang mudah dimengerti”. (Ir. Arief Daryanto, DipAgEc, MEc, PhD, Direktur Program Pascasarjana Manajemen dan Bisnis Institut Pertanian Bogor dan Ketua Asosiasi Program Magister Manajemen Indonesia)
"Buku ini memberikan tuntunan dan analisa secara mendalam bagaimana proses mencari keunggulan dapat dilakukan. Tidak hanya itu, penulis juga telah memberikan telaah yang baik dan mendalam serta menyajikan studi kasus yang komprehesif; sehingga pembaca dapat segera mendapat tuntunan dalam aplikasi teori dalam praktek operasional. Buku seperti inilah yang harus dibaca agar para praktisi bisa memahami teori sementara akademisi dapat menghadirkan keseharian dalam ruang kelas dan ruang diskusi". (Daniel Rembeth, CEO/Executive Director, The Jakarta Post).
Presentasi Hubungan Industrial di semester 6, Ilmu Komunikasi - FISIP UNTIRTA.
Judul: MENGATASI KONFLIK KEPENTINGAN PENGUSAHA-PEKERJA DENGAN HUBUNGAN INDUSTRIAL PANCASILA (HIP)
Sistem Informasi Manajemen Perusahaan E-Commerce Studi Kasus pada: Shopee Ind...IdhamMaulanaOktora1
Tantangan yang Dihadapi E Commerce:
1. Tantangan pertama adalah dalam menjaga konsistensi dan komunikasi yang lancar di media sosial melalui konten unik yang merefleksikan nilai nilai dan personality perusahaan serta memastikan jalur komunikasi dua arah dengan pengguna.
2. Tantangan kedua adalah menyelesaikan permasalahan yang muncul dari hasil komunikasi dengan pengguna secara strategis dan cepat Tim media sosial Shopee juga bertanggung jawab untuk memonitor percakapan serta menanggapi pengguna secara cepat.
3. Tantangan ketiga adalah menciptakan konten yang atraktif untuk menarik pengguna mengunjungi iklan Shopee Shopee secara konsisten menghadirkan berbagai festival belanja serta inisiatif terbaru yang dapat memberikan keuntungan lebih bagi pengguna seperti diskon hingga 95 persen flash sale, dan sebagainya.
Judul : PEMASARAN JASA FINANSIAL, Edisi 2 oleh Alfansi
Penulis : Lizar Alfansi
Penerbit : Salemba Empat
ISBN : 978-979-061-254-9
Tahun : 2012
Tebal : 308 halaman
Komentar para ahli. Tempatkan pada cover belakang buku
“Buku ini ditunjang dengan data empiris terkini, sangat relevan dan tepat waktunya karena sampai saat ini, tidak banyak buku yang secara komprehensif mengulas pemasaran jasa finansial dengan bahasa yang cukup mudah dimengerti semua kalangan pembaca. Saya mengucapkan selamat kepada penulis, dan menyarankan para pembaca untuk menambah koleksi perpustakaannya dengan buku ini yang masih sangat langka di Indonesia. Kiranya buku ini tidak hanya membuka wawasan kita tentang pemasaran jasa finansial, tetapi juga menggugah dan memotivasi kita untuk melihat peluang-peluang untuk melakukan penelitian di bidang perbankan yang ternyata cukup luas ini”. (Dr. Marthin Nanere, Senior Lecturer of Marketing, Latrobe University, Bendigo Campus, Victoria – Australia)
“Kehadiran buku ini patut kita sambut dengan sangat gembira, paling tidak dengan lima alasan. Pertama, saat ini tidak banyak buku pemasaran jasa keuangan yang diterbitkan dalam bahasa Indonesia. Kedua, pada saat ini masih terdapat sebuah paradoks dalam dunia akademis kita. Perekonomian di satu pihak bergerak ke arah dominasi jasa, tetapi studi-studi akademis tentang pemasaran di sekolah-sekolah bisnis masih didominasi oleh pemasaran produk manufaktur terutama produk konsumen. Buku ini diharapkan dapat melengkapi buku-buku pemasaran tradisional yang berorientasi kepada barang dan ke depan dapat membantu merubah fokus pengajaran pemasaran yang lebih berorientasi kepada jasa keuangan. Ketiga, buku ini terasa lebih konstekstual karena penulisnya mencoba untuk menyeimbangkan kombinasi antara teori dan praktik yang disertai dengan contoh-contoh nyata pemasaran jasa keuangan di Indonesia. Ke empat, buku ini juga menguraikan perkembangan berbagai kebijakan keuangan dan perbankan yang mempengaruhi kinerja pemasaran jasa keuangan. Kelima, isi buku ini sangat komprehensif dan ditulis dengan bahasa yang mudah dimengerti”. (Ir. Arief Daryanto, DipAgEc, MEc, PhD, Direktur Program Pascasarjana Manajemen dan Bisnis Institut Pertanian Bogor dan Ketua Asosiasi Program Magister Manajemen Indonesia)
"Buku ini memberikan tuntunan dan analisa secara mendalam bagaimana proses mencari keunggulan dapat dilakukan. Tidak hanya itu, penulis juga telah memberikan telaah yang baik dan mendalam serta menyajikan studi kasus yang komprehesif; sehingga pembaca dapat segera mendapat tuntunan dalam aplikasi teori dalam praktek operasional. Buku seperti inilah yang harus dibaca agar para praktisi bisa memahami teori sementara akademisi dapat menghadirkan keseharian dalam ruang kelas dan ruang diskusi". (Daniel Rembeth, CEO/Executive Director, The Jakarta Post).
A brief overview of the book "CSRforHR: A necessary partnership for advancing responsible business practices" by Elaine Cohen, published by Greenleaf Publications in October 2010
Strategic Corporate Social Responsibility Recommendations for H&M, 2008Sustainable Fashion LA
This is a presentation my group put together for our Strategic CSR class. We were assigned the task of recommending a Sustainability Strategy that fit within the core business strategy of our our selected business.
What's really exciting is that H&M is actually starting to do this. Not on our recommendation, of course, but as a reaction to recent press around their practice of throwing unsold clothing into the trash.
As always in fashion, one man's trash...
Challenges Of Corporate Social ResponsibilityElijah Ezendu
Issues in development of workable corporate social responsibility strategy and resolution of awe-inspiring stance for championing effective governance.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
7.program pelayanan karyawan
1. KOMPENSASI DAN INSENTIF
MAKALAH
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Manajemen Sumber Daya Manusia
Oleh:
Deddy (14101011)
Suci Rachma Rosanthy (14101146)
Nur Ariska Ramadhani (14101047)
Rolly Fahzuan (14101135)
Dosen Pengajar: R. Abumanshur M., MPM
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI PUBLIK
SEKOLAH TINGGI ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK RAJA HAJI
TANJUNG PINANG
2016
2. 2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perusahaan dan karyawan pada hakekatnya saling membutuhkan, karyawan
adalah asset perusahaan karena tanpa adanya sumber daya manusia maka
perusahaan tidak akan bisa berjalan, begitu juga karyawan tidak dapat menunjang
kesejahteraan hidupnya tanpa adanya perusahaan sebagai tempat mencari nafkah
sekaligus implementasi dari disiplin ilmu yang mereka miliki sendiri. Maka
karyawan harus diperhatikan kesejahteraannya jangan hanya dituntut
kewajibannya saja dengan berbagai macam beban pekerjaan, begitu pula dengan
karyawan yang jangan hanya menuntut hak mereka tetapi pekerjaan dan tanggung
jawab sebagai karyawan tidak diselesaikan. Namun masih ada perusahaan yang
kurang memperhatikan karyawannya sehingga karyawan menjadi kehilangan
motivasi, malas, dan terkesan tidak baik hasil pekerjaannya. Sehingga mereka
beranggapan bahwa sekeras apa pun mereka bekerja perusahaan tidak
mempedulikan mereka, apalagi untuk memberikan kesejahteraan dan imbalan
yang layak untuk mereka.
Pentingnya kesejahteraan karyawan adalah untuk mempertahankan
karyawan agar tidak pindah ke perusahaan lain, meningkatkan motivasi dan
semangat kerja, dan meningkatkan sikap loyalitas karyawan terhadap perusahaan.
Untuk mempertahankan karyawan ini hendaknya diberikan
kesejahteraan/kompensasi lengkap/fringe benefits. Kesejahteraan yang diberikan
sangat berarti dan bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan fisik dan mental
karyawan beserta keluarganya. Usaha yang dilakukan untuk mempertahankan dan
memperbaiki kondisi fisik dan mental karyawan agar semangat kerja meningkat
adalah melalui program kesejahteraan karyawan yang disusun berdasarkan
peraturan legal, berasaskan keadilan dan kelayakan serta berpedoman kepada
kemampuan perusahaan.
Berdasarkan uraian di atas, maka dalam makalah ini akan dibahas mengenai
kesejahteraan pegawai dalam upaya pemeliharaan tenaga kerja.
3. 3
BAB II
PEMBAHASAN
2. 1 Pengertian Kesejahteraan atau Pelayanan Karyawan
Menurut Melayu S.P Hasibuan kesejahteraan adalah balas jasa lengkap
(materi dan non materi) yang diberikan oleh pihak perusahaan berdasarkan
kebijkasanaan. Kesejahteraan sosial atau jaminan sosial karyawan menurut I.G
Wursanto (1985: 165) adalah bentuk pemberian penghasilan baik dalamm bentuk
materi maupun dalam bentuk non materi, yang diberikan oleh perusahaan kepada
karyawan selama masa pengabdiannya ataupun setelah berhenti karena pensiun,
lanjut usia dalam usaha memenuhi kebutuhan materi maupun non materi kepada
karyawan dengan tujuan untuk memberikan semangat atau dorongan kerja kepada
karyawan. Sedang menurut Andre. F. Sikulu kesejahteraan karyawan adalah balas
jasa yang diterima oleh pekerja dalam bentuk selain upah.
Dari ketiga pengertian yang dikemukakan oleh para ahli diatas
kesejahteraan karyawan sangat di perlukan disetiap perusahaan. Dengan adanya
program kesejahteraan karyawan di suatu perusahaan dapat memotivasi karyawan
dalam menjalankan tugas dan kewajibannya, sehingga karyawan dapat
mengerjakan tugasnya dengan produktiv. Adanya program kesejahteran karyawan
ini para karyawan pun juga merasa tenang dan nyaman dalam mengerjakan
tugasnya, karena salah satu program dari kesejahteraan karyawan ini adalah
menjamin keselamatan dan kesehatan karyawan.
2.2 Alasan-alasan dan Tujuan diselenggarakannya program pelayanan
Karyawan
Akhir-akhir ini program-program kesejahteraan karyawan telah mengalami
perkembangan yang luas. Banyak alasan yang menjadikan makin diperhatikannya
masalah kesejahteraan karyawan. Pendekatan paternalis (paternalistic approach)
terhadap masalah personalia, nampaknya menjadi salah satu sebab utama.
Pendekatan ini menganggap bahwa manajemen adalah induk bagi para karyawan.
4. 4
Karena itu, sudah selayaknya jika manajemen memikirkan kesejahteraan
karyawannya.
Pendekatan ini juga dipengaruhi oleh makin berkembangnya organisasi-
organisasi buruh, sehingga para atasan merasa khawatir terhadap tingkah laku
para karyawannya. Akibatnya, para atasan berusaha memberikan apa yang dirasa
baik untuk para karyawannya, supaya mereka tidak membentuk organisasi buruh.
Perhatian pemerintah yang semakin meningkat terhadap persoalan kesejahteraan
karyawan dan persaingan yang semakin ketat juga menjadi sebab lain yang
meningkatkan perhatian pengusaha terhadap masalah kesejahteraan karyawan.
Dibawah ini ada beberapa sebab-sebab makin berkembangnya program-
program kesejahteraan karyawan adalah sebagai berikut :
a. Perubahan sikap para karyawan, yang disebabkan terutama oleh makin
meningkatnya taraf pendidikan mereka,
b. Permintaan dari organisasi-organisasi buruh,
c. Permintaan dari pemerintah yang diwujudkan dalam bentuk undang-
undang atau peraturan-peraturan,
d. Persaingan yang semakin ketat mengakibatkan para pengusaha harus
berusaha untuk memberikan berbagai jaminan agar para karyawan
betah, dan
e. Adanya pengawasan terhadap tingkat upah, terutama dari asosiasi para
pengusaha untuk mencegah persaingan dalam pemberian upah. Hal ini
dapat mengakibatkan pengusaha tidak bisa begitu saja menaikan
tingkat upah, dan untuk mengatasinya pengusaha kadang-kadang
memberikan kenaikan dalam bentuk jaminan sosial kepada para
karyawannya.
Beberapa indikator diatas merupakan alasan-alasan terbentuknya program
kesejahteraan karyawan. Dengan adanya progam kesejahteraan karyawan para
pengusaha mengharapkan meningkatnya produktivitas dan semnagat keraja
karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya. Sedangkan tujuan
5. 5
diselenggarakannya program kesejahteraan karyawan menurut Malayu S.P.
Hasibuan, yaitu :
1. Untuk meningkatkan kesetiaan dan ketertarikan pegawai dengan
perusahaan,
2. Memberikan ketenangan dan pemenuhan kebutuhan bagi pegawai
beserta keluarganaya,
3. Memotivasi semangat kerja, disiplin, dan produktifitas pegawai, dan
4. Menurunkan tingkat absensi.
Ke empat indikator ini lah yang membuat pemilik perusahaan
menyelenggarakan program kesejahteraan karyawan pada perusahaannya.
2.3 Prinsip-Prinsip Program Pelayanan Karyawan
Prinsip utama program pelayanan karyawan, sebagaimana program lainnya
adalah agar hasil yang diperoleh minimal sama dengan biayanya. Beberapa
prinsip lainnya adalah seperti diuraikan dibawah ini:
a. Program hendaknya diarahkan untuk memuaskan kebutuhan yang
sebenarnya. Seringkali terjadi salah penafsiran keinginan para
karyawan. Kesulitan lain yang sering timbul adalah bahwa sering para
karyawan tidak memberikan jawaban yang segera dan jujur pada saat
ditanya mengenai fasilitas apa yang mereka inginkan,
b. Pelayanan hendaknya dibatasi pada kegiatan-kegiatan yang lebih
efektif dijalankan secara kelompok dari pada secara individu. Asuransi
jiwa, misalnya yang dibeli secara kelompok biasanya mempunyai
harga yang cukup rendah dibandingkan dengan pembelian secara
individual.
c. Pelayanan haruslah menggunakan dasar yang seluas mungkin.
Hendaknya program pelayanan karyawan bisa dinikmati oleh sebagian
besar karyawan perusahaan. Contoh pelaksanaan program rekreasi
yang berupa fasilitas olahraga misalnya, hendaknya bisa dinikmati
oleh sebagian besar karyawan,
6. 6
d. Biaya program pelayanan ini hendaknya bisa dihitung secara jelas
untuk dasar pembelanjaanya. Prinsip ini terutama penting untuk
program asuransi atau pensiun. Taksiran yang wajar dan realistis
haruslah bisa dibuat untuk menentukan besarnya biaya atau uang
santunan yang akan dibayarkan.
Program pelayanan karyawan, sebagaimana program lainnya, haruslah
direncanakan dan ditentukan tujuannya sebagai pedoman dalam menyusun
program tersebut. Karena berbagai pengaruh, dari dalam maupun dari luar
perusahaan, maka sebaiknya program pelayanan karyawan terdiri dari kombinasi
atau campuran berbagai bentuk program. Untuk menentukan kombinasi program
yang terbaik, Foegen menyarankan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menghitung berbagai biaya dari berbagai bentuk/tipe program
pelayanan,
b. Membuat judgement untuk menentukan berapa dana yang tersedia
untuk menutup biaya dari berbagai program pelayan dimasa
mendatang.
c. Menentukan prioritas dari masing-masing program pelayanan
karyawan. Berbagai faktor yang dapat digunakan sebagai dasar
menentukan prioritas adalah peraturan pemerintah, preferensi manajen,
preferensi karyawan,
d. Memutuskan kombinasi terbaik dari berbagai bentuk program
pelayanan. Pengambilan keputusan hendaknya memperhatikan
berbagai bentuk bentuk program pelayanan karyawan yang mungkin
dilakukan, kesenangan relatif yang baik ditujukan oleh manajemen
maupun oleh karyawan, biaya dari masing-masing jenis program, dan
total dana yang tersedia untuk seluruh program pelayanan karyawan.
7. 7
2.4 Partisipasi Karyawan
Salah satu syarat agar program pelayanan karyawan bisa berhasil dengan
baik adalah adanya partisipasi para karyawan. Dukungan ini bisa diperoleh jika
ada kerja sama antara manajemen dengan karyawan. Program pelayanan yang
dijalankan perusahaan kadang-kadang tidak disenangi oleh karyawan. Oleh karena
itu, manajemen perlu melakukan semacam survei untuk menentukan tipe program
yang sebenarnya menjadi keinginan para karyawan. Cara yang sering ditempuh
adalah dengan membentuk semacam panitia yang anggotanya terdiri dari wakil
manajemen dan wakil pekerja untuk memberikan rekomendasi mengenai tipe
program apa yang sebaiknya dilaksanakan.
2.5 Pengendalian Biaya
Salah satu masalah utama yang dihadapi perusahaan adalah makin
meningkatnya biaya penyelenggaraan program pelayanan. Perusahaan perlu
menentukan biaya program pelayanan karyawan denga hati-hati, karena biaya
program ini merupakan biaya tetap (fixed cost). Seringkali pengusaha tidak bisa
mengurangi biaya untuk program kesejahteraan karyawan, meskipun kondisi
keuangan perusahaan memburuk. Pengurangan atau peniadaan biaya ini
dikuatirkan akan menimbulkan rasa tidak puas pada diri karyawan (misalnya
pemberian tunjangan hari raya).
Administrasi yang tertib, teratur, dan informatif akan memudahkan
perusahaan didalam melakuakan pengendalian biaya program ini. Untuk program-
program seperi pensiun dan asuransi, perlu ditentukan besarnya biaya yang harus
dibayarkan oleh karyawan. Manajemen perlu menghitung dengn seksama,
sehingga manajemen mempunyai dasar untuk menentukannya. Cara yang sering
dipergunakan adalah dengan memperhatikan juga adanya probabilitas. Hal lain
yang penting adalah hendaknya dasar ini bisa dikomunikasikan kepada para
karyawan, sehingga mereka tahu mengapa misalnya mereka harus membayar
sejumlah biaya tertentu setiap bulannya.
8. 8
2.6 Masalah-masalah yang Mungkin Timbul Dalam Program Pelayanan
Karyawan
Dalam pelaksanaan pekerjaan di suatu perusahaan tentunya setiap karyawan
mempunyai
1. Kemungkinan timbulnya permintaan dari pihak karyawan untuk
tambahan program-program kesejahteraan yang lain.
2. Pemberian liburan dengan tetap menerima gaji, pemberian ini hanya
diberikan pada golongan pemimpin. Tetapi, kemudian hal ini
dianggap tidak wajar, karena itu para karyawan juga menuntut
perlakuan yang sama. Hal ini mengakibatkan perusahaan harus
mengeluarkan tambahan biaya untuk memberikan jaminan sosial yang
sama. Keadaan ini akan lebih berat lagi, jika kemudian golongan
pimpinan yang pernah mendapat perlakuan istimewa meminta
tambahan jaminan sosial dalam bentuk yang lain.
3. Kemungkinan bahwa program kesejahteraan karyawan ini hanya akan
menjadi sumber keluhan yang baru.
4. Tambahan fasilitas yang dimaksudkan agar para karyawan menjadi
lebih senang didalam menjalankan pekerjaannya kadang-kadang bisa
menjadi sumber keluhan. Disediakannya kafetaria untuk melayani
para karyawan yang ingin makan ditempat kerja, bisa menimbulkan
kritikan dari para karyawan tentang pelayanan yang kurang baik,
menunya yang tidak pernah bervariasi, masakannya yang tidak enak
dan sebagainya.
5. Pemberian berbagai bentuk jaminan sosial, bisa menimbulkan kesan
adanya sikap paternalitis dari pihak manajemen. Berbagai bentuk
jaminan sosial yang diterima karyawan yang dimaksudkan sebagai
hadiah, kadang-kadang diterima dengan rasa kurang antusias.
6. Kemungkinan terabaikannya program-program personalia yang lain.
Jelas hal ini tidak baik, karena manajer personalia masih harus
9. 9
bertanggung jawab terhadapmasalah-masalah lainnya, seperti program
seleksi yang baik, dan penyusunan program pelatihan.
2.7 Bentuk-bentuk Program Pelayanan Karyawan
Bentuk-bentuk program pelayanan karyawan dapat di kelompokkan menjadi
tiga bagian sebagai berikut :
1. Program pelayanan yang menyangkut kesejahteraan ekonomi
karyawan,
Program ini dirancang dan diselenggarakan untuk melindungi
keamanan ekonomi para karyawan. Bentuk program-program ini
antara lain:
a. Uang Pensiun
Pemberian pensiun berarti bahwa perusahaan memberikan
sejumlah uang tertentu secara berkala kepada karyawan yang telah
berhenti bekerja, setelah mereka bekerja dalam waktu yang lama atau
setelah mereka mencapai suatu batas usia tertentu. Di Indonesia, masih
jarang perusahaan swasta memberikan uang pensiun kepada para
karyawannya.
b. Asuransi
Program asuransi ini dapat berupa asuransi jiwa, asuransi
kesehatan, dan asuransi kecelakaan. Disini perusahaan bisa melakukan
kerjasama dengan perusahaan asuransi untuk menanggung asuransi
karyawannya. Perusahaan yang melakukan administrasi pembayaran
provisi bisa dibayar oleh perusahaan atau pembayaran provisi di bayar
oleh karyawan melalui pemotongan gaji. Seandainya perusahaan telah
mengasuransikan karyawannya, menurut Undang-undang Kecelakaan
Tahun 1947, perusahaan tetap berkewajiban memberikan ganti rugi
kepada para karyawan yang mengalami kecelakaan. Kini perusahaan
telah memperkanalkan bentuk asuransi yang disebut dengan Asuransi
Tenaga Kerja (Astek).
10. 10
c. Pemberian Kredit
Pemberian kredit kepada karyawan yang membutuhkan bisa
diorganisir oleh manajemen, bisa pula oleh karyawan itu sendiri
dengan mendirikan perkumpulan atau koperasi simpan pinjam. Pada
bentuk koperasi simpan pinja, pihak manajemen hanya menjadi
pengawan saja untuk manjamin agar koperasi yang didirikan itu
berjalan dengan baik. Koperasi ini berfungsi membantu para anggota
dalam masalah keuangan.
2. Program Pemberian Hiburan
Setiap orang memerlukan hiburan atau rekreasi didalam
kehidupannya, yang menjadi persoalan manajemen dalam penyusunan
programini adalah apakah kegiatan ini diserahkan kepada pemilihan
individumasing-masing ataukah di sponsori oleh perusahaan, sebab ini
menyangkut masalah biaya, efektifitas, dan sikap karyawan. Program-
program rekreasi bisa dikelompokkan menjadi dua kegiatan, yaitu :
a. Kegiatan Olahraga
Kegiatan olahraga bisa dimaksudkan untuk sekedar memelihara
kesehatan atau bisa juga untuk mengejar prestasi.
b. Kegiatan Sosial
Kegiatan sosial dapat dilakukan, misalnya dengan darmawisata
bersama-sama atau membentuk kelompok-kelompok khusus, seperti
kelompok drama, dan musik.
3. Program pelayanan yang bersifat memberikan tambahan fasilitas
kepada para bawahan
Kegiatan-kegiatan pemberian fasilitas kepada bawahan bisa
berbentuk penyedian kafetaria, perumahan, fasilitas pembelian atau
mini market, fasilitas kesehatan, penasehat keuangan, dan fasilitas
pendidikan. Di bawah ini merupakan penjelasan mengenai program
11. 11
pelayanan karyawan yang bersifat memberikan atau menyediakan
fasilitas.
a. Penyediaan Kafetaria
Penyediaan kafetaria dapat mempermudah karyawan yang ingin
makan saat jam istirahat, penyedian kafetaria di lingkungan
perusahaan juga membuat karyawan tidak perlu pergi jauh untuk
membeli makanan sehingga karyawan tidak telat masuk kerja apabila
jam istirahat sudah selesai. Diharapkan dengan adanya kafetaria di
lingkungan perusahaan bisa memperbaiki gizi yang di sajikan.
b. Perumahan
Sulitnya memperoleh tempat tinggal yang layak di kota, terutama
di kota-kota besar menyebabkan banyak karyawan yang menghadapi
masalah untuk memilih tempat tinggal. Untuk mengatasi masalah
tersebut, perusahaan kadang-kadang menyediakan fasilitas perumahan
yang berupa rumah dinas, asrama, atau hanya memberikan tunjangan
perumahan. Akan tetapi pemberian fasilitas perumahan ini tidak untuk
semua karyawan.
c. Fasilitas Pembelian
Pihak perusahaan menyediakan toko atau mini market yang
menjual barang-barang yang di butuhkan oleh karyawan, sehingga
karyawan dapat membeli berbagai barang, terutama barang-barang
yang dihasilkan perusahaan dengan harga yang lebih rendah.
d. Fasilitas Kesehatan
Penyediaan fasilitas kesehatan erat dengan pembuatan program
pemeliharan kesehatan karyawan, juga ada peraturan pemerintah yang
mengatur masalah keamana dan kesehatan karyawan didalam
menjalankan pekerjaannya. Peraturan itu terdapat dalam Undang-
undang nomor 23 tahun 1992, Pasal 23 tentang kesehatan kerja.
Undang-undang ini juga menekankan pentingnya kesehatan kerja agar
setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan diri
12. 12
sendiri dan masyarakat sekelilingnya hingga pekerja atau karyawan
memperoleh produktivitas kerja yang optimal.1
Fasilitas kesehatan dapat berupa poliklinik yang lengkap dengan
dokter dan perawatnya atau perusahaan memberikan tunjangan
kesehatan kepada bawahan, yang mana tunjangan ini bisa digunakan
untuk berobat pada dokter yang ditunjuk oleh perusahaan dengan
memperoleh ganti rugi dari perusahaan.
Fasilitas kesehatan ini hanya dapat digunakan oleh karyawan yang
bekerja di perusahaan tersebut atau fasilitas tersebut juga dapat
digunakan oleh seluruh anggota keluarga karyawan yang tercantum
dalam daftar gaji atau di batasi hanya untuk tiga orang anak saja.
Peraturan penggunaan fasilitas kesehatan ini tergantung dari
kebijaksanaan manajemen perusahaan.
e. Penasehat Keuangan
Pemberian fasilitas ini dimaksudkan agar para karyawan tidak
menghadapi kesulitan dalam mengatur keuangannya. Karyawan yang
tidak mempunyai masalah keuangan akan bekerja lebih tenang.
f. Fasilitas Pendidikan
Fasilitas ini disediakan dengan maksud membantu karyawan yang
ingin meningkatkan pengetahuan mereka. Fasilitas yang disediakan
biasanya berupa perpustakaan yang dapat dimanfaatkan oleh para
karyawan yang ingin menambah pengetahuan mereka sendiri dengan
jalan membaca.
1 www.gajimu.com/main/pekerjaan-yanglayak/keselamatan-dan-kesehatan-kerja/pertanyaan-
mengenai-keselamatan-dan-kesehatan-kerja-di-indonesia
13. 13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Program kesejahteraan karyawan sangat penting diselenggarakan oleh
pemilik perusahaan. Dengan adanya program kesejahteraan karyawan, perusahaan
dapat mempertahankan karyawan agar tidak pindah ke perusahaan lain.
Diselenggarakannya program kesejahteraan karyawan juga dapat meningkatkan
sikap loyalitas karyawan terhadap perusahaan. Program kesejahteraan yang
diselenggarakan oleh perusahaan sangat berarti dan bermanfaat untuk memenuhi
kebutuhan fisik dan mental karyawan beserta keluarganya. Usaha yang di lakukan
untuk mempertahankan dan memperbaiki kondisi fisik dan mental karyawan agar
semangat kerja meningkat adalah melalui program-program kesejahteraan
karyawan.
14. 14
Daftar Pustaka
buku
Gaol. A to Z Human Capital Manajemen Sumber Daya Manusia, Konsep, Teori,
dan Pengembangan dalam Konteks Organisasi dan Bisnis. Jakarta : Grasindo
Sumber Internet
www.gajimu.com/main/pekerjaan-yanglayak/keselamatan-dan-kesehatan-
kerja/pertanyaan-mengenai-keselamatan-dan-kesehatan-kerja-di-indonesia
https://arozieleroy.wordpress.com/2010/07/12/kesejahteraan-karyawan/