SlideShare a Scribd company logo
Dewan Syariah Nasional - Majelis Ulama Indonesia
FATWA
DEWAN SYARI’AH NASIONAL
NO: 79/DSN-MUI/III/2011
Tentang
QARDH DENGAN MENGGUNAKAN DANA NASABAH
Dewan Syariah Nasional – Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) setelah:
Menimbang : a. bahwa dalam rangka merespon kebutuhan nasabah, lembaga
keuangan syariah (LKS), terutama perbankan syariah, memerlukan
produk yang menggunakan akad qardh sebagai sarana atau
kelengkapan terhadap transaksi lain, seperti produk Rahn, produk
Pembiayaan Pengurusan Haji Lembaga Keuangan Syariah, produk
Syariah Charge Card, produk Pengalihan Utang, produk Kartu
Kredit Syariah, produk Anjak Piutang Syariah, dan lain-lain;
b. bahwa akad qardh yang menjadi sarana atau kelengkapan dalam
produk-produk tersebut sebagaimana dimaksud dalam huruf a sering
kali perlu menggunakan dana nasabah, dan qardh dengan
menggunakan dana nasabah ini masih belum ada fatwanya,
sedangkan Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 19 DSN-
MUI/IV/2001 tentang Qardh adalah qardh yang berdiri sendiri untuk
tujuan sosial semata;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dikemukakan dalam
huruf a dan b di atas, DSN-MUI memandang perlu menetapkan
fatwa tentang qardh dengan menggunakan dana nasabah untuk
dijadikan pedoman.
Mengingat : 1. Firman Allah s.w.t., antara lain:
a. QS. al-Nisa’ [4]: 29:
!"# $%" &"
'() !* +,- .///
“Hai orang yang beriman! Janganlah kalian saling memakan
(mengambil) harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali
dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan sukarela di
antaramu…”.
Sekretariat : Jl. Dempo No. 19 Pegangsaan - Jakarta Pusat 10320
Telp. (021) 390 4146 Fax: (021) 3190 3288
79 Qardh dengan Menggunakan Dana Nasabah 2
Dewan Syariah Nasional - Majelis Ulama Indonesia
b. QS. al-Ma’idah [5]: 1:
0 12 34 !"# $%" "5
“Hai orang yang beriman! Penuhilah akad-akad itu….”
c. QS. al-Ma’idah [5]: 2:
///2 446 2 4 78 9 * :4 2 4 ; 1<= 4 >) 9 * :4
? 12 6"6@ A A 1<4
“…Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan)
kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam
berbuat dosa dan permusuhan. Dan bertakwalah kamu kepada
Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.”
d. QS. al-Baqarah [2]: 283:
//BA =: !C D ;# >0E 3 FG2 G2 ! H3I <= 4JK
A<-///
“…Maka, jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang
lain, hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya
dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya…”.
2. Hadis Nabi s.a.w., antara lain:
a. Hadis Riwayat Thabrani dalam Ausath dari Ibnu Abbas, Nabi
bersabda:
>LM)=@ +N - G O C P30 Q RSTC 6 * ! U <2 :6
V)=W" 4 B F"04 A OX " 4 BF)Y A Z [" A  ] 9 *
^ 3 B!C_ Z Q 23 H3 B'N - '6 `Q +N<0 AO L- A )@
ab c 3 L4 A 4 A * dK 9 ] Ke!* fL4g h ijT a4-
U * !/k
“Abbas bin Abdul Muthallib jika menyerahkan harta sebagai
mudharabah, ia mensyaratkan kepada mudharib-nya agar tidak
mengarungi lautan dan tidak menuruni lembah, serta tidak
membeli hewan ternak. Jika persyaratan itu dilanggar, ia
(mudharib) harus menanggung risikonya. Ketika persyaratan
yang ditetapkan Abbas itu didengar Rasulullah, beliau
membenarkannya.” (HR. Thabrani dalam al-Ausath dari Ibnu
Abbas).
79 Qardh dengan Menggunakan Dana Nasabah 3
Dewan Syariah Nasional - Majelis Ulama Indonesia
b. Hadis Nabi riwayat Ibnu Majah dari Shuhaib:
L4 A 4 A * dK 9 ] <l <O mnN ) <!$ 3 opq7nP
P r ) 2<W >) f s4 BN_- 1C 4 B' c 9e! a4-
R $] !* Ack
“Nabi bersabda, ‘Ada tiga hal yang mengandung berkah: jual
beli tidak secara tunai, muqaradhah (mudharabah), dan
mencampur gandum dengan jewawut untuk keperluan rumah
tangga, bukan untuk dijual.” (HR. Ibnu Majah dari Shuhaib).
c. Hadis Nabi riwayat Ibnu Majah dari ‘Ubadah bin Shamit,
riwayat Ahmad dari Ibnu ‘Abbas, dan riwayat Imam Malik dari
Yahya:
9Gm L4 A * A 9 ] A O L-4 -)_-) _
eAc ! Ac)sr t ! ,0 * !*uA Lv? =n
? Bw gnx !y"6 z m- Ba- { )G" A1 un
|}}~6• a4-4 B!*l€ !* Z 4 BU * !k
“Rasulullah s.a.w. menetapkan: Tidak boleh membahaya-
kan/merugikan orang lain dan tidak boleh (pula) membalas
bahaya (kerugian yang ditimbulkan oleh orang lain) dengan
bahaya (perbuatan yang merugikannya).”
d. Hadis Nabi riwayat Tirmizi dari ‘Amr bin ‘Auf:
• %tF )  4 + q w<) FY ] ‚C [C ! ƒX„ c
F )  4 + q w<) + )@ $ 4)@ 9 * C [C 4/
“Perdamaian dapat dilakukan di antara kaum muslimin
kecuali perdamaian yang mengharamkan yang halal atau
menghalalkan yang haram; dan kaum muslimin terikat dengan
syarat-syarat mereka kecuali syarat yang mengharamkan yang
halal atau menghalalkan yang haram.”
3. Ijma. Diriwayatkan, sejumlah sahabat menyerahkan (kepada orang,
mudharib) harta anak yatim sebagai mudharabah dan tak ada
seorang pun mengingkari mereka. Oleh karena itu, hal tersebut
dipandang sebagai ijma’ (Wahbah Zuhaily, al-Fiqh al-Islami wa
Adillatuhu, Damsyiq: Dar al-Fikr, 2004, cet. IV, edisi revisi,
5/3925).
4. Qiyas. Transaksi mudharabah diqiyaskan kepada transaksi
musaqah.
79 Qardh dengan Menggunakan Dana Nasabah 4
Dewan Syariah Nasional - Majelis Ulama Indonesia
5. Kaidah fikih, antara lain:
a. Kaidah fikih:
) [ <= ƒR . N1WCe,)… 1 B)„ † 4 a @g Bl [n-0
Bwq[|‡‡ˆM B|I 2 4 I 1‰ BnŠ3  4 ) 6C‹ 6C‹
Œ BŠ3  - @ *~• B~Žˆk
“Kesulitan mendatangkan kemudahan” (al-Suyuthi, al-Asybah
wa al-Nazha’ir, j. 1, h. 194).
b. Kaidah fikih:
B,-4)<G N X OX Nc Y+N< *+N<] s 4 r:eBl [a @g
,)… 1 B)„ † 4nBwq[ -0|‡‡ˆM B|‰ BI 2 4 I 1n6 C‹ 6C‹
Œ BŠ3  - @ * Š3  4 )~• B|~•k
“Hajah (kebutuhan mendesak), baik bersifat khusus maupun
umum, menempati posisi darurat (kebutuhan sangat mendesak)”
(al-Suyuthi, al-Asybah wa al-Nazha’ir, j. 1, h. 218).
c. Kaidah fikih:
„ L6] 1C w /
“Wasilah (sarana) memiliki hukum tujuan”. (‘Izz al-Din ‘Abd
al-‘Aziz bin ‘Abd al-Salam, al-Qawa’id al-Kubra al-Mausum
bi-Qawa’id al-Ahkam fi Ishlah al-Anam, Damsyiq: Dar al-
Qalam, 2000, juz 1, h. 74).
d. Kaidah fikih:
y  ! A C  #s '•l@ 9 +N2"-Q4 +N L4
")Y<= 4 N…) 4 N 8 4 ?6< 4 ? ."8/
“Sesuatu yang menjadi wasilah dan dzari’ah (sarana) terhadap
sesuatu mengambil (mempunyai) status hukum sesuatu tersebut,
baik wajib, nadb (anjuran), mubah, makruh maupun haram.”
(Dr. Muhammad Sa’d bin Ahmad bin Mas’ud al-Yubi,
Maqashid al-Syari’ah wa ‘Alaqatuha bi al-Adillah al-
Syar’iyyah, KSA: Dar Ibn al-Jauzi, 1429 H.; h. 435).
e. Kaidah fikih:
‘"F6tm )’=‘" F2 4 FC_ •l<W l3 )’=ea @g Bl [
,)… 1 B)„ † 4nBwq[ -0|‡‡ˆM B|I 2 4 I 1‰ Bn
79 Qardh dengan Menggunakan Dana Nasabah 5
Dewan Syariah Nasional - Majelis Ulama Indonesia
Œ BŠ3  - @ * Š3  4 ) 6C‹ 6C‹~• B|“”! 4 B
IW 0 B)„ † 4 a @g B •nB) ’ -0~Ž•}M B~I 1‰ Bn
6C‹• BŠ3 z P T~}–k
“Sesuatu yang tidak boleh dilakukan sebagai tujuan boleh
dilakukan sebagai pendukung (bagian dari yang lain) dan ikutan
(pelengkap)” (al-Suyuthi, al-Asybah wa al-Nazha’ir, j. 1, h.
276; Ibn Nujaim, al-Asybah wa al-Nazha’ir, h. 135).
f. Kaidah fikih:
F0 t 1 Q ) ’=‘" F2 J Q •l<W l3 )’=‘"
er" B6* 1 u - — ˜ BlW -Xn™ m4g šW ,-b4
BN qL8 šW 4}v}“”k
“Sesuatu yang tidak boleh dilakukan ketika menjadi tujuan
boleh dilakukan ketika menjadi ikutan (pelengkap)” (al-
Zarkasyi, al-Mantsur fi al-Qawa’id, j. 3, h. 376).
g. Kaidah fikih:
S 1=[C l3 )’=‘" >l C>G l3 )’=‘"eBl )l ) ;4 =3
Bl23 W A1’ ›4)3 ulC= $ ;j ;4 =’ P › TB
|v~~–k
“Sesuatu yang tidak boleh dilakukan ketika berdiri sendiri boleh
dilakukan ketika menjadi pendukung (bagian dari yang lain)”
(ak-Ramli, Fatawa al-Ramli, j. 2, h. 115).
h. Kaidah fikih:
O6" N 8 `q 2C 93 ]Jg$C")Y 9 * o 0/
“Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan
kecuali ada dalil yang mengharamkannya.”
Memperhatikan : 1. Wahbah al-Zuhaili menyatakan:
0 12C! 0 t1C 4 A *612eVN - G˜k• >) …e•
}Ž}“/// kl 3 ™<)t=" ?- GC 3 +N1 T N - GC r: QH3
P BN Jg )„ L l3 B` - .>= › : ! A 6 N - GC O
79 Qardh dengan Menggunakan Dana Nasabah 6
Dewan Syariah Nasional - Majelis Ulama Indonesia
612 œq 8 BU < )„ L///Jg… N - G C ! 0 t1C
• •) tYe•}Žˆ–ž}Žˆ”/k
Ma’qud ’alaih (obyek akad) atau tujuan akad mudharabah adalah al-
ribh (keuntungan)... Jika mudharabah tersebut adalah mudharabah
muthlaqah, maka terhadap dana mudharabah itu mudharib boleh
melakukan berbagai macam kegiatan perniagaan yang dipandang
layak, di tempat mana pun dan dengan siapa pun, karena akadnya
bersifat mutlak; sebab tujuan mudharabah adalah menciptakan
keuntungan (Wahbah al-Zuhaili, al-Fiqh al-Islami wa Adillatuh,
Damsyiq: Dar al-Fikr, 2004, cet. IV, edisi revisi, 5/3937 & 3945-
3946).
2. Muhmmad ‘Abd al-Mun’im Abu Zaid mengatakan:
l3 I1Y=" ! C" …4 B …0 t1 4 N - GC N" Ÿ … • >) I 1Y 4
…) Ÿ l34 ,- .>=!NTW:JgN<"0 t=m/
“Mewujudkan keuntungan adalah tujuan utama dan maksud dari
mudharabah; dan hal itu dapat tercapai (terwujud) dalam perniagaan
dan kegiatan-kegiatan ekonomi lainnya.” (Muhmmad ‘Abd al-
Mun’im Abu Zaid, Nahwa Tathwir Nizham al-Mudharabah fi al-
Masharif al-Islamiyyah, al-Qahirah: Maktabah al-Ma’had al-
‘Alamai li-al-Fikr al-Islami, 2000, h. 24)
3. Pendapat peserta Rapat Pleno DSN-MUI pada hari Selasa, tanggal
03 Rabi’ul Akhir 1432 H./08 Maret 2011.
MEMUTUSKAN
Menetapkan : FATWA TENTANG QARDH DENGAN MENGGUNAKAN
DANA NASABAH
Pertama : Ketentuan Umum
Dalam fatwa ini, yang dimaksud dengan:
1. Qardh adalah suatu akad penyaluran dana oleh LKS kepada
nasabah sebagai utang piutang dengan ketentuan bahwa nasabah
wajib mengembalikan dana tersebut kepada LKS pada waktu yang
telah disepakati;
2. Dana Nasabah adalah dana yang diserahkan oleh nasabah kepada
LKS dalam produk giro, tabungan atau deposito dengan
menggunakan akad wadi’ah atau mudharabah sebagaimana
dimaksud dalam fatwa DSN-MUI Nomor: 01/DSN-MUI/IV/2000
tentang Giro, fatwa DSN-MUI Nomor: 02/DSN-MUI/IV/2000
tentang Tabungan dan fatwa DSN-MUI Nomor: 03/DSN-
MUI/IV/2000 tentang Deposito.
79 Qardh dengan Menggunakan Dana Nasabah 7
Dewan Syariah Nasional - Majelis Ulama Indonesia
Kedua : Ketentuan Penyaluran Dana Qardh dengan Dana Nasabah
1. Akad Qardh dalam Lembaga Keuangan Syariah terdiri atas dua
macam:
a. Akad Qardh yang berdiri sendiri untuk tujuan sosial semata
sebagaimana dimaksud dalam Fatwa DSN-MUI Nomor:
19/DSN-MUI/IV/2001 tentang al-Qardh, bukan sebagai sarana
atau kelengkapan bagi transaksi lain dalam produk yang
bertujuan untuk mendapatkan keuntungan;
b. Akad Qardh yang dilakukan sebagai sarana atau kelengkapan
bagi transaksi lain yang menggunakan akad-akad mu’awadhah
(pertukaran dan dapat bersifat komersial) dalam produk yang
bertujuan untuk mendapatkan keuntungan.
2. Akad atau produk yang menggunakan akad qardh sebagai sarana
atau kelengkapan bagi akad mu’awadhah sebagaimana dimaksud
pada angka 1.b di atas, termaktub antara lain dalam:
a. Fatwa DSN-MUI Nomor: 26/DSN-MUI/III/2002 tentang Rahn
Emas;
b. Fatwa DSN-MUI Nomor: 29/DSN-MUI/VI/2002 tentang
Pembiayaan Pengurusan Haji Lembaga Keuangan Syariah;
c. Fatwa DSN-MUI Nomor 31 tentang Pengalihan Utang;
d. Fatwa DSN MUI Nomor: 42/DSN-MUI/V/2004 tentang
Syariah Charge Card;
e. Fatwa DSN MUI Nomor: 54/DSN-MUI/X/2006 tentang
Syariah Card;
f. Fatwa DSN MUI Nomor: 67/DSN-MUI/III/2008 tentang
Anjak Piutang Syariah.
3. Akad Qardh sebagaimana dimaksud dalam angka 1.a tidak boleh
menggunakan dana nasabah.
4. Akad Qardh sebagaimana dimaksud dalam angka 1.b boleh
menggunakan dana nasabah.
5. Keuntungan atau pendapatan dari akad atau produk yang
menggunakan mu’awadhah yang dilengkapi dengan akad qardh
sebagaimana dimaksud dalam angka 2 harus dibagikan kepada
nasabah penyimpan dana sesuai akad yang dilakukan.
Ketiga : Ketentuan Penutup
Fatwa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan jika di
kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan, akan diubah dan
disempurnakan sebagaimana mestinya.
79 Qardh dengan Menggunakan Dana Nasabah 8
Dewan Syariah Nasional - Majelis Ulama Indonesia
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 03 Rabi’ul Akhir1432 H
08 Maret 2011 M
DEWAN SYARIAH NASIONAL
MAJELIS ULAMA INDONESIA
Ketua, Sekretaris,
DR. K.H. M.A. SAHAL MAHFUDH DRS. H.M. ICHWAN SAM

More Related Content

What's hot

80 prinsip syariah-bursa_efek
80 prinsip syariah-bursa_efek80 prinsip syariah-bursa_efek
80 prinsip syariah-bursa_efekSiLvi FitrissaLam
 
10.1 HUKUM SYIRKAH
10.1 HUKUM SYIRKAH 10.1 HUKUM SYIRKAH
10.1 HUKUM SYIRKAH
fissilmikaffah1
 
12 HUKUM DHOMAN (JAMINAN)
12 HUKUM DHOMAN (JAMINAN)12 HUKUM DHOMAN (JAMINAN)
12 HUKUM DHOMAN (JAMINAN)
fissilmikaffah1
 
10 h u ku m s y i r k a h 1
10 h u ku m  s y i r k a h 110 h u ku m  s y i r k a h 1
10 h u ku m s y i r k a h 1
Encep Bahauddin
 
06.2 HUKUM UTANG & PINJAMAN
06.2 HUKUM UTANG & PINJAMAN06.2 HUKUM UTANG & PINJAMAN
06.2 HUKUM UTANG & PINJAMAN
fissilmikaffah1
 
01.3 MULTI AKAD
01.3 MULTI AKAD01.3 MULTI AKAD
01.3 MULTI AKAD
fissilmikaffah1
 
11 HUKUM WAKALAH
11 HUKUM WAKALAH11 HUKUM WAKALAH
11 HUKUM WAKALAH
fissilmikaffah1
 
04.1 KONSEP AKAD
04.1 KONSEP AKAD04.1 KONSEP AKAD
04.1 KONSEP AKAD
fissilmikaffah1
 
01.4 MURABAHAH BANK SYARIAH
01.4 MURABAHAH BANK SYARIAH01.4 MURABAHAH BANK SYARIAH
01.4 MURABAHAH BANK SYARIAH
fissilmikaffah1
 
14 HUKUM WADI'AH
14 HUKUM WADI'AH14 HUKUM WADI'AH
14 HUKUM WADI'AH
fissilmikaffah1
 
07 HUKUM RAHN (GADAI)
07 HUKUM RAHN (GADAI)07 HUKUM RAHN (GADAI)
07 HUKUM RAHN (GADAI)
fissilmikaffah1
 
13 HUKUM 'ARIYAH
13 HUKUM 'ARIYAH13 HUKUM 'ARIYAH
13 HUKUM 'ARIYAH
fissilmikaffah1
 
Mengenal konsep mudharabah
Mengenal konsep mudharabahMengenal konsep mudharabah
Mengenal konsep mudharabah
Abu Fathan Al Tampany
 
01 URGENSI FIQIH MUAMALAH
01 URGENSI FIQIH MUAMALAH01 URGENSI FIQIH MUAMALAH
01 URGENSI FIQIH MUAMALAH
fissilmikaffah1
 
09.1 HUKUM SAMSARAH (RUKUN & SYARAT)
09.1 HUKUM SAMSARAH (RUKUN & SYARAT)09.1 HUKUM SAMSARAH (RUKUN & SYARAT)
09.1 HUKUM SAMSARAH (RUKUN & SYARAT)
fissilmikaffah1
 
002 konsep akad
002 konsep akad002 konsep akad
002 konsep akad
Puspita Ningtiyas
 

What's hot (20)

80 prinsip syariah-bursa_efek
80 prinsip syariah-bursa_efek80 prinsip syariah-bursa_efek
80 prinsip syariah-bursa_efek
 
10.1 HUKUM SYIRKAH
10.1 HUKUM SYIRKAH 10.1 HUKUM SYIRKAH
10.1 HUKUM SYIRKAH
 
12 HUKUM DHOMAN (JAMINAN)
12 HUKUM DHOMAN (JAMINAN)12 HUKUM DHOMAN (JAMINAN)
12 HUKUM DHOMAN (JAMINAN)
 
10 h u ku m s y i r k a h 1
10 h u ku m  s y i r k a h 110 h u ku m  s y i r k a h 1
10 h u ku m s y i r k a h 1
 
06.2 HUKUM UTANG & PINJAMAN
06.2 HUKUM UTANG & PINJAMAN06.2 HUKUM UTANG & PINJAMAN
06.2 HUKUM UTANG & PINJAMAN
 
01.3 MULTI AKAD
01.3 MULTI AKAD01.3 MULTI AKAD
01.3 MULTI AKAD
 
11 HUKUM WAKALAH
11 HUKUM WAKALAH11 HUKUM WAKALAH
11 HUKUM WAKALAH
 
69 sbsn
69 sbsn69 sbsn
69 sbsn
 
04.1 KONSEP AKAD
04.1 KONSEP AKAD04.1 KONSEP AKAD
04.1 KONSEP AKAD
 
01.4 MURABAHAH BANK SYARIAH
01.4 MURABAHAH BANK SYARIAH01.4 MURABAHAH BANK SYARIAH
01.4 MURABAHAH BANK SYARIAH
 
14 HUKUM WADI'AH
14 HUKUM WADI'AH14 HUKUM WADI'AH
14 HUKUM WADI'AH
 
07 HUKUM RAHN (GADAI)
07 HUKUM RAHN (GADAI)07 HUKUM RAHN (GADAI)
07 HUKUM RAHN (GADAI)
 
41 obligasi syariah-ijarah
41 obligasi syariah-ijarah41 obligasi syariah-ijarah
41 obligasi syariah-ijarah
 
13 HUKUM 'ARIYAH
13 HUKUM 'ARIYAH13 HUKUM 'ARIYAH
13 HUKUM 'ARIYAH
 
Mengenal konsep mudharabah
Mengenal konsep mudharabahMengenal konsep mudharabah
Mengenal konsep mudharabah
 
01 URGENSI FIQIH MUAMALAH
01 URGENSI FIQIH MUAMALAH01 URGENSI FIQIH MUAMALAH
01 URGENSI FIQIH MUAMALAH
 
78 mekanisme instrumen-puas
78 mekanisme instrumen-puas78 mekanisme instrumen-puas
78 mekanisme instrumen-puas
 
09.1 HUKUM SAMSARAH (RUKUN & SYARAT)
09.1 HUKUM SAMSARAH (RUKUN & SYARAT)09.1 HUKUM SAMSARAH (RUKUN & SYARAT)
09.1 HUKUM SAMSARAH (RUKUN & SYARAT)
 
002 konsep akad
002 konsep akad002 konsep akad
002 konsep akad
 
Zakat pendapatan
Zakat pendapatanZakat pendapatan
Zakat pendapatan
 

Viewers also liked

48 penjadwalan kembali-tagihan_murabahah
48 penjadwalan kembali-tagihan_murabahah48 penjadwalan kembali-tagihan_murabahah
48 penjadwalan kembali-tagihan_murabahahSiLvi FitrissaLam
 
52 wakalah bil-ujrah_asuransi
52 wakalah bil-ujrah_asuransi52 wakalah bil-ujrah_asuransi
52 wakalah bil-ujrah_asuransiSiLvi FitrissaLam
 
Personal Finance Class Entrepreneurship Lecture Slides 09-13
Personal Finance Class Entrepreneurship Lecture Slides 09-13Personal Finance Class Entrepreneurship Lecture Slides 09-13
Personal Finance Class Entrepreneurship Lecture Slides 09-13
Barbara O'Neill
 

Viewers also liked (20)

75 pedoman plbs
75 pedoman plbs75 pedoman plbs
75 pedoman plbs
 
49 konversi akad-murabahah
49 konversi akad-murabahah49 konversi akad-murabahah
49 konversi akad-murabahah
 
48 penjadwalan kembali-tagihan_murabahah
48 penjadwalan kembali-tagihan_murabahah48 penjadwalan kembali-tagihan_murabahah
48 penjadwalan kembali-tagihan_murabahah
 
65 fatwa hmetd
65 fatwa hmetd65 fatwa hmetd
65 fatwa hmetd
 
10 wakalah
10 wakalah10 wakalah
10 wakalah
 
67 fatwa anjak-piutang
67 fatwa anjak-piutang67 fatwa anjak-piutang
67 fatwa anjak-piutang
 
64 fatwa sbis-ju'alah
64 fatwa sbis-ju'alah64 fatwa sbis-ju'alah
64 fatwa sbis-ju'alah
 
04 murabahah
04 murabahah04 murabahah
04 murabahah
 
43 ta'widh
43 ta'widh43 ta'widh
43 ta'widh
 
32 obligasi syariah
32 obligasi syariah32 obligasi syariah
32 obligasi syariah
 
38 sertifikat ima
38 sertifikat ima38 sertifikat ima
38 sertifikat ima
 
45 line facility
45 line facility45 line facility
45 line facility
 
73 musyarakah mutanaqisah
73 musyarakah mutanaqisah73 musyarakah mutanaqisah
73 musyarakah mutanaqisah
 
16 diskon murabahah
16 diskon murabahah16 diskon murabahah
16 diskon murabahah
 
25 rahn
25 rahn25 rahn
25 rahn
 
52 wakalah bil-ujrah_asuransi
52 wakalah bil-ujrah_asuransi52 wakalah bil-ujrah_asuransi
52 wakalah bil-ujrah_asuransi
 
56 review ujrah
56 review ujrah56 review ujrah
56 review ujrah
 
07 mudharabah
07 mudharabah07 mudharabah
07 mudharabah
 
Personal Finance Class Entrepreneurship Lecture Slides 09-13
Personal Finance Class Entrepreneurship Lecture Slides 09-13Personal Finance Class Entrepreneurship Lecture Slides 09-13
Personal Finance Class Entrepreneurship Lecture Slides 09-13
 
iМаркетинг 2.1 в Алматы 24 октября
iМаркетинг 2.1 в Алматы 24 октябряiМаркетинг 2.1 в Алматы 24 октября
iМаркетинг 2.1 в Алматы 24 октября
 

More from SiLvi FitrissaLam (20)

77 murabahah emas
77 murabahah emas77 murabahah emas
77 murabahah emas
 
76 sbsn ijarah-asset _to_be_leased
76 sbsn ijarah-asset _to_be_leased76 sbsn ijarah-asset _to_be_leased
76 sbsn ijarah-asset _to_be_leased
 
74 penjaminan syariah
74 penjaminan syariah74 penjaminan syariah
74 penjaminan syariah
 
72 sbsn ijarah
72 sbsn ijarah72 sbsn ijarah
72 sbsn ijarah
 
71 sale and-lease_back
71 sale and-lease_back71 sale and-lease_back
71 sale and-lease_back
 
70 metode penerbitan-sbsn
70 metode penerbitan-sbsn70 metode penerbitan-sbsn
70 metode penerbitan-sbsn
 
68 rah tasjily
68 rah tasjily68 rah tasjily
68 rah tasjily
 
66 fatwa waran
66 fatwa waran66 fatwa waran
66 fatwa waran
 
63 fatwa sbis
63 fatwa sbis63 fatwa sbis
63 fatwa sbis
 
62 fatwa ju'alah
62 fatwa ju'alah62 fatwa ju'alah
62 fatwa ju'alah
 
61 penyelesaian utang-impor
61 penyelesaian utang-impor61 penyelesaian utang-impor
61 penyelesaian utang-impor
 
60 penyelesaian piutang-ekspor
60 penyelesaian piutang-ekspor60 penyelesaian piutang-ekspor
60 penyelesaian piutang-ekspor
 
59 obligasi mudharabah-konversi
59 obligasi mudharabah-konversi59 obligasi mudharabah-konversi
59 obligasi mudharabah-konversi
 
58 hawalah bil-ujrah
58 hawalah bil-ujrah58 hawalah bil-ujrah
58 hawalah bil-ujrah
 
57 lc kafalah-bil_ujrah
57 lc kafalah-bil_ujrah57 lc kafalah-bil_ujrah
57 lc kafalah-bil_ujrah
 
55 prks musyarakah
55 prks musyarakah55 prks musyarakah
55 prks musyarakah
 
54 syariah card
54 syariah card54 syariah card
54 syariah card
 
53 tabarru asuransi
53 tabarru asuransi53 tabarru asuransi
53 tabarru asuransi
 
51 mudharabah musytarakah-asuransi
51 mudharabah musytarakah-asuransi51 mudharabah musytarakah-asuransi
51 mudharabah musytarakah-asuransi
 
50 akad mudharabah-musytarakah
50 akad mudharabah-musytarakah50 akad mudharabah-musytarakah
50 akad mudharabah-musytarakah
 

79 qardh dana-nasabah

  • 1. Dewan Syariah Nasional - Majelis Ulama Indonesia FATWA DEWAN SYARI’AH NASIONAL NO: 79/DSN-MUI/III/2011 Tentang QARDH DENGAN MENGGUNAKAN DANA NASABAH Dewan Syariah Nasional – Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) setelah: Menimbang : a. bahwa dalam rangka merespon kebutuhan nasabah, lembaga keuangan syariah (LKS), terutama perbankan syariah, memerlukan produk yang menggunakan akad qardh sebagai sarana atau kelengkapan terhadap transaksi lain, seperti produk Rahn, produk Pembiayaan Pengurusan Haji Lembaga Keuangan Syariah, produk Syariah Charge Card, produk Pengalihan Utang, produk Kartu Kredit Syariah, produk Anjak Piutang Syariah, dan lain-lain; b. bahwa akad qardh yang menjadi sarana atau kelengkapan dalam produk-produk tersebut sebagaimana dimaksud dalam huruf a sering kali perlu menggunakan dana nasabah, dan qardh dengan menggunakan dana nasabah ini masih belum ada fatwanya, sedangkan Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 19 DSN- MUI/IV/2001 tentang Qardh adalah qardh yang berdiri sendiri untuk tujuan sosial semata; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dikemukakan dalam huruf a dan b di atas, DSN-MUI memandang perlu menetapkan fatwa tentang qardh dengan menggunakan dana nasabah untuk dijadikan pedoman. Mengingat : 1. Firman Allah s.w.t., antara lain: a. QS. al-Nisa’ [4]: 29: !"# $%" &" '() !* +,- ./// “Hai orang yang beriman! Janganlah kalian saling memakan (mengambil) harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan sukarela di antaramu…”. Sekretariat : Jl. Dempo No. 19 Pegangsaan - Jakarta Pusat 10320 Telp. (021) 390 4146 Fax: (021) 3190 3288
  • 2. 79 Qardh dengan Menggunakan Dana Nasabah 2 Dewan Syariah Nasional - Majelis Ulama Indonesia b. QS. al-Ma’idah [5]: 1: 0 12 34 !"# $%" "5 “Hai orang yang beriman! Penuhilah akad-akad itu….” c. QS. al-Ma’idah [5]: 2: ///2 446 2 4 78 9 * :4 2 4 ; 1<= 4 >) 9 * :4 ? 12 6"6@ A A 1<4 “…Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.” d. QS. al-Baqarah [2]: 283: //BA =: !C D ;# >0E 3 FG2 G2 ! H3I <= 4JK A<-/// “…Maka, jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya…”. 2. Hadis Nabi s.a.w., antara lain: a. Hadis Riwayat Thabrani dalam Ausath dari Ibnu Abbas, Nabi bersabda: >LM)=@ +N - G O C P30 Q RSTC 6 * ! U <2 :6 V)=W" 4 B F"04 A OX " 4 BF)Y A Z [" A ] 9 * ^ 3 B!C_ Z Q 23 H3 B'N - '6 `Q +N<0 AO L- A )@ ab c 3 L4 A 4 A * dK 9 ] Ke!* fL4g h ijT a4- U * !/k “Abbas bin Abdul Muthallib jika menyerahkan harta sebagai mudharabah, ia mensyaratkan kepada mudharib-nya agar tidak mengarungi lautan dan tidak menuruni lembah, serta tidak membeli hewan ternak. Jika persyaratan itu dilanggar, ia (mudharib) harus menanggung risikonya. Ketika persyaratan yang ditetapkan Abbas itu didengar Rasulullah, beliau membenarkannya.” (HR. Thabrani dalam al-Ausath dari Ibnu Abbas).
  • 3. 79 Qardh dengan Menggunakan Dana Nasabah 3 Dewan Syariah Nasional - Majelis Ulama Indonesia b. Hadis Nabi riwayat Ibnu Majah dari Shuhaib: L4 A 4 A * dK 9 ] <l <O mnN ) <!$ 3 opq7nP P r ) 2<W >) f s4 BN_- 1C 4 B' c 9e! a4- R $] !* Ack “Nabi bersabda, ‘Ada tiga hal yang mengandung berkah: jual beli tidak secara tunai, muqaradhah (mudharabah), dan mencampur gandum dengan jewawut untuk keperluan rumah tangga, bukan untuk dijual.” (HR. Ibnu Majah dari Shuhaib). c. Hadis Nabi riwayat Ibnu Majah dari ‘Ubadah bin Shamit, riwayat Ahmad dari Ibnu ‘Abbas, dan riwayat Imam Malik dari Yahya: 9Gm L4 A * A 9 ] A O L-4 -)_-) _ eAc ! Ac)sr t ! ,0 * !*uA Lv? =n ? Bw gnx !y"6 z m- Ba- { )G" A1 un |}}~6• a4-4 B!*l€ !* Z 4 BU * !k “Rasulullah s.a.w. menetapkan: Tidak boleh membahaya- kan/merugikan orang lain dan tidak boleh (pula) membalas bahaya (kerugian yang ditimbulkan oleh orang lain) dengan bahaya (perbuatan yang merugikannya).” d. Hadis Nabi riwayat Tirmizi dari ‘Amr bin ‘Auf: • %tF ) 4 + q w<) FY ] ‚C [C ! ƒX„ c F ) 4 + q w<) + )@ $ 4)@ 9 * C [C 4/ “Perdamaian dapat dilakukan di antara kaum muslimin kecuali perdamaian yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram; dan kaum muslimin terikat dengan syarat-syarat mereka kecuali syarat yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram.” 3. Ijma. Diriwayatkan, sejumlah sahabat menyerahkan (kepada orang, mudharib) harta anak yatim sebagai mudharabah dan tak ada seorang pun mengingkari mereka. Oleh karena itu, hal tersebut dipandang sebagai ijma’ (Wahbah Zuhaily, al-Fiqh al-Islami wa Adillatuhu, Damsyiq: Dar al-Fikr, 2004, cet. IV, edisi revisi, 5/3925). 4. Qiyas. Transaksi mudharabah diqiyaskan kepada transaksi musaqah.
  • 4. 79 Qardh dengan Menggunakan Dana Nasabah 4 Dewan Syariah Nasional - Majelis Ulama Indonesia 5. Kaidah fikih, antara lain: a. Kaidah fikih: ) [ <= ƒR . N1WCe,)… 1 B)„ † 4 a @g Bl [n-0 Bwq[|‡‡ˆM B|I 2 4 I 1‰ BnŠ3 4 ) 6C‹ 6C‹ Œ BŠ3 - @ *~• B~Žˆk “Kesulitan mendatangkan kemudahan” (al-Suyuthi, al-Asybah wa al-Nazha’ir, j. 1, h. 194). b. Kaidah fikih: B,-4)<G N X OX Nc Y+N< *+N<] s 4 r:eBl [a @g ,)… 1 B)„ † 4nBwq[ -0|‡‡ˆM B|‰ BI 2 4 I 1n6 C‹ 6C‹ Œ BŠ3 - @ * Š3 4 )~• B|~•k “Hajah (kebutuhan mendesak), baik bersifat khusus maupun umum, menempati posisi darurat (kebutuhan sangat mendesak)” (al-Suyuthi, al-Asybah wa al-Nazha’ir, j. 1, h. 218). c. Kaidah fikih: „ L6] 1C w / “Wasilah (sarana) memiliki hukum tujuan”. (‘Izz al-Din ‘Abd al-‘Aziz bin ‘Abd al-Salam, al-Qawa’id al-Kubra al-Mausum bi-Qawa’id al-Ahkam fi Ishlah al-Anam, Damsyiq: Dar al- Qalam, 2000, juz 1, h. 74). d. Kaidah fikih: y ! A C #s '•l@ 9 +N2"-Q4 +N L4 ")Y<= 4 N…) 4 N 8 4 ?6< 4 ? ."8/ “Sesuatu yang menjadi wasilah dan dzari’ah (sarana) terhadap sesuatu mengambil (mempunyai) status hukum sesuatu tersebut, baik wajib, nadb (anjuran), mubah, makruh maupun haram.” (Dr. Muhammad Sa’d bin Ahmad bin Mas’ud al-Yubi, Maqashid al-Syari’ah wa ‘Alaqatuha bi al-Adillah al- Syar’iyyah, KSA: Dar Ibn al-Jauzi, 1429 H.; h. 435). e. Kaidah fikih: ‘"F6tm )’=‘" F2 4 FC_ •l<W l3 )’=ea @g Bl [ ,)… 1 B)„ † 4nBwq[ -0|‡‡ˆM B|I 2 4 I 1‰ Bn
  • 5. 79 Qardh dengan Menggunakan Dana Nasabah 5 Dewan Syariah Nasional - Majelis Ulama Indonesia Œ BŠ3 - @ * Š3 4 ) 6C‹ 6C‹~• B|“”! 4 B IW 0 B)„ † 4 a @g B •nB) ’ -0~Ž•}M B~I 1‰ Bn 6C‹• BŠ3 z P T~}–k “Sesuatu yang tidak boleh dilakukan sebagai tujuan boleh dilakukan sebagai pendukung (bagian dari yang lain) dan ikutan (pelengkap)” (al-Suyuthi, al-Asybah wa al-Nazha’ir, j. 1, h. 276; Ibn Nujaim, al-Asybah wa al-Nazha’ir, h. 135). f. Kaidah fikih: F0 t 1 Q ) ’=‘" F2 J Q •l<W l3 )’=‘" er" B6* 1 u - — ˜ BlW -Xn™ m4g šW ,-b4 BN qL8 šW 4}v}“”k “Sesuatu yang tidak boleh dilakukan ketika menjadi tujuan boleh dilakukan ketika menjadi ikutan (pelengkap)” (al- Zarkasyi, al-Mantsur fi al-Qawa’id, j. 3, h. 376). g. Kaidah fikih: S 1=[C l3 )’=‘" >l C>G l3 )’=‘"eBl )l ) ;4 =3 Bl23 W A1’ ›4)3 ulC= $ ;j ;4 =’ P › TB |v~~–k “Sesuatu yang tidak boleh dilakukan ketika berdiri sendiri boleh dilakukan ketika menjadi pendukung (bagian dari yang lain)” (ak-Ramli, Fatawa al-Ramli, j. 2, h. 115). h. Kaidah fikih: O6" N 8 `q 2C 93 ]Jg$C")Y 9 * o 0/ “Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil yang mengharamkannya.” Memperhatikan : 1. Wahbah al-Zuhaili menyatakan: 0 12C! 0 t1C 4 A *612eVN - G˜k• >) …e• }Ž}“/// kl 3 ™<)t=" ?- GC 3 +N1 T N - GC r: QH3 P BN Jg )„ L l3 B` - .>= › : ! A 6 N - GC O
  • 6. 79 Qardh dengan Menggunakan Dana Nasabah 6 Dewan Syariah Nasional - Majelis Ulama Indonesia 612 œq 8 BU < )„ L///Jg… N - G C ! 0 t1C • •) tYe•}Žˆ–ž}Žˆ”/k Ma’qud ’alaih (obyek akad) atau tujuan akad mudharabah adalah al- ribh (keuntungan)... Jika mudharabah tersebut adalah mudharabah muthlaqah, maka terhadap dana mudharabah itu mudharib boleh melakukan berbagai macam kegiatan perniagaan yang dipandang layak, di tempat mana pun dan dengan siapa pun, karena akadnya bersifat mutlak; sebab tujuan mudharabah adalah menciptakan keuntungan (Wahbah al-Zuhaili, al-Fiqh al-Islami wa Adillatuh, Damsyiq: Dar al-Fikr, 2004, cet. IV, edisi revisi, 5/3937 & 3945- 3946). 2. Muhmmad ‘Abd al-Mun’im Abu Zaid mengatakan: l3 I1Y=" ! C" …4 B …0 t1 4 N - GC N" Ÿ … • >) I 1Y 4 …) Ÿ l34 ,- .>=!NTW:JgN<"0 t=m/ “Mewujudkan keuntungan adalah tujuan utama dan maksud dari mudharabah; dan hal itu dapat tercapai (terwujud) dalam perniagaan dan kegiatan-kegiatan ekonomi lainnya.” (Muhmmad ‘Abd al- Mun’im Abu Zaid, Nahwa Tathwir Nizham al-Mudharabah fi al- Masharif al-Islamiyyah, al-Qahirah: Maktabah al-Ma’had al- ‘Alamai li-al-Fikr al-Islami, 2000, h. 24) 3. Pendapat peserta Rapat Pleno DSN-MUI pada hari Selasa, tanggal 03 Rabi’ul Akhir 1432 H./08 Maret 2011. MEMUTUSKAN Menetapkan : FATWA TENTANG QARDH DENGAN MENGGUNAKAN DANA NASABAH Pertama : Ketentuan Umum Dalam fatwa ini, yang dimaksud dengan: 1. Qardh adalah suatu akad penyaluran dana oleh LKS kepada nasabah sebagai utang piutang dengan ketentuan bahwa nasabah wajib mengembalikan dana tersebut kepada LKS pada waktu yang telah disepakati; 2. Dana Nasabah adalah dana yang diserahkan oleh nasabah kepada LKS dalam produk giro, tabungan atau deposito dengan menggunakan akad wadi’ah atau mudharabah sebagaimana dimaksud dalam fatwa DSN-MUI Nomor: 01/DSN-MUI/IV/2000 tentang Giro, fatwa DSN-MUI Nomor: 02/DSN-MUI/IV/2000 tentang Tabungan dan fatwa DSN-MUI Nomor: 03/DSN- MUI/IV/2000 tentang Deposito.
  • 7. 79 Qardh dengan Menggunakan Dana Nasabah 7 Dewan Syariah Nasional - Majelis Ulama Indonesia Kedua : Ketentuan Penyaluran Dana Qardh dengan Dana Nasabah 1. Akad Qardh dalam Lembaga Keuangan Syariah terdiri atas dua macam: a. Akad Qardh yang berdiri sendiri untuk tujuan sosial semata sebagaimana dimaksud dalam Fatwa DSN-MUI Nomor: 19/DSN-MUI/IV/2001 tentang al-Qardh, bukan sebagai sarana atau kelengkapan bagi transaksi lain dalam produk yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan; b. Akad Qardh yang dilakukan sebagai sarana atau kelengkapan bagi transaksi lain yang menggunakan akad-akad mu’awadhah (pertukaran dan dapat bersifat komersial) dalam produk yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan. 2. Akad atau produk yang menggunakan akad qardh sebagai sarana atau kelengkapan bagi akad mu’awadhah sebagaimana dimaksud pada angka 1.b di atas, termaktub antara lain dalam: a. Fatwa DSN-MUI Nomor: 26/DSN-MUI/III/2002 tentang Rahn Emas; b. Fatwa DSN-MUI Nomor: 29/DSN-MUI/VI/2002 tentang Pembiayaan Pengurusan Haji Lembaga Keuangan Syariah; c. Fatwa DSN-MUI Nomor 31 tentang Pengalihan Utang; d. Fatwa DSN MUI Nomor: 42/DSN-MUI/V/2004 tentang Syariah Charge Card; e. Fatwa DSN MUI Nomor: 54/DSN-MUI/X/2006 tentang Syariah Card; f. Fatwa DSN MUI Nomor: 67/DSN-MUI/III/2008 tentang Anjak Piutang Syariah. 3. Akad Qardh sebagaimana dimaksud dalam angka 1.a tidak boleh menggunakan dana nasabah. 4. Akad Qardh sebagaimana dimaksud dalam angka 1.b boleh menggunakan dana nasabah. 5. Keuntungan atau pendapatan dari akad atau produk yang menggunakan mu’awadhah yang dilengkapi dengan akad qardh sebagaimana dimaksud dalam angka 2 harus dibagikan kepada nasabah penyimpan dana sesuai akad yang dilakukan. Ketiga : Ketentuan Penutup Fatwa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan jika di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan, akan diubah dan disempurnakan sebagaimana mestinya.
  • 8. 79 Qardh dengan Menggunakan Dana Nasabah 8 Dewan Syariah Nasional - Majelis Ulama Indonesia Ditetapkan di : Jakarta Pada tanggal : 03 Rabi’ul Akhir1432 H 08 Maret 2011 M DEWAN SYARIAH NASIONAL MAJELIS ULAMA INDONESIA Ketua, Sekretaris, DR. K.H. M.A. SAHAL MAHFUDH DRS. H.M. ICHWAN SAM