SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
Download to read offline
62 Jurnal Ilmu Administrasi Negara (JUAN)
Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Sekolah Berbasis Total Quality
Management (TQM)
Mimin Sundari Nasution
(Jurusan Ilmu Administrasi Negara FISIP Uiversitas Riau)
Abstract:
The education system is expressed as a civilizing process learners that lasts a lifetime. Educational
institutions are not able to manage the change, will be missed. Because this is in line with the
paradigm shift in the organization of the 'market oriented' to 'resources oriented', then that could
be taken is to reorganize its resources in order to survive in the long-term competitiveness. One
appropriate way is to implement Total Quality Management. Providing education and finance
contained in budgets (Budget School) is integral. The essence of interest budgets, presumably not a
matter of profit and loss, but how the educational needs in schools can be fulfilled. This paper will
discuss the implementation of TQM-based budgets with a view across the indicators are customer
focus, continuous improvement, management comitment to quality, and employee empowerment.
Keywords : Budgeting, School, Total Quality Management
Pendahuluan
Sumber daya manusia (SDM) yang
bermutu adalah investasi negara di masa
depan. SDM yang bermutu hanya dapat
dihasilkan oleh pendidikan yang bermutu
yang dapat menghasilkan warga negara
seutuhnya yang terdidik dan cerdas dan
merupakan aset yang menentukan
eksistensi dan kemajuan bangsa dalam
berbagai dimensi kehidupan khususnya
bagi organisasi dimana ia berada.
Investasi dalam pendidikan
merupakan penanaman modal dengan
cara mengalokasikan biaya untuk
penyelenggaraan pendidikan serta
mengambil keuntungan dari sumber daya
manusia yang dihasilkan melalui
pendidikan itu. Dalam konteks ini
pendidikan ini dipandang sebagai
industri pembalajaran manusia, artinya
melalui pendidikan dihasilkan manusia -
manusia yang mempunyai kemampuan
dan keterampilan yang sangat diperlukan
bagi perekonomian suatu negara untuk
meningkatkan pendapatan individu dan
pendapatan nasional. Dengan demikian
maka investasi dalam pendidikan
mempunyai jangka waktu yang panjang
untuk dapat mengetahui hasilnya bagi
pribadi yang menerima pendidikan dan
bagi negara.
Sekolah sebagai lembaga atau
intitusi mempunyai satu atau lebih tujuan,
untuk itu perlu disusun rencana dan
langkah bagaimana cara mencapai tujuan
tersebut. Pada umumnya tujuan sekolah
dipaparkan dalam bentuk Visi dan misi
sekolah. Cara pencapaiannya dilakukan
melalui berbagai perencanan, salah
satunya yaitu perencanan dalam hal
keuangan yang dituangkan dalan rencana
anggaran pendapatan dan belanja sekolah
(RAPBS) selanjutnya setelah disyahkan
Jurnal Ilmu Administrasi Negara (JUAN) 63
menjadi APBS, dengan beberapa langkah
yang harus dilalui tentunya. Agar sekolah
dapat berkembang optimal, perlu
mempunyai APBS, idealnya harus
mengacu pada visi dan misi sekolah dan
penjabarannya. APBS dirinci secara
terukur dan realistis dalam jenis-jenis
kegiatan konkret yang mampu
dilaksanakan.
Esensi tujuan penyusunan APBS
kiranya bukan masalah untung rugi.
Namun bagaimana kebutuhan pendidikan
di sekolah yang bersangkutan mampu
terpenuhi. Proyeksi analisa selanjutnya
terfokus kepada pencapaian mutu
pendidikan sebagaimana selama ini
banyak diperbincangkan. Untuk itu,
alokasi anggaran disebar secara adil
menurut besar kecilnya kebutuhan
masing-masing pos, hingga semuanya
kemudian mampu saling menunjang
untuk pencapaian mutu dimaksud. Hal
mendasar yang perlu diperhatikan adalah
bahwa APBS bukan produk individu, atau
produk Kepala Sekolah, akan tetapi
merupakan sebuah produk bersama.
APBS merupakan hasil dari analisa
bersama melalui sebuah diskusi dan
masukan-masukan yang berharga.
Untuk melihat bagaimana
pelaksanaan APBS berbasis TQM ini,
maka penulis melihat Yayasan Kesatuan
Pendidikan Islam (YKPI) Al Ittihad
sebagai lembaga yang bergerak di bidang
pendidikan, berusaha mengembangkan
lembaga pendidikan Islam untuk
membangun ‚Generasi Rabbani‛ harapan
umat melalui pendirian PG/TKIT, SDIT,
MDA IT, SMPIT, MTS, serta SMAIT
mempunyai keunikan dibandingkan
dengan yayasan lainnya.
Agar RAPBS mencapai hasil
maksimal perlu disesuaikan dengan
menggunakan alat yaitu Total Quality
Management (TQM). TQM merupakan
pendekatan manajemen pada suatu
organisasi, berfokus pada kualitas dan
didasarkan atas partisipasi dari
keseluruhan sumber daya manusia dan
ditujukan pada kesuksesan jangka
panjang melalui kepuasan pelanggan dan
memberikan manfaat pada anggota
organisasi. Pada wilayah pendidikan,
TQM bertujuan meluruskan arah sistem
manajemen pendidikan, perilaku guru
dan staf kependidikan lainnya (Tata
Usaha), fokus pelayanan pendidikan, dan
proses belajar-mengajar, sehingga kelak
menghasilkan out-come bermutu.
Poin-poin berikut memberikan
gambaran bagaimana Pelaksanaan APBS
berbasis TQM belum terimplementasikan
dengan baik
1. Total involvement.
Perencanaan penyusunan APBS
sebagai sebuah kerja besar yang
menyangkut kehidupan sekolah untuk
satu tahun mendatang, dan bahkan
untuk tahun-tahun berikutnya, belum
dilaksanakan dengan cara melibatkan
semua unsur yang ada di sekolah
2. Measurement.
Beberapa poin yang tercantum di
dalam APBS hanya merupakan
pengolahan tahun sebelumnya.
3. Commitment untuk penyusunan APBS
perlu dilihat realisasi dengan baik. Hal
ini akibat tidak terjalinnya total
ivolvement, sehingga untuk APBS yang
sudah tersusun tidak mendapatkan
dukungan dari beberapa pihak.. Hal ini
mengakibatkan terjadinya beberapa
salah paham antara komite sekolah
dengan pegawai dalam pelaksanaan
APBS ini
Berdasarkan fenomena ini, maka
research question atau pertanyaan
penelitian adalah bagaimana Pelaksanaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja
Sekolah berbasis Total Quality
Management (TQM)?
64 Jurnal Ilmu Administrasi Negara (JUAN)
Tujuan utama yang ingin dicapai
dalam penelitian ini adalah Untuk
menganalisis Pelaksanaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Sekolah berbasis
Total Quality Management (TQM) serta
Untuk menganalisis Faktor-faktor apa
sajakah yang menghambat Pelaksanaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja
Sekolah berbasis Total Quality Management
(TQM) tersebut.
Hasil penelitian ini diharapkan
bermanfaat secara teoritis maupun
praktis, antara lain bagi organisasi
bersangkutan dalam rangka perbaikan
pelaksanaan APBS berbasis TQM, serta
sebagai bahan kajian ilmiah dan sebagai
wacana untuk pengembangan ilmu
pengetahuan.
Tinjauan Pustaka
Total Quality Management (TQM)
"TQM is a management approaches
for an organization, centered on quality, based
on the participation of all its members and
aiming at long-term success through customer
satisfaction, and benefits to all members of the
organization and to society" (Crosby;1986) .
Manajemen qualitas terpadu (Total
Quality Management, TQM) didefenisikan
sebagai suatu cara meningkatkan
performansi secara terus menerus
(continous performance improvement) pada
setiap level operasi atau proses, dalam
setiap area fungsional dari suatu
organisasi dengan menggunakan sumber
dayamanusia dan modal yang tersedia
(Garpersz : 2003).
Total Quality Management (TQM)
adalah sebuah filosofi tentang perbaikan
secara terus menerus yang dapat
memberikan seperangkat alat praktis
kepada setiap institusi pendidikan dalam
memenuhi kebutuhan, keinginan dan
harapan para pelanggannya, saat ini dan
untuk masa yang akan datang (Sallis :
2010).
Manfaat utama penerapan TQM
pada sektor pendidikan adalah perbaikan
pelayanan pendidikan, pengurangan
biaya pendidikan – diwujudkan misalnya
dalam bentuk Bantuan Operasional
Sekolah (BOS) – dan kepuasan pelanggan
yaitu murid, orang tua, dan masyarakat.
John J. Mauriel, dkk (1995)
menyimpulkan, bahwa ‚TQM has the
potential to achieve significant change ...”
TQM berpotensi untuk mencapai
perubahan signifikan. Maka dalam
beberapa aspek, TQM layak dijadikan
pedoman pelaksanaan kerja.
Sebab-sebab kegagalan Total
Quality Management (TQM) menurut
Deming : 1986:
a. Sebab Umum terdiri dari :
 Desain kurikulum yang lemah
 Bangunan yang tidak memenuhi
syarat
 Lingkungan kerja yang buruk
 Sistem dan prosedur yang tidak
sesuai
 Jadwal kerja yang serampangan
 Sumber daya yang kurang
 Pengembangan staff yang tidak
memadai
b. Sebab Khusus terdiri dari :
 Kurangnya pengetahuan dan
keterampilan anggota organisasi
 Kurangnya motivasi
 Kegagalan komunikasi
Secara ideal didapat gambaran,
bahwa TQM dapat diterapkan dalam
penyusunan APBS sebagai salah satu
kegiatan perencanaan pendidikan. Hal
mendasar yang perlu diperhatikan adalah
bahwa APBS bukan produk individu, atau
produk Kepala Sekolah, akan tetapi
merupakan sebuah produk bersama.
RAPBS merupakan hasil dari analisa
bersama melalui sebuah diskusi dan
masukan-masukan yang berharga. .
Jurnal Ilmu Administrasi Negara (JUAN) 65
Jelaslah kiranya, bahwa implikasi
TQM terhadap penyusunan APBS adalah
munculnya rambu-rambu agar pimpinan
sekolah bersikap terbuka terhadap
bawahannya. Keterbukaan akan
memberikan kesempatan bagi semua guru
dan staff sekolah untuk bersama-sama
berpikir dan bertindak ke arah
terwujudnya keunggulan mutu. Jika
demikian halnya, maka Kepala Sekolah
telah memenuhi kriteria sebagaimana
digambarkan oleh Sartika (2003) dalam
Quality Service in Education melalui
rancang bangun pilar-pilar TQM dalam
RAPBS yang meliputi :
 Customer Focus
 Total Involvement
 Measurement
 Commitment
 Continuous Improvement
Customer focus merujuk kepada
kepuasan pelanggan; total involvement
berarti keterlibatan total semua unsur
yang ada di sekolah; measurement adalah
pengukuran untuk mengukur
kemungkinan ketercapaian dari rencana
yang disusun; commitment berarti
kesepakatan antara semua unsur untuk
mempertahankan dan mewujudkan mutu;
sedangkan contniuous improvement berarti
tindak lanjut peningkatan mutu dari
praktik perencanaan yang dilakukan. Di
dalam aplikasi penyusunan APBS, pilar-
pilar TQM di atas memungkinkan
penyusunan APBS yang mengarah
kepada tercapainya mutu yang
diharapkan (Sartika : 2003)
Anggaran Pendapatan dan Belanja
Sekolah (APBS)
Menurut Sukirman dkk (2006)
Anggaran Pendapatan dan Belanja
Sekolah selain sebagai alat untuk
perencanaan dan pengendalian, juga
merupakan alat bantu bagi manajemen
dalam mengarahkan suatu sekolah pada
posisi yang kuat atau lemah. Oleh karena
itu, APBS juga dapat berfungsi sebagai
tolak ukur keberhasilan sebuah sekolah
dalam mencapai sasaran yang telah
ditetapkan.
Dalam penyusunan APBS, kepala
sekolah sebaiknya membentuk tim yang
terdiri dari dewan guru dan pengurus
komite sekolah. Setelah tim dan Kepala
Sekolah menyelesaikan tugas, merinci
semua anggaran pendapatan dan belanja
sekolah, Kepala Sekolah menyetujuinya.
Pelibatan para guru dan pengurus komite
sekolah ini akan diperoleh rencana yang
mantap, dan secara moral semua guru,
kepala sekolah dan pengurus komite
sekolah merasa bertanggung jawab
terhadap pelaksanaan rencana tersebut.
(Sukirman dkk : 2006)
Menurut Sukirman dkk (2006),
APBS selain sebagai pedoman
pengumpulan dana dan pengeluarannya,
juga sebagai pembatasan dan
pertanggungjawaban sekolah terhadap
uang-uang yang diterima. Dengan adanya
APBS ini maka sekolah tidak dapat
semaunya memungut sumbangan dari
orang tua siswa (BP3) dan sebaliknya
orang tua menjadi puas mengetahui arah
penggunaan dana yang mereka berikan.
Disamping strategi yang
diperlukan dalam penyusunan RAPBS,
Fattah (2009) juga mengungkapkan
terdapat beberapa tahapan dalam
penyusunan RAPBS, yaitu:
1. Mengidentifikasi kegiatan-kegiatan
yang akan dilakukan selama periode
anggaran sekolah (1 tahun).
2. Mengidentifikasi sumber-sumber
pendapatan yang biasanya
dinyatakan dalam bentuk uang
(pernyataan financial).
3. Memformulasikan anggaran dalam
bentuk format yang telah disetujui
dan dipergunakan oleh instansi
tertentu.
66 Jurnal Ilmu Administrasi Negara (JUAN)
4. Menyusun usulan anggaran untuk
memperoleh persetujuan dari pihak
yang berwenang.
5. Melakukan revisi usulan anggaran.
6. Persetujuan revisi usulan anggaran.
7. Pengesahan anggaran.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan
metode survey, dilakukan dengan cara
pengumpulan data primer dan sekunder.
Data primer diperoleh dengan cara
menyebarkan angket dan wawancara
singkat kepada responden, sedangkan
untuk data sekunder diperoleh dari
dokumen serta bahan-bahan pendukung
lainnya yang berkaitan dengan TQM dan
APBS.
Dalam penelitian ini penulis
melakukan penentuan sampel penelitian
dengan metode proporsional random
sampling. Untuk lebih jelasnya, besarnya
sampel yang diambil dan ditentukan
menggunakan rumus solvin (Sugiyono :
2006). Total respondennya adalah 142
responden.
Untuk mendapatkan interval score
jawaban dari responden adalah
menggunakan Skala Likert : 1) Sangat tidak
baik diberi skor 1, 2). Tidak baik diberi
skor 2, 3) Cukup baik diberi skor 3, 4) Baik
diberi skor 4, 5) Sangat baik diberi skor 5 ,
kemudian Analisis dilakukan dengan
membandingkan nilai rata-rata setiap
indicator secara keseluruhan. Sesuai
dengan hasil perhitungan, maka dapat
disusun kelas interval pada tabel berikut :
Hasil Dan Pembahasan
Mengacu Total Quality Management
(TQM) yang merupakan pendekatan
manajemen pada suatu organisasi,
berfokus pada kualitas dan didasarkan
atas partisipasi dari keseluruhan sumber
daya manusia dan ditujukan pada
kesuksesan jangka panjang melalui
kepuasan pelanggan dan memberikan
manfaat pada anggota organisasi. Pada
wilayah pendidikan, TQM bertujuan
meluruskan arah sistem manajemen
pendidikan, perilaku guru dan staf
kependidikan lainnya (Tata Usaha), fokus
pelayanan pendidikan, dan proses belajar-
mengajar, sehingga kelak menghasilkan
out-come bermutu.
Berikut disajikan hasil rekapitulasi
rata-rata persentase untuk setiap indikator
Gambar . 1
Pada gambar 1 dapat dilihat masing
masing indikator yaitu
1. Customer Focus (fokus pada
pelanggan) Pada penelitian ini
Jurnal Ilmu Administrasi Negara (JUAN) 67
dikategorikan Cukup baik. Artinya
identifikasi kebutuhan siswa dan
kebutuhan pegawai yang dilakukan
sekolah serta pemenuhan kebutuhan
tersebut cukup baik dalam pelaksanaanya.
Kemudian dalam mengembangkan
komunikasi dengan konsumen dalam hal
ini bagaimana mengkomunikasikan APBS
kepada komite sekolah, forum dan sarana
komunikasi, penyelesaian permasalahan
baik siswa maupun pegawai juga belum
dapat terlaksana dengan memuaskan.
Termasuk dalam hal legalitas APBS yang
juga terlaksana dengan cukup baik.
Seharusnya dalam penyusunan RAPBS
berbasis TQM, sekolah dapat menerapkan
indikator tersebut yaitu customer focus,
dimana sekolah dapat tanggap dan
memenuhi kebutuhan konsumen, serta
dapat mengembangkan komunikasi
dengan baik sesuai dengan prinsip yang
sudah disepakati untuk dilaksanakan.
Pada penelitian yang dilakukan
penerapan customer focus yang dilakukan
masih berjalan dengan cukup baik yaitu
berada pada posisi rata-rata 44.60 %.
2. Continous Improvement (perbaikan
berkelanjutan)
Pada penelitian ini dikategorikan
dengan cuku baik. Seharusnya Continous
Improvement yang mencakup pelaksanaan
target perbaikan pada RAPBS dan
menggunakan umpan balik serta pro aktif
dalam melakukan komunikasi pada
seluruh anggota organisasi dapat
diterapkan untuk mencapai tujuan
sekolah melalui penerapan prinsip
continous improvement ini. Namun pada
penelitian yang ditemukan bahwa prinsip
tersebut dapat terlaksana dengan cukup
baik yang berada pada posisi rata-rata
41.00 %.
3. Management Commitment to Quality
(komitmen manajemen)
Pada penelitian ini dikategorikan
dengan cukup baik dengan posisi 47.0 %.
Artinya dari sisi dukungan manajement
seperti keterlibatan yayasan, serta
dukungan fasilitas dalam proses
Pelaksanaan APBS dinilai cukup baik atau
posisi rata-rata 47.00 % yaitu kemampuan
manajemen dalam hal ini Kepala sekolah
dan Pengurus Yayasan menerapkan dan
memandu visi jangka pendek dan panjang
organisasi yaitu yang dituangkan dalam
sebuah kebijakan dalam APBS, membuat
rencana pengambangan sekolah,
menciptakan dan memelihara lingkungan
internal agar karyawan terlibat dalam
mencapai tujuan organisasi, ikut
berpartisipasi, serta mengakui dan
menghargai prestasi karyawan di bidang
kualitas.
4. Employee Empowerment
(pemberdayaan pegawai)
Adalah suatu proses untuk melibatkan
karyawan pada semua level organisasi
dalam hal ini adalah dibentuknya tim
anggaran dalam penyusunan RAPBS dari
unsur pegawai dan membrikan
kesempatan bagi pegawai untuk
malakukan pemecahan masalah dan
pembuatan keputusan dalam lingkup
kerjanya, serta pengakuan eksistensi
karyawan melalui program pengembangan
pegawai di APBS
Pada penelitian ini dikategorikan
dengan tidak baik yaitu berada pada posisi
35.9 %. Artinya dalam melibatkan pegawai
pada proses penyusunan APBS serta
pengakuan eksistensi pegawai belum
dapat dilakukan dengan baik.
Pada gambar 1 didapat rata-rata
untuk keseluruhan indikator adalah 42,1
% dimana keseluruhan pelaksanaan APBS
berbasis TQM dengan kategori cukup
baik, artinya pelaksanaan pilar TQM yaitu
Customer focus, continous improvement,
management commitment to quality serta
68 Jurnal Ilmu Administrasi Negara (JUAN)
employee empowerment yang coba
diterapkan masih dinilai dengan cukup
baik, walaupun ada beberapa hal yang
dilakukan dengan tidak baik seperti
employee empowerment. Seperti keterlibatan
semua unsur yang seharusnya dilibatkan.
Karena dalam TQM hal yang paling
utama adalah partisipasi semua unsur.
Sehingga produk yang dihasilkan bukan
merupakan produk individu tetapi adalah
produk team work yang solid, terdapat
tim yang bekerjasama dalam mencapai
tujuan yang disepakati bersama.
Faktor Penghambat Pelaksanaan
Anggaran Pendapatan Dan Belanja
Sekolah Berbasis Total Quality
Management (TQM)
Pengembangan mutu yang
berhasil membutuhkan komitmen abadi
pihak manajemen. TQM bukan sekedar
mendorong usaha orang lain, dalam
istilah praktisnya, komitmen adalah
kesadaran manajemen bahwa mereka
adalah pihak yang bertanggungjawab
untuk menemukan solusi bagi sebuah
kesalahan.
Gambar 2: Faktor Penghambat
Pada data Gambar 2 dapat
diketahui bahwa kurangnya motivasi
pegawai (29,6 %) sebagai factor
penghambat paling besar pada proses
pelaksanaan APBS berbasis TQM.
Kemudian kegagalan komunikasi sebagai
factor penghambat kedua ( 22,5 %) .
Kurangnya pengetahuan dan
keterampilan pegawai sebagai factor
penghambat selanjutnya (16,9 %).
Lingkungan kerja yang kurang
mendukung juga sebagai factor
penghambat berikutnya (12,7 %). System
dan prosedur yang tidak terlaksana
sebagai factor penghambat terakhir,
sementara itu Design kurikulum, kondisi
Jurnal Ilmu Administrasi Negara (JUAN) 69
sarana, jumlah sumber daya manusia
tidak dianggap sebagai factor
penghambat.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Pelaksanaan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Sekolah berbasis Total
Quality Management dengan nilai
rata-rata keseluruhan indikator
adalah 2.11 atau 42,1 % artinya
dalam pelaksanaan anggaran
pendapatan dan belanja sekolah
berbasis TQM, terdapat beberapa
hal penting yang belum secara
maksimal diterapkan. Namun
begitu itu pelaksanaan APBS
berbasis TQM disimpulkan berjalan
dengan cukup baik.
2. Faktor penghambat dalam
pelaksanaan anggaran pendapatan
dan belanja sekolah berbasis Total
Quality Management bahwa
kurangnya motivasi pegawai
menjadi faktor paling dominan yaitu
29.6 %, sedangkan faktor dominan
selanjutnya adalah adanya
kegagalan komunikasi yang
dibangun dengan persentase 22.5%.
selanjutnya faktor kurangnya
kemampuan dan keterampilan
pegawai juga dianggap sebagai
salah satu faktor penghambat
dengan persentase 16.9 %.
Saran
1. Sebaiknya dalam penyusunan
APBS melibatkan seluruh stake
holder yang ada sehingga
pelaksanaannya sesuai dengan
prosedur dan sesuai dengan target
waktu yang telah ditetapkan,
selain itu juga contens APBS itu
sendiri sebaiknya sesuai dengan
visi dan misi yang ingin dicapai
sehingga pelaksanaan Anggaran
pendapatan dan belanja sekolah
berbasis total quality management
bisa berjalan dengan baik.
2. Bahwa APBS adalah salah satu
tanggung jawab seluruh pegawai
sehingga diharapkan dengan
adanya tanggung jawab timbul
keinginan/motivasi dari masing-
masing individu untuk
melaksanakan fungsinya.
Daftar Pustaka
Abu-Dohou, I. 2002. School Based
Management Logos Wacana Ilmu dan.
Pemikiran. Azahari ; Jakarta..
Coombs, P.H. and Hallak, J. 1987. Cost
Analysis in Education: A Tool for Policy
and. Planning: John Hopkins
Crosby, Philip B. 1986. Quality is Free.
New York. Mentor
Deming, W Edwars . 1986. Out of crisis,
Cambridge. Cambridge University
Press
Dunkin. J. Michael. (1987). Teaching and
Teacher Education. New York.
Effendi, Sofian.1989. Metode Penelitian
Survai, Jakarta, LP3ES.
Gaspersz, Vincent. 2003. Total Quality
Management. Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta
Gimin. 2010. Problematika Implementasi
TQM Dalam Penyusunan RAPBS.
Halim, Abdul. 1996. Akuntansi keuangan
daerah. Penerbit salemba; Jakarta
Huarng, F. and Yao, T. 2002, ‚Relationships
of TQM philosophy, methods and
performance: a survey in Taiwan‛.
Industrial Management & Data
Systems.102(4):226-234.
Husnan, Suad. 1996. Dasar-dasar
manajemen keuangan. UPP AMP
YKPN.
Jabnoun, N. and K. Sedrani 2005. TQM,
Culture, and Performance in UAE
Manufacturing Firms, Quality
Management Journal. 12 (4):8-20.
70 Jurnal Ilmu Administrasi Negara (JUAN)
John J. Mauriel, at.al. 1995. Does TQM
Affect Teaching and Learning?
Minneapolis : Bush Educators’
Program..
Juoro,Umar. 2006. Kekuasaan elit;suatu
bahasan. Yogyakarta. JIP
Juran, J.M. 1989. Juran on leadership for
quality. New York. Macmillan
Ketut Suardhika Natha. 2008. Total Quality
Management Sebagai Perangkat
Manajemen Baru Untuk Optimisasi.
Denpasar : Universitas Udayana.
Kotler, Philip. 1994. America society for
quality control. Mc. Graw hill.
Muluk, M.K. 2003. Manajemen
Pengetahuan: Kebingungan Praktek dan
Peta Kajian. Usahawan. Th. XXXII
April 2003.
Peters, Tom. 1985. A passion for excelence.
Glasglow. Fontana
Sallis, Edward. 2010. Total Quality
Management In Eduacation. Ircisod.
Yogyakarta
Sartika, Ikke Dwi. 2003. Quality Service
in Education. Why Service?
Bandung : Edisi Khusus.
Schultz, Theodore.W. 1993. Investment in
human capital. The american
economics review. no.51
Setiawan Wicaksono. 2006. (Tesis
Universitas Brawijaya). Pengaruh
implementasi Total Quality
Management (TQM) terhadap budaya
kualitas (Studi pada PT. Hari Terang
Industry – Surabaya)
Shewart. 1930. The Economic Control Of
Quality manufacturing pdroducts. IFS
Publishing
.
Sugiyono. 2006. Metode Penelitian
Administrasi. Bandung : Alfabeta
Sukirman, dkk. 2006. Pengaruh Kesempatan
Pembelajaran Organisasi, Kualitas
Pengajaran, Dan Orientasi Profesional
Terhadap Hubungan AntaraPartisipasi
Dosen Dalam Pengambilan Keputusan
Dengan Hasil Belajar Mahasiswa .
Semarang: Jurusan Ekonomi.
Tilaar, H. A. R. 1997. Manajemen
Pendidikan Nasional. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Tjiptono, Fandy, dan Diana Anastasia.
2003. Total Quality Manajemen.
Yogyakarta: Penerbit ANDI.
Trimo. 2008. Total Quality Management
sebagai Wujud Peningkatan Mutu
Pendidikan. Semarang : IKIP – PGRI
Semarang.

More Related Content

Similar to 677-Article Text-2780-1-10-20181029.pdf

Total qm in education 2
Total qm in education 2Total qm in education 2
Total qm in education 2hermansw
 
Critical Review: An Organizational Learning Model for Vocational Education in...
Critical Review: An Organizational Learning Model for Vocational Education in...Critical Review: An Organizational Learning Model for Vocational Education in...
Critical Review: An Organizational Learning Model for Vocational Education in...Joko Prasetiyo
 
Adm pendidikan ke 5 strategi dan pendekatan administrasi pendidikan
Adm pendidikan ke 5 strategi dan pendekatan administrasi pendidikanAdm pendidikan ke 5 strategi dan pendekatan administrasi pendidikan
Adm pendidikan ke 5 strategi dan pendekatan administrasi pendidikanujangjm
 
Transformasi MSDM Pendidikan.pptx
Transformasi MSDM Pendidikan.pptxTransformasi MSDM Pendidikan.pptx
Transformasi MSDM Pendidikan.pptximan87636
 
PPT TOTAL QUALITY MANAGEMENT ASLI.pptx
PPT TOTAL QUALITY MANAGEMENT ASLI.pptxPPT TOTAL QUALITY MANAGEMENT ASLI.pptx
PPT TOTAL QUALITY MANAGEMENT ASLI.pptxmnuzurulump
 
83226358b24a87c75e124a73df06dde0
83226358b24a87c75e124a73df06dde083226358b24a87c75e124a73df06dde0
83226358b24a87c75e124a73df06dde0Zuraida Daud
 
Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh- tri noviana
Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh- tri novianaManajemen pendidikan-islam deden-makbuloh- tri noviana
Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh- tri novianamahmudi moedy
 
Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-istuti
Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-istutiManajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-istuti
Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-istutimahmudi moedy
 
EFEKTIVITAS, EFISIENSI, DAN PRODUKTIFITAS MANAJEMEN MUTU BERBASIS SEKOLAH
EFEKTIVITAS, EFISIENSI, DAN PRODUKTIFITAS MANAJEMEN MUTU BERBASIS SEKOLAHEFEKTIVITAS, EFISIENSI, DAN PRODUKTIFITAS MANAJEMEN MUTU BERBASIS SEKOLAH
EFEKTIVITAS, EFISIENSI, DAN PRODUKTIFITAS MANAJEMEN MUTU BERBASIS SEKOLAHzahra_khusnul
 
243277-implementasi-manajemen-berbasis-sekolah-16cac0ed.pdf
243277-implementasi-manajemen-berbasis-sekolah-16cac0ed.pdf243277-implementasi-manajemen-berbasis-sekolah-16cac0ed.pdf
243277-implementasi-manajemen-berbasis-sekolah-16cac0ed.pdfadhanoorfedy2
 
Manajemen sekolah lely
Manajemen sekolah lelyManajemen sekolah lely
Manajemen sekolah lelyFahmi Amrullah
 
Manajemen sekolah lely
Manajemen sekolah lelyManajemen sekolah lely
Manajemen sekolah lelyFahmi Amrullah
 
Pengelolaan Biaya Pendidikan.pdf
Pengelolaan Biaya Pendidikan.pdfPengelolaan Biaya Pendidikan.pdf
Pengelolaan Biaya Pendidikan.pdfZukét Printing
 
Pengelolaan Biaya Pendidikan.docx
Pengelolaan Biaya Pendidikan.docxPengelolaan Biaya Pendidikan.docx
Pengelolaan Biaya Pendidikan.docxZukét Printing
 
Resensi artikel jurnal riska damayanti
Resensi artikel jurnal riska damayantiResensi artikel jurnal riska damayanti
Resensi artikel jurnal riska damayantiPamilaNovitasari
 
rencana-pengembangan-sekolah-rps.ppt
rencana-pengembangan-sekolah-rps.pptrencana-pengembangan-sekolah-rps.ppt
rencana-pengembangan-sekolah-rps.pptAriBudiSulistiyo1
 
PPT KELOMPOK I.pptx
PPT KELOMPOK I.pptxPPT KELOMPOK I.pptx
PPT KELOMPOK I.pptxdhienas
 

Similar to 677-Article Text-2780-1-10-20181029.pdf (20)

Total qm in education 2
Total qm in education 2Total qm in education 2
Total qm in education 2
 
Critical Review: An Organizational Learning Model for Vocational Education in...
Critical Review: An Organizational Learning Model for Vocational Education in...Critical Review: An Organizational Learning Model for Vocational Education in...
Critical Review: An Organizational Learning Model for Vocational Education in...
 
TQM
TQMTQM
TQM
 
Adm pendidikan ke 5 strategi dan pendekatan administrasi pendidikan
Adm pendidikan ke 5 strategi dan pendekatan administrasi pendidikanAdm pendidikan ke 5 strategi dan pendekatan administrasi pendidikan
Adm pendidikan ke 5 strategi dan pendekatan administrasi pendidikan
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Transformasi MSDM Pendidikan.pptx
Transformasi MSDM Pendidikan.pptxTransformasi MSDM Pendidikan.pptx
Transformasi MSDM Pendidikan.pptx
 
PPT TOTAL QUALITY MANAGEMENT ASLI.pptx
PPT TOTAL QUALITY MANAGEMENT ASLI.pptxPPT TOTAL QUALITY MANAGEMENT ASLI.pptx
PPT TOTAL QUALITY MANAGEMENT ASLI.pptx
 
83226358b24a87c75e124a73df06dde0
83226358b24a87c75e124a73df06dde083226358b24a87c75e124a73df06dde0
83226358b24a87c75e124a73df06dde0
 
Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh- tri noviana
Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh- tri novianaManajemen pendidikan-islam deden-makbuloh- tri noviana
Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh- tri noviana
 
Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-istuti
Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-istutiManajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-istuti
Manajemen pendidikan-islam deden-makbuloh-istuti
 
EFEKTIVITAS, EFISIENSI, DAN PRODUKTIFITAS MANAJEMEN MUTU BERBASIS SEKOLAH
EFEKTIVITAS, EFISIENSI, DAN PRODUKTIFITAS MANAJEMEN MUTU BERBASIS SEKOLAHEFEKTIVITAS, EFISIENSI, DAN PRODUKTIFITAS MANAJEMEN MUTU BERBASIS SEKOLAH
EFEKTIVITAS, EFISIENSI, DAN PRODUKTIFITAS MANAJEMEN MUTU BERBASIS SEKOLAH
 
243277-implementasi-manajemen-berbasis-sekolah-16cac0ed.pdf
243277-implementasi-manajemen-berbasis-sekolah-16cac0ed.pdf243277-implementasi-manajemen-berbasis-sekolah-16cac0ed.pdf
243277-implementasi-manajemen-berbasis-sekolah-16cac0ed.pdf
 
Manajemen sekolah lely
Manajemen sekolah lelyManajemen sekolah lely
Manajemen sekolah lely
 
Manajemen sekolah lely
Manajemen sekolah lelyManajemen sekolah lely
Manajemen sekolah lely
 
Pengelolaan Biaya Pendidikan.pdf
Pengelolaan Biaya Pendidikan.pdfPengelolaan Biaya Pendidikan.pdf
Pengelolaan Biaya Pendidikan.pdf
 
Pengelolaan Biaya Pendidikan.docx
Pengelolaan Biaya Pendidikan.docxPengelolaan Biaya Pendidikan.docx
Pengelolaan Biaya Pendidikan.docx
 
Resensi artikel jurnal riska damayanti
Resensi artikel jurnal riska damayantiResensi artikel jurnal riska damayanti
Resensi artikel jurnal riska damayanti
 
Pengelolaan keuangan
Pengelolaan keuangan Pengelolaan keuangan
Pengelolaan keuangan
 
rencana-pengembangan-sekolah-rps.ppt
rencana-pengembangan-sekolah-rps.pptrencana-pengembangan-sekolah-rps.ppt
rencana-pengembangan-sekolah-rps.ppt
 
PPT KELOMPOK I.pptx
PPT KELOMPOK I.pptxPPT KELOMPOK I.pptx
PPT KELOMPOK I.pptx
 

Recently uploaded

PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxMOHDAZLANBINALIMoe
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxwawan479953
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptnabilafarahdiba95
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxIvvatulAini
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...pipinafindraputri1
 
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptxPelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptxboynugraha727
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxSaujiOji
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024editwebsitesubdit
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024RoseMia3
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAAmmar Ahmad
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptnovibernadina
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfAkhyar33
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...Kanaidi ken
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptAlfandoWibowo2
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfKartiniIndasari
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 

Recently uploaded (20)

PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptxPelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 

677-Article Text-2780-1-10-20181029.pdf

  • 1. 62 Jurnal Ilmu Administrasi Negara (JUAN) Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Sekolah Berbasis Total Quality Management (TQM) Mimin Sundari Nasution (Jurusan Ilmu Administrasi Negara FISIP Uiversitas Riau) Abstract: The education system is expressed as a civilizing process learners that lasts a lifetime. Educational institutions are not able to manage the change, will be missed. Because this is in line with the paradigm shift in the organization of the 'market oriented' to 'resources oriented', then that could be taken is to reorganize its resources in order to survive in the long-term competitiveness. One appropriate way is to implement Total Quality Management. Providing education and finance contained in budgets (Budget School) is integral. The essence of interest budgets, presumably not a matter of profit and loss, but how the educational needs in schools can be fulfilled. This paper will discuss the implementation of TQM-based budgets with a view across the indicators are customer focus, continuous improvement, management comitment to quality, and employee empowerment. Keywords : Budgeting, School, Total Quality Management Pendahuluan Sumber daya manusia (SDM) yang bermutu adalah investasi negara di masa depan. SDM yang bermutu hanya dapat dihasilkan oleh pendidikan yang bermutu yang dapat menghasilkan warga negara seutuhnya yang terdidik dan cerdas dan merupakan aset yang menentukan eksistensi dan kemajuan bangsa dalam berbagai dimensi kehidupan khususnya bagi organisasi dimana ia berada. Investasi dalam pendidikan merupakan penanaman modal dengan cara mengalokasikan biaya untuk penyelenggaraan pendidikan serta mengambil keuntungan dari sumber daya manusia yang dihasilkan melalui pendidikan itu. Dalam konteks ini pendidikan ini dipandang sebagai industri pembalajaran manusia, artinya melalui pendidikan dihasilkan manusia - manusia yang mempunyai kemampuan dan keterampilan yang sangat diperlukan bagi perekonomian suatu negara untuk meningkatkan pendapatan individu dan pendapatan nasional. Dengan demikian maka investasi dalam pendidikan mempunyai jangka waktu yang panjang untuk dapat mengetahui hasilnya bagi pribadi yang menerima pendidikan dan bagi negara. Sekolah sebagai lembaga atau intitusi mempunyai satu atau lebih tujuan, untuk itu perlu disusun rencana dan langkah bagaimana cara mencapai tujuan tersebut. Pada umumnya tujuan sekolah dipaparkan dalam bentuk Visi dan misi sekolah. Cara pencapaiannya dilakukan melalui berbagai perencanan, salah satunya yaitu perencanan dalam hal keuangan yang dituangkan dalan rencana anggaran pendapatan dan belanja sekolah (RAPBS) selanjutnya setelah disyahkan
  • 2. Jurnal Ilmu Administrasi Negara (JUAN) 63 menjadi APBS, dengan beberapa langkah yang harus dilalui tentunya. Agar sekolah dapat berkembang optimal, perlu mempunyai APBS, idealnya harus mengacu pada visi dan misi sekolah dan penjabarannya. APBS dirinci secara terukur dan realistis dalam jenis-jenis kegiatan konkret yang mampu dilaksanakan. Esensi tujuan penyusunan APBS kiranya bukan masalah untung rugi. Namun bagaimana kebutuhan pendidikan di sekolah yang bersangkutan mampu terpenuhi. Proyeksi analisa selanjutnya terfokus kepada pencapaian mutu pendidikan sebagaimana selama ini banyak diperbincangkan. Untuk itu, alokasi anggaran disebar secara adil menurut besar kecilnya kebutuhan masing-masing pos, hingga semuanya kemudian mampu saling menunjang untuk pencapaian mutu dimaksud. Hal mendasar yang perlu diperhatikan adalah bahwa APBS bukan produk individu, atau produk Kepala Sekolah, akan tetapi merupakan sebuah produk bersama. APBS merupakan hasil dari analisa bersama melalui sebuah diskusi dan masukan-masukan yang berharga. Untuk melihat bagaimana pelaksanaan APBS berbasis TQM ini, maka penulis melihat Yayasan Kesatuan Pendidikan Islam (YKPI) Al Ittihad sebagai lembaga yang bergerak di bidang pendidikan, berusaha mengembangkan lembaga pendidikan Islam untuk membangun ‚Generasi Rabbani‛ harapan umat melalui pendirian PG/TKIT, SDIT, MDA IT, SMPIT, MTS, serta SMAIT mempunyai keunikan dibandingkan dengan yayasan lainnya. Agar RAPBS mencapai hasil maksimal perlu disesuaikan dengan menggunakan alat yaitu Total Quality Management (TQM). TQM merupakan pendekatan manajemen pada suatu organisasi, berfokus pada kualitas dan didasarkan atas partisipasi dari keseluruhan sumber daya manusia dan ditujukan pada kesuksesan jangka panjang melalui kepuasan pelanggan dan memberikan manfaat pada anggota organisasi. Pada wilayah pendidikan, TQM bertujuan meluruskan arah sistem manajemen pendidikan, perilaku guru dan staf kependidikan lainnya (Tata Usaha), fokus pelayanan pendidikan, dan proses belajar-mengajar, sehingga kelak menghasilkan out-come bermutu. Poin-poin berikut memberikan gambaran bagaimana Pelaksanaan APBS berbasis TQM belum terimplementasikan dengan baik 1. Total involvement. Perencanaan penyusunan APBS sebagai sebuah kerja besar yang menyangkut kehidupan sekolah untuk satu tahun mendatang, dan bahkan untuk tahun-tahun berikutnya, belum dilaksanakan dengan cara melibatkan semua unsur yang ada di sekolah 2. Measurement. Beberapa poin yang tercantum di dalam APBS hanya merupakan pengolahan tahun sebelumnya. 3. Commitment untuk penyusunan APBS perlu dilihat realisasi dengan baik. Hal ini akibat tidak terjalinnya total ivolvement, sehingga untuk APBS yang sudah tersusun tidak mendapatkan dukungan dari beberapa pihak.. Hal ini mengakibatkan terjadinya beberapa salah paham antara komite sekolah dengan pegawai dalam pelaksanaan APBS ini Berdasarkan fenomena ini, maka research question atau pertanyaan penelitian adalah bagaimana Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah berbasis Total Quality Management (TQM)?
  • 3. 64 Jurnal Ilmu Administrasi Negara (JUAN) Tujuan utama yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah Untuk menganalisis Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah berbasis Total Quality Management (TQM) serta Untuk menganalisis Faktor-faktor apa sajakah yang menghambat Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah berbasis Total Quality Management (TQM) tersebut. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat secara teoritis maupun praktis, antara lain bagi organisasi bersangkutan dalam rangka perbaikan pelaksanaan APBS berbasis TQM, serta sebagai bahan kajian ilmiah dan sebagai wacana untuk pengembangan ilmu pengetahuan. Tinjauan Pustaka Total Quality Management (TQM) "TQM is a management approaches for an organization, centered on quality, based on the participation of all its members and aiming at long-term success through customer satisfaction, and benefits to all members of the organization and to society" (Crosby;1986) . Manajemen qualitas terpadu (Total Quality Management, TQM) didefenisikan sebagai suatu cara meningkatkan performansi secara terus menerus (continous performance improvement) pada setiap level operasi atau proses, dalam setiap area fungsional dari suatu organisasi dengan menggunakan sumber dayamanusia dan modal yang tersedia (Garpersz : 2003). Total Quality Management (TQM) adalah sebuah filosofi tentang perbaikan secara terus menerus yang dapat memberikan seperangkat alat praktis kepada setiap institusi pendidikan dalam memenuhi kebutuhan, keinginan dan harapan para pelanggannya, saat ini dan untuk masa yang akan datang (Sallis : 2010). Manfaat utama penerapan TQM pada sektor pendidikan adalah perbaikan pelayanan pendidikan, pengurangan biaya pendidikan – diwujudkan misalnya dalam bentuk Bantuan Operasional Sekolah (BOS) – dan kepuasan pelanggan yaitu murid, orang tua, dan masyarakat. John J. Mauriel, dkk (1995) menyimpulkan, bahwa ‚TQM has the potential to achieve significant change ...” TQM berpotensi untuk mencapai perubahan signifikan. Maka dalam beberapa aspek, TQM layak dijadikan pedoman pelaksanaan kerja. Sebab-sebab kegagalan Total Quality Management (TQM) menurut Deming : 1986: a. Sebab Umum terdiri dari :  Desain kurikulum yang lemah  Bangunan yang tidak memenuhi syarat  Lingkungan kerja yang buruk  Sistem dan prosedur yang tidak sesuai  Jadwal kerja yang serampangan  Sumber daya yang kurang  Pengembangan staff yang tidak memadai b. Sebab Khusus terdiri dari :  Kurangnya pengetahuan dan keterampilan anggota organisasi  Kurangnya motivasi  Kegagalan komunikasi Secara ideal didapat gambaran, bahwa TQM dapat diterapkan dalam penyusunan APBS sebagai salah satu kegiatan perencanaan pendidikan. Hal mendasar yang perlu diperhatikan adalah bahwa APBS bukan produk individu, atau produk Kepala Sekolah, akan tetapi merupakan sebuah produk bersama. RAPBS merupakan hasil dari analisa bersama melalui sebuah diskusi dan masukan-masukan yang berharga. .
  • 4. Jurnal Ilmu Administrasi Negara (JUAN) 65 Jelaslah kiranya, bahwa implikasi TQM terhadap penyusunan APBS adalah munculnya rambu-rambu agar pimpinan sekolah bersikap terbuka terhadap bawahannya. Keterbukaan akan memberikan kesempatan bagi semua guru dan staff sekolah untuk bersama-sama berpikir dan bertindak ke arah terwujudnya keunggulan mutu. Jika demikian halnya, maka Kepala Sekolah telah memenuhi kriteria sebagaimana digambarkan oleh Sartika (2003) dalam Quality Service in Education melalui rancang bangun pilar-pilar TQM dalam RAPBS yang meliputi :  Customer Focus  Total Involvement  Measurement  Commitment  Continuous Improvement Customer focus merujuk kepada kepuasan pelanggan; total involvement berarti keterlibatan total semua unsur yang ada di sekolah; measurement adalah pengukuran untuk mengukur kemungkinan ketercapaian dari rencana yang disusun; commitment berarti kesepakatan antara semua unsur untuk mempertahankan dan mewujudkan mutu; sedangkan contniuous improvement berarti tindak lanjut peningkatan mutu dari praktik perencanaan yang dilakukan. Di dalam aplikasi penyusunan APBS, pilar- pilar TQM di atas memungkinkan penyusunan APBS yang mengarah kepada tercapainya mutu yang diharapkan (Sartika : 2003) Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (APBS) Menurut Sukirman dkk (2006) Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah selain sebagai alat untuk perencanaan dan pengendalian, juga merupakan alat bantu bagi manajemen dalam mengarahkan suatu sekolah pada posisi yang kuat atau lemah. Oleh karena itu, APBS juga dapat berfungsi sebagai tolak ukur keberhasilan sebuah sekolah dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Dalam penyusunan APBS, kepala sekolah sebaiknya membentuk tim yang terdiri dari dewan guru dan pengurus komite sekolah. Setelah tim dan Kepala Sekolah menyelesaikan tugas, merinci semua anggaran pendapatan dan belanja sekolah, Kepala Sekolah menyetujuinya. Pelibatan para guru dan pengurus komite sekolah ini akan diperoleh rencana yang mantap, dan secara moral semua guru, kepala sekolah dan pengurus komite sekolah merasa bertanggung jawab terhadap pelaksanaan rencana tersebut. (Sukirman dkk : 2006) Menurut Sukirman dkk (2006), APBS selain sebagai pedoman pengumpulan dana dan pengeluarannya, juga sebagai pembatasan dan pertanggungjawaban sekolah terhadap uang-uang yang diterima. Dengan adanya APBS ini maka sekolah tidak dapat semaunya memungut sumbangan dari orang tua siswa (BP3) dan sebaliknya orang tua menjadi puas mengetahui arah penggunaan dana yang mereka berikan. Disamping strategi yang diperlukan dalam penyusunan RAPBS, Fattah (2009) juga mengungkapkan terdapat beberapa tahapan dalam penyusunan RAPBS, yaitu: 1. Mengidentifikasi kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan selama periode anggaran sekolah (1 tahun). 2. Mengidentifikasi sumber-sumber pendapatan yang biasanya dinyatakan dalam bentuk uang (pernyataan financial). 3. Memformulasikan anggaran dalam bentuk format yang telah disetujui dan dipergunakan oleh instansi tertentu.
  • 5. 66 Jurnal Ilmu Administrasi Negara (JUAN) 4. Menyusun usulan anggaran untuk memperoleh persetujuan dari pihak yang berwenang. 5. Melakukan revisi usulan anggaran. 6. Persetujuan revisi usulan anggaran. 7. Pengesahan anggaran. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode survey, dilakukan dengan cara pengumpulan data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dengan cara menyebarkan angket dan wawancara singkat kepada responden, sedangkan untuk data sekunder diperoleh dari dokumen serta bahan-bahan pendukung lainnya yang berkaitan dengan TQM dan APBS. Dalam penelitian ini penulis melakukan penentuan sampel penelitian dengan metode proporsional random sampling. Untuk lebih jelasnya, besarnya sampel yang diambil dan ditentukan menggunakan rumus solvin (Sugiyono : 2006). Total respondennya adalah 142 responden. Untuk mendapatkan interval score jawaban dari responden adalah menggunakan Skala Likert : 1) Sangat tidak baik diberi skor 1, 2). Tidak baik diberi skor 2, 3) Cukup baik diberi skor 3, 4) Baik diberi skor 4, 5) Sangat baik diberi skor 5 , kemudian Analisis dilakukan dengan membandingkan nilai rata-rata setiap indicator secara keseluruhan. Sesuai dengan hasil perhitungan, maka dapat disusun kelas interval pada tabel berikut : Hasil Dan Pembahasan Mengacu Total Quality Management (TQM) yang merupakan pendekatan manajemen pada suatu organisasi, berfokus pada kualitas dan didasarkan atas partisipasi dari keseluruhan sumber daya manusia dan ditujukan pada kesuksesan jangka panjang melalui kepuasan pelanggan dan memberikan manfaat pada anggota organisasi. Pada wilayah pendidikan, TQM bertujuan meluruskan arah sistem manajemen pendidikan, perilaku guru dan staf kependidikan lainnya (Tata Usaha), fokus pelayanan pendidikan, dan proses belajar- mengajar, sehingga kelak menghasilkan out-come bermutu. Berikut disajikan hasil rekapitulasi rata-rata persentase untuk setiap indikator Gambar . 1 Pada gambar 1 dapat dilihat masing masing indikator yaitu 1. Customer Focus (fokus pada pelanggan) Pada penelitian ini
  • 6. Jurnal Ilmu Administrasi Negara (JUAN) 67 dikategorikan Cukup baik. Artinya identifikasi kebutuhan siswa dan kebutuhan pegawai yang dilakukan sekolah serta pemenuhan kebutuhan tersebut cukup baik dalam pelaksanaanya. Kemudian dalam mengembangkan komunikasi dengan konsumen dalam hal ini bagaimana mengkomunikasikan APBS kepada komite sekolah, forum dan sarana komunikasi, penyelesaian permasalahan baik siswa maupun pegawai juga belum dapat terlaksana dengan memuaskan. Termasuk dalam hal legalitas APBS yang juga terlaksana dengan cukup baik. Seharusnya dalam penyusunan RAPBS berbasis TQM, sekolah dapat menerapkan indikator tersebut yaitu customer focus, dimana sekolah dapat tanggap dan memenuhi kebutuhan konsumen, serta dapat mengembangkan komunikasi dengan baik sesuai dengan prinsip yang sudah disepakati untuk dilaksanakan. Pada penelitian yang dilakukan penerapan customer focus yang dilakukan masih berjalan dengan cukup baik yaitu berada pada posisi rata-rata 44.60 %. 2. Continous Improvement (perbaikan berkelanjutan) Pada penelitian ini dikategorikan dengan cuku baik. Seharusnya Continous Improvement yang mencakup pelaksanaan target perbaikan pada RAPBS dan menggunakan umpan balik serta pro aktif dalam melakukan komunikasi pada seluruh anggota organisasi dapat diterapkan untuk mencapai tujuan sekolah melalui penerapan prinsip continous improvement ini. Namun pada penelitian yang ditemukan bahwa prinsip tersebut dapat terlaksana dengan cukup baik yang berada pada posisi rata-rata 41.00 %. 3. Management Commitment to Quality (komitmen manajemen) Pada penelitian ini dikategorikan dengan cukup baik dengan posisi 47.0 %. Artinya dari sisi dukungan manajement seperti keterlibatan yayasan, serta dukungan fasilitas dalam proses Pelaksanaan APBS dinilai cukup baik atau posisi rata-rata 47.00 % yaitu kemampuan manajemen dalam hal ini Kepala sekolah dan Pengurus Yayasan menerapkan dan memandu visi jangka pendek dan panjang organisasi yaitu yang dituangkan dalam sebuah kebijakan dalam APBS, membuat rencana pengambangan sekolah, menciptakan dan memelihara lingkungan internal agar karyawan terlibat dalam mencapai tujuan organisasi, ikut berpartisipasi, serta mengakui dan menghargai prestasi karyawan di bidang kualitas. 4. Employee Empowerment (pemberdayaan pegawai) Adalah suatu proses untuk melibatkan karyawan pada semua level organisasi dalam hal ini adalah dibentuknya tim anggaran dalam penyusunan RAPBS dari unsur pegawai dan membrikan kesempatan bagi pegawai untuk malakukan pemecahan masalah dan pembuatan keputusan dalam lingkup kerjanya, serta pengakuan eksistensi karyawan melalui program pengembangan pegawai di APBS Pada penelitian ini dikategorikan dengan tidak baik yaitu berada pada posisi 35.9 %. Artinya dalam melibatkan pegawai pada proses penyusunan APBS serta pengakuan eksistensi pegawai belum dapat dilakukan dengan baik. Pada gambar 1 didapat rata-rata untuk keseluruhan indikator adalah 42,1 % dimana keseluruhan pelaksanaan APBS berbasis TQM dengan kategori cukup baik, artinya pelaksanaan pilar TQM yaitu Customer focus, continous improvement, management commitment to quality serta
  • 7. 68 Jurnal Ilmu Administrasi Negara (JUAN) employee empowerment yang coba diterapkan masih dinilai dengan cukup baik, walaupun ada beberapa hal yang dilakukan dengan tidak baik seperti employee empowerment. Seperti keterlibatan semua unsur yang seharusnya dilibatkan. Karena dalam TQM hal yang paling utama adalah partisipasi semua unsur. Sehingga produk yang dihasilkan bukan merupakan produk individu tetapi adalah produk team work yang solid, terdapat tim yang bekerjasama dalam mencapai tujuan yang disepakati bersama. Faktor Penghambat Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Sekolah Berbasis Total Quality Management (TQM) Pengembangan mutu yang berhasil membutuhkan komitmen abadi pihak manajemen. TQM bukan sekedar mendorong usaha orang lain, dalam istilah praktisnya, komitmen adalah kesadaran manajemen bahwa mereka adalah pihak yang bertanggungjawab untuk menemukan solusi bagi sebuah kesalahan. Gambar 2: Faktor Penghambat Pada data Gambar 2 dapat diketahui bahwa kurangnya motivasi pegawai (29,6 %) sebagai factor penghambat paling besar pada proses pelaksanaan APBS berbasis TQM. Kemudian kegagalan komunikasi sebagai factor penghambat kedua ( 22,5 %) . Kurangnya pengetahuan dan keterampilan pegawai sebagai factor penghambat selanjutnya (16,9 %). Lingkungan kerja yang kurang mendukung juga sebagai factor penghambat berikutnya (12,7 %). System dan prosedur yang tidak terlaksana sebagai factor penghambat terakhir, sementara itu Design kurikulum, kondisi
  • 8. Jurnal Ilmu Administrasi Negara (JUAN) 69 sarana, jumlah sumber daya manusia tidak dianggap sebagai factor penghambat. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah berbasis Total Quality Management dengan nilai rata-rata keseluruhan indikator adalah 2.11 atau 42,1 % artinya dalam pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja sekolah berbasis TQM, terdapat beberapa hal penting yang belum secara maksimal diterapkan. Namun begitu itu pelaksanaan APBS berbasis TQM disimpulkan berjalan dengan cukup baik. 2. Faktor penghambat dalam pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja sekolah berbasis Total Quality Management bahwa kurangnya motivasi pegawai menjadi faktor paling dominan yaitu 29.6 %, sedangkan faktor dominan selanjutnya adalah adanya kegagalan komunikasi yang dibangun dengan persentase 22.5%. selanjutnya faktor kurangnya kemampuan dan keterampilan pegawai juga dianggap sebagai salah satu faktor penghambat dengan persentase 16.9 %. Saran 1. Sebaiknya dalam penyusunan APBS melibatkan seluruh stake holder yang ada sehingga pelaksanaannya sesuai dengan prosedur dan sesuai dengan target waktu yang telah ditetapkan, selain itu juga contens APBS itu sendiri sebaiknya sesuai dengan visi dan misi yang ingin dicapai sehingga pelaksanaan Anggaran pendapatan dan belanja sekolah berbasis total quality management bisa berjalan dengan baik. 2. Bahwa APBS adalah salah satu tanggung jawab seluruh pegawai sehingga diharapkan dengan adanya tanggung jawab timbul keinginan/motivasi dari masing- masing individu untuk melaksanakan fungsinya. Daftar Pustaka Abu-Dohou, I. 2002. School Based Management Logos Wacana Ilmu dan. Pemikiran. Azahari ; Jakarta.. Coombs, P.H. and Hallak, J. 1987. Cost Analysis in Education: A Tool for Policy and. Planning: John Hopkins Crosby, Philip B. 1986. Quality is Free. New York. Mentor Deming, W Edwars . 1986. Out of crisis, Cambridge. Cambridge University Press Dunkin. J. Michael. (1987). Teaching and Teacher Education. New York. Effendi, Sofian.1989. Metode Penelitian Survai, Jakarta, LP3ES. Gaspersz, Vincent. 2003. Total Quality Management. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta Gimin. 2010. Problematika Implementasi TQM Dalam Penyusunan RAPBS. Halim, Abdul. 1996. Akuntansi keuangan daerah. Penerbit salemba; Jakarta Huarng, F. and Yao, T. 2002, ‚Relationships of TQM philosophy, methods and performance: a survey in Taiwan‛. Industrial Management & Data Systems.102(4):226-234. Husnan, Suad. 1996. Dasar-dasar manajemen keuangan. UPP AMP YKPN. Jabnoun, N. and K. Sedrani 2005. TQM, Culture, and Performance in UAE Manufacturing Firms, Quality Management Journal. 12 (4):8-20.
  • 9. 70 Jurnal Ilmu Administrasi Negara (JUAN) John J. Mauriel, at.al. 1995. Does TQM Affect Teaching and Learning? Minneapolis : Bush Educators’ Program.. Juoro,Umar. 2006. Kekuasaan elit;suatu bahasan. Yogyakarta. JIP Juran, J.M. 1989. Juran on leadership for quality. New York. Macmillan Ketut Suardhika Natha. 2008. Total Quality Management Sebagai Perangkat Manajemen Baru Untuk Optimisasi. Denpasar : Universitas Udayana. Kotler, Philip. 1994. America society for quality control. Mc. Graw hill. Muluk, M.K. 2003. Manajemen Pengetahuan: Kebingungan Praktek dan Peta Kajian. Usahawan. Th. XXXII April 2003. Peters, Tom. 1985. A passion for excelence. Glasglow. Fontana Sallis, Edward. 2010. Total Quality Management In Eduacation. Ircisod. Yogyakarta Sartika, Ikke Dwi. 2003. Quality Service in Education. Why Service? Bandung : Edisi Khusus. Schultz, Theodore.W. 1993. Investment in human capital. The american economics review. no.51 Setiawan Wicaksono. 2006. (Tesis Universitas Brawijaya). Pengaruh implementasi Total Quality Management (TQM) terhadap budaya kualitas (Studi pada PT. Hari Terang Industry – Surabaya) Shewart. 1930. The Economic Control Of Quality manufacturing pdroducts. IFS Publishing . Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alfabeta Sukirman, dkk. 2006. Pengaruh Kesempatan Pembelajaran Organisasi, Kualitas Pengajaran, Dan Orientasi Profesional Terhadap Hubungan AntaraPartisipasi Dosen Dalam Pengambilan Keputusan Dengan Hasil Belajar Mahasiswa . Semarang: Jurusan Ekonomi. Tilaar, H. A. R. 1997. Manajemen Pendidikan Nasional. Bandung: Remaja Rosdakarya. Tjiptono, Fandy, dan Diana Anastasia. 2003. Total Quality Manajemen. Yogyakarta: Penerbit ANDI. Trimo. 2008. Total Quality Management sebagai Wujud Peningkatan Mutu Pendidikan. Semarang : IKIP – PGRI Semarang.