SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
Download to read offline
PENGEMBANGAN MODEL KERJASAMA SMK DENGAN DUNIA USAHA/INDUSTRI (DU/DI) DALAM PEMBELAJARAN PROGRAM PRODUKTIF UNTUK MENGEMBANGKAN KEWIRAUSAHAAN LULUSAN 
Aris Budiyono, dkk. 
Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang 
Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) menemukan metoda dan mekanisme kerjasama yang efektif antara SMK dengan Du/Di dalam penyelenggaraan program produktif untuk pengembangan kewirausahaan lulusan; (2) mengembangkan kewirausahaan lulusan SMK sehingga dicapai peningkatan lulusan SMK yang dapat menciptakan peluang kerja baik untuk dirinya dan/atau untuk orang lain. 
Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (research and development) melaui studi pendahuluan, pengembangan, dan validasi, yang terbagi dalam dua tahun kegiatan, tahun pertama, dilaksanakan studi pendahuluan dan pengembangan model. Lokasi penelitian ini di kota Semarang, dengan subjek penelitian ditetapkan secara purposive, yakni SMK bidang keahlian rekayasa dan teknologi, bisnis dan menejemen, serta bidang pariwisata beserta institusi pasangannya yang melibatkan tiga SMK (teknologi dan rekayasa, bisnis dan manajemen, dan pariwisata), serta enam Du/Di (3 Du/Di menengah/besar dan 3 Du/Di kecil). 
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Pembelajaran program produktif SMK dapat dikembangkan sebagai wahana pengembangan kewirausahaan lulusan (82,05% menyatakan sangat setuju oleh guru beserta Du/Di), hal ini mengindikasikan pentingnya pembelajaran produktif untuk meningkatkan kewirausahaan lulusan melalui kerjasama antara SMK dengan Du/Di dalam, sedangkan penyelenggaraan pembelajaran program produktif SMK, sangat perlu (79,49% sangat setuju) dijalin kerjasama SMK dengan Du/Di; (2) Bentuk kerjasama SMK dengan Du/Di yang dianggap paling tepat adalah praktik kerja industri/usaha bagi siswa SMK (51,28% sangat setuju, 41,03% setuju) dengan pola yang memungkinkan diterapkan antara lain hour release , day release, week release dan block release namun demikian pola ini disetujui berbeda-beda sesuai dengan bidang keahlian yang lain (untuk hour release 51,28% setuju dan 33,33% tidak setuju; untuk day release 51,28% setuju dan 38,46% tidak setuju; untuk week release 48,72% setuju dan 41,03% tidak setuju; sedangkan untuk block release 30,77% sangat setuju, 58,97% setuju dan 10,26% tidak setuju), sedangkan terhadap penggabungan keempat model tersebut ditanggapi secara bervariasi. 
Kesimpulannya, model kerjasama SMK dengan Du/Di dalam pembelajaran program produktif berbasis kewirausahaan yang meliputi dua aspek. Pertama adalah aspek materi diklat dan kedua adalah mekanisme diklat. Meteri diklat menyangkut penetapan kompetensi/kurikulum dan penetapan job description untuk masing-masing jabatan dalam Du/Di yang dipersyaratkan. Sedangkan untuk mekanisme kerjasama terdiri dari (1) prinsip, ((2) pola, (3) kegiatan, (4) opersainalisasi dan (5) metode serta (6) perangkat/instrumen yang diperlukan untuk mengukur sikap siswa dalam melakukan pembelajaran program produktif berbasis kewirausahaan di Du/Di yang akan dilakukan oleh pembimbing. 
Kata kunci: kerjasama SMK dengan Du/Di, pembelajaran program produktif, kewirausahaan 
I. PENDAHULUAN 
A. Latar Belakang 
Penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran di SMK mengacu kepada tiga pilar pengembangan kompetensi, yakni: (1) normatif; (2) adaptif; dan (3) produktif. Kompetensi normatif dikembangkan melalui pembelajaran pada kelompok mata pelajaran yang memuat dimensi normatif (Agama, Pancasila, PPKn); kompetensi adaptif dikembangkan melalui kelompok mata pelajaran yang mengandung nilai-nilai adaptabilitas (Bahasa Inggris, Matematika, dan Bahasa Indonesia). Sedangkan kompetensi produktif dikembangkan melalui pembelajaran pada kelompok mata diklat
produktif yang berfungsi membekali peserta didik agar memiliki kompetensi kewirausahaan dan kompetensi kerja sesuai Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI). 
Pembelajaran program produktif merupakan unsur penting dalam sistem penyelenggaraan pembelajaran (diklat) di SMK. Pembelajaran ini dalam penerapannya memiliki dua ciri pokok berupa pembelajaran berbasis kompetensi dan berbasis produksi. Secara umum pembelajaran berbasis kompetensi adalah proses pembelajaran yang perencanaan, pelaksanaan dan penilaiannya mengacu kepada penguasaan kompetensi yang telah diprogramkan antara SMK dengan institusi pasangannya (Du/Di). Pembelajaran berbasis produksi mengandung arti proses pembelajaran keahlian atau keterampilan yang dirancang dan dilaksanakan berdasarkan prosedur dan standar bekerja yang sesungguhnya (real job), untuk menghasilkan barang atau jasa sesuai tuntutan pasar atau konsumen. 
Dalam penyelenggaraannya saat ini, pembelajaran program produktif SMK masih terjebak pada pembekalan dan pencapaian hard skill, yakni keterampilan teknis siswa dalam membuat/memproduksi barang atau jasa sesuai tuntutan pasar. Kecakapan soft skill, utamanya keterampilan kewirausahaan belum diberikan pengembangan secara optimal. Hal ini dikarenakan pengelola SMK (kepala sekolah, guru, dan komite sekolah) belum memiliki strategi yang tepat dalam mengoptimalkan kerjasama dengan Du/Di sebagai sarana pengembangan soft skill lulusan. Pada dasarnya potensi kerjasama antara SMK dengan dunia usaha/industri (Du/Di) yang telah berjalan selama ini dapat didesain sebagai wahana pengembangan soft skill utamanya pengembangan keterampilan kewirausahaan, khususnya dalam penyelenggaraan program produktif. Namun, dalam banyak kasus SMK belum mimiliki model kerjasama dengan Du/Di yang fokus terhadap pengembangan kewirausahaan lulusan. 
B. Rumusan masalah 
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 
1. Bagaimana pengembangan soft skill khususnya kewirausahaan dapat terintegrasikan dalam pembelajaran produktif di SMK ?. 
2. Bagaimana potensi kerjasama SMK dengan Du/Di dalam pembelajaran produktif berbasis kewirausahaan ?.
3. Bagaimana motoda dan mekanisme kerjasama dengan Du/Di dalam penyelenggaraan program produktif untuk pengembangan kewirausahaan lulusan ?. 
C. Tujuan Penelitian 
Tujuan khusus penelitian ini adalah: 
1. Menemukan metoda dan mekanisme kerjasama yang efektif antara SMK dengan Du/Di dalam penyelenggaraan program produktif untuk pengembangan kewirausahaan lulusan; 
2. Mengembangkan kewirausahaan lulusan SMK sehingga dicapai peningkatan lulusan SMK yang dapat menciptakan peluang kerja baik untuk dirinya dan/atau untuk orang lain. 
II. STUDI PUSTAKA 
A. Pengembangan Kewirausahaan 
Kewirausahaan, menurut Tedjasutisna (2004:14) sejatinya mengandung beberapa makna sebagai berikut: (1) kewirausahaan adalah mental dan sikap jiwa yang selalu aktif berusaha meningkatkan hasil karyanya dalam arti meningkatkan penghasilan; (2) kewirausahaan adalah suatu proses seseorang guna memperoleh peluang-peluang memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui inovasi, tanpa memperhatikan sumber daya yang mereka kendalikan; (3) kewirausahaan adalah proses menciptakan sesuatu yang lain dengan menggunakan waktu dan kegiatan disertai modal jasa dan resiko, serta menerima balas jasa, kepuasan, dan kebebasan pribadi. 
Dalam Instruksi Presiden Nomor 4 tahun 1995 tentang Gerakan Nasional Memasyarakatkan dan Membudayakan Kewirausahaan disebutkan kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku, dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya cara kerja, teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan keuntungan yang lebih besar. 
Secara formal, pengembangan kewirausahaan di Indonesia sejatinya telah memasuki masa yang cukup panjang, sekurang-kurangnya sejak dikeluarkan Instruksi
Presiden Nomor 4 tahun 1995. Tujuan Inpres tersebut adalah untuk menumbuhkan semangat kepeloporan di kalangan generasi muda agar mampu menjadi wirausahawan. 
Dengan mengacu kepada rujukan yang ada, dapat dikatakan bahwa pengembangan kewirausahaan bagi negerasi muda, utamanya siswa sejatinya telah memiliki landasan formal. 
B. Esensi Kewirausahaan bagi Siswa SMK 
Sekolah menengah kejuruan (SMK) sebagai sub sistem pendidikan nasional mempunyai peluang yang cukup besar untuk ikut serta dalam pembangunan sistem perekonomian yang bertumpu pada kekuatan rakyat, yang tetap tumbuh dalam situasi krisis sekalipun. Untuk mencapai hasil tersebut, sistem perekonomian nasional perlu ditopang oleh pelaku-pelaku bisnis yang kreatif, inovatif dan mempunyai daya tahan terhadap perubahan. Dalam konteks ini, kegiatan pembelajaran di SMK sejatinya memiliki potensi yang besar didesain sebagai wahana untuk mengembangkan calon pelaku wirausaha yang kreatif, inovatif, serta mempunyai daya tahan terhadap perubahan. 
Belajar dari banyaknya jumlah lulusan SMK yang tidak terserap dalam lapangan kerja (tahun 2007 lulusan SMK yang terserap di lapangan kerja sebesar 385.986 orang dari 628.285 orang lulusan atau sekitar 61,43%) (Depdiknas, 2008). Jika dikaitkan dengan lapangan kerja yang terbatas, sementara jumlah lulusan yang meningkat tajam setiap tahun, maka pengembangan kewirausahaan SMK memiliki nilai strategis, karena melalui pengembangan kewirausahaan berarti penyelenggaraan pendidikan di SMK tidak difokuskan pada penyiapan lulusan menjadi tenaga kerja dunia usaha/industri, melainkan penekanan pada minat yang kuat untuk menjadi wirausaha. 
Salah satu tugas pendidikan, utamanya SMK adalah menumbuh-kembangkan minat dan semangat kewirausahaan. Namun menurut penelitian Winarno (2007), materi dan strategi pembelajaran kewirausahaan yang diberikan SMK saat ini tidak cukup efektif dalam mengembangkan nilai-nilai kewirausahaan siswa. Demikian pula pemahaman masalah kewirausahaan para pengelola (wali kelas, guru dan pembimbing) ternyata belum mendukung pencapaian tujuan pengembangan kewirausahaan. 
Untuk mengembangkan kewirausahaan utamanya di SMK diperlukan pendekatan yang tepat dalam pendidikan dan pelatihan (diklat). Untuk itu terdapat beberapa pendekatan pendidikan dan pelatihan yang sesuai dengan bidang kejuruan.
Sudarmiatin (2009:110) menjelaskan beberapa pendekatan yang sesuai dalam pembelajaran kewirausahaan di SMK, yakni: (1) pembelajaran berbasis masalah (problem based lerning); (2) pembelajaran berbasis proyek/tugas (project based learning); (3) pembelajaran berbasis kerja (work based learning); dan (4) pembelajaran berbasis jasa layanan (service learning). 
Dalam pelaksanaannya beberapa pendekatan pendidikan dan pelatihan tersebut dapat berdiri sendiri secara independen, ataupun terintegrasi antara beberapa pendekatan. Hal penting yang perlu dikembangkan adalah peran Du/Di sebagai mitra potensial dalam pengembangan kewirausahaan siswa. Pengembangan kewirausahaan bagi siswa SMK secara esensial diharapkan dapat memberikan sumbangan terhadap beberapa hal antara lain: (1) peningkatan kompetensi lulusan; (2) penajaman kompetensi produktif melalui pengembangan keterampilan kewirausahaan sesuai bidang keahliannya; (3) kemampuan meraih dan menciptakan peluang atas dasar informasi yang diperoleh; (4) kebiasaan untuk bekerja mandiri dan penuh inisiatif; (5) memiliki sikap kreatif dan inovatif dalam menghadapi perubahan. (Depdiknas, 2003:3) 
D. Model Kerjasama SMK dengan Dunia Usaha/Industri (Du/Di) 
Model kerjasama antara SMK dengan dunia usaha/industri hingga saat ini masih dikenal sebagai bentuk penyelenggaraan Pendidikan Sistem Ganda (PSG) atau dual system, yakni pendidikan yang dilaksanakan dengan mengacu kepada dua perspektif yaitu sekolah dan dunia usaha/industri. Secara ideal, pelaksanaan pendidikan sistem ganda seyogyanya memberikan ruang lingkup kerjasama antara SMK dengan Du/Di yang mencakup tiga hal, yakni: (1) pengembangan kurikulum/pemetaan kompetensi; (2) pelaksanaan pembelajaran; dan (3) evaluasi hasil pembelajaran.(Samsudi, 2005). 
Dalam pelaksanaan saat ini, kerjasama SMK-Du/Di lebih dikenal dalam bentuk praktik kerja industri/usaha (prakerin) bagi siswa-siswa SMK. Artinya, implementasi kerjasama SMK-Du/Di hingga saat ini lebih banyak dilaksanakan dalam bentuk prakerin. Menurut Depdiknas (1995), ada empat pola yang dapat dilaksanakan dalam strategi link and match melalui praktik kerja industri/usaha, yakni: hour release, day release, block release, atau kombinasi ketiganya. Secara garis pola hour release mengatur jam pembelajaran secara bergantian antara belajar di sekolah dengan di Du/Di. Sedangkan day release mengatur hari secara bergantian antara belajar di sekolah dan di Du/Di; block release mengatur belajar dalam ukuran 1 – 3 bulan secara bergantian.
III. METODE PENELITIAN 
A. Pendekatan Penelitian 
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian dan pengembangan (Research and Development). Hal ini berkaitan dengan tujuan umum penelitian yaitu untuk menghasilkan suatu model kerjasama antara SMK dengan dunia usaha/industria (Du/Di). Dengan demikian, penelitian ini berupaya menghasilkan suatu komponen dalam sistem pendidikan, melalui pengembangan dan validasi. Seperti dijelaskan oleh Borg & Gall (1983:772) “Educational research and development (R & D) is a process used to develop and validate educational products”. Maksud penggunaan istilah produk pendidikan (educational products) dijelaskan lebih jauh, tidak hanya mencakup wujud material seperti buku-buku teks, film-film pembelajaran dsb; tetapi juga berhubungan dengan pengembangan proses dan prosedur, seperti pengembangan metoda mengajar, pengembangan instrumen/perangkat pembelajaran, atau metoda untuk mengorganisasi pembelajaran. 
Dalam penelitian dan pengembangan ini dilakukan penyederhanaan langkah, dari sepuluh langkah (Borg & Gall, 1983:773), menjadi tiga tahap, yaitu: studi pendahuluan, pengembangan, dan validasi, yang terbagi dalam dua tahun kegiatan. Tahun pertama, dilaksanakan studi pendahuluan dan pengembangan model. 
Lokasi penelitian ini di kota Semarang, dengan subjek penelitian ditetapkan secara purposive, yakni SMK bidang keahlian rekayasa dan teknologi, bisnis dan menejemen, serta bidang pariwisata beserta institusi pasangannya. Setiap bidang keahlian diambil satu SMK beserta dua institusi pasangan (satu Du/Di menengah atau besar, dan satu Du/Di kecil). Dengan demikian dalam penelitian ini, baik dalam rangka pengembangan desain model maupun validasi model, melibatkan tiga SMK (teknologi dan rekayasa, bisnis dan manajemen, dan pariwisata), serta enam Du/Di (3 Du/Di menengah/besar dan 3 Du/Di kecil). 
Pada tahap studi pendahuluan, penelitian dan pengembangan ini direncanakan menempuh alur/tahap sebagai berikut: studi literatur, studi/pengumpulan data lapangan, dan deskripsi serta analisis temuan lapangan (model faktual). Secara rinci studi pendahuluan dan pengembangan ini menempuh kegiatan sebagai berikut: (1) pendeskripsian karakteristik dunia usaha/industri yang potensial mendukung penyelenggaraan program produktif; (2) identifikasi dan pendeskripsian komponen
kerjasama masing-masing Du/Di sesuai dengan jenis bidang dan program keahlian teknologi, bisnis dan manajemen, serta pariwisata. 
Berdasarkan deskripsi dan analisis temuan secara faktual, berikutnya disusun langkah-langkah pengembangan sebagai berikut: 
a. Mengembangkan rumusan awal (desain) tentang model kerjasama SMK dengan Du/Di. 
b. Melakukan justifikasi desain model melalui kegiatan focus group discussion (FGD). 
c. Pengumpulan data dalam langkah pengembangan ini dilakukan melalui teknik angket dan dianalisis secara deskriptif. Dengan demikian penelitian pada langkah ini menggunakan pendekatan kualitatif. 
d. Hasil yang dicapai dalam tahap ini adalah deskripsi desain model hipotetis, yang akan diujicoba pada tahap validasi. 
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 
Deskripsi Model Kerjasama SMK dengan Dunia Usaha/Industri (Du/Di) dalam Pembelajaran Program Produktif untuk Mengembangkan Kewirausahaan Lulusan dapat dapat dipilah menjadi dua kategori yaitu (1) karakteristik/potensi Du/Di untuk bekerjasama dengan SMK dan Du/Di dalam pengembangan kewirausahaan lulusan dan (2) komponen dan konten kerajasama SMK yang sesuai dengan bidang keahliaan (Bidang Keahlian: Teknologi-Rekayasa, Pariwisata, Bisnis-Manajemen). Selanjutnya dari karakteristik/potensi dan komponen dan konten kerjasama dapat ditemukan draf desain model kerjasama. 
A. Karakteristik/Potensi Du/Di untuk Bekerjasama dengan SMK 
Karakteristik kerjasama antara SMK dengan Du/Di dapat tergambar dari hasil analisis terhadap pendapat guru program produktif dan kewirausahaan dari tiga bidang keahlian yang dijadikan responden, bidang kehlian Teknologi-Rekayasa, Pariwisata dan Bisnis- Manajemen serta dari Du/Di (tabel 1). Indikator untuk mendeskripsikan karakteristik kerjasama SMK dan Du/Di dalam pembelajaran program produktif untuk mengembangkan kewirausahaan lulusan ada 10 indikator yaitu: 
1. Pembelajaran program produktif SMK dapat dikembangkan sebagai wahana pengembangan kewirausahaan lulusan
2. Dalam penyelenggaraan pembelajaran program produktif SMK, sangat perlu dijalin kerjasama SMK dengan Du/Di 
3. Bentuk kerjasama SMK dengan Du/Di yang dianggap paling tepat adalah praktik kerja industri/usaha 
4. Praktik kerja industri/usaha yang memungkinkan diterapkan adalah pola hour release 
5. Praktik kerja industri/usaha yang memungkinkan diterapkan adalah pola day release 
6. Praktik kerja industri/usaha yang memungkinkan diterapkan adalah pola week release 
7. Praktik kerja industri/usaha yang memungkinkan diterapkan adalah pola block release 
8. Pola praktik kerja industri/usaha yang memungkinkan diterapkan adalah kombinasi hour, day, week release, dan block release 
9. Untuk pengembangan kewirausahaan lulusan, dalam pembelajaran program produktif seyogyanya SMK menjalin kerjasama dengan industri/usaha besar sebagai institusi pasangan 
10. Untuk pengembangan kewirausahaan lulusan, dalam pembelajaran program produktif seyogyanya SMK menjalin kerjasama dengan usaha/industry kecil dan menengah (U/IKM) 
Tabel 1. Karakteristik/potensi kerjasama Du/Di dan SMK tiga bidang kehlian (Teknologi-Rekayasa, Pariwisata dan Bisnis-Manajemen) 
Indikator 
Sangat Setuju (SS) 
Setuju 
(S) 
Tidak Setuju 
(TS) 
Sangat Tidak Setuju(STS) 
Jumlah 
1 
32 
(82,05%) 
6 
(15,38%) 
1 
(2,56%) 
0 
- 
39 
(100%) 
2 
31 
(79,49%) 
8 
(20,51%) 
0 
- 
0 
- 
39 
(100%) 
3 
20 
(51,28%) 
16 
(41,03%) 
3 
(7,69%) 
0 
- 
39 
(100%) 
4 
3 
(7,69%) 
20 
(51,28%) 
13 
(33,33%) 
3 
(7,69%) 
39 
(100%) 
5 
2 
(5,13%) 
20 
(51,28%) 
15 
(38,46%) 
2 
(5,13%) 
39 
(100%) 
6 
3 
(7,69%) 
19 
(48,72%) 
16 
(41,03%) 
1 
(2,56%) 
39 
(100%) 
7 
12 
(30,77%) 
23 
(58,97%) 
4 
(10,26%) 
0 
- 
39 
(100%) 
8 
12 
(30,77%) 
14 
(35,90%) 
13 
(33,33%) 
0 
- 
39 
(100%) 
9 
19 
(48,72%) 
12 
(30,77%) 
8 
(20,51%) 
0 
- 
39 
(100%) 
10 
25 
(64,10%) 
11 
(28,21%) 
3 
(7,69%) 
0 
- 
39 
(100%)
Indikator karakteristik bahwa pembelajaran program produktif SMK dapat dikembangkan sebagai wahana pengembangan kewirausahaan lulusan sangat ditetujui (82,05% menyatakan sangat setuju ) oleh guru beserta Du/Di, hal ini mengindikasikan pentingnya pembelajaran produktif untuk meningkatkan kewirausahaan lulusan melalui kerjasama antara SMK dengan Du/Di dalam, sedangkan penyelenggaraan pembelajaran program produktif SMK, sangat perlu (79,49% sangat setuju) dijalin kerjasama SMK dengan Du/Di. 
Bentuk kerjasama SMK dengan Du/Di yang dianggap paling tepat adalah praktik kerja industri/usaha bagi siswa SMK (51,28% sangat setuju, 41,03% setuju) dengan pola yang memungkinkan diterapkan antara lain hour release , day release, week release dan block release namun demikian pola ini disetuju berbeda-beda sesuai dengan bidang keahlian yang lain (untuk hour release 51,28% setuju dan 33,33% tidak setuju; untuk day release 51,28% setuju dan 38,46% tidak setuju; untuk week release 48,72% setuju dan 41,03% tidak setuju; sedangkan untuk block release 30,77% sangat setuju, 58,97% setuju dan 10,26% tidak setuju), sedangkan terhadap penggabungan keempat model tersebut ditanggapi secara bervariasi. 
Untuk pengembangan kewirausahaan lulusan, dalam pembelajaran program produktif seyogyanya SMK menjalin kerjasama dengan industri/usaha besar sebagai institusi pasangan, ternyata tidak semua sependapat dengan penyataan ini (48,72% sangat setuju, 30,77% setuju dan 20,51% tidak setuju), sedangkan pengembangan kewirausahaan lulusan, dalam pembelajaran program produktif seyogyanya SMK menjalin kerjasama dengan usaha/industry kecil dan menengah (U/IKM) hal ini terlihat dari jawaban instrumen bahwa 64,10% responden menyatakan sangat setuju dan 28,21% responden menyatakan setuju) 
Adapun untuk karakteristik/potensi kerjasama antara SMK dan Du/Di menurut Du/Di, guru bidang keahlian Teknologi Rekayasa, guru bidang keahlian Bisnis Manajemen dan guru bidang keahlian dapat dirangkum seperti yang terlihat tabel-tabel berikut ini.
Tabel 2. Karakteristik/potensi kerjasama Du/Di dan SMK menurut Du/Di 
Indikator 
Sangat Setuju (SS) 
Setuju 
(S) 
Tidak Setuju 
(TS) 
Sangat Tidak Setuju(STS) 
Jumlah 
1 
3 
(60,00%) 
2 
(40,00%) 
(0,00%) 
(0,00%) 
5 
(100,00%) 
2 
5 
(100,00%) 
(0,00%) 
(0,00%) 
(0,00%) 
5 
(100,00%) 
3 
2 
(40,00%) 
3 
(60,00%) 
(0,00%) 
(0,00%) 
5 
(100,00%) 
4 
1 
(20,00%) 
4 
(80,00%) 
(0,00%) 
(0,00%) 
5 
(100,00%) 
5 
1 
(20,00%) 
4 
(80,00%) 
(0,00%) 
(0,00%) 
5 
(100,00%) 
6 
(0,00%) 
4 
(80,00%) 
1 
(20,00%) 
(0,00%) 
5 
(100,00%) 
7 
(0,00%) 
5 
(100,00%) 
(0,00%) 
(0,00%) 
5 
(100,00%) 
8 
3 
(60,00%) 
2 
(40,00%) 
(0,00%) 
(0,00%) 
5 
(100,00%) 
9 
3 
(60,00%) 
2 
(40,00%) 
(0,00%) 
(0,00%) 
5 
(100,00%) 
10 
3 
(60,00%) 
2 
(40,00%) 
(0,00%) 
(0,00%) 
5 
(100,00%) 
Pendapat responden dari Du/Di khususnya yang terkait dengan pola kerjasama yang dilaksanakan adalah pada pola block realease yang paling diinginkan (100% responden menyatakan setuju). 
Tabel berikut menunjukkan karakteristik/potensi kerjasama antara SMK dan Du/Di menurut guru bidang keahlian Teknologi Rekayasa. 
Tabel 3. Karakteristik/potensi kerjasama Du/Di dan SMK menurut guru bidang keahlian Teknologi Rekayasa 
Indikator 
Sangat Setuju (SS) 
Setuju 
(S) 
Tidak Setuju 
(TS) 
Sangat Tidak Setuju(STS) 
Jumlah 
1 
12 
(66,67%) 
5 
(27,78%) 
1 
(5,56%) 
(0,00%) 
18 
(100,00%) 
2 
14 
(77,78%) 
4 
(22,22%) 
(0,00%) 
(0,00%) 
18 
(100,00%) 
3 
10 
(55,56%) 
5 
(27,78%) 
3 
(16,67%) 
(0,00%) 
18 
(100,00%) 
4 
2 
(11,11%) 
9 
(50,00%) 
6 
(33,33%) 
1 
(5,56%) 
18 
(100,00%) 
5 
1 
(5,56%) 
7 
(38,89%) 
9 
(50,00%) 
1 
(5,56%) 
18 
(100,00%) 
6 
2 
(11,11%) 
7 
(38,89%) 
8 
(44,44%) 
1 
(5,56%) 
18 
(100,00%) 
7 
8 
(44,44%) 
8 
(44,44%) 
2 
(11,11%) 
(0,00%) 
18 
(100,00%) 
8 
4 
(22,22%) 
7 
(38,89%) 
7 
(38,89%) 
(0,00%) 
18 
(100,00%) 
9 
10 
(55,56%) 
5 
(27,78%) 
3 
(16,67%) 
(0,00%) 
18 
(100,00%) 
10 
12 
(66,67%) 
5 
(27,78%) 
1 
(5,56%) 
(0,00%) 
18 
(100,00%) 
Pola yang tidak diinginkan oleh guru-guru program produktif dari SMK bidang keahlian Teknologi-Rekayasa adalah model day realease (38,89% setuju dan 50,00% responden menyatakan tidak setuju) demikian juga untuk pola hour realesae dan week realease. 
Tabel berikut menunjukkan karakteristik/potensi kerjasama antara SMK dan Du/Di menurut guru bidang keahlian Bisnis Manajemen.
Tabel 4. Karakteristik/potensi kerjasama Du/Di dan SMK menurut guru bidang keahlian Bisnis-Manajemen 
Indikator 
Sangat Setuju (SS) 
Setuju 
(S) 
Tidak Setuju 
(TS) 
Sangat Tidak Setuju(STS) 
Jumlah 
1 
15 
(93,75%) 
1 
(6,25%) 
(0,00%) 
(0,00%) 
16 
(100,00%) 
2 
14 
(87,50%) 
2 
(12,50%) 
(0,00%) 
(0,00%) 
16 
(100,00%) 
3 
8 
(50,00%) 
8 
(50,00%) 
(0,00%) 
(0,00%) 
16 
(100,00%) 
4 
(0,00%) 
8 
(50,00%) 
6 
(37,50%) 
2 
(12,50%) 
16 
(100,00%) 
5 
(0,00%) 
10 
(62,50%) 
5 
(31,25%) 
1 
(6,25%) 
16 
(100,00%) 
6 
(0,00%) 
9 
(56,25%) 
7 
(43,75%) 
(0,00%) 
16 
(100,00%) 
7 
3 
(18,75%) 
12 
(75,00%) 
1 
(6,25%) 
(0,00%) 
16 
(100,00%) 
8 
5 
(31,25%) 
5 
(31,25%) 
6 
(37,50%) 
(0,00%) 
16 
(100,00%) 
9 
6 
(37,50%) 
5 
(31,25%) 
5 
(31,25%) 
(0,00%) 
16 
(100,00%) 
10 
9 
(56,25%) 
5 
(31,25%) 
2 
(12,50%) 
(0,00%) 
16 
(100,00%) 
Pola yang tidak diinginkan oleh guru-guru program produktif dari SMK bidang keahlian Teknologi-Rekayasa adalah model week realease (56,25% setuju dan 43,75% responden menyatakan tidak setuju) demikian juga untuk pola hour realesae dan week realease. 
Sedangkan karakteristik/potensi kerjasama antara SMK dan Du/Di menurut guru bidang keahlian Pariwisata dapat dilihat pada tabel berikut: 
Tabel 5. Karakteristik/potensi kerjasama Du/Di dan SMK menurut guru bidang keahlian Pariwisata 
Indikator 
Sangat Setuju (SS) 
Setuju 
(S) 
Tidak Setuju 
(TS) 
Sangat Tidak Setuju(STS) 
Jumlah 
1 
5 
(100,00%) 
(0,00%) 
(0,00%) 
(0,00%) 
5 
(100,00%) 
2 
3 
(60,00%) 
2 
(40,00%) 
(0,00%) 
(0,00%) 
5 
(100,00%) 
3 
2 
(40,00%) 
3 
(60,00%) 
(0,00%) 
(0,00%) 
5 
(100,00%) 
4 
1 
(20,00%) 
3 
(60,00%) 
1 
(20,00%) 
(0,00%) 
5 
(100,00%) 
5 
1 
(20,00%) 
3 
(60,00%) 
1 
(20,00%) 
(0,00%) 
5 
(100,00%) 
6 
1 
(20,00%) 
3 
(60,00%) 
1 
(20,00%) 
(0,00%) 
5 
(100,00%) 
7 
1 
(20,00%) 
3 
(60,00%) 
1 
(20,00%) 
(0,00%) 
5 
(100,00%) 
8 
3 
(60,00%) 
2 
(40,00%) 
(0,00%0 
(0,00%) 
5 
(100,00%) 
9 
3 
(60,00%) 
2 
(40,00%) 
(0,00%) 
(0,00%) 
5 
(100,00%) 
10 
4 
(80,00%) 
1 
(20,00%) 
(0,00%) 
(0,00%) 
5 
(100,00%) 
Menurut responden yang berasal dari guru SMK bidang keahlian Pariwisata menyatakan bahwa pembelajaran program produktif SMK dapat dikembangkan sebagai wahana pengembangan kewirausahaan lulusan sangat ditetujui (100,00% menyatakan
sangat setuju ), hal ini mengindikasikan pentingnya pembelajaran produktif untuk meningkatkan kewirausahaan lulusan melalui kerjasama antara SMK dengan Du/Di dalam, sedangkan penyelenggaraan pembelajaran program produktif SMK. 
Bentuk kerjasama SMK dengan Du/Di yang dianggap paling tepat adalah praktik kerja industri/usaha bagi siswa SMK (40,00% sangat setuju, 60,00% setuju) dengan pola yang memungkinkan diterapkan antara lain hour release , day release, week release dan block release. Untuk pengembangan kewirausahaan lulusan, dalam pembelajaran program produktif seyogyanya SMK menjalin kerjasama tidak hanya dengan industri/usaha besar sebagai institusi pasangan tetapi juga untuk UIKM (80% setuju). 
B. Komponen dan Konten Kerjasama SMK 
Komponen dan konten kerjasama antara SMK dengan Du/Di dapat tergambar dari hasil analisis terhadap pendapat guru program produktif dan kewirausahaan dari tiga bidang keahlian yang dijadikan responden, bidang kehlian Teknologi-Rekayasa, Pariwisata dan Bisnis-Manajemen serta dari Du/Di (tabel 6). Indikator untuk mendeskripsikan komponen dan konten kerjasama SMK dan Du/Di dalam pembelajaran program produktif untuk mengembangkan kewirausahaan lulusan ada 7 indikator yaitu: 
1. Kerjasama antara SMK dengan Du/Di dalam penyelenggaraan pembelajaran program produktif diutamakan dalam pengembangan kurikulum/pemetaan kompetensi 
2. Kerjasama antara SMK dengan Du/Di dalam penyelenggaraan pembelajaran program produktif diutamakan dalam pelaksanaan pembelajaran 
3. Kerjasama antara SMK dengan Du/Di dalam penyelenggaraan pembelajaran program produktif diutamakan dalam evaluasi dan uji kompetensi hasil pembelajaran 
4. Kerjasama antara SMK dengan Du/Di dalam penyelenggaraan pembelajaran program produktif sebaiknya mencakup tiga hal yakni: (1) pengembangan kurikulum/pemetaan kompetensi; (2) pelaksanaan pembelajaran; dan (3) evaluasi dan uji kompetensi hasil pembelajaran 
5. Untuk pengembangan kewirausahaan lulusan, dalam pembelajaran program produktif seyogyanya diterapkan metode pembelajaran berbasis masalah (problem based learning)
6. Untuk pengembangan kewirausahaan lulusan, dalam pembelajaran program produktif seyogyanya diterapkan metode pembelajaran berbasis proyek/tugas (project based learning) 
7. Untuk pengembangan kewirausahaan lulusan, dalam pembelajaran program produktif seyogyanya diterapkan metode pembelajaran berbasis kerja (work based learning). 
Tabel 6. Komponen dan konten kerjasama SMK dengan Du/Di 
Indikator 
Sangat Setuju (SS) 
Setuju 
(S) 
Tidak Setuju 
(TS) 
Sangat Tidak Setuju(STS) 
Jumlah 
1 
22 
(56,41%) 
16 
(41,03%) 
1 
(2,56%) 
0 
(0,00%) 
39 
(100%) 
2 
14 
(35,90%) 
22 
(56,41%) 
3 
(7,69%) 
0 
(0,00%) 
39 
(100%) 
3 
12 
(30,77%) 
24 
(61,54%) 
3 
(7,69%) 
0 
(0,00%) 
39 
(100%) 
4 
24 
(61,54%) 
15 
(38,46%) 
0 
(0,00%) 
0 
(0,00%) 
39 
(100%) 
5 
7 
(17,95%) 
28 
(71,79%) 
3 
(7,69%) 
1 
(2,56%) 
39 
(100%) 
6 
9 
(23,08%) 
28 
(71,79%) 
2 
(5,13%) 
0 
(0,00%) 
39 
(100%) 
7 
18 
(46,15%) 
21 
(53,85%) 
0 
(0,00%) 
0 
(0,00%) 
39 
(100%) 
Responden menyatakan bahwa kerjasama antara SMK dengan Du/Di dalam penyelenggaraan pembelajaran program produktif sebaiknya mencakup tiga hal yakni: (1) pengembangan kurikulum/pemetaan kompetensi (56,41% menyatakan sangat setuju, 41,03% setuju namun ada 2,56% menyatakan tidak setuju); (2) pelaksanaan pembelajaran (35,90% sangat setuju, 56,41 setuju tetapi 7,69% tidak setuju); dan (3) evaluasi dan uji kompetensi hasil pembelajaran (61,54% setuju), sedangkan secara akumulatif menunjukkan bahwa 61,54% responden menyantakan sangat setuju dan sisanya 38,46% menyatakan setuju. 
Metode pembelajaran untuk pengembangan kewirausahaan lulusan, dalam pembelajaran program produktif seyogyanya diterapkan metode pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) (71,79% menyatakan setuju); metode pembelajaran berbasis proyek/tugas (project based learning) (71,79% menyatakan setuju;) serta metode pembelajaran berbasis kerja (work based learning) (46,15% sangat setuju dan yang menyatakan setuju (53,85%).
C. Desain Model Kerjasama SMK dengan Du/Di 
Model kerjasama SMK dengan Du/Di dalam pembelajaran program produktif berbasis kewirausahaan yang meliputi dua aspek. Pertama adalah aspek materi diklat dan kedua adalah mekanisme diklat. Meteri diklat menyangkut penetapan kompetensi/kurikulum dan penetapan job description untuk masing-masing jabatan dalam Du/Di yang dipersyaratkan. Sedangkan untuk mekanisme kerjasama terdiri dari (1) prinsip, ((2) pola, (3) kegiatan, (4) opersainalisasi dan (5) metode serta (6) perangkat/instrumen yang diperlukan untuk mengukur sikap siswa dalam melakukan pembelajaran program produktif berbasis kewirausahaan di Du/Di yang akan dilakukan oleh pembimbing sebagaimana terlihat pada bagan berikut.
MODEL KERJASAMA SMK DAN DU/DI 
DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS KEWIRAUSAHAAN 
Kementrian Pendidikan Nasional/Direktorat Pembinaan SMK 
SMK 
Du/Di 
UKM 
1. MATERI DIKLAT 
2. MEKANISME 
PRINSIP: 
 Learning by doing/ Magang 
KEGIATAN: 
 Berlatih langsung 
 Evaluasi 
 Uji Kompetensi 
MATERI: 
 Kurikulum/penetapan kompetensi 
 Job description 
OPERSIONAL: 
 Modeling 
 Pendampingan 
 Internship 
METODA: 
 Work-based 
 Problem-based 
 Project-based 
INSTRUMEN PENGUKURAN 
Perilaku Siswa di Du/Di (UIKM) 
POLA: 
 Hour release 
 Day release 
 Week release 
 Block release 
Kadin 
Gambar . Draf Kerjasama SMK dengan Du/Di
V. KESIMPULAN 
A. Kesimpulan 
Kesimpulan yang dapat disampaikan pada penelitian ini adalah: 
1. Pembelajaran program produktif SMK dapat dikembangkan sebagai wahana pengembangan kewirausahaan lulusan (82,05% menyatakan sangat setuju oleh guru beserta Du/Di), hal ini mengindikasikan pentingnya pembelajaran produktif untuk meningkatkan kewirausahaan lulusan melalui kerjasama antara SMK dengan Du/Di dalam, sedangkan penyelenggaraan pembelajaran program produktif SMK, sangat perlu (79,49% sangat setuju) dijalin kerjasama SMK dengan Du/Di. 
2. Bentuk kerjasama SMK dengan Du/Di yang dianggap paling tepat adalah praktik kerja industri/usaha bagi siswa SMK (51,28% sangat setuju, 41,03% setuju) dengan pola yang memungkinkan diterapkan antara lain hour release , day release, week release dan block release namun demikian pola ini disetujui berbeda-beda sesuai dengan bidang keahlian yang lain (untuk hour release 51,28% setuju dan 33,33% tidak setuju; untuk day release 51,28% setuju dan 38,46% tidak setuju; untuk week release 48,72% setuju dan 41,03% tidak setuju; sedangkan untuk block release 30,77% sangat setuju, 58,97% setuju dan 10,26% tidak setuju), sedangkan terhadap penggabungan keempat model tersebut ditanggapi secara bervariasi. 
DAFTAR PUSTAKA 
Borg, Walter R. and Gall, Meredith D. (1993). Educational Research : An Introduction. New York and London; Longman. 
Depdikbud. 1995. Pendidikan Sistem Ganda Strategi Operasional Link and Match pada SMK. http://www.smkn22-jkt-sch.id (diunduh 9 April 2010) 
Depdiknas. 2003. Pola Pengembangan Program Kewirausahaan pada SMK. Jakarta: Dit. Pembinaan SMK, Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah 
Instruksi Presiden Nomor 4 tahun 1995 tentang Gerakan Nasional Memasyarakatkan dan Membudayakan Kewirausahaan 
Samsudi. 2001. Pengembangan Kelompok Usaha/Industri Bersama dalam Rangka Mendukung Pelaksanaan PSG-SMK di Era Krisis. Laporan Penelitian DCRG- URGE. Dikti-DP3M. 
Samsudi. 2005. Pengembangan Model Sinkronisasi Kurikulum Program Produktif SMK Bidang Rekayasa. Laporan Penelitian Hibah Bersaing, Dikti-DP3M.
Sudarmiatin. 2009. Entreprenuership dan Metode Pembelajarannya di SMK. Jurnal Ekonomi Bisnis, Tahun 14 Nomor 2, Juli 2009. 
Tedjasutisna, Ating. 2004. Memahami Kewirausahaan SMK. Bandung: CV. Armico 
Winarno, Agung. 2009. Pengembangan Model Pembelajaran Internalisasi Nilai-Nilai Kewirausahaan pada SMK di Kota Malang. Jurnal Ekonomi Bisnis, Tahun 14, Nomor 2, Juli 2009.

More Related Content

What's hot

Jurnal pdp vol 4 no 2 m taufik vokasi
Jurnal pdp vol 4 no 2 m taufik vokasiJurnal pdp vol 4 no 2 m taufik vokasi
Jurnal pdp vol 4 no 2 m taufik vokasimoch_taufik
 
Strategi perguruan tinggi untuk menarik minat mahasiswa baru
Strategi perguruan tinggi untuk menarik minat mahasiswa baruStrategi perguruan tinggi untuk menarik minat mahasiswa baru
Strategi perguruan tinggi untuk menarik minat mahasiswa baruLSP3I
 
Buku saku rpp satu lembar 2020
Buku saku rpp satu lembar 2020Buku saku rpp satu lembar 2020
Buku saku rpp satu lembar 2020Beny Abdurrahman
 
Dimensi kepimpinan pengetua mewujudkan
Dimensi  kepimpinan pengetua mewujudkanDimensi  kepimpinan pengetua mewujudkan
Dimensi kepimpinan pengetua mewujudkanAzman Adnan
 
Nota Tajuk 5 Sistem ptv
Nota Tajuk 5 Sistem ptvNota Tajuk 5 Sistem ptv
Nota Tajuk 5 Sistem ptvSherly Jewinly
 
Sgdu4143 pengurusan strategik
Sgdu4143 pengurusan strategikSgdu4143 pengurusan strategik
Sgdu4143 pengurusan strategikOsman Hj Mohamed
 
Proposal resmi tefa multimedia
Proposal resmi tefa multimediaProposal resmi tefa multimedia
Proposal resmi tefa multimediasambastudio
 
Skill yang harus dimiliki Lulusan Perguruan Tinggi di era industri 4.0
Skill yang harus dimiliki Lulusan Perguruan Tinggi di era industri 4.0Skill yang harus dimiliki Lulusan Perguruan Tinggi di era industri 4.0
Skill yang harus dimiliki Lulusan Perguruan Tinggi di era industri 4.0LSP3I
 
Huraian Sukatan Pelajaran Kemahiran Hidup Tahun 6
Huraian Sukatan Pelajaran Kemahiran Hidup Tahun 6Huraian Sukatan Pelajaran Kemahiran Hidup Tahun 6
Huraian Sukatan Pelajaran Kemahiran Hidup Tahun 6cokicokino1
 
Pengaruh Strategi Perencanaan dan Penganggaran terhadap Kinerja PT Indofood C...
Pengaruh Strategi Perencanaan dan Penganggaran terhadap Kinerja PT Indofood C...Pengaruh Strategi Perencanaan dan Penganggaran terhadap Kinerja PT Indofood C...
Pengaruh Strategi Perencanaan dan Penganggaran terhadap Kinerja PT Indofood C...MaudinaKanthiSukmani
 
3 dm 05-aris-babi-pendahuluan
3 dm 05-aris-babi-pendahuluan3 dm 05-aris-babi-pendahuluan
3 dm 05-aris-babi-pendahuluanHeri Waluyo
 
Tugas teori dan perilaku organisasi
Tugas teori dan perilaku organisasiTugas teori dan perilaku organisasi
Tugas teori dan perilaku organisasiekagustinasari13
 
Nota slide pengurusan strategik
Nota slide pengurusan strategikNota slide pengurusan strategik
Nota slide pengurusan strategikOsman Hj Mohamed
 
Rencana strategis pendidikan berbasis balanced scorecard - Lila Setiyani
Rencana strategis pendidikan berbasis balanced scorecard - Lila SetiyaniRencana strategis pendidikan berbasis balanced scorecard - Lila Setiyani
Rencana strategis pendidikan berbasis balanced scorecard - Lila Setiyaninayaka81
 

What's hot (18)

Jurnal pdp vol 4 no 2 m taufik vokasi
Jurnal pdp vol 4 no 2 m taufik vokasiJurnal pdp vol 4 no 2 m taufik vokasi
Jurnal pdp vol 4 no 2 m taufik vokasi
 
Strategi perguruan tinggi untuk menarik minat mahasiswa baru
Strategi perguruan tinggi untuk menarik minat mahasiswa baruStrategi perguruan tinggi untuk menarik minat mahasiswa baru
Strategi perguruan tinggi untuk menarik minat mahasiswa baru
 
Buku saku rpp satu lembar 2020
Buku saku rpp satu lembar 2020Buku saku rpp satu lembar 2020
Buku saku rpp satu lembar 2020
 
Dimensi kepimpinan pengetua mewujudkan
Dimensi  kepimpinan pengetua mewujudkanDimensi  kepimpinan pengetua mewujudkan
Dimensi kepimpinan pengetua mewujudkan
 
Nota Tajuk 5 Sistem ptv
Nota Tajuk 5 Sistem ptvNota Tajuk 5 Sistem ptv
Nota Tajuk 5 Sistem ptv
 
Sgdu4143 pengurusan strategik
Sgdu4143 pengurusan strategikSgdu4143 pengurusan strategik
Sgdu4143 pengurusan strategik
 
Proposal resmi tefa multimedia
Proposal resmi tefa multimediaProposal resmi tefa multimedia
Proposal resmi tefa multimedia
 
2. rpp inspiratif
2. rpp inspiratif2. rpp inspiratif
2. rpp inspiratif
 
Buku 1. kkg
Buku 1. kkgBuku 1. kkg
Buku 1. kkg
 
Skill yang harus dimiliki Lulusan Perguruan Tinggi di era industri 4.0
Skill yang harus dimiliki Lulusan Perguruan Tinggi di era industri 4.0Skill yang harus dimiliki Lulusan Perguruan Tinggi di era industri 4.0
Skill yang harus dimiliki Lulusan Perguruan Tinggi di era industri 4.0
 
Huraian Sukatan Pelajaran Kemahiran Hidup Tahun 6
Huraian Sukatan Pelajaran Kemahiran Hidup Tahun 6Huraian Sukatan Pelajaran Kemahiran Hidup Tahun 6
Huraian Sukatan Pelajaran Kemahiran Hidup Tahun 6
 
Pengaruh Strategi Perencanaan dan Penganggaran terhadap Kinerja PT Indofood C...
Pengaruh Strategi Perencanaan dan Penganggaran terhadap Kinerja PT Indofood C...Pengaruh Strategi Perencanaan dan Penganggaran terhadap Kinerja PT Indofood C...
Pengaruh Strategi Perencanaan dan Penganggaran terhadap Kinerja PT Indofood C...
 
3 dm 05-aris-babi-pendahuluan
3 dm 05-aris-babi-pendahuluan3 dm 05-aris-babi-pendahuluan
3 dm 05-aris-babi-pendahuluan
 
Tugas teori dan perilaku organisasi
Tugas teori dan perilaku organisasiTugas teori dan perilaku organisasi
Tugas teori dan perilaku organisasi
 
Hsp kh y5
Hsp kh y5Hsp kh y5
Hsp kh y5
 
Hsp kh y4
Hsp kh y4Hsp kh y4
Hsp kh y4
 
Nota slide pengurusan strategik
Nota slide pengurusan strategikNota slide pengurusan strategik
Nota slide pengurusan strategik
 
Rencana strategis pendidikan berbasis balanced scorecard - Lila Setiyani
Rencana strategis pendidikan berbasis balanced scorecard - Lila SetiyaniRencana strategis pendidikan berbasis balanced scorecard - Lila Setiyani
Rencana strategis pendidikan berbasis balanced scorecard - Lila Setiyani
 

Similar to SMK-DUDI

PEMBELAJARAN BERBASIS DUNIA KERJA - INDUSTRI.pptx
PEMBELAJARAN BERBASIS DUNIA KERJA - INDUSTRI.pptxPEMBELAJARAN BERBASIS DUNIA KERJA - INDUSTRI.pptx
PEMBELAJARAN BERBASIS DUNIA KERJA - INDUSTRI.pptxmasagus_ict
 
Tugas dwi utami
Tugas dwi utamiTugas dwi utami
Tugas dwi utamiBunda Dewi
 
35982-45209-1-SM.pdf
35982-45209-1-SM.pdf35982-45209-1-SM.pdf
35982-45209-1-SM.pdfMesinesId
 
PPT PEMBELAJARAN BERBASIS DUNIA KERJA.pptx
PPT PEMBELAJARAN BERBASIS DUNIA KERJA.pptxPPT PEMBELAJARAN BERBASIS DUNIA KERJA.pptx
PPT PEMBELAJARAN BERBASIS DUNIA KERJA.pptxsalviohexia2
 
KAPABILITAS SMK.pptx
KAPABILITAS SMK.pptxKAPABILITAS SMK.pptx
KAPABILITAS SMK.pptxfebry720466
 
Kewirausahaan 3 panduan-pkmi-2021-final070221
Kewirausahaan 3 panduan-pkmi-2021-final070221Kewirausahaan 3 panduan-pkmi-2021-final070221
Kewirausahaan 3 panduan-pkmi-2021-final070221Fajar Baskoro
 
Smkn8 semarang buku_pedoman_dan_panduan_prakerin
Smkn8 semarang buku_pedoman_dan_panduan_prakerinSmkn8 semarang buku_pedoman_dan_panduan_prakerin
Smkn8 semarang buku_pedoman_dan_panduan_prakerinSriIlyensPdsriilyens
 
01. Orientasi Program SMK PK (Pemadanan) 2022_IHT SMK N Nswng.pptx
01. Orientasi Program SMK PK (Pemadanan) 2022_IHT SMK N Nswng.pptx01. Orientasi Program SMK PK (Pemadanan) 2022_IHT SMK N Nswng.pptx
01. Orientasi Program SMK PK (Pemadanan) 2022_IHT SMK N Nswng.pptxssuser0c5002
 
Program Teaching Factory SMK
Program Teaching Factory SMKProgram Teaching Factory SMK
Program Teaching Factory SMKThe World Bank
 
Proposal Analisis Strategi Pemasaran Di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Lembah De...
Proposal Analisis Strategi Pemasaran Di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Lembah De...Proposal Analisis Strategi Pemasaran Di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Lembah De...
Proposal Analisis Strategi Pemasaran Di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Lembah De...Excruciate Limited
 
B2. pedoman-program-coop-umkm-2013
B2. pedoman-program-coop-umkm-2013B2. pedoman-program-coop-umkm-2013
B2. pedoman-program-coop-umkm-2013Hendriana Ana
 
program teaching factory sekolah menengah kejuruan
program teaching factory sekolah menengah kejuruanprogram teaching factory sekolah menengah kejuruan
program teaching factory sekolah menengah kejuruandadanglukmanulhakim1
 
14706-Article Text-29535-3-10-20170904.pdf
14706-Article Text-29535-3-10-20170904.pdf14706-Article Text-29535-3-10-20170904.pdf
14706-Article Text-29535-3-10-20170904.pdfMesinesId
 
Kewirausahaan 1
Kewirausahaan 1Kewirausahaan 1
Kewirausahaan 1masdhofar
 
Program kerja pkl
Program kerja pklProgram kerja pkl
Program kerja pklAgusgunadi6
 
RUang KOLaborasi modul 3.3 Kelompok 1.pptx
RUang KOLaborasi modul 3.3 Kelompok 1.pptxRUang KOLaborasi modul 3.3 Kelompok 1.pptx
RUang KOLaborasi modul 3.3 Kelompok 1.pptxHenyAkbarMarwiana
 

Similar to SMK-DUDI (20)

3 yulianto
3 yulianto3 yulianto
3 yulianto
 
PEMBELAJARAN BERBASIS DUNIA KERJA - INDUSTRI.pptx
PEMBELAJARAN BERBASIS DUNIA KERJA - INDUSTRI.pptxPEMBELAJARAN BERBASIS DUNIA KERJA - INDUSTRI.pptx
PEMBELAJARAN BERBASIS DUNIA KERJA - INDUSTRI.pptx
 
Tugas dwi utami
Tugas dwi utamiTugas dwi utami
Tugas dwi utami
 
35982-45209-1-SM.pdf
35982-45209-1-SM.pdf35982-45209-1-SM.pdf
35982-45209-1-SM.pdf
 
PPT PEMBELAJARAN BERBASIS DUNIA KERJA.pptx
PPT PEMBELAJARAN BERBASIS DUNIA KERJA.pptxPPT PEMBELAJARAN BERBASIS DUNIA KERJA.pptx
PPT PEMBELAJARAN BERBASIS DUNIA KERJA.pptx
 
KAPABILITAS SMK.pptx
KAPABILITAS SMK.pptxKAPABILITAS SMK.pptx
KAPABILITAS SMK.pptx
 
Bab 1 05504241016
Bab 1  05504241016Bab 1  05504241016
Bab 1 05504241016
 
Kewirausahaan 3 panduan-pkmi-2021-final070221
Kewirausahaan 3 panduan-pkmi-2021-final070221Kewirausahaan 3 panduan-pkmi-2021-final070221
Kewirausahaan 3 panduan-pkmi-2021-final070221
 
Kemitraan
KemitraanKemitraan
Kemitraan
 
Smkn8 semarang buku_pedoman_dan_panduan_prakerin
Smkn8 semarang buku_pedoman_dan_panduan_prakerinSmkn8 semarang buku_pedoman_dan_panduan_prakerin
Smkn8 semarang buku_pedoman_dan_panduan_prakerin
 
01. Orientasi Program SMK PK (Pemadanan) 2022_IHT SMK N Nswng.pptx
01. Orientasi Program SMK PK (Pemadanan) 2022_IHT SMK N Nswng.pptx01. Orientasi Program SMK PK (Pemadanan) 2022_IHT SMK N Nswng.pptx
01. Orientasi Program SMK PK (Pemadanan) 2022_IHT SMK N Nswng.pptx
 
Program Teaching Factory SMK
Program Teaching Factory SMKProgram Teaching Factory SMK
Program Teaching Factory SMK
 
Proposal Analisis Strategi Pemasaran Di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Lembah De...
Proposal Analisis Strategi Pemasaran Di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Lembah De...Proposal Analisis Strategi Pemasaran Di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Lembah De...
Proposal Analisis Strategi Pemasaran Di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Lembah De...
 
B2. pedoman-program-coop-umkm-2013
B2. pedoman-program-coop-umkm-2013B2. pedoman-program-coop-umkm-2013
B2. pedoman-program-coop-umkm-2013
 
program teaching factory sekolah menengah kejuruan
program teaching factory sekolah menengah kejuruanprogram teaching factory sekolah menengah kejuruan
program teaching factory sekolah menengah kejuruan
 
Evaluasi peogram psg
Evaluasi peogram psgEvaluasi peogram psg
Evaluasi peogram psg
 
14706-Article Text-29535-3-10-20170904.pdf
14706-Article Text-29535-3-10-20170904.pdf14706-Article Text-29535-3-10-20170904.pdf
14706-Article Text-29535-3-10-20170904.pdf
 
Kewirausahaan 1
Kewirausahaan 1Kewirausahaan 1
Kewirausahaan 1
 
Program kerja pkl
Program kerja pklProgram kerja pkl
Program kerja pkl
 
RUang KOLaborasi modul 3.3 Kelompok 1.pptx
RUang KOLaborasi modul 3.3 Kelompok 1.pptxRUang KOLaborasi modul 3.3 Kelompok 1.pptx
RUang KOLaborasi modul 3.3 Kelompok 1.pptx
 

SMK-DUDI

  • 1. PENGEMBANGAN MODEL KERJASAMA SMK DENGAN DUNIA USAHA/INDUSTRI (DU/DI) DALAM PEMBELAJARAN PROGRAM PRODUKTIF UNTUK MENGEMBANGKAN KEWIRAUSAHAAN LULUSAN Aris Budiyono, dkk. Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) menemukan metoda dan mekanisme kerjasama yang efektif antara SMK dengan Du/Di dalam penyelenggaraan program produktif untuk pengembangan kewirausahaan lulusan; (2) mengembangkan kewirausahaan lulusan SMK sehingga dicapai peningkatan lulusan SMK yang dapat menciptakan peluang kerja baik untuk dirinya dan/atau untuk orang lain. Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (research and development) melaui studi pendahuluan, pengembangan, dan validasi, yang terbagi dalam dua tahun kegiatan, tahun pertama, dilaksanakan studi pendahuluan dan pengembangan model. Lokasi penelitian ini di kota Semarang, dengan subjek penelitian ditetapkan secara purposive, yakni SMK bidang keahlian rekayasa dan teknologi, bisnis dan menejemen, serta bidang pariwisata beserta institusi pasangannya yang melibatkan tiga SMK (teknologi dan rekayasa, bisnis dan manajemen, dan pariwisata), serta enam Du/Di (3 Du/Di menengah/besar dan 3 Du/Di kecil). Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Pembelajaran program produktif SMK dapat dikembangkan sebagai wahana pengembangan kewirausahaan lulusan (82,05% menyatakan sangat setuju oleh guru beserta Du/Di), hal ini mengindikasikan pentingnya pembelajaran produktif untuk meningkatkan kewirausahaan lulusan melalui kerjasama antara SMK dengan Du/Di dalam, sedangkan penyelenggaraan pembelajaran program produktif SMK, sangat perlu (79,49% sangat setuju) dijalin kerjasama SMK dengan Du/Di; (2) Bentuk kerjasama SMK dengan Du/Di yang dianggap paling tepat adalah praktik kerja industri/usaha bagi siswa SMK (51,28% sangat setuju, 41,03% setuju) dengan pola yang memungkinkan diterapkan antara lain hour release , day release, week release dan block release namun demikian pola ini disetujui berbeda-beda sesuai dengan bidang keahlian yang lain (untuk hour release 51,28% setuju dan 33,33% tidak setuju; untuk day release 51,28% setuju dan 38,46% tidak setuju; untuk week release 48,72% setuju dan 41,03% tidak setuju; sedangkan untuk block release 30,77% sangat setuju, 58,97% setuju dan 10,26% tidak setuju), sedangkan terhadap penggabungan keempat model tersebut ditanggapi secara bervariasi. Kesimpulannya, model kerjasama SMK dengan Du/Di dalam pembelajaran program produktif berbasis kewirausahaan yang meliputi dua aspek. Pertama adalah aspek materi diklat dan kedua adalah mekanisme diklat. Meteri diklat menyangkut penetapan kompetensi/kurikulum dan penetapan job description untuk masing-masing jabatan dalam Du/Di yang dipersyaratkan. Sedangkan untuk mekanisme kerjasama terdiri dari (1) prinsip, ((2) pola, (3) kegiatan, (4) opersainalisasi dan (5) metode serta (6) perangkat/instrumen yang diperlukan untuk mengukur sikap siswa dalam melakukan pembelajaran program produktif berbasis kewirausahaan di Du/Di yang akan dilakukan oleh pembimbing. Kata kunci: kerjasama SMK dengan Du/Di, pembelajaran program produktif, kewirausahaan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran di SMK mengacu kepada tiga pilar pengembangan kompetensi, yakni: (1) normatif; (2) adaptif; dan (3) produktif. Kompetensi normatif dikembangkan melalui pembelajaran pada kelompok mata pelajaran yang memuat dimensi normatif (Agama, Pancasila, PPKn); kompetensi adaptif dikembangkan melalui kelompok mata pelajaran yang mengandung nilai-nilai adaptabilitas (Bahasa Inggris, Matematika, dan Bahasa Indonesia). Sedangkan kompetensi produktif dikembangkan melalui pembelajaran pada kelompok mata diklat
  • 2. produktif yang berfungsi membekali peserta didik agar memiliki kompetensi kewirausahaan dan kompetensi kerja sesuai Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI). Pembelajaran program produktif merupakan unsur penting dalam sistem penyelenggaraan pembelajaran (diklat) di SMK. Pembelajaran ini dalam penerapannya memiliki dua ciri pokok berupa pembelajaran berbasis kompetensi dan berbasis produksi. Secara umum pembelajaran berbasis kompetensi adalah proses pembelajaran yang perencanaan, pelaksanaan dan penilaiannya mengacu kepada penguasaan kompetensi yang telah diprogramkan antara SMK dengan institusi pasangannya (Du/Di). Pembelajaran berbasis produksi mengandung arti proses pembelajaran keahlian atau keterampilan yang dirancang dan dilaksanakan berdasarkan prosedur dan standar bekerja yang sesungguhnya (real job), untuk menghasilkan barang atau jasa sesuai tuntutan pasar atau konsumen. Dalam penyelenggaraannya saat ini, pembelajaran program produktif SMK masih terjebak pada pembekalan dan pencapaian hard skill, yakni keterampilan teknis siswa dalam membuat/memproduksi barang atau jasa sesuai tuntutan pasar. Kecakapan soft skill, utamanya keterampilan kewirausahaan belum diberikan pengembangan secara optimal. Hal ini dikarenakan pengelola SMK (kepala sekolah, guru, dan komite sekolah) belum memiliki strategi yang tepat dalam mengoptimalkan kerjasama dengan Du/Di sebagai sarana pengembangan soft skill lulusan. Pada dasarnya potensi kerjasama antara SMK dengan dunia usaha/industri (Du/Di) yang telah berjalan selama ini dapat didesain sebagai wahana pengembangan soft skill utamanya pengembangan keterampilan kewirausahaan, khususnya dalam penyelenggaraan program produktif. Namun, dalam banyak kasus SMK belum mimiliki model kerjasama dengan Du/Di yang fokus terhadap pengembangan kewirausahaan lulusan. B. Rumusan masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana pengembangan soft skill khususnya kewirausahaan dapat terintegrasikan dalam pembelajaran produktif di SMK ?. 2. Bagaimana potensi kerjasama SMK dengan Du/Di dalam pembelajaran produktif berbasis kewirausahaan ?.
  • 3. 3. Bagaimana motoda dan mekanisme kerjasama dengan Du/Di dalam penyelenggaraan program produktif untuk pengembangan kewirausahaan lulusan ?. C. Tujuan Penelitian Tujuan khusus penelitian ini adalah: 1. Menemukan metoda dan mekanisme kerjasama yang efektif antara SMK dengan Du/Di dalam penyelenggaraan program produktif untuk pengembangan kewirausahaan lulusan; 2. Mengembangkan kewirausahaan lulusan SMK sehingga dicapai peningkatan lulusan SMK yang dapat menciptakan peluang kerja baik untuk dirinya dan/atau untuk orang lain. II. STUDI PUSTAKA A. Pengembangan Kewirausahaan Kewirausahaan, menurut Tedjasutisna (2004:14) sejatinya mengandung beberapa makna sebagai berikut: (1) kewirausahaan adalah mental dan sikap jiwa yang selalu aktif berusaha meningkatkan hasil karyanya dalam arti meningkatkan penghasilan; (2) kewirausahaan adalah suatu proses seseorang guna memperoleh peluang-peluang memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui inovasi, tanpa memperhatikan sumber daya yang mereka kendalikan; (3) kewirausahaan adalah proses menciptakan sesuatu yang lain dengan menggunakan waktu dan kegiatan disertai modal jasa dan resiko, serta menerima balas jasa, kepuasan, dan kebebasan pribadi. Dalam Instruksi Presiden Nomor 4 tahun 1995 tentang Gerakan Nasional Memasyarakatkan dan Membudayakan Kewirausahaan disebutkan kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku, dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya cara kerja, teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan keuntungan yang lebih besar. Secara formal, pengembangan kewirausahaan di Indonesia sejatinya telah memasuki masa yang cukup panjang, sekurang-kurangnya sejak dikeluarkan Instruksi
  • 4. Presiden Nomor 4 tahun 1995. Tujuan Inpres tersebut adalah untuk menumbuhkan semangat kepeloporan di kalangan generasi muda agar mampu menjadi wirausahawan. Dengan mengacu kepada rujukan yang ada, dapat dikatakan bahwa pengembangan kewirausahaan bagi negerasi muda, utamanya siswa sejatinya telah memiliki landasan formal. B. Esensi Kewirausahaan bagi Siswa SMK Sekolah menengah kejuruan (SMK) sebagai sub sistem pendidikan nasional mempunyai peluang yang cukup besar untuk ikut serta dalam pembangunan sistem perekonomian yang bertumpu pada kekuatan rakyat, yang tetap tumbuh dalam situasi krisis sekalipun. Untuk mencapai hasil tersebut, sistem perekonomian nasional perlu ditopang oleh pelaku-pelaku bisnis yang kreatif, inovatif dan mempunyai daya tahan terhadap perubahan. Dalam konteks ini, kegiatan pembelajaran di SMK sejatinya memiliki potensi yang besar didesain sebagai wahana untuk mengembangkan calon pelaku wirausaha yang kreatif, inovatif, serta mempunyai daya tahan terhadap perubahan. Belajar dari banyaknya jumlah lulusan SMK yang tidak terserap dalam lapangan kerja (tahun 2007 lulusan SMK yang terserap di lapangan kerja sebesar 385.986 orang dari 628.285 orang lulusan atau sekitar 61,43%) (Depdiknas, 2008). Jika dikaitkan dengan lapangan kerja yang terbatas, sementara jumlah lulusan yang meningkat tajam setiap tahun, maka pengembangan kewirausahaan SMK memiliki nilai strategis, karena melalui pengembangan kewirausahaan berarti penyelenggaraan pendidikan di SMK tidak difokuskan pada penyiapan lulusan menjadi tenaga kerja dunia usaha/industri, melainkan penekanan pada minat yang kuat untuk menjadi wirausaha. Salah satu tugas pendidikan, utamanya SMK adalah menumbuh-kembangkan minat dan semangat kewirausahaan. Namun menurut penelitian Winarno (2007), materi dan strategi pembelajaran kewirausahaan yang diberikan SMK saat ini tidak cukup efektif dalam mengembangkan nilai-nilai kewirausahaan siswa. Demikian pula pemahaman masalah kewirausahaan para pengelola (wali kelas, guru dan pembimbing) ternyata belum mendukung pencapaian tujuan pengembangan kewirausahaan. Untuk mengembangkan kewirausahaan utamanya di SMK diperlukan pendekatan yang tepat dalam pendidikan dan pelatihan (diklat). Untuk itu terdapat beberapa pendekatan pendidikan dan pelatihan yang sesuai dengan bidang kejuruan.
  • 5. Sudarmiatin (2009:110) menjelaskan beberapa pendekatan yang sesuai dalam pembelajaran kewirausahaan di SMK, yakni: (1) pembelajaran berbasis masalah (problem based lerning); (2) pembelajaran berbasis proyek/tugas (project based learning); (3) pembelajaran berbasis kerja (work based learning); dan (4) pembelajaran berbasis jasa layanan (service learning). Dalam pelaksanaannya beberapa pendekatan pendidikan dan pelatihan tersebut dapat berdiri sendiri secara independen, ataupun terintegrasi antara beberapa pendekatan. Hal penting yang perlu dikembangkan adalah peran Du/Di sebagai mitra potensial dalam pengembangan kewirausahaan siswa. Pengembangan kewirausahaan bagi siswa SMK secara esensial diharapkan dapat memberikan sumbangan terhadap beberapa hal antara lain: (1) peningkatan kompetensi lulusan; (2) penajaman kompetensi produktif melalui pengembangan keterampilan kewirausahaan sesuai bidang keahliannya; (3) kemampuan meraih dan menciptakan peluang atas dasar informasi yang diperoleh; (4) kebiasaan untuk bekerja mandiri dan penuh inisiatif; (5) memiliki sikap kreatif dan inovatif dalam menghadapi perubahan. (Depdiknas, 2003:3) D. Model Kerjasama SMK dengan Dunia Usaha/Industri (Du/Di) Model kerjasama antara SMK dengan dunia usaha/industri hingga saat ini masih dikenal sebagai bentuk penyelenggaraan Pendidikan Sistem Ganda (PSG) atau dual system, yakni pendidikan yang dilaksanakan dengan mengacu kepada dua perspektif yaitu sekolah dan dunia usaha/industri. Secara ideal, pelaksanaan pendidikan sistem ganda seyogyanya memberikan ruang lingkup kerjasama antara SMK dengan Du/Di yang mencakup tiga hal, yakni: (1) pengembangan kurikulum/pemetaan kompetensi; (2) pelaksanaan pembelajaran; dan (3) evaluasi hasil pembelajaran.(Samsudi, 2005). Dalam pelaksanaan saat ini, kerjasama SMK-Du/Di lebih dikenal dalam bentuk praktik kerja industri/usaha (prakerin) bagi siswa-siswa SMK. Artinya, implementasi kerjasama SMK-Du/Di hingga saat ini lebih banyak dilaksanakan dalam bentuk prakerin. Menurut Depdiknas (1995), ada empat pola yang dapat dilaksanakan dalam strategi link and match melalui praktik kerja industri/usaha, yakni: hour release, day release, block release, atau kombinasi ketiganya. Secara garis pola hour release mengatur jam pembelajaran secara bergantian antara belajar di sekolah dengan di Du/Di. Sedangkan day release mengatur hari secara bergantian antara belajar di sekolah dan di Du/Di; block release mengatur belajar dalam ukuran 1 – 3 bulan secara bergantian.
  • 6. III. METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian dan pengembangan (Research and Development). Hal ini berkaitan dengan tujuan umum penelitian yaitu untuk menghasilkan suatu model kerjasama antara SMK dengan dunia usaha/industria (Du/Di). Dengan demikian, penelitian ini berupaya menghasilkan suatu komponen dalam sistem pendidikan, melalui pengembangan dan validasi. Seperti dijelaskan oleh Borg & Gall (1983:772) “Educational research and development (R & D) is a process used to develop and validate educational products”. Maksud penggunaan istilah produk pendidikan (educational products) dijelaskan lebih jauh, tidak hanya mencakup wujud material seperti buku-buku teks, film-film pembelajaran dsb; tetapi juga berhubungan dengan pengembangan proses dan prosedur, seperti pengembangan metoda mengajar, pengembangan instrumen/perangkat pembelajaran, atau metoda untuk mengorganisasi pembelajaran. Dalam penelitian dan pengembangan ini dilakukan penyederhanaan langkah, dari sepuluh langkah (Borg & Gall, 1983:773), menjadi tiga tahap, yaitu: studi pendahuluan, pengembangan, dan validasi, yang terbagi dalam dua tahun kegiatan. Tahun pertama, dilaksanakan studi pendahuluan dan pengembangan model. Lokasi penelitian ini di kota Semarang, dengan subjek penelitian ditetapkan secara purposive, yakni SMK bidang keahlian rekayasa dan teknologi, bisnis dan menejemen, serta bidang pariwisata beserta institusi pasangannya. Setiap bidang keahlian diambil satu SMK beserta dua institusi pasangan (satu Du/Di menengah atau besar, dan satu Du/Di kecil). Dengan demikian dalam penelitian ini, baik dalam rangka pengembangan desain model maupun validasi model, melibatkan tiga SMK (teknologi dan rekayasa, bisnis dan manajemen, dan pariwisata), serta enam Du/Di (3 Du/Di menengah/besar dan 3 Du/Di kecil). Pada tahap studi pendahuluan, penelitian dan pengembangan ini direncanakan menempuh alur/tahap sebagai berikut: studi literatur, studi/pengumpulan data lapangan, dan deskripsi serta analisis temuan lapangan (model faktual). Secara rinci studi pendahuluan dan pengembangan ini menempuh kegiatan sebagai berikut: (1) pendeskripsian karakteristik dunia usaha/industri yang potensial mendukung penyelenggaraan program produktif; (2) identifikasi dan pendeskripsian komponen
  • 7. kerjasama masing-masing Du/Di sesuai dengan jenis bidang dan program keahlian teknologi, bisnis dan manajemen, serta pariwisata. Berdasarkan deskripsi dan analisis temuan secara faktual, berikutnya disusun langkah-langkah pengembangan sebagai berikut: a. Mengembangkan rumusan awal (desain) tentang model kerjasama SMK dengan Du/Di. b. Melakukan justifikasi desain model melalui kegiatan focus group discussion (FGD). c. Pengumpulan data dalam langkah pengembangan ini dilakukan melalui teknik angket dan dianalisis secara deskriptif. Dengan demikian penelitian pada langkah ini menggunakan pendekatan kualitatif. d. Hasil yang dicapai dalam tahap ini adalah deskripsi desain model hipotetis, yang akan diujicoba pada tahap validasi. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Model Kerjasama SMK dengan Dunia Usaha/Industri (Du/Di) dalam Pembelajaran Program Produktif untuk Mengembangkan Kewirausahaan Lulusan dapat dapat dipilah menjadi dua kategori yaitu (1) karakteristik/potensi Du/Di untuk bekerjasama dengan SMK dan Du/Di dalam pengembangan kewirausahaan lulusan dan (2) komponen dan konten kerajasama SMK yang sesuai dengan bidang keahliaan (Bidang Keahlian: Teknologi-Rekayasa, Pariwisata, Bisnis-Manajemen). Selanjutnya dari karakteristik/potensi dan komponen dan konten kerjasama dapat ditemukan draf desain model kerjasama. A. Karakteristik/Potensi Du/Di untuk Bekerjasama dengan SMK Karakteristik kerjasama antara SMK dengan Du/Di dapat tergambar dari hasil analisis terhadap pendapat guru program produktif dan kewirausahaan dari tiga bidang keahlian yang dijadikan responden, bidang kehlian Teknologi-Rekayasa, Pariwisata dan Bisnis- Manajemen serta dari Du/Di (tabel 1). Indikator untuk mendeskripsikan karakteristik kerjasama SMK dan Du/Di dalam pembelajaran program produktif untuk mengembangkan kewirausahaan lulusan ada 10 indikator yaitu: 1. Pembelajaran program produktif SMK dapat dikembangkan sebagai wahana pengembangan kewirausahaan lulusan
  • 8. 2. Dalam penyelenggaraan pembelajaran program produktif SMK, sangat perlu dijalin kerjasama SMK dengan Du/Di 3. Bentuk kerjasama SMK dengan Du/Di yang dianggap paling tepat adalah praktik kerja industri/usaha 4. Praktik kerja industri/usaha yang memungkinkan diterapkan adalah pola hour release 5. Praktik kerja industri/usaha yang memungkinkan diterapkan adalah pola day release 6. Praktik kerja industri/usaha yang memungkinkan diterapkan adalah pola week release 7. Praktik kerja industri/usaha yang memungkinkan diterapkan adalah pola block release 8. Pola praktik kerja industri/usaha yang memungkinkan diterapkan adalah kombinasi hour, day, week release, dan block release 9. Untuk pengembangan kewirausahaan lulusan, dalam pembelajaran program produktif seyogyanya SMK menjalin kerjasama dengan industri/usaha besar sebagai institusi pasangan 10. Untuk pengembangan kewirausahaan lulusan, dalam pembelajaran program produktif seyogyanya SMK menjalin kerjasama dengan usaha/industry kecil dan menengah (U/IKM) Tabel 1. Karakteristik/potensi kerjasama Du/Di dan SMK tiga bidang kehlian (Teknologi-Rekayasa, Pariwisata dan Bisnis-Manajemen) Indikator Sangat Setuju (SS) Setuju (S) Tidak Setuju (TS) Sangat Tidak Setuju(STS) Jumlah 1 32 (82,05%) 6 (15,38%) 1 (2,56%) 0 - 39 (100%) 2 31 (79,49%) 8 (20,51%) 0 - 0 - 39 (100%) 3 20 (51,28%) 16 (41,03%) 3 (7,69%) 0 - 39 (100%) 4 3 (7,69%) 20 (51,28%) 13 (33,33%) 3 (7,69%) 39 (100%) 5 2 (5,13%) 20 (51,28%) 15 (38,46%) 2 (5,13%) 39 (100%) 6 3 (7,69%) 19 (48,72%) 16 (41,03%) 1 (2,56%) 39 (100%) 7 12 (30,77%) 23 (58,97%) 4 (10,26%) 0 - 39 (100%) 8 12 (30,77%) 14 (35,90%) 13 (33,33%) 0 - 39 (100%) 9 19 (48,72%) 12 (30,77%) 8 (20,51%) 0 - 39 (100%) 10 25 (64,10%) 11 (28,21%) 3 (7,69%) 0 - 39 (100%)
  • 9. Indikator karakteristik bahwa pembelajaran program produktif SMK dapat dikembangkan sebagai wahana pengembangan kewirausahaan lulusan sangat ditetujui (82,05% menyatakan sangat setuju ) oleh guru beserta Du/Di, hal ini mengindikasikan pentingnya pembelajaran produktif untuk meningkatkan kewirausahaan lulusan melalui kerjasama antara SMK dengan Du/Di dalam, sedangkan penyelenggaraan pembelajaran program produktif SMK, sangat perlu (79,49% sangat setuju) dijalin kerjasama SMK dengan Du/Di. Bentuk kerjasama SMK dengan Du/Di yang dianggap paling tepat adalah praktik kerja industri/usaha bagi siswa SMK (51,28% sangat setuju, 41,03% setuju) dengan pola yang memungkinkan diterapkan antara lain hour release , day release, week release dan block release namun demikian pola ini disetuju berbeda-beda sesuai dengan bidang keahlian yang lain (untuk hour release 51,28% setuju dan 33,33% tidak setuju; untuk day release 51,28% setuju dan 38,46% tidak setuju; untuk week release 48,72% setuju dan 41,03% tidak setuju; sedangkan untuk block release 30,77% sangat setuju, 58,97% setuju dan 10,26% tidak setuju), sedangkan terhadap penggabungan keempat model tersebut ditanggapi secara bervariasi. Untuk pengembangan kewirausahaan lulusan, dalam pembelajaran program produktif seyogyanya SMK menjalin kerjasama dengan industri/usaha besar sebagai institusi pasangan, ternyata tidak semua sependapat dengan penyataan ini (48,72% sangat setuju, 30,77% setuju dan 20,51% tidak setuju), sedangkan pengembangan kewirausahaan lulusan, dalam pembelajaran program produktif seyogyanya SMK menjalin kerjasama dengan usaha/industry kecil dan menengah (U/IKM) hal ini terlihat dari jawaban instrumen bahwa 64,10% responden menyatakan sangat setuju dan 28,21% responden menyatakan setuju) Adapun untuk karakteristik/potensi kerjasama antara SMK dan Du/Di menurut Du/Di, guru bidang keahlian Teknologi Rekayasa, guru bidang keahlian Bisnis Manajemen dan guru bidang keahlian dapat dirangkum seperti yang terlihat tabel-tabel berikut ini.
  • 10. Tabel 2. Karakteristik/potensi kerjasama Du/Di dan SMK menurut Du/Di Indikator Sangat Setuju (SS) Setuju (S) Tidak Setuju (TS) Sangat Tidak Setuju(STS) Jumlah 1 3 (60,00%) 2 (40,00%) (0,00%) (0,00%) 5 (100,00%) 2 5 (100,00%) (0,00%) (0,00%) (0,00%) 5 (100,00%) 3 2 (40,00%) 3 (60,00%) (0,00%) (0,00%) 5 (100,00%) 4 1 (20,00%) 4 (80,00%) (0,00%) (0,00%) 5 (100,00%) 5 1 (20,00%) 4 (80,00%) (0,00%) (0,00%) 5 (100,00%) 6 (0,00%) 4 (80,00%) 1 (20,00%) (0,00%) 5 (100,00%) 7 (0,00%) 5 (100,00%) (0,00%) (0,00%) 5 (100,00%) 8 3 (60,00%) 2 (40,00%) (0,00%) (0,00%) 5 (100,00%) 9 3 (60,00%) 2 (40,00%) (0,00%) (0,00%) 5 (100,00%) 10 3 (60,00%) 2 (40,00%) (0,00%) (0,00%) 5 (100,00%) Pendapat responden dari Du/Di khususnya yang terkait dengan pola kerjasama yang dilaksanakan adalah pada pola block realease yang paling diinginkan (100% responden menyatakan setuju). Tabel berikut menunjukkan karakteristik/potensi kerjasama antara SMK dan Du/Di menurut guru bidang keahlian Teknologi Rekayasa. Tabel 3. Karakteristik/potensi kerjasama Du/Di dan SMK menurut guru bidang keahlian Teknologi Rekayasa Indikator Sangat Setuju (SS) Setuju (S) Tidak Setuju (TS) Sangat Tidak Setuju(STS) Jumlah 1 12 (66,67%) 5 (27,78%) 1 (5,56%) (0,00%) 18 (100,00%) 2 14 (77,78%) 4 (22,22%) (0,00%) (0,00%) 18 (100,00%) 3 10 (55,56%) 5 (27,78%) 3 (16,67%) (0,00%) 18 (100,00%) 4 2 (11,11%) 9 (50,00%) 6 (33,33%) 1 (5,56%) 18 (100,00%) 5 1 (5,56%) 7 (38,89%) 9 (50,00%) 1 (5,56%) 18 (100,00%) 6 2 (11,11%) 7 (38,89%) 8 (44,44%) 1 (5,56%) 18 (100,00%) 7 8 (44,44%) 8 (44,44%) 2 (11,11%) (0,00%) 18 (100,00%) 8 4 (22,22%) 7 (38,89%) 7 (38,89%) (0,00%) 18 (100,00%) 9 10 (55,56%) 5 (27,78%) 3 (16,67%) (0,00%) 18 (100,00%) 10 12 (66,67%) 5 (27,78%) 1 (5,56%) (0,00%) 18 (100,00%) Pola yang tidak diinginkan oleh guru-guru program produktif dari SMK bidang keahlian Teknologi-Rekayasa adalah model day realease (38,89% setuju dan 50,00% responden menyatakan tidak setuju) demikian juga untuk pola hour realesae dan week realease. Tabel berikut menunjukkan karakteristik/potensi kerjasama antara SMK dan Du/Di menurut guru bidang keahlian Bisnis Manajemen.
  • 11. Tabel 4. Karakteristik/potensi kerjasama Du/Di dan SMK menurut guru bidang keahlian Bisnis-Manajemen Indikator Sangat Setuju (SS) Setuju (S) Tidak Setuju (TS) Sangat Tidak Setuju(STS) Jumlah 1 15 (93,75%) 1 (6,25%) (0,00%) (0,00%) 16 (100,00%) 2 14 (87,50%) 2 (12,50%) (0,00%) (0,00%) 16 (100,00%) 3 8 (50,00%) 8 (50,00%) (0,00%) (0,00%) 16 (100,00%) 4 (0,00%) 8 (50,00%) 6 (37,50%) 2 (12,50%) 16 (100,00%) 5 (0,00%) 10 (62,50%) 5 (31,25%) 1 (6,25%) 16 (100,00%) 6 (0,00%) 9 (56,25%) 7 (43,75%) (0,00%) 16 (100,00%) 7 3 (18,75%) 12 (75,00%) 1 (6,25%) (0,00%) 16 (100,00%) 8 5 (31,25%) 5 (31,25%) 6 (37,50%) (0,00%) 16 (100,00%) 9 6 (37,50%) 5 (31,25%) 5 (31,25%) (0,00%) 16 (100,00%) 10 9 (56,25%) 5 (31,25%) 2 (12,50%) (0,00%) 16 (100,00%) Pola yang tidak diinginkan oleh guru-guru program produktif dari SMK bidang keahlian Teknologi-Rekayasa adalah model week realease (56,25% setuju dan 43,75% responden menyatakan tidak setuju) demikian juga untuk pola hour realesae dan week realease. Sedangkan karakteristik/potensi kerjasama antara SMK dan Du/Di menurut guru bidang keahlian Pariwisata dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 5. Karakteristik/potensi kerjasama Du/Di dan SMK menurut guru bidang keahlian Pariwisata Indikator Sangat Setuju (SS) Setuju (S) Tidak Setuju (TS) Sangat Tidak Setuju(STS) Jumlah 1 5 (100,00%) (0,00%) (0,00%) (0,00%) 5 (100,00%) 2 3 (60,00%) 2 (40,00%) (0,00%) (0,00%) 5 (100,00%) 3 2 (40,00%) 3 (60,00%) (0,00%) (0,00%) 5 (100,00%) 4 1 (20,00%) 3 (60,00%) 1 (20,00%) (0,00%) 5 (100,00%) 5 1 (20,00%) 3 (60,00%) 1 (20,00%) (0,00%) 5 (100,00%) 6 1 (20,00%) 3 (60,00%) 1 (20,00%) (0,00%) 5 (100,00%) 7 1 (20,00%) 3 (60,00%) 1 (20,00%) (0,00%) 5 (100,00%) 8 3 (60,00%) 2 (40,00%) (0,00%0 (0,00%) 5 (100,00%) 9 3 (60,00%) 2 (40,00%) (0,00%) (0,00%) 5 (100,00%) 10 4 (80,00%) 1 (20,00%) (0,00%) (0,00%) 5 (100,00%) Menurut responden yang berasal dari guru SMK bidang keahlian Pariwisata menyatakan bahwa pembelajaran program produktif SMK dapat dikembangkan sebagai wahana pengembangan kewirausahaan lulusan sangat ditetujui (100,00% menyatakan
  • 12. sangat setuju ), hal ini mengindikasikan pentingnya pembelajaran produktif untuk meningkatkan kewirausahaan lulusan melalui kerjasama antara SMK dengan Du/Di dalam, sedangkan penyelenggaraan pembelajaran program produktif SMK. Bentuk kerjasama SMK dengan Du/Di yang dianggap paling tepat adalah praktik kerja industri/usaha bagi siswa SMK (40,00% sangat setuju, 60,00% setuju) dengan pola yang memungkinkan diterapkan antara lain hour release , day release, week release dan block release. Untuk pengembangan kewirausahaan lulusan, dalam pembelajaran program produktif seyogyanya SMK menjalin kerjasama tidak hanya dengan industri/usaha besar sebagai institusi pasangan tetapi juga untuk UIKM (80% setuju). B. Komponen dan Konten Kerjasama SMK Komponen dan konten kerjasama antara SMK dengan Du/Di dapat tergambar dari hasil analisis terhadap pendapat guru program produktif dan kewirausahaan dari tiga bidang keahlian yang dijadikan responden, bidang kehlian Teknologi-Rekayasa, Pariwisata dan Bisnis-Manajemen serta dari Du/Di (tabel 6). Indikator untuk mendeskripsikan komponen dan konten kerjasama SMK dan Du/Di dalam pembelajaran program produktif untuk mengembangkan kewirausahaan lulusan ada 7 indikator yaitu: 1. Kerjasama antara SMK dengan Du/Di dalam penyelenggaraan pembelajaran program produktif diutamakan dalam pengembangan kurikulum/pemetaan kompetensi 2. Kerjasama antara SMK dengan Du/Di dalam penyelenggaraan pembelajaran program produktif diutamakan dalam pelaksanaan pembelajaran 3. Kerjasama antara SMK dengan Du/Di dalam penyelenggaraan pembelajaran program produktif diutamakan dalam evaluasi dan uji kompetensi hasil pembelajaran 4. Kerjasama antara SMK dengan Du/Di dalam penyelenggaraan pembelajaran program produktif sebaiknya mencakup tiga hal yakni: (1) pengembangan kurikulum/pemetaan kompetensi; (2) pelaksanaan pembelajaran; dan (3) evaluasi dan uji kompetensi hasil pembelajaran 5. Untuk pengembangan kewirausahaan lulusan, dalam pembelajaran program produktif seyogyanya diterapkan metode pembelajaran berbasis masalah (problem based learning)
  • 13. 6. Untuk pengembangan kewirausahaan lulusan, dalam pembelajaran program produktif seyogyanya diterapkan metode pembelajaran berbasis proyek/tugas (project based learning) 7. Untuk pengembangan kewirausahaan lulusan, dalam pembelajaran program produktif seyogyanya diterapkan metode pembelajaran berbasis kerja (work based learning). Tabel 6. Komponen dan konten kerjasama SMK dengan Du/Di Indikator Sangat Setuju (SS) Setuju (S) Tidak Setuju (TS) Sangat Tidak Setuju(STS) Jumlah 1 22 (56,41%) 16 (41,03%) 1 (2,56%) 0 (0,00%) 39 (100%) 2 14 (35,90%) 22 (56,41%) 3 (7,69%) 0 (0,00%) 39 (100%) 3 12 (30,77%) 24 (61,54%) 3 (7,69%) 0 (0,00%) 39 (100%) 4 24 (61,54%) 15 (38,46%) 0 (0,00%) 0 (0,00%) 39 (100%) 5 7 (17,95%) 28 (71,79%) 3 (7,69%) 1 (2,56%) 39 (100%) 6 9 (23,08%) 28 (71,79%) 2 (5,13%) 0 (0,00%) 39 (100%) 7 18 (46,15%) 21 (53,85%) 0 (0,00%) 0 (0,00%) 39 (100%) Responden menyatakan bahwa kerjasama antara SMK dengan Du/Di dalam penyelenggaraan pembelajaran program produktif sebaiknya mencakup tiga hal yakni: (1) pengembangan kurikulum/pemetaan kompetensi (56,41% menyatakan sangat setuju, 41,03% setuju namun ada 2,56% menyatakan tidak setuju); (2) pelaksanaan pembelajaran (35,90% sangat setuju, 56,41 setuju tetapi 7,69% tidak setuju); dan (3) evaluasi dan uji kompetensi hasil pembelajaran (61,54% setuju), sedangkan secara akumulatif menunjukkan bahwa 61,54% responden menyantakan sangat setuju dan sisanya 38,46% menyatakan setuju. Metode pembelajaran untuk pengembangan kewirausahaan lulusan, dalam pembelajaran program produktif seyogyanya diterapkan metode pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) (71,79% menyatakan setuju); metode pembelajaran berbasis proyek/tugas (project based learning) (71,79% menyatakan setuju;) serta metode pembelajaran berbasis kerja (work based learning) (46,15% sangat setuju dan yang menyatakan setuju (53,85%).
  • 14. C. Desain Model Kerjasama SMK dengan Du/Di Model kerjasama SMK dengan Du/Di dalam pembelajaran program produktif berbasis kewirausahaan yang meliputi dua aspek. Pertama adalah aspek materi diklat dan kedua adalah mekanisme diklat. Meteri diklat menyangkut penetapan kompetensi/kurikulum dan penetapan job description untuk masing-masing jabatan dalam Du/Di yang dipersyaratkan. Sedangkan untuk mekanisme kerjasama terdiri dari (1) prinsip, ((2) pola, (3) kegiatan, (4) opersainalisasi dan (5) metode serta (6) perangkat/instrumen yang diperlukan untuk mengukur sikap siswa dalam melakukan pembelajaran program produktif berbasis kewirausahaan di Du/Di yang akan dilakukan oleh pembimbing sebagaimana terlihat pada bagan berikut.
  • 15. MODEL KERJASAMA SMK DAN DU/DI DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS KEWIRAUSAHAAN Kementrian Pendidikan Nasional/Direktorat Pembinaan SMK SMK Du/Di UKM 1. MATERI DIKLAT 2. MEKANISME PRINSIP:  Learning by doing/ Magang KEGIATAN:  Berlatih langsung  Evaluasi  Uji Kompetensi MATERI:  Kurikulum/penetapan kompetensi  Job description OPERSIONAL:  Modeling  Pendampingan  Internship METODA:  Work-based  Problem-based  Project-based INSTRUMEN PENGUKURAN Perilaku Siswa di Du/Di (UIKM) POLA:  Hour release  Day release  Week release  Block release Kadin Gambar . Draf Kerjasama SMK dengan Du/Di
  • 16. V. KESIMPULAN A. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat disampaikan pada penelitian ini adalah: 1. Pembelajaran program produktif SMK dapat dikembangkan sebagai wahana pengembangan kewirausahaan lulusan (82,05% menyatakan sangat setuju oleh guru beserta Du/Di), hal ini mengindikasikan pentingnya pembelajaran produktif untuk meningkatkan kewirausahaan lulusan melalui kerjasama antara SMK dengan Du/Di dalam, sedangkan penyelenggaraan pembelajaran program produktif SMK, sangat perlu (79,49% sangat setuju) dijalin kerjasama SMK dengan Du/Di. 2. Bentuk kerjasama SMK dengan Du/Di yang dianggap paling tepat adalah praktik kerja industri/usaha bagi siswa SMK (51,28% sangat setuju, 41,03% setuju) dengan pola yang memungkinkan diterapkan antara lain hour release , day release, week release dan block release namun demikian pola ini disetujui berbeda-beda sesuai dengan bidang keahlian yang lain (untuk hour release 51,28% setuju dan 33,33% tidak setuju; untuk day release 51,28% setuju dan 38,46% tidak setuju; untuk week release 48,72% setuju dan 41,03% tidak setuju; sedangkan untuk block release 30,77% sangat setuju, 58,97% setuju dan 10,26% tidak setuju), sedangkan terhadap penggabungan keempat model tersebut ditanggapi secara bervariasi. DAFTAR PUSTAKA Borg, Walter R. and Gall, Meredith D. (1993). Educational Research : An Introduction. New York and London; Longman. Depdikbud. 1995. Pendidikan Sistem Ganda Strategi Operasional Link and Match pada SMK. http://www.smkn22-jkt-sch.id (diunduh 9 April 2010) Depdiknas. 2003. Pola Pengembangan Program Kewirausahaan pada SMK. Jakarta: Dit. Pembinaan SMK, Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah Instruksi Presiden Nomor 4 tahun 1995 tentang Gerakan Nasional Memasyarakatkan dan Membudayakan Kewirausahaan Samsudi. 2001. Pengembangan Kelompok Usaha/Industri Bersama dalam Rangka Mendukung Pelaksanaan PSG-SMK di Era Krisis. Laporan Penelitian DCRG- URGE. Dikti-DP3M. Samsudi. 2005. Pengembangan Model Sinkronisasi Kurikulum Program Produktif SMK Bidang Rekayasa. Laporan Penelitian Hibah Bersaing, Dikti-DP3M.
  • 17. Sudarmiatin. 2009. Entreprenuership dan Metode Pembelajarannya di SMK. Jurnal Ekonomi Bisnis, Tahun 14 Nomor 2, Juli 2009. Tedjasutisna, Ating. 2004. Memahami Kewirausahaan SMK. Bandung: CV. Armico Winarno, Agung. 2009. Pengembangan Model Pembelajaran Internalisasi Nilai-Nilai Kewirausahaan pada SMK di Kota Malang. Jurnal Ekonomi Bisnis, Tahun 14, Nomor 2, Juli 2009.