SlideShare a Scribd company logo
i
Konsil Kedokteran
Indonesia
MMAANNUUAALL
RREEKKAAMM MMEEDDIISS
KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA
Indonesian Medical Council
2006
ii
TIM PENYUSUN :
Arsil Rusli
Asri Rasad
Enizar
Ieke Irdjiati
Imam Subekti
I Putu Suprapta
Kartono Mohammad
Kresna Adam
Luwiharsih
Oedijani Santoso
Roosje Rosita Oewen
Sjamsuhidajat
Sabir Alwy
Safrida Sirie
Sri Mardewi Surono Akbar
PENYUNTING BAHASA :
Abidinsyah Siregar
Dad Murniah
iii
KATA PENGANTAR
Manual Rekam Medis disusun berdasarkan amanat Undang-Undang Nomor 29
Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran Pasal 46 ayat (1) yang menyatakan
bahwa setiap dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktik kedokteran
wajib membuat rekam medis.
Manual Rekam Medis ini adalah untuk melengkapi Buku Penyelenggaraan
Praktik Kedokteran yang Baik di Indonesia (Keputusan KKI Nomor
18/KKI/KEP/IX/2006 tertanggal 21 September 2006) dan Pedoman Pengelolaan
Rekam Medis Rumah Sakit di Indonesia yang dikeluarkan Direktorat Jenderal
Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI.
Ruang lingkup dari buku ini adalah inti sari praktis penyelenggaraan Rekam
Medis dengan sistematika penulisan meliputi pengertian, manfaat, tata cara
penyelenggaraan, isi, aspek hukum, aspek disiplin, aspek etika dan kerahasiaan
rekam medis.
Buku ini disusun oleh Kelompok Kerja Konsil Kedokteran Indonesia yang
anggotanya terdiri dari wakil-wakil dari Departemen Kesehatan RI, Departemen
Pendidikan Nasional RI, Lembaga Swadaya Masyarakat, Ikatan Dokter
Indonesia, Persatuan Dokter Gigi Indonesia dan anggota Konsil Kedokteran
Indonesia.
Buku ini diharapkan akan menambah wawasan dan pengetahuan dokter dan
dokter gigi yang bekerja di semua sarana pelayanan kesehatan tentang Rekam
Medis, sehingga memahami pentingnya Rekam Medis dan bisa
menyelenggarakan Rekam Medis yang baik dan benar sesuai dengan
perundang-undangan yang berlaku.
Jakarta, November 2006
Tim Penyusun
iv
SAMBUTAN
KETUA KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA
Konsil Kedokteran Indonesia dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 29
Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran. Tugas Konsil Kedokteran Indonesia
antara lain adalah melakukan pembinaan terhadap dokter dan dokter gigi yang
melakukan praktik kedokteran, pembinaan ini dilakukan Konsil Kedokteran
Indonesia bersama-sama dengan Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah dan
Organisasi Profesi sesuai dengan fungsi dan tugas masing-masing.
Salah satu wujud pembinaan tersebut adalah dengan menerbitkan Buku Manual
Rekam Medis, yang dapat dipakai oleh dokter dan dokter gigi sebagai acuan
untuk penyelenggaraan Rekam Medis yang baik.
Penyusunan Buku Manual Rekam Medis dilakukan oleh Kelompok Kerja Konsil
Kedokteran Indonesia yang anggota terdiri dari unsur-unsur yang mewakili
Departemen Kesehatan RI, Departemen Pendidikan Nasional RI, Ikatan Dokter
Indonesia, Persatuan Dokter Gigi Indonesia dan Dinas Kesehatan Propinsi dan
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
Pada akhir kata disampaikan ucapan terima kasih kepada Kelompok Kerja Konsil
Kedokteran Indonesia, kontributor pada setiap disiminasi dan sosialisasi dan
semua pihak yang telah membantu kelancaran penerbitan buku ini, semoga
Tuhan Yang Maha Esa selalu melimpahkan rahmat dan karunia-Nya.
Jakarta, November 2006
Ketua Konsil Kedokteran Indonesia,
Hardi Yusa, dr, SP.OG, MARS
v
REKAM MEDIS YANG BAIK ADALAH
CERMIN DARI PRAKTIK KEDOKTERAN YANG BAIK
REKAM MEDIS YANG BAIK ADALAH WUJUD DARI
KEDAYAGUNAAN DAN KETEPATGUNAAN
PERAWATAN PASIEN
vi
DAFTAR ISI
Tim Penyusun ............................................................................................... i
Kata Pengantar ............................................................................................. ii
Sambutan Ketua KKI .................................................................................... iii
Daftar Isi ....................................................................................................... v
Bab I Pendahuluan ........................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................... 1
B. Tujuan Penyusunan Manual ............................................... 2
C. Manfaat Manual .................................................................. 2
D. Ruang Lingkup Manual ....................................................... 2
Bab II Pengertian ............................................................................... 3
A. Rekam Medis ....................................................................... 3
B. Isi Rekam Medis ......... ......................................................... 3
C. Jenis Rekam Medis ............................................................. 3
D. Dokter dan Dokter Gigi ........................................................ 3
E. Tenaga Kesehatan ............................................................... 3
F. Sarana Pelayanan Kesehatan .............................................. 4
Bab III Manfaat Rekam Medis .............................................................. 5
A. Pengobatan Pasien .............................................................. 5
B. Peningkatan Kualitas Pelayanan........................................... 5
C. Pendidikan dan Penelitian ................................................... 5
D. Pembiayaan ....................................................................... 5
E. Statistik Kesehatan .............................................................. 5
F. Pembuktian Masalah Hukum, Disiplin dan Etik .................. 5
Bab IV Isi Rekam Medis ....................................................................... 6
A. Rekam Medis Pasien Rawat Jalan ................................... 6
B. Rekam Medis Pasien Rawat Inap ..................................... 6
C. Pendelegasian Membuat Rekam Medis …......................... 6
Bab V Tata Cara Penyelenggaraan Rekam Medis ............................. 7
A. Tata Cara Penyelenggaraan Rekam Medis .......................... 7
B. Kepemilikan Rekam Medis ................................................... 7
C. Penyimpanan Rekam Medis ................................................. 7
D. Pengorganisasian Rekam Medis .......................................... 7
E. Pembinaan, Pengendalian dan Pengawasan ........................ 7
vii
Bab VI Aspek Hukum, Disiplin, Etik dan Kerahasiaan Rekam Medis .... 8
A. Rekam Medis Sebagai Alat Bukti ......................................... 8
B. Kerahasiaan Rekam Medis .................................................. 8
C. Sanksi Hukum ....................................................................... 8
D. Sanksi Disiplin dan Etik ......................................................... 8
Bab VII Rekam Medis Kaitannya Dengan Manajemen
Informasi Kesehatan (MIK).......................................................... 10
Bab VIII Penutup ....................................................................................... 11
Daftar Nama Kontributor .................................................................................. 12
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan ditujukan untuk meningkatkan kesadaran,
kenyamanan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang dalam rangka
mewujudkan derajat kesehatan yang optimal sebagai salah satu unsur
kesejahteraan umum sebagaimana yang diamanatkan di dalam pembukaan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Dokter dan dokter gigi sebagai salah satu komponen utama pemberi
pelayanan kesehatan kepada masyarakat mempunyai peranan yang sangat
penting karena terkait langsung dengan, mutu pelayanan.
Penyelenggaraan upaya kesehatan harus dilakukan oleh dokter dan dokter
gigi yang memiliki etik dan moral tinggi, keadilan dan kewenangan yang
secara terus menerus harus ditingkatkan.
Salah satu unsur utama dalam sistem pelayanan kesehatan yang prima
adalah tersedianya pelayanan medis oleh dokter dan dokter gigi dengan
kualitasnya yang terpelihara sesuai dengan amanah Undang-Undang
Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran. Dalam
penyelenggaraan praktik kedokteran, setiap dokter dan dokter gigi wajib
mengacu pada standar, pedoman dan prosedur yang berlaku sehingga
masyarakat mendapat pelayanan medis secara profesional dan aman.
Sebagai salah satu fungsi pengaturan dalam UU Praktik Kedokteran yang
dimaksud adalah pengaturan tentang rekam medis yaitu pada Pasal 46 dan
Pasal 47.
Permasalahan dan kendala utama pada pelaksanaan rekam medis adalah
dokter dan dokter gigi tidak menyadari sepenuhnya manfaat dan kegunaan
rekam medis, baik pada sarana pelayanan kesehatan maupun pada praktik
perorangan, akibatnya rekam medis dibuat tidak lengkap, tidak jelas dan
tidak tepat waktu. Saat ini telah ada pedoman rekam medis yang diterbitkan
oleh Departemen Kesehatan RI, namun pedoman tersebut hanya mengatur
rekam medis rumah sakit.
Karena itu, diperlukan acuan rekam medis penyelenggaraan praktik
kedokteran yang berkaitan dengan aspek hukum yang berlaku baik untuk
rumah sakit negeri, swasta, khusus, puskesmas, perorangan dan pelayanan
kesehatan lain. Rekam medis merupakan hal yang sangat menentukan
dalam menganalisa suatu kasus sebagai alat bukti utama yang akurat.
B. Tujuan Penyusunan Manual
a. Sebagai acuan dalam pelaksanaan praktik kedokteran dalam upaya
pelayanan kesehatan.
b. Sebagai acuan untuk membuat rekam medis.
c. Sebagai acuan agar dapat lebih mengetahui perlunya membuat rekam
medis untuk kepentingan dokter, pasien, sarana pelayanan kesehatan
dan perkembangan ilmu pengetahuan.
2
C. Manfaat Manual
Memandu dokter dan dokter gigi dalam membuat rekam medis
D. Ruang Lingkup Manual
Sebagai salah satu perwujudan dari fungsi dan tugas Konsil Kedokteran
Indonesia yaitu pembinaan terhadap dokter dan dokter gigi dalam
penyelenggaraan praktik kedokteran maka Konsil Kedokteran Indonesia
membuat manual rekam medik untuk dokter dan dokter gigi dalam
penyelenggaraan praktik kedokteran. Manual ini lebih menekankan pada
pemahaman tentang rekam medis bagi dokter dan dokter gigi, manfaat, isi
rekam medis, aspek hukum, disiplin dan etik.
3
BAB II
PENGERTIAN
A. Rekam Medis
Dalam penjelasan Pasal 46 ayat (1) UU Praktik Kedokteran, yang dimaksud
dengan rekam medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen
tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan
pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.
Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 749a/Menkes/Per/XII/1989
tentang Rekam Medis dijelaskan bahwa rekam medis adalah berkas yang
berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan,
pengobatan, tindakan dan pelayanan lain kepada pasien pada sarana
pelayanan kesehatan.
Kedua pengertian rekam medis diatas menunjukkan perbedaan yaitu
Permenkes hanya menekankan pada sarana pelayanan kesehatan,
sedangkan dalam UU Praktik Kedokteran tidak. Ini menunjukan pengaturan
rekam medis pada UU Praktik Kedokteran lebih luas, berlaku baik untuk
sarana kesehatan maupun di luar sarana kesehatan.
B. Isi Rekam Medis
a. Catatan, merupakan uraian tentang identitas pasien, pemeriksaan
pasien, diagnosis, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain baik
dilakukan oleh dokter dan dokter gigi maupun tenaga kesehatan lainnya
sesuai dengan kompetensinya.
b. Dokumen, merupakan kelengkapan dari catatan tersebut, antara lain
foto rontgen, hasil laboratorium dan keterangan lain sesuai dengan
kompetensi keilmuannya.
C. Jenis Rekam Medis
a. Rekam medis konvensional
b. Rekam medis elektronik
D. Dokter dan Dokter Gigi
Pengertian dokter dan dokter gigi sebagaimana dimaksud dalam UUPraktik
Kedokteran adalah dokter, dokter spesialis, dokter gigi dan dan dokter gigi
spesialis lulusan pendidikan kedokteran atau kedokteran gigi baik di dalam
maupun diluar negeri yang diakui Pemerintah Republik Indonesia sesuai
dengan peraturan perundang–undangan.
E. Tenaga Kesehatan
Dalam UU Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan ditegaskan bahwa
tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang
kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui
pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tuntutan memerlukan
kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.
4
Tenaga kesehatan yang diatur dalam Pasal 2 ayat (2) sampai dengan ayat
(8) Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga
Kesehatan terdiri dari :
1. Tenaga medis meliputi dokter dan dokter gigi;
2. Tenaga keperawatan meliputi perawat dan bidan;
3. Tenaga kefarmasian meliputi apoteker, analis farmasi dan asisten
apoteker;
4. Tenaga kesehatan masyarakat meliputi epidemiolog kesehatan,
entomolog kesehatan, mikrobiolog kesehatan, penyuluh kesehatan,
administrator kesehatan dan sanitarian;
5. Tenaga gizi meliputi nutrisionis dan dietisien;
6. Tenaga keterapian fisik meliputi fisioterapis, okupasiterapis dan terapis
wicara;
7. Tenaga keteknisian medis meliputi radiografer, radioterapis, teknisi gigi,
teknisi elektromedis, analis kesehatan, refraksionis optisien, othotik
prostetik, teknisi tranfusi dan perekam medis;
Dalam UU Praktik Kedokteran yang dimaksud dengan ”Petugas” adalah
dokter, dokter gigi atau tenaga kesehatan lain yang memberikan pelayanan
langsung kepada pasien.
Bila menyimak ketentuan perundang–undangan yang ada (PP No. 32
Tahun 1996), maka yang dimaksud petugas dalam kaitannya dengan
tenaga kesehatan adalah dokter, dokter gigi, perawat, bidan, dan
keteknisian medis.
F. Sarana Pelayanan Kesehatan
Menurut UU Praktik Kedokteran yang dimaksud Sarana Pelayanan
Kesehatan adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan kesehatan
yang dapat digunakan untuk praktik kedokteran atau kedokteran gigi.
Sarana tersebut meliputi balai pengobatan, pusat kesehatan masyarakat,
rumah sakit umum, rumah sakit khusus dan praktik dokter (sesuai dengan
UU Kesehatan).
5
BAB III
MANFAAT REKAM MEDIS
A. Pengobatan Pasien
Rekam medis bermanfaat sebagai dasar dan petunjuk untuk merencanakan
dan menganalisis penyakit serta merencanakan pengobatan, perawatan
dan tindakan medis yang harus diberikan kepada pasien.
B. Peningkatan Kualitas Pelayanan
Membuat Rekam Medis bagi penyelenggaraan praktik kedokteran dengan
jelas dan lengkap akan meningkatkan kualitas pelayanan untuk melindungi
tenaga medis dan untuk pencapaian kesehatan masyarakat yang optimal.
C. Pendidikan dan Penelitian
Rekam medis yang merupakan informasi perkembangan kronologis
penyakit, pelayanan medis, pengobatan dan tindakan medis, bermanfaat
untuk bahan informasi bagi perkembangan pengajaran dan penelitian di
bidang profesi kedokteran dan kedokteran gigi.
D. Pembiayaan
Berkas rekam medis dapat dijadikan petunjuk dan bahan untuk menetapkan
pembiayaan dalam pelayanan kesehatan pada sarana kesehatan. Catatan
tersebut dapat dipakai sebagai bukti pembiayaan kepada pasien.
E. Statistik Kesehatan
Rekam medis dapat digunakan sebagai bahan statistik kesehatan,
khususnya untuk mempelajari perkembangan kesehatan masyarakat dan
untuk menentukan jumlah penderita pada penyakit-penyakit tertentu.
F. Pembuktian Masalah Hukum, Disiplin dan Etik
Rekam medis merupakan alat bukti tertulis utama, sehingga bermanfaat
dalam penyelesaian masalah hukum, disiplin dan etik.
6
BAB IV
ISI REKAM MEDIS
A. Rekam Medis Pasien Rawat Jalan
Isi rekam medis sekurang-kurangnya memuat catatan/dokumen tentang :
- Identitas pasien
- Pemeriksaan fisik
- Diagnosis/masalah
- Tindakan/pengobatan
- Pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien
B. Rekam Medis Pasien Rawat Inap
Rekam medis untuk pasien rawat inap sekurang-kurangnya memuat :
- Identitas pasien
- Pemeriksaan
- Diagnosis/masalah
- Persetujuan tindakan medis (bila ada)
- Tindakan/pengobatan
- Pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien
C. Pendelegasian Membuat Rekam Medis
Selain dokter dan dokter gigi yang membuat/mengisi rekam medis, tenaga
kesehatan lain yang memberikan pelayanan langsung kepada pasien dapat
membuat/mengisi rekam medis atas perintah/pendelegasian secara tertulis
dari dokter dan dokter gigi yang menjalankan praktik kedokteran.
7
BAB V
TATA CARA PENYELENGGARAAN
REKAM MEDIS
A. Tata Cara Penyelenggaraan Rekam Medis
Pasal 46 ayat (1) UU Praktik Kedokteran menegaskan bahwa dokter dan
dokter gigi wajib membuat rekam medis dalam menjalankan praktik
kedokteran. Setelah memberikan pelayanan praktik kedokteran kepada
pasien, dokter dan dokter gigi segera melengkapi rekam medis dengan
mengisi atau menulis semua pelayanan praktik kedokteran yang telah
dilakukannya.
Setiap catatan dalam rekam medis harus dibubuhi nama, waktu, dan tanda
tangan petugas yang memberikan pelayanan atau tindakan. Apabila dalam
pencatatan rekam medis menggunakan teknlogi informasi elektronik,
kewajiban membubuhi tanda tangan dapat diganti dengan menggunakan
nomor identitas pribadi/personal identification number (PIN).
Dalam hal terjadi kesalahan saat melakukan pencatatan pada rekam medis,
catatan dan berkas tidak boleh dihilangkan atau dihapus dengan cara
apapun. Perubahan catatan atas kesalahan dalam rekam medis hanya
dapat dilakukan dengan pencoretan dan kemudian dibubuhi paraf petugas
yang bersangkutan. Lebih lanjut penjelasan tentang tata cara ini dapat
dibaca pada Peraturan Menteri Kesehatan tentang Rekam Medis dan
pedoman pelaksanaannya.
B. Kepemilikan Rekam Medis
Sesuai UU Praktik Kedokteran, berkas rekam medis menjadi milik dokter,
dokter gigi, atau sarana pelayanan kesehatan, sedangkan isi rekam medis
dan lampiran dokumen menjadi milik pasien.
C. Penyimpanan Rekam Medis
Rekam medis harus disimpan dan dijaga kerahasiaan oleh dokter, dokter
gigi dan pimpinan sarana kesehatan. Batas waktu lama penyimpanan
menurut Peraturan Menteri Kesehatan paling lama 5 tahun dan resume
rekam medis paling sedikit 25 tahun.
D. Pengorganisasian Rekam Medis
Pengorganisasian rekam medis sesuai dengan Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 749a/Menkes/Per/XII/1989 tentang Rekam Medis (saat
ini sedang direvisi) dan pedoman pelaksanaannya.
E. Pembinaan, Pengendalian dan Pengawasan
Untuk Pembinaan, Pengendalian dan Pengawasan tahap Rekam Medis
dilakukan oleh pemerintah pusat, Konsil Kedokteran Indonesia, pemerintah
daerah, organisasi profesi.
8
BAB VI
ASPEK HUKUM, DISIPLIN, ETIK DAN
KERAHASIAAN REKAM MEDIS
A. Rekam Medis Sebagai Alat Bukti
Rekam medis dapat digunakan sebagai salah satu alat bukti tertulis di
pengadilan.
B. Kerahasiaan Rekam Medis
Setiap dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran wajib
menyimpan kerahasiaan yang menyangkut riwayat penyakit pasien yang
tertuang dalam rekam medis. Rahasia kedokteran tersebut dapat dibuka
hanya untuk kepentingan pasien untuk memenuhi permintaan aparat
penegak hukum (hakim majelis), permintaan pasien sendiri atau
berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Berdasarkan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana, rahasia
kedokteran (isi rekam medis) baru dapat dibuka bila diminta oleh hakim
majelis di hadapan sidang majelis. Dokter dan dokter gigi bertanggung
jawab atas kerahasiaan rekam medis sedangkan kepala sarana pelayanan
kesehatan bertanggung jawab menyimpan rekam medis.
C. Sanksi Hukum
Dalam Pasal 79 UU Praktik Kedokteran secara tegas mengatur bahwa
setiap dokter atau dokter gigi yang dengan sengaja tidak membuat rekam
medis dapat dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun
atau denda paling banyak Rp 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah).
Selain tanggung jawab pidana, dokter dan dokter gigi yang tidak membuat
rekam medis juga dapat dikenakan sanksi secara perdata, karena dokter
dan dokter gigi tidak melakukan yang seharusnya dilakukan (ingkar
janji/wanprestasi) dalam hubungan dokter dengan pasien.
D. Sanksi Disiplin dan Etik
Dokter dan dokter gigi yang tidak membuat rekam medis selain mendapat
sanksi hukum juga dapat dikenakan sanksi disiplin dan etik sesuai dengan
UU Praktik Kedokteran, Peraturan KKI, Kode Etik Kedokteran Indonesia
(KODEKI) dan Kode Etik Kedokteran Gigi Indonesia (KODEKGI).
Dalam Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia Nomor 16/KKI/PER/VIII/2006
tentang Tata Cara Penanganan Kasus Dugaan Pelanggaran Disiplin MKDKI
dan MKDKIP, ada tiga alternatif sanksi disiplin yaitu :
a. Pemberian peringatan tertulis.
b. Rekomendasi pencabutan surat tanda registrasi atau surat izin praktik.
c. Kewajiban mengikuti pendidikan atau pelatihan di institusi pendidikan
kedokteran atau kedokteran gigi.
9
Selain sanksi disiplin, dokter dan dokter gigi yang tidak membuat rekam
medis dapat dikenakan sanksi etik oleh organisasi profesi yaitu Majelis
Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) dan Majelis Kehormatan Etik
Kedokteran Gigi (MKEKG).
10
BAB VII
REKAM MEDIS KAITANNYA DENGAN
MANAJEMEN INFORMASI KESEHATAN (MIK)
Di bidang kedokteran dan kedokteran gigi, rekam medis merupakan salah satu
bukti tertulis tentang proses pelayanan yang diberikan oleh dokter dan dokter
gigi. Di dalam rekam medis berisi data klinis pasien selama proses diagnosis dan
pengobatan (treatment). Oleh karena itu setiap kegiatan pelayanan medis harus
mempunyai rekam medis yang lengkap dan akurat untuk setiap pasien dan
setiap dokter dan dokter gigi wajib mengisi rekam medis dengan benar, lengkap
dan tepat waktu.
Dengan berkembangnya evidence based medicine dimana pelayanan medis
yang berbasis data sangatlah diperlukan maka data dan informasi pelayanan
medis yang berkualitas terintegrasi dengan baik dan benar sumber utamanya
adalah data klinis dari rekam medis. Data klinis yang bersumber dari rekam
medis semakin penting dengan berkembangnya rekam medis elektronik, dimana
setiap entry data secara langsung menjadi masukan (input) dari
sistem/manajemen informasi kesehatan.
Manajemen informasi kesehatan adalah pengelolaan yang memfokuskan
kegiatannya pada pelayanan kesehatan dan sumber informasi pelayanan
kesehatan dengan menjabarkan sifat alami data, struktur dan
menerjemahkannya ke berbagai bentuk informasi demi kemajuan kesehatan dan
pelayanan kesehatan perorangan, pasien dan masyarakat. Penanggung jawab
manajemen informasi kesehatan berkewajiban untuk mengumpulkan,
mengintegrasikan dan menganalisis data pelayanan kesehatan primer dan
sekunder, mendesiminasi informasi, menata sumber informasi bagi kepentingan
penelitian, pendidikan, perencanaan dan evaluasi pelayanan kesehatan secara
komprehensif dan terintegrasi.
Agar data di rekam medis dapat memenuhi permintaan informasi diperlukan
standar universal yang meliputi :
a. Struktur dan isi rekam medis
b. keseragaman dalam penggunaan simbol, tanda, istilah, singkatan dan
ICD
c. kerahasiaan dan keamanan data.
Rekam medis sangat terkait dengan manajemen informasi kesehatan karena
data-data di rekam medis dapat dipergunakan sebagai :
a. alat komunikasi (informasi) dan dasar pengobatan bagi dokter, dokter gigi
dalam memberikan pelayanan medis.
b. Masukan untuk menyusun laporan epidemiologi penyakit dan demografi
(data sosial pasien) serta sistem informasi manajemen rumah sakit
c. Masukan untuk menghitung biaya pelayanan
d. Bahan untuk statistik kesehatan
e. Sebagai bahan/pendidikan dan penelitian data.
11
BAB VIII
PENUTUP
Manual rekam medis ini disusun untuk melengkapi Buku Penyelenggaraan
Praktik yang Baik di Indonesia, Peraturan-peraturan dan perundang-undangan
yang berlaku agar dokter dan dokter gigi mudah menyelenggarakan Rekam
medis. Sangat disadari bahwa manual ini masih jauh dari kesempurnaan maka
sangat diharapkan masukan dari setiap insan kedokteran dan kedokteran gigi
guna melengkapi isi buku ini.
12
KONTRIBUTOR
PENYUSUNAN DRAFT MANUAL REKAM MEDIS
1. Prof. Dr. Asri Rasad (Pokja Rekam Medik)
2. Prof. S.M. Surono Akbar, drg, Sp.KGA (Pokja Rekam Medik)
3. dr. Tatong Haryanto (FK Universitas Brawijaya)
4. drg. Zahreni Hamzah (FKG Universitas Jember)
5. dr. Cholis Abrori, MKes (FK Universitas Jember)
6. IDI Kabupaten Gresik
7. IDI Kabupaten Tuban
8. dr. Ismundoko (IDI Kabupaten Madiun)
9. drg. Dasuki (PDGI Kabupaten Madiun)
10. drg. Jon Sudiro Hendrasa (PDGI Kabupaten Gresik)
11. drg. Soelyati (Dinas Kesehatan Kabupaten Gresik)
12. drg. Tjipta Laksana (Dinas Kesehatan Kabupaten Tuban)
13. Dr. Fathoni (FK Muhammadiyah Malang)
14. Drg. P.A Mahendri Kusumawati, M.Kes (FKG Universitas Mahasaraswati Denpasar –Bali)
15. Sabir Alwy, SH, MH (Pokja Manual Rekam Medis)
16. dr. Made Wardhana, Sp.KK (FK Udayana)
17. drg. Putu Ayu Mahendri Kusumawati, Mkes (FKG Mahasaraswati)
18. FK Muhamadiah
19. dr. Sugeng Priyono (IDI Nganjuk)
20. IDI Kediri
21. dr. Dwiyanto Utomo (IDI Blitar)
22. drg. Silvia Dewi Kusumawati (PDGI Blitar)
23. DRG. Meta Duhita (PDGI Nganjuk)
24. Enizar, drg (Pokja Rekam Medis)
25. dr. Oedijani Santoso, drg, M.S (KKI)
26. dr. Sartono, Sppd – FK UHT (Ketua)
27. drg. Linda Rochyani Spkg – FKG UHT (Sekretaris)
28. dr. Akmarawita Kadir, M.Kes - FK UWK
29. drg. Widi – PDGI Lumajang
30. drg. Al Thomas Djaja – PDGI Bojonegoro
31. drg. Rina Dwi A – Dinkes Lumajang
32. dr. Fadhori – IDI Bangkalan
33. dr. Ahmad Aziz – Dinkes Bangkalan
34. dr. Yuman Rosydi – IDI Lumajang
35. Yusuf Samsudin, drg., Sp.Orth (PDGI Surabaya)
36. M. Junaidi, drg (Dinkes Kota Surabaya)
37. I Putu Suprapta, drg., MSc (KKI)
38. Prof. Safrida Sirie, drg. (FKG UI POKJA)
39. Poernomo Budi, dr., Sp.PD (IDI Surabaya)
40. Prof. Dr. Suharto, dr., Sp.PD (FK UNAIR)
41. Yuni Sri Wulandari, drg. (Dinkes Kabupaten Blitar)
42. Dyah Nawang Palupi, drg. (PDGI Malang)
43. Ratih Maharani, dr. (IDI Malang)
44. Cristina Ariyani, drg. (Dinkes Propinsi)
45. Tulus Purnomo, drg (Dinkes Kabupaten Madiun)

More Related Content

What's hot

Agenda dan notulen rapat mutu
Agenda dan notulen rapat mutuAgenda dan notulen rapat mutu
Agenda dan notulen rapat mutu
dr.Ade Adra
 
Sop rujukan
Sop rujukanSop rujukan
Sop rujukan
Rean Gunz
 
01. sop pendaftaran pkm sulaa
01. sop pendaftaran pkm sulaa01. sop pendaftaran pkm sulaa
01. sop pendaftaran pkm sulaa
laedi laedi
 
TOR Pengadaan SIM-RS
TOR Pengadaan SIM-RSTOR Pengadaan SIM-RS
akses terhadap rekam medis.doc
akses terhadap rekam medis.docakses terhadap rekam medis.doc
akses terhadap rekam medis.doc
emiiabiM
 
BAB 1 KMP.pdf
BAB 1 KMP.pdfBAB 1 KMP.pdf
BAB 1 KMP.pdf
DedeRusmana5
 
Sop pengelolaan limbah B3
Sop pengelolaan limbah B3Sop pengelolaan limbah B3
Sop pengelolaan limbah B3
Sidik Darmanto
 
Sop ekg
Sop ekgSop ekg
program K3 MFK terintegrasi di Puskesmas.pptx
program K3 MFK terintegrasi di Puskesmas.pptxprogram K3 MFK terintegrasi di Puskesmas.pptx
program K3 MFK terintegrasi di Puskesmas.pptx
NIKEN70
 
Buku pedoman rekam medis
Buku pedoman rekam medisBuku pedoman rekam medis
Buku pedoman rekam medis
Amirullah Latarissa
 
Tata Kelola Rumah Sakit (TKRS) _BimTek "Standar AKREDITASI RUMAH SAKIT"
Tata Kelola Rumah Sakit (TKRS) _BimTek "Standar AKREDITASI RUMAH SAKIT"Tata Kelola Rumah Sakit (TKRS) _BimTek "Standar AKREDITASI RUMAH SAKIT"
Tata Kelola Rumah Sakit (TKRS) _BimTek "Standar AKREDITASI RUMAH SAKIT"
Kanaidi ken
 
Formulir general consent
Formulir general consentFormulir general consent
Formulir general consent
Cut Fathani
 
Sasaran Keselamatan Pasien (Patient Safety)
Sasaran Keselamatan Pasien (Patient Safety)Sasaran Keselamatan Pasien (Patient Safety)
Sasaran Keselamatan Pasien (Patient Safety)
ADam Raeyoo
 
Instrumen akreditasi puskesmas
Instrumen akreditasi puskesmasInstrumen akreditasi puskesmas
Instrumen akreditasi puskesmas
Jaya Saragih
 
8537398 analisis-kebutuhan-tenaga-perawatan-rumah-sakit
8537398 analisis-kebutuhan-tenaga-perawatan-rumah-sakit8537398 analisis-kebutuhan-tenaga-perawatan-rumah-sakit
8537398 analisis-kebutuhan-tenaga-perawatan-rumah-sakit
ALIYAH MS
 
Manajemen Risiko dalam Pelayanan Kesehatan di Puskesmas
Manajemen Risiko dalam Pelayanan Kesehatan di PuskesmasManajemen Risiko dalam Pelayanan Kesehatan di Puskesmas
Manajemen Risiko dalam Pelayanan Kesehatan di Puskesmas
I Putu Cahya Legawa
 
Laporan PKL Rekam Medis
Laporan PKL Rekam MedisLaporan PKL Rekam Medis
Laporan PKL Rekam Medis
halimah uminur
 
Formulir dan cara pengisian rekam medis
Formulir dan cara pengisian rekam medisFormulir dan cara pengisian rekam medis
Formulir dan cara pengisian rekam medisKhusni Ramdhani
 
Sk indikator dan target pencapaian kinerja ukm puskesmas cisata
Sk indikator dan target pencapaian kinerja ukm puskesmas cisataSk indikator dan target pencapaian kinerja ukm puskesmas cisata
Sk indikator dan target pencapaian kinerja ukm puskesmas cisata
Neneng Holifah
 
3.1.1.3 Pedoman Manual Mutu.docx
3.1.1.3 Pedoman Manual Mutu.docx3.1.1.3 Pedoman Manual Mutu.docx
3.1.1.3 Pedoman Manual Mutu.docx
SuMarni41
 

What's hot (20)

Agenda dan notulen rapat mutu
Agenda dan notulen rapat mutuAgenda dan notulen rapat mutu
Agenda dan notulen rapat mutu
 
Sop rujukan
Sop rujukanSop rujukan
Sop rujukan
 
01. sop pendaftaran pkm sulaa
01. sop pendaftaran pkm sulaa01. sop pendaftaran pkm sulaa
01. sop pendaftaran pkm sulaa
 
TOR Pengadaan SIM-RS
TOR Pengadaan SIM-RSTOR Pengadaan SIM-RS
TOR Pengadaan SIM-RS
 
akses terhadap rekam medis.doc
akses terhadap rekam medis.docakses terhadap rekam medis.doc
akses terhadap rekam medis.doc
 
BAB 1 KMP.pdf
BAB 1 KMP.pdfBAB 1 KMP.pdf
BAB 1 KMP.pdf
 
Sop pengelolaan limbah B3
Sop pengelolaan limbah B3Sop pengelolaan limbah B3
Sop pengelolaan limbah B3
 
Sop ekg
Sop ekgSop ekg
Sop ekg
 
program K3 MFK terintegrasi di Puskesmas.pptx
program K3 MFK terintegrasi di Puskesmas.pptxprogram K3 MFK terintegrasi di Puskesmas.pptx
program K3 MFK terintegrasi di Puskesmas.pptx
 
Buku pedoman rekam medis
Buku pedoman rekam medisBuku pedoman rekam medis
Buku pedoman rekam medis
 
Tata Kelola Rumah Sakit (TKRS) _BimTek "Standar AKREDITASI RUMAH SAKIT"
Tata Kelola Rumah Sakit (TKRS) _BimTek "Standar AKREDITASI RUMAH SAKIT"Tata Kelola Rumah Sakit (TKRS) _BimTek "Standar AKREDITASI RUMAH SAKIT"
Tata Kelola Rumah Sakit (TKRS) _BimTek "Standar AKREDITASI RUMAH SAKIT"
 
Formulir general consent
Formulir general consentFormulir general consent
Formulir general consent
 
Sasaran Keselamatan Pasien (Patient Safety)
Sasaran Keselamatan Pasien (Patient Safety)Sasaran Keselamatan Pasien (Patient Safety)
Sasaran Keselamatan Pasien (Patient Safety)
 
Instrumen akreditasi puskesmas
Instrumen akreditasi puskesmasInstrumen akreditasi puskesmas
Instrumen akreditasi puskesmas
 
8537398 analisis-kebutuhan-tenaga-perawatan-rumah-sakit
8537398 analisis-kebutuhan-tenaga-perawatan-rumah-sakit8537398 analisis-kebutuhan-tenaga-perawatan-rumah-sakit
8537398 analisis-kebutuhan-tenaga-perawatan-rumah-sakit
 
Manajemen Risiko dalam Pelayanan Kesehatan di Puskesmas
Manajemen Risiko dalam Pelayanan Kesehatan di PuskesmasManajemen Risiko dalam Pelayanan Kesehatan di Puskesmas
Manajemen Risiko dalam Pelayanan Kesehatan di Puskesmas
 
Laporan PKL Rekam Medis
Laporan PKL Rekam MedisLaporan PKL Rekam Medis
Laporan PKL Rekam Medis
 
Formulir dan cara pengisian rekam medis
Formulir dan cara pengisian rekam medisFormulir dan cara pengisian rekam medis
Formulir dan cara pengisian rekam medis
 
Sk indikator dan target pencapaian kinerja ukm puskesmas cisata
Sk indikator dan target pencapaian kinerja ukm puskesmas cisataSk indikator dan target pencapaian kinerja ukm puskesmas cisata
Sk indikator dan target pencapaian kinerja ukm puskesmas cisata
 
3.1.1.3 Pedoman Manual Mutu.docx
3.1.1.3 Pedoman Manual Mutu.docx3.1.1.3 Pedoman Manual Mutu.docx
3.1.1.3 Pedoman Manual Mutu.docx
 

Similar to 62 manual rekam_medis

pedoman praktik doktergcfiuf7fyd5s6sd6e6
pedoman praktik doktergcfiuf7fyd5s6sd6e6pedoman praktik doktergcfiuf7fyd5s6sd6e6
pedoman praktik doktergcfiuf7fyd5s6sd6e6
muhammadyusuf738052
 
Pedoman uji_jantung
 Pedoman uji_jantung Pedoman uji_jantung
Pedoman uji_jantung
dr. andrea wahyu
 
Kode etik-kedokteran
Kode etik-kedokteranKode etik-kedokteran
Kode etik-kedokteranResa Isnandia
 
Organisasi RM.ppt
Organisasi RM.pptOrganisasi RM.ppt
Organisasi RM.ppt
DadanHendri
 
uu292004.pdf
uu292004.pdfuu292004.pdf
uu292004.pdf
qcomsamedic
 
Buku ungu-koreksi-akhir ok (1)
Buku ungu-koreksi-akhir ok (1)Buku ungu-koreksi-akhir ok (1)
Buku ungu-koreksi-akhir ok (1)budhi mp
 
Buku pedomanpelaksanaanp2kb2007
Buku pedomanpelaksanaanp2kb2007Buku pedomanpelaksanaanp2kb2007
Buku pedomanpelaksanaanp2kb2007budhi mp
 
#1 FIX FIX BUKU STANDAR AKREDITASI RS.pdf
#1 FIX FIX BUKU STANDAR AKREDITASI RS.pdf#1 FIX FIX BUKU STANDAR AKREDITASI RS.pdf
#1 FIX FIX BUKU STANDAR AKREDITASI RS.pdf
pepensutendi3
 
5_6100522747819984470.pdf
5_6100522747819984470.pdf5_6100522747819984470.pdf
5_6100522747819984470.pdf
MuharinaMuharina
 
kesiapan idi dalam implementasi jkn
kesiapan idi dalam implementasi jknkesiapan idi dalam implementasi jkn
kesiapan idi dalam implementasi jkn
mataharitimoer MT
 
MODUL%20PENGGUNAAN%20OBAT%20RASIONAL.pdf
MODUL%20PENGGUNAAN%20OBAT%20RASIONAL.pdfMODUL%20PENGGUNAAN%20OBAT%20RASIONAL.pdf
MODUL%20PENGGUNAAN%20OBAT%20RASIONAL.pdf
maulianaamirudin
 
48769286 pedoman-pelayanan-farmasi-di-puskesmas
48769286 pedoman-pelayanan-farmasi-di-puskesmas48769286 pedoman-pelayanan-farmasi-di-puskesmas
48769286 pedoman-pelayanan-farmasi-di-puskesmas
Wayan Ajha
 
Pharmaceutical Care HIV/AIDS
Pharmaceutical Care HIV/AIDSPharmaceutical Care HIV/AIDS
Pharmaceutical Care HIV/AIDS
Surya Amal
 
Materi 1 M2KB1 : Keebijakan Pemerintah Tentang Asisten Tenaga Kesehatan
Materi 1 M2KB1 :  Keebijakan Pemerintah Tentang Asisten Tenaga KesehatanMateri 1 M2KB1 :  Keebijakan Pemerintah Tentang Asisten Tenaga Kesehatan
Materi 1 M2KB1 : Keebijakan Pemerintah Tentang Asisten Tenaga Kesehatan
ppghybrid4
 
Buku-Standar-Pelayanan-Minimal.docx
Buku-Standar-Pelayanan-Minimal.docxBuku-Standar-Pelayanan-Minimal.docx
Buku-Standar-Pelayanan-Minimal.docx
SangidYahya3
 
370932910-Buku-Standar-Pelayanan-Minimal.docx
370932910-Buku-Standar-Pelayanan-Minimal.docx370932910-Buku-Standar-Pelayanan-Minimal.docx
370932910-Buku-Standar-Pelayanan-Minimal.docx
SangidYahya3
 
Pedoman rs pt
Pedoman rs ptPedoman rs pt
Pedoman rs pt
Joan Mahulae
 
Standar peralatan keperawatan dan kebidanan di sarana kesehatan
Standar peralatan keperawatan dan kebidanan di sarana kesehatanStandar peralatan keperawatan dan kebidanan di sarana kesehatan
Standar peralatan keperawatan dan kebidanan di sarana kesehatan
Ullank Stira
 

Similar to 62 manual rekam_medis (20)

pedoman praktik doktergcfiuf7fyd5s6sd6e6
pedoman praktik doktergcfiuf7fyd5s6sd6e6pedoman praktik doktergcfiuf7fyd5s6sd6e6
pedoman praktik doktergcfiuf7fyd5s6sd6e6
 
Pedoman uji_jantung
 Pedoman uji_jantung Pedoman uji_jantung
Pedoman uji_jantung
 
Kode etik-kedokteran
Kode etik-kedokteranKode etik-kedokteran
Kode etik-kedokteran
 
Organisasi RM.ppt
Organisasi RM.pptOrganisasi RM.ppt
Organisasi RM.ppt
 
uu292004.pdf
uu292004.pdfuu292004.pdf
uu292004.pdf
 
Uu 29 2004
Uu 29 2004Uu 29 2004
Uu 29 2004
 
Uu 29 2004
Uu 29 2004Uu 29 2004
Uu 29 2004
 
Buku ungu-koreksi-akhir ok (1)
Buku ungu-koreksi-akhir ok (1)Buku ungu-koreksi-akhir ok (1)
Buku ungu-koreksi-akhir ok (1)
 
Buku pedomanpelaksanaanp2kb2007
Buku pedomanpelaksanaanp2kb2007Buku pedomanpelaksanaanp2kb2007
Buku pedomanpelaksanaanp2kb2007
 
#1 FIX FIX BUKU STANDAR AKREDITASI RS.pdf
#1 FIX FIX BUKU STANDAR AKREDITASI RS.pdf#1 FIX FIX BUKU STANDAR AKREDITASI RS.pdf
#1 FIX FIX BUKU STANDAR AKREDITASI RS.pdf
 
5_6100522747819984470.pdf
5_6100522747819984470.pdf5_6100522747819984470.pdf
5_6100522747819984470.pdf
 
kesiapan idi dalam implementasi jkn
kesiapan idi dalam implementasi jknkesiapan idi dalam implementasi jkn
kesiapan idi dalam implementasi jkn
 
MODUL%20PENGGUNAAN%20OBAT%20RASIONAL.pdf
MODUL%20PENGGUNAAN%20OBAT%20RASIONAL.pdfMODUL%20PENGGUNAAN%20OBAT%20RASIONAL.pdf
MODUL%20PENGGUNAAN%20OBAT%20RASIONAL.pdf
 
48769286 pedoman-pelayanan-farmasi-di-puskesmas
48769286 pedoman-pelayanan-farmasi-di-puskesmas48769286 pedoman-pelayanan-farmasi-di-puskesmas
48769286 pedoman-pelayanan-farmasi-di-puskesmas
 
Pharmaceutical Care HIV/AIDS
Pharmaceutical Care HIV/AIDSPharmaceutical Care HIV/AIDS
Pharmaceutical Care HIV/AIDS
 
Materi 1 M2KB1 : Keebijakan Pemerintah Tentang Asisten Tenaga Kesehatan
Materi 1 M2KB1 :  Keebijakan Pemerintah Tentang Asisten Tenaga KesehatanMateri 1 M2KB1 :  Keebijakan Pemerintah Tentang Asisten Tenaga Kesehatan
Materi 1 M2KB1 : Keebijakan Pemerintah Tentang Asisten Tenaga Kesehatan
 
Buku-Standar-Pelayanan-Minimal.docx
Buku-Standar-Pelayanan-Minimal.docxBuku-Standar-Pelayanan-Minimal.docx
Buku-Standar-Pelayanan-Minimal.docx
 
370932910-Buku-Standar-Pelayanan-Minimal.docx
370932910-Buku-Standar-Pelayanan-Minimal.docx370932910-Buku-Standar-Pelayanan-Minimal.docx
370932910-Buku-Standar-Pelayanan-Minimal.docx
 
Pedoman rs pt
Pedoman rs ptPedoman rs pt
Pedoman rs pt
 
Standar peralatan keperawatan dan kebidanan di sarana kesehatan
Standar peralatan keperawatan dan kebidanan di sarana kesehatanStandar peralatan keperawatan dan kebidanan di sarana kesehatan
Standar peralatan keperawatan dan kebidanan di sarana kesehatan
 

Recently uploaded

Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
LyanNurse1
 
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasiNURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
hanifatunfajria
 
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptxPERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
ssuser9f2868
 
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwaManajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
iskandar186656
 
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdfFIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
helixyap92
 
Desain tanpa judul (1).pptx farmasi obat obatan design produk farmakologi
Desain tanpa judul (1).pptx farmasi obat obatan design produk farmakologiDesain tanpa judul (1).pptx farmasi obat obatan design produk farmakologi
Desain tanpa judul (1).pptx farmasi obat obatan design produk farmakologi
nadyahermawan
 
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptxBAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
lansiapola
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
jualobat34
 
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasiVolumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
hannanbmq1
 
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdfPEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
celli4
 
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan KeperawatanAplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
BayuEkaKurniawan1
 
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.pptPERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
Jumainmain1
 
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppttiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
HanifaYR
 
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptxTM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
rifdahatikah1
 
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FKKelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
pinkhocun
 
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
YernimaDaeli1
 
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIA
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIAKEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIA
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIA
Winda Qowiyatus
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
jualobat34
 
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxRUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
nadyahermawan
 
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 

Recently uploaded (20)

Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
 
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasiNURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
 
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptxPERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
 
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwaManajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
 
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdfFIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
 
Desain tanpa judul (1).pptx farmasi obat obatan design produk farmakologi
Desain tanpa judul (1).pptx farmasi obat obatan design produk farmakologiDesain tanpa judul (1).pptx farmasi obat obatan design produk farmakologi
Desain tanpa judul (1).pptx farmasi obat obatan design produk farmakologi
 
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptxBAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
 
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasiVolumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
 
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdfPEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
 
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan KeperawatanAplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
 
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.pptPERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
 
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppttiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
 
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptxTM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
 
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FKKelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
 
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
 
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIA
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIAKEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIA
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIA
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
 
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxRUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
 
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
 

62 manual rekam_medis

  • 1. i Konsil Kedokteran Indonesia MMAANNUUAALL RREEKKAAMM MMEEDDIISS KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA Indonesian Medical Council 2006
  • 2. ii TIM PENYUSUN : Arsil Rusli Asri Rasad Enizar Ieke Irdjiati Imam Subekti I Putu Suprapta Kartono Mohammad Kresna Adam Luwiharsih Oedijani Santoso Roosje Rosita Oewen Sjamsuhidajat Sabir Alwy Safrida Sirie Sri Mardewi Surono Akbar PENYUNTING BAHASA : Abidinsyah Siregar Dad Murniah
  • 3. iii KATA PENGANTAR Manual Rekam Medis disusun berdasarkan amanat Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran Pasal 46 ayat (1) yang menyatakan bahwa setiap dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktik kedokteran wajib membuat rekam medis. Manual Rekam Medis ini adalah untuk melengkapi Buku Penyelenggaraan Praktik Kedokteran yang Baik di Indonesia (Keputusan KKI Nomor 18/KKI/KEP/IX/2006 tertanggal 21 September 2006) dan Pedoman Pengelolaan Rekam Medis Rumah Sakit di Indonesia yang dikeluarkan Direktorat Jenderal Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI. Ruang lingkup dari buku ini adalah inti sari praktis penyelenggaraan Rekam Medis dengan sistematika penulisan meliputi pengertian, manfaat, tata cara penyelenggaraan, isi, aspek hukum, aspek disiplin, aspek etika dan kerahasiaan rekam medis. Buku ini disusun oleh Kelompok Kerja Konsil Kedokteran Indonesia yang anggotanya terdiri dari wakil-wakil dari Departemen Kesehatan RI, Departemen Pendidikan Nasional RI, Lembaga Swadaya Masyarakat, Ikatan Dokter Indonesia, Persatuan Dokter Gigi Indonesia dan anggota Konsil Kedokteran Indonesia. Buku ini diharapkan akan menambah wawasan dan pengetahuan dokter dan dokter gigi yang bekerja di semua sarana pelayanan kesehatan tentang Rekam Medis, sehingga memahami pentingnya Rekam Medis dan bisa menyelenggarakan Rekam Medis yang baik dan benar sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku. Jakarta, November 2006 Tim Penyusun
  • 4. iv SAMBUTAN KETUA KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA Konsil Kedokteran Indonesia dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran. Tugas Konsil Kedokteran Indonesia antara lain adalah melakukan pembinaan terhadap dokter dan dokter gigi yang melakukan praktik kedokteran, pembinaan ini dilakukan Konsil Kedokteran Indonesia bersama-sama dengan Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah dan Organisasi Profesi sesuai dengan fungsi dan tugas masing-masing. Salah satu wujud pembinaan tersebut adalah dengan menerbitkan Buku Manual Rekam Medis, yang dapat dipakai oleh dokter dan dokter gigi sebagai acuan untuk penyelenggaraan Rekam Medis yang baik. Penyusunan Buku Manual Rekam Medis dilakukan oleh Kelompok Kerja Konsil Kedokteran Indonesia yang anggota terdiri dari unsur-unsur yang mewakili Departemen Kesehatan RI, Departemen Pendidikan Nasional RI, Ikatan Dokter Indonesia, Persatuan Dokter Gigi Indonesia dan Dinas Kesehatan Propinsi dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Pada akhir kata disampaikan ucapan terima kasih kepada Kelompok Kerja Konsil Kedokteran Indonesia, kontributor pada setiap disiminasi dan sosialisasi dan semua pihak yang telah membantu kelancaran penerbitan buku ini, semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu melimpahkan rahmat dan karunia-Nya. Jakarta, November 2006 Ketua Konsil Kedokteran Indonesia, Hardi Yusa, dr, SP.OG, MARS
  • 5. v REKAM MEDIS YANG BAIK ADALAH CERMIN DARI PRAKTIK KEDOKTERAN YANG BAIK REKAM MEDIS YANG BAIK ADALAH WUJUD DARI KEDAYAGUNAAN DAN KETEPATGUNAAN PERAWATAN PASIEN
  • 6. vi DAFTAR ISI Tim Penyusun ............................................................................................... i Kata Pengantar ............................................................................................. ii Sambutan Ketua KKI .................................................................................... iii Daftar Isi ....................................................................................................... v Bab I Pendahuluan ........................................................................... 1 A. Latar Belakang .................................................................... 1 B. Tujuan Penyusunan Manual ............................................... 2 C. Manfaat Manual .................................................................. 2 D. Ruang Lingkup Manual ....................................................... 2 Bab II Pengertian ............................................................................... 3 A. Rekam Medis ....................................................................... 3 B. Isi Rekam Medis ......... ......................................................... 3 C. Jenis Rekam Medis ............................................................. 3 D. Dokter dan Dokter Gigi ........................................................ 3 E. Tenaga Kesehatan ............................................................... 3 F. Sarana Pelayanan Kesehatan .............................................. 4 Bab III Manfaat Rekam Medis .............................................................. 5 A. Pengobatan Pasien .............................................................. 5 B. Peningkatan Kualitas Pelayanan........................................... 5 C. Pendidikan dan Penelitian ................................................... 5 D. Pembiayaan ....................................................................... 5 E. Statistik Kesehatan .............................................................. 5 F. Pembuktian Masalah Hukum, Disiplin dan Etik .................. 5 Bab IV Isi Rekam Medis ....................................................................... 6 A. Rekam Medis Pasien Rawat Jalan ................................... 6 B. Rekam Medis Pasien Rawat Inap ..................................... 6 C. Pendelegasian Membuat Rekam Medis …......................... 6 Bab V Tata Cara Penyelenggaraan Rekam Medis ............................. 7 A. Tata Cara Penyelenggaraan Rekam Medis .......................... 7 B. Kepemilikan Rekam Medis ................................................... 7 C. Penyimpanan Rekam Medis ................................................. 7 D. Pengorganisasian Rekam Medis .......................................... 7 E. Pembinaan, Pengendalian dan Pengawasan ........................ 7
  • 7. vii Bab VI Aspek Hukum, Disiplin, Etik dan Kerahasiaan Rekam Medis .... 8 A. Rekam Medis Sebagai Alat Bukti ......................................... 8 B. Kerahasiaan Rekam Medis .................................................. 8 C. Sanksi Hukum ....................................................................... 8 D. Sanksi Disiplin dan Etik ......................................................... 8 Bab VII Rekam Medis Kaitannya Dengan Manajemen Informasi Kesehatan (MIK).......................................................... 10 Bab VIII Penutup ....................................................................................... 11 Daftar Nama Kontributor .................................................................................. 12
  • 8. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan ditujukan untuk meningkatkan kesadaran, kenyamanan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan yang optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum sebagaimana yang diamanatkan di dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Dokter dan dokter gigi sebagai salah satu komponen utama pemberi pelayanan kesehatan kepada masyarakat mempunyai peranan yang sangat penting karena terkait langsung dengan, mutu pelayanan. Penyelenggaraan upaya kesehatan harus dilakukan oleh dokter dan dokter gigi yang memiliki etik dan moral tinggi, keadilan dan kewenangan yang secara terus menerus harus ditingkatkan. Salah satu unsur utama dalam sistem pelayanan kesehatan yang prima adalah tersedianya pelayanan medis oleh dokter dan dokter gigi dengan kualitasnya yang terpelihara sesuai dengan amanah Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran. Dalam penyelenggaraan praktik kedokteran, setiap dokter dan dokter gigi wajib mengacu pada standar, pedoman dan prosedur yang berlaku sehingga masyarakat mendapat pelayanan medis secara profesional dan aman. Sebagai salah satu fungsi pengaturan dalam UU Praktik Kedokteran yang dimaksud adalah pengaturan tentang rekam medis yaitu pada Pasal 46 dan Pasal 47. Permasalahan dan kendala utama pada pelaksanaan rekam medis adalah dokter dan dokter gigi tidak menyadari sepenuhnya manfaat dan kegunaan rekam medis, baik pada sarana pelayanan kesehatan maupun pada praktik perorangan, akibatnya rekam medis dibuat tidak lengkap, tidak jelas dan tidak tepat waktu. Saat ini telah ada pedoman rekam medis yang diterbitkan oleh Departemen Kesehatan RI, namun pedoman tersebut hanya mengatur rekam medis rumah sakit. Karena itu, diperlukan acuan rekam medis penyelenggaraan praktik kedokteran yang berkaitan dengan aspek hukum yang berlaku baik untuk rumah sakit negeri, swasta, khusus, puskesmas, perorangan dan pelayanan kesehatan lain. Rekam medis merupakan hal yang sangat menentukan dalam menganalisa suatu kasus sebagai alat bukti utama yang akurat. B. Tujuan Penyusunan Manual a. Sebagai acuan dalam pelaksanaan praktik kedokteran dalam upaya pelayanan kesehatan. b. Sebagai acuan untuk membuat rekam medis. c. Sebagai acuan agar dapat lebih mengetahui perlunya membuat rekam medis untuk kepentingan dokter, pasien, sarana pelayanan kesehatan dan perkembangan ilmu pengetahuan.
  • 9. 2 C. Manfaat Manual Memandu dokter dan dokter gigi dalam membuat rekam medis D. Ruang Lingkup Manual Sebagai salah satu perwujudan dari fungsi dan tugas Konsil Kedokteran Indonesia yaitu pembinaan terhadap dokter dan dokter gigi dalam penyelenggaraan praktik kedokteran maka Konsil Kedokteran Indonesia membuat manual rekam medik untuk dokter dan dokter gigi dalam penyelenggaraan praktik kedokteran. Manual ini lebih menekankan pada pemahaman tentang rekam medis bagi dokter dan dokter gigi, manfaat, isi rekam medis, aspek hukum, disiplin dan etik.
  • 10. 3 BAB II PENGERTIAN A. Rekam Medis Dalam penjelasan Pasal 46 ayat (1) UU Praktik Kedokteran, yang dimaksud dengan rekam medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 749a/Menkes/Per/XII/1989 tentang Rekam Medis dijelaskan bahwa rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain kepada pasien pada sarana pelayanan kesehatan. Kedua pengertian rekam medis diatas menunjukkan perbedaan yaitu Permenkes hanya menekankan pada sarana pelayanan kesehatan, sedangkan dalam UU Praktik Kedokteran tidak. Ini menunjukan pengaturan rekam medis pada UU Praktik Kedokteran lebih luas, berlaku baik untuk sarana kesehatan maupun di luar sarana kesehatan. B. Isi Rekam Medis a. Catatan, merupakan uraian tentang identitas pasien, pemeriksaan pasien, diagnosis, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain baik dilakukan oleh dokter dan dokter gigi maupun tenaga kesehatan lainnya sesuai dengan kompetensinya. b. Dokumen, merupakan kelengkapan dari catatan tersebut, antara lain foto rontgen, hasil laboratorium dan keterangan lain sesuai dengan kompetensi keilmuannya. C. Jenis Rekam Medis a. Rekam medis konvensional b. Rekam medis elektronik D. Dokter dan Dokter Gigi Pengertian dokter dan dokter gigi sebagaimana dimaksud dalam UUPraktik Kedokteran adalah dokter, dokter spesialis, dokter gigi dan dan dokter gigi spesialis lulusan pendidikan kedokteran atau kedokteran gigi baik di dalam maupun diluar negeri yang diakui Pemerintah Republik Indonesia sesuai dengan peraturan perundang–undangan. E. Tenaga Kesehatan Dalam UU Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan ditegaskan bahwa tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tuntutan memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.
  • 11. 4 Tenaga kesehatan yang diatur dalam Pasal 2 ayat (2) sampai dengan ayat (8) Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan terdiri dari : 1. Tenaga medis meliputi dokter dan dokter gigi; 2. Tenaga keperawatan meliputi perawat dan bidan; 3. Tenaga kefarmasian meliputi apoteker, analis farmasi dan asisten apoteker; 4. Tenaga kesehatan masyarakat meliputi epidemiolog kesehatan, entomolog kesehatan, mikrobiolog kesehatan, penyuluh kesehatan, administrator kesehatan dan sanitarian; 5. Tenaga gizi meliputi nutrisionis dan dietisien; 6. Tenaga keterapian fisik meliputi fisioterapis, okupasiterapis dan terapis wicara; 7. Tenaga keteknisian medis meliputi radiografer, radioterapis, teknisi gigi, teknisi elektromedis, analis kesehatan, refraksionis optisien, othotik prostetik, teknisi tranfusi dan perekam medis; Dalam UU Praktik Kedokteran yang dimaksud dengan ”Petugas” adalah dokter, dokter gigi atau tenaga kesehatan lain yang memberikan pelayanan langsung kepada pasien. Bila menyimak ketentuan perundang–undangan yang ada (PP No. 32 Tahun 1996), maka yang dimaksud petugas dalam kaitannya dengan tenaga kesehatan adalah dokter, dokter gigi, perawat, bidan, dan keteknisian medis. F. Sarana Pelayanan Kesehatan Menurut UU Praktik Kedokteran yang dimaksud Sarana Pelayanan Kesehatan adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan kesehatan yang dapat digunakan untuk praktik kedokteran atau kedokteran gigi. Sarana tersebut meliputi balai pengobatan, pusat kesehatan masyarakat, rumah sakit umum, rumah sakit khusus dan praktik dokter (sesuai dengan UU Kesehatan).
  • 12. 5 BAB III MANFAAT REKAM MEDIS A. Pengobatan Pasien Rekam medis bermanfaat sebagai dasar dan petunjuk untuk merencanakan dan menganalisis penyakit serta merencanakan pengobatan, perawatan dan tindakan medis yang harus diberikan kepada pasien. B. Peningkatan Kualitas Pelayanan Membuat Rekam Medis bagi penyelenggaraan praktik kedokteran dengan jelas dan lengkap akan meningkatkan kualitas pelayanan untuk melindungi tenaga medis dan untuk pencapaian kesehatan masyarakat yang optimal. C. Pendidikan dan Penelitian Rekam medis yang merupakan informasi perkembangan kronologis penyakit, pelayanan medis, pengobatan dan tindakan medis, bermanfaat untuk bahan informasi bagi perkembangan pengajaran dan penelitian di bidang profesi kedokteran dan kedokteran gigi. D. Pembiayaan Berkas rekam medis dapat dijadikan petunjuk dan bahan untuk menetapkan pembiayaan dalam pelayanan kesehatan pada sarana kesehatan. Catatan tersebut dapat dipakai sebagai bukti pembiayaan kepada pasien. E. Statistik Kesehatan Rekam medis dapat digunakan sebagai bahan statistik kesehatan, khususnya untuk mempelajari perkembangan kesehatan masyarakat dan untuk menentukan jumlah penderita pada penyakit-penyakit tertentu. F. Pembuktian Masalah Hukum, Disiplin dan Etik Rekam medis merupakan alat bukti tertulis utama, sehingga bermanfaat dalam penyelesaian masalah hukum, disiplin dan etik.
  • 13. 6 BAB IV ISI REKAM MEDIS A. Rekam Medis Pasien Rawat Jalan Isi rekam medis sekurang-kurangnya memuat catatan/dokumen tentang : - Identitas pasien - Pemeriksaan fisik - Diagnosis/masalah - Tindakan/pengobatan - Pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien B. Rekam Medis Pasien Rawat Inap Rekam medis untuk pasien rawat inap sekurang-kurangnya memuat : - Identitas pasien - Pemeriksaan - Diagnosis/masalah - Persetujuan tindakan medis (bila ada) - Tindakan/pengobatan - Pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien C. Pendelegasian Membuat Rekam Medis Selain dokter dan dokter gigi yang membuat/mengisi rekam medis, tenaga kesehatan lain yang memberikan pelayanan langsung kepada pasien dapat membuat/mengisi rekam medis atas perintah/pendelegasian secara tertulis dari dokter dan dokter gigi yang menjalankan praktik kedokteran.
  • 14. 7 BAB V TATA CARA PENYELENGGARAAN REKAM MEDIS A. Tata Cara Penyelenggaraan Rekam Medis Pasal 46 ayat (1) UU Praktik Kedokteran menegaskan bahwa dokter dan dokter gigi wajib membuat rekam medis dalam menjalankan praktik kedokteran. Setelah memberikan pelayanan praktik kedokteran kepada pasien, dokter dan dokter gigi segera melengkapi rekam medis dengan mengisi atau menulis semua pelayanan praktik kedokteran yang telah dilakukannya. Setiap catatan dalam rekam medis harus dibubuhi nama, waktu, dan tanda tangan petugas yang memberikan pelayanan atau tindakan. Apabila dalam pencatatan rekam medis menggunakan teknlogi informasi elektronik, kewajiban membubuhi tanda tangan dapat diganti dengan menggunakan nomor identitas pribadi/personal identification number (PIN). Dalam hal terjadi kesalahan saat melakukan pencatatan pada rekam medis, catatan dan berkas tidak boleh dihilangkan atau dihapus dengan cara apapun. Perubahan catatan atas kesalahan dalam rekam medis hanya dapat dilakukan dengan pencoretan dan kemudian dibubuhi paraf petugas yang bersangkutan. Lebih lanjut penjelasan tentang tata cara ini dapat dibaca pada Peraturan Menteri Kesehatan tentang Rekam Medis dan pedoman pelaksanaannya. B. Kepemilikan Rekam Medis Sesuai UU Praktik Kedokteran, berkas rekam medis menjadi milik dokter, dokter gigi, atau sarana pelayanan kesehatan, sedangkan isi rekam medis dan lampiran dokumen menjadi milik pasien. C. Penyimpanan Rekam Medis Rekam medis harus disimpan dan dijaga kerahasiaan oleh dokter, dokter gigi dan pimpinan sarana kesehatan. Batas waktu lama penyimpanan menurut Peraturan Menteri Kesehatan paling lama 5 tahun dan resume rekam medis paling sedikit 25 tahun. D. Pengorganisasian Rekam Medis Pengorganisasian rekam medis sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 749a/Menkes/Per/XII/1989 tentang Rekam Medis (saat ini sedang direvisi) dan pedoman pelaksanaannya. E. Pembinaan, Pengendalian dan Pengawasan Untuk Pembinaan, Pengendalian dan Pengawasan tahap Rekam Medis dilakukan oleh pemerintah pusat, Konsil Kedokteran Indonesia, pemerintah daerah, organisasi profesi.
  • 15. 8 BAB VI ASPEK HUKUM, DISIPLIN, ETIK DAN KERAHASIAAN REKAM MEDIS A. Rekam Medis Sebagai Alat Bukti Rekam medis dapat digunakan sebagai salah satu alat bukti tertulis di pengadilan. B. Kerahasiaan Rekam Medis Setiap dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran wajib menyimpan kerahasiaan yang menyangkut riwayat penyakit pasien yang tertuang dalam rekam medis. Rahasia kedokteran tersebut dapat dibuka hanya untuk kepentingan pasien untuk memenuhi permintaan aparat penegak hukum (hakim majelis), permintaan pasien sendiri atau berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Berdasarkan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana, rahasia kedokteran (isi rekam medis) baru dapat dibuka bila diminta oleh hakim majelis di hadapan sidang majelis. Dokter dan dokter gigi bertanggung jawab atas kerahasiaan rekam medis sedangkan kepala sarana pelayanan kesehatan bertanggung jawab menyimpan rekam medis. C. Sanksi Hukum Dalam Pasal 79 UU Praktik Kedokteran secara tegas mengatur bahwa setiap dokter atau dokter gigi yang dengan sengaja tidak membuat rekam medis dapat dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun atau denda paling banyak Rp 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah). Selain tanggung jawab pidana, dokter dan dokter gigi yang tidak membuat rekam medis juga dapat dikenakan sanksi secara perdata, karena dokter dan dokter gigi tidak melakukan yang seharusnya dilakukan (ingkar janji/wanprestasi) dalam hubungan dokter dengan pasien. D. Sanksi Disiplin dan Etik Dokter dan dokter gigi yang tidak membuat rekam medis selain mendapat sanksi hukum juga dapat dikenakan sanksi disiplin dan etik sesuai dengan UU Praktik Kedokteran, Peraturan KKI, Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI) dan Kode Etik Kedokteran Gigi Indonesia (KODEKGI). Dalam Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia Nomor 16/KKI/PER/VIII/2006 tentang Tata Cara Penanganan Kasus Dugaan Pelanggaran Disiplin MKDKI dan MKDKIP, ada tiga alternatif sanksi disiplin yaitu : a. Pemberian peringatan tertulis. b. Rekomendasi pencabutan surat tanda registrasi atau surat izin praktik. c. Kewajiban mengikuti pendidikan atau pelatihan di institusi pendidikan kedokteran atau kedokteran gigi.
  • 16. 9 Selain sanksi disiplin, dokter dan dokter gigi yang tidak membuat rekam medis dapat dikenakan sanksi etik oleh organisasi profesi yaitu Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) dan Majelis Kehormatan Etik Kedokteran Gigi (MKEKG).
  • 17. 10 BAB VII REKAM MEDIS KAITANNYA DENGAN MANAJEMEN INFORMASI KESEHATAN (MIK) Di bidang kedokteran dan kedokteran gigi, rekam medis merupakan salah satu bukti tertulis tentang proses pelayanan yang diberikan oleh dokter dan dokter gigi. Di dalam rekam medis berisi data klinis pasien selama proses diagnosis dan pengobatan (treatment). Oleh karena itu setiap kegiatan pelayanan medis harus mempunyai rekam medis yang lengkap dan akurat untuk setiap pasien dan setiap dokter dan dokter gigi wajib mengisi rekam medis dengan benar, lengkap dan tepat waktu. Dengan berkembangnya evidence based medicine dimana pelayanan medis yang berbasis data sangatlah diperlukan maka data dan informasi pelayanan medis yang berkualitas terintegrasi dengan baik dan benar sumber utamanya adalah data klinis dari rekam medis. Data klinis yang bersumber dari rekam medis semakin penting dengan berkembangnya rekam medis elektronik, dimana setiap entry data secara langsung menjadi masukan (input) dari sistem/manajemen informasi kesehatan. Manajemen informasi kesehatan adalah pengelolaan yang memfokuskan kegiatannya pada pelayanan kesehatan dan sumber informasi pelayanan kesehatan dengan menjabarkan sifat alami data, struktur dan menerjemahkannya ke berbagai bentuk informasi demi kemajuan kesehatan dan pelayanan kesehatan perorangan, pasien dan masyarakat. Penanggung jawab manajemen informasi kesehatan berkewajiban untuk mengumpulkan, mengintegrasikan dan menganalisis data pelayanan kesehatan primer dan sekunder, mendesiminasi informasi, menata sumber informasi bagi kepentingan penelitian, pendidikan, perencanaan dan evaluasi pelayanan kesehatan secara komprehensif dan terintegrasi. Agar data di rekam medis dapat memenuhi permintaan informasi diperlukan standar universal yang meliputi : a. Struktur dan isi rekam medis b. keseragaman dalam penggunaan simbol, tanda, istilah, singkatan dan ICD c. kerahasiaan dan keamanan data. Rekam medis sangat terkait dengan manajemen informasi kesehatan karena data-data di rekam medis dapat dipergunakan sebagai : a. alat komunikasi (informasi) dan dasar pengobatan bagi dokter, dokter gigi dalam memberikan pelayanan medis. b. Masukan untuk menyusun laporan epidemiologi penyakit dan demografi (data sosial pasien) serta sistem informasi manajemen rumah sakit c. Masukan untuk menghitung biaya pelayanan d. Bahan untuk statistik kesehatan e. Sebagai bahan/pendidikan dan penelitian data.
  • 18. 11 BAB VIII PENUTUP Manual rekam medis ini disusun untuk melengkapi Buku Penyelenggaraan Praktik yang Baik di Indonesia, Peraturan-peraturan dan perundang-undangan yang berlaku agar dokter dan dokter gigi mudah menyelenggarakan Rekam medis. Sangat disadari bahwa manual ini masih jauh dari kesempurnaan maka sangat diharapkan masukan dari setiap insan kedokteran dan kedokteran gigi guna melengkapi isi buku ini.
  • 19. 12 KONTRIBUTOR PENYUSUNAN DRAFT MANUAL REKAM MEDIS 1. Prof. Dr. Asri Rasad (Pokja Rekam Medik) 2. Prof. S.M. Surono Akbar, drg, Sp.KGA (Pokja Rekam Medik) 3. dr. Tatong Haryanto (FK Universitas Brawijaya) 4. drg. Zahreni Hamzah (FKG Universitas Jember) 5. dr. Cholis Abrori, MKes (FK Universitas Jember) 6. IDI Kabupaten Gresik 7. IDI Kabupaten Tuban 8. dr. Ismundoko (IDI Kabupaten Madiun) 9. drg. Dasuki (PDGI Kabupaten Madiun) 10. drg. Jon Sudiro Hendrasa (PDGI Kabupaten Gresik) 11. drg. Soelyati (Dinas Kesehatan Kabupaten Gresik) 12. drg. Tjipta Laksana (Dinas Kesehatan Kabupaten Tuban) 13. Dr. Fathoni (FK Muhammadiyah Malang) 14. Drg. P.A Mahendri Kusumawati, M.Kes (FKG Universitas Mahasaraswati Denpasar –Bali) 15. Sabir Alwy, SH, MH (Pokja Manual Rekam Medis) 16. dr. Made Wardhana, Sp.KK (FK Udayana) 17. drg. Putu Ayu Mahendri Kusumawati, Mkes (FKG Mahasaraswati) 18. FK Muhamadiah 19. dr. Sugeng Priyono (IDI Nganjuk) 20. IDI Kediri 21. dr. Dwiyanto Utomo (IDI Blitar) 22. drg. Silvia Dewi Kusumawati (PDGI Blitar) 23. DRG. Meta Duhita (PDGI Nganjuk) 24. Enizar, drg (Pokja Rekam Medis) 25. dr. Oedijani Santoso, drg, M.S (KKI) 26. dr. Sartono, Sppd – FK UHT (Ketua) 27. drg. Linda Rochyani Spkg – FKG UHT (Sekretaris) 28. dr. Akmarawita Kadir, M.Kes - FK UWK 29. drg. Widi – PDGI Lumajang 30. drg. Al Thomas Djaja – PDGI Bojonegoro 31. drg. Rina Dwi A – Dinkes Lumajang 32. dr. Fadhori – IDI Bangkalan 33. dr. Ahmad Aziz – Dinkes Bangkalan 34. dr. Yuman Rosydi – IDI Lumajang 35. Yusuf Samsudin, drg., Sp.Orth (PDGI Surabaya) 36. M. Junaidi, drg (Dinkes Kota Surabaya) 37. I Putu Suprapta, drg., MSc (KKI) 38. Prof. Safrida Sirie, drg. (FKG UI POKJA) 39. Poernomo Budi, dr., Sp.PD (IDI Surabaya) 40. Prof. Dr. Suharto, dr., Sp.PD (FK UNAIR) 41. Yuni Sri Wulandari, drg. (Dinkes Kabupaten Blitar) 42. Dyah Nawang Palupi, drg. (PDGI Malang) 43. Ratih Maharani, dr. (IDI Malang) 44. Cristina Ariyani, drg. (Dinkes Propinsi) 45. Tulus Purnomo, drg (Dinkes Kabupaten Madiun)