autis merupakan salah satu anak berkebutuhan khusus. anak autis mengalami gangguan perkembangan saraf yang kompleks dan ditandai dengan kesulitan dalam interaksi sosial, komunikasi, dan perilaku terbatas, berulang-ulang dan karakter stereotip.
autis merupakan salah satu anak berkebutuhan khusus. anak autis mengalami gangguan perkembangan saraf yang kompleks dan ditandai dengan kesulitan dalam interaksi sosial, komunikasi, dan perilaku terbatas, berulang-ulang dan karakter stereotip.
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Â
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
3. Adalah: Kelainan Perkembangan anak anak yang
masuk dalam kelompok Pervasive Developmental
Disorder (PDD)
PDD Merupakan:
• Kelompok kelaianan perkembangan
pada anak yang sifatnya luas dan
kompleks, mencakup aspek interaksi
sosial, kognisi, bahasa dan motorik
Yang termasuk dalam kelompok PDD (DSM
IV) adalah:
• Autis
• Asperger Syndrom
• PDD-Nos (not Otherwise Specified)
• Rett’s Syndrome
• Childhood Disintegrative Disorder
(CDD)
4. Asperger Syndrome (high Functioning Autism)
Gambaran klinis:
• Mengalami gangguan dalam interaksi
sosial, minat, aktifitas terbatas tetapi
tidak disertai dengan keterlambatan
perkembangan bahasa serta tidak
didapatkan gangguan kognitif
Ciri khas yang terlihat:
• Dapat mengenali huruf-huruf
alphabet pada usia 3 tahun
• Fokus dalam mengenal suatu
bentuk (misal: suka dengan mobil
dan hapal dengan berbagai merk
mobil)
• Dapat mmbaca sebelum usia 5
tahun
5. Autism
• Keterlambatan dalam berbicara
• Tidak menengok ketika namanya
dipanggil
• Tidak bisa ikut bermain bersama
teman-temannya
• Berbicara dengan bahasa yang
tidak bisa kita mengerti
• Tidak bisa diam
• Membuat gerakkan seperti
mengepak-kepakkan tangannya
• Menggigit jarinya sendiri berulang-
ulang
• Bila keinginan tidak terpenuhi, anak
akan mengamuk, membenturkan
kepala
6. • Terpola (rutinas), melakukan suatu
kegiatan/kegemaran secara
berulang dari hari ke hari
• Menurut Diagnostic And Statistical
of Manual Mental Disorder (DSM
IV), mengurai kriteria Autis:
1. Gangguan komunikasi verbal non
verbal
2. Gangguan interaksi sosial
3. Gangguan perilaku dan bermain
berupa gerakan-gerakan
stereotipik, minat dan aktifitas
anak yang terbatas
7.
8. Gangguan Dalam bidang
Perilaku/Pola Bermain
• Tidak mengerti cara bermain
(memutar roda mobil)
• Bermain secara
monoton/stereotipik (menjejerkan
mainan/benda)
• Jika senang dengan 1 mainan maka
akan terus dimainkan
Gangguan dalam Bidang Emosi:
• Kurangnya rasa Empati (melihat
anak menangis, tidak merasa
kasihan tapi justru merasa
terganggu sehingga terkadang
memukul anak tersebut)
• Tertawa, menangis, marah tanpa
sebab
• Sering mengamuk tak terkendali,
jika tidak mendapat yang tidak
diinginkannya
9. Gangguan dalam Persepsi Sensoris
• Mencium-cium atau menjilati
benda apa saja
• Bila mendengar suara keras
langsung menutup telinga
• Tidak menyukai rabaan atau
pelukan
• Tidak nyaman dalam memakai
pakaian dengan bahan tertentu
TIPS:
• Saat anak anda sudah terdiagnosa
Autis segeralah untuk dilakukan
intervensi dini. Semakin cepat
semakin baik. Paling baik sebelum
usia 2 tahun.
• Terapi yang dianjurkan adalah
terapi yang multi disiplin, simultan
dan kontinyu melibatkan peran
orangtua dan keluarga
10. Tingkat Kecerdasan Anak Autis
• Low Functioning (IQ rendah)
Tidak diharapkan untuk hidup mandiri,
sepanjang hidupnya memerlukan bantuan orang
lain
• Medium Functioning (IQ Sedang)
Bisa hidup bermasyarakat dan masuk sekolah
khusus
• High Functioning (IQ Ting
Bisa hidup mandiri bahkan
dalam pekerjaannya, dapat
11. Childhood Disintegrative Disorder
. Masalah dalam berbahasa
• Kekurangan dalam perilaku non verba;
• Ketidakmampuan dalam memulai percakapan
• Kekurangan dalam pola bermain
• Kurang dalam mengkontrol pola eliminasi
• Kurangnya kemampuan dalam berbahasa dan
berkomunikasi
• Kurangnya kemampuan motorik
• Kurangnya kemampuan dalam bersosialisasi
• Bermasalah dalam menjalin hubungan dengan
orang lain
12. Rett Syndrom
• Sindromini terjadi secara eksklusif pada anak
perempuan. Sindrom Rett mengakibatkan
gejala mirip dengan autisme. Banyak bayi
dengan sindrom Rett berkembang secara
normal pada awalnya,tetapi
perkembangannya sering terhambat pada saat
mencapai usia 18 bulan. Seiring waktu, anak-
anak dengan sindrom Rett fungsi motorik
untuk menggunakan tangan, berbicara,
berjalan, mengunyah dan bahkan bernapas
mereka tidak normal
13. Gejala
• * Tahap I.
Tanda dan gejala pada tahap awal biasanya diabaikan
selama 6 bulan sampai 18 bulan. Sindrom Rett pada Bayi
menunjukkan tanda bayi kurang kontak mata dan mulai
kehilangan minat pada mainan. Bayi juga mengalami
penundaan dalam duduk atau merangkak.
* Tahap II
Tahap II mulai antara usia 1 sampai 4 tahun, anak-anak
dengan sindrom Rett secara bertahap kehilangan
kemampuan untuk berbicara dan menggunakan tangan
mereka secara sengaja. Gerkaan lain seperti gerakan
tangan--meremas-remas, mencuci, bertepuk tangan atau
mengetuk juga sulit dilakukan penderita. Beberapa anak
dengan sindrom Rett menahan napas atau hiperventilasi
dan berteriak atau menangis tanpa sebab.
14. • * Tahap III
Tahap ketiga adalah puncak gejala yang biasanya dimulai antara usia 2 sampai
10 tahun dan dapat berlangsung selama bertahun-tahun. Walaupun masalah
dengan mobilitas berlanjut, perilaku dapat diperbaiki. Anak-anak di tahap ini
sering kurang menangis, tidak mudah marah, menunjukkan peningkatan
kewaspadaan, rentang perhatian dan keterampilan komunikasi nonverbal.
Banyak orang dengan sindrom Rett hidup dengan gejala di tahap III sampai
sisa hidup mereka.
* Tahap IV
Tahap terakhir ditandai dengan berkurangnya mobilitas, kelemahan otot dan
scoliosis (kelengkungan yang abnormal dari tulang belakang). Tanda lainya
kurangnya pengertian, komunikasi dan keterampilan tangan. Pada
kenyataannya, gerakan tangan yang berulang dapat berkurang. Meskipun
kematian mendadak dalam tidur dapat terjadi, sebagian besar orang dengan
sindrom Rett hidup sampai mereka berusia 40 sampai 50-an. Mereka biasanya
membutuhkan perawatan dan bantuan sepanjang hidup
15. Perpasive Developmental Disorder-Not Otherwise
Specified (PDD-NOSS)
• Bukan suatu diagnosis tapi sekumpulan diagnosa
• Tidak memenuhi seluruh kriteria yang ada untuk dikatakan autism
• Menunjuk pada istilah APD (Atypical Personality Develompment), APDD
(Atypical PDD) atau Atypical Autism ataupun dikategorikan dalam ASD
yang lebih mendekati pada diagnosis Asperger’s syndrome walaupun
mungkin tidak pas
16. Gangguan dalam Bidang Komunikasi
Non Verbal
• Terlambat bicara atau tidak dapat
berkomunikasi
• Mengeluarkan kata-kata yang tidak
dapat dimengerti
• Tidak mengeluarkan kata-kata
dalam konteks yang sesuai
• Bicara tidak digunakan untuk
berkomunikasi
• Meniru /membeo/ekolalia
• Kadang intonasi suara seperti robot
Gangguan Dalam Interaksi Sosial:
• Menolak/menghidar dari bertatap
mata
• Tidak menoleh ketika dipanggil
• Merasa tidak senang dan menolak
ketikan dipeluk
• Tidak ada usaha untuk melakukan
intraksi dengan orang lain
• Ingin sesuatu menarik tangan orang
lain
• Tidak mau bergabung dengan
group
17. Macam-macam Bentuk Terapi:
Terapi Perilaku (Behavior Therapy):
• Metde LOVAAS
• Metode ini menggunakan prinsip
stimulasi respons.
• Tujuannya:
mengubah/menghilangkan perilaku
anak yang dianggap “aneh”
• Metode ini sangat terstruktur,
terarah, terukur, dan
“keberhasilan” tugas yang
dikerjakan berprinsip “reward” dan
“punihment
Reward dan Punishment
• Reward berupa
benda/makanan/mainan/ pujian
(hebat, pintar)
• Punishment berupa
pengurangan/penundaan kegiatan
yang disukainya
18. Sensorik Integrasi:
• Dikembangkan oleh Ayres
• Diberikan kepada anak yang
mengalami kesulitan belajar dan
gangguan perilaku
• Adalah melakukan bermacam
aktifitas yang diharapkan dapat
memberikan masukan input
sensorik.
• Kegiatan awal adalah anak memilih
bentuk permainan yang disukainya
• Dan terapis berfungsi memberikan
pengarahan agar kegiatan yang
dilakukan anak terarah dan benar.
• Kemudian secara bertahap
diarahkan ke bentuk yang lebih
kompleks, dengan harapan fungsi
otak anak berkembang lebih baik,
anak dapat berfikir kreatif dan
memahami konsep-konsep abstraks
19. • Terapi Wicara: Untuk melancarkan otot-otot mulut agar dapat berbicara
lebih baik.
• Terapi Okupasi : untuk melatih motorik halus anak.
• Terapi Bermain : untuk melatih mengajarkan anak melalui belajar sambil
bermain.
• Terapi medikamentosa/obat-obatan (drug therapy) : untuk menenangkan
anak melalui pemberian obat-obatan oleh dokter yang berwenang.
• Terapi melalui makan (diet therapy) : untuk mencegah/mengurangi tingkat
gangguan autisme.
• Sensory Integration therapy : untuk melatih kepekaan dan kordinasi daya
indra anak autis (pendengaran, penglihatan, perabaan)
• Auditory Integration Therapy : untuk melatih kepekaan pendengaran anak
lebih sempurna
• Biomedical treatment/therapy : untuk perbaikan dan kebugaran kondisi
tubuh agar terlepas dari faktor-faktor yang merusak (dari keracunan logam
berat, efek casomorphine dan gliadorphine, allergen, dsb)
• Hydro Therapy : membantu anak autistik untuk melepaskan energi yang
berlebihan pada diri anak melalui aktifitas di air.
• Terapi Musik : untuk melatih auditori anak, menekan emosi, melatih
kontak mata dan konsentrasi.
20. Pendekatan Pembelajaran Anak
Autistik
• Discrete Tial Training (DTT) : Training ini didasarkan pada
Teori Lovaas yang mempergunakan pembelajaran perilaku.
Dalam pembelajarannya digunakan stimulus respon atau
yang dikenal dengan orperand conditioning. Dalam
prakteknya guru memberikan stimulus pada anak agar anak
memberi respon. Apabila perilaku anak itu baik, guru
memberikan reinforcement (penguatan). Sebaliknya
perilaku anak yang buruk dihilangkan melalui time out/
hukuman/kata “tidak”
• Intervensi LEAP (Learning Experience and Alternative
Programfor Preschoolers and Parents) menggunakan
stimulus respon (sama dengan DTT) tetapi anak langsung
berada dalam lingkungan sosial (dengan teman-teman).
Anak auitistik belajar berperilaku melalui pengamatan
perilaku orang lain.
21. • Floor Time merupakan teknik pembelajaran melalui
kegiatan intervensi interaktif. Interaksi anak dalam
hubungan dan pola keluarga merupakan kondisi
penting dalam menstimulasi perkembangan dan
pertumbuhan kemampuan anak dari segi kumunikasi,
sosial, dan perilaku anak.
• TEACCH (Treatment and Education for Autistic
Childrent and Related Communication Handicaps)
merupakan pembelajaran bagi anak dengan
memperhatikan seluruh aspek layanan untuk
pengembangan komunikasi anak. Pelayanan
diprogramkan dari segi diagnosa, terapi/treatment,
konsultasi, kerjasama, dan layanan lain yang
dibutuhkan baik oleh anak maupun orangtua.
22. 1. Kelas transisi
• Kelas ini diperuntukkan bagi anak autistik yang telah diterapi
memerlukan layanan khusus termasuk anak autistik yang telah
diterapi secara terpadu atau struktur. Kelas transisi sedapat
mungkin berada di sekolah reguler, sehingga pada saat tertentu
anak dapat bersosialisasi dengan anak lain. Kelas transisi
merupakan kelas persiapan dan pengenalan pengajaran dengan
acuan kurikulum SD dengan dimodifikasi sesuai kebutuhan anak.
2. Program Pendidikan Inklusi
• Program ini dilaksanakan oleh sekolah reguler yang sudah siap
memberikan layanan bagi anak autistik. Untuk dapat membuka
program ini sekolah harus memenuhi persyaratan antara lain:
• Guru terkait telah siap menerima anak autistik
• Tersedia ruang khusus (resourse room) untuk penanganan
individual
• Tersedia guru pembimbing khusus dan guru pendamping.
• Dalam satu kelas sebaiknya tidak lebih dari 2 (dua) anak autistik.
• Dan lain-lain yang dianggap perlu.
23. • 3. Pragram Pendidikan Terpadu
• Program Pendidikan Terpadu dilaksanakan disekolah
reguler. Dalam kasus/waktu tertentu, anak-anak
autistik dilayani di kelas khusus untuk remedial atau
layanan lain yang diperlukan. Keberadaan anak autistik
di kelas khusus bisa sebagian waktu atau sepanjang
hari tergantung kemampuan anak.
• 4. Sekolah Khusus Autis
• Sekolah ini diperuntukkan khusus bagi anak autistik
terutama yang tidak memungkinkan dapat mengikuti
pendidikan di sekolah reguler. Anak di sekolah ini
sangat sulit untuk dapat berkonsentrasi dengan adanya
distraksi sekeliling mereka. Pendidikan di sekolah
difokuskan pada program fungsional seperti bina diri,
bakat, dan minat yang sesuai dengan potensi mereka.
24. 5. Program Sekolah di Rumah
• Program ini diperuntukkan bagi anak autistik yang tidak mampu
mengikuti pendidikan di sekolah khusus karena keterbatasannya.
Anak-anak autistik yang non verbal, retardasi mental atau
mengalami gangguan serius motorik dan auditorinya dapat
mengikuti program sekolah di rumah. Program dilaksanakan di
rumah dengan mendatangkan guru pembimbing atau terapis atas
kerjasama sekolah, orangtua dan masyarakat.
6. Panti (griya) Rehabilitasi Autis.
• Anak autistik yang kemampuannya sangat rendah, gangguannya
sangat parah dapat mengikuti program di panti (griya) rehabilitasi
autistik. Program dipanti rehabilitasi lebih terfokus pada
pengembangan:
(1) Pengenalan diri
(2) Sensori motor dan persepsi
(3) Motorik kasar dan halus
(4) Kemampuan berbahasa dan komunikasi
(5) Bina diri, kemampuan sosial
(6) Ketrampilan kerja terbatas sesuai minat, bakat dan potensinya.
25. Diagnosis:
Menurut DSM IV:
A.Sejumlah enam hal atau lebih dari (1), (2), dan
(3), paling sedikit dua dari (1), dan satu masing-
masing dari (2) dan (3):
1. Secara kualitatif, terdapat kendala dalam
interaksi sosial, sbg manifestasi paling sedikit
dua dari yang berikut ini:
a. Kendala di dalam perilaku non-verbal seperti
pandangan mata ke mata, ekspresi wajah, sikap
tubuh, dan gerak thd rutinitas dalam interaksi
sosial
26. b. Kegagalan dalam membentuk hubungan
dengan kawan-kawan sesuai tingkat
perkembangannya
c. Kurang kespontanan dalam membagi
kesenangan, daya pikat atau pencapaian akan
orang lain seperti kurang memperhatikan,
mengatakan, atau menunjukkan objek yang
menarik
d. Kurang sosialisasi atau emosi yang labil
27. 2. Secara Kualitatif, terdapat kendala dalam
komunikasi sbg manifestasi paling sedikit satu
dari yang berikut ini:
a. Keterlambatan dalam, atau berkurangnya
perkembangan berbicara (tidak menyertai
usaha mengimbangi cara berkomunikasi
melalui alternatif seperti gerak isyarat atau
gerakan meniru-niru
b. Individu bicara cukup adekuat, kendala dalam
memulai atau meneruskan pembicaraan
dengan oranglain
28. c. Menggunakan “kata”berulangkali dan steroetipe
(kata-kata aneh)
d. Kurang memvariasikan gerakan spontan yang
seolah-olah atau pura-pura bermain sesuai
tingkat perkembangan
3. Perilaku berulang dan terbatas, tertarik, dan aktif,
sebagai manifestasi paling sedikit satu dari yang
berikut ini:
a. Keasyikan yang meliputi satu atau lebih
stereotipe dan kelainan dalam intensitas
maupun fokus ketertarikan akan sesuatu yang
terbatas
29. b. Ketaatan terhadap hal tertentu tampak kaku,
rutinitas atau ritualpun tidak fungsional
c. Gerakan stereotipe dan berulang misal
memukul atau memutar arah jari dan
tangannya, meruwetkan gerakan seluruh
tubuhnya
d. Keasyikan thd bagian-bagian objek yang
menetap
B. Keterlambatan atau kelainan fungsi paling
sedikit satu dari yang berikut ini, dengan
serangan sebelum usia 3 thn:
30. 1. Interaksi sosial
2. Bahasa yang dipergunakan dalam komunikasi
sosial atau
3. Bermain simbol atau berhayal
C. Gangguan ini tidak lebih baik dari gangguan
Rett atau gangguan disintegrasi masa kanak-
kanak
31. DAFTAR DETEKSI DINI AUTISME
M- CHATT
(Modified Checklist for Autism inToddlers)
32. Merupakan daftar berisi 23 pertanyaan yang
digunakan untuk memberikan tanda-tanda
dini anak-anak dengan Autisme. Autisme
merupakan gangguan perkembangan yang
sangat sulit untuk dideteksi pada usia balita.
Namun anak-anak balita yang dapat dideteksi
dini memiliki peluang lebih besar untuk
membaik jika penanganan dini diperkenalkan
sebelum usia 5 tahun.
33. Merupakan daftar berisi 23 pertanyaan yang
digunakan untuk memberikan tanda-tanda
dini anak-anak dengan Autisme. Autisme
merupakan gangguan perkembangan yang
sangat sulit untuk dideteksi pada usia balita.
Namun anak-anak balita yang dapat dideteksi
dini memiliki peluang lebih besar untuk
membaik jika penanganan dini diperkenalkan
sebelum usia 5 tahun.
34. 1. Apakah anak anda menyukai diayun, ditimang?
Y/T
2. Apakah anak anda memiliki rasa tertarik pada
anak-anak lain? Y/T
3. Apakah anak anda menyukai memanjat,
misalnya tangga? Y/T
4. Apakah anak anda menyukai permainan
cilukba?
5. Apakah anak anda pernah bermain “sandiwara?”
Misal: pura2 bicara di telp? Bicara pada boneka?
6. Apakah anak anda pernah menggunakan
telunjuk untuk meminta sesuatu?
35. 7. Apakah anak anda pernah menggunakan
telunjuk untuk menunjukkan rasa tertariknya
pada sesuatu?
8. Dapatkah anak anda bermain dengan mainan
kecil (mobil2an/balok) dengan sewajarnya?
9. Apakah anak anda pernah membawa
obyek/benda dan diperlihatkan kepada anda?
10.Apakah anak anda melihat pada mata anda
lebih dari 1 atau 2 detik?
11. Apakah anak anda tidak pernah sangat
sensitif terhadap bunyi?
36. 12.Apakah anak anda tersenyum pada wajah
anda atau senyuman anda?
13.Apakah anak anda meniru anda? (misal bila
anda membuat raut wajah tertentu anak anda
menirunya?
14.Apakah anak anda memberi reaksi bila
namanya dipanggil?
15.Bila anda menunjuk pada sebuah mainan di
sisi lain ruangan, apakah anak anda melihat
pada mainan tersebut?
37. 16. Apakah anak anda dapat berjalan?
17.Apakah anak anda juga tidak melihat pada
benda yang anda lihat?
18.Apakah anak anda tidak pernah membuat
gerakan-gerakan jari yang tidak wajar di sekitar
wajahnya?
19.Apakah anak anda mencoba mencari perhatian
anda untuk kegiatan yang sedang dilakukannya?
20.Apakah anda tidak pernah berpikir bahwa anak
anda tuli?
21.Apakah anak anda mengerti apa yang dikatakan
orang lain?
38. 22.Apakah anak anda tidak pernah menatap
dengan tatapan mata kosong atau mondar-
mandiri tanpa tujuan?
23.Apakah anak anda melihat pada wajah anda
untuk melihat reaksi anda ketika ia dihadapkan
pada situasi yang asing atau tidak ia mengerti?
Keterangan:
Seorang anak berpeluang menyandang autis jika: 3
atau lebih dari pertanyaan M-Chatt dijawab
TIDAK atau minimal 2 dari pertanyaan yang
dicetak tebal dijawab TIDAK
40. Peran GP
• Mendampingi guru kelas dalam menyiapkan kegiatan yang
berkaitan dengan materi pelajaran
• Mendampingi anak berkebutuhan khusus (ABK) dalam
menyelesaikan tugasnya dengan pemberian instruksi yang
singkat dan jelas
• Memilih dan melibatkan teman seumur untuk kegiatan
sosialisasinya
• Menyusun kegiatan yang dapat dilakukan di dalam kelas
maupun di luar kelas
41. • Mempersiapkan ABK pada kondisi rutinitas
yang berubah positif
• Menekankan keberhasilan ABK dan
pemberian reward yang sesuai dan pemberian
konsekwensi terhadap perilaku yang tidak
sesuai
• Meminimalisasi kegagalan ABK
• Memberikan pengajaran yang menyenangkan
kepada ABK
• Menjalankan individual program
pembelajaran (PPI)
42. • Mengawasi dan mengurangi kemungkinan
anak melakukan tingkah laku berulang-ulang
(stereotypic or self stimulatory behavior).
Misalnya body rocking, stimming, flapping,
humming, echolalia dll
• Membantu anak-anak lain (pada saat ABK
sudah kompeten) serta memberikan pujian
pada anak-anak ini
• Bersikap penuh semangat dan antusias dalam
membantu anak tersebut menikmati masa
kanak-kanaknya dengan menyenangkan
45. Guru Pendamping
• Adalah:
Guru yang memiliki pengetahuan dan keahlian dalam bidang
anak berkebutuhan khusus (yang sudah ditraining) yang
membantu atau bekerjasama dengan Guru sekolah reguler
dalam menciptakan pembelajaran yang inklusi.
46. Peraturan GP
• Guru Pendamping harus hadir setidaknya sebelum anak yang
didampingi belum hadir. Misal: masuk kelas 7.30 maka GP
harus hadir sekitar jam 7.15
• GP harus sudah siap di gerbang untuk menemani anak menuju
kelas dan melakukan persiapan dalam kegiatan belajar
• Menemani anak dan berada di samping anak tsb dalam
kegiatan belajar
• Mengupayakan membantu dengan mempertimbangkan
kemandirian anak tersebut
47. • Mengingatkan anak akan tugas yang harus
diselesaikan sesuai pelajaran yang diberikan
oleh Guru kelas
• Menyemangati anak agar turut berpartisipasi
dalam kegiatan kelas
• Berupaya untuk memindahkan anak jika
terjadi kegaduhan yang dilakukan oleh anak
tersebut serta memikirkan jalan keluar agar
anak tidak sering keluar kelas
• Pengawasan anak tidak boleh lepas ( anak
yang memang sangat butuh pangawasan)
48. • Melakukan pelaporan terhadap kejadian hari
tersebut kepada Orang tua melalui buku
penghubung tanpa kebohongan dan
menggunakan bahasa yang sopan, jelas dan
mudah dimengerti
• Mengupayakan tercipta komunikasi yang baik
antara Orang tua, guru, GP dan anak
• Bersedia menerima pendapat orang lain
• Bekerjasama dalam kelas bersama Guru agar
tercipta lingkungan yang kondusif
49. • Jika berhalangan hadir karena sakit atau
kejadian yang sangat mendesak, tidak lupa
untuk memberitahukan kepada orang tua dan
guru kelas (pihak sekolah)
• GP diwajibkan untuk meningkatkan
pengetahuannya dalam memahami tugasnya
• GP diwajibkan untuk mempresentasikan
/berdiskusi mengenai ide/kreatifitas dalam
meningkatkan kemampuan anak
52. Two Content Layout with Table
• First bullet point here
• Second bullet point here
• Third bullet point here
Class Group 1
Class 1 82
Class 2 76
Class 3 84
53. Two Content Layout with SmartArt
• Add your first bullet point here
• Add your second bullet point here
• Add your third bullet point here
Group 1 Group 2
Group 4 Group 5