5. Faktor Internal
Sakit
Lelah
Reaksi kejadian sebelumnya
Reaksi terhada stress orangtua
Problem “Perilaku”
6. Cermati
Periksa fisik
Lelah – mengantuk
Reaksi terhadap sesuatu atau seseorang
Stress orangtua
7. Faktor lingkungan
Lingkungan baru
Banyak distraksi: visual-auditori-taktil-bau dll
Yang membuat stress: banyak orang, lampu dll
8. Faktor Materi Pengajaran
Material yang digunakan
Program terlalu mudah
Program terlalu sulit
Tugas tidak dipahami
Tugas tidak sesuai
9. Cermati
Tugas orangtua:
guru kelas
pendamping
pengasuh
Cermati level kemampuan ananda
Cermati kemampuan skill pendukung
10. Faktor Cara Pengajaran
Suara – intonasi
Bahasa
Visual
Penentuan waktu
Jenis dan sistem imbalan
Keterikatan
Bagaimana memperbaiki?
11. Cermati
Perintah singkat
Ananda melihat dan mendengar perintah
Terlalu lama dalam 1 pelajaran
Imbalan tepat waktu – tepat jumlah
Prompt/bantuan diberikan sesuai
Penampilan pengajar tidak mendistraksi: jenggot-pola
baju-logo-bau dll
Keterikatan tetap terjaga
12. Tantrum di Tempat Umum
Malu vs konsisten
Bimbing ananda menjauh dari orang sekitar
Stop semua bentuk perhatian
Tunjukkan schedule atau rule book/social story
Tunggu. Beri kesempatan ananda sukses menunjukkan
perilaku lalu beri imbalan
Bila situasi kondusif, lanjutkan aktifitas di mal
Jika berlanjut, segera ke mobil pulang
13. Tantrum di Sekolah
Sediakan sudut tenang/ ruang tenang
Bimbing ananda menjauh dari siswa lain, bawa ke
ruang/sudut tenang
Stop semua bentuk perhatian
Tunggu
Bila situasi kondusif, berikan tugas sederhana
reward kembali ke ruang kelas
14. Dihadapkan vs Dihindarkan?
Bila terlanjur terjadi: hadapi dengan pendekatan yang
tepat
Pencetus: jangan hindarkan secara total. Lakukan
desensitas secara bertahap, sesuai kemampuan ananda
Pastikan untk selalu melakukan analisa untuk setiap
tantrum yang muncul, sehingga bisa diketahui
alternatif solusi penangan
15. Strategi yang dipastikan
gagal
Negosiasi – penguraian – penjelasan
anak mungkin tidak memahami: keterikatan ini bisa jadi imbalan
yang salah
Mengomeli – meneriaki – membental
anak bisa menikmati – menikmati peningkatan adrenalin
Memukul – agresif
belajar kekerasan dari contoh tsb
Lebih sering dihukum karena salah, daripada diberi imbalan
karena baik
anak bisa menjadi mneyerah – depresi
16. Tantrum di Rumah
Stop semua bentuk perhatian
Memeluk, menasehati, memelototi, mengomeli,
memukul, dll
Pastikan aman
ananda, orang sekitar, ruang sekitar
Tunggu sampai situasi “kondusif”. Lalu berikan tugas
sederhana
Beri imbalan
17. Ketika Tantrum terjadi
The Prayer (sembahyang)
untuk anak yang lebih besar. Kita berlutut di belakang
anak yang dalam posisi duduk. Silangkan tangannya di
depan, tahan, dan tubuh kita agak menindih ke depan
bila anak mulai rileks, lepaskan
18. Strategi Penanganan secara
Fisik
The Rug (karpet)
Taruh anak telungkup di atas lutut kita, dengan kepala
dan kaki menggantung. Jangan ditekan terlalu keras –
perlahan lepaskan ketika anak mulai rileks
The Fold (lipatan)
Untuk anak yang lebih kecil, gendong anak di bawah
lengan dan lututnya – tangan kita menyatu di depan –
taruh siku kita di atas lutut – anak dalam posisi “Foetal”
dan dalam “deep pressure”
19. Seiring dengan mulai rileks, perlahan turun pantat anak di kursi dan
lepaskan. Bila anak tantrum lagi, segera gendong lagi