2. SEJARAH PERKEMBANGAN
Pada tahun 1809 pada zaman pemerintahan Napoleon bonaparte teknik
pengalengan makanan untuk pertama kali di kembangkan, lalu pada tahun 1810
seorang inggris yang bernama Peter durand menciptakan apa yang di sebut “
kotak kaleng ” kemudian pada tahun 1817 Wiliam underwood seorang imigran dari
inggris yang menetap di boston mendirikan industry pengalengan yang pertama
di Amerika.
3. Pengertian Kaleng
Kaleng adalah lembaran baja yang disalut timah.
Bagi orang awam, kaleng sering diartikan
sebagai tempat penyimpanan atau wadah yang
terbuat dari logam dan digunakan untuk
mengemas makanan, minuman, atau produk lain.
Dalam pengertian ini, kaleng juga termasuk wadah
yang terbuat dari aluminium.
4. Fungsi Kaleng
1. Pelindung produk yang dikemas :
Sebagai pelindung dari produk yang dikemas terhadap pengaruh
udara serta migrasi dari bahan-bahan kaleng itu sendiri, maka
bahan yang dipergunakan untuk pembuatan kaleng harus sesuai
denga sifat-sifat bahan yang dikemas.
2. Mempromosikan produk yang dikemas :
Fungsi sebagai sarana promosi dari produk yang dikemas
didalamnya, sudah nyata-nyata terbukti, dan merupakan daya
tarik utama bagi para konsumen, dengan dekorasi-dekorasi
yang cukup menarik dan memadai.
5. 3. Sarana penghematan :
Dari segi penghematan barangkali banyak orang yang tidak
sependapat, akan tetapi dilihat dari ketahanan kaleng selama
transportasi serta pengguanaan ruangan yang relatif lebih kecil bila
dibandingkan dengan kemasan jenis lain telah membuktikan
pendapat tersebut.
6. Jenis Kaleng
Untuk keperluan mengemas produk-produk makanan, tersedia berbagai
macam jenis kaleng. Jenis-jenis kaleng bisa dibedakan dari spesifikasi
bahan yang dipergunakan, bentuk dan kontruksinya. Adapun bentuk
konstruksi serta bahan yang dipergunakan sangat erat kaitannya dengan
sifa-sifat makanan yang dikemas.
Jenis makanan yang dikemas dalam kaleng antara lain :
Hasil laut (udang, tuna, sardine, mackrel, kerang, kepiting dan lain-lain)
Hasil pertanian ( jagung, jamur, dan lain-lain)
Hasil perternakan (cornet, sosis, susu dan lain-lain)
Makanan olahan kering (biscuit, kembang gula dan lain-lain)
Minuman (soft drink, bir, juice, enegi drink dan lain-lain)
7. 1. OPEN TOP
CAN
Ciri utama dari kaleng jenis ini adalah bentuk
tutup dan alasnya sama, serta untuk
membukanya harus dengan merusak salah
satu tutupnya dengan alat pembuka kaleng.
Biasanya kaleng jenis ini dipakai dalam
industri pengalengan ikan, sayur, cornet dan
buah-buahan.
8. 2. LEVER LID CAN (RCT-CAN)
Kaleng jenis ini memiliki tutup yang mudah dibuka dengan
cara mencongkelnya dengan gagang garpu atau sendok
makan, sedangkan dibawah tutup tersebut masih terdapat
aluminium foil yang berfungsi sebagai segel, dan untuk
membukanya harus dirobek dengan beda tajam. Makanan
yang biasanya dikemas didalam kaleng ini antara lain adalah
susu bubuk, cokelat bubuk dan makanan bayi yang lain.
9. 3. EASY OPEN TOP CAN
Sesuai dengan istilahnya, memang kaleng ini
merupakan kaleng yang paling mudah dibukanya,
hanya dengan cara mengungkit gagang yang
menempel pada tutupnya, maka tutup akan terkuak
dan selanjutnya tinggal menariknya keatas, maka
tutup tersebut akan sobek mengikuti garis
torehan yang terdapat diseputar tutup tersebut.
Adapun tutup kaleng jenis ini ada tiga macam yaitu
:
Full Aperture Easy Open End
Ring Full Easy Open End
Stay on Tab Easy Open End
10. 4. DRAWN CAN
Pengertian akan drawn can adalah
kaleng yang terdiri dari 2 komponen
yaitu badan/body dan tutp,
sedangkan alasnya terbentuk jadi
satu dengan bodynya. Kaleng jenis
ini banyak dipergunakan untuk
mengemas hasil laut.
11. Bahan Baku Kaleng
PELAT TIMAH (TIN PLATE)
Pada saat ini bahan baku utama dalam pembuatan kaleng adalah
Pelat Timah (Tin Plate), yang bisa didapatkan di lokal dan impor,
kemudian Pelat Aluminium Foil dan Tin Free Steel yang masih 100
% impor.
Kaleng timah (tin can) merupakan pengembangan dari
penemuan Nicolas Appert pada dasawarsa 1800-an. Produk ini
dipatenkan oleh seorang berkebangsaan Inggris, Peter
Durand pada 1810. Berkat penemuan produksi massal, pada
akhir abad ke-19, kaleng timah menjadi standar produk konsumen.
Timah dipilih karena relatif tidak beracun dan menambah daya tarik
kemasan karena berkilat dan tahan karat.
12. 2. ALUMINIUM
Bahan baku ini masih merupakan komoditi import, karena
sampai dengan saat ini di Inodnesia belum ada pabrik yang
membuat lembaran aluminium. Dalam industri pembuatan
kaleng, bahan ini dipergunakan untuk body kaleng minuman
dengan ketebalan 0,295 mm. Penggunaan yang kedua adalah
untuk tutp kaleng jenis Easy Open, sedangkan untul segel
kaleng susu digunakan jenis aluminium foil yang mempunyai
ketebalan sekitar 0,10 mm.
13. 3. TIN FREE STEEL
Bahan dasar dari pelat ini adalah sama dengan yang
dipergunakan pada pelat timah, letak perbedaannya adalah
pada lapisan atau coatingnya, bila pelat timah menggunakan
lapisan timah sedangkan Tin Free Steel dilapisi dengan chrome.
Bila dibandingkan dengan pelat timah, bahan ini mempunyai
kelebihan pada kekuatan daya adesi terhadap pelapisan laker
(lacquer) diatas permukaannya, sedangkan kelemahannya
adalah tidak bisa dilas.
14. KEMASAN LOGAM
Bahan baku utama :
Pelat timah (tin plate), lembaran baja ringan (mild
steel sheet), aluminium dan campurannya
(aluminium alloy)
Kemasan logam, seperti kaleng logam, merupakan
salah satu jenis kemasan logam tertua, terutama
digunakan untuk pengemasan produk pangan
olahan (diawetkan)
15. Jenis Kemasan Logam :
Kaleng Logam : merupakan salah
satu kemasan logam tertua, terutama digunakan untuk
pengemasan produk pangan olahan (diawetkan)
Aluminium dan paduannya (alloy) :
umumnya digunakan untuk kemasan fleksibel atau
semi fleksibel seperti dalam bentuk foil atau collapsible
tube
Wadah Komposit : Umumnya
berbentuk kaleng dan merupakan hasil gabungan dua
atau lebih bahan kemasan : plastik, aluminium foil,
papan kertas bergelombang atau logam
16. Kaleng Logam
Bahan baku utama : Kaleng lunak, tin plate, baja lunak
galvanisasi, stailess steel, aluminium dan aluminium alloy
Penambahan enamel untuk memperpanjang umur pakai
kaleng. Enamel bagian dalam kaleng memenuhi syarat-
syarat :
tidak memberi atau mengubah aroma dan citarasa produk
diperbolehkan kontak dengan produk
tidak mengelupas selama pembuatan dan penyimpanan
tahan suhu tinggi
17. Tabel 1. Spesifikasi kimia baja sebagai bahan baku dalam pembuatan kaleng
Tidak ada pembatasanMax 0,02Max 0,02Arsen
Tidak ada pembatasanMax 0,05Max 0,05Molibdat
Tidak ada pembatasanMax 0,06Max 0,06Chrom
Tidak ada pembatasanMax 0,04Max 0,04Nikel
Max 0,20Max 0,20Max 0,200,10 – 0,20Max 0,06Tembaga
Max 0,01Max 0,01Max 0,01Max 0,01Max 0,01Silika
Max 0,05Max 0,05Max 0,05Max 0,05Max 0,05Belerang
0,10 – 0,150,07 – 0,11Max 0,02Max 0,15Max 0,15Fosfor
Max 0,15Max 0,12Max 0,12Max 0,12Max 0,12Karbon
0,25 – 0,600,25 – 0,600,25 – 0,600,25 – 0,600,25 – 0,60Mangan
Tutup kaleng birJenis MCJenis MRJenis MSJenis L
Persentase yang diperbolehkanElemen
Mineral
18. Tabel 2. Klasifikasi bahan pangan berdasarkan korosifitasnya dan jenis baja yang
diperlukan
Jenis MR
atau
Jenis MC
Bahan pangan kering dan yang tidak
disterilisasi, seperti makanan beku, sayuran
kering dan lain-lain
Tidak korosif
Jenis MR
Jenis MC
Bahan pangan berasam rendah, seperti kacang
polong, jagung, daging, ikan dan lain-lain
Agak korosif
Jenis MS
Jenis MR
Sayur-sayuran yang diasamkan dan buah-
buahan agak asam, seperti asinan kobis, jeruk,
anggur dan lain-lain
Korosif moderat
Jenis LBahan pangan berasam tinggi atau sedang
termasuk buah-buahan berwarna dan asinan,
seperti sari buah apel, asinan dan lain-lain
Sangat korosif
Jenis BajaKarakteristikGolongan
Bahan Pangan
19. Tabel 3. Jenis-jenis enamel kaleng dan penggunaannya.
Jenis enamel Penggunaan Bahan dasar
Enamel buah Buah-buahan berwarna gelap dan buah-buahan
lain yang memerlukan perlindungan terhadap
garam metal
Oleoresin
Enamel C Jagung, kacang polong dan bahan pangan lain
yang mengandung senyawa belerang termasuk
bahan pangan yang berasal dari laut
Oleoresin dengan pigmen
seng oksida yang
disuspensikan
Enamel jeruk Produk-produk dari jeruk dan konsentrat Oleoresin yang
dimodifikasi
Enamel makanan laut Produk-produk dari ikan dan pasta daging Phenol
Enamel daging Daging dan produk-produk dari daging Epon yang dimodifikasi
dengan pigmen aluminium
Enamel susu Susu, telur dan produk-produk lain dari susu Epon
Enamel minuman
tidak berkarbon
Sari sayuran, sari buah berwarna merah, buah-
buahan yang sangat korosif, minuman yang tidak
mengandung gas karbon
Sistem dua lapis yang
terdiri dari oleoresin yang
dilapisi lagi dengan vinyl
Enamel bir Bir dan minuman penyegar yang mengandung gas
karbon
Sistem dua lapis yaitu
oleoresin atau
polibutadiena yang dilapisi
lagi dengan vynil
27. Gambar 4. Atribut dan Dimensi Double Seam
d e f g
h
i
Dimensi Double Seam :
d. Overlap Length (OL), e. End Hook Length (EH), f. Body Hook Length (BH),
g. Countersink Depth (CD), h. Seam Thickness (ST), i. Seam Length (SL)
Atribut Double Seam :
a. Actual overlap,
b. Internal body hook length,
c. Internal seam length
28. Proses pembuatan kemasan kaleng :
Pemotongan bahan kemasan sesuai dengan ukuran badan
kaleng, kemudian dilakukan proses penutupan badan dam
tutup kaleng dengan double seam, interlock atau solder
Aluminium dan Paduannya :
Aluminium dan paduannya merupakan kemasan
fleksibel atau semi fleksibel, seperti : bentuk-bentuk foil
atau collapsible tube
Aluminium sebagai bahan kemasan tidak dapat
disolder
29. Dua metoda untuk mendapatkan bentuk yang diiginkan :
Impact Extrution :
Lembaran aluminium berbentuk lingkaran dengan
ketebalan 2,5 – 5,0 mm dan diameter sesuai dengan
ukuran yang diinginkan dibentuk cekungan, hasilnya
2 pieces can
Drawing/Stamping :
Pemotongan lembaran aluminium sesuai dengan ukuran
body, tutup bagian atas dan bawah sesuai dengan ukuran
diameter badan, kemudian ketiga bagian saling dikaitkan,
hasilnya 3 pieces can (tanpa solder)
30. Wadah Komposit
Umumnya berbentuk kaleng dan merupakan hasil
gabungan dua atau lebih bahan kemasan : plastik,
aluminium foil, papan kertas bergelombang atau logam
Tabel 4. Ukuran standar kaleng komposit
19,70- 19,9417,0417,53 – 17,58
14,21 – 14,3210,339,86 – 9,8810,87 – 10,92
14,06 – 14,1710,339,86 – 9,8810,87 – 10,92
12,28 – 12,386,956,49 – 6,517,44 – 7,49
9,79 – 9,885,64
Tinggi (cm)Diameter Max.
Tutup Bawah (cm)
Diameter Dalam
(cm)
Diameter Luar
(cm)
31. Bagian
Dalam
1 2 3 4 Bagian
Luar
Keterangan :
1. Plastik PE
2. Aluminium Foil
3. Kertas Kraft
4. Art Paper
Gambar 4. Penampang melintang badan kaleng komposit