Kegiatan marketing memiliki rambu-rambu yang seringkali tidak disadari keberadaannya. Penjual harus memahami etika di dunia marketing sehingga transaksi bisa berjalan lancar.
Kegiatan marketing memiliki rambu-rambu yang seringkali tidak disadari keberadaannya. Penjual harus memahami etika di dunia marketing sehingga transaksi bisa berjalan lancar.
Ethics - Psikologi Konsumen dan Perilaku EkonomiHanumAzzahra
Materi kali ini menjelaskan mengenai etika dan memiliki sub bab penjelasan sebagai berikut:
Pengertian etik
teori etika
mengembangkan kode etik pemasaran
STRATEGI PT HM SAMPOERNA Tbk. MEMBANGUN MEREK MELALUI INTEGRATED MARKETING CO...Elok Savitry
ABSTRAK
Sampoerna A Mild merupakan merek rokok dari PT HM Sampoerna Tbk., afiliasi dari Philip Morris International (PMI). A Mild adalah pionir rokok kategori sigaret kretek mesin mild (SKM mild), yaitu rokok kretek buatan mesin dengan kadar tar dan nikotin rendah atau (low tar low nicotine/LTLN). Dari awal kemunculannya sampai sekarang A Mild menjadi pemimpin kategori rokok LTLN di Indonesia. Bahkan pada tahun 2009 sampai sekarang A Mild menjadi top leader merek-merek rokok di Indonesia pangsa pasar sebesar 14,3 persen. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskripsi untuk menganalisis strategi PT HM Sampoerna Tbk membangun merek A Mild melalui Integrated Marketing Communication (IMC).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa PT HM Sampoerna Tbk telah menerapkan Integrated Marketing Communication (IMC) dalam membangun merek A Mild. Platform pemasaran A Mild adalah menggunakan semua alat komunikasi massa untuk mewujudkan keterlibatan konsumen dewasa dan strategi komunikasi pemasaran A Mild adalah melakukan akuisis perokok muda dewasa yang sesuai dengan brand dan melakukan retensi pada konsumen setia A Mild. Terdapat empat pilar utama pada kegiatan komunikasi pemasaran Sampoerna untuk membangun merek A Mild, yaitu: Trade, event, DST (direct selling team), dan LAMP (legal age meeting point).
Kata kunci: Membangun merek, Integrated Marketing Communication (IMC), Sampoerna A Mild.
Ethics - Psikologi Konsumen dan Perilaku EkonomiHanumAzzahra
Materi kali ini menjelaskan mengenai etika dan memiliki sub bab penjelasan sebagai berikut:
Pengertian etik
teori etika
mengembangkan kode etik pemasaran
STRATEGI PT HM SAMPOERNA Tbk. MEMBANGUN MEREK MELALUI INTEGRATED MARKETING CO...Elok Savitry
ABSTRAK
Sampoerna A Mild merupakan merek rokok dari PT HM Sampoerna Tbk., afiliasi dari Philip Morris International (PMI). A Mild adalah pionir rokok kategori sigaret kretek mesin mild (SKM mild), yaitu rokok kretek buatan mesin dengan kadar tar dan nikotin rendah atau (low tar low nicotine/LTLN). Dari awal kemunculannya sampai sekarang A Mild menjadi pemimpin kategori rokok LTLN di Indonesia. Bahkan pada tahun 2009 sampai sekarang A Mild menjadi top leader merek-merek rokok di Indonesia pangsa pasar sebesar 14,3 persen. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskripsi untuk menganalisis strategi PT HM Sampoerna Tbk membangun merek A Mild melalui Integrated Marketing Communication (IMC).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa PT HM Sampoerna Tbk telah menerapkan Integrated Marketing Communication (IMC) dalam membangun merek A Mild. Platform pemasaran A Mild adalah menggunakan semua alat komunikasi massa untuk mewujudkan keterlibatan konsumen dewasa dan strategi komunikasi pemasaran A Mild adalah melakukan akuisis perokok muda dewasa yang sesuai dengan brand dan melakukan retensi pada konsumen setia A Mild. Terdapat empat pilar utama pada kegiatan komunikasi pemasaran Sampoerna untuk membangun merek A Mild, yaitu: Trade, event, DST (direct selling team), dan LAMP (legal age meeting point).
Kata kunci: Membangun merek, Integrated Marketing Communication (IMC), Sampoerna A Mild.
BE & GG, Dody Wijaksono, Hapzi Ali, Ethics and Business Concept and theory, u...Dody Wijaksono
Upaya perusahaan dalam menghadapi globalisasi dan persaingan bisnis memerlukan pengembangan perusahaan secara profesional baik dari segi kualitas maupun pengelolaan. PT Midi Utama Indonesia Tbk merupakan operator jaringan ritel dengan tipe compact supermarket, yang memiliki perbedaan format dengan perusahaan ritel umumnya, telah menerapkan etika bisnis melalui code of conduct, Budaya Perusahaan maupun Tata Kelola Perusahaan yang baik atau Good Corporate Governance (GCG). Tujuan penulisan makalah untuk mendeskripsikan penerapan etika bisnis yang dilakukan PT Midi Utama Indonesia Tbk, yang sekaligus kontribusi penulisan ini bisa dijadikan evaluasi bagi PT Midi Utama Indonesia Tbk untuk pengembangan kajian etika bisnis dalam perusahaan ritel. Metode penulisan pada makalah ini dengan melakukan studi literatur dari berbagai sumber secara online. Hasil dari kajian menunjukan bahwa PT Midi Utama Indonesia Tbk. telah menerapkan etika bisnis dalam menjalankan operasionalisasi perusahaan dan menjadikan etika bisnis sebagai budaya organisasi. Namun realisasi etika bisnis masih perlu dioptimalkan pada setiap level dan elemen karyawan maupun stakeholders. Untuk menjaga profesionalisme perusahaan dalam menjalankan bisnis retail harus diwarnai dengan penerapan etika bisnis yang sangat penting bagi keberlanjutan perusahaan. PT Midi Utama Indonesia Tbk. perlu untuk melakukan sosialisasi secara intensif terkait code of conduct atau kode etik yang sekaligus dapat dengan mudah diakses oleh seluruh karyawan dan stakeholders. Pengawasan dan komunikasi yang terintegrasi akan mendukung terwujudnya realisasi etika bisnis yang optimal pada PT Midi Utama Indonesia Tbk.
Hi semua, terima kasih sudah berkunjung kesini 😆 Semua file yang diupload adalah materi perkuliahan. Nah... materi ini dari dosen yang dikhususkan untuk teman-teman kelas #manabeve 💚
Biar gampang diakses, yah masukin sini aja kan😆 Sekalian membantu kalian yang mungkin butuh beberapa konten dalam file-file ini.
Jangan lupa di like yah 💙 Kalau mau dishare atau didownload PLEASE MINTA IZIN dulu oke??
Biar ngga salah paham cuy😆
ASK FOR PERMISSION ▶ itsmeroses@mail.ru
Kalau kesulitan untuk mendownload FEEL FREE untuk email ke aku🔝🔝🔝🔝
[DISCLAIMER] Mohon banget kalau udah didownload. Kemuadian ingin dijadikan materi atau referensi. Jangan lupa cantumkan sumbernya. Terima kasih atas pengertiannya💖
------------------------------------------------------------
Materi details :
Pertemuan ke-3 [14 Maret 2016] ")
------------------------------------------------------------
MEET CLASS FELLAS💚
Instagram ▶ https://www.instagram.com/manabeve
Blog ▶ https://manabeve.blogspot.com
Email ▶ manabeve@gmail.com
------------------------------------------------------------
LET'S BECOME FRIENDS WITH ME💜
Instagram ▶ https://www.instagram.com/ameldiana3
Twitter ▶ https://www.twitter.com/amlediana3
5, be & gg, devin winata, hapzi ali, marketing ethics , universitas mercu buana, 2018
1. Week-5
Devin Winata Dosen Pengampu : Prof.Dr.Ir. Hapzi Ali,
MM, CMA
55117120112
Kuis :
Resume Marketing Ethics :
Etika bisnis adalah standar-standar nilai yang menjadi pedoman atau acuan manajer dan segenap karyawan
dalam pengambilan keputusan dan mengoperasikan bisnis yang etik. Dibutuhkan konsep pemasaran guna
memasarkan produk tersebut sehingga laku terjual. Berbagai cara dapat dilakukan untuk memasarkan produk
perusahaan. Diantaranya melalui promosi di berbagai media baik cetak maupun elektronik, membuat event atau
acara tertentu, membuat jalur distribusi yang baik, dan lain-lain.
Role of Marketing Ethics :
Dalam menciptakan etika bisnis, Dalimunthe (2004) menganjurkan untuk memperhatikan beberapa hal sebagai
berikut:
a) Pengendalian diri
b) Pengembangan Tanggung Jawab Sosial (Social Responsibility)
c) Mempertahankan Jati Diri
d) Menciptakan Persaingan yang Sehat
e) Menerapkan Konsep “Pembangunan Berkelanjutan
f) Menghindari Sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi dan Komisi)
g) Mampu Menyatakan yang Benar itu Benar
h) Menumbuhkan Sikap Saling Percaya antar Golongan
i) Konsekuen dan Konsisten dengan Aturan main Bersama
j) Memelihara Kesepakatan
k) Menuangkan ke dalam Hukum Positif
beyond the four Ps (Product, Price, Place, Promotion)
Promosi adalah upaya untuk memberitahukan atau menawarkan produk atau jasa pada dengan tujuan menarik
calon konsumen untuk membeli atau mengkonsumsinya. Dengan adanya promosi produsen atau distributor
mengharapkan kenaikannya angka penjualan.
Etika Pemasaran dalam konteks promosi :
1) Sebagai sarana menyampaikan informasi yang benar dan obyektif.
2) Sebagai sarana untuk membangun image positif.
3) Sebagai sarana untuk membangun image positif.
4) Selalu berpedoman pada prinsip-prinsip kejujuran.
5) Tidak mengecewakan konsumen
Prinsip-prinsip yang berlaku dalam bisnis yang baik sesungguhnya tidak bisa dilepaskan dari kehidupan kita
sebagai manusia, dan prinsip-prinsip ini sangat erat terkait dengan sistem nilai yang dianut oleh masing-masing
masyarakat.Sonny Keraf (1998) menjelaskan, bahwa prinsip etika bisnis sebagai berikut :
Prinsip Otonomi
Prinsip Kejujuran
Prinsip Keadilan
Prinsip Saling Mengutungkan
Prinsip Integritas Moral
2. Week-5
Devin Winata Dosen Pengampu : Prof.Dr.Ir. Hapzi Ali,
MM, CMA
55117120112
Menurut Philip Kotler, Pemasaran adalah suatu proses social yang di dalam nya individu dan kelompok
mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas
mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.
Tiga konsep etika dalam pemasaran menurut John R. Boatright adalah :
1) Fairness (Justice)
Fairness menjadi pusat perhatian karena menjadi kebutuhan yang paling dasar dari transaksi pasar. Setiap
pertukaran atau transaksi dianggap fair atau adil ketika satusama lain memberikan keuntungan (mutually
beneficial) dan memberikan informasi yang memadai
2) Freedom
Freedom berarti memberikan jangkauan pada pilihan konsumen. Freedom dapatdikatakan tidak ada apabila
pemasar melakukan praktik manipulasi, dan mengambil keuntungan dari populasi yang tidak berdaya seperti
anak - anak, orang - orang miskin, dan kaum lansia.
3) Well-being
Suatu pertimbangan untuk mengevaluasi dampak social dari produk dan juga periklanan, dan juga product
safety.
Etika pemasaran dalam konsep produk, diantaranya :
> Produk yang dibuat berguna dan dibutuhkan masyarakat.
> Produk yang dibuat berpotensi ekonomi atau benefit
> Produk yang dibuat bernilai tambah tinggi
> Produk yang dapat memuaskan masyarakat
Etika pemasaran dalam konteks harga
- Harga diukur dengan kemampuan daya beli masyarakat.
- Perusahaan mencari margin laba yang layak.
- Harga dibebani cost produksi yang layak.
Etika pemasaran dalam konteks tempat/distribusi
a) Barang dijamin keamanan dan keutuhannya.
b) Konsumen mendapat pelayanan cepat dan tepat.
Etika pemasaran dalam konteks promosi
a) Sebagai sarana menyampaikan informasi yang benar dan obyektif.
b) Sebagai sarana untuk membangun image positif.
c) Tidak ada unsur memanipulasi atau memberdaya konsumen.
d) Selalu berpedoman pada prinsip-prinsip kejujuran.
e) Tidak mengecewakan konsumen
Cara-Cara Melakukan Promosi Dengan Etika Bisnis
Dalam menciptakan etika bisnis, Dalimunthe (2004) menganjurkan untuk memperhatikan beberapa hal sebagai
berikut:
1. Pengendalian Diri
Artinya, pelaku-pelaku bisnis mampu mengendalikan diri mereka masing-masing untuk tidak memperoleh
apapun dari siapapun dan dalam bentuk apapun.
2. Pengembangan Tanggung Jawab Sosial (Social Responsibility)
Pelaku bisnis disini dituntut untuk peduli dengan keadaan masyarakat, bukan hanya dalam bentuk “uang”
dengan jalan memberikan sumbangan, melainkan lebih kompleks lagi.
3. 3Mempertahankan Jati Diri
Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh pesatnya perkembangan informasi
dan teknologi adalah salah satu usaha menciptakan etika bisnis.
3. Week-5
Devin Winata Dosen Pengampu : Prof.Dr.Ir. Hapzi Ali,
MM, CMA
55117120112
4. Menciptakan Persaingan yang Sehat
Persaingan dalam dunia bisnis perlu untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas, tetapi persaingan tersebut
tidak mematikan yang lemah, dan sebaliknya harus terdapat jalinan yang erat antara pelaku bisnis besar dan
golongan menengah kebawah, sehingga dengan perkembangannya perusahaan besar mampu memberikan
spread effect terhadap perkembangan sekitarnya. Untuk itu dalam menciptakan persaingan perlu ada
kekuatan-kekuatan yang seimbang dalam dunia bisnis tersebut.
5. Menerapkan Konsep “Pembangunan Berkelanjutan”
Dunia bisnis seharusnya tidak memikirkan keuntungan hanya pada saat sekarang, tetapi perlu memikirkan
bagaimana dengan keadaan dimasa datang.
6. Menghindari Sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi dan Komisi)
Jika pelaku bisnis sudah mampu menghindari sikap seperti ini, kita yakin tidak akan terjadi lagi apa yang
dinamakan dengan korupsi, manipulasi dan segala bentuk permainan curang dalam dunia bisnis ataupun
berbagai kasus yang mencemarkan nama bangsa dan Negara.
7. Mampu Menyatakan yang Benar itu Benar
Artinya, kalau pelaku bisnis itu memang tidak wajar untuk menerima kredit (sebagai contoh) karena
persyaratan tidak bisa dipenuhi, jangan menggunakan “katabelece” dari “koneksi” serta melakukan
“kongkalikong” dengan data yang salah. Juga jangan memaksa diri untuk mengadakan “kolusi” serta
memberikan “komisi” kepada pihak yang terkait.
8. Menumbuhkan Sikap Saling Percaya antar Golongan
Pengusaha Untuk menciptakan kondisi bisnis yang “kondusif” harus ada sikap saling percaya (trust) antara
golongan pengusaha kuat dengan golongan pengusaha lemah, sehingga pengusaha lemah mampu
berkembang bersama dengan pengusaha lainnya yang sudah besar dan mapan.
9. Konsekuen dan Konsisten dengan Aturan main Bersama
Semua konsep etika bisnis yang telah ditentukan tidak akan dapat terlaksana apabila setiap orang tidak mau
konsekuen dan konsisten dengan etika tersebut. Mengapa? Seandainya semua ketika bisnis telah disepakati,
sementara ada “oknum”, baik pengusaha sendiri maupun pihak yang lain mencoba untuk melakukan
“kecurangan” demi kepentingan pribadi, jelas semua konsep etika bisnis itu akan “gugur” satu semi satu.
10. Memelihara Kesepakatan
Memelihara kesepakatan atau menumbuhkembangkan Kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah
disepakati adalah salah satu usaha menciptakan etika bisnis.
11. Menuangkan ke dalam Hukum Positif
Perlunya sebagian etika bisnis dituangkan dalam suatu hukum positif yang menjadi Peraturan Perundang-
Undangan dimaksudkan untuk menjamin kepastian hukum dari etika bisnis tersebut, seperti “proteksi”
terhadap pengusaha lemah.
Daftar Pustaka :
Hapzi Ali, 2016. Modul BE & GG, Univeristas Mercu Buana.
Fernando, A. C. (2012). Business Ethics and Corporate Governance, Second Edition. india.
Pearson
LoRusso, James Dennis. (2017). Spirituality, Corporate Culture, and American Business: The
Neoliberal Ethic and the Spirit of Global Capital (Critiquing Religion: Discourse, Culture,
Power), London. Bloomsbury
http://rifkanurdiah04.blogspot.com/2016/10/artikel-dan-contoh-kasus-norma-dn-etika.html
4. Week-5
Devin Winata Dosen Pengampu : Prof.Dr.Ir. Hapzi Ali,
MM, CMA
55117120112
Forum :
Pemasaran adalah suatu proses social yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang
mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas
mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.
Menurut saya etika pemasaran di Indonesia saat ini masih terdapat banyak pekerjaan rumah yang
masih harus dibenahi khusus nya mental dari para pelaku bisnis itu sendiri. Saya ambil contoh dari
salah satu iklan produk mie instan dengan brand yang cukup terkenal di Indonesia
Untuk iklan mie instan itu sendiri saya rasa tidak layak untuk ditayangkan karena melecehkan
dunia pendidikan khususnya tenaga pendidik yakni Guru. Guru yang semestinya memiliki wibawa
dan berjasa memberikan ilmu di iklan tersebut malah ditampilkan dengan di atas kepalanya
bertengger seekor ayam. Selain itu, iklan tersebut menampilkan contoh sekolah yang terkesan
kotor dan tidak terjaga hingga hewan unggas seperti ayam bisa leluasa berada di dalam kelas,
padahal semestinya sekolah dan kelas haruslah bersih dan nyaman untuk kelancaran proses
belajar mengajar. Seharusnya iklan produk aman untuk disaksikan oleh seluruh kalangan usia tak
terkecuali anak-anak. Apalagi usia anak anak sangat rentan untuk menirukan segala apa yang
dilihatnya, bukan tidak mungkin dengan adanya iklan seperti ini dapat mengubah cara pandang
anak-anak sekolah bahwa sosok guru bukanlah sosok yang patut dihormati atau sekolah kotor
bukanlah masalah.
Sehingga semestinya dalam membuat iklan dalam rangka melakukan promosi tidak lah hanya
ingin sekedar mengejar perhatian dari para masyrakat namun mengesampingkan etika dan
kelayakannya, maka dalam membuat promosi harus memperhatikan Etika Pemasaran yaitu
menempatkan promosi :
1) Sebagai sarana menyampaikan informasi yang benar dan obyektif.
2) Sebagai sarana untuk membangun image positif.
3) Sebagai sarana untuk membangun image positif.
4) Selalu berpedoman pada prinsip-prinsip kejujuran.
5) Tidak mengecewakan konsumen
Sumber :
Hapzi Ali, 2016. Modul BE & GG, Univeristas Mercu Buana.
http://calistathahirah.blogspot.com/2014/03/kasus-pelanggaran-etika-pemasaran.html