SlideShare a Scribd company logo
OLEH
KELOMPOK 3 :
1. ENI PRASETYO ELOK PRIHATIN (07/858665223)
2. MUCHAMMAD RIDWAN (17/858665438)
3. NURFITA FAJRIN (22/858663541)
4. NURUL HIDAYATIN (24/858665359)
5. SUPRAPTI WEDA (34/858670873)
MODUL 4
PENDIDIKAN ANAK
TUNANETRA
KB 1
DEFINISI, KLASIFIKASI, PENYEBAB,
DAN CARA PENCEGAHAN
TERJADINYA KETUNANETRAAN
KB 3
PENDIDIKAN BAGI SISWA
TUNANETRA DI SEKOLAH UMUM
DALAM SETTING PENDIDIKAN
INKLUSI
KB 2
DAMPAK KETUNANETRAAN
TERHADAP KEHIDUPAN
SEORANG INDIVIDU
KB 1
DEFINISI, KLASIFIKASI, PENYEBAB, DAN CARA PENCEGAHAN
TERJADINYA KETUNANETRAAN
A. DEFINISI DAN KLASIFIKASI TUNANETRA
• Persatuan Tunanetra Indonesia/Pertuni (2004) mendefinisikan
sebagai berikut : Orang Tunanetra adalah mereka yang tidak memiliki
penglihatan sama sekali ( buta total ) hingga mereka yang masih
memiliki sisa penglihatan, tetapi tidak mampu menggunakan
penglihatannya.
• Tunanetra didefinisikan untuk keperluan pelaksanaan peraturan
perundang-undangan (definisi legal ) dan definisi untuk tujuan
pendidikan ( definisi edukasional)
• Definisi legal di fokuskan pada 2 aspek yaitu ketajaman penglihatan
(visual acuity ) dan medan pandang ( visual field)
• Definisi untuk tujuan pendidikan yaitu seorang dikatakan tunanetra
apabila untuk kegiatan pembelajaran dia memerlukan alat bantu
khusus, metode khusus atau teknik tertentu sehingga dia dapat belajar
tanpa penglihatan atau dengan penglihatan yang terbatas.
Berdasarkan cara pembelajaran tunanetra dibagi menjadi 2 yaitu :
 Tunanetra berat (blind) dia sama sekali tidak memiliki peglihatan
penglihatan atau hanya memiliki persepsi cahaya sehingga untuk
keperluan belajarnya dia menggunakan indra-indra non penglihatan.
 Tunanetra ringan (low vision) yaitu apabila seorang penglihatannya
masih sedemikian buruk tetapi fungsi penglihatannya dapat
ditingkatkan melalui alat-alat bantu optic dan modifikasi lingkungan.
Beberapa kondisi umum yang dapat menyebabkan
ketunanetraan yaitu albinisme, amblyopia, buta warna, cedera
(trauma) dan radiasi, defisiensi vitamin A-Xerophthalmia,
glaucoma, katarak, kelainan mata bawaan, myopia ( penglihatan
dekat), nistagmus, opthalmia neonatorum, penyakit kornea dan
pencangkokan kornea, retinitis pigmentosa, retinopati
doabetika, retinopathy of premature, sobeknya dan lepasnya
retina, strabismus, trakhoma, tumor, serta Uveitis.
B. PENYEBAB TERJADINYA KETUNANETRAAN
C. PENCEGAHAN TERJADINYA KETUNANETRAAN
Strategi untuk pencegahan ketunanetraan pada anak
yaitu :
a. Pencegahan berjangkitnya penyakit
b. Pencegahan timbulnya komplikasi yang
mengancam penglihatan bila penglihatan telah
terjangkit
c. Meminimalisasi ketunanetraan yang diakibatkan
oleh penyakit atau cidera yang telah dialami.
A. PROSES PENGINDRAAN
Organ-organ pengindraan berfungsi memperoleh informasi dari
lingkungan dan mengirinkannya ke otak untuk diproses, disimpan, dan
ditindaklanjuti.
Semua informasi yang dipersepsi melalui organ-organ pengindraan itu
melewati 3 prosesor dan dikodekan dalam bentuk linguistik, nonlinguistik, atau
afektif. Hubungan antara ketiga prosesor tersebut dengan informasi yang
dipersepsi melalui indra-indra itu digambarkan sebagai berikut :
Sumber : Robert J. Marzano, 1998
KB 2
DAMPAK KETUNANETRAAN TERHADAP KEHIDUPAN SEORANG
INDIVIDU
Outside World
Sensory
Perception
Linguistic
Non Linguistic Memory
Afffective
Melalui latihan, pendengaran menjadi peka terhadap bunyi-
bunyi kecil seperti tetesan air dari keran yang bocor, desau komputer
yang lupa dimatikan, atau desis kompor gas yang belum dimatikan
secara sempurna. Oleh karena itu, tanpa menggunakan indra
penglihatan, seorang tunanetra dapat menyadari apa yang sedang
dilakukan oleh orang-orang disekitar anda melalui sumber informasi
bunyi yang ada.
B. LATIHAN KETERAMPILAN PENGINDRAAN
 Cara lain bagi individu tunanetra untuk mendapatkan kenyamanan di
dalam lingkungannya dan membantunya bergerak secara mandiri adalah
dengan menggunakan ingatan visual (visual memory) atau visualisasi
(juga disebut peta mental)
 Ingatan kinestetik adalah ingatan tentang kesadaran gerak otot yang
dihasilkan oleh interaksi antara indra perabaan (tactile), propriosepsi
dan keseimbangan (yang dikontrol oleh sistem vestibular, yang berpusat
di bagian atas dari telinga bagian dalam. Sistem ini peka terhadap
percepatan, posisi,dan gerakan kepala.
 Persepsi objek (object perception) yaitu suatu kemampuan yang
memungkinkan individu tunanetra itu menyadari bahwa suatu benda
hadir di sampingnya atau dihadapannya meskipun dia tidak memiliki
penglihatan sama sekali dan tidak menyentuh benda itu.
C. VISUALISASI, INGATAN KINESTETIK, DAN PERSEPSI OBYEK
 Cara membantu tunanetra jika perlu mendampingi
saat bepergian dan cara megorientasikan seorang
tunanetra pada lingkungan baru yaitu :
1. Menuntun orang tunanetra
2. Mengorientasikan lingkungan sehingga
memberikan kenyamanan bagi orang tersebut.
D. BAGAIMANA CARA MEMBANTU SEORANG TUNANETRA
A. KEBUTUHAN KHUSUS PENDIDIKAN SISWA TUNANETRA
• Layanan pendidikan bagi siswa tunanetra tidak hanya dilaksanakan disekolah
khusus atau SLB-A, namun dapat juga dilaksanakan dengan siswa-siswa pada
umumnya dalam seting pendidikan inklusif.
• Tujuan pendidikan bagi anak tunanetra yaitu mampu berkomunikasi secara efektif,
memiliki kompetensi sosial, mampu bekerja, dan memiliki kemandirian pribadi.
• Kebutuhan khusus tunanetra yaitu pengembangan konsep, teknik alternative dan
alat bantu belajar khusus, keterampilan sosial /emosional, keterampilan orientasi
dan mobilitas, keterampilan menggunakan sisa penglihatan.
• Prinsip yang harus diperhatikan dalam pembelajaran anak tunanetra di antaranya
individual, kekongritan/pengalaman pengindraan, totalitas dan aktivitas mandiri.
KB 3
PENDIDIKAN BAGI SISWA TUNANETRA DI SEKOLAH UMUM DALAM
SETTING PENDIDIKAN INKLUSI
1. Strategi Pembelajaran
Dalam proses pembelajaran , dapat digunakan berbagai macam
strategi pembelajaran yang didasarkan pada pertimbangan
tertentu, antara lain sebagai berikut :
B. STRATEGI DAN MEDIA PEMBELAJARAN
Berdasarkan pertimbangan pengolahan
pesan
deduktif
induktif
Berdasarkan pihak pengolah pesan
ekpositorik
heuristik
Berdasarkan pertimbangan peraturan guru
Seorang guru
beregu
Berdasarkan pertimbangan jumlah siswa
klasikal
Kelompok kecil
individual
Berdasarkan interaksi guru dan siswa
Tatap muka
Melalui media
2. Media Pembelajaran
Menurut fungsinya, media pembelajaran dapat dibedakan
menjadi : media untuk menjelaskan konsep (alat peraga)
dan media untuk membantu kelancaran proses
pembelajaran (alat bantu pembelajaran).
a. Alat peraga yang dapat digunakan dalam pembelajran
anak tunanetra meliputi : objek atau situasi sebenarnya,
benda asli yang diawetkan, tiruan/model (tiga dimensi
dan dua dimensi), serta gambar (yang tidak
diproyeksikan dan yang diproyeksikan).
b. Alat bantu pembelajaran, antara lain meliputi : alat
bantu menulis huruf Braille (reglet, pen, dan mesin ketik
Braille); alat bantu berhitung (cubaritma,
abacus/sempoa, talking calculator), serta alat bantu
yang bersifat audio seperti tape recorder, komputer
bicara dsb.
 Evaluasi terhadap pencapaian hasil belajar pada anak
tunanetra pada dasarnya sama dengan yang dilakukan pada
anak awas, namun ada sedikit perbedaan yang menyangkut
materi tes/soal dan teknik pelaksanaan tes.
 Materi tes yang diajukan pada anak tunanetra tidak
mengandung unsure-unsur yang memerlukan persepsi visual,
dan apabila menggunakan tes tertulis soal hendaknya
diberikan dalam huruf Braille atau menggunakan rider
apabila memggunakan huruf awas.
C. EVALUASI PEMBELAJARAN
459630812-PPT-ABK-MODUL-4-KELOMPOK-3-pptx.pptx

More Related Content

Similar to 459630812-PPT-ABK-MODUL-4-KELOMPOK-3-pptx.pptx

120126447 kebidanan
120126447 kebidanan120126447 kebidanan
120126447 kebidanan
Operator Warnet Vast Raha
 
BAB II.pdf
BAB II.pdfBAB II.pdf
BAB II.pdf
DimasSugianto1
 
pengetahuan narkoba pada remaja
pengetahuan narkoba pada remajapengetahuan narkoba pada remaja
pengetahuan narkoba pada remaja
Anastasia Anastasia
 
PDF 13 - Buku OM Bagi Pendidik SMALB 2
PDF 13 - Buku OM Bagi Pendidik SMALB 2PDF 13 - Buku OM Bagi Pendidik SMALB 2
PDF 13 - Buku OM Bagi Pendidik SMALB 2
Fernando Anrest
 
Ppt bu anny, gerontik
Ppt bu anny, gerontikPpt bu anny, gerontik
Ppt bu anny, gerontikNs. Lutfi
 
Kb 2 atraumatic care
Kb 2 atraumatic careKb 2 atraumatic care
Kb 2 atraumatic care
pjj_kemenkes
 
KB 1 AsKep Komunitas pada Kelompok Balita
KB 1 AsKep Komunitas pada Kelompok BalitaKB 1 AsKep Komunitas pada Kelompok Balita
KB 1 AsKep Komunitas pada Kelompok Balita
pjj_kemenkes
 
PENGKAJIAN TULI KONDUKTIF
PENGKAJIAN TULI KONDUKTIFPENGKAJIAN TULI KONDUKTIF
PENGKAJIAN TULI KONDUKTIF
Victorya Bambung
 
Buku Panduan Orientasi Kader Posyandu.pdf
Buku Panduan Orientasi Kader Posyandu.pdfBuku Panduan Orientasi Kader Posyandu.pdf
Buku Panduan Orientasi Kader Posyandu.pdf
klinikkhurniamedika
 
09 TESIS PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL ...
09 TESIS PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL ...09 TESIS PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL ...
09 TESIS PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL ...
Bondan Palestin
 
PPT PABK MODUL 5.pptx
PPT PABK MODUL 5.pptxPPT PABK MODUL 5.pptx
PPT PABK MODUL 5.pptx
umimartatiah
 
Kb 1 perspektif keperawatan anak
Kb 1 perspektif keperawatan anakKb 1 perspektif keperawatan anak
Kb 1 perspektif keperawatan anak
pjj_kemenkes
 
Kb1 konsep dasar asuhan neonatus bayi, balita dan anak pra sekolah
Kb1 konsep dasar asuhan neonatus bayi, balita dan anak pra sekolahKb1 konsep dasar asuhan neonatus bayi, balita dan anak pra sekolah
Kb1 konsep dasar asuhan neonatus bayi, balita dan anak pra sekolah
pjj_kemenkes
 
Kb 3 pertolongan pertama kecelakaan
Kb 3 pertolongan pertama kecelakaanKb 3 pertolongan pertama kecelakaan
Kb 3 pertolongan pertama kecelakaan
pjj_kemenkes
 
Kb1 konsep dasar asuhan neonatus bayi, balita dan anak pra sekolah
Kb1 konsep dasar asuhan neonatus bayi, balita dan anak pra sekolahKb1 konsep dasar asuhan neonatus bayi, balita dan anak pra sekolah
Kb1 konsep dasar asuhan neonatus bayi, balita dan anak pra sekolah
pjj_kemenkes
 
Yuniarsih, Asuhan keperawatan pada gangguan pendengaran presbikus
Yuniarsih, Asuhan keperawatan pada  gangguan pendengaran presbikus Yuniarsih, Asuhan keperawatan pada  gangguan pendengaran presbikus
Yuniarsih, Asuhan keperawatan pada gangguan pendengaran presbikus
Universitas Katolik Musi Charitas
 
Kb 2 petunjuk bimbingan antisipasi
Kb 2 petunjuk bimbingan antisipasiKb 2 petunjuk bimbingan antisipasi
Kb 2 petunjuk bimbingan antisipasi
pjj_kemenkes
 

Similar to 459630812-PPT-ABK-MODUL-4-KELOMPOK-3-pptx.pptx (20)

Konsep Dasar Tunanetra
Konsep Dasar TunanetraKonsep Dasar Tunanetra
Konsep Dasar Tunanetra
 
120126447 kebidanan
120126447 kebidanan120126447 kebidanan
120126447 kebidanan
 
120126447 kebidanan
120126447 kebidanan120126447 kebidanan
120126447 kebidanan
 
BAB II.pdf
BAB II.pdfBAB II.pdf
BAB II.pdf
 
pengetahuan narkoba pada remaja
pengetahuan narkoba pada remajapengetahuan narkoba pada remaja
pengetahuan narkoba pada remaja
 
PDF 13 - Buku OM Bagi Pendidik SMALB 2
PDF 13 - Buku OM Bagi Pendidik SMALB 2PDF 13 - Buku OM Bagi Pendidik SMALB 2
PDF 13 - Buku OM Bagi Pendidik SMALB 2
 
Ppt bu anny, gerontik
Ppt bu anny, gerontikPpt bu anny, gerontik
Ppt bu anny, gerontik
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Kb 2 atraumatic care
Kb 2 atraumatic careKb 2 atraumatic care
Kb 2 atraumatic care
 
KB 1 AsKep Komunitas pada Kelompok Balita
KB 1 AsKep Komunitas pada Kelompok BalitaKB 1 AsKep Komunitas pada Kelompok Balita
KB 1 AsKep Komunitas pada Kelompok Balita
 
PENGKAJIAN TULI KONDUKTIF
PENGKAJIAN TULI KONDUKTIFPENGKAJIAN TULI KONDUKTIF
PENGKAJIAN TULI KONDUKTIF
 
Buku Panduan Orientasi Kader Posyandu.pdf
Buku Panduan Orientasi Kader Posyandu.pdfBuku Panduan Orientasi Kader Posyandu.pdf
Buku Panduan Orientasi Kader Posyandu.pdf
 
09 TESIS PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL ...
09 TESIS PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL ...09 TESIS PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL ...
09 TESIS PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL ...
 
PPT PABK MODUL 5.pptx
PPT PABK MODUL 5.pptxPPT PABK MODUL 5.pptx
PPT PABK MODUL 5.pptx
 
Kb 1 perspektif keperawatan anak
Kb 1 perspektif keperawatan anakKb 1 perspektif keperawatan anak
Kb 1 perspektif keperawatan anak
 
Kb1 konsep dasar asuhan neonatus bayi, balita dan anak pra sekolah
Kb1 konsep dasar asuhan neonatus bayi, balita dan anak pra sekolahKb1 konsep dasar asuhan neonatus bayi, balita dan anak pra sekolah
Kb1 konsep dasar asuhan neonatus bayi, balita dan anak pra sekolah
 
Kb 3 pertolongan pertama kecelakaan
Kb 3 pertolongan pertama kecelakaanKb 3 pertolongan pertama kecelakaan
Kb 3 pertolongan pertama kecelakaan
 
Kb1 konsep dasar asuhan neonatus bayi, balita dan anak pra sekolah
Kb1 konsep dasar asuhan neonatus bayi, balita dan anak pra sekolahKb1 konsep dasar asuhan neonatus bayi, balita dan anak pra sekolah
Kb1 konsep dasar asuhan neonatus bayi, balita dan anak pra sekolah
 
Yuniarsih, Asuhan keperawatan pada gangguan pendengaran presbikus
Yuniarsih, Asuhan keperawatan pada  gangguan pendengaran presbikus Yuniarsih, Asuhan keperawatan pada  gangguan pendengaran presbikus
Yuniarsih, Asuhan keperawatan pada gangguan pendengaran presbikus
 
Kb 2 petunjuk bimbingan antisipasi
Kb 2 petunjuk bimbingan antisipasiKb 2 petunjuk bimbingan antisipasi
Kb 2 petunjuk bimbingan antisipasi
 

Recently uploaded

SABDA MLC - Kelas Bedah Kitab Wahyu (BKW)
SABDA MLC - Kelas Bedah Kitab Wahyu (BKW)SABDA MLC - Kelas Bedah Kitab Wahyu (BKW)
SABDA MLC - Kelas Bedah Kitab Wahyu (BKW)
SABDA
 
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN 5 SRI WAHYUNI.pdf
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN 5 SRI WAHYUNI.pdfJURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN 5 SRI WAHYUNI.pdf
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN 5 SRI WAHYUNI.pdf
SriWahyuni58535
 
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF (perubahan kecil dengan dampak besar)
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF (perubahan kecil dengan dampak besar)AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF (perubahan kecil dengan dampak besar)
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF (perubahan kecil dengan dampak besar)
juliafnita47
 
(Fase B ) - Gaya Hidup Berkelanjutan (P5).docx
(Fase B ) - Gaya Hidup Berkelanjutan (P5).docx(Fase B ) - Gaya Hidup Berkelanjutan (P5).docx
(Fase B ) - Gaya Hidup Berkelanjutan (P5).docx
BAHTIARMUHAMAD
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
REVIEW KSP PERMENDIKBUDRISTEK 12 TH 2024.pptx
REVIEW KSP PERMENDIKBUDRISTEK 12 TH 2024.pptxREVIEW KSP PERMENDIKBUDRISTEK 12 TH 2024.pptx
REVIEW KSP PERMENDIKBUDRISTEK 12 TH 2024.pptx
adityanoor64
 
KIAN karya ilmiah akhir ners keperawatan medikal bedah.ppt
KIAN karya ilmiah akhir ners keperawatan medikal bedah.pptKIAN karya ilmiah akhir ners keperawatan medikal bedah.ppt
KIAN karya ilmiah akhir ners keperawatan medikal bedah.ppt
WAYANDARSANA1
 
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdfDemonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
d2spdpnd9185
 
UNIT 3 PB 2 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docx
UNIT 3 PB 2 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docxUNIT 3 PB 2 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docx
UNIT 3 PB 2 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docx
nengenok23
 
Menyambut Masyarakat 4.0 dan Indonesia Emas 2045
Menyambut Masyarakat 4.0 dan Indonesia Emas 2045Menyambut Masyarakat 4.0 dan Indonesia Emas 2045
Menyambut Masyarakat 4.0 dan Indonesia Emas 2045
RizkiArdhan
 
Materi MATSAMA Pengenalan Kurikulum.pptx
Materi MATSAMA  Pengenalan Kurikulum.pptxMateri MATSAMA  Pengenalan Kurikulum.pptx
Materi MATSAMA Pengenalan Kurikulum.pptx
ssuseraf5f2e
 
Modul Ajar PJOK Kelas 1 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PJOK Kelas 1 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PJOK Kelas 1 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PJOK Kelas 1 Fase A Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Dialog Prestasi Peperiksaan Akhir Tahun 2023
Dialog Prestasi Peperiksaan Akhir Tahun 2023Dialog Prestasi Peperiksaan Akhir Tahun 2023
Dialog Prestasi Peperiksaan Akhir Tahun 2023
AINARAHYUBINTISULAIM
 
RENCANA + Link2 Materi BimTek _"Ketentuan TERBARU_PTK 007 Rev-5 Tahun 2023 & ...
RENCANA + Link2 Materi BimTek _"Ketentuan TERBARU_PTK 007 Rev-5 Tahun 2023 & ...RENCANA + Link2 Materi BimTek _"Ketentuan TERBARU_PTK 007 Rev-5 Tahun 2023 & ...
RENCANA + Link2 Materi BimTek _"Ketentuan TERBARU_PTK 007 Rev-5 Tahun 2023 & ...
Kanaidi ken
 
PANDUAN PENGGUNAAN APLIKASI E-KOSP 2024-2025.pdf
PANDUAN PENGGUNAAN APLIKASI E-KOSP 2024-2025.pdfPANDUAN PENGGUNAAN APLIKASI E-KOSP 2024-2025.pdf
PANDUAN PENGGUNAAN APLIKASI E-KOSP 2024-2025.pdf
MayaSiswindari
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
MATERI Penguatan Kelembagaan BKK SMK PGRI 2.pptx
MATERI  Penguatan Kelembagaan BKK SMK PGRI 2.pptxMATERI  Penguatan Kelembagaan BKK SMK PGRI 2.pptx
MATERI Penguatan Kelembagaan BKK SMK PGRI 2.pptx
NindiBeautyandHealth
 
Selamat "Hari Raya_Idul Adha 1445H / 2024H".
Selamat "Hari Raya_Idul Adha 1445H / 2024H".Selamat "Hari Raya_Idul Adha 1445H / 2024H".
Selamat "Hari Raya_Idul Adha 1445H / 2024H".
Kanaidi ken
 
juknis_2024_new pendaftaran ppdb kota kediri
juknis_2024_new pendaftaran ppdb kota kedirijuknis_2024_new pendaftaran ppdb kota kediri
juknis_2024_new pendaftaran ppdb kota kediri
DaraAOi
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 

Recently uploaded (20)

SABDA MLC - Kelas Bedah Kitab Wahyu (BKW)
SABDA MLC - Kelas Bedah Kitab Wahyu (BKW)SABDA MLC - Kelas Bedah Kitab Wahyu (BKW)
SABDA MLC - Kelas Bedah Kitab Wahyu (BKW)
 
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN 5 SRI WAHYUNI.pdf
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN 5 SRI WAHYUNI.pdfJURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN 5 SRI WAHYUNI.pdf
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN 5 SRI WAHYUNI.pdf
 
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF (perubahan kecil dengan dampak besar)
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF (perubahan kecil dengan dampak besar)AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF (perubahan kecil dengan dampak besar)
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF (perubahan kecil dengan dampak besar)
 
(Fase B ) - Gaya Hidup Berkelanjutan (P5).docx
(Fase B ) - Gaya Hidup Berkelanjutan (P5).docx(Fase B ) - Gaya Hidup Berkelanjutan (P5).docx
(Fase B ) - Gaya Hidup Berkelanjutan (P5).docx
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
 
REVIEW KSP PERMENDIKBUDRISTEK 12 TH 2024.pptx
REVIEW KSP PERMENDIKBUDRISTEK 12 TH 2024.pptxREVIEW KSP PERMENDIKBUDRISTEK 12 TH 2024.pptx
REVIEW KSP PERMENDIKBUDRISTEK 12 TH 2024.pptx
 
KIAN karya ilmiah akhir ners keperawatan medikal bedah.ppt
KIAN karya ilmiah akhir ners keperawatan medikal bedah.pptKIAN karya ilmiah akhir ners keperawatan medikal bedah.ppt
KIAN karya ilmiah akhir ners keperawatan medikal bedah.ppt
 
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdfDemonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
Demonstrasi Konseptual Modul 2.1 - RPP Berdiferensiasi.pdf
 
UNIT 3 PB 2 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docx
UNIT 3 PB 2 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docxUNIT 3 PB 2 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docx
UNIT 3 PB 2 MODUL AJAR PPKn KELAS 5 - modulguruku.com.docx
 
Menyambut Masyarakat 4.0 dan Indonesia Emas 2045
Menyambut Masyarakat 4.0 dan Indonesia Emas 2045Menyambut Masyarakat 4.0 dan Indonesia Emas 2045
Menyambut Masyarakat 4.0 dan Indonesia Emas 2045
 
Materi MATSAMA Pengenalan Kurikulum.pptx
Materi MATSAMA  Pengenalan Kurikulum.pptxMateri MATSAMA  Pengenalan Kurikulum.pptx
Materi MATSAMA Pengenalan Kurikulum.pptx
 
Modul Ajar PJOK Kelas 1 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PJOK Kelas 1 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PJOK Kelas 1 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PJOK Kelas 1 Fase A Kurikulum Merdeka
 
Dialog Prestasi Peperiksaan Akhir Tahun 2023
Dialog Prestasi Peperiksaan Akhir Tahun 2023Dialog Prestasi Peperiksaan Akhir Tahun 2023
Dialog Prestasi Peperiksaan Akhir Tahun 2023
 
RENCANA + Link2 Materi BimTek _"Ketentuan TERBARU_PTK 007 Rev-5 Tahun 2023 & ...
RENCANA + Link2 Materi BimTek _"Ketentuan TERBARU_PTK 007 Rev-5 Tahun 2023 & ...RENCANA + Link2 Materi BimTek _"Ketentuan TERBARU_PTK 007 Rev-5 Tahun 2023 & ...
RENCANA + Link2 Materi BimTek _"Ketentuan TERBARU_PTK 007 Rev-5 Tahun 2023 & ...
 
PANDUAN PENGGUNAAN APLIKASI E-KOSP 2024-2025.pdf
PANDUAN PENGGUNAAN APLIKASI E-KOSP 2024-2025.pdfPANDUAN PENGGUNAAN APLIKASI E-KOSP 2024-2025.pdf
PANDUAN PENGGUNAAN APLIKASI E-KOSP 2024-2025.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
MATERI Penguatan Kelembagaan BKK SMK PGRI 2.pptx
MATERI  Penguatan Kelembagaan BKK SMK PGRI 2.pptxMATERI  Penguatan Kelembagaan BKK SMK PGRI 2.pptx
MATERI Penguatan Kelembagaan BKK SMK PGRI 2.pptx
 
Selamat "Hari Raya_Idul Adha 1445H / 2024H".
Selamat "Hari Raya_Idul Adha 1445H / 2024H".Selamat "Hari Raya_Idul Adha 1445H / 2024H".
Selamat "Hari Raya_Idul Adha 1445H / 2024H".
 
juknis_2024_new pendaftaran ppdb kota kediri
juknis_2024_new pendaftaran ppdb kota kedirijuknis_2024_new pendaftaran ppdb kota kediri
juknis_2024_new pendaftaran ppdb kota kediri
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
 

459630812-PPT-ABK-MODUL-4-KELOMPOK-3-pptx.pptx

  • 1. OLEH KELOMPOK 3 : 1. ENI PRASETYO ELOK PRIHATIN (07/858665223) 2. MUCHAMMAD RIDWAN (17/858665438) 3. NURFITA FAJRIN (22/858663541) 4. NURUL HIDAYATIN (24/858665359) 5. SUPRAPTI WEDA (34/858670873)
  • 2. MODUL 4 PENDIDIKAN ANAK TUNANETRA KB 1 DEFINISI, KLASIFIKASI, PENYEBAB, DAN CARA PENCEGAHAN TERJADINYA KETUNANETRAAN KB 3 PENDIDIKAN BAGI SISWA TUNANETRA DI SEKOLAH UMUM DALAM SETTING PENDIDIKAN INKLUSI KB 2 DAMPAK KETUNANETRAAN TERHADAP KEHIDUPAN SEORANG INDIVIDU
  • 3. KB 1 DEFINISI, KLASIFIKASI, PENYEBAB, DAN CARA PENCEGAHAN TERJADINYA KETUNANETRAAN A. DEFINISI DAN KLASIFIKASI TUNANETRA • Persatuan Tunanetra Indonesia/Pertuni (2004) mendefinisikan sebagai berikut : Orang Tunanetra adalah mereka yang tidak memiliki penglihatan sama sekali ( buta total ) hingga mereka yang masih memiliki sisa penglihatan, tetapi tidak mampu menggunakan penglihatannya. • Tunanetra didefinisikan untuk keperluan pelaksanaan peraturan perundang-undangan (definisi legal ) dan definisi untuk tujuan pendidikan ( definisi edukasional) • Definisi legal di fokuskan pada 2 aspek yaitu ketajaman penglihatan (visual acuity ) dan medan pandang ( visual field) • Definisi untuk tujuan pendidikan yaitu seorang dikatakan tunanetra apabila untuk kegiatan pembelajaran dia memerlukan alat bantu khusus, metode khusus atau teknik tertentu sehingga dia dapat belajar tanpa penglihatan atau dengan penglihatan yang terbatas.
  • 4. Berdasarkan cara pembelajaran tunanetra dibagi menjadi 2 yaitu :  Tunanetra berat (blind) dia sama sekali tidak memiliki peglihatan penglihatan atau hanya memiliki persepsi cahaya sehingga untuk keperluan belajarnya dia menggunakan indra-indra non penglihatan.  Tunanetra ringan (low vision) yaitu apabila seorang penglihatannya masih sedemikian buruk tetapi fungsi penglihatannya dapat ditingkatkan melalui alat-alat bantu optic dan modifikasi lingkungan.
  • 5. Beberapa kondisi umum yang dapat menyebabkan ketunanetraan yaitu albinisme, amblyopia, buta warna, cedera (trauma) dan radiasi, defisiensi vitamin A-Xerophthalmia, glaucoma, katarak, kelainan mata bawaan, myopia ( penglihatan dekat), nistagmus, opthalmia neonatorum, penyakit kornea dan pencangkokan kornea, retinitis pigmentosa, retinopati doabetika, retinopathy of premature, sobeknya dan lepasnya retina, strabismus, trakhoma, tumor, serta Uveitis. B. PENYEBAB TERJADINYA KETUNANETRAAN
  • 6. C. PENCEGAHAN TERJADINYA KETUNANETRAAN Strategi untuk pencegahan ketunanetraan pada anak yaitu : a. Pencegahan berjangkitnya penyakit b. Pencegahan timbulnya komplikasi yang mengancam penglihatan bila penglihatan telah terjangkit c. Meminimalisasi ketunanetraan yang diakibatkan oleh penyakit atau cidera yang telah dialami.
  • 7. A. PROSES PENGINDRAAN Organ-organ pengindraan berfungsi memperoleh informasi dari lingkungan dan mengirinkannya ke otak untuk diproses, disimpan, dan ditindaklanjuti. Semua informasi yang dipersepsi melalui organ-organ pengindraan itu melewati 3 prosesor dan dikodekan dalam bentuk linguistik, nonlinguistik, atau afektif. Hubungan antara ketiga prosesor tersebut dengan informasi yang dipersepsi melalui indra-indra itu digambarkan sebagai berikut : Sumber : Robert J. Marzano, 1998 KB 2 DAMPAK KETUNANETRAAN TERHADAP KEHIDUPAN SEORANG INDIVIDU Outside World Sensory Perception Linguistic Non Linguistic Memory Afffective
  • 8. Melalui latihan, pendengaran menjadi peka terhadap bunyi- bunyi kecil seperti tetesan air dari keran yang bocor, desau komputer yang lupa dimatikan, atau desis kompor gas yang belum dimatikan secara sempurna. Oleh karena itu, tanpa menggunakan indra penglihatan, seorang tunanetra dapat menyadari apa yang sedang dilakukan oleh orang-orang disekitar anda melalui sumber informasi bunyi yang ada. B. LATIHAN KETERAMPILAN PENGINDRAAN
  • 9.  Cara lain bagi individu tunanetra untuk mendapatkan kenyamanan di dalam lingkungannya dan membantunya bergerak secara mandiri adalah dengan menggunakan ingatan visual (visual memory) atau visualisasi (juga disebut peta mental)  Ingatan kinestetik adalah ingatan tentang kesadaran gerak otot yang dihasilkan oleh interaksi antara indra perabaan (tactile), propriosepsi dan keseimbangan (yang dikontrol oleh sistem vestibular, yang berpusat di bagian atas dari telinga bagian dalam. Sistem ini peka terhadap percepatan, posisi,dan gerakan kepala.  Persepsi objek (object perception) yaitu suatu kemampuan yang memungkinkan individu tunanetra itu menyadari bahwa suatu benda hadir di sampingnya atau dihadapannya meskipun dia tidak memiliki penglihatan sama sekali dan tidak menyentuh benda itu. C. VISUALISASI, INGATAN KINESTETIK, DAN PERSEPSI OBYEK
  • 10.  Cara membantu tunanetra jika perlu mendampingi saat bepergian dan cara megorientasikan seorang tunanetra pada lingkungan baru yaitu : 1. Menuntun orang tunanetra 2. Mengorientasikan lingkungan sehingga memberikan kenyamanan bagi orang tersebut. D. BAGAIMANA CARA MEMBANTU SEORANG TUNANETRA
  • 11. A. KEBUTUHAN KHUSUS PENDIDIKAN SISWA TUNANETRA • Layanan pendidikan bagi siswa tunanetra tidak hanya dilaksanakan disekolah khusus atau SLB-A, namun dapat juga dilaksanakan dengan siswa-siswa pada umumnya dalam seting pendidikan inklusif. • Tujuan pendidikan bagi anak tunanetra yaitu mampu berkomunikasi secara efektif, memiliki kompetensi sosial, mampu bekerja, dan memiliki kemandirian pribadi. • Kebutuhan khusus tunanetra yaitu pengembangan konsep, teknik alternative dan alat bantu belajar khusus, keterampilan sosial /emosional, keterampilan orientasi dan mobilitas, keterampilan menggunakan sisa penglihatan. • Prinsip yang harus diperhatikan dalam pembelajaran anak tunanetra di antaranya individual, kekongritan/pengalaman pengindraan, totalitas dan aktivitas mandiri. KB 3 PENDIDIKAN BAGI SISWA TUNANETRA DI SEKOLAH UMUM DALAM SETTING PENDIDIKAN INKLUSI
  • 12. 1. Strategi Pembelajaran Dalam proses pembelajaran , dapat digunakan berbagai macam strategi pembelajaran yang didasarkan pada pertimbangan tertentu, antara lain sebagai berikut : B. STRATEGI DAN MEDIA PEMBELAJARAN Berdasarkan pertimbangan pengolahan pesan deduktif induktif Berdasarkan pihak pengolah pesan ekpositorik heuristik Berdasarkan pertimbangan peraturan guru Seorang guru beregu Berdasarkan pertimbangan jumlah siswa klasikal Kelompok kecil individual Berdasarkan interaksi guru dan siswa Tatap muka Melalui media
  • 13. 2. Media Pembelajaran Menurut fungsinya, media pembelajaran dapat dibedakan menjadi : media untuk menjelaskan konsep (alat peraga) dan media untuk membantu kelancaran proses pembelajaran (alat bantu pembelajaran). a. Alat peraga yang dapat digunakan dalam pembelajran anak tunanetra meliputi : objek atau situasi sebenarnya, benda asli yang diawetkan, tiruan/model (tiga dimensi dan dua dimensi), serta gambar (yang tidak diproyeksikan dan yang diproyeksikan). b. Alat bantu pembelajaran, antara lain meliputi : alat bantu menulis huruf Braille (reglet, pen, dan mesin ketik Braille); alat bantu berhitung (cubaritma, abacus/sempoa, talking calculator), serta alat bantu yang bersifat audio seperti tape recorder, komputer bicara dsb.
  • 14.  Evaluasi terhadap pencapaian hasil belajar pada anak tunanetra pada dasarnya sama dengan yang dilakukan pada anak awas, namun ada sedikit perbedaan yang menyangkut materi tes/soal dan teknik pelaksanaan tes.  Materi tes yang diajukan pada anak tunanetra tidak mengandung unsure-unsur yang memerlukan persepsi visual, dan apabila menggunakan tes tertulis soal hendaknya diberikan dalam huruf Braille atau menggunakan rider apabila memggunakan huruf awas. C. EVALUASI PEMBELAJARAN