Tugas tutorial 2 membahas strategi pembelajaran untuk anak berbakat dan berkebutuhan khusus seperti tunanetra dan tunarungu. Strategi pembelajaran untuk anak berbakat meliputi menyesuaikan kecepatan dan kompleksitas pembelajaran, mengembangkan kecerdasan emosional, dan menggunakan modifikasi proses, isi, dan produk pembelajaran. Untuk anak tunanetra, strategi pembelajarannya adalah individualisasi, kooperatif, dan modifikasi
Tugas tutorial 2 membahas strategi pembelajaran untuk anak berbakat dan berkebutuhan khusus seperti tunanetra dan tunarungu. Strategi pembelajaran untuk anak berbakat meliputi menyesuaikan kecepatan dan kompleksitas pembelajaran, mengembangkan kecerdasan emosional, dan menggunakan modifikasi proses, isi, dan produk pembelajaran. Untuk anak tunanetra, strategi pembelajarannya adalah individualisasi, kooperatif, dan modifikasi
Dokumen tersebut membahas tentang pengetahuan ibu hamil mengenai senam hamil di salah satu rumah sakit di Gresik. Ia menjelaskan latar belakang masalah tingginya angka kematian ibu di Indonesia dan manfaat senam hamil. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengetahuan ibu hamil tentang senam hamil di rumah sakit tersebut beserta landasan teori dan konsep terkait.
Bab ini membahas tentang tinjauan pustaka mengenai pengetahuan dan kacamata. Pertama, pengetahuan diperoleh melalui indra manusia dan terbagi menjadi enam tingkatan. Kemudian dibahas faktor yang mempengaruhi pengetahuan seperti pendidikan, media, lingkungan, dan usia. Selanjutnya dijelaskan sejarah penemuan kacamata dan komponennya yang terdiri atas bingkai dan tangkai. Kacamata
Bab II membahas tinjauan pustaka tentang pengetahuan dan remaja. Pengetahuan didefinisikan sebagai hasil penginderaan atau pengalaman yang dapat berupa ingatan atau pemahaman terhadap suatu objek. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan antara lain pendidikan, informasi, lingkungan sosial budaya, dan pengalaman. Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan antara anak-anak dan dewasa yang ditandai perubahan fisik, ps
Dokumen tersebut membahas pengembangan program khusus orientasi dan mobilitas (O&M) bagi pendidik SMALB tunanetra. Program O&M bertujuan memberikan ketrampilan bergerak secara aman, efektif, dan mandiri tanpa bantuan orang lain. Program ini penting karena tunanetra mengalami keterbatasan dalam kontrol lingkungan, mobilitas, dan pengembangan konsep baru. Komponen pembelajaran O&M mencakup pengembangan konsep diri, lingkun
KB 1 AsKep Komunitas pada Kelompok Balitapjj_kemenkes
Modul ini membahas asuhan keperawatan komunitas pada kelompok khusus balita, meliputi pengertian, sasaran, masalah kesehatan yang umum terjadi, dan proses keperawatan komunitas untuk kelompok ini."
Sistem sensori persepsi merupakan laporan pengkajian pada klien dengan tuli konduktif. Laporan ini membahas definisi, etiologi, manifestasi klinis, patofisiologi, pemeriksaan diagnostik, penatalaksanaan, dan konsep asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan pendengaran konduktif.
09 TESIS PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL ...Bondan Palestin
Kelompok lansia dipandang sebagai kelompok masyarakat yang berisiko (population at risk) mengalami gangguan kesehatan. Oleh karenanya, kelompok lansia merupakan kelompok risiko tinggi yang menjadi perhatian utama dalam cabang ilmu keperawatan komunitas. Masalah keperawatan yang menonjol pada kelompok tersebut adalah meningkatnya disabilitas fungsional fisik sebagai dampak dari respon lansia terhadap proses penuaan, penyakit kronis, atau status psikososialnya.
Disabilitas fungsional lansia sebagai efek dari perubahan fisiologis (umur depresi dan demensia) memungkinkan untuk dijelaskan melalui Model Sistem Neuman (MSN). Mengingat MSN memiliki banyak interrelasi konsep sehingga derivasi teori konseptual tersebut lebih bersifat kontekstual. Oleh karenanya, peneliti bermaksud agar penelitian ini dapat digunakan sebagai studi pendahuluan terhadap penelitian-penelitian mengenai disabilitas fungsional yang lebih kompleks. Gigliotti (2003) berpendapat bahwa kredibilitas MSN hanya dapat dikembangkan melalui proses derivasi dan pengujian teori antara (middle-range theory) sebagai derivat dari MSN.
Modul ini membahas tentang perspektif keperawatan anak, termasuk pengertian mortalitas dan morbiditas, penyebab kematian dan penyakit pada anak, serta perkembangan keperawatan anak."
Modul ini membahas tentang asuhan kebidanan pada neonatus, bayi, balita dan anak pra sekolah yang menderita penyakit yang lazim seperti infeksi dan kecelakaan. Materi yang dibahas meliputi gigitan ular, keracunan, tenggelam, terbakar, dan kemasukan benda asing pada anak. Modul ini memberikan panduan lengkap tentang definisi, penyebab, gejala, komplikasi, dan tindakan pertolongan pertama untuk setiap kondis
Banyak orang menganggap mempelajari kitab Wahyu adalah sulit. Selain karena membicarakan simbol-simbol yang tidak biasa, kitab Wahyu juga memiliki tema-tema yang kompleks. Nah, bagaimana cara terbaik membedah kitab Wahyu?
Mari kita pelajari bersama lebih dahulu 3 pasal pertama dari kitab ini dalam kelas diskusi "Bedah Kitab Wahyu" (BKW) pada 19—26 Juni 2024 melalui grup WA.
Sebelum kelas dimulai, ikuti lebih dahulu pemaparan materinya via Zoom pada:
Rabu, 19 Juni 2024.
- Pagi: pkl. 10.30—12.00 WIB
- Malam: pkl. 19.00—20.30 WIB
Daftarkan diri Anda segera di https://bit.ly/form-mlc.
Kontak:
WA: 0821-3313-3315 (MLC)
E-Mail: kusuma@in-christ.net
Dokumen tersebut membahas tentang pengetahuan ibu hamil mengenai senam hamil di salah satu rumah sakit di Gresik. Ia menjelaskan latar belakang masalah tingginya angka kematian ibu di Indonesia dan manfaat senam hamil. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengetahuan ibu hamil tentang senam hamil di rumah sakit tersebut beserta landasan teori dan konsep terkait.
Bab ini membahas tentang tinjauan pustaka mengenai pengetahuan dan kacamata. Pertama, pengetahuan diperoleh melalui indra manusia dan terbagi menjadi enam tingkatan. Kemudian dibahas faktor yang mempengaruhi pengetahuan seperti pendidikan, media, lingkungan, dan usia. Selanjutnya dijelaskan sejarah penemuan kacamata dan komponennya yang terdiri atas bingkai dan tangkai. Kacamata
Bab II membahas tinjauan pustaka tentang pengetahuan dan remaja. Pengetahuan didefinisikan sebagai hasil penginderaan atau pengalaman yang dapat berupa ingatan atau pemahaman terhadap suatu objek. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan antara lain pendidikan, informasi, lingkungan sosial budaya, dan pengalaman. Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan antara anak-anak dan dewasa yang ditandai perubahan fisik, ps
Dokumen tersebut membahas pengembangan program khusus orientasi dan mobilitas (O&M) bagi pendidik SMALB tunanetra. Program O&M bertujuan memberikan ketrampilan bergerak secara aman, efektif, dan mandiri tanpa bantuan orang lain. Program ini penting karena tunanetra mengalami keterbatasan dalam kontrol lingkungan, mobilitas, dan pengembangan konsep baru. Komponen pembelajaran O&M mencakup pengembangan konsep diri, lingkun
KB 1 AsKep Komunitas pada Kelompok Balitapjj_kemenkes
Modul ini membahas asuhan keperawatan komunitas pada kelompok khusus balita, meliputi pengertian, sasaran, masalah kesehatan yang umum terjadi, dan proses keperawatan komunitas untuk kelompok ini."
Sistem sensori persepsi merupakan laporan pengkajian pada klien dengan tuli konduktif. Laporan ini membahas definisi, etiologi, manifestasi klinis, patofisiologi, pemeriksaan diagnostik, penatalaksanaan, dan konsep asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan pendengaran konduktif.
09 TESIS PENGARUH UMUR, DEPRESI DAN DEMENSIA TERHADAP DISABILITAS FUNGSIONAL ...Bondan Palestin
Kelompok lansia dipandang sebagai kelompok masyarakat yang berisiko (population at risk) mengalami gangguan kesehatan. Oleh karenanya, kelompok lansia merupakan kelompok risiko tinggi yang menjadi perhatian utama dalam cabang ilmu keperawatan komunitas. Masalah keperawatan yang menonjol pada kelompok tersebut adalah meningkatnya disabilitas fungsional fisik sebagai dampak dari respon lansia terhadap proses penuaan, penyakit kronis, atau status psikososialnya.
Disabilitas fungsional lansia sebagai efek dari perubahan fisiologis (umur depresi dan demensia) memungkinkan untuk dijelaskan melalui Model Sistem Neuman (MSN). Mengingat MSN memiliki banyak interrelasi konsep sehingga derivasi teori konseptual tersebut lebih bersifat kontekstual. Oleh karenanya, peneliti bermaksud agar penelitian ini dapat digunakan sebagai studi pendahuluan terhadap penelitian-penelitian mengenai disabilitas fungsional yang lebih kompleks. Gigliotti (2003) berpendapat bahwa kredibilitas MSN hanya dapat dikembangkan melalui proses derivasi dan pengujian teori antara (middle-range theory) sebagai derivat dari MSN.
Modul ini membahas tentang perspektif keperawatan anak, termasuk pengertian mortalitas dan morbiditas, penyebab kematian dan penyakit pada anak, serta perkembangan keperawatan anak."
Modul ini membahas tentang asuhan kebidanan pada neonatus, bayi, balita dan anak pra sekolah yang menderita penyakit yang lazim seperti infeksi dan kecelakaan. Materi yang dibahas meliputi gigitan ular, keracunan, tenggelam, terbakar, dan kemasukan benda asing pada anak. Modul ini memberikan panduan lengkap tentang definisi, penyebab, gejala, komplikasi, dan tindakan pertolongan pertama untuk setiap kondis
Banyak orang menganggap mempelajari kitab Wahyu adalah sulit. Selain karena membicarakan simbol-simbol yang tidak biasa, kitab Wahyu juga memiliki tema-tema yang kompleks. Nah, bagaimana cara terbaik membedah kitab Wahyu?
Mari kita pelajari bersama lebih dahulu 3 pasal pertama dari kitab ini dalam kelas diskusi "Bedah Kitab Wahyu" (BKW) pada 19—26 Juni 2024 melalui grup WA.
Sebelum kelas dimulai, ikuti lebih dahulu pemaparan materinya via Zoom pada:
Rabu, 19 Juni 2024.
- Pagi: pkl. 10.30—12.00 WIB
- Malam: pkl. 19.00—20.30 WIB
Daftarkan diri Anda segera di https://bit.ly/form-mlc.
Kontak:
WA: 0821-3313-3315 (MLC)
E-Mail: kusuma@in-christ.net
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka
Materi ini sangat penting sebagai kita pendidik di smk untuk apa untuk memberikan motifasi kepada kita sebagai pendidik di smk bahwa tujuan akhir kita tidak hanya transfer ilmu saja melainkan juga mengantar peserta didik menuju du di
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
459630812-PPT-ABK-MODUL-4-KELOMPOK-3-pptx.pptx
1. OLEH
KELOMPOK 3 :
1. ENI PRASETYO ELOK PRIHATIN (07/858665223)
2. MUCHAMMAD RIDWAN (17/858665438)
3. NURFITA FAJRIN (22/858663541)
4. NURUL HIDAYATIN (24/858665359)
5. SUPRAPTI WEDA (34/858670873)
2. MODUL 4
PENDIDIKAN ANAK
TUNANETRA
KB 1
DEFINISI, KLASIFIKASI, PENYEBAB,
DAN CARA PENCEGAHAN
TERJADINYA KETUNANETRAAN
KB 3
PENDIDIKAN BAGI SISWA
TUNANETRA DI SEKOLAH UMUM
DALAM SETTING PENDIDIKAN
INKLUSI
KB 2
DAMPAK KETUNANETRAAN
TERHADAP KEHIDUPAN
SEORANG INDIVIDU
3. KB 1
DEFINISI, KLASIFIKASI, PENYEBAB, DAN CARA PENCEGAHAN
TERJADINYA KETUNANETRAAN
A. DEFINISI DAN KLASIFIKASI TUNANETRA
• Persatuan Tunanetra Indonesia/Pertuni (2004) mendefinisikan
sebagai berikut : Orang Tunanetra adalah mereka yang tidak memiliki
penglihatan sama sekali ( buta total ) hingga mereka yang masih
memiliki sisa penglihatan, tetapi tidak mampu menggunakan
penglihatannya.
• Tunanetra didefinisikan untuk keperluan pelaksanaan peraturan
perundang-undangan (definisi legal ) dan definisi untuk tujuan
pendidikan ( definisi edukasional)
• Definisi legal di fokuskan pada 2 aspek yaitu ketajaman penglihatan
(visual acuity ) dan medan pandang ( visual field)
• Definisi untuk tujuan pendidikan yaitu seorang dikatakan tunanetra
apabila untuk kegiatan pembelajaran dia memerlukan alat bantu
khusus, metode khusus atau teknik tertentu sehingga dia dapat belajar
tanpa penglihatan atau dengan penglihatan yang terbatas.
4. Berdasarkan cara pembelajaran tunanetra dibagi menjadi 2 yaitu :
Tunanetra berat (blind) dia sama sekali tidak memiliki peglihatan
penglihatan atau hanya memiliki persepsi cahaya sehingga untuk
keperluan belajarnya dia menggunakan indra-indra non penglihatan.
Tunanetra ringan (low vision) yaitu apabila seorang penglihatannya
masih sedemikian buruk tetapi fungsi penglihatannya dapat
ditingkatkan melalui alat-alat bantu optic dan modifikasi lingkungan.
5. Beberapa kondisi umum yang dapat menyebabkan
ketunanetraan yaitu albinisme, amblyopia, buta warna, cedera
(trauma) dan radiasi, defisiensi vitamin A-Xerophthalmia,
glaucoma, katarak, kelainan mata bawaan, myopia ( penglihatan
dekat), nistagmus, opthalmia neonatorum, penyakit kornea dan
pencangkokan kornea, retinitis pigmentosa, retinopati
doabetika, retinopathy of premature, sobeknya dan lepasnya
retina, strabismus, trakhoma, tumor, serta Uveitis.
B. PENYEBAB TERJADINYA KETUNANETRAAN
6. C. PENCEGAHAN TERJADINYA KETUNANETRAAN
Strategi untuk pencegahan ketunanetraan pada anak
yaitu :
a. Pencegahan berjangkitnya penyakit
b. Pencegahan timbulnya komplikasi yang
mengancam penglihatan bila penglihatan telah
terjangkit
c. Meminimalisasi ketunanetraan yang diakibatkan
oleh penyakit atau cidera yang telah dialami.
7. A. PROSES PENGINDRAAN
Organ-organ pengindraan berfungsi memperoleh informasi dari
lingkungan dan mengirinkannya ke otak untuk diproses, disimpan, dan
ditindaklanjuti.
Semua informasi yang dipersepsi melalui organ-organ pengindraan itu
melewati 3 prosesor dan dikodekan dalam bentuk linguistik, nonlinguistik, atau
afektif. Hubungan antara ketiga prosesor tersebut dengan informasi yang
dipersepsi melalui indra-indra itu digambarkan sebagai berikut :
Sumber : Robert J. Marzano, 1998
KB 2
DAMPAK KETUNANETRAAN TERHADAP KEHIDUPAN SEORANG
INDIVIDU
Outside World
Sensory
Perception
Linguistic
Non Linguistic Memory
Afffective
8. Melalui latihan, pendengaran menjadi peka terhadap bunyi-
bunyi kecil seperti tetesan air dari keran yang bocor, desau komputer
yang lupa dimatikan, atau desis kompor gas yang belum dimatikan
secara sempurna. Oleh karena itu, tanpa menggunakan indra
penglihatan, seorang tunanetra dapat menyadari apa yang sedang
dilakukan oleh orang-orang disekitar anda melalui sumber informasi
bunyi yang ada.
B. LATIHAN KETERAMPILAN PENGINDRAAN
9. Cara lain bagi individu tunanetra untuk mendapatkan kenyamanan di
dalam lingkungannya dan membantunya bergerak secara mandiri adalah
dengan menggunakan ingatan visual (visual memory) atau visualisasi
(juga disebut peta mental)
Ingatan kinestetik adalah ingatan tentang kesadaran gerak otot yang
dihasilkan oleh interaksi antara indra perabaan (tactile), propriosepsi
dan keseimbangan (yang dikontrol oleh sistem vestibular, yang berpusat
di bagian atas dari telinga bagian dalam. Sistem ini peka terhadap
percepatan, posisi,dan gerakan kepala.
Persepsi objek (object perception) yaitu suatu kemampuan yang
memungkinkan individu tunanetra itu menyadari bahwa suatu benda
hadir di sampingnya atau dihadapannya meskipun dia tidak memiliki
penglihatan sama sekali dan tidak menyentuh benda itu.
C. VISUALISASI, INGATAN KINESTETIK, DAN PERSEPSI OBYEK
10. Cara membantu tunanetra jika perlu mendampingi
saat bepergian dan cara megorientasikan seorang
tunanetra pada lingkungan baru yaitu :
1. Menuntun orang tunanetra
2. Mengorientasikan lingkungan sehingga
memberikan kenyamanan bagi orang tersebut.
D. BAGAIMANA CARA MEMBANTU SEORANG TUNANETRA
11. A. KEBUTUHAN KHUSUS PENDIDIKAN SISWA TUNANETRA
• Layanan pendidikan bagi siswa tunanetra tidak hanya dilaksanakan disekolah
khusus atau SLB-A, namun dapat juga dilaksanakan dengan siswa-siswa pada
umumnya dalam seting pendidikan inklusif.
• Tujuan pendidikan bagi anak tunanetra yaitu mampu berkomunikasi secara efektif,
memiliki kompetensi sosial, mampu bekerja, dan memiliki kemandirian pribadi.
• Kebutuhan khusus tunanetra yaitu pengembangan konsep, teknik alternative dan
alat bantu belajar khusus, keterampilan sosial /emosional, keterampilan orientasi
dan mobilitas, keterampilan menggunakan sisa penglihatan.
• Prinsip yang harus diperhatikan dalam pembelajaran anak tunanetra di antaranya
individual, kekongritan/pengalaman pengindraan, totalitas dan aktivitas mandiri.
KB 3
PENDIDIKAN BAGI SISWA TUNANETRA DI SEKOLAH UMUM DALAM
SETTING PENDIDIKAN INKLUSI
12. 1. Strategi Pembelajaran
Dalam proses pembelajaran , dapat digunakan berbagai macam
strategi pembelajaran yang didasarkan pada pertimbangan
tertentu, antara lain sebagai berikut :
B. STRATEGI DAN MEDIA PEMBELAJARAN
Berdasarkan pertimbangan pengolahan
pesan
deduktif
induktif
Berdasarkan pihak pengolah pesan
ekpositorik
heuristik
Berdasarkan pertimbangan peraturan guru
Seorang guru
beregu
Berdasarkan pertimbangan jumlah siswa
klasikal
Kelompok kecil
individual
Berdasarkan interaksi guru dan siswa
Tatap muka
Melalui media
13. 2. Media Pembelajaran
Menurut fungsinya, media pembelajaran dapat dibedakan
menjadi : media untuk menjelaskan konsep (alat peraga)
dan media untuk membantu kelancaran proses
pembelajaran (alat bantu pembelajaran).
a. Alat peraga yang dapat digunakan dalam pembelajran
anak tunanetra meliputi : objek atau situasi sebenarnya,
benda asli yang diawetkan, tiruan/model (tiga dimensi
dan dua dimensi), serta gambar (yang tidak
diproyeksikan dan yang diproyeksikan).
b. Alat bantu pembelajaran, antara lain meliputi : alat
bantu menulis huruf Braille (reglet, pen, dan mesin ketik
Braille); alat bantu berhitung (cubaritma,
abacus/sempoa, talking calculator), serta alat bantu
yang bersifat audio seperti tape recorder, komputer
bicara dsb.
14. Evaluasi terhadap pencapaian hasil belajar pada anak
tunanetra pada dasarnya sama dengan yang dilakukan pada
anak awas, namun ada sedikit perbedaan yang menyangkut
materi tes/soal dan teknik pelaksanaan tes.
Materi tes yang diajukan pada anak tunanetra tidak
mengandung unsure-unsur yang memerlukan persepsi visual,
dan apabila menggunakan tes tertulis soal hendaknya
diberikan dalam huruf Braille atau menggunakan rider
apabila memggunakan huruf awas.
C. EVALUASI PEMBELAJARAN