KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
ABK - MODUL 4 up.pptx
1. Modul 4
PENDIDIKAN TUNA NETRA
Mata Kuliah:
Pengantar Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus
(PDGK4407)
2. Definisi dan Klasifikasi Tuna Netra
01
Penyebab Terjadinya Tuna Netra
02
Pencegahan Terjadinya Ketunanetraan
03
Kegiatan Belajar 1
Defisini, Klasifikasi, Penyebab, dan Cara Pencegahan
Terjadinya Ketunanetraan
3. Definisi dan Klasifikasi
Tuna Netra
Dua jenis definisi sehubungan dengan kehilangan
penglihatan, yaitu:
1.Definisi legal adalah definisi sesuai dengan peraturan
perundang-undangan. Terdapat dua aspek yang diukur
yaitu ketajaman penglihatan (visual acuity) dan medan
pandang (visual field)
2.Definisi edukasional adalah definisi untuk tujuan
pendidikan atau definisi fungsional yaitu yang difokuskan
pada seberapa banyak sisa penglihatan seseorang dapat
bermanfaat untuk keberfungsian sehari-hari.
4. • Albinisme
• Amblyopia
• Buta warna
• Defisiensi vitamin A –
Xerophthalmia
• Glaukoma
• Katarak
• Kelainan mata bawaan
• Myopia (penglihatan dekat)
• Nistagmus
• Ophthalmia Neonatorum
Penyebab terjadinya tuna netra
• Penyakit kornea dan
pencangkokan kornea
• Retinitis Pigmentosa (RP)
• Retinopati Diabetika
• Retinopathy of prematurity
• Sobeknya dan lepasnya retina
• Strabismus
• Trakhoma
• Tumor
• Uveitis
5. Pencegahan terjadinya ketunanetraan
10 strategi yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya
ketunanetraan, antara lain:
1. Prophylaxis
2. Imunisasi
3. Perawatan kehamilan yang tepat
4. Perawatan neonatal
5. Perbaikan gizi
6. Pendidikan
7. Penyuluhan genetika
8. Perundang-undangan
9. Deteksi dan intervensi dini
10.Meningkatkan higiene dan perawatan kesehatan
6. Proses Pengindraan
01
Latihan Ketrampilan Pengindraan
02
Visualisasi, Ingatan Kinestetik, dan
Persepsi Obyek
03
Kegiatan Belajar 2
DAMPAK KETUNANETRAAN TERHADAP KEHIDUPAN SEORANG
INDIVIDU
Bagaimana Cara Membantu Seorang Tunanetra
04
7. 1. Proses Pengindraan
Organ-organ pengindraan
berfungsi memperoleh informasi
dari lingkungan dan
mengirimkannya ke otak untuk
diproses, disimpan, dan
ditindaklanjuti. Masing-masing
organ pengindraan bertugas
memperoleh informasi yang
berbeda-beda. Informasi auditer
berupa bunyi atau suara
diperoleh melalui telinga.
2. Latihan Keterampilan
Pengindraan
1) Indra pendengaran
2) Indra perabaan
3) Indra penciuman
4) Sisa indra penglihatan
8. 3. VISUAL, INGATAN KINESTETIK, DAN PERSEPSI OBYEK
(a) Visualisasi, adalah cara lain bagi individu tunanetra untuk
mendapatkan kenyamanan di dalam lingkungannya dan
membantunya bergerak secara mandiri adalah dengan
menggunakan ingatan visual (visual memory) atau
visualisasi (juga disebut peta mental).
(b) Ingatan Kinestetik Ingatan kinestetik (kinesthetic memory)
adalah ingatan tentang kesadaran gerak otot yang
dihasilkan oleh interaksi antara indra perabaan (tactile),
propriosepsi dan keseimbangan (yang dikontrol
oleh sistem vestibular, yang berpusat di
bagian atas dari telinga bagian dalam
9. (c) Persepsi obyek (Object Perception)adalah suatu kemampuan
yang memungkinkan individu tunanetra itu menyadari suatu
benda hadir disampingnya atau hadir di hadapannya
meskipun dia tidak memiliki penglihatan sama sekali dan
tidak menyentuh benda itu.
10. Bagaimana Cara Membantu
Seorang Tuna Netra?
Cara menuntun orang
tunanetra
a. Kontak pertama
b. Cara memegang
c. Posisi pegangan
d. Jalan sempit
e. Membuka/menutup pintu
f. Melewati tangga
g. Melangkahi lubang
h. Duduk dikursi
i. Naik kedalam mobil
Cara mengorientasikan
Jika ingin menunjukan arah menuju
suatu tempat atau benda kepada
seorang tunanetra, tidak bisa
sekedar menunjuk sambil
mengatakan “ke sana” atau “ke
sini”, tetapi harus lebih spesifik.
Misalnya 5 langkah ada tv, 10
langkah ada pintu, dan
sebagainya.
11. Kebutuhan Khusus Pendidikan Siswa Tunanetra
01
Strategi Dan Media Pembelajaran
02
Kegiatan Belajar 3
Pendidikan Bagi Siswa Tunanetra di Sekolah Umum
Dalam Setting Pendidikan Inklusi
Evaluasi Pembelajaran
03
12. KEBUTUHAN KHUSUS PENDIDIKAN SISWA
TUNANETRA
Berikut adalah penjelasan untuk beberapa dari kebutuhan khusus
tersebut, yaitu:
1. Pengembangan konsep
2. Teknik alternatif dan alat bantu belajar khusus
3. Keterampilan sosial/emosional
4. Keterampilan orientasi dan mobilitas
5. Keterampilan menggunakan sisa penglihatan
13. 1. Strategi pembelajaran
• Strategi individualisme
• Strategi kooperatif, dan
• Strategi modifikasi perilaku
2. Media pembelajaran
• Alat peraga
• Alat bantu pembelajaran
STRATEGI DAN MEDIA
PEMBELAJARAN
14. EVALUASI PEMBELAJARAN
waktu pelaksanaan tes yang
diberikan untuk siswa
tunanetra hendaknya lebih
lama dibandingkan dengan
siswa yang lainnya
Ketiga
Kedua
bersifat objektif dalam
memberikan penilaian sesuai
dengan kemampuannya
Pertama
Soal yang diberikan kepada
siswa tunanetra yang
tergolong buta, hendaknya
dalam bentuk huruf braille,
sedangkan siswa low vision
menggunakan huruf biasa
dengan menyesuaikan ukuran
hurufnya dengan
penglihatannya
15. RANGKUMAN
Semua anak berhak dan layak mendapatkan pendidikan disekolah-
sekolah meskipun si anak tersebut termasuk anak berkebutuhan
khusus. Peran seorang guru sangat penting untuk menangani,
membantu dan memberikan motivasi kepada anak yang
berkebutuhan khusus.
Guru juga harus memberikan penjelasan serta pengertian kepada
siswa lainnya agar tidak memilih-milih teman untuk bergaul dan
menghindari sifat bully. Selain itu guru juga harus bersikap adil di
dalam memberikan pembelajaran maupun penilaian kepada
siswanya sesuai dengan kemampuan serta keadaan yang dimiliki
oleh siswa tersebut.