PPT MODUL 5 PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS.pptxArman Ahmad
Modul ini membahas tentang pendidikan bagi anak tunarungu. Ia menjelaskan definisi tunarungu, klasifikasi dan penyebabnya, dampak terhadap perkembangan anak, serta layanan pendidikan khusus yang diberikan untuk memenuhi kebutuhan pendidikan anak tunarungu.
Makalah Psikologi Pendidikan : Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)Ali Murfi
Anak berkebutuhan khusus (ABK) adalah anak yang membutuhkan pendidikan yang disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhannya. Terdapat berbagai jenis kelainan pada ABK, seperti kelainan fisik, mental, emosi, dan sosial. Faktor penyebabnya dapat berasal dari dalam diri anak maupun lingkungan sekitarnya.
Model dan strategi pembelajaran bagi siswa berbakatMichaelLee1007
Dokumen tersebut membahas model dan strategi pembelajaran untuk siswa berbakat, termasuk strategi pembelajaran yang berfokus pada belajar bagaimana belajar, menyesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa, dan menekankan pada kemampuan berpikir tingkat tinggi. Juga dibahas model pembelajaran seperti model struktur intelek Guilford dan taksonomi Bloom serta model belajar kreatif Treffinger.
Dokumen tersebut membahas tentang anak tunagrahita, termasuk pengertian, klasifikasi, karakteristik, kebutuhan pembelajaran, kesulitan pembelajaran, dan upaya pembelajaran. Dokumen tersebut juga membahas mengenai layanan pendidikan untuk anak tunagrahita seperti sistem segregasi, integrasi, dan inklusi.
PPT MODUL 5 PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS.pptxArman Ahmad
Modul ini membahas tentang pendidikan bagi anak tunarungu. Ia menjelaskan definisi tunarungu, klasifikasi dan penyebabnya, dampak terhadap perkembangan anak, serta layanan pendidikan khusus yang diberikan untuk memenuhi kebutuhan pendidikan anak tunarungu.
Makalah Psikologi Pendidikan : Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)Ali Murfi
Anak berkebutuhan khusus (ABK) adalah anak yang membutuhkan pendidikan yang disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhannya. Terdapat berbagai jenis kelainan pada ABK, seperti kelainan fisik, mental, emosi, dan sosial. Faktor penyebabnya dapat berasal dari dalam diri anak maupun lingkungan sekitarnya.
Model dan strategi pembelajaran bagi siswa berbakatMichaelLee1007
Dokumen tersebut membahas model dan strategi pembelajaran untuk siswa berbakat, termasuk strategi pembelajaran yang berfokus pada belajar bagaimana belajar, menyesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa, dan menekankan pada kemampuan berpikir tingkat tinggi. Juga dibahas model pembelajaran seperti model struktur intelek Guilford dan taksonomi Bloom serta model belajar kreatif Treffinger.
Dokumen tersebut membahas tentang anak tunagrahita, termasuk pengertian, klasifikasi, karakteristik, kebutuhan pembelajaran, kesulitan pembelajaran, dan upaya pembelajaran. Dokumen tersebut juga membahas mengenai layanan pendidikan untuk anak tunagrahita seperti sistem segregasi, integrasi, dan inklusi.
1. Dokumen tersebut membahas tentang karakteristik intelektual anak-anak berkebutuhan khusus seperti tunagrahita, tunarungu, berbakat, autis, dan strategi pembelajaran yang sesuai untuk masing-masing jenis kebutuhan khusus.
Melati mengalami kecemasan dan gelisah saat menghadapi ujian. Dia sering tidak fokus di kelas karena takut akan prestasinya. Konselor melakukan diagnosis dan menemukan gejala kecemasan seperti keringat dingin dan sulit tidur. Teknik restrukturisasi kognitif dan motivasi diberikan untuk mengubah pola pikir negatif menjadi positif agar Melati bisa belajar dengan baik dan siap menghadapi ujian.
Buku tamu bimbingan dan konseling digunakan untuk mencatat kedatangan orang tua/wali murid ke sekolah untuk berkonsultasi dengan guru BK. Buku ini mencatat informasi identitas orang tua/wali dan siswa terkait, seperti nama, alamat, kelas siswa, tujuan kunjungan, dan nomor telepon orang tua.
Motivasi dalam Belajar dan Pembelajaran (Makalah BDP)Mayawi Karim
Berisi tentang pengertian motivasi dan fungsi motivasi dalam pembelajaran, pentingnya moivasi dalam pembelajaran, faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar, ciri siswa yang mempunyai motivasi belajar, teori-teori motivasi, upaya untuk meningkatkan motivasi belajar.
PPT MODUL 1 DAN 2 PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS.pptxArman Ahmad
[Ringkasan]
Modul ini membahas tentang pendidikan anak berkebutuhan khusus (ABK) dengan menjelaskan pengertian dan jenis layanan pendidikan khusus, sejarah perkembangannya di Indonesia, serta berbagai bentuk layanan pendidikan seperti segregasi, integrasi, dan inklusi. Terdapat juga penjelasan mengenai pendekatan kolaboratif dalam pelayanan pendidikan ABK yang melibatkan berbagai pakar.
Modul ini membahas tentang pendidikan anak tunadaksa dan tunalaras. Pada bagian tunadaksa, dibahas definisi tunadaksa sebagai anak yang memiliki anggota tubuh tidak sempurna dan penyebabnya sebelum, saat, dan sesudah kelahiran. Anak tunadaksa diklasifikasikan berdasarkan sistem saraf pusat dan otot. Dampak tunadaksa meliputi aspek akademik, sosial, dan fisik. Pada bagian tunalaras
Dokumen tersebut membahas sosialisasi Kurikulum Merdeka kepada kepala sekolah dan pengawas sekolah. Terdapat penjelasan mengenai struktur kurikulum, penyusunan kurikulum operasional sekolah, prinsip pembelajaran dan asesmen, serta penggunaan perangkat ajar."
Dokumen tersebut membahas tentang tuna grahita, yaitu kondisi ketidakmampuan intelektual yang terjadi sejak lahir atau masa kanak-kanak dengan keterbatasan kapasitas belajar dan kemampuan beradaptasi sosial. Dokumen ini menjelaskan ciri-ciri tuna grahita ringan, sedang dan berat, masalah yang dialami anak tuna grahita, serta pelayanan pendidikan yang diberikan untuk anak tuna grahita.
Makalah Psikologi Pendidikan ABK Kesulitan BelajarFian DeBoris
Makalah ini membahas tentang anak berkebutuhan khusus khususnya yang mengalami kesulitan belajar. Pembahasan meliputi definisi kesulitan belajar, faktor-faktor penyebabnya, karakteristik anak tersebut, sebab-sebabnya, identifikasi, serta dampak yang ditimbulkan. Tujuan makalah ini adalah untuk memahami berbagai aspek terkait kesulitan belajar pada anak.
Dokumen tersebut merupakan lembar pengamatan untuk mengidentifikasi anak-anak luar biasa. Lembaran tersebut berisi 9 kategori gangguan yang mencakup gangguan fisik seperti penglihatan, pendengaran, dan motorik, gangguan intelektual seperti tunagrahita dan lambat belajar, gangguan belajar khusus seperti disleksia dan disgrafia, gangguan komunikasi, serta gangguan emosi dan perilaku. Untuk setiap kateg
PPT_kelompok 4_ Modul 5_ ABK_Finish.pptxrocktorock
Berdasarkan dokumen tersebut, dokumen tersebut membahas tentang pendidikan anak tunarungu dan anak dengan gangguan komunikasi. Dibahas mengenai definisi, klasifikasi, penyebab, dampak, serta kebutuhan khusus anak tunarungu dan anak dengan gangguan komunikasi. Termasuk layanan pendidikan khusus apa saja yang dibutuhkan untuk menunjang perkembangan anak tersebut.
1. Dokumen tersebut membahas tentang karakteristik intelektual anak-anak berkebutuhan khusus seperti tunagrahita, tunarungu, berbakat, autis, dan strategi pembelajaran yang sesuai untuk masing-masing jenis kebutuhan khusus.
Melati mengalami kecemasan dan gelisah saat menghadapi ujian. Dia sering tidak fokus di kelas karena takut akan prestasinya. Konselor melakukan diagnosis dan menemukan gejala kecemasan seperti keringat dingin dan sulit tidur. Teknik restrukturisasi kognitif dan motivasi diberikan untuk mengubah pola pikir negatif menjadi positif agar Melati bisa belajar dengan baik dan siap menghadapi ujian.
Buku tamu bimbingan dan konseling digunakan untuk mencatat kedatangan orang tua/wali murid ke sekolah untuk berkonsultasi dengan guru BK. Buku ini mencatat informasi identitas orang tua/wali dan siswa terkait, seperti nama, alamat, kelas siswa, tujuan kunjungan, dan nomor telepon orang tua.
Motivasi dalam Belajar dan Pembelajaran (Makalah BDP)Mayawi Karim
Berisi tentang pengertian motivasi dan fungsi motivasi dalam pembelajaran, pentingnya moivasi dalam pembelajaran, faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar, ciri siswa yang mempunyai motivasi belajar, teori-teori motivasi, upaya untuk meningkatkan motivasi belajar.
PPT MODUL 1 DAN 2 PENDIDIKAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS.pptxArman Ahmad
[Ringkasan]
Modul ini membahas tentang pendidikan anak berkebutuhan khusus (ABK) dengan menjelaskan pengertian dan jenis layanan pendidikan khusus, sejarah perkembangannya di Indonesia, serta berbagai bentuk layanan pendidikan seperti segregasi, integrasi, dan inklusi. Terdapat juga penjelasan mengenai pendekatan kolaboratif dalam pelayanan pendidikan ABK yang melibatkan berbagai pakar.
Modul ini membahas tentang pendidikan anak tunadaksa dan tunalaras. Pada bagian tunadaksa, dibahas definisi tunadaksa sebagai anak yang memiliki anggota tubuh tidak sempurna dan penyebabnya sebelum, saat, dan sesudah kelahiran. Anak tunadaksa diklasifikasikan berdasarkan sistem saraf pusat dan otot. Dampak tunadaksa meliputi aspek akademik, sosial, dan fisik. Pada bagian tunalaras
Dokumen tersebut membahas sosialisasi Kurikulum Merdeka kepada kepala sekolah dan pengawas sekolah. Terdapat penjelasan mengenai struktur kurikulum, penyusunan kurikulum operasional sekolah, prinsip pembelajaran dan asesmen, serta penggunaan perangkat ajar."
Dokumen tersebut membahas tentang tuna grahita, yaitu kondisi ketidakmampuan intelektual yang terjadi sejak lahir atau masa kanak-kanak dengan keterbatasan kapasitas belajar dan kemampuan beradaptasi sosial. Dokumen ini menjelaskan ciri-ciri tuna grahita ringan, sedang dan berat, masalah yang dialami anak tuna grahita, serta pelayanan pendidikan yang diberikan untuk anak tuna grahita.
Makalah Psikologi Pendidikan ABK Kesulitan BelajarFian DeBoris
Makalah ini membahas tentang anak berkebutuhan khusus khususnya yang mengalami kesulitan belajar. Pembahasan meliputi definisi kesulitan belajar, faktor-faktor penyebabnya, karakteristik anak tersebut, sebab-sebabnya, identifikasi, serta dampak yang ditimbulkan. Tujuan makalah ini adalah untuk memahami berbagai aspek terkait kesulitan belajar pada anak.
Dokumen tersebut merupakan lembar pengamatan untuk mengidentifikasi anak-anak luar biasa. Lembaran tersebut berisi 9 kategori gangguan yang mencakup gangguan fisik seperti penglihatan, pendengaran, dan motorik, gangguan intelektual seperti tunagrahita dan lambat belajar, gangguan belajar khusus seperti disleksia dan disgrafia, gangguan komunikasi, serta gangguan emosi dan perilaku. Untuk setiap kateg
PPT_kelompok 4_ Modul 5_ ABK_Finish.pptxrocktorock
Berdasarkan dokumen tersebut, dokumen tersebut membahas tentang pendidikan anak tunarungu dan anak dengan gangguan komunikasi. Dibahas mengenai definisi, klasifikasi, penyebab, dampak, serta kebutuhan khusus anak tunarungu dan anak dengan gangguan komunikasi. Termasuk layanan pendidikan khusus apa saja yang dibutuhkan untuk menunjang perkembangan anak tersebut.
Dokumen tersebut membahas perbedaan individu dalam belajar, termasuk siswa berisiko, siswa berkebutuhan khusus, dan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan keberagaman peserta didik. Siswa berisiko adalah siswa yang berpotensi mengalami kegagalan belajar, sedangkan siswa berkebutuhan khusus meliputi tunanetra, tunarungu, tunagrahita, dan lainnya. Pendekatan pembelajaran harus melibatkan berbag
Keterlambatan bicara pada anak dapat disebabkan oleh gangguan pendengaran, gangguan otak, atau gangguan organ mulut. Diagnosa memerlukan pemeriksaan multidisipliner oleh dokter anak, THT, mata, dan psikiater anak. Deteksi dini dan terapi wicara diperlukan untuk mengurangi dampak jangka panjangnya terhadap perkembangan anak.
Buku ini membahas tentang pendidikan anak tunarungu, termasuk definisi istilah yang berkaitan, metode komunikasi dan pengajaran yang digunakan seperti metode oral, manual, dan simultan. Juga dibahas tentang penempatan pendidikan anak tunarungu, baik di sekolah khusus maupun reguler, serta karakteristik siswa berdasarkan tingkat kehilangan pendengarannya. Undang-undang tentang pendidikan khusus untuk semua anak tunar
Teks tersebut membahas tentang komunikasi bagi orang pekak dan masalah yang dihadapi dalam mempelajari bahasa, khususnya anak-anak pekak. Anak-anak pekak mengalami kesulitan dalam pengembangan bahasa dan literasi karena masalah pendengaran, namun peran guru dan orang tua sangat penting dalam mengajarkan bahasa kepada mereka secara kreatif dan menarik.
Tiga jenis anak berkebutuhan khusus yang paling banyak mendapat perhatian guru adalah tunagrahita (gangguan intelektual), tunalaras (gangguan emosi dan perilaku), dan tunarungu (gangguan pendengaran). Dokumen ini juga menjelaskan karakteristik dan identifikasi dari berbagai jenis anak berkebutuhan khusus lainnya seperti tunanetra, tunadaksa, tunaganda, kesulitan belajar, dan anak berbakat
Guru adalah pemeran utama dalam menyampaikan materi pembelajaran, namun tugas guru tidak hanya sekedar mentransfer atau menyampaikan materi saat proses pembelajaran. Guru dituntut untuk bertanggung jawab atas pelayanan peserta didik. Hal itu karena pelayanan peserta didik satu sama lain berbeda-beda dan tergantung dari peserta didik tersebut.
Dokumen ini membahas tentang anak berkebutuhan khusus kategori tunawicara, termasuk definisi, penyebab, karakteristik, hambatan, dan penanganannya. Beberapa penyebab tunawicara adalah gangguan keturunan, prematuritas, dan infeksi. Anak tunawicara mengalami kesulitan berkomunikasi dan bersosialisasi. Penanganannya meliputi latihan artikulasi, terapi wicara, serta komunikasi nonverbal.
2. Modul 5
Pendidikan Anak Tunarungu dan Anak
dengan Gangguan Komunikasi
DISUSUN OLEH KELOMPOK 4
RIMA RIFTYA Y. (858747245)
RIZKYA FADHILATIN N. (858739097)
UMI MARTATI’AH (858739588)
YUNI ZUBAIDAH (858740156)
6. Berdasarkan tingkat kehilangan
pendengaran, ketunarunguan dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
1) Tunarungu Ringan (Mild Hearing Loss).
2) Tunarungu Sedang (Moderate Hearing
Loss).
3) Tunarungu Agak Berat (Moderately Severe
Hearing Loss).
4) Tunarungu Berat (Severe Hearing Loss).
5) Tunarungu Berat Sekali (Profound Hearing
Loss).
A.
7. Berdasarkan saat terjadinya, ketunarunguan
dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1) Ketunarunguan Prabahasa (Prelingual
Deafness).
2) Ketunarunguan Pasca Bahasa (Post
Lingual Deafness).
B.
8. Berdasarkan Letak gangguan pendengaran
secara anatomis, ketunarunguan dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
1) Tunarungu Tipe Konduktif.
2) Tunarungu Tipe Sensorineural.
3) Tunarungu Tipe Campuran.
C.
9. Berdasarkan etiologi atau asal usulnya
ketunarunguan diklasifikasikan
sebagai berikut:
1) Tunarungu Endogen.
2) Tunarungu Eksogen.
D.
10. PENYEBAB TERJADINYA TUNARUNGU
1. Kerusakan/gangguan yang terjadi pada telinga luar yang
dapat disebabkan antara lain oleh:
o Tidak terbentuknya lubang telinga bagian luar (atresia meatus
akustikus externus).
o Terjadinya peradangan pada lubang telinga luar (otitis externa).
A. Penyebab Tunarungu Tipe Konduktif
11. 2. Kerusakan/gangguan yang terjadi pada telinga tengah yang dapat
disebabkan antara lain oleh:
○ Ruda Paksa, yaitu adanya tekanan/benturan yang keras pada telinga
seperti karena jatuh, tabrakan, tertusuk, dsb. (atresia meatus
akustikus externus).
○ Terjadinya peradangan/infeksi pada telinga tengah (otitis media).
○ Otosclerosis, yaitu terjadinya pertumbuhan tulang pada kaki tulang
stapes.
○ Tympanisclerosis, yaitu adanya lapisan kalsium/zat kapur pada
gendang dengar (membrane timpani) dan tulang pendengaran.
○ Anomali congenital dari tulang pendengaran atau tidak terbentuknya
tulang pendengaran yang dibawa sejak lahir.
○ Disfungsi tuba eustaschius (saluran yang menghubungkan rongga
telinga tengah dengan rongga mulut), akibat alergi atau tumor pada
nasopharynx.
12. CARA PENCEGAHAN TERJADINYA TUNARUNGU
Ada empat cara yang dapat dilakukan sebagai upaya pencegahan
terjadinya tunarungu sebagai berikut:
1. Upaya yang dapat dilakukan pada saat sebelum nikah
(pranikah)
2. Upaya yang dapat dilakukan pada waktu hamil
3. Upaya yang dapat dilakukan pada saat melahirkan
4. Upaya yang dapat dilakukan pada masa setelah lahir (post
natal)
13. DEFINISI GANGGUAN
KOMUNIKASI
Komunikasi merupakan suatu
aktivitas atau pikiran maupun
perasaan, dari seseorang kepada
orang lain, melalui sistem simbol
yang dapat dimaknai bersama,
seperti simbol bunyi bahasa, tulisan,
serta melalui isyarat atau symbol
lainnya.
15. PENYEBAB GANGGUAN
KOMUNIKASI
Gangguan komunikasi dapat disebabkan
oleh berbagai faktor, diantaranya:
1) Faktor kehilangan pendengaran
2) Kelainan organ bicara
3) Gangguan emosi
4) Keterlambatan perkembangan
5) Mental retardasi
6) Kerusakan otak
7) Faktor lingkungan
16. PENCEGAHAN TERJADINYA
GANGGUAN KOMUNIKASI
1. Memonitor tumbuh kembang anak
2. Melakukan intervensi dini terhadap
kelainan yang ditemukan
3. Memberikan stimulasi bunyi-bunyi bahasa
4. Menghindari dwi bahasa pada awal masa
perkembangan bahasa
18. DAMPAK TUNARUNGU BAGI ANAK
1. Dampak Tunarungu Terhadap Perkembangan
Bicara dan Bahasa
2. Dampak Tunarungu Terhadap Kemampuan Akademis
3. Dampak Tunarungu Terhadap Aspek Sosio-Emosional
4. Dampak Tunarungu Terhadap Aspek Fisik
dan Kesehatan
19. DAMPAK GANGGAUN KOMUNIKASI
BAGI ANAK
1. Hambatan dalam Berinteraksi Sosial
(anak mengalami hambatan/gangguan dalam kemampuan
berkomunikasi dengan orang lain)
2. Hambatan dalam Pengembangan Kemampuan
akademik
(kemampuan berbahasa baik secara reseptif maupun ekspresif
memegang peranan penting)
20. KEBUTUHAN KHUSUS DAN PROFIL
PENDIDIKAN ANAK TUNARUNGU DAN
ANAK DENGAN GANGGUAN
KOMUNIKASI
KB 3
21. Sebagaimana anak lainnya yang mendengar,
anak tunarungu membutuhkan Pendidikan untuk
mengembangkan potensinya secara optimal. Untuk
memenuhi kebutuhan tersebut, diperlukan layanan
pendidikan yang disesuaikan dengan karakteristik,
kemampuan, dan ketidakmampuannya. Di samping
sebagai kebutuhan, pemberian layanan pendidikan
kepada anak tunarungu, didasari oleh beberapa
landasan, yaitu landasan agama, kemanusiaan, hukum,
dan pedagogis.
22. Jenis Pelayanan
Pendidikan Bagi Anak
Tunarungu
Meliputi layanan umum dan layanan Khusus
1. Layanan umum merupakan layanan yang
biasa diberikan kepada anak
mendengar/normal,
2. Layanan khusus merupakan layanan yang
diberikan untuk mengurangi dampak
kelainannya, yang meliputi layanan bina
bicara serta bina persepsi bunyi dan irama.
23. Tempat/Sistem Pendidikan Bagi Anak Tunarungu
● Layanan pendidikan bagi anak tunarungu dikelompokkan
menjadi sistem segregasi dan integrasi/terpadu.
● Sistem segregasi merupakan sistem pendidikan yang
terpisah dari penyelenggaraan pendidikan untuk anak
mendengar/ normal.
● Tempat pendidikan bagi anak tunarungu melalui sistem ini
meliputi sekolah khusus (SLB-B), SDLB, dan kelas jauh
atau kelas kunjung.
● Sistem pendidikan integrasi/terpadu, merupakan sistem
pendidikan yang memberikan kesempatan pada anak tunarungu
untuk belajar bersama anak mendengar/normal di sekolah
umum/biasa.
● Melalui sistem ini anak tunarungu ditempatkan dalam berbagai
bentuk keterpaduan yang sesuai dengan kemampuannya.
24. Strategi pembelajaran bagi anak
tunarungu pada dasarnya sama
dengan strategi pembelajaran
yang digunakan dalam
pembelajaran bagi anak
mendengar/normal, akan tetapi
dalam pelaksanaannya, harus
bersifat visual, artinya lebih
banyak memanfaatkan indera
penglihatan siswa tunarungu
STRATEGI PEMBELAJARAN
25. TUJUAN DAN FUNGSI EVALUASI
Tujuan dan fungsi evaluasi dalam pembelajaran
siswa tunarungu sama dengan siswa
mendengar/normal, yaitu untuk mengukur tingkat
penguasaan materi pelajaran, serta untuk umpan
balik bagi guru.
Kegiatan evaluasi bagi siswa tunarungu, harus
memperhatikan prinsip-prinsip: berkesinambungan,
menyeluruh, obyektif, dan pedagogis.
26. Pendidikan untuk anak dengan gangguan
komunikasi tergantung jenis gangguan
komunikasi dan hambatan lain yang
dialami anak tersebut karena banyak
gangguan komunikasi yang merupakan
hambatan penyerta bagi hambatan
utama yang dialami anak.
Mereka memperoleh layanan pendidikan
sesuai dengan hambatan utamanya serta
layanan untuk mengembangkan
kemampuan berkomunikasinya.
PENDIDIKAN UNTUK ANAK DENGAN GANGGUAN KOMUNIKASI
27. STRATEGI, MATERI, MEDIA, PENILAIAN BAGI ANAK
DENGAN GANGGUAN KOMUNIKASI
Strategi, materi, media, maupun penilaian yang
digunakan dalam layanan pendidikan khusus bagi
anak dengan gangguan komunikasi, sangat beragam
sesuai jenis gangguan yang dialami anak. Namun,
prosedur umum layanan intervensi gangguan
komunikasi meliputi melakukan asesmen,
menganalisis asesmen, membuat intervensi,
melaksanakan program intervensi, penilaian/asesmen
ulang, serta tindak lanjut.
28. CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including
icons by Flaticon and infographics & images by Freepik
Thank
you!