1. 1. Meninggalkan niat dalam suatu ibadah
• Segala amal bergantung pada niatnya dan setiap orang hanya mendapatkan sesuai niatnya.Niat
adalah keinginan untuk melakukan suatu perbuatan. Al-Khatabi berpendapat, "Niat adalah
bermaksud untuk mengerjakan sesuatu dengan hati dan menjatuhkan pilihan untuk melakukan
hal tersebut Namun ada juga yang berpendapat bahwa niat adalah tekad bulat hati Umar bin
Khaththab ra, meriwayatkan bahwa Rasulullah saw., bersabda, "Segala amal bergantung pada
niatnya dan setiap orang hanya mendapatkan sesuai niatnya." (HR. Bukhari dan Muslim). Niat
adalah perbuatan batin yang membedakan suatu aktivitas berni- lai ibadah atau tidak. Misalnya,
saat seseorang makan dan minum hanya untuk mengenyangkan perutnya. Hal ini berbeda jika
berniat makan dan minum untuk mendapatkan energi agar kuat menjalan- kan ibadah, maka
aktivitas makan dan minumnya mendapat pahala di sisi Allah. Bahkan melakukan suatu perintah
syariat-misalnya- puasa sunah tapi ia tidak berniat puasa namun untuk melakukan diet
(merampingkan tubuh), maka ia tidak bisa dikatakan beribadah sehingga tidak mendapatkan
kebaikan di sisi Allah.
2. 2. Niat bukan untuk mencari ridha Allah
• Barangsiapa hijrahnya karena (harta atau kemegahan) dunia yang dia harapkan, atau karena
seorang wanita yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya itu ke arah yang ditujunya.Niat adalah
pondasi utama dalam beribadah. Tanpa niat mencari ridha Allah, ibadah apa pun yang kita
lakukan akan sia-sia. Misal- nya bersedekah tapi niatnya agar mendapat pujian makhluk, atau
berdakwah agar disebut orang alim, dan lain-lain. Rasulullah saw.. mengingatkan, "Sesungguhnya
segala amalan tidak lain bergan- tung pada niat dan sesungguhnya tiap-tiap orang tidak lain (akan
memperoleh balasan dari) apa yang diniatkannya. Barangsiapa hijrahnya menuju (keridhaan)
Allah dan rasul-Nya, maka hijrahnya itu ke arah (keridhaan) Allah dan rasul-Nya. Barangsiapa
hijrah- nya karena (harta atau kemegahan) dunia yang dia harapkan, atau karena seorang wanita
yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya itu ke arah yang ditujunya." (HR. Bukhari).
3. 3. Tidak meniatkan hidup untuk ibadah
• Manusia kelak akan dibangkitkan sesuai dengan niatnyaTujuan penciptaan manusia adalah untuk
beribadah kepada Allah, dengan menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya. "Dan ti-
daklah Aku menciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka menyembah-Ku" (QS. Adz-
Dzariyat: 56). Perintah Al-Qur'an ini hen- daknya menjadi landasan niat dalam menjalani hidup di
dunia. Se- hingga setiap hembusan napas akan selalu bernilai di sisi Allah. Rugi- lah jika kita
menjalani hidup hanya untuk ambisi dunia, bermegah- megah, apalagi untuk mendapat
sanjungan makhluk. Rasulullah saw., menasihati bahwa manusia kelak akan dibangkitkan sesuai
dengan niatnya (HR. Bukhari dan Muslim). Al-Qur'an juga mengingat- kan agar jangan sampai
terlena oleh kehidupan dunia, "Bermegah- megahan telah melalaikan kamu. Sampai kamu masuk
ke dalam kubur. Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat per- buatanmu itu), dan
janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui Janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan
pengetahuan yang yakin. Niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahim dan
sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan 'ainul yaqin. Kemudian kamu pasti
akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu)" (QS.
At- Takatsur: 1-8).