Dokumen tersebut membahas tentang peraturan pengelolaan bahan berbahaya dan beracun (B3) dan limbah B3 di Indonesia. Beberapa poin penting yang diatur meliputi klasifikasi, simbol, dan label B3, serta persyaratan pengelolaan termasuk identifikasi, penyimpanan, pengangkutan, dan pembuangan limbah B3.
2. Landasan Hukum :
UU 32 Tahun
2009
• PP 74/Thn
2001
• PP 18 jo PP
85
Tahun 1999
Peraturan
Lainnya
Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan
(Pasal 58 – 61)
• Pengelolaan B3
• Pengelolaan Limbah B3
- Keputusan Kepala Bapedal
- Keputusan Menteri Negara
Lingkungan Hidup
- Peraturan Menteri Negara
Lingkungan Hidup
Peraturan Kelola B3
3. Peraturan pengelolaan B3 &Limbah
Tentang
UU 32/2009 Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
PP 74 /Tahun 2001 Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Bacun (B3)
PP 18 /199 jo PP 85/199 PP 18 /199 jo PP 85/199
Kepdal 01/BAPEDAL/09/95
Tata Cara & Persyaratan Teknis Penyimpanan &
Pengumpulan Limbah B3
Kepdal 02/BAPEDAL/09/95 Dokumen Limbah B3
Kepdal 03/BAPEDAL/09/95 Persyaratan Teknis Pengolahan Limbah B3
Kepdal 04/BAPEDAL/09/95 Tata Cara Penimbunan Hasil Pengolahan,
Persyaratan Lokasi Bekas Pengolahan dan Lokasi
Penimbunan Limbah B3
4. BAHAN BERBAHAYA DAN
BERACUN
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) adalah
bahan (zat, energi, dan/atau komponen lain
yang karena sifat dan atau konsentrasinya
dan atau jumlahnya, baik secara langsung
maupun tidak langsung dapat mencemarkan
dan atau merusak lingkungan hidup, dan atau
dapat membahayakan lingkungan hidup,
kesehatan, kelangsungan hidup manusia
serta mahkluk hidup lainnya
(PP 74/2001)
5. Pengelolaan B3
a.
b.
Indentifikas dan inventarisasi bahan dan limbah B3
Memastikan adanya penyimpanan, pewadahan, dan perawatan bahan sesuai dengan karekteristik, sifat, dan
jumlah.
Tersediannya lembar data keselamatan sesuai dengan karakteristik dan sifat bahan dan limbah B3.
Tersedianya sistem kedaruratan tumpahan/bocor bahan dan limbah B3.
Tersedianya sarana keselamatan bahan dan limbah B3 seperti spill kit, rambu dan simbol B3, dan lain lain.
Memastikan ketersediaan dan penggunaan alat pelindung diri sesuai karekteristik dan sifat bahan dan limbah
B3.
Tersedianya standar prosedur operasional yang menjamin keamanan kerja pada proses kegiatan pengelolaan
bahan dan limbah B3 (pengurangan dan pemilahan, penyimpanan, pengangkutan, penguburan dan/atau
penimbunan bahan dan limbah B3).
Jika dilakukan oleh pihak ke tiga wajib membuat kesepakatan jaminan keamanan kerja untuk pengelola dan
Fasyankes akibat kegagalan kegiatan pengelolaan bahan dan limbah B3 yang dilakukan.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
6. B3 YANG DIATUR & TIDAK
6
YANG TIDAK DIATUR DALAM PP 74 Tahun 2001:
(1) B3 radioaktif;
(2) hasil produksi tambang serta minyak dan gas bumi;
(3) makanan dan minuman; dan
(4) narkotika, psikotropika, dan/atau prekursornya serta zat adiktif
lainnya.
Yang diatur: (lihat lampiran PP 74/2001)
- B3 yang digunakan
- B3 yang terbatas digunakan
- B3 yang dilarang digunakan
8. KARAKTERISTIK B3
Bahaya fisik
• eksplosif;
• gas mudah menyala;
• aerosol mudah menyala;
• cairan mudah menyala;
• padatan mudah menyala;
• bahan atau campuran yang jika kontak dengan air
melepaskan gas mudah menyala;
• bahan atau campuran swapanas;
• gas oksidator;
• cairan oksidator;
• padatan oksidator;
• oksidator organik;
• bahan atau campuran swareaktif;
• cairan piroforik;
• padatan piroforik;
• gas bertekanan; dan
• korosif pada logam.
Bahaya terhadap kesehatan
•toksisitas akut;
•korosi/iritasi kulit;
•kerusakan/iritasi serius pada mata;
•sensitifitas pernafasan atau kulit;
•mutagenasi sel induk;
•karsinogenisitas;
•toksik terhadap reproduksi;
•toksisitas sistemik pada organ sasaran spesifik setelah
paparan tunggal;
•tokisitas sistemik pada organ sasaran spesifik setelah
paparan berulang; dan
•bahaya aspirasi.
Bahaya terhadap lingkungan
•bahaya terhadap lingkungan akuatik; dan
•bahaya lingkungan terhadap lapisan ozon.
8
10. Yang perlu diperhatikan
•Simbol dan pelabelan B3
•Penyimpanan B3
•Ketersediaan MSDS untuk tiap B3
•Wadah untuk pembuangan limbah B3
•Pengangkutan B3
•Penyimpanan sementara limbah B3
•Pembuangan limbah B3
•Yang dilakukan jika terjadi tumpahan (lihat video clip)
•Yang dilakukan jika terjadi pajanan (lihat pada PPI)
13. Label & Symbols
• Pemberian simbol dan label pada setiap kemasan B3 dimaksudkan
untuk mengetahui klasifikasi B3 sehingga pengelolaannya dapat
dilakukan dengan baik guna mengurangi risiko yang dapat ditimbulkan
dari B3
• Label
• Tulisan yang menunjukkan antara
lain karakteristik dan jenis bahan
kimia berbaya & beracun.
• Symbol
• Gambar yang menyatakan karakteristik
bahan kimia berbaya & beracun.
19. Penandaan Wadah
(Container Labelling)
☺ Menggunakan sistem kode warna dan angka (NFPA)
2
4
3
O
xy
Flammabi
lity
(merah) Reactivity
(kuning)
Health
Hazard
(biru)
Other
Hazards
(putih)
20. Penandaan Wadah
(Container Labelling)
☺ Menggunakan sistem kode warna dan angka (NFPA)
Dalam Kode tersebut digunakan angka 0 - 4 untuk
menjelaskan tingkat bahayanya.
□ Health Hazards (bahaya thd kesehatan)
□ Flammability (Potensi menimbulkan kebakaran)
□ Reactivity ( Sifat reaktifitas bahan)
□ Others (bahaya lain) spt Radiasi, Korosi, dll
21. Identifikasi dan Pelabelan Wadah / Kemasan
Bahan Kimia Berbahaya
Kelas 1 :
Bahan-bahan
mudah meledak
(Explosives)
Contoh :
Amunisi,
Amonium Picrate.
22. Identifikasi dan Pelabelan Wadah / Kemasan
Bahan Kimia Berbahaya
Kelas 2 : Gas-gas
Gas yang mudah terbakar
(Flammable Gas)
Contoh : Gas Alam
Gas bertekanan yang tidak
mudah terbakar (Non
Flammable Compressed Gas)
Contoh : Nitrogen
23. Identifikasi dan Pelabelan Wadah / Kemasan
Bahan Kimia Berbahaya
Kelas 3 :
Flammable Liquids
(Cairan mudah menyala)
Bahan kimia cair yang
mudah terbakar
Contoh : Acetonitrile,
Acetone, CS2, LPG.
127: Emergency Response Guide 127 kode untuk flammable liquid
24. Identifikasi dan Pelabelan Wadah / Kemasan
Bahan Kimia Berbahaya
Kelas 4 :
Bahan kimia padat yang
mudah menyala
(Flammable Solid)
Bahan kimia padat yang
mudah menyala
(Flammable Solid)
Contoh : Benlate dan
Benomyl Composition.
25. Identifikasi dan Pelabelan Wadah / Kemasan
Bahan Kimia Berbahaya
Kelas 5 :
Oxidizing Agents &
Organic Peroxide
(Cairan mudah
menyala)
Contoh :
Calcium Hypochlorite,
H2O2, Acetyl
Peroxide.
26. Identifikasi dan Pelabelan Wadah / Kemasan
Bahan Kimia Berbahaya
Kelas 6 :
Bahan Beracun
(Toxic/Poison)
Bahan kimia
beracun (Toxic
Substances)
Contoh :
Lannate 25 WP,
Methomyl Comp,
Chloroform,
CCl4,
Dimethyl
Sulphate.
27. Identifikasi dan Pelabelan Wadah / Kemasan
Bahan Kimia Berbahaya
Kelas 7 :
Bahan Radioaktif
(Radioactive Materials)
Bahan Radioaktif
adalah bahan kimia
yang mempunyai
kemampuan
memancarkan sinar
radioaktif dgn aktivitas
jenis lebih besar dari
0.002 microcurie/gram
28. Identifikasi dan Pelabelan Wadah / Kemasan
Bahan Kimia Berbahaya
Kelas 8 :
Bahan Korosif
(Corrosive Substances)
Yaitu bahan kimia yang
dapat mengakibatkan
kerusakan apabila
kontak dengan jaringan
hidup atau bahan
lainnya.
Contoh : Asam asetat,
HCl, H2SO4, HNO3,
NaOH, KOH, NH4OH.
29. Identifikasi dan Pelabelan Wadah / Kemasan
Bahan Kimia Berbahaya
Kelas 9 :
Bh Kimia Lainnya
(Miscellaneous),
yaitu yg bersifat
membahayakan
lingkungan :
Misalnya :
Marine Pollutant,
Environmentally
hazardous
substance.
30. Peraturan yang terkait:
Peraturan Pemerintah No. 74 Th. 2001 tentang Pengelolaan Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3)
Definisi B3 (Pasal 1):
Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disingkat dengan B3 adalah
bahan yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik
secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan atau
merusak lingkungan hidup, dan atau dapat membahayakan lingkungan
hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup
lainnya;
Pengelolaan B3 adalah kegiatan yang menghasilkan, mengangkut,
mengedarkan, menyimpan, menggunakan dan atau membuang B3
31. Pasal 5Ayat 1
:
B3dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
a.mudah meledak (explosive);
b. pengoksidasi (oxidizing);
c.sangat mudah sekali menyala (extremely flammable);
d. sangat mudah menyala (highly flammable);
e. mudah menyala (flammable);
f. amat sangat beracun (extremely toxic);
g. sangat beracun (highly toxic);
h. beracun (moderately toxic);
i. berbahaya (harmful);
j.korosif (corrosive);
k. bersifat iritasi (irritant);
l. berbahaya bagi lingkungan (dangerous to the environment);
m. karsinogenik (carcinogenic);
n. teratogenik (teratogenic);
o. mutagenik (mutagenic).
32. Pasal 1
5
Ayat 1
: Setiap kemasan B3 wajib diberikan
simbol dan label serta dilengkapi dengan
Lembar Data Keselamatan Bahan (Material
Safety Data Sheet).
T
ata cara pemberian simbol dan label
bahan berbahaya dan beracun (B3):
*PerMen LH Nomor 03 Tahun 2008
33. A
. Bentuk dasar,ukuran dan Bahan
Simbol berbentuk bujur sangkar
diputar 45 derajat, warna dasar
putih dan garis tepi tebal berwarna
merah.
Ukuran simbol pada kemasan
disesuaikan, sedangkan simbol pada
kendaraan pengangkut dan tempat
penyimpanan kemasan B3 minimal
berukuran 25 cm x 25 cm
Bahan simbol: tahan air, goresan
dan bahan kimia yg mengenainya.
Untuk di kendaraan pengangkut,
simbol dibuat dg cat yang dapat
berpendar
SIMBOL
34. 1
.Simbol untuk B3klasifikasi bersifat mudah meledak (explosive),
Warna dasar putih dengan garis tepi
tebal berwarna merah. Simbol berupa
gambar bom meledak
(explosive/exploded bomb) berwarna
hitam. Simbol ini menunjukkan suatu
bahan yang pada suhu dan tekanan
standar (25 0C, 760 mmHg) dapat
meledak dan menimbulkan kebakaran
atau melalui reaksi kimia dan/fisika
dapat menghasilkan gas dengan suhu
dan tekanan tinggi yang dengan cepat
dapat merusak lingkungan di
sekitarnya.
35. 2.Simbol untuk B3klasifikasi bersifat pengoksidasi (oxsidizing)
Warna dasar putih dengan garis tepi tebal
berwarna merah. Gambar simbol berupa bola
api berwarna hitam yang menyala. Simbol ini
menunjukkan suatu bahan yang dapat
melepaskan banyak panas atau menimbulkan
api ketika bereaksi dengan bahan kimia lainnya,
terutama bahan-bahan yang sifatnya
keadaan
mudah
hampa
terbakar meskipun dalam
udara.
36. 3.Simbol untukB3klasifikasi bersifat mudah menyala(flammable)
Warna dasar putih dengan garis tepi tebal
berwarna merah. Gambar simbol berupa
gambar nyala api berwarna putih dan hitam.
37. Simbol untuk B3 klasifikasi mudah menyala menunjukkan suatu bahan yang memiliki karakteristik
sebagai berikut :
a. Dapat menjadi panas atau meningkat suhunya dan terbakar
karena kontak dengan udara pada temperatur ambien;
b. Padatan yang mudah terbakar karena kontak dengan sumber
nyala api ;
c. Gas yang mudah terbakar pada suhu dan tekanan normal;
d. Mengeluarkan gas yang sangat mudah terbakar dalam jumlah
yang berbahaya, jika bercampur atau kontak dengan air atau
udara lembab;
e. Padatan atau cairan yang memiliki titik nyala dibawah 0oC dan
titik didih lebih rendah atau sama dengan 35 oC;
f. Padatan atau cairan yang memiliki titik nyala 0 oC - 21oC.;
38. g. Cairan yang mengandung alkohol kurang dari 24 % volume dan/atau pada
titik nyala (flash point) tidak lebih dari 60 oC (140 oF) akan menyala apabila
terjadi kontak dengan api, percikan api atau sumber nyala lain pada
tekanan udara 760 mmHg. Pengujiannya dapat dilakukan dengan metode
”Closed-Up Test”;
h. Padatan yang pada temperatur dan tekanan standar (25 oC dan 760
mmHg) dengan mudah menyebabkan terjadinya kebakaran melalui
gesekan, penyerapan uap air atau perubahan kimia secara spontan dan
apabila terbakar dapat menyebabkan kebakaran yang terus menerus
dalam 10 detik. Padatan yang hasil pengujiannya ”Seta Closed Cup Flash
Point Test”-nya menununjukkan titik nyala kurang dari 40 oC;
i. Aerosol yang mudah menyala;
j. Padatan atau cairan piroforik; dan/atau
k. Peroksida organik.
Simbol untuk B3 klasifikasi mudah menyala menunjukkan suatu bahan
yang memiliki karakteristik sebagai berikut : (cont’)
39. 4. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat beracun (toxic)
Warna dasar putih dengan garis tepi tebal
berwarna merah. Simbol berupa gambar
tengkorak dan tulang bersilang. Simbol ini
menunjukkan suatu bahan yang memiliki
karakteristik sebagai berikut :
a. Sifat racun bagi manusia, yang dapat
menyebabkan keracunan atau sakit yang
cukup serius apabila masuk ke dalam tubuh
melalui pernafasan, kulit atau mulut.
Penentuan tingkat sifat racun ini didasarkan
atas uji LD 50 (amat sangat beracun, sangat
beracun dan beracun); dan/atau
b. Sifat bahaya toksisitas akut.
40. 5. Simbol B3 Klasifikasi bersifat berbahaya (harmful)
Warna dasar putih dengan garis tepi tebal
berwarna merah. Simbol berupa gambar
silang berwarna hitam. Simbol ini untuk
menunjukkan suatu bahan baik berupa
padatan, cairan ataupun gas yang jika terjadi
kontak atau melalui inhalasi ataupun oral
dapat menyebabkan bahaya terhadap
kesehatan sampai tingkat tertentu.
41. 6. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat iritasi (irritant)
Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna
merah. Simbol berupa gambar tanda seru berwarna
hitam. Simbol ini menunjukkan suatu bahan yang
memiliki karakteristik sebagai erikut :
a.padatan maupun cairan yang terjadi kontak secara
langsung dan/atau terus menerus dengan kulit
atau selaput lendir dapat menyebabkan iritasi atau
peradangan ;
b.Toksisitas sistemik pada organ target spesifik
karena paparan tunggal dapat menyebabkan iritasi
pernafasan, mengantuk atau pusing;
c.Sensitasi pada kulit yang dapat menyebabkan
reaksi alergi pada kulit ; dan/atau
d.Iritasi /kerusakan parah pada mata yang dapat
menyebabkan iritasi serius pada mata.
42. 7. Simbol B3 Klasifikasi bersifat korosif (corrosive)
Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna
merah. Simbol terdiri dari 2 gambar yang tertetesi
cairan korosif. Simbol ini menunjukkan suatu bahan
yang memiliki karakteristik sebagai berikut :
a.Menyebabkan iritasi (terbakar) pada kulit;
b.Menyebabkan proses pengkaratan pada
lempeng baja SAE 1020 dengan laju korosi >
6,35 mm/tahun dengan temperatur pengujian
55oC; dan /atau
c.Mempunyai pH sama atau kurang dari 2 untuk
B3 bersifat asam dan sama atau lebih besar dari
12,5 untuk B3 yang bersifat basa.
43. 8. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat berbahaya bagi lingkungan
(dangerous for environment)
Warna dasar putih dengan garis tepi tebal
berwarna merah. Simbol berupa gambar pohon
dan media lingkungan berwarna hitam serta ikan
berwarna putih. Simbol ini untuk menunjukkan
suatu bahan yang dapat menimbulkan bahaya
terhadap lingkungan. Bahan kimia ini dapat
merusak atau menyebabkan kematian pada ikan
atau organisme aquatic lainnya atau bahaya lain
yang dapat ditimbulkan, seperti merusak lapisan
ozon (misalnya CFC = Chlorofluorocarbon),
persistent di lingkungan (misalnya PCBs =
Polychlorinated Biphenyls).
44. 9. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat karsinogenik, teratogenik dan
mutagenik (carcinogenic, tetragenic, mutagenic)
Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna
merah. Simbol berupa gambar kepala dan dada manusia
berwarna hitam dengan gambar menyerupai bintang
segi enam berwarna putih pada dada.
Simbol ini menunjukkan paparan jangka pendek, jangka
dapat
panjang atau berulang dengan bahan ini
menyebabkan efek kesehatan sebagai berikut :
a. karsinogenik yaitu penyebab sel kanker;
b.tetragenik yaitu sifat bahan yang
mempengaruhi pembentukan
dapat
dan
pertumbuhan embrio;
c. mutagenic yaitu sifat bahan yang menyebabkan
perubahan kromosom yang berarti dapat
merubah genetika;
d.toksisitas sistemik terhadap organ sasaran
spesifik;
e.toksisitas terhadap sistem reproduksi; dan/atau
gangguan saluran pernafasan
45. 10. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat bahaya lain berupa gas bertekanan
(pressure gas)
Warna dasar putih dengan garis tepi tebal
berwarna merah. Simbol berupa gambar tabung
gas silinder berwarna hitam. Simbol ini untuk
menunjukkan bahaya gas bertekanan yaitu bahan
ini bertekanan tinggi dan dapat meledak bila
tabung dipanaskan/terkena panas atau pecah dan
isinya dapat menyebabkan kebakaran
46. LABEL
❑Label B3 merupakan uraian singkat yang menunjukkan antara
lain klasifikasi dan jenis B3
❑Bentuk dan ukuran:
Bentuk persegi panjang (3:1), warna dasar putih dan tulisan
serta garis tepi berwarna hitam.
47. Nama B3/Nama dagang
Nama B3 (Komposisi,
No.CAS/No.UN)
Informasi tindakan penanganan
Keterangan tambahan
Identitas pemasok
Kata Peringatan
Pernyataan bahaya:
-Klasifikasi B3
- Fisik, kesehatan dan lingkungan
50. Persyaratan
• MSDS harus tersedia di tempat kerja
• Karyawan harus paham terhadap informasi yang ada di
MSDS
• MSDS disediakan dalam bentuk cetak atau elektronik
• Jika hilang harus segera diganti dalam waktu paling lambat
30 hari
• B3 tidak boleh digunakan jika MSDS tidak tersedia
• MSDS harus tersedia untuk dibaca/didiskusikan oleh
karyawan
51. B3 disertai MSDS (Material Safety Data Sheet)
MSDS adalah suatu informasi terperinci yang disiapkan oleh produsen
atau manufaktur atau importer dari suatu bahan kimia yang menjelaskan
mengenai sifat kimia dan fisika, bahaya yang ada, batas bahaya yang
diperbolehkan, cara penanganan yang aman, serta pertolongan
pertama.
Hak pekerja terkait dengan MSDS adalah :
❖ Tempat kerja kita harus memiliki MSDS untuk setiap bahan kimia berbahaya
yang kita gunakan dalam pekerjaan kita.
❖ MSDS yang ada harus bisa dibaca dengan mudah.
❖ Jika kita meminta MSDS pada perusahaan kita dan ternyata tidak tersedia maka
dalam waktu satu hari kerja MSDS harus tersedia.
52. Sections Format Kepmenaker Format GHS
1 Identitas Perusahaan Identitas Perusahaan
2 Komposisi Bahan * Identifikasi Bahaya *
3 Identifikasi Bahaya * Komposisi Bahan *
4 Tindakan P3K Tindakan P3K
5 Tindakan Penanggulangan Kebakaran Tindakan Penanggulangan Kebakaran
6 Tindakan Penanggulangan Kebocoran dan
Tumpahan
Tindakan Penanggulangan Kebocoran dan Tumpahan
7 Penyimpanan dan Penanganan Bahan Penyimpanan dan Penanganan Bahan
8 Pengendalian Pemaparan dan APD Pengendalian Pemaparan dan APD
9 Sifat Fisika dan Kimia Sifat Fisika dan Kimia
10 Stabilitas dan Reaktifitas Bahan Stabilitas dan Reaktifitas Bahan
11 Informasi Toksikologi Informasi Toksikologi
12 Informasi Ekologi Informasi Ekologi
13 Pembuangan Limbah Pembuangan Limbah
14 Informasi Untuk Pengangkutan Bahan Informasi Untuk Pengangkutan Bahan
15 Informasi Perundang-undangan Informasi Perundang-undangan
16 Informasi Lain Informasi Lain
55. Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
(B3)
Sisa suatu kegiatan yang mengandung bahan
berbahaya dan be-racun, yang karena sifat dan atau
konsentrasinya, baik secara lang-sung maupun tak
langsung me-rusak lingkungan hidup, kesehatan
maupun manusia
(PP RI No. 18/1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun)
56. UU No 23
Th 1997
Peraturan Pemerintah Kep Ka Bapedal
Kep Men LH
Pasal
01
17
20 + 21
35 + 36
43
49
UU 32/2009
PP 19/1994
PP 12/1995
PP 18/1999
□ PP 85/1999
□ PP 74/2001
□ PP 38 / 2007
□ PP 101/2014
KEPDAL NOMOR 01
TAHUN 1995
Permen LH No: 30/2009
Permen LHK 56/2015
PERMENKES No 52/2018
tentang K3 di Fasyankes
UMUM
-Ijin Pengelolaan
-Ijin Penyimpanan dan
Pengumpulan
-Pengolahan
-Penimbunan
-Simbol dan Label
-Dokumen Limbah B3
KHUSUS
-Pengumpulan
Pelumas Bekas
-Program Kendali B3
-Pengawasan oleh
Daerah
Peraturan Per-UU-an PENGELOLAAN LIMBAH B3
58. SUMBER LIMBAH :
- Kegiatan Domestik
- Kegiatan Industri dan Jasa
- Sisa Pemakaian
- Barang Off-spec
- Kadaluwarsa
- Tumpahan/bocoran, dll
Limbah B3
Limbah
Radioaktif
Limbah
Non – B3
Limbah
Industri
Limbah
Domestik
59. Limbah dari fasilitas pelayanan kesehatan
•Limbah yang dihasilkan oleh fasilitas pelayana kesehatan dalam
bentuk padat, cair, pasta (gel) maupun gas yang dapat mengandung
mikroorganisme pathogen bersifat infeksius, bahan kimia beracun,
dan sebagian bersifat radioaktif.
•Maka dapat dikategorikan sebagai limbah B3
60. Limbah yang dihasilkan oleh fasilitas
pelayanan kesehatan
•Limbah umum:
• sejenis limbah domestik, bahan pengemas, makanan binatang non-infectious,
limbah dari cuci serta materi lain yang tidak membahayakan pada kesehatan
manusia dan lingkungan.
•Limbah patologis:
• terdiri dari jaringan-jaringan, organ, bagian tubuh, plasenta, bangkai binatang,
darah dan cairan tubuh.
•Limbah radioaktif
•Limbah kimiawi:
• berupa benda padat, cairan atau gas misalnya berasal dari tindakan diagnostik
pembersihan / pemeliharaan atau prosedur desinfeksi.
61. •Limbah infeksius:
• mengandung mikroorganisme patogen yang dilihat dari konsentrasi dan
kuantitasnya bila terpapar dengan manusia akan dapat menimbulkan
penyakit.
•Limbah Benda-benda tajam:
• berupa jarum suntik, syring, gunting, pisau, kaca pecah, gunting kuku dan
sebagainya yang dapat menyebabkan orang tertusuk (luka) dan terjadi infeksi,
yang mungkin terkontaminasi oleh darah, produk darah, cairan tubuh, bahan
mikrobiologi atau bahan sitotoksik.
62. •Limbah farmasi:
• berupa produk-produk kefarmasian, obat-obatan dan bahan kimiawi yang
dikembalikan dari ruangan pasien isolasi, atau telah tertumpah, kadaluwarsa
atau terkontaminasi atau harus dibuang karena sudah tidak digunakan lagi.
•Kontainer-kontainer :
• Kontainer bekas tempat kimiawi, obat, juga container berupa tabung yang
mengandung gas dan aerosol yang dapat meledak bila diinsinerasi atau
bila mengalami kerusakan dapat mencederai.
63. Prinsip Pengelolaan limbah B3
•Jangan memproduksi
limbah B3
•Minimisasi Limbah B3
•Reduction, Recovery, Reuse
dan Recycling
•Pembuangan secara aman
(tidak membahayakan
kesehatan masyarakat dan
lingkungan hidup)
64. Komponen Dalam Sistem Pengelolaan Limbah B3
Penghasil Limbah
Perolehan Kembali
Penggunaan Kembali
Penyimpanan
“On Site”
Pengumpulan
Pengangkutan
Penyimpanan
Sementara
Pengangkutan
Pengangkutan
Pengolahan
Pembuangan
Akhir
68. Prinsip penanganan
•Diletakkan dalam wadah/kantong sesuai kategori limbah
•Volume paling tinggi dalam wadah/kantong ¾ agar dapat ditutup
secara aman
•Penanganan harus hati-hati untuk menghindari tertusuk benda tajam,
limbah benda tajam dimasukkan dalam safety box
•Pemadatan/penekanan dalam wadah/kantong mutlak tidak boleh
•Penanganan secara manual harus dihindari
•Gunakan wadah/kantong ganda jika robek, bocor atau tidak tertutup
sempurna
70. Masa penyimpanan (PP 101/2014), Permen
LHK 56/2015
•Limbah B3 infeksius, benda tajam, dan patologis disimpan di tempat
penyimpanan limbah B3 sejak dihasilkan paling lama:
• Dua hari pada temperature lebih besar dari nol derajat Celsius
• 90 hari pada temperature sama atau lebih kecil dari nol derajat Celsius
•Limbah B3: farmasi, sitotoksis, kimiawai, radioaktif, container
bertekanan, limbah dg kandungan logam berat tinggi:
• 90 hari jika dihasilkan sama atau lebih dari 50 kg/perhari, atau
• 180 hari jika dihasilkan kurang dari 50 kg perhari untuk kategori 1
71.
72. Persyaratan TPS B3
(PP 38 / 2007, Permen LH No: 30/2009)
• Bangunan TPS yang memenuhi kapasitas dan beratap yang melindungi dari hujan dan dinding untuk menghindari tampias
• Alat pemadam api ringan (APAR)
• Shower / eye wash
• Sistem Penangkal petir (jika TPS limbah B3 lebih tinggi dari bangunan sekitar)
• Pagar pengaman
• Penanganan tumpahan (bak penampung 110 % dari kemasan terb esar)
• Kemiringan lantai 1⁰
• Penanganan ceceran (serbuk gergaji / spill kit)
• Kotak P3K
• Label dan Simbol Limbah B3
• Sistem Ventilasi
• Sistem Penerangan
• Alarm
• Mencantumkan penanggung jawab (personal incharge) pada bangunan TPS
• Jenis limbah B3 dibedakan berdasarkan karakteristik
• Penyimpanan antar kemasan minimal 60 cm.
73. TPS LIMBAH B3
KEPDAL NOMOR 01 TAHUN 1995
•TPS B3: Tempat untuk menyimpan sementara limbah b3
sebelum dilakukan pengelolaan lebih lanjut
•untuk mencegah terlepasnya limbah B3 ke lingkungan yang
dapat menyebabkan pencemaran atau bahaya terhadap
manusia
•Harus memenuhi persyaratan teknis dalam kepdal nomor
01 tahun 1995 tentang tatacara dan persyaratan teknis
penyimpanan dan pengumpulan limbah B 3
74. LIMBAH B3
DEFINISI LIMBAH B3
Sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang mengandung
bahan berbahaya dan beracun atau B3 adalah zat,
energi, dan/atau komponen lain yang karena sifat,
konsentrasi, dan/atau jumlahnya, baik secara langsung
maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau
merusak lingkungan hidup, dan/atau membahayakan
lingkungan hidup, kesehatan, serta kelangsungan hidup
manusia dan makhluk hidup lain (UU 32/2009)
75. PERSYARATAN TEKNIS TPS - LB3
No Aspek Kelengkapan Deskripsi Fasilitas & Pengelolaan
1 Dimensi bangunan
(dalam m)
▪ Ukuran TPS Limbah B3
▪ Mampu menampung semua limbah B3
yang sudah teridentifikasi
▪ Status perizinannya
2 Penyimpanan lebih dari
90
TPS mampu menampung semua limbah B3
yang dihasilkan
3 Posisi Geografis (GPS) TPS LB3 sudah dilengkapi dengan titik
koordinat /GPS
4 Papan nama TPS Limbah
B3
Jelas terlihat dari jarak tertentu
5 Simbol pada bangunan
TPS
Jelas terlihat dari jarak tertentu
6 TPS terlindung/aman Hanya dapat diakses oleh yang berhak;
Tersedia pintu yang kokoh dan dapat dikunci;
76. Kualitas Bangunan Penyimpanan
7 Atap Rangka atap, material atap, ada tidaknya kebocoran,
serta kesesuaian ukuran atap untuk mencegah
masuknya air tampias
8 Dinding Material dinding, kekuatan dinding, ketebalan
9 Lantai Konstruksi lantai berupa acian/keramik dalam kondisi
baik;
Ada batasan/jarak yang jelas untuk penyimpanan
masing-masing jenis limbah;
Ada kemiringan lantai yang mengarah pada bak
pengumpul ceceran/tumpahan;
TPS LB3 dilengkapi dengan bak pengumpul
tumpahan/ceceran;
Ada kemiringan yang mencegah masuknya air hujan
kedalam tempat penyimpanan
10 Penerangan Memadai baik siang maupun malam;
Dalam posisi yang aman (lampu tidak terlalu rendah)
11 Ventilasi Memadai untuk sirkulasi udara dalam TPS;
Konstruksi mencegah masuknya binatang ke dalam TPS
77. Penataan Penyimpanan
12 Pemisahan jenis
limbah
Pemisahan penyimpanan limbah B3 berdasarkan
karakteristik masing-masing limbah;
13 Simbol dan Label
Limbah B3 pada
kemasan
Semua kemasan limbah B3 dilengkapi dengan
simbol dan label
14 Kemudahan untuk
loading/ unloading
Ada jarak yang memadai antara tapak
penyimpanan dengan pintu TPS;
Memudahkan perorangan atau alat kerja untuk
beroperasi;
15 Pemeriksaan
kemasan
Tersedia check list pemeriksaan kemasan berisi
LB3;
Ada kegiatan pemeriksaan secara reguler
16 Keamanan
penumpukan
Penumpukan kemasan dilakukan
mempertimbangkan kemudahan pemeriksaan,
dan keamanan;
78. Kelengkapan yang dipersyaratkan
17 Logbook/catatan
masuk limbah B3
keluar Tersedia log book didalam lokasi TPS;
Log book digunakan untuk memantau aktivitas pengelolaan
limbah B3 dalam TPS;
18 SOP Penyimpanan Tersedia SOP penyimpanan untuk masing-masing limbah;
SOP memberikan arahan kegiatan yang jelas;
19 SOP Tanggap Darurat Tersedia SOP tanggap darurat untuk
kecelakaan/bencana;
SOP memberikan arahan kegiatan yang jelas;
Peranan para pihak tercermin dengan jelas;
setiap resiko
20 Perlengkapan
darurat
Tanggap Ketersediaan racun api, absorben, dll
21 Keselamatan Kerja Tersedia perlengkapan keselamatan kerja, APD dan kotak P3K
di TPS LB3
22 Penangkal petir Terutama jika ketinggian bangunan TPS melebihi bangunan lain
disekitarnya
Housekeeping
23 Tata letak
Housekeeping
dan Lantai, dinding, langit-langit serta sarana dan prasarana dalam
TPS dalam kondisi cukup terawat;
Lingkungan sekitar fasilitas penyimpanan limbah B3 cukup
terawat;
TPS tidak digunakan sebagai tempat penyimpanan selain
limbah B3;
79. WAKTU PENYIMPANAN LIMBAH B3 (UU 32/2009: Ps.28)
LIMBAH B3 YANG DISIMPAN WAKTU PENYIMPANAN (MAKSIMUM)
n Limbah B3 yang dihasilkan 50 (lima puluh)
kilogram per hari atau lebih;
90 (sembilan puluh) hari sejak Limbah B3 dihasilkan
n Limbah B3 yang dihasilkan kurang dari 50
(lima puluh) kilogram per hari untuk Limbah
B3 kategori 1;
180 (seratus delapan puluh) hari sejak Limbah B3
dihasilkan
n Limbah B3 yang dihasilkan kurang dari 50
(lima puluh) kilogram per hari untuk Limbah
B3 kategori 2 dari sumber tidak spesifik dan
dari sumber spesifik umum;
365 (tiga ratus enam puluh lima) hari sejak Limbah
B3 dihasilkan
n Limbah B3 kategori 2 dari sumber spesifik
khusus.
365 (tiga ratus enam puluh lima) hari sejak Limbah
B3 dihasilkan
80. Pola penyimpanan kemasan drum di atas pallet
Penyimpanan kemasan limbah B3 dengan rak
Tempat penyimpanan limbah B3 dalam jumlah besar (tangki)
TATA CARA PENYIMPANAN LIMBAH B3 DI TPS
81. Pengelolaan limbah B3 berdasar lampiran
PMK No 52/2018 tentang K3 di Fasyankes
a.
b.
Indentifikas dan inventarisasi bahan dan limbah B3
Memastikan adanya penyimpanan, pewadahan, dan perawatan bahan sesuai dengan karekteristik, sifat, dan
jumlah.
Tersedianya lembar data keselamatan sesuai dengan karakteristik dan sifat bahan dan limbah B3.
Tersedianya sistem kedaruratan tumpahan/bocor bahan dan limbah B3.
Tersedianya sarana keselamatan bahan dan limbah B3 seperti spill kit, rambu dan simbol B3, dan lain lain.
Mamastikan ketersediaan dan penggunaan alat pelindung diri sesuai karekteristik dan sifat bahan dan limbah
B3.
Tersedianya standar prosedur operasional yang menjamin keamanan kerja pada proses kegiatan pengelolaan
bahan dan limbah B3 (pengurangan dan pemilahan, penyimpanan, pengangkutan, penguburan dan/atau
penimbunan bahan dan limbah B3).
Jika dilakukan oleh pihak ke tiga wajib membuat kesepakatan jaminan keamanan kerja untuk pengelola dan
Fasyankes akibat kegagalan kegiatan pengelolaan bahan dan limbah B3 yang dilakukan.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
82. PERUSAHAAN JASA PENGOLAHAN LIMBAH MEDIS
NO NAMA
PERUSAHAAN
ALAMAT PERUSAHAAN ALAMAT KEGIATAN
1. PT. Jasa Medivest Jl. Tubagus Ismail Depan No. 1A
Lantai 3 Sekeloa Coblong Kota Bandung Provinsi Jawa Barat
Jl. Inter Change Desa Dawuan
Tengah, Kecamatan Cikampek
Kabupaten Karawang
Jawa Barat
Telp/Fax: (0264) 8387712 8387714
2. PT. Tenang Jaya
Sejahtera
Jalan Raya Badami Desa Margakaya, Teluk Jambe
Karawang
Jalan Raya Badami Desa Margakaya, Teluk
Jambe Karawang
3. PT. Putra Restu
Ibu Abadi
Jl. Kedungsari, Dusun Kemiri RT 01/01 Desa Lakardowo,
Kecamatan Jetis, Kabupaten
Mojokerto, Provinsi Jawa Timur
Telp: 0321-362427
Fax : 0321-362163
4. PT. Pengelola
Limbah Kutai
Kartanegara
Jalan Jend. Sudirman No. 15 Kelurahan Gunung Bahagia,
Kecamatan Balikpapan Selatan, Balikpapan Kalimantan
Timur, Telp/Fax (0542) 733336 / 735283
Gunung Pasir RT. 001, Kuala Samboja, Samboja
Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur
5. PT. Arah
Environmental
Indonesia
Menara Rajawali Lt. 7-1, Jl. DR Ide Anak Agung Gde Agung
Lot. #5.1, Kawasan Mega Kuningan, Kuningan Timur,
Setiabudi, Jakarta Selatan 12950 Telp.
021-29287150 Fax. 021-29557228
Dusun Menjing RT. 002 RW. 005, Desa Kayu
Apak, Polokarto, Sukoharjo, Jawa Tengah
6. PT. Wastec Komplek Majapahit Permai Blok C, No. 109, Jakarta Jl. Australia II Kawasan Industri Barat Cilegon,
Desa Kotasari, Kecamatan pulo merak, Ckota
Cilegon
83. Tugas
•Kelompok 1
• Identifikasi B3 yang digunakan di Puskesmas
• Pilih satu Bahan B3:
• Jelaskan bagaimana penyimpanannya
• Buat symbol dan pelabelan
• Cari MSDS-nya
•Kelompok 2:
• Identifikasi limbah B3 yang dihasilkan oleh Puskesmas
• Jelaskan wadahnya
• Jelaskan cara mengangkut limbah B3 dari ruang pelayanan ke TPS B3
• Jelaskan perlengkapan APD yang harus digunakan oleh petugas