Abses plantar pedis adalah pengumpulan nanah yang terlokalisir di kaki akibat infeksi. Abses dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti bakteri, virus, jamur, atau trauma. Gejalanya berupa benjolan merah yang mengandung nanah dan nyeri pada kaki. Pemeriksaan laboratorium seperti kultur bakteri dapat membantu diagnosis. Pengobatan abses meliputi drainase nanah, antibiotik, dan kompres hangat untuk mencegah ko
Dokumen tersebut membahas tentang perawatan luka modern yang meliputi definisi luka, proses penyembuhan luka, faktor yang mempengaruhinya, pengkajian luka, perencanaan perawatan meliputi pemilihan balutan luka dan terapi alternatif, implementasi perawatan, evaluasi, serta dokumentasi perawatan luka. Dokumen ini menjelaskan proses penyembuhan luka secara rinci dan merupakan pedoman bagi perawat dalam melakukan peraw
Tumor adalah neoplasma atau lesi solid yang ditandai dengan pertumbuhan abnormal sel. Tumor dapat berupa tumor jinak atau ganas (kanker). Tumor jinak kulit sering ditemukan pada manusia dan umumnya tidak menyebabkan gangguan fungsi karena sebagian besar diangkat dengan alasan estetik. Tumor jinak kulit dapat berkembang dari berbagai struktur histologis kulit dan penyebabnya antara lain paparan sinar mata
Materi ini membahas mengenai bakteri patogen yang menyebabkan terjadinya infeksi pada kulit dan jaringan yang umumnya menginfeksi manusia. Dalam materi ini juga menyertakan bagaimana cara mengidentifikasi bakteri secara konvensional.
Dokumen tersebut membahas tentang anatomi, fisiologi, dan perawatan luka. Secara ringkas, dibahas mengenai anatomi dan fungsi kulit, jenis-jenis luka serta faktor yang mempengaruhinya, prinsip-prinsip dasar perawatan luka, dan dressing luka.
Dokumen tersebut membahas tentang luka dan perawatannya. Secara singkat, dibahas mengenai pengertian luka, jenis-jenis luka berdasarkan tingkat kontaminasi dan kedalaman, mekanisme terjadinya luka, serta tahapan penyembuhan luka yang terdiri dari fase inflamasi, proliferasi, dan maturasi.
Abses plantar pedis adalah pengumpulan nanah yang terlokalisir di kaki akibat infeksi. Abses dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti bakteri, virus, jamur, atau trauma. Gejalanya berupa benjolan merah yang mengandung nanah dan nyeri pada kaki. Pemeriksaan laboratorium seperti kultur bakteri dapat membantu diagnosis. Pengobatan abses meliputi drainase nanah, antibiotik, dan kompres hangat untuk mencegah ko
Dokumen tersebut membahas tentang perawatan luka modern yang meliputi definisi luka, proses penyembuhan luka, faktor yang mempengaruhinya, pengkajian luka, perencanaan perawatan meliputi pemilihan balutan luka dan terapi alternatif, implementasi perawatan, evaluasi, serta dokumentasi perawatan luka. Dokumen ini menjelaskan proses penyembuhan luka secara rinci dan merupakan pedoman bagi perawat dalam melakukan peraw
Tumor adalah neoplasma atau lesi solid yang ditandai dengan pertumbuhan abnormal sel. Tumor dapat berupa tumor jinak atau ganas (kanker). Tumor jinak kulit sering ditemukan pada manusia dan umumnya tidak menyebabkan gangguan fungsi karena sebagian besar diangkat dengan alasan estetik. Tumor jinak kulit dapat berkembang dari berbagai struktur histologis kulit dan penyebabnya antara lain paparan sinar mata
Materi ini membahas mengenai bakteri patogen yang menyebabkan terjadinya infeksi pada kulit dan jaringan yang umumnya menginfeksi manusia. Dalam materi ini juga menyertakan bagaimana cara mengidentifikasi bakteri secara konvensional.
Dokumen tersebut membahas tentang anatomi, fisiologi, dan perawatan luka. Secara ringkas, dibahas mengenai anatomi dan fungsi kulit, jenis-jenis luka serta faktor yang mempengaruhinya, prinsip-prinsip dasar perawatan luka, dan dressing luka.
Dokumen tersebut membahas tentang luka dan perawatannya. Secara singkat, dibahas mengenai pengertian luka, jenis-jenis luka berdasarkan tingkat kontaminasi dan kedalaman, mekanisme terjadinya luka, serta tahapan penyembuhan luka yang terdiri dari fase inflamasi, proliferasi, dan maturasi.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, penyebab, jenis, tahapan penyembuhan, dan faktor-faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka serta tujuan perawatan luka."
Luka berdasarkan sifatnya dibagi menjadi 2 yaitu,
1. Luka akut adalah luka yang sembuh sesuai dengan periode waktu yang diharapkan
2. Luka kronis adalah luka yang proses penyembuhannya mengalami keterlambatan
Dokumen tersebut membahas tentang proses penyembuhan luka, meliputi tahapan-tahapannya seperti fase inflamasi, proliferasi, dan remodeling. Juga dibahas tentang klasifikasi, komplikasi, dan pengelolaan luka mulai dari evaluasi, pembersihan, penjahitan, hingga penutupan dan perawatan luka.
Dokumen tersebut membahas tentang perawatan luka, mulai dari pengertian luka, mekanisme terjadinya luka, klasifikasi luka, proses penyembuhan luka, faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka, komplikasi luka, asuhan keperawatan klien dengan luka.
Dokumen tersebut membahas tentang dasar-dasar perawatan luka. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan tentang pengertian luka dan penyembuhan luka, faktor-faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka, tahapan penyembuhan luka, dan cara penanganan berbagai jenis luka.
Dokumen tersebut membahas prinsip-prinsip perawatan luka dan kulit, termasuk pemilihan balutan yang ideal, menciptakan lingkungan yang mendukung penyembuhan luka, penatalaksanaan luka yang terinfeksi, dan penatalaksanaan luka kronis. Hal penting yang ditekankan adalah pemilihan balutan yang sesuai dengan kondisi luka dan manajemen TIME (Tissue/Jaringan, Infeksi, Kelembaban, Tepi Luka) untuk me
Kista dermoid adalah massa kistik subkutan yang terdiri dari jaringan ektodermal dan mesodermal seperti epitel kulit, rambut, gigi dan kelenjar keringat. Kista ini umumnya terjadi pada wanita muda di bawah usia 20 tahun dan dapat menyebabkan komplikasi seperti torsi kista, ruptur kista, atau bahkan transformasi keganasan. Penatalaksanaannya meliputi laparoskopi atau laparotomi untuk mengangkat k
Dokumen tersebut membahas beberapa jenis dermatitis, termasuk definisi, epidemiologi, gejala klinis, diagnosis, dan penatalaksanaannya. Jenis-jenis dermatitis yang dijelaskan antara lain dermatitis numularis, dermatitis kontak alergika, neurodermatitis, dishidrosis, dermatitis atopi, dan dermatitis kontak iritan.
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian, penyebab, jenis, tahapan penyembuhan, dan faktor-faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka serta tujuan perawatan luka."
Luka berdasarkan sifatnya dibagi menjadi 2 yaitu,
1. Luka akut adalah luka yang sembuh sesuai dengan periode waktu yang diharapkan
2. Luka kronis adalah luka yang proses penyembuhannya mengalami keterlambatan
Dokumen tersebut membahas tentang proses penyembuhan luka, meliputi tahapan-tahapannya seperti fase inflamasi, proliferasi, dan remodeling. Juga dibahas tentang klasifikasi, komplikasi, dan pengelolaan luka mulai dari evaluasi, pembersihan, penjahitan, hingga penutupan dan perawatan luka.
Dokumen tersebut membahas tentang perawatan luka, mulai dari pengertian luka, mekanisme terjadinya luka, klasifikasi luka, proses penyembuhan luka, faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka, komplikasi luka, asuhan keperawatan klien dengan luka.
Dokumen tersebut membahas tentang dasar-dasar perawatan luka. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan tentang pengertian luka dan penyembuhan luka, faktor-faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka, tahapan penyembuhan luka, dan cara penanganan berbagai jenis luka.
Dokumen tersebut membahas prinsip-prinsip perawatan luka dan kulit, termasuk pemilihan balutan yang ideal, menciptakan lingkungan yang mendukung penyembuhan luka, penatalaksanaan luka yang terinfeksi, dan penatalaksanaan luka kronis. Hal penting yang ditekankan adalah pemilihan balutan yang sesuai dengan kondisi luka dan manajemen TIME (Tissue/Jaringan, Infeksi, Kelembaban, Tepi Luka) untuk me
Kista dermoid adalah massa kistik subkutan yang terdiri dari jaringan ektodermal dan mesodermal seperti epitel kulit, rambut, gigi dan kelenjar keringat. Kista ini umumnya terjadi pada wanita muda di bawah usia 20 tahun dan dapat menyebabkan komplikasi seperti torsi kista, ruptur kista, atau bahkan transformasi keganasan. Penatalaksanaannya meliputi laparoskopi atau laparotomi untuk mengangkat k
Dokumen tersebut membahas beberapa jenis dermatitis, termasuk definisi, epidemiologi, gejala klinis, diagnosis, dan penatalaksanaannya. Jenis-jenis dermatitis yang dijelaskan antara lain dermatitis numularis, dermatitis kontak alergika, neurodermatitis, dishidrosis, dermatitis atopi, dan dermatitis kontak iritan.
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxEmohAsJohn
PENGKAJIAN MUSKULOSKELETAL
Gangguan neurologi sangat beragam bentuknya, banyak dari pasien yang menderita gangguan memori dan tidak mampu menjalani aktivitas sehari-hari secara normal. Penyakit-penyakit neurologi kebanyakan memiliki efek melemahkan kehidupan pasien, sehingga memberikan pengobatan neurologis sangat penting bagi kehidupan pasien.
1. DEFINISI
- Skar hipertrofi merupakan variasi proses penyembuhan
luka, yaitu terjadinya reaksi jaringan penyambung
dermis yang berlebihan akibat trauma, yang tumbuh
hanya terbatas pada daerah trauma semula (Burton,
1998).
- Keloid merupakan jaringan parut akibat luka atau
trauma yang berkembang berlebihan, menimbul dan
melebihi ukuran luka atau trauma yang terjadi (Sjamsoe,
2005). Keloid merupakan tumor jaringan ikat kulit yang
umumnya timbul akibat trauma dan bakat (Siregar dkk,
2005).
2. PATOFISIOLOGI
• Aktivitas fibroblast , komponen matriks ekstraseluler, factor pertumbuhan
, cytokine, imunologi dan mekanisme lainnya untuk menggambarkan
dasar molukuler fibrosis yang berlebihan yang menyebabkan terbentuknya
suatu keloid atau scar hipertrophi.
• Setelah terjadi trauma/luka, pada lokasi luka terjadi degranulasi platelet,
aktifasi faktor pembekuan dan komplemen, mengakibatkan pembentukan
bekuan fibrin untuk hemostasis. Bekuan ini selanjutnya berperan sebagai
rangka untuk penyembuhan luka. Degranulasi platelet menyebabkan
pelepasan dan aktifasi sitokin poten termasuk transforming growth factor-
β (TGF-β), epidermal growth factor (EGF), insulin like growth factor-1 (IGF-
1) dan platelet-derived growth factor (PDGF). Growth factor berfungsi
merekrut dan mengaktifkan sel netrofil, epitel, endotel makrofag, sel mast
dan fibroblas (Robles, 2007).
3. PATOFISIOLOGI
• Seiring dengan proses diatas, faktor antifibrotik juga dilepaskan, termasuk
interferon-α dan interferon-β yang diproduksi oleh leukosit dan fibroblas,
sedangkan interferon-γ diproduksi oleh limfosit T. Interferon berfungsi
menghambat sintesis kolagen dan fibronektin oleh fibroblas. Interferon
juga menghambat diferensiasi fibroblas. Maturasi skar berakhir dengan
dengan regresi stimulasi sitokin dan stimuli angiogenik, menghasilkan skar
yang hiperemis dan contracted. Scar remodelling terjadi pada 6-12 bulan
selanjutnya, dengan skar yang terbentuk mendekati 70-80% tensile
strength kulit normal. Fase inflamasi yang memanjang mengakibatkan
peningkatan aktifitas sitokin. Resiko pembentukan keloid meningkat
seiring dengan aktifitas sitokin yang berkepanjangan (Butler et al, 2008).
5. GAMBARAN KLINIS
• Keloid biasanya terjadi pada individu yang memiliki predisposisi setelah
terjadinya trauma kulit. Memiliki ukuran yang melebihi bentuk awal luka
dan tidak memiliki kecenderungan regressi . Dan sering menyebabkan
keluhan yang berarti seperti : nyeri dan gatal.Sebaliknya scar hipertrophi
ukurannya tidak melebihi ukuran luka awal, dan sering mengalami regressi
spontan dan jarang mengalami rekurens setelah dilakukan eksisi.
• Manifestasi klinis keloid berupa plak atau nodul kenyal, berwarna merah
atau merah muda (sering disertai telangiektasis), biasanya gatal dan nyeri,
yang tidak dapat pulih secara spontan dan ukurannya makin lebar seiring
dengan waktu (Harting et al, 2008). Tanda karakteristik keloid adalah skar
tebal berwarna merah di area sternal. Lee dkk melaporkan bahwa dari 28
pasien keloid; 86% mengeluh gatal dan 46% mengeluh nyeri, gatal
terutama pada tepi lesi sedangkan nyeri pada bagian tengah lesi (Lee et al,
2004).
6. GAMBARAN KLINIS
• keloid sering terjadi pada dada, bahu, punggung atas, leher belakang dan
lobus telinga. Beberapa peneliti berpendapat bahwa keloid terjadi secara
primer pada area kulit dengan high skin tension. Peneliti lain tidak
sependapat dengan pendapat tersebut karena keloid jarang dijumpai pada
telapak tangan atau kaki, daerah dengan skin tension cukup tinggi. Selain
itu keloid juga sering terjadi pada lobus telinga, daerah dengan skin
tension minimal. Dua buah keloid di regio presternal, lokasi yang sering
terkena (Harting et al, 2008) :
7. GAMBARAN KLINIS
• Gambaran klinis Hipertrofik skar berupa peninggian kulit
dengan bentuk tidak teratur, berbatas tegas, berwarna
merah muda sampai keunguan, kadang hiperpigmentasi,
tampak licin dan tidak berambut, serta teraba keras. Lesi
tumbuh lambat dan jarang terjadi ulserasi dan keganasan,
kecuali pada pasca luka bakar yang lama (Assad,
1999).Hipertrofik skar cenderung mengalami regresi
spontan dalam 18 bulan, tetapi dapat kambuh pasca terapi
(Burton, 1998). Hipertrofik skar biasanya asimtomatik,
tetapi dapat juga terasa gatal dan nyeri pada saat tumbuh.
Dapat terjadi di seluruh kulit, tetapi lebih sering di daerah
predileksi, yaitu dada, punggung bagian atas, bahu, cuping
telinga, dagu, leher, dan tungkai bawah.
10. MANAJEMEN
- Pencegahan keloid dan scar hipertrophi merupakan strategi terapi yang terbaik.
Pasien-pasien dengan predisposisi untuk berkembangnya pembentukan scar yang
berlebihan hendaknya menghindari tindakan pembedahan yang tidak penting,
khususnya pada bagian tubuh yang beresiko tinggi untuk terjadinya keloid.
- Penanganan keloid yang paling sering digunakan dan paling sering dilaporkan
efikasinya adalah injeksi kortikosteroid intralesi, bedah eksisi, cryotherapy,
laser, radiasi dan silicone gel sheeting. Beberapa metode penanganan keloid
lain lebih jarang digunakan namun secara efikasi cukup efektif adalah:
imiquimod topikal dan antimetabolit (5-fluorouracil dan bleomisin).
- Dasar terapi Hipertrofik Skar yang digunakan ialah dengan mengkoreksi
pembentukan dan degradasi kolagen yang abnormal, memanipulasi proses
penyembuhan luka, serta menghambat respons inflamasi. Terapi JPH dapat
berupa eksisi, bedah beku, kortikosteroid topikal atau intralesi, radioterapi,
tekanan secara mekanik, gel silikon, interferon, 5-fluorourasil, laser vaskular,
serta terapi kombinasi.Terapi kombinasi yang banyak digunakan adalah terapi
bedah eksisi dengan penyuntikan kortikosteroid intralesi, radiasi, bedah beku,
laser, 5-luorourasil, dan tekanan mekanik atau bedah beku dengan
penyuntikan kortikosteroid intralesi