Teks tersebut merangkum penggunaan metode geolistrik dalam eksplorasi sumber daya mineral dan energi. Metode ini memanfaatkan variasi resistivitas batuan untuk mengetahui struktur geologi bawah tanah dengan mengalirkan arus listrik ke dalam tanah. Beberapa penerapannya adalah eksplorasi panas bumi, air tanah, dan deteksi pencemaran.
3. Geolistrik merupakan salah satu metoda
geofisika untuk mengetahui perubahan
tahanan jenis lapisan batuan di bawah
permukaan tanah dengan cara mengalirkan
arus listrik DC ('Direct Current') yang
mempunyai tegangan tinggi ke dalam tanah.
4. Injeksi arus listrik ini menggunakan 2 buah
‘Elektroda Arus’ A dan B yang ditancapkan ke
dalam tanah dengan jarak tertentu. Semakin
panjang jarak elektroda AB akan menyebabkan
aliran arus listrik bisa menembus lapisan
batuan lebih dalam.
5. Terdapat beberapa metoda geolistrik yaitu :
metoda potensial (SP), arus telluric,
magnetotelluric, elektromagnetik, IP (Induced
Polarization) dan resistivitas (tahanan jenis).
6.
7. a. Kedalaman terhadap luas atau volume target
b. Ketelitian dan kerapatan data terhadap lebar
dan magnitude anomali (pengertian lebar dan
magnitude anomali dijelaskan pada
c. Konfigurasi elektroda dan pemilihan
sounding atau mapping.
8.
9.
10.
11.
12. Banyak faktor yang mempengaruhinya antara
lain:
a. Kemampuan penetrasi alat pengukur
tahanan jenis.
b. Kesalahan posisi elektroda.
c. Perubahan kontak porouspot (elektroda
potensial).
d. Kontak porouspot dan elektroda arus.
13. Kesalahan-kesalahan tersebut di atas biasanya
disebabkan antara lain:
a. kondisi medan yang berundulasi
b. kondisi perlapisan batuan yang terlalu
miring
c. kondisi perlapisan yang tidak homogen
(berubah mendadak) ke arah lateral.
14. Jenis peralatan pengukur posisi dan pengukur
tahanan jenis biasanya tidak terlalu mempengaruhi
kualitas data. Hal tersebut disebabkan oleh:
a. Biasanya survei penetrasi sedang dilakukan pada
daerah yang tidak terlalu luas dengan
penetrasi yang tidak dalam (50 hingga 300 m).
b. Luas daerah dan dalamnya penetrasi tersebut
tidak menuntut spesifikasi alat pengukur posisi
dan tahanan jenis yang sangat baik (cukup sedang
saja).
c. Alat-alat yang telah memenuhi standar pabrik
(mempunyai nama tertentu), biasanya dapat
digunakan dalam survei ini.
15. Seperti halnya survei untuk penetrasi sedang,
pada survei penetrasi dangkal (hingga
50 m) ini tidak mensyaratkan peralatan-
peralatan relatif canggih. Potensi problemnya
hanya
berupa kerapatan data dan design surveinya.
16.
17.
18. Sebagai kunci dari keberhasilan mengontrol kualitas data tahanan
jenis penetrasi dalam, terutama
sounding harus ditempuh hal-hal sebagai berikut:
a. Harus melakukan pengeplotan data pada saat dilakukan
pengukuran.
b. Kesinambungan kurva sounding atau harga mapping (profiling)
dapat dilihat dari hasil
pengeplotan tersebut.
c. Ketidak sinambungan kurva sounding atau harga mapping
(profiling) merupakan manifestasi
dari kesalahan pengukuran.
d. Untuk mengurangi efek statik diusahakan agar selalu ada
pengukuran overlap (pengulangan)
pada setiap perpindahan elektroda potensial.
Hal tersebut harus langsung diatasi pada saat melakukan
pengukuran di stasion.
19. Seperti halnya pada penetrasi dalam, pengontrolan
pengukuran kurva sounding harga pengukuran
mapping (profiling) harus dilakukan pada saat
melakukan pengukuran di lapangan. Loncatan data
pada kurva sounding dapat langsung dicari dan
diatasi penyebabnya.
Untuk menekan efek statik, setiap perpindahan
elektroda potensial harus dibuat data pengukuran
overlap (pengulangan). Perbedaan harga
pengulangan dapat digunakan sebagai acuan
mengoreksinya.
20. Hampir bisa dikatakan tidak ada problem dalam
pengukuran tahanan jenis penetrasi dangkal.
Masalahnya hanya pada efisiensi penerapan survei
saja. Untuk mencapai efisiensi survei yang
tinggi sebaiknya selalu harus diketahui batasan-
batasan surveinya yang meliputi antara lain:
a. batasan kerapatan mapping
b. batasan penetrasi mapping
c. batasan kerapatan sounding
d. batasan ketelitian sounding.
21. Metoda geolistrik terdiri dari beberapa
konfigurasi, misalnya yang ke 4 buah
elektrodanya terletak dalam satu garis lurus
dengan posisi elektroda AB dan MN yang
simetris terhadap titik pusat pada kedua sisi
yaitu konfigurasi Wenner dan Schlumberger
22. Keunggulan dari konfigurasi Wenner ini
adalah ketelitian pembacaan tegangan pada
elektroda MN lebih baik dengan angka yang
relatif besar karena elektroda MN yang relatif
dekat dengan elektroda AB. Disini bisa
digunakan alat ukur multimeter dengan
impedansi yang relatif lebih kecil.
23. Pada konfigurasi Schlumberger idealnya jarak
MN dibuat sekecil-kecilnya, sehingga jarak
MN secara teoritis tidak berubah. Tetapi
karena keterbatasan kepekaan alat ukur,
maka ketika jarak AB sudah relatif besar
maka jarak MN hendaknya dirubah.
Perubahan jarak MN hendaknya
tidak lebih besar dari 1/5 jarak AB.
29. Tahanan Jenis (Resistivity) adalah hambatan dari
batuan terhadap aliran listrik (kebalikan dari
konduktivitas batuan).
30. R = (r x A) / L
Dimana :
R = resistivity (ohm-meter)
r = resistasi (ohms)
A = penampang melintang yang mengandung
pengukuran(m2)
L = panjang dari kandungan yang dihitung
31. Mineral pembentuk batuan pada umumnya
memiliki resistivitas tinggi.
Resistivity batuan dipengaruhi oleh porositas,
kadar air dan mineralisasi.
32. Resistivity merupakan dasar untuk menghitung
saturasi fluida di reservoir dan merupakaan
fungsi dari poristas, jenis fluida (hidrokarbon,
air garam, dan air tawar), maupun jenis batuan.
33. Bergantung dari jenis alat resistivitas yang
dipakai, perhitungan bisa dilakukan dengan
injeksi arus secara langsung ke formasi, atau
berupa penembakan gelombang
elektromagnetik ke formasi. Sistem
perhitungan keduanya berbeda, namun hasil
yang didapatkan mestinya sama.
Sistem yang berbeda ini dirancang
berdasarkan perbedaan lingkungan
pengeboran dan jenis formasi, berkaitan
dengan tipe lumpur yang dipakai saat
pengeboran dan tujuan pengambilan data yang
diinginkan.
34. Data yang dihasilkan berupa resistivitas dipakai
untuk menafsirkan secara kasar tentang
litologi formasi. Sebagai aturan dasar, semakin
tinggi nilai resistivitas maka semakin tinggi
kandungan batuan pasir (sand) dan semakin
rendah kandungan resistivitas maka semakin
tinggi nilai batuan lempung.
35. Geoservices, P.T., Laporan-Laporan Survei Kombinasi,
Gravitasi, Magnetik, Tahanan Jenis, Tahanan Jenis
Kompleks, Elektromagnetik, CSAMT, TEM, GPS,
Topografi, Leveling, Kelogistikan dan Lingkungan
tahun 1980 - 1995 (bersifat tertutup).
Grant, F. S., and West, G. F.,1965,Interpretation
theory in applied geophysics,
McGraw-Hill, New York, U.S.A.
Parasnis, D.S.,1966, Mining Geophysics, Elsevier,
Amsterdam.
Richard von Blaricom, 1992, Practical Geophysics II for
the Exploration Geologist, Northwest Mining
Association, U.S.A.
Robert E. Syarif, 1978, Geophysical Exploration and
Interpretation, International Human Resources
Development Corporation, Boston.