SlideShare a Scribd company logo
1 of 35
Sandri Erfani
Penggunaan geolistrik pertama kali
dilakukan oleh Conrad Schlumberger
pada tahun 1912
Geolistrik merupakan salah satu metoda
geofisika untuk mengetahui perubahan
tahanan jenis lapisan batuan di bawah
permukaan tanah dengan cara mengalirkan
arus listrik DC ('Direct Current') yang
mempunyai tegangan tinggi ke dalam tanah.
Injeksi arus listrik ini menggunakan 2 buah
‘Elektroda Arus’ A dan B yang ditancapkan ke
dalam tanah dengan jarak tertentu. Semakin
panjang jarak elektroda AB akan menyebabkan
aliran arus listrik bisa menembus lapisan
batuan lebih dalam.
Terdapat beberapa metoda geolistrik yaitu :
metoda potensial (SP), arus telluric,
magnetotelluric, elektromagnetik, IP (Induced
Polarization) dan resistivitas (tahanan jenis).
a. Kedalaman terhadap luas atau volume target
b. Ketelitian dan kerapatan data terhadap lebar
dan magnitude anomali (pengertian lebar dan
magnitude anomali dijelaskan pada
c. Konfigurasi elektroda dan pemilihan
sounding atau mapping.
Banyak faktor yang mempengaruhinya antara
lain:
a. Kemampuan penetrasi alat pengukur
tahanan jenis.
b. Kesalahan posisi elektroda.
c. Perubahan kontak porouspot (elektroda
potensial).
d. Kontak porouspot dan elektroda arus.
Kesalahan-kesalahan tersebut di atas biasanya
disebabkan antara lain:
a. kondisi medan yang berundulasi
b. kondisi perlapisan batuan yang terlalu
miring
c. kondisi perlapisan yang tidak homogen
(berubah mendadak) ke arah lateral.
Jenis peralatan pengukur posisi dan pengukur
tahanan jenis biasanya tidak terlalu mempengaruhi
kualitas data. Hal tersebut disebabkan oleh:
a. Biasanya survei penetrasi sedang dilakukan pada
daerah yang tidak terlalu luas dengan
penetrasi yang tidak dalam (50 hingga 300 m).
b. Luas daerah dan dalamnya penetrasi tersebut
tidak menuntut spesifikasi alat pengukur posisi
dan tahanan jenis yang sangat baik (cukup sedang
saja).
c. Alat-alat yang telah memenuhi standar pabrik
(mempunyai nama tertentu), biasanya dapat
digunakan dalam survei ini.
Seperti halnya survei untuk penetrasi sedang,
pada survei penetrasi dangkal (hingga
50 m) ini tidak mensyaratkan peralatan-
peralatan relatif canggih. Potensi problemnya
hanya
berupa kerapatan data dan design surveinya.
Sebagai kunci dari keberhasilan mengontrol kualitas data tahanan
jenis penetrasi dalam, terutama
sounding harus ditempuh hal-hal sebagai berikut:
a. Harus melakukan pengeplotan data pada saat dilakukan
pengukuran.
b. Kesinambungan kurva sounding atau harga mapping (profiling)
dapat dilihat dari hasil
pengeplotan tersebut.
c. Ketidak sinambungan kurva sounding atau harga mapping
(profiling) merupakan manifestasi
dari kesalahan pengukuran.
d. Untuk mengurangi efek statik diusahakan agar selalu ada
pengukuran overlap (pengulangan)
pada setiap perpindahan elektroda potensial.
Hal tersebut harus langsung diatasi pada saat melakukan
pengukuran di stasion.
Seperti halnya pada penetrasi dalam, pengontrolan
pengukuran kurva sounding harga pengukuran
mapping (profiling) harus dilakukan pada saat
melakukan pengukuran di lapangan. Loncatan data
pada kurva sounding dapat langsung dicari dan
diatasi penyebabnya.
Untuk menekan efek statik, setiap perpindahan
elektroda potensial harus dibuat data pengukuran
overlap (pengulangan). Perbedaan harga
pengulangan dapat digunakan sebagai acuan
mengoreksinya.
Hampir bisa dikatakan tidak ada problem dalam
pengukuran tahanan jenis penetrasi dangkal.
Masalahnya hanya pada efisiensi penerapan survei
saja. Untuk mencapai efisiensi survei yang
tinggi sebaiknya selalu harus diketahui batasan-
batasan surveinya yang meliputi antara lain:
a. batasan kerapatan mapping
b. batasan penetrasi mapping
c. batasan kerapatan sounding
d. batasan ketelitian sounding.
Metoda geolistrik terdiri dari beberapa
konfigurasi, misalnya yang ke 4 buah
elektrodanya terletak dalam satu garis lurus
dengan posisi elektroda AB dan MN yang
simetris terhadap titik pusat pada kedua sisi
yaitu konfigurasi Wenner dan Schlumberger
Keunggulan dari konfigurasi Wenner ini
adalah ketelitian pembacaan tegangan pada
elektroda MN lebih baik dengan angka yang
relatif besar karena elektroda MN yang relatif
dekat dengan elektroda AB. Disini bisa
digunakan alat ukur multimeter dengan
impedansi yang relatif lebih kecil.
Pada konfigurasi Schlumberger idealnya jarak
MN dibuat sekecil-kecilnya, sehingga jarak
MN secara teoritis tidak berubah. Tetapi
karena keterbatasan kepekaan alat ukur,
maka ketika jarak AB sudah relatif besar
maka jarak MN hendaknya dirubah.
Perubahan jarak MN hendaknya
tidak lebih besar dari 1/5 jarak AB.
Crossborehole Tomography
Metoda geolistrik memanfaatkan variasi harga
tahanan jenis untuk mengetahui struktur
geologi bawah permukaan
Air Tanah
Pencemaran Air
Esplorasi Panasbumi
Tahanan Jenis (Resistivity) adalah hambatan dari
batuan terhadap aliran listrik (kebalikan dari
konduktivitas batuan).
R = (r x A) / L
Dimana :
R = resistivity (ohm-meter)
r = resistasi (ohms)
A = penampang melintang yang mengandung
pengukuran(m2)
L = panjang dari kandungan yang dihitung
 Mineral pembentuk batuan pada umumnya
memiliki resistivitas tinggi.
 Resistivity batuan dipengaruhi oleh porositas,
kadar air dan mineralisasi.
Resistivity merupakan dasar untuk menghitung
saturasi fluida di reservoir dan merupakaan
fungsi dari poristas, jenis fluida (hidrokarbon,
air garam, dan air tawar), maupun jenis batuan.
 Bergantung dari jenis alat resistivitas yang
dipakai, perhitungan bisa dilakukan dengan
injeksi arus secara langsung ke formasi, atau
berupa penembakan gelombang
elektromagnetik ke formasi. Sistem
perhitungan keduanya berbeda, namun hasil
yang didapatkan mestinya sama.
 Sistem yang berbeda ini dirancang
berdasarkan perbedaan lingkungan
pengeboran dan jenis formasi, berkaitan
dengan tipe lumpur yang dipakai saat
pengeboran dan tujuan pengambilan data yang
diinginkan.
Data yang dihasilkan berupa resistivitas dipakai
untuk menafsirkan secara kasar tentang
litologi formasi. Sebagai aturan dasar, semakin
tinggi nilai resistivitas maka semakin tinggi
kandungan batuan pasir (sand) dan semakin
rendah kandungan resistivitas maka semakin
tinggi nilai batuan lempung.
Geoservices, P.T., Laporan-Laporan Survei Kombinasi,
Gravitasi, Magnetik, Tahanan Jenis, Tahanan Jenis
Kompleks, Elektromagnetik, CSAMT, TEM, GPS,
Topografi, Leveling, Kelogistikan dan Lingkungan
tahun 1980 - 1995 (bersifat tertutup).
Grant, F. S., and West, G. F.,1965,Interpretation
theory in applied geophysics,
McGraw-Hill, New York, U.S.A.
Parasnis, D.S.,1966, Mining Geophysics, Elsevier,
Amsterdam.
Richard von Blaricom, 1992, Practical Geophysics II for
the Exploration Geologist, Northwest Mining
Association, U.S.A.
Robert E. Syarif, 1978, Geophysical Exploration and
Interpretation, International Human Resources
Development Corporation, Boston.

More Related Content

Similar to Geolistrik.pptx

Skripsi Elastik Impedansi dan LMR inversion
Skripsi Elastik Impedansi dan LMR inversionSkripsi Elastik Impedansi dan LMR inversion
Skripsi Elastik Impedansi dan LMR inversionAkbar Dwi Wahyono
 
SPT GEOLISTRIK DHANTY.pptx
SPT GEOLISTRIK DHANTY.pptxSPT GEOLISTRIK DHANTY.pptx
SPT GEOLISTRIK DHANTY.pptxRezaAryanto4
 
30 lean wijaya dkk 234-240_rev
30 lean wijaya dkk 234-240_rev30 lean wijaya dkk 234-240_rev
30 lean wijaya dkk 234-240_revFarid Yagami
 
Laporan praktikum Fislab geolistrik
Laporan praktikum Fislab geolistrik Laporan praktikum Fislab geolistrik
Laporan praktikum Fislab geolistrik Bogiva Mirdyanto
 
Devi indah l instrumentasi dan pengukuran listrik magnet dan listrik
Devi indah l instrumentasi dan pengukuran listrik magnet dan listrikDevi indah l instrumentasi dan pengukuran listrik magnet dan listrik
Devi indah l instrumentasi dan pengukuran listrik magnet dan listrikkemenag
 
Laporan Teknis Kajian Kesetabilan Lereng Dengan Metode Resistivity Sounding
Laporan Teknis Kajian Kesetabilan Lereng Dengan Metode Resistivity SoundingLaporan Teknis Kajian Kesetabilan Lereng Dengan Metode Resistivity Sounding
Laporan Teknis Kajian Kesetabilan Lereng Dengan Metode Resistivity SoundingR. Ferro Aviyanto
 
442210438-SEDOTAN-LISTRIK-STATIS-pptx.pptx
442210438-SEDOTAN-LISTRIK-STATIS-pptx.pptx442210438-SEDOTAN-LISTRIK-STATIS-pptx.pptx
442210438-SEDOTAN-LISTRIK-STATIS-pptx.pptxMuhammadRizaldy23
 
uJI MEKANIKA BATUAN TRAINING SOLUSI TAMBANG INDONESIA
uJI MEKANIKA BATUAN TRAINING SOLUSI TAMBANG INDONESIAuJI MEKANIKA BATUAN TRAINING SOLUSI TAMBANG INDONESIA
uJI MEKANIKA BATUAN TRAINING SOLUSI TAMBANG INDONESIAichsanalfan1
 
9061-18189-1-SP.pdf
9061-18189-1-SP.pdf9061-18189-1-SP.pdf
9061-18189-1-SP.pdfNoprianYeek
 
9061-18189-1-SP.pdf
9061-18189-1-SP.pdf9061-18189-1-SP.pdf
9061-18189-1-SP.pdfNoprianYeek
 
Avo analysis and spectral decomposition
Avo analysis and spectral decompositionAvo analysis and spectral decomposition
Avo analysis and spectral decompositionFitrianiOxavia
 
Tipikal pergerakan tanah, pencatatan, investigasi tanah, dan pengujian
Tipikal pergerakan tanah, pencatatan, investigasi tanah, dan pengujianTipikal pergerakan tanah, pencatatan, investigasi tanah, dan pengujian
Tipikal pergerakan tanah, pencatatan, investigasi tanah, dan pengujianHasanuddin University
 
Laporan pengukuran tahanan tanah
Laporan pengukuran tahanan tanahLaporan pengukuran tahanan tanah
Laporan pengukuran tahanan tanahmahfudi55
 
Laporan praktikim alira dalam pipa
Laporan praktikim alira dalam pipaLaporan praktikim alira dalam pipa
Laporan praktikim alira dalam pipatyoabdi
 

Similar to Geolistrik.pptx (20)

PRAKTIKUM PENTANAHAN
PRAKTIKUM PENTANAHANPRAKTIKUM PENTANAHAN
PRAKTIKUM PENTANAHAN
 
Quiz geolistrik
Quiz geolistrikQuiz geolistrik
Quiz geolistrik
 
Skripsi Elastik Impedansi dan LMR inversion
Skripsi Elastik Impedansi dan LMR inversionSkripsi Elastik Impedansi dan LMR inversion
Skripsi Elastik Impedansi dan LMR inversion
 
SPT GEOLISTRIK DHANTY.pptx
SPT GEOLISTRIK DHANTY.pptxSPT GEOLISTRIK DHANTY.pptx
SPT GEOLISTRIK DHANTY.pptx
 
Draft laporan
Draft laporanDraft laporan
Draft laporan
 
30 lean wijaya dkk 234-240_rev
30 lean wijaya dkk 234-240_rev30 lean wijaya dkk 234-240_rev
30 lean wijaya dkk 234-240_rev
 
Laporan praktikum Fislab geolistrik
Laporan praktikum Fislab geolistrik Laporan praktikum Fislab geolistrik
Laporan praktikum Fislab geolistrik
 
Devi indah l instrumentasi dan pengukuran listrik magnet dan listrik
Devi indah l instrumentasi dan pengukuran listrik magnet dan listrikDevi indah l instrumentasi dan pengukuran listrik magnet dan listrik
Devi indah l instrumentasi dan pengukuran listrik magnet dan listrik
 
Laporan Teknis Kajian Kesetabilan Lereng Dengan Metode Resistivity Sounding
Laporan Teknis Kajian Kesetabilan Lereng Dengan Metode Resistivity SoundingLaporan Teknis Kajian Kesetabilan Lereng Dengan Metode Resistivity Sounding
Laporan Teknis Kajian Kesetabilan Lereng Dengan Metode Resistivity Sounding
 
442210438-SEDOTAN-LISTRIK-STATIS-pptx.pptx
442210438-SEDOTAN-LISTRIK-STATIS-pptx.pptx442210438-SEDOTAN-LISTRIK-STATIS-pptx.pptx
442210438-SEDOTAN-LISTRIK-STATIS-pptx.pptx
 
uJI MEKANIKA BATUAN TRAINING SOLUSI TAMBANG INDONESIA
uJI MEKANIKA BATUAN TRAINING SOLUSI TAMBANG INDONESIAuJI MEKANIKA BATUAN TRAINING SOLUSI TAMBANG INDONESIA
uJI MEKANIKA BATUAN TRAINING SOLUSI TAMBANG INDONESIA
 
9061-18189-1-SP.pdf
9061-18189-1-SP.pdf9061-18189-1-SP.pdf
9061-18189-1-SP.pdf
 
9061-18189-1-SP.pdf
9061-18189-1-SP.pdf9061-18189-1-SP.pdf
9061-18189-1-SP.pdf
 
Avo analysis and spectral decomposition
Avo analysis and spectral decompositionAvo analysis and spectral decomposition
Avo analysis and spectral decomposition
 
Tipikal pergerakan tanah, pencatatan, investigasi tanah, dan pengujian
Tipikal pergerakan tanah, pencatatan, investigasi tanah, dan pengujianTipikal pergerakan tanah, pencatatan, investigasi tanah, dan pengujian
Tipikal pergerakan tanah, pencatatan, investigasi tanah, dan pengujian
 
Tugas eksplorasi lanjut
Tugas eksplorasi lanjutTugas eksplorasi lanjut
Tugas eksplorasi lanjut
 
Laporan pengukuran tahanan tanah
Laporan pengukuran tahanan tanahLaporan pengukuran tahanan tanah
Laporan pengukuran tahanan tanah
 
Kelompok 2
Kelompok 2Kelompok 2
Kelompok 2
 
Evaluasi sifat dinamis dan potensi likuifaksi pada tanah berpasir
Evaluasi sifat dinamis dan potensi likuifaksi pada tanah berpasirEvaluasi sifat dinamis dan potensi likuifaksi pada tanah berpasir
Evaluasi sifat dinamis dan potensi likuifaksi pada tanah berpasir
 
Laporan praktikim alira dalam pipa
Laporan praktikim alira dalam pipaLaporan praktikim alira dalam pipa
Laporan praktikim alira dalam pipa
 

Geolistrik.pptx

  • 2. Penggunaan geolistrik pertama kali dilakukan oleh Conrad Schlumberger pada tahun 1912
  • 3. Geolistrik merupakan salah satu metoda geofisika untuk mengetahui perubahan tahanan jenis lapisan batuan di bawah permukaan tanah dengan cara mengalirkan arus listrik DC ('Direct Current') yang mempunyai tegangan tinggi ke dalam tanah.
  • 4. Injeksi arus listrik ini menggunakan 2 buah ‘Elektroda Arus’ A dan B yang ditancapkan ke dalam tanah dengan jarak tertentu. Semakin panjang jarak elektroda AB akan menyebabkan aliran arus listrik bisa menembus lapisan batuan lebih dalam.
  • 5. Terdapat beberapa metoda geolistrik yaitu : metoda potensial (SP), arus telluric, magnetotelluric, elektromagnetik, IP (Induced Polarization) dan resistivitas (tahanan jenis).
  • 6.
  • 7. a. Kedalaman terhadap luas atau volume target b. Ketelitian dan kerapatan data terhadap lebar dan magnitude anomali (pengertian lebar dan magnitude anomali dijelaskan pada c. Konfigurasi elektroda dan pemilihan sounding atau mapping.
  • 8.
  • 9.
  • 10.
  • 11.
  • 12. Banyak faktor yang mempengaruhinya antara lain: a. Kemampuan penetrasi alat pengukur tahanan jenis. b. Kesalahan posisi elektroda. c. Perubahan kontak porouspot (elektroda potensial). d. Kontak porouspot dan elektroda arus.
  • 13. Kesalahan-kesalahan tersebut di atas biasanya disebabkan antara lain: a. kondisi medan yang berundulasi b. kondisi perlapisan batuan yang terlalu miring c. kondisi perlapisan yang tidak homogen (berubah mendadak) ke arah lateral.
  • 14. Jenis peralatan pengukur posisi dan pengukur tahanan jenis biasanya tidak terlalu mempengaruhi kualitas data. Hal tersebut disebabkan oleh: a. Biasanya survei penetrasi sedang dilakukan pada daerah yang tidak terlalu luas dengan penetrasi yang tidak dalam (50 hingga 300 m). b. Luas daerah dan dalamnya penetrasi tersebut tidak menuntut spesifikasi alat pengukur posisi dan tahanan jenis yang sangat baik (cukup sedang saja). c. Alat-alat yang telah memenuhi standar pabrik (mempunyai nama tertentu), biasanya dapat digunakan dalam survei ini.
  • 15. Seperti halnya survei untuk penetrasi sedang, pada survei penetrasi dangkal (hingga 50 m) ini tidak mensyaratkan peralatan- peralatan relatif canggih. Potensi problemnya hanya berupa kerapatan data dan design surveinya.
  • 16.
  • 17.
  • 18. Sebagai kunci dari keberhasilan mengontrol kualitas data tahanan jenis penetrasi dalam, terutama sounding harus ditempuh hal-hal sebagai berikut: a. Harus melakukan pengeplotan data pada saat dilakukan pengukuran. b. Kesinambungan kurva sounding atau harga mapping (profiling) dapat dilihat dari hasil pengeplotan tersebut. c. Ketidak sinambungan kurva sounding atau harga mapping (profiling) merupakan manifestasi dari kesalahan pengukuran. d. Untuk mengurangi efek statik diusahakan agar selalu ada pengukuran overlap (pengulangan) pada setiap perpindahan elektroda potensial. Hal tersebut harus langsung diatasi pada saat melakukan pengukuran di stasion.
  • 19. Seperti halnya pada penetrasi dalam, pengontrolan pengukuran kurva sounding harga pengukuran mapping (profiling) harus dilakukan pada saat melakukan pengukuran di lapangan. Loncatan data pada kurva sounding dapat langsung dicari dan diatasi penyebabnya. Untuk menekan efek statik, setiap perpindahan elektroda potensial harus dibuat data pengukuran overlap (pengulangan). Perbedaan harga pengulangan dapat digunakan sebagai acuan mengoreksinya.
  • 20. Hampir bisa dikatakan tidak ada problem dalam pengukuran tahanan jenis penetrasi dangkal. Masalahnya hanya pada efisiensi penerapan survei saja. Untuk mencapai efisiensi survei yang tinggi sebaiknya selalu harus diketahui batasan- batasan surveinya yang meliputi antara lain: a. batasan kerapatan mapping b. batasan penetrasi mapping c. batasan kerapatan sounding d. batasan ketelitian sounding.
  • 21. Metoda geolistrik terdiri dari beberapa konfigurasi, misalnya yang ke 4 buah elektrodanya terletak dalam satu garis lurus dengan posisi elektroda AB dan MN yang simetris terhadap titik pusat pada kedua sisi yaitu konfigurasi Wenner dan Schlumberger
  • 22. Keunggulan dari konfigurasi Wenner ini adalah ketelitian pembacaan tegangan pada elektroda MN lebih baik dengan angka yang relatif besar karena elektroda MN yang relatif dekat dengan elektroda AB. Disini bisa digunakan alat ukur multimeter dengan impedansi yang relatif lebih kecil.
  • 23. Pada konfigurasi Schlumberger idealnya jarak MN dibuat sekecil-kecilnya, sehingga jarak MN secara teoritis tidak berubah. Tetapi karena keterbatasan kepekaan alat ukur, maka ketika jarak AB sudah relatif besar maka jarak MN hendaknya dirubah. Perubahan jarak MN hendaknya tidak lebih besar dari 1/5 jarak AB.
  • 25.
  • 26. Metoda geolistrik memanfaatkan variasi harga tahanan jenis untuk mengetahui struktur geologi bawah permukaan Air Tanah
  • 29. Tahanan Jenis (Resistivity) adalah hambatan dari batuan terhadap aliran listrik (kebalikan dari konduktivitas batuan).
  • 30. R = (r x A) / L Dimana : R = resistivity (ohm-meter) r = resistasi (ohms) A = penampang melintang yang mengandung pengukuran(m2) L = panjang dari kandungan yang dihitung
  • 31.  Mineral pembentuk batuan pada umumnya memiliki resistivitas tinggi.  Resistivity batuan dipengaruhi oleh porositas, kadar air dan mineralisasi.
  • 32. Resistivity merupakan dasar untuk menghitung saturasi fluida di reservoir dan merupakaan fungsi dari poristas, jenis fluida (hidrokarbon, air garam, dan air tawar), maupun jenis batuan.
  • 33.  Bergantung dari jenis alat resistivitas yang dipakai, perhitungan bisa dilakukan dengan injeksi arus secara langsung ke formasi, atau berupa penembakan gelombang elektromagnetik ke formasi. Sistem perhitungan keduanya berbeda, namun hasil yang didapatkan mestinya sama.  Sistem yang berbeda ini dirancang berdasarkan perbedaan lingkungan pengeboran dan jenis formasi, berkaitan dengan tipe lumpur yang dipakai saat pengeboran dan tujuan pengambilan data yang diinginkan.
  • 34. Data yang dihasilkan berupa resistivitas dipakai untuk menafsirkan secara kasar tentang litologi formasi. Sebagai aturan dasar, semakin tinggi nilai resistivitas maka semakin tinggi kandungan batuan pasir (sand) dan semakin rendah kandungan resistivitas maka semakin tinggi nilai batuan lempung.
  • 35. Geoservices, P.T., Laporan-Laporan Survei Kombinasi, Gravitasi, Magnetik, Tahanan Jenis, Tahanan Jenis Kompleks, Elektromagnetik, CSAMT, TEM, GPS, Topografi, Leveling, Kelogistikan dan Lingkungan tahun 1980 - 1995 (bersifat tertutup). Grant, F. S., and West, G. F.,1965,Interpretation theory in applied geophysics, McGraw-Hill, New York, U.S.A. Parasnis, D.S.,1966, Mining Geophysics, Elsevier, Amsterdam. Richard von Blaricom, 1992, Practical Geophysics II for the Exploration Geologist, Northwest Mining Association, U.S.A. Robert E. Syarif, 1978, Geophysical Exploration and Interpretation, International Human Resources Development Corporation, Boston.