SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
Download to read offline
2
PERAN KESETARAAN GENDER DALAM ORGANISASI ISLAM: STUDI PADA PIMPINAN DAERAH AISYIYAH
KOTA YOGYAKARTA
Oleh: Wahyu Yogi Aprianto, Farida Hanum, dan Nur Hidayah
wyogiaprianto68@yahoo.co.id
ABSTRAK
Aisyiyah merupakan salah satu organisasi otonom khusus Muhammadiyah yang diberikan hak
secara utuh untuk mengurusi rumah tangga organisasinya. Aisyiyah dan Muhammadiyah telah
membangun relasi gender. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana peran kesetaraan
gender Aisyiyah Kota Yogyakarta dalam organisasi Muhammadiyah, faktor pendukung dan penghambat
peran kesetaraan gender Aisyiyah dalam organisasi Muhammadiyah. Penelitian ini menggunakan
metode deskriptif kualitatif. Data diperoleh melalui wawancara yang didukung oleh data hasil
dokumentasi. Subyek penelitian ini adalah anggota dan pengurus Pimpinan Daerah Aisyiyah Kota
Yogyakarta. Tekning sampling yang digunaan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Validitas
data mnggunakan teknik triangulasi sumber. Teknik analisis data yang digunkan adalah secara interaktif
melalui proses pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau
verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran kesetaraan gender Aisyiyah Kota Yogyakarta
dalam organisasi Muhammadiyah yaitu sebagai mitra dalam setiap kegiatan dan pada rapat pleno
pengambilan keputusan. Kesetaraan gender dalam pandangan Aisyiyah Kota Yogyakarta adalah
bagaimana memberikan porsi yang sama antara laki-laki dengan perempuan dalam kepengurusan di
Muhammadiyah. Program-program yang berkesetaraan gender yaitu pemberian pendidikan HAM,
pendidikan kesetaraan gender, pendidikan politik kepada para anggota serta kader Aisyiyah untuk
memberikan pemahaman agar mereka terakomodir dalam kepengurusan Muhammadiyah. Peran
kesetaraan gender Aisyiyah Kota Yogyakarta dapat dilihat dengan adanya kader Aisyiyah yang duduk
sebagai staf pada Majelis di Muhammadiyah dan rapat pleno pengambilan keputusan. Faktor
pendukung peran kesetaraan gender yaitu kemampuan manjerial organisasi yang baik dan wawasan
yang luas. Faktor penghambat peran kesetaraan gender yaitu kurang percaya diri akan kemampuan
yang dimiliki, serta adanya rasa penghormatan berlebihan terhadap kepemimpinan laki-laki. Solusi yang
dilakukan adalah dengan memberikan peluang kepada Aisyiyah untuk memaksimalkan perannya di
Muhammadiyah.
Kata Kunci: Kesetaraan Gender, Relasi Gender Aisyiyah dan Muhammadiyah, Peran Gender Aisyiyah.
3
PENDAHULUAN
Timbulnya anggapan bahwa perempuan merupakan kaum lemah masih dapat
kita jumpai hingga saat ini. Perbedaan antara laki- laki dan perempuan yang telah
dikonstruksikan secara sosial budaya telah memunculkan berbagai masalah gender yang
sampai detik ini diyakini banyak merugikan kaum perempuan, hal ini disebabkan sistem
nilai, norma, pelabelan/stereotipe, serta ideologi gender telah lama dilihat sebagai salah
satu faktor yang mempengaruhi posisi serta hubungan perempuan dengan laki-laki, atau
dengan lingkungan dalam konstruksi sosial masyarakat.
Nilai dan norma tentang perempuan dalam masyarakat akan tumbuh dan
berkembang dari konsensus di dalam masyarakat yang telah dibawa sejak dulu secara
turun-temurun, seiring dengan perkembangan zaman, tatanan nilai dan norma tersebut
akan terus mengalami perkembangan maupun proses rekonstruksi dalam proses
sosialnya. Walaupun demikian, cara pandang tentang perempuan atau ideologi gender
tidak dapat dipisahkan dari nilai kultural sebagai pelengkap hubungan sosial masyarakat.
Perbedaan dalam gender sesungguhnya tidaklah menjadi masalah sepanjang
tidak melahirkan ketidakadilan gender (gender inequalities) (Mansour Fakih, 2010:12).
Namun yang menjadi persoalan ketika perbedaan gender telah melahirkan ketidakdilan
baik laki- laki dan terkhusus kaum perempuan. Ketidakdilan gender merupakan sistem
dan struktur dimana kaum laki-laki dan perempuan menjadi korban dari adanya sistem
tersebut.
Pembudayaan masyarakat Indonesia yang begitu patriarkhis mengarah pada
diskriminasi perempuan, yang mana terjadi pendikotomian nilai dan peran gender yang
dikonstuksi melalui sosial budaya relasi laki- laki dan perempuan. Bentuk diskriminasi
yang dilakukan terhadap perempuan salah satunya adalah dalam bidang peningkatan
karier dan politik terkadang perempuan masih dianggap belum pantas untuk memimpin
dengan alasan bias gender.
4
Adanya perbedaan gender yang menekankan ketidaksamaan sosial dalam
organisasi Muhammadiyah terutama pada kaum perempuan yang dirasa masih begitu
sulit untuk dapat masuk menjadi pengurus inti Muhammadiyah baik di pusat, wilayah,
cabang, atau ranting. Hal ini dikarenakan konstruksi budaya organisasi yang dibangun
memang tidak mendukung perempuan untuk masuk kedalam Muhammadiyah.
Kuatnya kultur patriarki yang dilanggengkan oleh sistem dan struktur yang ada,
sehingga kemudian dipahami bahwa Muhammadiyah hanya untuk laki-laki semata,
namun perempuan hanya dipersepsikan sebagai subbagian dari Muhammadiyah, yaitu
perempuan adalah Aisyiyah, sedangkan laki-laki adalah Muhammadiyah, seperti dalam
Anggaran Dasar Muhammadiyah. Padahal Muhammadiyah beranggotakan laki-laki dan
perempuan, dan tidak ada aturan di Muhammadiyah yang melarang perempuan untuk
berkiprah pada berbagai level, antara lain kepemimpinan struktur.
Dari latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk mengkaji peran
kesetaraan gender Aisyiyah dalam organisasi Muhammadiyah dengan melakukan studi
pada Pimpinan Daerah Aisyiyah Kota Yogyakarta yang nantinya akan difokuskan pada
permasalahan tentang bagaimana konstruksi gender yang ada pada organisasi
Muhammadiyah serta bagaimana peran kesetaraan gender Aisyiyah sebagai motor
penggerak perempuan dalam organisasi Muhammadiyah.
Metode Penelitian
1. Bentuk Penelitian
Bentuk penelitian ini adalah dengan menggunakan bentuk penelitian deskriptif
kualitatif. Menurut Moleong (2005:4), pendekatan deskriptif kualitatif yaitu pendekatan
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata- kata, gambar- gambar dan
bukan angka. Data- data tersebut diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan,
foto, video tape, dokumentasi pribadi, catatan, atau memo dan dokumentasi lainnya.
5
2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini berada di Pimpinan Daerah Aisyiyah kota Yogyakarta
tepatnya di Jl. Sultan Agung, No. 14, Yogyakarta. Penelitian ini dilaksanakan dalam
jangka waktu 3 bulan yaitu dari bulan November hingga bulan Februari.
3. Sumber Data Penelitian
Pada penelitian ini menggunakan sumber data primer dan sumber data
sekunder. Sumber data primer adalah sumber data yang diperoleh dengan cara
menggali sumber asli secara langsung melalui informan. Sumber data primer pada
penelitian ini adalah para pengurus, Pimpinan Daerah Aisyiyah Kota Yogyakarta. Sumber
data sekunder Sumber data sekunder merupakan sumber data yang tidak langsung yang
dapat memberikan data tambahan yang mendukung data primer guna memperkuat
terhadap data penelitian. Sumber data sekunder diperoleh dari studi kepustakaan dan
dokumentasi dari kegiatan obyek penelitian yang sedang dilaksanakan dalam kegiatan.
4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan hal yang terpenting dalam penelitian,
karena tujuan utama penelitian adalah mendapatkan data (Sugiyono, 2010:224).
Penelitian berikut menggunakan teknik pengumpulan data yaitu: Observasi merupakan
pengamatan dan pencatatan secara sistematis tentang fenomena- fenomena yang
diteliti, baik secara formal atau informal. Wawancara merupakan proses tanya jawab
secara lisan antara dua pihak, yaitu dua pihak yang bertanya (interviewer) dan yang
memberikan jawaban (interviewee) (Moleong, 2005:186). Dokumentasi merupakan
teknik pengumpulan data yang ditujukan kepada subyek penelitian.
6
5. Teknik Sampling
Dalam penelitian ini, teknik yang akan digunakan dalam pengambilan sampel
adalah purposive sampling, tujuannya adalah untuk menjaring sebanyak mungkin
informasi dari pelbagai macam sumber dan bangunannya (Moleong, 2005:224). Pada
purposive sampling jumlah sampel ditentukan oleh pertimbangan- pertimbangan
informasi yang diperlukan. Jika sudah terjadi pengulangan informasi, maka penarikan
sampel harus diakhiri.
6. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat pada waktu peneliti menggunakan metode
(Suharsimi Arikunto, 1993:168). Dalam penelitan ini menggunakan metode observasi,
wawancara dan dokumentasi. Oleh sebab itu, instrument yang dibutuhkan adalah
pedoman observasi, pedoman wawancara, alat perekam, kamera serta alat tulis.
Instrumen pada penelitian ini adalah peneliti itu sendiri (human instrument) yang
disertai alat bantu berupa kamera.
7. Validitas Data
Teknik validitas data ini peneliti menggunakan tiga cara yaitu: Triangulasi, yaitu
teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu lain diluar data itu
guna keperluan pengecekan atau pembandingan terhadap data tersebut (Suharsimi
Arikunto, 1993:330). Ketekunan pengamatan, dimaksudkan guna menemukan ciri- ciri
dan unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang
dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal- hal tersebut secara rinci (Suharsimi
Arikunto, 1993:329). Pemeriksaan melalui diskusi dengan rekan. Teknik ini dilakukan
dengan cara mendiskusikan dengan rekan- rekan dalam bentuk diskusi analitik sehingga
kekurangan dari penelitian dapat segera diatasi dan diketahui agar pengertian
mendalam dapat segera ditelaah.
7
8. Teknik Analisis Data
Sesuai dengan tujuan penelitian maka teknik analisis data yang dipakai untuk
menganalisis data dalam penelitian ini adalah analisis kualiatatif model interaktif yang
ditunjukan oleh Miles dan Hubberman yaitu (Miles dan Huberman, 1992:115), yaitu:
pengumpulan data merupakan Data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara,
dan dokumentasi dicatat dalam catatan lapangan yang terdiri dari dua aspek, yaitu
deskripsi dan refleksi. Catatan deskripsi merupakan data alami yang berisi tentang apa
yang dilihat, didengar, dirasakan, disaksikan, dan dialami sendiri oleh peneliti. Reduksi
data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian pda langkah- langkah
penyederhanaan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan tertulis di
lapangan. Penyajian data merupakan sejumlah informasi yang tersusun dan
memberikan kemungkinan- kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan
pengambilan tindakan lebih lanjut. Penarikan kesimpulan merupakan usaha guna
mencari atau memahami makna, keteraturan pola- pola penjelasan, alur sebab akibat
atau proposisi.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Kedudukan Aisyiyah dalam organisasi Muhammadiyah dapat dilihat dari
perannya yaitu sebagai mitra dalam setiap kegiatan dan pada rapat pleno pengambilan
keputusan. Kesetaraan gender dalam pandangan Aisyiyah Kota Yogyakarta adalah
bagaimana memberikan porsi yang sama antara laki-laki dengan perempuan dalam
kepengurusan di Muhammadiyah. Program-program yang berkesetaraan gender yaitu
pemberian pendidikan HAM, pendidikan kesetaraan gender, pendidikan politik kepada
para anggota serta kader Aisyiyah untuk memberikan pemahaman tentang gender agar
mereka terakomodir dalam kepengurusan Muhammadiyah.
Peran kesetaraan gender Aisyiyah Kota Yogyakarta dapat dilihat dengan adanya
kader Aisyiyah yang duduk sebagai staf pada Majelis di Muhammadiyah dan rapat pleno
8
pengambilan keputusan. Faktor pendukung peran kesetaraan gender yaitu kemampuan
manjerial organisasi yang baik dan wawasan yang luas. Faktor penghambat peran
kesetaraan gender yaitu kurang percaya diri akan kemampuan yang dimiliki, serta
adanya rasa penghormatan berlebihan terhadap kepemimpinan laki-laki. Solusi yang
dilakukan adalah dengan memberikan peluang kepada Aisyiyah untuk memaksimalkan
perannya di Muhammadiyah.
SIMPULAN DAN SARAN
1. SIMPULAN
Berdasarkan pembahasan dalam penelitian skripsi ini dapat diberikan
kesimpulan bahwa kedudukan dari organisasi Aisyiyah Kota Yogyakarta dalam
organisasi Muhammadiyah begitu penting guna menjalankan peran kesetaraan
gender dalam organisasi Muhammadiyah. Kedudukan ini terlihat pada saat kegiatan
atau agenda yang diselenggrakan oleh Muhammadiyah.
Kedudukan Aisyiyah Kota Yogyakarta yaitu sebagai mitra dari
Muhammadiyah, mitra tersebut tidak hanya ada pada saat kegiatan saja namun
pada saat pengambilan keputusan Aisyiyah Kota Yogyakarta merupakan mitra dalam
setiap pertimbangan pengambilan keputusan.
Program-program yang berkesetaraan gender yang ada pada organisasi
Muhammadiyah yaitu dengan pelatihan-pelatihan kepada perempuan
Muhammadiyah dalam hal ini Aisyiyah Kota Yogyakarta dengan pendidikan seperti
pendidikan politik, HAM, serta kepemimpinan. Disamping itu juga terdapat telaah
mengenai PERDA yang berkesetaraan gender untuk memberikan pendidikan serta
pemahaman terhadap aturan-aturan yang berkesetaraan gender.
Peran kesetaraan gender Aisyiyah Kota Yogyakarta dalam organisasi
Muhammadiyah terlihat dari segala kegiatan yang dilakukan oleh Muhammadiyah.
9
Pada kegiatan tersebut Aisyiyah Kota Yogyakarta menjadi mitra dalam setiap
kegiatan, selain menjadi mitra dari Muhammadiyah dalam setiap kegiatan peran
kesetaraan gender juga terlihat saat pengambilan keputusan.
Faktor pendukung peran kesetaraan gender Aisyiyah Kota Yogyakarta dalam
organisasi Muhammadiyah adalah dimana perempuan dilibatkan dalam setiap
agenda Muhammadiyah, baik itu dalam jabatan struktural maupun dalam
kepanitiaan agenda Muhammadiyah. Kemampuan manajerial organisasi termasuk
dalam faktor pendukung perempuan Muhammadiyah. Kemampuan manajerial
tersebut memudahkan bagi perempuan Muhammadiyah untuk masuk menjadi
pengurus Muhammadiyah.
Faktor penghambat peran kesetaraan gender Aisyiyah Kota Yogyakarta
dalam organisasi Muhammadiyah yaitu masih adanya perempuan Muhammadiyah
yang membatasi diri untuk tampil sebagai pemimpin dalam organisasi
Muhammadiyah. Membatasi diri yang dimaksudkan adalah perempuan
Muhammadiyah memberikan kesempatan kepada laki-laki untuk tampil sebagai
pemimpin, selain itu adalah kurangnya percaya diri untuk duduk dalam struktur
organisasi Muhammadiyah Kota Yogyakarta.
2. SARAN
Saran ini diambil dari hambatan yang dialami Aisyiyah Kota Yogyakarta dalam
kesetaraan gender. Saran adalah sebagai berikut:
a. Untuk Muhammadiyah Kota Yogyakarta
1). Memberikan peluang kepada perempuan Muhammadiyah dalam hal ini
Aisyiyah Kota Yogyakarta untuk memaksimalkan perannya didalam
kepengurusan Muhammadiyah.
10
2). Melakukan sinergi antara Aisyiyah dan Muhammadiyah terkait dengan
program- program yang berkesetaraan gender.
3). Seyogyanya anggota Muhammadiyah meluaskan peranannya dengan cara
mengikutsertakan perempuan dalam setiap kegiatan Muhammadiyah.
b. Untuk Aisyiyah Kota Yogyakarta
1). Terus berupaya untuk berperan secara aktif dalam organisasi Muhammadiyah
yaitu dengan cara ikut menjadi bagian dari Muhammadiyah di berbagai level.
2). Bersama-sama dengan Muhammadiyah untuk membangun kehidupan yang
lebih baik melalui kegiatan dakwah, pendidikan, serta sosial kemasyarakatan.
3). Memberikan pendidikan HAM, kesetaraan gender, dan lain-lain untuk para
anggota dan kader Aisyiyah Kota Yogyakarta agar mereka mempunyai kapabilitas
dalam mengambil keputusan secara makro.
Daftar Pustaka
Lexy J. Moleong. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Mansour Fakih. 1996. Menggeser Konsepsi dan Transformasi Sosial. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
. 2010. Analisis Gender dan Transformasi Sosial. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar
Milles dan Hubberman. 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: Universitas
Indonesia Press.
Suharsimi Arikunto. 1993. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta:
Rineka Cipta.
Sugiyono. 2010. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

More Related Content

Viewers also liked

VTC-location based channel estimation for massive full-dimensional MIMO systems
VTC-location based channel estimation for massive full-dimensional MIMO systemsVTC-location based channel estimation for massive full-dimensional MIMO systems
VTC-location based channel estimation for massive full-dimensional MIMO systemsQian Han
 
perkembangan manusia dalam persep[ektif islam
perkembangan manusia dalam persep[ektif islamperkembangan manusia dalam persep[ektif islam
perkembangan manusia dalam persep[ektif islamRoisMansur
 
1_VTC_Qian
1_VTC_Qian1_VTC_Qian
1_VTC_QianQian Han
 
LSQR-Based-Precoding
LSQR-Based-PrecodingLSQR-Based-Precoding
LSQR-Based-PrecodingQian Han
 
Contoh Makalah Hadis Pakaian dan Perhiasan
Contoh Makalah Hadis Pakaian dan PerhiasanContoh Makalah Hadis Pakaian dan Perhiasan
Contoh Makalah Hadis Pakaian dan PerhiasanRoisMansur
 
Stacey Marshall Resume 2015
Stacey Marshall Resume 2015Stacey Marshall Resume 2015
Stacey Marshall Resume 2015Stacey Marshall
 
KEBERAGAMAN SUKU,AGAMA, RAS, BUDAYA DAN GENDER
KEBERAGAMAN SUKU,AGAMA, RAS, BUDAYA DAN GENDERKEBERAGAMAN SUKU,AGAMA, RAS, BUDAYA DAN GENDER
KEBERAGAMAN SUKU,AGAMA, RAS, BUDAYA DAN GENDERSuhardi Ratnosaputro
 
Introduction to en world Japan
Introduction to en world JapanIntroduction to en world Japan
Introduction to en world Japanen world
 

Viewers also liked (9)

VTC-location based channel estimation for massive full-dimensional MIMO systems
VTC-location based channel estimation for massive full-dimensional MIMO systemsVTC-location based channel estimation for massive full-dimensional MIMO systems
VTC-location based channel estimation for massive full-dimensional MIMO systems
 
perkembangan manusia dalam persep[ektif islam
perkembangan manusia dalam persep[ektif islamperkembangan manusia dalam persep[ektif islam
perkembangan manusia dalam persep[ektif islam
 
1_VTC_Qian
1_VTC_Qian1_VTC_Qian
1_VTC_Qian
 
LSQR-Based-Precoding
LSQR-Based-PrecodingLSQR-Based-Precoding
LSQR-Based-Precoding
 
Contoh Makalah Hadis Pakaian dan Perhiasan
Contoh Makalah Hadis Pakaian dan PerhiasanContoh Makalah Hadis Pakaian dan Perhiasan
Contoh Makalah Hadis Pakaian dan Perhiasan
 
Stacey Marshall Resume 2015
Stacey Marshall Resume 2015Stacey Marshall Resume 2015
Stacey Marshall Resume 2015
 
KEBERAGAMAN SUKU,AGAMA, RAS, BUDAYA DAN GENDER
KEBERAGAMAN SUKU,AGAMA, RAS, BUDAYA DAN GENDERKEBERAGAMAN SUKU,AGAMA, RAS, BUDAYA DAN GENDER
KEBERAGAMAN SUKU,AGAMA, RAS, BUDAYA DAN GENDER
 
Introduction to en world Japan
Introduction to en world JapanIntroduction to en world Japan
Introduction to en world Japan
 
Dukes Term 1 2016 report
Dukes Term 1 2016 reportDukes Term 1 2016 report
Dukes Term 1 2016 report
 

Similar to 2781

Bab iii metode penelitian kualitatif
Bab iii metode penelitian kualitatifBab iii metode penelitian kualitatif
Bab iii metode penelitian kualitatifRoyadi Nusa
 
Yuliaistanahunairbab4
Yuliaistanahunairbab4Yuliaistanahunairbab4
Yuliaistanahunairbab4smudger69
 
BAB III.pdf
BAB III.pdfBAB III.pdf
BAB III.pdfnhast2
 
dddddddddddddddddddddddddEthnography.pptx
dddddddddddddddddddddddddEthnography.pptxdddddddddddddddddddddddddEthnography.pptx
dddddddddddddddddddddddddEthnography.pptxUmiarso
 
jurnal pengantar pendidikan kel.6.docx
jurnal pengantar pendidikan kel.6.docxjurnal pengantar pendidikan kel.6.docx
jurnal pengantar pendidikan kel.6.docxannuriputri
 
PERAN WANITA PADA PARTAI DEMOKRAT LEMBAGA LEGISLATIF.pptx
PERAN WANITA PADA PARTAI DEMOKRAT LEMBAGA LEGISLATIF.pptxPERAN WANITA PADA PARTAI DEMOKRAT LEMBAGA LEGISLATIF.pptx
PERAN WANITA PADA PARTAI DEMOKRAT LEMBAGA LEGISLATIF.pptxKazukiNakamoto1
 
Esensi penelitian kualitatif
Esensi penelitian kualitatifEsensi penelitian kualitatif
Esensi penelitian kualitatifpurnawanaja
 
PPT Seminar Proposan Mifta.pptx
PPT Seminar Proposan Mifta.pptxPPT Seminar Proposan Mifta.pptx
PPT Seminar Proposan Mifta.pptxsaifullahfullo1
 
Publikasi karya_ilmiah
Publikasi  karya_ilmiahPublikasi  karya_ilmiah
Publikasi karya_ilmiahMas Mujoko
 
5_TEMA_SUARA_DEMOKRASI_pptx (2).pptx
5_TEMA_SUARA_DEMOKRASI_pptx (2).pptx5_TEMA_SUARA_DEMOKRASI_pptx (2).pptx
5_TEMA_SUARA_DEMOKRASI_pptx (2).pptxErnaChristina
 
Desain Pengembangan Participatory Action Research
Desain Pengembangan Participatory Action ResearchDesain Pengembangan Participatory Action Research
Desain Pengembangan Participatory Action ResearchIslamic Studies
 
Pembelajaran tentang Suara Demokrasi F E
Pembelajaran tentang Suara Demokrasi F EPembelajaran tentang Suara Demokrasi F E
Pembelajaran tentang Suara Demokrasi F EJokoPramono46
 
Orientasi Pendidikan Kepramukaan dalam Pembinaan Kepribadian (Bab III : Metod...
Orientasi Pendidikan Kepramukaan dalam Pembinaan Kepribadian (Bab III : Metod...Orientasi Pendidikan Kepramukaan dalam Pembinaan Kepribadian (Bab III : Metod...
Orientasi Pendidikan Kepramukaan dalam Pembinaan Kepribadian (Bab III : Metod...Oyon08
 
Penelitian kualitatif
Penelitian kualitatifPenelitian kualitatif
Penelitian kualitatifocwunj_fip
 

Similar to 2781 (20)

Bab iii metode penelitian kualitatif
Bab iii metode penelitian kualitatifBab iii metode penelitian kualitatif
Bab iii metode penelitian kualitatif
 
Yuliaistanahunairbab4
Yuliaistanahunairbab4Yuliaistanahunairbab4
Yuliaistanahunairbab4
 
BAB III.pdf
BAB III.pdfBAB III.pdf
BAB III.pdf
 
dddddddddddddddddddddddddEthnography.pptx
dddddddddddddddddddddddddEthnography.pptxdddddddddddddddddddddddddEthnography.pptx
dddddddddddddddddddddddddEthnography.pptx
 
Sidang tesis Arman
Sidang tesis ArmanSidang tesis Arman
Sidang tesis Arman
 
jurnal pengantar pendidikan kel.6.docx
jurnal pengantar pendidikan kel.6.docxjurnal pengantar pendidikan kel.6.docx
jurnal pengantar pendidikan kel.6.docx
 
PERAN WANITA PADA PARTAI DEMOKRAT LEMBAGA LEGISLATIF.pptx
PERAN WANITA PADA PARTAI DEMOKRAT LEMBAGA LEGISLATIF.pptxPERAN WANITA PADA PARTAI DEMOKRAT LEMBAGA LEGISLATIF.pptx
PERAN WANITA PADA PARTAI DEMOKRAT LEMBAGA LEGISLATIF.pptx
 
Esensi penelitian kualitatif
Esensi penelitian kualitatifEsensi penelitian kualitatif
Esensi penelitian kualitatif
 
Bab3revisi
Bab3revisiBab3revisi
Bab3revisi
 
PPT Seminar Proposan Mifta.pptx
PPT Seminar Proposan Mifta.pptxPPT Seminar Proposan Mifta.pptx
PPT Seminar Proposan Mifta.pptx
 
Publikasi karya_ilmiah
Publikasi  karya_ilmiahPublikasi  karya_ilmiah
Publikasi karya_ilmiah
 
5_TEMA_SUARA_DEMOKRASI_pptx (2).pptx
5_TEMA_SUARA_DEMOKRASI_pptx (2).pptx5_TEMA_SUARA_DEMOKRASI_pptx (2).pptx
5_TEMA_SUARA_DEMOKRASI_pptx (2).pptx
 
Bab3
Bab3Bab3
Bab3
 
PPT.pptx
PPT.pptxPPT.pptx
PPT.pptx
 
Kajian etnografi
Kajian etnografiKajian etnografi
Kajian etnografi
 
S pkn 0705534_chapter3
S pkn 0705534_chapter3S pkn 0705534_chapter3
S pkn 0705534_chapter3
 
Desain Pengembangan Participatory Action Research
Desain Pengembangan Participatory Action ResearchDesain Pengembangan Participatory Action Research
Desain Pengembangan Participatory Action Research
 
Pembelajaran tentang Suara Demokrasi F E
Pembelajaran tentang Suara Demokrasi F EPembelajaran tentang Suara Demokrasi F E
Pembelajaran tentang Suara Demokrasi F E
 
Orientasi Pendidikan Kepramukaan dalam Pembinaan Kepribadian (Bab III : Metod...
Orientasi Pendidikan Kepramukaan dalam Pembinaan Kepribadian (Bab III : Metod...Orientasi Pendidikan Kepramukaan dalam Pembinaan Kepribadian (Bab III : Metod...
Orientasi Pendidikan Kepramukaan dalam Pembinaan Kepribadian (Bab III : Metod...
 
Penelitian kualitatif
Penelitian kualitatifPenelitian kualitatif
Penelitian kualitatif
 

Recently uploaded

MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxmariaboisala21
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxrikosyahputra0173
 
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfGeologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfAuliaAulia63
 
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Shary Armonitha
 
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptxPENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptxheru687292
 
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxzidanlbs25
 
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxMenggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxImahMagwa
 

Recently uploaded (7)

MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
 
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfGeologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
 
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
 
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptxPENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
 
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
 
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxMenggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
 

2781

  • 1. 2 PERAN KESETARAAN GENDER DALAM ORGANISASI ISLAM: STUDI PADA PIMPINAN DAERAH AISYIYAH KOTA YOGYAKARTA Oleh: Wahyu Yogi Aprianto, Farida Hanum, dan Nur Hidayah wyogiaprianto68@yahoo.co.id ABSTRAK Aisyiyah merupakan salah satu organisasi otonom khusus Muhammadiyah yang diberikan hak secara utuh untuk mengurusi rumah tangga organisasinya. Aisyiyah dan Muhammadiyah telah membangun relasi gender. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana peran kesetaraan gender Aisyiyah Kota Yogyakarta dalam organisasi Muhammadiyah, faktor pendukung dan penghambat peran kesetaraan gender Aisyiyah dalam organisasi Muhammadiyah. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Data diperoleh melalui wawancara yang didukung oleh data hasil dokumentasi. Subyek penelitian ini adalah anggota dan pengurus Pimpinan Daerah Aisyiyah Kota Yogyakarta. Tekning sampling yang digunaan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Validitas data mnggunakan teknik triangulasi sumber. Teknik analisis data yang digunkan adalah secara interaktif melalui proses pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran kesetaraan gender Aisyiyah Kota Yogyakarta dalam organisasi Muhammadiyah yaitu sebagai mitra dalam setiap kegiatan dan pada rapat pleno pengambilan keputusan. Kesetaraan gender dalam pandangan Aisyiyah Kota Yogyakarta adalah bagaimana memberikan porsi yang sama antara laki-laki dengan perempuan dalam kepengurusan di Muhammadiyah. Program-program yang berkesetaraan gender yaitu pemberian pendidikan HAM, pendidikan kesetaraan gender, pendidikan politik kepada para anggota serta kader Aisyiyah untuk memberikan pemahaman agar mereka terakomodir dalam kepengurusan Muhammadiyah. Peran kesetaraan gender Aisyiyah Kota Yogyakarta dapat dilihat dengan adanya kader Aisyiyah yang duduk sebagai staf pada Majelis di Muhammadiyah dan rapat pleno pengambilan keputusan. Faktor pendukung peran kesetaraan gender yaitu kemampuan manjerial organisasi yang baik dan wawasan yang luas. Faktor penghambat peran kesetaraan gender yaitu kurang percaya diri akan kemampuan yang dimiliki, serta adanya rasa penghormatan berlebihan terhadap kepemimpinan laki-laki. Solusi yang dilakukan adalah dengan memberikan peluang kepada Aisyiyah untuk memaksimalkan perannya di Muhammadiyah. Kata Kunci: Kesetaraan Gender, Relasi Gender Aisyiyah dan Muhammadiyah, Peran Gender Aisyiyah.
  • 2. 3 PENDAHULUAN Timbulnya anggapan bahwa perempuan merupakan kaum lemah masih dapat kita jumpai hingga saat ini. Perbedaan antara laki- laki dan perempuan yang telah dikonstruksikan secara sosial budaya telah memunculkan berbagai masalah gender yang sampai detik ini diyakini banyak merugikan kaum perempuan, hal ini disebabkan sistem nilai, norma, pelabelan/stereotipe, serta ideologi gender telah lama dilihat sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi posisi serta hubungan perempuan dengan laki-laki, atau dengan lingkungan dalam konstruksi sosial masyarakat. Nilai dan norma tentang perempuan dalam masyarakat akan tumbuh dan berkembang dari konsensus di dalam masyarakat yang telah dibawa sejak dulu secara turun-temurun, seiring dengan perkembangan zaman, tatanan nilai dan norma tersebut akan terus mengalami perkembangan maupun proses rekonstruksi dalam proses sosialnya. Walaupun demikian, cara pandang tentang perempuan atau ideologi gender tidak dapat dipisahkan dari nilai kultural sebagai pelengkap hubungan sosial masyarakat. Perbedaan dalam gender sesungguhnya tidaklah menjadi masalah sepanjang tidak melahirkan ketidakadilan gender (gender inequalities) (Mansour Fakih, 2010:12). Namun yang menjadi persoalan ketika perbedaan gender telah melahirkan ketidakdilan baik laki- laki dan terkhusus kaum perempuan. Ketidakdilan gender merupakan sistem dan struktur dimana kaum laki-laki dan perempuan menjadi korban dari adanya sistem tersebut. Pembudayaan masyarakat Indonesia yang begitu patriarkhis mengarah pada diskriminasi perempuan, yang mana terjadi pendikotomian nilai dan peran gender yang dikonstuksi melalui sosial budaya relasi laki- laki dan perempuan. Bentuk diskriminasi yang dilakukan terhadap perempuan salah satunya adalah dalam bidang peningkatan karier dan politik terkadang perempuan masih dianggap belum pantas untuk memimpin dengan alasan bias gender.
  • 3. 4 Adanya perbedaan gender yang menekankan ketidaksamaan sosial dalam organisasi Muhammadiyah terutama pada kaum perempuan yang dirasa masih begitu sulit untuk dapat masuk menjadi pengurus inti Muhammadiyah baik di pusat, wilayah, cabang, atau ranting. Hal ini dikarenakan konstruksi budaya organisasi yang dibangun memang tidak mendukung perempuan untuk masuk kedalam Muhammadiyah. Kuatnya kultur patriarki yang dilanggengkan oleh sistem dan struktur yang ada, sehingga kemudian dipahami bahwa Muhammadiyah hanya untuk laki-laki semata, namun perempuan hanya dipersepsikan sebagai subbagian dari Muhammadiyah, yaitu perempuan adalah Aisyiyah, sedangkan laki-laki adalah Muhammadiyah, seperti dalam Anggaran Dasar Muhammadiyah. Padahal Muhammadiyah beranggotakan laki-laki dan perempuan, dan tidak ada aturan di Muhammadiyah yang melarang perempuan untuk berkiprah pada berbagai level, antara lain kepemimpinan struktur. Dari latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk mengkaji peran kesetaraan gender Aisyiyah dalam organisasi Muhammadiyah dengan melakukan studi pada Pimpinan Daerah Aisyiyah Kota Yogyakarta yang nantinya akan difokuskan pada permasalahan tentang bagaimana konstruksi gender yang ada pada organisasi Muhammadiyah serta bagaimana peran kesetaraan gender Aisyiyah sebagai motor penggerak perempuan dalam organisasi Muhammadiyah. Metode Penelitian 1. Bentuk Penelitian Bentuk penelitian ini adalah dengan menggunakan bentuk penelitian deskriptif kualitatif. Menurut Moleong (2005:4), pendekatan deskriptif kualitatif yaitu pendekatan penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata- kata, gambar- gambar dan bukan angka. Data- data tersebut diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, foto, video tape, dokumentasi pribadi, catatan, atau memo dan dokumentasi lainnya.
  • 4. 5 2. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini berada di Pimpinan Daerah Aisyiyah kota Yogyakarta tepatnya di Jl. Sultan Agung, No. 14, Yogyakarta. Penelitian ini dilaksanakan dalam jangka waktu 3 bulan yaitu dari bulan November hingga bulan Februari. 3. Sumber Data Penelitian Pada penelitian ini menggunakan sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer adalah sumber data yang diperoleh dengan cara menggali sumber asli secara langsung melalui informan. Sumber data primer pada penelitian ini adalah para pengurus, Pimpinan Daerah Aisyiyah Kota Yogyakarta. Sumber data sekunder Sumber data sekunder merupakan sumber data yang tidak langsung yang dapat memberikan data tambahan yang mendukung data primer guna memperkuat terhadap data penelitian. Sumber data sekunder diperoleh dari studi kepustakaan dan dokumentasi dari kegiatan obyek penelitian yang sedang dilaksanakan dalam kegiatan. 4. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data merupakan hal yang terpenting dalam penelitian, karena tujuan utama penelitian adalah mendapatkan data (Sugiyono, 2010:224). Penelitian berikut menggunakan teknik pengumpulan data yaitu: Observasi merupakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis tentang fenomena- fenomena yang diteliti, baik secara formal atau informal. Wawancara merupakan proses tanya jawab secara lisan antara dua pihak, yaitu dua pihak yang bertanya (interviewer) dan yang memberikan jawaban (interviewee) (Moleong, 2005:186). Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang ditujukan kepada subyek penelitian.
  • 5. 6 5. Teknik Sampling Dalam penelitian ini, teknik yang akan digunakan dalam pengambilan sampel adalah purposive sampling, tujuannya adalah untuk menjaring sebanyak mungkin informasi dari pelbagai macam sumber dan bangunannya (Moleong, 2005:224). Pada purposive sampling jumlah sampel ditentukan oleh pertimbangan- pertimbangan informasi yang diperlukan. Jika sudah terjadi pengulangan informasi, maka penarikan sampel harus diakhiri. 6. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian merupakan alat pada waktu peneliti menggunakan metode (Suharsimi Arikunto, 1993:168). Dalam penelitan ini menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Oleh sebab itu, instrument yang dibutuhkan adalah pedoman observasi, pedoman wawancara, alat perekam, kamera serta alat tulis. Instrumen pada penelitian ini adalah peneliti itu sendiri (human instrument) yang disertai alat bantu berupa kamera. 7. Validitas Data Teknik validitas data ini peneliti menggunakan tiga cara yaitu: Triangulasi, yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu lain diluar data itu guna keperluan pengecekan atau pembandingan terhadap data tersebut (Suharsimi Arikunto, 1993:330). Ketekunan pengamatan, dimaksudkan guna menemukan ciri- ciri dan unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal- hal tersebut secara rinci (Suharsimi Arikunto, 1993:329). Pemeriksaan melalui diskusi dengan rekan. Teknik ini dilakukan dengan cara mendiskusikan dengan rekan- rekan dalam bentuk diskusi analitik sehingga kekurangan dari penelitian dapat segera diatasi dan diketahui agar pengertian mendalam dapat segera ditelaah.
  • 6. 7 8. Teknik Analisis Data Sesuai dengan tujuan penelitian maka teknik analisis data yang dipakai untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah analisis kualiatatif model interaktif yang ditunjukan oleh Miles dan Hubberman yaitu (Miles dan Huberman, 1992:115), yaitu: pengumpulan data merupakan Data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi dicatat dalam catatan lapangan yang terdiri dari dua aspek, yaitu deskripsi dan refleksi. Catatan deskripsi merupakan data alami yang berisi tentang apa yang dilihat, didengar, dirasakan, disaksikan, dan dialami sendiri oleh peneliti. Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian pda langkah- langkah penyederhanaan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan tertulis di lapangan. Penyajian data merupakan sejumlah informasi yang tersusun dan memberikan kemungkinan- kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan lebih lanjut. Penarikan kesimpulan merupakan usaha guna mencari atau memahami makna, keteraturan pola- pola penjelasan, alur sebab akibat atau proposisi. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Kedudukan Aisyiyah dalam organisasi Muhammadiyah dapat dilihat dari perannya yaitu sebagai mitra dalam setiap kegiatan dan pada rapat pleno pengambilan keputusan. Kesetaraan gender dalam pandangan Aisyiyah Kota Yogyakarta adalah bagaimana memberikan porsi yang sama antara laki-laki dengan perempuan dalam kepengurusan di Muhammadiyah. Program-program yang berkesetaraan gender yaitu pemberian pendidikan HAM, pendidikan kesetaraan gender, pendidikan politik kepada para anggota serta kader Aisyiyah untuk memberikan pemahaman tentang gender agar mereka terakomodir dalam kepengurusan Muhammadiyah. Peran kesetaraan gender Aisyiyah Kota Yogyakarta dapat dilihat dengan adanya kader Aisyiyah yang duduk sebagai staf pada Majelis di Muhammadiyah dan rapat pleno
  • 7. 8 pengambilan keputusan. Faktor pendukung peran kesetaraan gender yaitu kemampuan manjerial organisasi yang baik dan wawasan yang luas. Faktor penghambat peran kesetaraan gender yaitu kurang percaya diri akan kemampuan yang dimiliki, serta adanya rasa penghormatan berlebihan terhadap kepemimpinan laki-laki. Solusi yang dilakukan adalah dengan memberikan peluang kepada Aisyiyah untuk memaksimalkan perannya di Muhammadiyah. SIMPULAN DAN SARAN 1. SIMPULAN Berdasarkan pembahasan dalam penelitian skripsi ini dapat diberikan kesimpulan bahwa kedudukan dari organisasi Aisyiyah Kota Yogyakarta dalam organisasi Muhammadiyah begitu penting guna menjalankan peran kesetaraan gender dalam organisasi Muhammadiyah. Kedudukan ini terlihat pada saat kegiatan atau agenda yang diselenggrakan oleh Muhammadiyah. Kedudukan Aisyiyah Kota Yogyakarta yaitu sebagai mitra dari Muhammadiyah, mitra tersebut tidak hanya ada pada saat kegiatan saja namun pada saat pengambilan keputusan Aisyiyah Kota Yogyakarta merupakan mitra dalam setiap pertimbangan pengambilan keputusan. Program-program yang berkesetaraan gender yang ada pada organisasi Muhammadiyah yaitu dengan pelatihan-pelatihan kepada perempuan Muhammadiyah dalam hal ini Aisyiyah Kota Yogyakarta dengan pendidikan seperti pendidikan politik, HAM, serta kepemimpinan. Disamping itu juga terdapat telaah mengenai PERDA yang berkesetaraan gender untuk memberikan pendidikan serta pemahaman terhadap aturan-aturan yang berkesetaraan gender. Peran kesetaraan gender Aisyiyah Kota Yogyakarta dalam organisasi Muhammadiyah terlihat dari segala kegiatan yang dilakukan oleh Muhammadiyah.
  • 8. 9 Pada kegiatan tersebut Aisyiyah Kota Yogyakarta menjadi mitra dalam setiap kegiatan, selain menjadi mitra dari Muhammadiyah dalam setiap kegiatan peran kesetaraan gender juga terlihat saat pengambilan keputusan. Faktor pendukung peran kesetaraan gender Aisyiyah Kota Yogyakarta dalam organisasi Muhammadiyah adalah dimana perempuan dilibatkan dalam setiap agenda Muhammadiyah, baik itu dalam jabatan struktural maupun dalam kepanitiaan agenda Muhammadiyah. Kemampuan manajerial organisasi termasuk dalam faktor pendukung perempuan Muhammadiyah. Kemampuan manajerial tersebut memudahkan bagi perempuan Muhammadiyah untuk masuk menjadi pengurus Muhammadiyah. Faktor penghambat peran kesetaraan gender Aisyiyah Kota Yogyakarta dalam organisasi Muhammadiyah yaitu masih adanya perempuan Muhammadiyah yang membatasi diri untuk tampil sebagai pemimpin dalam organisasi Muhammadiyah. Membatasi diri yang dimaksudkan adalah perempuan Muhammadiyah memberikan kesempatan kepada laki-laki untuk tampil sebagai pemimpin, selain itu adalah kurangnya percaya diri untuk duduk dalam struktur organisasi Muhammadiyah Kota Yogyakarta. 2. SARAN Saran ini diambil dari hambatan yang dialami Aisyiyah Kota Yogyakarta dalam kesetaraan gender. Saran adalah sebagai berikut: a. Untuk Muhammadiyah Kota Yogyakarta 1). Memberikan peluang kepada perempuan Muhammadiyah dalam hal ini Aisyiyah Kota Yogyakarta untuk memaksimalkan perannya didalam kepengurusan Muhammadiyah.
  • 9. 10 2). Melakukan sinergi antara Aisyiyah dan Muhammadiyah terkait dengan program- program yang berkesetaraan gender. 3). Seyogyanya anggota Muhammadiyah meluaskan peranannya dengan cara mengikutsertakan perempuan dalam setiap kegiatan Muhammadiyah. b. Untuk Aisyiyah Kota Yogyakarta 1). Terus berupaya untuk berperan secara aktif dalam organisasi Muhammadiyah yaitu dengan cara ikut menjadi bagian dari Muhammadiyah di berbagai level. 2). Bersama-sama dengan Muhammadiyah untuk membangun kehidupan yang lebih baik melalui kegiatan dakwah, pendidikan, serta sosial kemasyarakatan. 3). Memberikan pendidikan HAM, kesetaraan gender, dan lain-lain untuk para anggota dan kader Aisyiyah Kota Yogyakarta agar mereka mempunyai kapabilitas dalam mengambil keputusan secara makro. Daftar Pustaka Lexy J. Moleong. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Mansour Fakih. 1996. Menggeser Konsepsi dan Transformasi Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. . 2010. Analisis Gender dan Transformasi Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Milles dan Hubberman. 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: Universitas Indonesia Press. Suharsimi Arikunto. 1993. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: Rineka Cipta. Sugiyono. 2010. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.