SlideShare a Scribd company logo
1 of 4
Download to read offline
Prosiding Seminar Ilmiah dan Pertemuan Tahunan PEI dan PFI XX Komisariat Daerah Sulawesi Selatan, 27 Mei 2010
 257
PEMBUATAN FORMULA PESTISIDA HAYATI Beauveria bassiana Vuill.
DAN KEMASANNYA
 
Surtikanti dan Juniarsih
Balai Penelitian Tanaman Serealia, Maros
 
 
ABSTRAK
Penelitian pembuatan formulasi pestisida hayati Beauveria bassiana Vuill. dan kemasannya dilakukan di
laboratorium Lapangan Perkebunan, Kariango, laboratorium Pengendalian Hayati UGM dan
laboratorium Hama dan Penyakit Balitsereal dari bulan Mei sampai bulan September 2009.. Beras
dicuci, direndam dalam air panas selama 60 menit sehingga menjadi nasi aron. Masukkan media beras
ke dalam kantong tahan panas, timbang seberat 0,5 kg dan kemudian disterilkan selama 30 menit.
Media steril tersebut ditambahkan biakan murni B, bassiana dengan perbandingan 20 : 1. . Kantong
plastik berisi media dan biakan murni dengan berat masing-masing 0,5 kg disimpan selama 7 – 10
hari. Setelah 20 – 24 hari dan terlihat gumpalan-gumpalan berwarna putih yaitu miselium dari B.
bassiana, kantong plastik dibuka kemudian dikering anginkan, bila sudah kering, digiling dan diayak
dengan saringan 120 mesh. Tepung B. bassiana yang telah diayak, diukur kepadatan sporanya dengan
menggunakan haemocytometer, kemudian dikemas dalam kemasan 30 gr. Hasil yang diperoleh tepung
Beauveria bassiana Vuill dalam kemasan ukuran 30 gram, dengan kepadatan spora 1013
konidia/ml dan
diberi label.Tepung Beauveria bassiana tersebut dapat digunakan sebagai biopestisida untuk
mengendalikan penggerek batang jagung (Ostrinia furnacalis).
Kata kunci: tepung Beauveria bassiana, Ostrinia furnacalis, pengemasan
 
 
PENDAHULUAN
Umumnya petani mengendalikan hama dengan menggunakan insektisida kimia, karena insektisida
tersebut lebih praktis penggunaannya dan hasilnya dapat dilihat dalam waktu singkat. Namun
penggunaan insektisida kimia yang tidak tepat seperti waktu aplikasi dan dosis yang digunakan dapat
menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan. Oleh sebab itu dalam pengendalian hama terpadu
(PHT) dianjurkan menggunakan insektisida kimia , apabila pengendalian lain telah dicobakan, namun
padat populasi hama masih tetap tinggi.
Cara pengendalian lain yang dapat digunakan adalah pemanfaatan musuh alami. Musuh alami
dapat berupa predator, parasitoid, dan patogen. Salah satu musuh alami yang dapat digunakan adalah
cendawan patogen. Beberapa jenis musuh alami dari cendawan patogen antara lain Metharrizium
anisopliae (Baehaki dan Novianti, 1993), Beauveria. bassiana, Fusarium sp., Herustella citriformis, dan
Paecylomyces sp. (Yasin dan Baco,1988 ; Haryono ,1993 ; Yasin et al., 1999).
Pemanfaatan musuh alami mempunyai beberapa keuntungan yaitu untuk mencegah keresistenan
hama terhadap pengaruh insektisida kimia, aman terhadap lingkungan, aktif dengan sendirinya setelah
diaplikasi, dapat diproduksi dengan mudah dan biaya relatif murah, serta dapat disimpan lama
(Surtikanti dan Yasin, 2005).
Cendawan Beauveria bassiana Vuill. tergolong dalam klas Deuteromycetes (fungi : Imperfekti),
ordo Moniliales, famili Moniliaceae. Pertumbuhan dalam media berbentuk koloni berwarna putih seperti
kapas. Konidiofor yang fertil bercabang-cabang secara zigzag, dan pada bagian ujungnya terbentuk
spora (konidia). Konidia bersel satu, berbentuk bulat sampai oval, berukuran 2 – 3 mikron. Hifanya dalam
Surtikanti dan Juniarsih : Pembuatan Formula Pestisida Hayati Beauveria bassiana Vuill. Dan Kemasannya.
 258
koloni berwarna putih berukuran 2 – 4 mikron (Tanada dan Kaya, 1993). Suhu optimal yang dapat
mendukung pertumbuhan cendawan B. bassiana adalah 20 - 30 0
C dan suhu kritisnya adalah 50
C dan
350
C. Namun bila terjadi kenaikan suhu sampai 550
C selama 10 menit spora cendawan B. bassiana pada
isolat LaHh masih mampu berkecambah sampai 14,67% (Suharto et al, 1998).
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan formulasi biopestisida dari cendawan
Beauveria bassiana dan bagaimana kemasannya.
BAHAN DAN METODA
Waktu pelaksanaan kegiatan antara bulan Mei sampai September 2009. Mengumpulkan isolat
B. bassiana dari serangga-serangga yang terinfeksi di lapangan, kemudian dibawa ke Laboratorium untuk
dikulturkan sehingga didapatkan cendawan B. bassiana murni.
Caranya sebagai berikut : Serangga-serangga yang terinfeksi diberi label dengan nama sesuai
dengan daerah diketemukannya dan jenis serangganya. Serangga yang terinfeksi dimasukkan ke dalam
100 ml aquadest (air steril), lalu di suspensikan. Suspensi isolat tersebut diencerkan pada konsentrasi
10-5
. Hasil pengenceran dibiakkan pada media Potato Dextrose Agar (PDA) dan diinkubasikan selama 2
x 24 jam. Koloni tunggal yang muncul setelah 2 x 24 jam dipindahkan ke media PDA lain yang ada pada
cawan petri. Setelah murni (B. bassiana) 258solate dikarakterisasi secara morfologi dengan
menggunakan buku identifikasi Barnett dan Hunter (1972) dan Streets (1972). Bila sudah diketahui
bahwa benar-benar koloni cendawan B.bassiana maka diperbanyak dengan cara dipindahkan ke media
PDA lain dengan ditambahkan larva dari hama jagung.
Beras dicuci, direndam dalam air panas selama 60 menit sehingga menjadi nasi aron. Masukkan
media beras ke dalam kantong tahan panas, timbang seberat 0,5 kg dan kemudian disterilkan selama 30
menit. Media steril tersebut ditambahkan biakan murni dengan perbandingan 20 : 1. . Kantong plastik
berisi media dan biakan murni dengan berat masing-masing 0,5 kg disimpan selama 7 – 10 hari. Setelah
20 – 24 hari kemudian dikering anginkan, bila sudah kering, digiling dan diayak dengan saringan 120
mesh.
Tepung B. bassiana yang telah diayak, diukur kepadatan sporanya dengan menggunakan
haemocytometer, kemudian dikemas dalam kemasan 30 gr.
Pengamatan dilakukan setelah menjadi tepung B. bassiana untuk diamati jumlah
konidia/ml dengan menggunakan hemicytometer. Jumlah konidia dihitung dengan rumus menurut
Sudibyo (1994) :
                   T           
 
 
 
  K =                        X 106 
          N x 0,025 
Dimana K = konsentrasi spora
 
T = jumlah spora yang diamati
N = jumlah kotak yang diamati
HASIL DAN PEMBAHASAN
Seperti dalam Gambar 2, terlihat tahapan-tahapan untuk pengemasan. Setelah cendawan B.
bassiana diperbanyak dalam media beras, dibuka kantong plastiknya dan dikering anginkan, setelah agak
kering, ditumbuk untuk mendapatkan gumpalan-gumpalan yang lebih kecil, kemudian di blender untuk
mendapatkan tepung. Tepung yang dihasilkan diayak dengan menggunakan saringan 120 mesh untuk
mendapatkan tepung yang lebih halus. Tepung ditimbang + 3- g dan dikemas dalam kantong plastik,
kemudian diberi label.
Prosiding Seminar Ilmiah dan Pertemuan Tahunan PEI dan PFI XX Komisariat Daerah Sulawesi Selatan, 27 Mei 2010
 259
 
 
 
CARA KERJA:
Serangga
terinfeksi B.b
Masukkan ke dalam
100 ml aquadest
(disuspensikan)
Diencerkan
sampai 10‐5
B.b murni pada
PDA Iden tifikasi
Diisolasi pada
PDA
Biakan murni
pada PDA + larva 
hama jagung
Media beras + 
biakan dengan
perb. 20 :1
Formulasi
biopestisida
Dilihat kons.konidia/ml 
20 – 24 hari
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Gambar 1. Cara kerja pembuatan perbanyakan cendawan B. bassiana
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Gambar 2. Tahapan pengemasan cendawan B. bassiana
 
KESIMPULAN
• Diperolehnya Beauveria bassiana Vuill dalam kemasan ukuran 30 gram, dengan kepadatan spora 1013
konidia/ml dan diberi label.
• Tepung Beauveria bassiana yang dihasilkan dapat digunakan sebagai biopestisida untuk
mengendalikan Penggerek batang jagung (Ostrinia furnacalis).
Surtikanti dan Juniarsih : Pembuatan Formula Pestisida Hayati Beauveria bassiana Vuill. Dan Kemasannya.
 260
DAFTAR PUSTAKA
Baehaki, S.E. dan Noviyanti. 1993. Pengaruh jamur biakan metharrizium anisopliae strain lokal
Sukamandi terhadap perkembangan wereng coklat. Prosiding Makalah Simposium Patologi
Serangga I, Yogyakarta 12-13 Oktober 1993. Hal.113-124.
Barnett, H. L. dan Hunter, B.B. 1972. Illustrated Genera of Imperfect Fungi. Burgess Publishing
Company, Minnesota. 241p.
Haryono.1993. Prospek penggunaan Beauveria bassiana untuk pengendalian hama perkebunan. Prosiding
Makalah Patologi Serangga I, Yogyakarta 12 – 13 Oktober 1993. Hal. 75 – 81.
Streets, R. B. 1972. Diagnosis of Plant Disease. The University of Arizona Press. Tuscon. Arizona, USA.
Hal. 8.19.
Sudibyo, D. 1994. Petunjuk praktis Cara Menghitung Jumlah, Kerapatan dan Viabilitas Spora Jamur.
Laboratorium Utama Pengendalian Hayati Dinas Perkebunan Propinsi Jawa Timur.
Suharto, E.B., Trisusilowati, dan H.Purnomo. 1998. Kajian aspek fisiologik B. bassoana dan virulensinya
terhadap Helicoverpa armigera. Jurnal Perlindungan Tanaman Indonesia, Jurusan Hama Penyakit
Tumbuhan , Faak. Pertanian UGM.112 – 119.
Surtikanti dan M.Yasin. 2005. Periode simpan cendawan Beauveria bassiana strain Sengkang pada
berbagai media. Jurnal Stigma an agricultural science journal, vol.XIII,no.4. Hal.596 – 599.
Tanada,Y. and H.K. Kaya. 1993. Insect Pathology. Academic Press. Inc. Harcourt Brace Jovanovich,
Publishers San Diego. Hal. 320 – 364.
Yasin, M. dan D. Baco. 1988. Efektifitas dan peranan jamur dalam pengendalian wereng hijau,
Nephotettix virescens Motsc. Agrikam. Buletin Penelitian Pertanian Maros. Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian. Balittan Maros 3, (1) : 1-8.
Yasin, M., Soenartiningsih, Surtikanti, dan Syamsuddin. 1999. Pengendalian hama penggerek batang
jagung Ostrinia furnacalis Guenee dengan cendawan Beauveria bassiana Vuillemin. Jurnal Stigma
7, (2) : 48 - 51.

More Related Content

What's hot

Pembuatan medium nutrient cair
Pembuatan medium nutrient cairPembuatan medium nutrient cair
Pembuatan medium nutrient cairTidar University
 
Tugas individu praktikum 1 kegiatan 2 (mikrobiologi 2 teknik kerja aseptik)
Tugas individu praktikum 1 kegiatan 2 (mikrobiologi 2 teknik kerja aseptik)Tugas individu praktikum 1 kegiatan 2 (mikrobiologi 2 teknik kerja aseptik)
Tugas individu praktikum 1 kegiatan 2 (mikrobiologi 2 teknik kerja aseptik)inkeilham
 
5 hardiningsih-embun tepung
5 hardiningsih-embun tepung5 hardiningsih-embun tepung
5 hardiningsih-embun tepungxie_yeuw_jack
 
Praktek Pembuatan Potato Dextrose Agar (PDA)
Praktek Pembuatan Potato Dextrose Agar (PDA)Praktek Pembuatan Potato Dextrose Agar (PDA)
Praktek Pembuatan Potato Dextrose Agar (PDA)Putri Nadhilah
 
Tumbuhan penghasil pestisida nabati dibagi menjadi lima kelompok
Tumbuhan penghasil pestisida nabati dibagi menjadi lima kelompokTumbuhan penghasil pestisida nabati dibagi menjadi lima kelompok
Tumbuhan penghasil pestisida nabati dibagi menjadi lima kelompokWahono Syahida
 
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasi
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasiLaporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasi
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasiDian Khairunnisa
 
Pembuatan Media Agar
Pembuatan Media AgarPembuatan Media Agar
Pembuatan Media Agardinmaul
 
Laporan Praktikum Biologi Mikroba Tropis
Laporan Praktikum Biologi Mikroba TropisLaporan Praktikum Biologi Mikroba Tropis
Laporan Praktikum Biologi Mikroba Tropisguestbbed0b
 
Diversity mikroba presentasi
Diversity mikroba presentasiDiversity mikroba presentasi
Diversity mikroba presentasiwijiyonogoivan
 
Pembuatan tempe kedelai lap tetap
Pembuatan tempe kedelai  lap tetapPembuatan tempe kedelai  lap tetap
Pembuatan tempe kedelai lap tetaprando_suhendra
 
Penanaman bakteri pada nutrien agar miring
Penanaman bakteri pada nutrien agar miringPenanaman bakteri pada nutrien agar miring
Penanaman bakteri pada nutrien agar miringTidar University
 

What's hot (20)

Pembuatan medium nutrient cair
Pembuatan medium nutrient cairPembuatan medium nutrient cair
Pembuatan medium nutrient cair
 
Bubur pestisida
Bubur pestisidaBubur pestisida
Bubur pestisida
 
Tugas individu praktikum 1 kegiatan 2 (mikrobiologi 2 teknik kerja aseptik)
Tugas individu praktikum 1 kegiatan 2 (mikrobiologi 2 teknik kerja aseptik)Tugas individu praktikum 1 kegiatan 2 (mikrobiologi 2 teknik kerja aseptik)
Tugas individu praktikum 1 kegiatan 2 (mikrobiologi 2 teknik kerja aseptik)
 
Pf
PfPf
Pf
 
Jurnal agrobacterium
Jurnal agrobacteriumJurnal agrobacterium
Jurnal agrobacterium
 
5 hardiningsih-embun tepung
5 hardiningsih-embun tepung5 hardiningsih-embun tepung
5 hardiningsih-embun tepung
 
Praktek Pembuatan Potato Dextrose Agar (PDA)
Praktek Pembuatan Potato Dextrose Agar (PDA)Praktek Pembuatan Potato Dextrose Agar (PDA)
Praktek Pembuatan Potato Dextrose Agar (PDA)
 
Praktikum 1 kuljar
Praktikum 1 kuljarPraktikum 1 kuljar
Praktikum 1 kuljar
 
ISOLATION_METARHIZIUM_DADANG HM_PT AAL
ISOLATION_METARHIZIUM_DADANG HM_PT AALISOLATION_METARHIZIUM_DADANG HM_PT AAL
ISOLATION_METARHIZIUM_DADANG HM_PT AAL
 
Tumbuhan penghasil pestisida nabati dibagi menjadi lima kelompok
Tumbuhan penghasil pestisida nabati dibagi menjadi lima kelompokTumbuhan penghasil pestisida nabati dibagi menjadi lima kelompok
Tumbuhan penghasil pestisida nabati dibagi menjadi lima kelompok
 
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasi
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasiLaporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasi
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasi
 
Pembuatan Media Agar
Pembuatan Media AgarPembuatan Media Agar
Pembuatan Media Agar
 
Jurnal Teknologi Pertanian
Jurnal Teknologi PertanianJurnal Teknologi Pertanian
Jurnal Teknologi Pertanian
 
Laporan Praktikum Biologi Mikroba Tropis
Laporan Praktikum Biologi Mikroba TropisLaporan Praktikum Biologi Mikroba Tropis
Laporan Praktikum Biologi Mikroba Tropis
 
Diversity mikroba presentasi
Diversity mikroba presentasiDiversity mikroba presentasi
Diversity mikroba presentasi
 
Pestisida nabati
Pestisida nabatiPestisida nabati
Pestisida nabati
 
Pembuatan tempe kedelai lap tetap
Pembuatan tempe kedelai  lap tetapPembuatan tempe kedelai  lap tetap
Pembuatan tempe kedelai lap tetap
 
6330 20977-1-pb
6330 20977-1-pb6330 20977-1-pb
6330 20977-1-pb
 
Penanaman bakteri pada nutrien agar miring
Penanaman bakteri pada nutrien agar miringPenanaman bakteri pada nutrien agar miring
Penanaman bakteri pada nutrien agar miring
 
2008aem(1)
2008aem(1)2008aem(1)
2008aem(1)
 

Viewers also liked

Wireless biomedical
Wireless biomedicalWireless biomedical
Wireless biomedicalshakthishan
 
Building A Social Media Strategy - With Paul Colligan
Building A Social Media Strategy - With Paul ColliganBuilding A Social Media Strategy - With Paul Colligan
Building A Social Media Strategy - With Paul ColliganPaul Colligan
 
Fmdbで日付を扱う場合の注意点
Fmdbで日付を扱う場合の注意点Fmdbで日付を扱う場合の注意点
Fmdbで日付を扱う場合の注意点Satoshi Anai
 
UIViewControllerのライフサイクル
UIViewControllerのライフサイクルUIViewControllerのライフサイクル
UIViewControllerのライフサイクルSatoshi Anai
 
NSUserDefaultsにカスタムオブジェクトを保存する方法
NSUserDefaultsにカスタムオブジェクトを保存する方法NSUserDefaultsにカスタムオブジェクトを保存する方法
NSUserDefaultsにカスタムオブジェクトを保存する方法Satoshi Anai
 
Vue.jsでさくっとMVVM
Vue.jsでさくっとMVVMVue.jsでさくっとMVVM
Vue.jsでさくっとMVVMSatoshi Anai
 
Zephyr Cloud Workflow and Continuous Integration
Zephyr Cloud Workflow and Continuous IntegrationZephyr Cloud Workflow and Continuous Integration
Zephyr Cloud Workflow and Continuous IntegrationBill Fletcher
 
Group 2 Nepal Presentation
Group 2 Nepal PresentationGroup 2 Nepal Presentation
Group 2 Nepal PresentationAristotle12
 
Group 2 Nepal Presentation
Group 2 Nepal PresentationGroup 2 Nepal Presentation
Group 2 Nepal PresentationAristotle12
 
XIBで作ったカスタムセルの扱い方
XIBで作ったカスタムセルの扱い方XIBで作ったカスタムセルの扱い方
XIBで作ったカスタムセルの扱い方Satoshi Anai
 
“Studies on Rapeseed-french bean intercropping system as influenced by irriga...
“Studies on Rapeseed-french bean intercropping system as influenced by irriga...“Studies on Rapeseed-french bean intercropping system as influenced by irriga...
“Studies on Rapeseed-french bean intercropping system as influenced by irriga...BASIX
 
Conservation and breeding of Red Panda in Sikkim and Darjeeling
Conservation and breeding of Red Panda in Sikkim and DarjeelingConservation and breeding of Red Panda in Sikkim and Darjeeling
Conservation and breeding of Red Panda in Sikkim and DarjeelingBASIX
 
Conservation agriculture for resource use efficiency and sustainability
Conservation agriculture for resource use efficiency and sustainability Conservation agriculture for resource use efficiency and sustainability
Conservation agriculture for resource use efficiency and sustainability BASIX
 
Rencontres Tourisma / 123 en ligne - Premiers pas dans le marketing Internet
Rencontres Tourisma / 123 en ligne - Premiers pas dans le marketing InternetRencontres Tourisma / 123 en ligne - Premiers pas dans le marketing Internet
Rencontres Tourisma / 123 en ligne - Premiers pas dans le marketing Internet123 en ligne
 

Viewers also liked (20)

Wireless biomedical
Wireless biomedicalWireless biomedical
Wireless biomedical
 
Building A Social Media Strategy - With Paul Colligan
Building A Social Media Strategy - With Paul ColliganBuilding A Social Media Strategy - With Paul Colligan
Building A Social Media Strategy - With Paul Colligan
 
Co mówią stare fotografie prezentacja
Co mówią stare fotografie    prezentacjaCo mówią stare fotografie    prezentacja
Co mówią stare fotografie prezentacja
 
Catalyst Relay 2012 Midland - Catalyst connects
Catalyst Relay 2012 Midland - Catalyst   connectsCatalyst Relay 2012 Midland - Catalyst   connects
Catalyst Relay 2012 Midland - Catalyst connects
 
Catalyst Relay 2012 Midland - Patchworks relay -final
Catalyst Relay 2012 Midland - Patchworks   relay -finalCatalyst Relay 2012 Midland - Patchworks   relay -final
Catalyst Relay 2012 Midland - Patchworks relay -final
 
Catalyst cCommunity Relay - Jon Whittle presentation
Catalyst cCommunity Relay - Jon Whittle presentationCatalyst cCommunity Relay - Jon Whittle presentation
Catalyst cCommunity Relay - Jon Whittle presentation
 
Blackburn catalyst
Blackburn catalystBlackburn catalyst
Blackburn catalyst
 
Z biblioteką na luzie filmogranie
Z biblioteką na luzie   filmogranieZ biblioteką na luzie   filmogranie
Z biblioteką na luzie filmogranie
 
Fmdbで日付を扱う場合の注意点
Fmdbで日付を扱う場合の注意点Fmdbで日付を扱う場合の注意点
Fmdbで日付を扱う場合の注意点
 
UIViewControllerのライフサイクル
UIViewControllerのライフサイクルUIViewControllerのライフサイクル
UIViewControllerのライフサイクル
 
NSUserDefaultsにカスタムオブジェクトを保存する方法
NSUserDefaultsにカスタムオブジェクトを保存する方法NSUserDefaultsにカスタムオブジェクトを保存する方法
NSUserDefaultsにカスタムオブジェクトを保存する方法
 
Vue.jsでさくっとMVVM
Vue.jsでさくっとMVVMVue.jsでさくっとMVVM
Vue.jsでさくっとMVVM
 
Zephyr Cloud Workflow and Continuous Integration
Zephyr Cloud Workflow and Continuous IntegrationZephyr Cloud Workflow and Continuous Integration
Zephyr Cloud Workflow and Continuous Integration
 
Group 2 Nepal Presentation
Group 2 Nepal PresentationGroup 2 Nepal Presentation
Group 2 Nepal Presentation
 
Group 2 Nepal Presentation
Group 2 Nepal PresentationGroup 2 Nepal Presentation
Group 2 Nepal Presentation
 
XIBで作ったカスタムセルの扱い方
XIBで作ったカスタムセルの扱い方XIBで作ったカスタムセルの扱い方
XIBで作ったカスタムセルの扱い方
 
“Studies on Rapeseed-french bean intercropping system as influenced by irriga...
“Studies on Rapeseed-french bean intercropping system as influenced by irriga...“Studies on Rapeseed-french bean intercropping system as influenced by irriga...
“Studies on Rapeseed-french bean intercropping system as influenced by irriga...
 
Conservation and breeding of Red Panda in Sikkim and Darjeeling
Conservation and breeding of Red Panda in Sikkim and DarjeelingConservation and breeding of Red Panda in Sikkim and Darjeeling
Conservation and breeding of Red Panda in Sikkim and Darjeeling
 
Conservation agriculture for resource use efficiency and sustainability
Conservation agriculture for resource use efficiency and sustainability Conservation agriculture for resource use efficiency and sustainability
Conservation agriculture for resource use efficiency and sustainability
 
Rencontres Tourisma / 123 en ligne - Premiers pas dans le marketing Internet
Rencontres Tourisma / 123 en ligne - Premiers pas dans le marketing InternetRencontres Tourisma / 123 en ligne - Premiers pas dans le marketing Internet
Rencontres Tourisma / 123 en ligne - Premiers pas dans le marketing Internet
 

Similar to PEMBENTUKAN FORMULA

PENGARUH PERLAKUAN BENIH DENGAN AGENS HAYATI TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN, HA...
PENGARUH PERLAKUAN BENIH DENGAN AGENS HAYATI TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN, HA...PENGARUH PERLAKUAN BENIH DENGAN AGENS HAYATI TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN, HA...
PENGARUH PERLAKUAN BENIH DENGAN AGENS HAYATI TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN, HA...Repository Ipb
 
iosaka adalah Bio: hayati/tumbuhan, saka singkatan: selamatkan alam kembali k...
iosaka adalah Bio: hayati/tumbuhan, saka singkatan: selamatkan alam kembali k...iosaka adalah Bio: hayati/tumbuhan, saka singkatan: selamatkan alam kembali k...
iosaka adalah Bio: hayati/tumbuhan, saka singkatan: selamatkan alam kembali k...Sriamaliah5
 
nn M 26 pestisida botani untuk mengendalikan hama dan penyakit pada tanaman s...
nn M 26 pestisida botani untuk mengendalikan hama dan penyakit pada tanaman s...nn M 26 pestisida botani untuk mengendalikan hama dan penyakit pada tanaman s...
nn M 26 pestisida botani untuk mengendalikan hama dan penyakit pada tanaman s...Nita Komala
 
8 yusmani - efikasi cendawan entomopatogens
8 yusmani - efikasi cendawan entomopatogens8 yusmani - efikasi cendawan entomopatogens
8 yusmani - efikasi cendawan entomopatogensxie_yeuw_jack
 
Jurnal penelitian yusnawan
Jurnal penelitian yusnawanJurnal penelitian yusnawan
Jurnal penelitian yusnawanAbd Wahid
 
ppt tekben presentasi ujian praktikum-1.pptx
ppt tekben presentasi ujian praktikum-1.pptxppt tekben presentasi ujian praktikum-1.pptx
ppt tekben presentasi ujian praktikum-1.pptxMuhammadnurIbrahim3
 
Pemanfaatan rizobakteri sebagai penginduksi ketahanan tanaman padi terhadap p...
Pemanfaatan rizobakteri sebagai penginduksi ketahanan tanaman padi terhadap p...Pemanfaatan rizobakteri sebagai penginduksi ketahanan tanaman padi terhadap p...
Pemanfaatan rizobakteri sebagai penginduksi ketahanan tanaman padi terhadap p...Sultan Herlino
 
Pertumbuhan dan perkembangan Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) pada med...
Pertumbuhan dan perkembangan Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) pada med...Pertumbuhan dan perkembangan Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) pada med...
Pertumbuhan dan perkembangan Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) pada med...MarcelinoNovianto
 
Laporan tetap(inokulasi) bioproses
Laporan tetap(inokulasi) bioprosesLaporan tetap(inokulasi) bioproses
Laporan tetap(inokulasi) bioprosesAlmiraJasmin2
 
Laporan praktikum kesuburan tanah
Laporan praktikum kesuburan tanahLaporan praktikum kesuburan tanah
Laporan praktikum kesuburan tanahArif nor fauzi
 
Inokulasi koloni bakteri
Inokulasi koloni bakteriInokulasi koloni bakteri
Inokulasi koloni bakteriPharmacist
 
REVIEW JURNAL sonia.docx
REVIEW JURNAL sonia.docxREVIEW JURNAL sonia.docx
REVIEW JURNAL sonia.docxWawanRp
 
contoh laporan uji benih
contoh laporan uji benihcontoh laporan uji benih
contoh laporan uji benihRiva Anggraeni
 

Similar to PEMBENTUKAN FORMULA (20)

PENGARUH PERLAKUAN BENIH DENGAN AGENS HAYATI TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN, HA...
PENGARUH PERLAKUAN BENIH DENGAN AGENS HAYATI TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN, HA...PENGARUH PERLAKUAN BENIH DENGAN AGENS HAYATI TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN, HA...
PENGARUH PERLAKUAN BENIH DENGAN AGENS HAYATI TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN, HA...
 
iosaka adalah Bio: hayati/tumbuhan, saka singkatan: selamatkan alam kembali k...
iosaka adalah Bio: hayati/tumbuhan, saka singkatan: selamatkan alam kembali k...iosaka adalah Bio: hayati/tumbuhan, saka singkatan: selamatkan alam kembali k...
iosaka adalah Bio: hayati/tumbuhan, saka singkatan: selamatkan alam kembali k...
 
nn M 26 pestisida botani untuk mengendalikan hama dan penyakit pada tanaman s...
nn M 26 pestisida botani untuk mengendalikan hama dan penyakit pada tanaman s...nn M 26 pestisida botani untuk mengendalikan hama dan penyakit pada tanaman s...
nn M 26 pestisida botani untuk mengendalikan hama dan penyakit pada tanaman s...
 
8 yusmani - efikasi cendawan entomopatogens
8 yusmani - efikasi cendawan entomopatogens8 yusmani - efikasi cendawan entomopatogens
8 yusmani - efikasi cendawan entomopatogens
 
Jurnal penelitian yusnawan
Jurnal penelitian yusnawanJurnal penelitian yusnawan
Jurnal penelitian yusnawan
 
Ppt project kelompok 5 b kultur jaringan.
Ppt project kelompok 5 b kultur jaringan.Ppt project kelompok 5 b kultur jaringan.
Ppt project kelompok 5 b kultur jaringan.
 
Pekerti gitam adura
Pekerti gitam aduraPekerti gitam adura
Pekerti gitam adura
 
ppt tekben presentasi ujian praktikum-1.pptx
ppt tekben presentasi ujian praktikum-1.pptxppt tekben presentasi ujian praktikum-1.pptx
ppt tekben presentasi ujian praktikum-1.pptx
 
Pemanfaatan rizobakteri sebagai penginduksi ketahanan tanaman padi terhadap p...
Pemanfaatan rizobakteri sebagai penginduksi ketahanan tanaman padi terhadap p...Pemanfaatan rizobakteri sebagai penginduksi ketahanan tanaman padi terhadap p...
Pemanfaatan rizobakteri sebagai penginduksi ketahanan tanaman padi terhadap p...
 
Jurnal
JurnalJurnal
Jurnal
 
Pertumbuhan dan perkembangan Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) pada med...
Pertumbuhan dan perkembangan Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) pada med...Pertumbuhan dan perkembangan Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) pada med...
Pertumbuhan dan perkembangan Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) pada med...
 
Laporan tetap(inokulasi) bioproses
Laporan tetap(inokulasi) bioprosesLaporan tetap(inokulasi) bioproses
Laporan tetap(inokulasi) bioproses
 
Laporan praktikum kesuburan tanah
Laporan praktikum kesuburan tanahLaporan praktikum kesuburan tanah
Laporan praktikum kesuburan tanah
 
Dampak poly β-hydroxybutirate pada pemeliharaan larva udang galah macrobrachi...
Dampak poly β-hydroxybutirate pada pemeliharaan larva udang galah macrobrachi...Dampak poly β-hydroxybutirate pada pemeliharaan larva udang galah macrobrachi...
Dampak poly β-hydroxybutirate pada pemeliharaan larva udang galah macrobrachi...
 
Inokulasi koloni bakteri
Inokulasi koloni bakteriInokulasi koloni bakteri
Inokulasi koloni bakteri
 
pembibitan.pptx
pembibitan.pptxpembibitan.pptx
pembibitan.pptx
 
Monascus nata kompleks
Monascus nata kompleksMonascus nata kompleks
Monascus nata kompleks
 
REVIEW JURNAL sonia.docx
REVIEW JURNAL sonia.docxREVIEW JURNAL sonia.docx
REVIEW JURNAL sonia.docx
 
Uji biokimiawi
Uji biokimiawiUji biokimiawi
Uji biokimiawi
 
contoh laporan uji benih
contoh laporan uji benihcontoh laporan uji benih
contoh laporan uji benih
 

PEMBENTUKAN FORMULA

  • 1. Prosiding Seminar Ilmiah dan Pertemuan Tahunan PEI dan PFI XX Komisariat Daerah Sulawesi Selatan, 27 Mei 2010  257 PEMBUATAN FORMULA PESTISIDA HAYATI Beauveria bassiana Vuill. DAN KEMASANNYA   Surtikanti dan Juniarsih Balai Penelitian Tanaman Serealia, Maros     ABSTRAK Penelitian pembuatan formulasi pestisida hayati Beauveria bassiana Vuill. dan kemasannya dilakukan di laboratorium Lapangan Perkebunan, Kariango, laboratorium Pengendalian Hayati UGM dan laboratorium Hama dan Penyakit Balitsereal dari bulan Mei sampai bulan September 2009.. Beras dicuci, direndam dalam air panas selama 60 menit sehingga menjadi nasi aron. Masukkan media beras ke dalam kantong tahan panas, timbang seberat 0,5 kg dan kemudian disterilkan selama 30 menit. Media steril tersebut ditambahkan biakan murni B, bassiana dengan perbandingan 20 : 1. . Kantong plastik berisi media dan biakan murni dengan berat masing-masing 0,5 kg disimpan selama 7 – 10 hari. Setelah 20 – 24 hari dan terlihat gumpalan-gumpalan berwarna putih yaitu miselium dari B. bassiana, kantong plastik dibuka kemudian dikering anginkan, bila sudah kering, digiling dan diayak dengan saringan 120 mesh. Tepung B. bassiana yang telah diayak, diukur kepadatan sporanya dengan menggunakan haemocytometer, kemudian dikemas dalam kemasan 30 gr. Hasil yang diperoleh tepung Beauveria bassiana Vuill dalam kemasan ukuran 30 gram, dengan kepadatan spora 1013 konidia/ml dan diberi label.Tepung Beauveria bassiana tersebut dapat digunakan sebagai biopestisida untuk mengendalikan penggerek batang jagung (Ostrinia furnacalis). Kata kunci: tepung Beauveria bassiana, Ostrinia furnacalis, pengemasan     PENDAHULUAN Umumnya petani mengendalikan hama dengan menggunakan insektisida kimia, karena insektisida tersebut lebih praktis penggunaannya dan hasilnya dapat dilihat dalam waktu singkat. Namun penggunaan insektisida kimia yang tidak tepat seperti waktu aplikasi dan dosis yang digunakan dapat menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan. Oleh sebab itu dalam pengendalian hama terpadu (PHT) dianjurkan menggunakan insektisida kimia , apabila pengendalian lain telah dicobakan, namun padat populasi hama masih tetap tinggi. Cara pengendalian lain yang dapat digunakan adalah pemanfaatan musuh alami. Musuh alami dapat berupa predator, parasitoid, dan patogen. Salah satu musuh alami yang dapat digunakan adalah cendawan patogen. Beberapa jenis musuh alami dari cendawan patogen antara lain Metharrizium anisopliae (Baehaki dan Novianti, 1993), Beauveria. bassiana, Fusarium sp., Herustella citriformis, dan Paecylomyces sp. (Yasin dan Baco,1988 ; Haryono ,1993 ; Yasin et al., 1999). Pemanfaatan musuh alami mempunyai beberapa keuntungan yaitu untuk mencegah keresistenan hama terhadap pengaruh insektisida kimia, aman terhadap lingkungan, aktif dengan sendirinya setelah diaplikasi, dapat diproduksi dengan mudah dan biaya relatif murah, serta dapat disimpan lama (Surtikanti dan Yasin, 2005). Cendawan Beauveria bassiana Vuill. tergolong dalam klas Deuteromycetes (fungi : Imperfekti), ordo Moniliales, famili Moniliaceae. Pertumbuhan dalam media berbentuk koloni berwarna putih seperti kapas. Konidiofor yang fertil bercabang-cabang secara zigzag, dan pada bagian ujungnya terbentuk spora (konidia). Konidia bersel satu, berbentuk bulat sampai oval, berukuran 2 – 3 mikron. Hifanya dalam
  • 2. Surtikanti dan Juniarsih : Pembuatan Formula Pestisida Hayati Beauveria bassiana Vuill. Dan Kemasannya.  258 koloni berwarna putih berukuran 2 – 4 mikron (Tanada dan Kaya, 1993). Suhu optimal yang dapat mendukung pertumbuhan cendawan B. bassiana adalah 20 - 30 0 C dan suhu kritisnya adalah 50 C dan 350 C. Namun bila terjadi kenaikan suhu sampai 550 C selama 10 menit spora cendawan B. bassiana pada isolat LaHh masih mampu berkecambah sampai 14,67% (Suharto et al, 1998). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan formulasi biopestisida dari cendawan Beauveria bassiana dan bagaimana kemasannya. BAHAN DAN METODA Waktu pelaksanaan kegiatan antara bulan Mei sampai September 2009. Mengumpulkan isolat B. bassiana dari serangga-serangga yang terinfeksi di lapangan, kemudian dibawa ke Laboratorium untuk dikulturkan sehingga didapatkan cendawan B. bassiana murni. Caranya sebagai berikut : Serangga-serangga yang terinfeksi diberi label dengan nama sesuai dengan daerah diketemukannya dan jenis serangganya. Serangga yang terinfeksi dimasukkan ke dalam 100 ml aquadest (air steril), lalu di suspensikan. Suspensi isolat tersebut diencerkan pada konsentrasi 10-5 . Hasil pengenceran dibiakkan pada media Potato Dextrose Agar (PDA) dan diinkubasikan selama 2 x 24 jam. Koloni tunggal yang muncul setelah 2 x 24 jam dipindahkan ke media PDA lain yang ada pada cawan petri. Setelah murni (B. bassiana) 258solate dikarakterisasi secara morfologi dengan menggunakan buku identifikasi Barnett dan Hunter (1972) dan Streets (1972). Bila sudah diketahui bahwa benar-benar koloni cendawan B.bassiana maka diperbanyak dengan cara dipindahkan ke media PDA lain dengan ditambahkan larva dari hama jagung. Beras dicuci, direndam dalam air panas selama 60 menit sehingga menjadi nasi aron. Masukkan media beras ke dalam kantong tahan panas, timbang seberat 0,5 kg dan kemudian disterilkan selama 30 menit. Media steril tersebut ditambahkan biakan murni dengan perbandingan 20 : 1. . Kantong plastik berisi media dan biakan murni dengan berat masing-masing 0,5 kg disimpan selama 7 – 10 hari. Setelah 20 – 24 hari kemudian dikering anginkan, bila sudah kering, digiling dan diayak dengan saringan 120 mesh. Tepung B. bassiana yang telah diayak, diukur kepadatan sporanya dengan menggunakan haemocytometer, kemudian dikemas dalam kemasan 30 gr. Pengamatan dilakukan setelah menjadi tepung B. bassiana untuk diamati jumlah konidia/ml dengan menggunakan hemicytometer. Jumlah konidia dihitung dengan rumus menurut Sudibyo (1994) :                    T                    K =                        X 106            N x 0,025  Dimana K = konsentrasi spora   T = jumlah spora yang diamati N = jumlah kotak yang diamati HASIL DAN PEMBAHASAN Seperti dalam Gambar 2, terlihat tahapan-tahapan untuk pengemasan. Setelah cendawan B. bassiana diperbanyak dalam media beras, dibuka kantong plastiknya dan dikering anginkan, setelah agak kering, ditumbuk untuk mendapatkan gumpalan-gumpalan yang lebih kecil, kemudian di blender untuk mendapatkan tepung. Tepung yang dihasilkan diayak dengan menggunakan saringan 120 mesh untuk mendapatkan tepung yang lebih halus. Tepung ditimbang + 3- g dan dikemas dalam kantong plastik, kemudian diberi label.
  • 3. Prosiding Seminar Ilmiah dan Pertemuan Tahunan PEI dan PFI XX Komisariat Daerah Sulawesi Selatan, 27 Mei 2010  259       CARA KERJA: Serangga terinfeksi B.b Masukkan ke dalam 100 ml aquadest (disuspensikan) Diencerkan sampai 10‐5 B.b murni pada PDA Iden tifikasi Diisolasi pada PDA Biakan murni pada PDA + larva  hama jagung Media beras +  biakan dengan perb. 20 :1 Formulasi biopestisida Dilihat kons.konidia/ml  20 – 24 hari                               Gambar 1. Cara kerja pembuatan perbanyakan cendawan B. bassiana                                           Gambar 2. Tahapan pengemasan cendawan B. bassiana   KESIMPULAN • Diperolehnya Beauveria bassiana Vuill dalam kemasan ukuran 30 gram, dengan kepadatan spora 1013 konidia/ml dan diberi label. • Tepung Beauveria bassiana yang dihasilkan dapat digunakan sebagai biopestisida untuk mengendalikan Penggerek batang jagung (Ostrinia furnacalis).
  • 4. Surtikanti dan Juniarsih : Pembuatan Formula Pestisida Hayati Beauveria bassiana Vuill. Dan Kemasannya.  260 DAFTAR PUSTAKA Baehaki, S.E. dan Noviyanti. 1993. Pengaruh jamur biakan metharrizium anisopliae strain lokal Sukamandi terhadap perkembangan wereng coklat. Prosiding Makalah Simposium Patologi Serangga I, Yogyakarta 12-13 Oktober 1993. Hal.113-124. Barnett, H. L. dan Hunter, B.B. 1972. Illustrated Genera of Imperfect Fungi. Burgess Publishing Company, Minnesota. 241p. Haryono.1993. Prospek penggunaan Beauveria bassiana untuk pengendalian hama perkebunan. Prosiding Makalah Patologi Serangga I, Yogyakarta 12 – 13 Oktober 1993. Hal. 75 – 81. Streets, R. B. 1972. Diagnosis of Plant Disease. The University of Arizona Press. Tuscon. Arizona, USA. Hal. 8.19. Sudibyo, D. 1994. Petunjuk praktis Cara Menghitung Jumlah, Kerapatan dan Viabilitas Spora Jamur. Laboratorium Utama Pengendalian Hayati Dinas Perkebunan Propinsi Jawa Timur. Suharto, E.B., Trisusilowati, dan H.Purnomo. 1998. Kajian aspek fisiologik B. bassoana dan virulensinya terhadap Helicoverpa armigera. Jurnal Perlindungan Tanaman Indonesia, Jurusan Hama Penyakit Tumbuhan , Faak. Pertanian UGM.112 – 119. Surtikanti dan M.Yasin. 2005. Periode simpan cendawan Beauveria bassiana strain Sengkang pada berbagai media. Jurnal Stigma an agricultural science journal, vol.XIII,no.4. Hal.596 – 599. Tanada,Y. and H.K. Kaya. 1993. Insect Pathology. Academic Press. Inc. Harcourt Brace Jovanovich, Publishers San Diego. Hal. 320 – 364. Yasin, M. dan D. Baco. 1988. Efektifitas dan peranan jamur dalam pengendalian wereng hijau, Nephotettix virescens Motsc. Agrikam. Buletin Penelitian Pertanian Maros. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Balittan Maros 3, (1) : 1-8. Yasin, M., Soenartiningsih, Surtikanti, dan Syamsuddin. 1999. Pengendalian hama penggerek batang jagung Ostrinia furnacalis Guenee dengan cendawan Beauveria bassiana Vuillemin. Jurnal Stigma 7, (2) : 48 - 51.