SlideShare a Scribd company logo
1 of 5
Prosiding Seminar Ilmiah dan Pertemuan Tahunan PEI dan PFI XVI Komda Sul-Sel, 2005
ISBN : 979-95025-6-7

          ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROBA TERBAWA BENIH PADA
            UMBI KENTANG (Solanum tuberosum L) DI PENYIMPANAN

                                   T. Kuswinanti, Fitriani, dan Baharuddin
                              Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fapertahut
                                         Universitas Hasanuddin


                                                     ABSTRACT
The purpose of this research was to isolate and to identify seed borne pathogen on potato tubers in
storage. In previous study percentage of infected potato tubers were also observed. Isolation and
identification of microbes were conducted by washing method followed by directly visual
observation under microscope, incubation method on filter paper and grinding method. The result
showed, that high percentation of tuber infection was found in G2 generation followed by G1 and
G0. Infection by fungi was 3.3% and 2.0% by bacteria in G2 generation, whereas in G0 only 0.33%.
Identified mikrobes were Erwinia sp, Ralstonia solanacearum, Fusarium sp, Gliocladium sp,
Aspergillus flavus and Aspergillus niger.
Key words : Isolation, seed borne pathogen, potato


PENDAHULUAN                                                      penyakit yang timbul disebut penyakit
                                                                 lepas panen. Kerusakan umbi kentang
        Kentang     merupakan     tanaman
                                                                 hingga ke tahap pemilihan bisa mencapai
komoditas sayuran yang sangat penting,
                                                                 33% dan masih akan bertambah lagi
karena merupakan salah satu sumber
                                                                 sebesar 12% pada saat pengangkutan
pendapatan petani, ekspor nonmigas dan
                                                                 dari   petani   ke   tempat    penjualan
sebagai alternatif sumber karbohidrat
                                                                 (Martoredjo 1984).
(Ashandhi,1993). Tanaman ini mengan-
dung mineral, vitamin C dan karbohidrat
                                                                 BAHAN DAN METODE
yang tinggi (Setiadi dan Surya, 1997).
        Produktivitas kentang di Indonesia                              Penelitian ini dilakukan di gudang
masih tergolong rendah karena pada                               penyimpanan kentang Yayasan labiota di
tahun 2002 hanya mencapai 893.824 ton                            Dusun Bulu Ballea, Kelurahan Bulu Tana,
pertahun. Total luas panen sebesar                               Kecamatan Tinggi Moncong, Kabupaten
57.332 ha dengan produksi 15,59 ton/ha                           Gowa dan Di Laboratorium Bioteknologi
(Anonim, 2005). Rendahnya produktivitas                          Pertanian Pusat Kegiatan Penelitian,
kentang nasional disebabkan antara lain                          Universitas Hasanuddin.
karena     petani     belum    sepenuhnya
menerapkan teknik bercocok tanam yang                            1. Isolasi Mikroba pada umbi kentang.
baik yaitu penanggulangan benih unggul                                    Umbi yang terserang bakteri dan
yang sesuai untuk ketinggian tempat                              cendawan diambil dari setiap generasi
tertentu dan aplikasi zat pengatur tumbuh.                       kemudian       dilakukan    isolasi  dan
Selain itu adanya serangan hama dan                              identifikasi. Isolasi mikroba dilakukan
penyakit baik di pertanaman maupun di                            dengan       metode    pencucian    untuk
penyimpanan (Hartus, 2001).                                      mendeteksi cendawan-cendawan yang
        Gangguan patogen tidak hanya                             membentuk struktur di permukaan umbi,
terhenti sampai masa panen, tetapi masih                         metode inkubasi kertas saring dan metode
ditemukan pada hasil tanaman sampai                              grinding ditujukan untuk memberikan
hasil tersebut dikonsumsi (pasca panen),                         media tumbuh yang optimal bagi


                                                                                                      173
T.uti Kuswinanti et al. : Isolasi dan Identifikasi Mikroba Terbawa Benih



mikroorganisme, baik yang ada di                  2. Identifikasi Mikroba
permukaan ataupun yang ada di dalam
                                                  2.1. Identifikasi bakteri.
jaringan.
                                                           Kultur murni dari biakan bakteri
                                                  yang diperoleh dari umbi diamati
1.1 Metode basah (pencucian)
                                                  berdasarkan karakteristik morfologi yang
        Umbi yang bergejala dimasukkan
                                                  berdasarkan pada penampakan bentuk
kedalam botol yang berisi 100 ml aquades
                                                  dan warna koloni pada media NA dan
lalu dikocok selama 5 menit, setelah itu
                                                  TTC. Identifikasi dilakukan berdasarkan
hasil pencucian dimasukkan kedalam
                                                  buku identifikasi Klement et al. (1990).
tabung sentrifugasi kemudian disen-
                                                  Identifikasi secara fisiologi meliputi reaksi
trifugasi pada kecepatan 1500-2000 rpm
                                                  gram, fluorescent pada king’s B, oxidase
selama 3 menit, sedimen yang terbentuk
                                                  kovac’s dan uji katalase. Selanjutnya
dipisahkan dengan supernatan, kemudian
                                                  diidentifikasi berdasarkan buku Fahy dan
ditambahkan 1 ml lactofenol, sedimen dan
                                                  Presley (1983).
lactofenol dalam tabung dicampur hingga
merata setelah itu campuran sedimen
                                                  2.2. Identifikasi Cendawan.
diteteskan pada gelas objek lalu diamati
                                                           Identifikasi secara mikroskopis
dibawah mikroskop.
                                                  dilakukan melalui pengamatan pada hifa,
                                                  bentuk spora (konidia), badan buah dll,
1.2 Metode inkubasi pada kertas saring
                                                  dengan melihat bentuk dan warna.
       Umbi yang bergejala dipotong
                                                  Identifikasi     didasarkan pada   buku
selanjutnya      disterilisasi permukaan
                                                  identifikasi cendawan (Streets, 1972;
dengan alkohol 70%, setelah itu diletakkan
                                                  Barnett dan Hunter, 1998).
di dalam cawan petri yang telah dilapisi
dengan kertas saring yang sudah
                                                  3. Pengamatan intensitas serangan
dilembabkan          dengan      aquades.
Pengamatan dilakukan setelah 2 - 5 hari                   Dari tiap umbi generasi G₀, G₁ atau
diinkubasi. Setiap cendawan yang tumbuh           G₂ diambil 100 umbi secara acak. Umbi
dipindahkan ke media PDA dan bakteri              yang bergejala dipisahkan dengan umbi
dipindahkan ke media NA dan TTC,                  yang masih sehat melalui pengamatan
kemudian diamati dibawah mikroskop.               secara     visual     dan    dikelompokkan
                                                  berdasarkan perubahan bentuk morfologi,
1.3 Metode grinding                               berlendir atau tidak, keberadaan hifa, dan
        Umbi yang bergejala dimasukkan            adanya sklerotium pada permukaan umbi.
pada larutan 0,01 M MgSO₄7H₂O dalam               Setelah     itu    dilakukan    perhitungan
temperatur kamar selama 2 jam dan                 intensitas serangan penyakit        dengan
diaduk selang 30 menit. Pengenceran               menggunakan rumus :
dilakukan     sebanyak       6  kali  yaitu
pengenceran 10⁻¹ sampai 10⁻⁶, untuk me-                                      A
                                                                   IS =              100%
numbuhkan cendawan, diambil sebanyak                                         B
0,1 ml dari pengenceran 10⁻1, 10⁻2, 10⁻3
dan ditumbuhkan pada media PDA                    Keterangan :
sedangkan untuk menumbuhkan bakteri,                 IS = intensitas serangan penyakit
diambil sebanyak 0,1 ml dari pengenceran             A = jumlah umbi yang bergejala
                                                     B = jumlah umbi secara keseluruhan
10⁻⁴, 10⁻⁵, dan 10⁻⁶ lalu ditumbuhkan pada
media NA dan TTC.



                                                                                                                174
Prosiding Seminar Ilmiah dan Pertemuan Tahunan PEI dan PFI XVI Komda Sul-Sel, 2005
ISBN : 979-95025-6-7

HASIL DAN PEMBAHASAN                                             adalah Erwinia sp dan R. solanacearum
                                                                 serta 4 spesies cendawan yaitu Fusarium
     Hasil identifikasi menunjukkan
                                                                 sp, Gliocladium sp, A. flavus dan A. niger
bahwa mikroorganisme yang ditemukan
                                                                 (Gambar 1).
pada umbi kentang di penyimpanan




          Gambar 1. Koloni bakteri Erwinia (A), Pseudomonas (F), serta
                    penampakan makro- dan mikros-kopis dari cendawan
                    A. niger (B), A. flavus (C), Fusarium sp. (D),
                    dan Gliocladium sp. (E).

        Keberadaan mikroba pada umbi                             tersebut sangat potensial untuk menjadi
kentang di penyimpanan diduga karena                             sumber infeksi primer di pertanaman baru.
adanya infestasi awal mikroba ketika umbi                               Pengamatan visual dilakukan untuk
masih di lapangan hingga ke tempat                               mengetahui tingkat serangan penyakit
penyimpanan,      adanya     kemampuan                           pada umbi kentang di penyimpanan. Rata-
cendawan yang sifatnya saprofitik, dan                           rata persentase tingkat serangan bakteri
terikut pada tanah yang melekat pada                             dan cendawan yang menyerang umbi
umbi. Hal ini sejalan dengan pendapat                            kentang tertinggi     Generasi dua (G₂)
Agarwal dan Sinclair (1987), bahwa                               masing-masing 2,00 % dan 3,33 % dan
kontaminasi patogen bisa terbawa sejak di                        terendah pada generasi nol (G₀) yaitu
pertanaman sebelumnya maupun selama                              masing masing 0,33 % dan 0,33% (Tabel
dalam penyimpanan. Patogen-patogen                               1).




                                                                                                       175
T.uti Kuswinanti et al. : Isolasi dan Identifikasi Mikroba Terbawa Benih



       Tabel 1. Rata-rata tingkat serangan bakteri dan cendawan yang menyerang
                umbi kentang.

                            Intensitas serangan patogen (%)                          Total IS penyakit
       Generasi
                               Bakteri                    Cendawan                          (%)

          G₀                    0,33                           0,33                            0,66
          G₁                    0,66                           3,00                            3,66
          G₂                    2,00                           3,33                            5,33

        Intensitas serangan bakteri dan           perkembangannya. Menurut Semangun,
cendawan tertinggi pada G₂ dan terendah           1996 bahwa faktor lingkungan yang
pada generasi nol (G₀). hal ini diduga            berperan dalam membantu infeksi patogen
                                                  di penyimpanan yaitu suhu, kelembaban
karena G₀ merupakan benih induk kentang
                                                  serta kondisi ruang penyimpanan.
yang diperoleh dari setek mikro yang telah
diseleksi bebas patogen. Selain itu media
                                                  KESIMPULAN
yang digunakan terdiri dari arang sekam
dan media tanam campuran yang steril                      Hasil   penelitian    menunjukkan
dan di produksi di Rumah kawat Serangga           bahwa persentase infeksi pada umbi
sehingga terhindar dari kontaminasi               kentang tertinggi tercatat pada generasi G2
patogen. Hal ini sejalan dengan pendapat          diikuti oleh G1 dan G0. Infeksi oleh
Pitojo (2004) bahwa teknik perbanyakan            cendawan masing-masing 3,3% dan 3,0%,
tanaman secara in vitro dimaksudkan               oleh bakteri pada generasi G2 2,0%.
untuk mengeliminasi penyakit – penyakit           Mikroba yang terindentifikasi adalah
kentang yang berasal dari tanah sehingga          Erwinia sp, R. solanacearum, Fusarium
diperoleh bibit sehat bebas organisme             sp, Gliocladium sp, A. flavus dan A. niger.
pengganggu tanaman, utamanya virus dan
patogen       terbawa     benih    lainnya.       DAFTAR PUSTAKA
Penggunaan media tanam arang sekam                Agarwal, V.K and Sinclair, J.B. 1987.
dan campuran tanah yang steril menjamin               Principles of Seed Pathology. Vol 1.
tanaman        bebas     patogen      dapat           Departement Of Plant Pathology
menghasilkan       umbi     yang   banyak.            College Of Agriculture University of
Penyortiran umbi yang sakit sangat                    Illinois, Florida.
diperlukan untuk mencegah penularan
penyakit ke umbi yang masih sehat.                Ashandhi .A.A, 1993. Mid-Elevation Potato
        Intensitas serangan tertinggi pada            Varieties Grown From Tuberlets.
G₂ diduga karena faktor lingkungan yang               Buletin penelitian Hortikultura 24(3) :
sangat       mendukung       perkembangan             43-48
patogen. G₂ ditanam di lapangan tanpa             Anonim. 2005. Produksi Kentang. Http://
screen house sehingga kontaminasi dari                 www.deptan.go.id/infoeksekutif/horti/
luar sangat besar. Tanah- tanah yang                   lp-produksikentang.htm   online 15
melekat pada umbi kentang dari lapangan                Februari 2005.
terikut sampai di kotak penyimpanan dan
tanah     tersebut    merupakan     sumber
inokulum dari patogen untuk berkembang
pada       saat     kondisi     mendukung

                                                                                                                176
Prosiding Seminar Ilmiah dan Pertemuan Tahunan PEI dan PFI XVI Komda Sul-Sel, 2005
ISBN : 979-95025-6-7

Barnett, H. L and B. B. Hunter. 1998.                            Martoredjo, T. 1984. Ilmu Penyakit Lepas
     Illustrated Genera of Imperfect Fungi.                           Panen. Ghalia Indonesia, Jakarta
     APS Press. The American Phytopa-                                 Timur.
     tological Society St. Paul, Minnesota.
                                                                 Pitojo, Setijo. 2004. Benih    Kentang.
Fahy, P.C and Presley,G.J. 1983. Plant                                 Kanisius Yogjakarta.
     Bacterial Disease a Diagnostic
                                                                 Sastrahidayat, I. R. 1992. Ilmu Penyakit
     Guide. Academic Press, Sidney.
                                                                      Tumbuhan.       Usaha     Nasional,
Hartus T. 2001. Usaha Pembibitan                                      Surabaya. 138 – 141.
     Kentang Bebas Virus. Penebar
                                                                 Setiadi, dan Surya F.N 1997. Kentang,
     swadaya. Jakarta.
                                                                      Varietas dan Pembudidayaanya.
Klement, Z., Rudolph, K and Sands, D. C.                              Penebar swadaya, Jakarta.
    1990. Methods in Phytobacteriology.
                                                                 Streets, R.B. 1972. Diagnosis of Plant
    Akademia Kiado, Budapest. Pp 134
                                                                      Disease. The University of Arizona
    – 142.
                                                                      Press, USA.




                                                                                                     177

More Related Content

What's hot

7 hardiningsih-jamur antagonis
7 hardiningsih-jamur antagonis7 hardiningsih-jamur antagonis
7 hardiningsih-jamur antagonis
xie_yeuw_jack
 
Bab i va 1 diagnosis penyakit biotik
Bab i va 1 diagnosis penyakit biotikBab i va 1 diagnosis penyakit biotik
Bab i va 1 diagnosis penyakit biotik
Kustam Ktm
 
PENGARUH MIKROBA ENDOFIT BERASAL DARI EKOSISTEM AIR HITAM TERHAOAP PERTUMBUHA...
PENGARUH MIKROBA ENDOFIT BERASAL DARI EKOSISTEM AIR HITAM TERHAOAP PERTUMBUHA...PENGARUH MIKROBA ENDOFIT BERASAL DARI EKOSISTEM AIR HITAM TERHAOAP PERTUMBUHA...
PENGARUH MIKROBA ENDOFIT BERASAL DARI EKOSISTEM AIR HITAM TERHAOAP PERTUMBUHA...
Repository Ipb
 
9.pengendalian mikroorganisme
9.pengendalian mikroorganisme9.pengendalian mikroorganisme
9.pengendalian mikroorganisme
Lutfii Kmuhh
 
9 yusmani - karakter p.leccani
9 yusmani - karakter p.leccani9 yusmani - karakter p.leccani
9 yusmani - karakter p.leccani
xie_yeuw_jack
 
Mikrobiologi Bakteri
Mikrobiologi BakteriMikrobiologi Bakteri
Mikrobiologi Bakteri
kikikamila
 
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 2 Pengecatan Bakteri
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 2 Pengecatan BakteriITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 2 Pengecatan Bakteri
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 2 Pengecatan Bakteri
Fransiska Puteri
 
5 topic1
5 topic15 topic1
5 topic1
reissay
 

What's hot (20)

Jurnal agrobacterium
Jurnal agrobacteriumJurnal agrobacterium
Jurnal agrobacterium
 
Jurnal untuk presentase mikrobiologi
Jurnal untuk presentase mikrobiologiJurnal untuk presentase mikrobiologi
Jurnal untuk presentase mikrobiologi
 
Laporan mikrobiologi morfologi mikroba
Laporan mikrobiologi   morfologi mikrobaLaporan mikrobiologi   morfologi mikroba
Laporan mikrobiologi morfologi mikroba
 
7 hardiningsih-jamur antagonis
7 hardiningsih-jamur antagonis7 hardiningsih-jamur antagonis
7 hardiningsih-jamur antagonis
 
Bab i va 1 diagnosis penyakit biotik
Bab i va 1 diagnosis penyakit biotikBab i va 1 diagnosis penyakit biotik
Bab i va 1 diagnosis penyakit biotik
 
Uji biokimiawi
Uji biokimiawiUji biokimiawi
Uji biokimiawi
 
PENGARUH MIKROBA ENDOFIT BERASAL DARI EKOSISTEM AIR HITAM TERHAOAP PERTUMBUHA...
PENGARUH MIKROBA ENDOFIT BERASAL DARI EKOSISTEM AIR HITAM TERHAOAP PERTUMBUHA...PENGARUH MIKROBA ENDOFIT BERASAL DARI EKOSISTEM AIR HITAM TERHAOAP PERTUMBUHA...
PENGARUH MIKROBA ENDOFIT BERASAL DARI EKOSISTEM AIR HITAM TERHAOAP PERTUMBUHA...
 
9.pengendalian mikroorganisme
9.pengendalian mikroorganisme9.pengendalian mikroorganisme
9.pengendalian mikroorganisme
 
9 yusmani - karakter p.leccani
9 yusmani - karakter p.leccani9 yusmani - karakter p.leccani
9 yusmani - karakter p.leccani
 
Makalah I
Makalah  IMakalah  I
Makalah I
 
MIKROBIOLOGI: BAKTERI
MIKROBIOLOGI: BAKTERIMIKROBIOLOGI: BAKTERI
MIKROBIOLOGI: BAKTERI
 
Mikrobiologi farmasi
Mikrobiologi farmasiMikrobiologi farmasi
Mikrobiologi farmasi
 
Mikrobiologi Bakteri
Mikrobiologi BakteriMikrobiologi Bakteri
Mikrobiologi Bakteri
 
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 2 Pengecatan Bakteri
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 2 Pengecatan BakteriITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 2 Pengecatan Bakteri
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 2 Pengecatan Bakteri
 
Diversity mikroba presentasi
Diversity mikroba presentasiDiversity mikroba presentasi
Diversity mikroba presentasi
 
Laporan praktikum isolasi
Laporan praktikum isolasiLaporan praktikum isolasi
Laporan praktikum isolasi
 
Mikrobiologi farmasi
Mikrobiologi farmasiMikrobiologi farmasi
Mikrobiologi farmasi
 
Virus
VirusVirus
Virus
 
5 topic1
5 topic15 topic1
5 topic1
 
04 isolasi dan inokulasi
04 isolasi dan inokulasi04 isolasi dan inokulasi
04 isolasi dan inokulasi
 

Similar to 29. isolasi-dan-identifikasi-mikroba-t.-kuswinanti

Uji ketahanan tanaman pisang yang diimunisasi dengan pseudomonas berflouresen...
Uji ketahanan tanaman pisang yang diimunisasi dengan pseudomonas berflouresen...Uji ketahanan tanaman pisang yang diimunisasi dengan pseudomonas berflouresen...
Uji ketahanan tanaman pisang yang diimunisasi dengan pseudomonas berflouresen...
Operator Warnet Vast Raha
 
Laporan praktikum bakteriologi pertanian
Laporan praktikum bakteriologi pertanianLaporan praktikum bakteriologi pertanian
Laporan praktikum bakteriologi pertanian
fahmiganteng
 
4 rahayu-embun tepun kedelai
4 rahayu-embun tepun kedelai4 rahayu-embun tepun kedelai
4 rahayu-embun tepun kedelai
xie_yeuw_jack
 
INDUKSI TANAMAN HAPLOID Dianthus sp. MELALUI PSEUDOFERTILISASI MENGGUNAKAN PO...
INDUKSI TANAMAN HAPLOID Dianthus sp. MELALUI PSEUDOFERTILISASI MENGGUNAKAN PO...INDUKSI TANAMAN HAPLOID Dianthus sp. MELALUI PSEUDOFERTILISASI MENGGUNAKAN PO...
INDUKSI TANAMAN HAPLOID Dianthus sp. MELALUI PSEUDOFERTILISASI MENGGUNAKAN PO...
Repository Ipb
 
ppt kajian jurnal tomat transgenik
ppt kajian jurnal tomat transgenikppt kajian jurnal tomat transgenik
ppt kajian jurnal tomat transgenik
Google
 
Teknis budidaya kentang
Teknis budidaya kentangTeknis budidaya kentang
Teknis budidaya kentang
sujononasa
 
SELEKSI IN VITRO KLON-KLON KENTANG BASIL PERSILANGAN CV. ATLANTIK DAN GRANOLA...
SELEKSI IN VITRO KLON-KLON KENTANG BASIL PERSILANGAN CV. ATLANTIK DAN GRANOLA...SELEKSI IN VITRO KLON-KLON KENTANG BASIL PERSILANGAN CV. ATLANTIK DAN GRANOLA...
SELEKSI IN VITRO KLON-KLON KENTANG BASIL PERSILANGAN CV. ATLANTIK DAN GRANOLA...
Repository Ipb
 

Similar to 29. isolasi-dan-identifikasi-mikroba-t.-kuswinanti (20)

Uji ketahanan tanaman pisang yang diimunisasi dengan pseudomonas berflouresen...
Uji ketahanan tanaman pisang yang diimunisasi dengan pseudomonas berflouresen...Uji ketahanan tanaman pisang yang diimunisasi dengan pseudomonas berflouresen...
Uji ketahanan tanaman pisang yang diimunisasi dengan pseudomonas berflouresen...
 
Laporan praktikum bakteriologi pertanian
Laporan praktikum bakteriologi pertanianLaporan praktikum bakteriologi pertanian
Laporan praktikum bakteriologi pertanian
 
Laporan mikrobiologi
Laporan mikrobiologiLaporan mikrobiologi
Laporan mikrobiologi
 
Pembudidayaan cendawan
Pembudidayaan cendawanPembudidayaan cendawan
Pembudidayaan cendawan
 
4 rahayu-embun tepun kedelai
4 rahayu-embun tepun kedelai4 rahayu-embun tepun kedelai
4 rahayu-embun tepun kedelai
 
INDUKSI TANAMAN HAPLOID Dianthus sp. MELALUI PSEUDOFERTILISASI MENGGUNAKAN PO...
INDUKSI TANAMAN HAPLOID Dianthus sp. MELALUI PSEUDOFERTILISASI MENGGUNAKAN PO...INDUKSI TANAMAN HAPLOID Dianthus sp. MELALUI PSEUDOFERTILISASI MENGGUNAKAN PO...
INDUKSI TANAMAN HAPLOID Dianthus sp. MELALUI PSEUDOFERTILISASI MENGGUNAKAN PO...
 
Laporan praktikum inokulasi
Laporan praktikum inokulasiLaporan praktikum inokulasi
Laporan praktikum inokulasi
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
Tekni Inokulasi Mikroba Dan Media Pertumbuhan Mikroba kelompok 6 (1B)
Tekni Inokulasi Mikroba Dan Media Pertumbuhan Mikroba kelompok 6 (1B) Tekni Inokulasi Mikroba Dan Media Pertumbuhan Mikroba kelompok 6 (1B)
Tekni Inokulasi Mikroba Dan Media Pertumbuhan Mikroba kelompok 6 (1B)
 
Pemanfaatan rizobakteri sebagai penginduksi ketahanan tanaman padi terhadap p...
Pemanfaatan rizobakteri sebagai penginduksi ketahanan tanaman padi terhadap p...Pemanfaatan rizobakteri sebagai penginduksi ketahanan tanaman padi terhadap p...
Pemanfaatan rizobakteri sebagai penginduksi ketahanan tanaman padi terhadap p...
 
kultur jaringan kentang
kultur jaringan kentangkultur jaringan kentang
kultur jaringan kentang
 
ppt kajian jurnal tomat transgenik
ppt kajian jurnal tomat transgenikppt kajian jurnal tomat transgenik
ppt kajian jurnal tomat transgenik
 
Teknis budidaya kentang
Teknis budidaya kentangTeknis budidaya kentang
Teknis budidaya kentang
 
SELEKSI IN VITRO KLON-KLON KENTANG BASIL PERSILANGAN CV. ATLANTIK DAN GRANOLA...
SELEKSI IN VITRO KLON-KLON KENTANG BASIL PERSILANGAN CV. ATLANTIK DAN GRANOLA...SELEKSI IN VITRO KLON-KLON KENTANG BASIL PERSILANGAN CV. ATLANTIK DAN GRANOLA...
SELEKSI IN VITRO KLON-KLON KENTANG BASIL PERSILANGAN CV. ATLANTIK DAN GRANOLA...
 
Makalah_6 Makalah laporan praktikum perlintan
Makalah_6 Makalah laporan praktikum perlintanMakalah_6 Makalah laporan praktikum perlintan
Makalah_6 Makalah laporan praktikum perlintan
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi MikrobaLaporan Mikrobiologi -  Teknik Isolasi Mikroba
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi Mikroba
 
Ppt project kelompok 5 b kultur jaringan.
Ppt project kelompok 5 b kultur jaringan.Ppt project kelompok 5 b kultur jaringan.
Ppt project kelompok 5 b kultur jaringan.
 
Amrullah Mukhtar, S.Pd
Amrullah Mukhtar, S.PdAmrullah Mukhtar, S.Pd
Amrullah Mukhtar, S.Pd
 
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
 
ISOLATION_METARHIZIUM_DADANG HM_PT AAL
ISOLATION_METARHIZIUM_DADANG HM_PT AALISOLATION_METARHIZIUM_DADANG HM_PT AAL
ISOLATION_METARHIZIUM_DADANG HM_PT AAL
 

29. isolasi-dan-identifikasi-mikroba-t.-kuswinanti

  • 1. Prosiding Seminar Ilmiah dan Pertemuan Tahunan PEI dan PFI XVI Komda Sul-Sel, 2005 ISBN : 979-95025-6-7 ISOLASI DAN IDENTIFIKASI MIKROBA TERBAWA BENIH PADA UMBI KENTANG (Solanum tuberosum L) DI PENYIMPANAN T. Kuswinanti, Fitriani, dan Baharuddin Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fapertahut Universitas Hasanuddin ABSTRACT The purpose of this research was to isolate and to identify seed borne pathogen on potato tubers in storage. In previous study percentage of infected potato tubers were also observed. Isolation and identification of microbes were conducted by washing method followed by directly visual observation under microscope, incubation method on filter paper and grinding method. The result showed, that high percentation of tuber infection was found in G2 generation followed by G1 and G0. Infection by fungi was 3.3% and 2.0% by bacteria in G2 generation, whereas in G0 only 0.33%. Identified mikrobes were Erwinia sp, Ralstonia solanacearum, Fusarium sp, Gliocladium sp, Aspergillus flavus and Aspergillus niger. Key words : Isolation, seed borne pathogen, potato PENDAHULUAN penyakit yang timbul disebut penyakit lepas panen. Kerusakan umbi kentang Kentang merupakan tanaman hingga ke tahap pemilihan bisa mencapai komoditas sayuran yang sangat penting, 33% dan masih akan bertambah lagi karena merupakan salah satu sumber sebesar 12% pada saat pengangkutan pendapatan petani, ekspor nonmigas dan dari petani ke tempat penjualan sebagai alternatif sumber karbohidrat (Martoredjo 1984). (Ashandhi,1993). Tanaman ini mengan- dung mineral, vitamin C dan karbohidrat BAHAN DAN METODE yang tinggi (Setiadi dan Surya, 1997). Produktivitas kentang di Indonesia Penelitian ini dilakukan di gudang masih tergolong rendah karena pada penyimpanan kentang Yayasan labiota di tahun 2002 hanya mencapai 893.824 ton Dusun Bulu Ballea, Kelurahan Bulu Tana, pertahun. Total luas panen sebesar Kecamatan Tinggi Moncong, Kabupaten 57.332 ha dengan produksi 15,59 ton/ha Gowa dan Di Laboratorium Bioteknologi (Anonim, 2005). Rendahnya produktivitas Pertanian Pusat Kegiatan Penelitian, kentang nasional disebabkan antara lain Universitas Hasanuddin. karena petani belum sepenuhnya menerapkan teknik bercocok tanam yang 1. Isolasi Mikroba pada umbi kentang. baik yaitu penanggulangan benih unggul Umbi yang terserang bakteri dan yang sesuai untuk ketinggian tempat cendawan diambil dari setiap generasi tertentu dan aplikasi zat pengatur tumbuh. kemudian dilakukan isolasi dan Selain itu adanya serangan hama dan identifikasi. Isolasi mikroba dilakukan penyakit baik di pertanaman maupun di dengan metode pencucian untuk penyimpanan (Hartus, 2001). mendeteksi cendawan-cendawan yang Gangguan patogen tidak hanya membentuk struktur di permukaan umbi, terhenti sampai masa panen, tetapi masih metode inkubasi kertas saring dan metode ditemukan pada hasil tanaman sampai grinding ditujukan untuk memberikan hasil tersebut dikonsumsi (pasca panen), media tumbuh yang optimal bagi 173
  • 2. T.uti Kuswinanti et al. : Isolasi dan Identifikasi Mikroba Terbawa Benih mikroorganisme, baik yang ada di 2. Identifikasi Mikroba permukaan ataupun yang ada di dalam 2.1. Identifikasi bakteri. jaringan. Kultur murni dari biakan bakteri yang diperoleh dari umbi diamati 1.1 Metode basah (pencucian) berdasarkan karakteristik morfologi yang Umbi yang bergejala dimasukkan berdasarkan pada penampakan bentuk kedalam botol yang berisi 100 ml aquades dan warna koloni pada media NA dan lalu dikocok selama 5 menit, setelah itu TTC. Identifikasi dilakukan berdasarkan hasil pencucian dimasukkan kedalam buku identifikasi Klement et al. (1990). tabung sentrifugasi kemudian disen- Identifikasi secara fisiologi meliputi reaksi trifugasi pada kecepatan 1500-2000 rpm gram, fluorescent pada king’s B, oxidase selama 3 menit, sedimen yang terbentuk kovac’s dan uji katalase. Selanjutnya dipisahkan dengan supernatan, kemudian diidentifikasi berdasarkan buku Fahy dan ditambahkan 1 ml lactofenol, sedimen dan Presley (1983). lactofenol dalam tabung dicampur hingga merata setelah itu campuran sedimen 2.2. Identifikasi Cendawan. diteteskan pada gelas objek lalu diamati Identifikasi secara mikroskopis dibawah mikroskop. dilakukan melalui pengamatan pada hifa, bentuk spora (konidia), badan buah dll, 1.2 Metode inkubasi pada kertas saring dengan melihat bentuk dan warna. Umbi yang bergejala dipotong Identifikasi didasarkan pada buku selanjutnya disterilisasi permukaan identifikasi cendawan (Streets, 1972; dengan alkohol 70%, setelah itu diletakkan Barnett dan Hunter, 1998). di dalam cawan petri yang telah dilapisi dengan kertas saring yang sudah 3. Pengamatan intensitas serangan dilembabkan dengan aquades. Pengamatan dilakukan setelah 2 - 5 hari Dari tiap umbi generasi G₀, G₁ atau diinkubasi. Setiap cendawan yang tumbuh G₂ diambil 100 umbi secara acak. Umbi dipindahkan ke media PDA dan bakteri yang bergejala dipisahkan dengan umbi dipindahkan ke media NA dan TTC, yang masih sehat melalui pengamatan kemudian diamati dibawah mikroskop. secara visual dan dikelompokkan berdasarkan perubahan bentuk morfologi, 1.3 Metode grinding berlendir atau tidak, keberadaan hifa, dan Umbi yang bergejala dimasukkan adanya sklerotium pada permukaan umbi. pada larutan 0,01 M MgSO₄7H₂O dalam Setelah itu dilakukan perhitungan temperatur kamar selama 2 jam dan intensitas serangan penyakit dengan diaduk selang 30 menit. Pengenceran menggunakan rumus : dilakukan sebanyak 6 kali yaitu pengenceran 10⁻¹ sampai 10⁻⁶, untuk me- A IS = 100% numbuhkan cendawan, diambil sebanyak B 0,1 ml dari pengenceran 10⁻1, 10⁻2, 10⁻3 dan ditumbuhkan pada media PDA Keterangan : sedangkan untuk menumbuhkan bakteri, IS = intensitas serangan penyakit diambil sebanyak 0,1 ml dari pengenceran A = jumlah umbi yang bergejala B = jumlah umbi secara keseluruhan 10⁻⁴, 10⁻⁵, dan 10⁻⁶ lalu ditumbuhkan pada media NA dan TTC. 174
  • 3. Prosiding Seminar Ilmiah dan Pertemuan Tahunan PEI dan PFI XVI Komda Sul-Sel, 2005 ISBN : 979-95025-6-7 HASIL DAN PEMBAHASAN adalah Erwinia sp dan R. solanacearum serta 4 spesies cendawan yaitu Fusarium Hasil identifikasi menunjukkan sp, Gliocladium sp, A. flavus dan A. niger bahwa mikroorganisme yang ditemukan (Gambar 1). pada umbi kentang di penyimpanan Gambar 1. Koloni bakteri Erwinia (A), Pseudomonas (F), serta penampakan makro- dan mikros-kopis dari cendawan A. niger (B), A. flavus (C), Fusarium sp. (D), dan Gliocladium sp. (E). Keberadaan mikroba pada umbi tersebut sangat potensial untuk menjadi kentang di penyimpanan diduga karena sumber infeksi primer di pertanaman baru. adanya infestasi awal mikroba ketika umbi Pengamatan visual dilakukan untuk masih di lapangan hingga ke tempat mengetahui tingkat serangan penyakit penyimpanan, adanya kemampuan pada umbi kentang di penyimpanan. Rata- cendawan yang sifatnya saprofitik, dan rata persentase tingkat serangan bakteri terikut pada tanah yang melekat pada dan cendawan yang menyerang umbi umbi. Hal ini sejalan dengan pendapat kentang tertinggi Generasi dua (G₂) Agarwal dan Sinclair (1987), bahwa masing-masing 2,00 % dan 3,33 % dan kontaminasi patogen bisa terbawa sejak di terendah pada generasi nol (G₀) yaitu pertanaman sebelumnya maupun selama masing masing 0,33 % dan 0,33% (Tabel dalam penyimpanan. Patogen-patogen 1). 175
  • 4. T.uti Kuswinanti et al. : Isolasi dan Identifikasi Mikroba Terbawa Benih Tabel 1. Rata-rata tingkat serangan bakteri dan cendawan yang menyerang umbi kentang. Intensitas serangan patogen (%) Total IS penyakit Generasi Bakteri Cendawan (%) G₀ 0,33 0,33 0,66 G₁ 0,66 3,00 3,66 G₂ 2,00 3,33 5,33 Intensitas serangan bakteri dan perkembangannya. Menurut Semangun, cendawan tertinggi pada G₂ dan terendah 1996 bahwa faktor lingkungan yang pada generasi nol (G₀). hal ini diduga berperan dalam membantu infeksi patogen di penyimpanan yaitu suhu, kelembaban karena G₀ merupakan benih induk kentang serta kondisi ruang penyimpanan. yang diperoleh dari setek mikro yang telah diseleksi bebas patogen. Selain itu media KESIMPULAN yang digunakan terdiri dari arang sekam dan media tanam campuran yang steril Hasil penelitian menunjukkan dan di produksi di Rumah kawat Serangga bahwa persentase infeksi pada umbi sehingga terhindar dari kontaminasi kentang tertinggi tercatat pada generasi G2 patogen. Hal ini sejalan dengan pendapat diikuti oleh G1 dan G0. Infeksi oleh Pitojo (2004) bahwa teknik perbanyakan cendawan masing-masing 3,3% dan 3,0%, tanaman secara in vitro dimaksudkan oleh bakteri pada generasi G2 2,0%. untuk mengeliminasi penyakit – penyakit Mikroba yang terindentifikasi adalah kentang yang berasal dari tanah sehingga Erwinia sp, R. solanacearum, Fusarium diperoleh bibit sehat bebas organisme sp, Gliocladium sp, A. flavus dan A. niger. pengganggu tanaman, utamanya virus dan patogen terbawa benih lainnya. DAFTAR PUSTAKA Penggunaan media tanam arang sekam Agarwal, V.K and Sinclair, J.B. 1987. dan campuran tanah yang steril menjamin Principles of Seed Pathology. Vol 1. tanaman bebas patogen dapat Departement Of Plant Pathology menghasilkan umbi yang banyak. College Of Agriculture University of Penyortiran umbi yang sakit sangat Illinois, Florida. diperlukan untuk mencegah penularan penyakit ke umbi yang masih sehat. Ashandhi .A.A, 1993. Mid-Elevation Potato Intensitas serangan tertinggi pada Varieties Grown From Tuberlets. G₂ diduga karena faktor lingkungan yang Buletin penelitian Hortikultura 24(3) : sangat mendukung perkembangan 43-48 patogen. G₂ ditanam di lapangan tanpa Anonim. 2005. Produksi Kentang. Http:// screen house sehingga kontaminasi dari www.deptan.go.id/infoeksekutif/horti/ luar sangat besar. Tanah- tanah yang lp-produksikentang.htm online 15 melekat pada umbi kentang dari lapangan Februari 2005. terikut sampai di kotak penyimpanan dan tanah tersebut merupakan sumber inokulum dari patogen untuk berkembang pada saat kondisi mendukung 176
  • 5. Prosiding Seminar Ilmiah dan Pertemuan Tahunan PEI dan PFI XVI Komda Sul-Sel, 2005 ISBN : 979-95025-6-7 Barnett, H. L and B. B. Hunter. 1998. Martoredjo, T. 1984. Ilmu Penyakit Lepas Illustrated Genera of Imperfect Fungi. Panen. Ghalia Indonesia, Jakarta APS Press. The American Phytopa- Timur. tological Society St. Paul, Minnesota. Pitojo, Setijo. 2004. Benih Kentang. Fahy, P.C and Presley,G.J. 1983. Plant Kanisius Yogjakarta. Bacterial Disease a Diagnostic Sastrahidayat, I. R. 1992. Ilmu Penyakit Guide. Academic Press, Sidney. Tumbuhan. Usaha Nasional, Hartus T. 2001. Usaha Pembibitan Surabaya. 138 – 141. Kentang Bebas Virus. Penebar Setiadi, dan Surya F.N 1997. Kentang, swadaya. Jakarta. Varietas dan Pembudidayaanya. Klement, Z., Rudolph, K and Sands, D. C. Penebar swadaya, Jakarta. 1990. Methods in Phytobacteriology. Streets, R.B. 1972. Diagnosis of Plant Akademia Kiado, Budapest. Pp 134 Disease. The University of Arizona – 142. Press, USA. 177