Dokumen tersebut membahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan program KB di RW 18 Kelurahan Nagarasari Kota Tasikmalaya tahun 2014. Berdasarkan hasil survei, terdapat beberapa faktor utama yakni rendahnya pengetahuan masyarakat tentang KB sebesar 47,6%, sikap negatif terhadap KB sebesar 38,1%, dan kurangnya dukungan dari keluarga sebesar 43,8%. Untuk meningkatkan keberhasilan
Masih rendahnya pemakaian KB pasca salin AKDR pada ibu penerima Jampersal menyebabkan terjadinya peningkatan pertambahan jumlah penduduk dan merupakan salah satu penyebab tidak langsung kematian ibu melalui 4 Terlalu. Penelitian ini memberikan masukan kepada Pemerintah Daerah Propinsi Sumatera Barat, BKKBN Sumatera Barat, Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Barat tentang perlunya pengaktifan kembali Penyuluh Lapangan KB sebagai ujung tombak pelaksana program KB di lapangan, yang dirumuskan melalui peraturan daerah dan MOU kerjasama lintas sektor antara Pemerintah Daerah, BKKBN dan Dinas Kesehatan
Rumah Bersalin Cuma-Cuma Bandung Sinergi Foundation Pelayanan PersalinanRBC Sinergi Foundation
Klinik Bersalin Di Bandung,Rumah Bersalin Di Bandung,Hamil,Rumah Sakit Di Bandung,Rumah Sakit Bersalin Di Bandung,,Kandungan,Melahirkan Di Rumah,Melahirkan,Lahiran Normal,Daftar Klinik Bersalin Di Bandung,Asuransi Untuk Melahirkan,Asuransi Melahirkan,Operasi Caesar Dengan Bpjs Kelas 2,Bayi,Biaya Persalinan,Balita,Rumah Sakit,Dokter Kandungan Di Bandung,Klinik Bidan,Klinik Bersalin Bandung,Klinik Bersalin Swasta,Rs Di Bandung,Info Kebidanan Terbaru,Persalinan,Rs Bandung,Bidan,Kb,Daftar Rumah Sakit Di Bandung,Rumah Sakit Bersalin Bandung,Klinik Kandungan,Info Bunda,Pengalaman Melahirkan Normal,Profesi Kebidanan,Melahirkan Di Bidan,Dokter Bersalin,Dokter Kandungan Terbaik Di Bandung,Denah Klinik Bersalin,Ibu Melahirkan Di Rumah Sakit,Ibu Hamil Melahirkan Di Rumah Sakit,Klinik Bersalin Online,Konsep Kebidanan,Klinik Bersalin Harapan Keluarga Bandung,Klinik Usg,Bidan Di Bandung,Klinik Di Bandung,Klinik Bersalin Harapan Bunda Bandung,Persalinan Di Rumah,Info Bidan,Melahirkan Di Rumah Sakit,Proses Lahiran Normal,Klinik Kesehatan,Klinik Bekam,Rumah Sakit Bersalin Harapan Bunda Bandung,Daftar Rs Di Bandung,Orang Melahirkan Di Rumah Sakit,Melahirkan Dengan Bpjs,Poli Kebidanan,Laboratorium Klinik,Rumah Sakit Bandung,Konsultasi Dokter Kandungan Via Telepon,Tempat Bersalin,Bersalin Di Rumah,Usg 4d Di Bandung,Konsultan Rumah Sakit,Manajemen Kebidanan,Biaya Usg Kehamilan,Tempat Usg Di Bandung,Klinik Kebidanan,Biaya Persalinan Caesar 2016,Biaya Persalinan Normal Di Rumah Sakit,Sinergi Foundation,Klinik 24 Jam,Biaya Operasi Caesar,Biaya Persalinan Caesar,Biaya Usg Di Bidan,Bpjs Untuk Melahirkan,Melahirkan Caesar Dengan Bpjs,Klinik Harapan Bunda Bandung,Harga Usg Di Bidan,Daftar Rumah Sakit Bpjs Bandung,Rumah Sakit Terbesar Di Indonesia,Daftar Klinik Bpjs Bandung,Biaya Persalinan Normal Di Bidan,Proses Melahirkan Sesar,Registrasi Kebidanan,Bidan Bersalin,Biaya Melahirkan Caesar,Bidan Bandung,Bidan Melahirkan,Biaya Melahirkan Di Bidan,Proses Persalinan Caesar,Biaya Persalinan Normal,Biaya Melahirkan,Pelayanan Kebidanan,Cara Menggunakan Bpjs Untuk Melahirkan,Dokter Kandungan Bandung,Prosedur Melahirkan Menggunakan Bpjs,Dokter Spesialis Kandungan Di Bandung,Biaya Operasi Caesar Di Rumah Sakit Umum,Melahirkan Dengan Bpjs Kelas 1,Usg 4d Bandung,Pengalaman Melahirkan Caesar,Melahirkan Di Rumah Sakit Atau Bidan,Rujukan Bpjs Melahirkan,Melahirkan Normal Di Rumah Sakit,Rumah Sakit Bpjs Bandung,Biaya Lahiran Normal,Pengalaman Operasi Caesar,Orang Melahirkan Di Rumah,Profesi Bidan,Biaya Persalinan Di Bidan,Bpjs Melahirkan,Periksa Kehamilan Dengan Bpjs,Biaya Operasi Caesar Melahirkan,Operasi Caesar Dengan Bpjs Kelas 1,Rumah Sakit Di Indonesia,Biaya Operasi Melahirkan,Biaya Operasi Caesar Yang Ditanggung Bpjs,Melahirkan Normal Di Bidan,Ibu Melahirkan Normal Di Rumah Sakit,Biaya Operasi Caesar Bpjs,Klinik Ibu Mengandung,Usg Murah Di Bandung,,Di Rumah Sakit,Rumah Sakit Terbesar Di Bandung
Masih rendahnya pemakaian KB pasca salin AKDR pada ibu penerima Jampersal menyebabkan terjadinya peningkatan pertambahan jumlah penduduk dan merupakan salah satu penyebab tidak langsung kematian ibu melalui 4 Terlalu. Penelitian ini memberikan masukan kepada Pemerintah Daerah Propinsi Sumatera Barat, BKKBN Sumatera Barat, Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Barat tentang perlunya pengaktifan kembali Penyuluh Lapangan KB sebagai ujung tombak pelaksana program KB di lapangan, yang dirumuskan melalui peraturan daerah dan MOU kerjasama lintas sektor antara Pemerintah Daerah, BKKBN dan Dinas Kesehatan
Rumah Bersalin Cuma-Cuma Bandung Sinergi Foundation Pelayanan PersalinanRBC Sinergi Foundation
Klinik Bersalin Di Bandung,Rumah Bersalin Di Bandung,Hamil,Rumah Sakit Di Bandung,Rumah Sakit Bersalin Di Bandung,,Kandungan,Melahirkan Di Rumah,Melahirkan,Lahiran Normal,Daftar Klinik Bersalin Di Bandung,Asuransi Untuk Melahirkan,Asuransi Melahirkan,Operasi Caesar Dengan Bpjs Kelas 2,Bayi,Biaya Persalinan,Balita,Rumah Sakit,Dokter Kandungan Di Bandung,Klinik Bidan,Klinik Bersalin Bandung,Klinik Bersalin Swasta,Rs Di Bandung,Info Kebidanan Terbaru,Persalinan,Rs Bandung,Bidan,Kb,Daftar Rumah Sakit Di Bandung,Rumah Sakit Bersalin Bandung,Klinik Kandungan,Info Bunda,Pengalaman Melahirkan Normal,Profesi Kebidanan,Melahirkan Di Bidan,Dokter Bersalin,Dokter Kandungan Terbaik Di Bandung,Denah Klinik Bersalin,Ibu Melahirkan Di Rumah Sakit,Ibu Hamil Melahirkan Di Rumah Sakit,Klinik Bersalin Online,Konsep Kebidanan,Klinik Bersalin Harapan Keluarga Bandung,Klinik Usg,Bidan Di Bandung,Klinik Di Bandung,Klinik Bersalin Harapan Bunda Bandung,Persalinan Di Rumah,Info Bidan,Melahirkan Di Rumah Sakit,Proses Lahiran Normal,Klinik Kesehatan,Klinik Bekam,Rumah Sakit Bersalin Harapan Bunda Bandung,Daftar Rs Di Bandung,Orang Melahirkan Di Rumah Sakit,Melahirkan Dengan Bpjs,Poli Kebidanan,Laboratorium Klinik,Rumah Sakit Bandung,Konsultasi Dokter Kandungan Via Telepon,Tempat Bersalin,Bersalin Di Rumah,Usg 4d Di Bandung,Konsultan Rumah Sakit,Manajemen Kebidanan,Biaya Usg Kehamilan,Tempat Usg Di Bandung,Klinik Kebidanan,Biaya Persalinan Caesar 2016,Biaya Persalinan Normal Di Rumah Sakit,Sinergi Foundation,Klinik 24 Jam,Biaya Operasi Caesar,Biaya Persalinan Caesar,Biaya Usg Di Bidan,Bpjs Untuk Melahirkan,Melahirkan Caesar Dengan Bpjs,Klinik Harapan Bunda Bandung,Harga Usg Di Bidan,Daftar Rumah Sakit Bpjs Bandung,Rumah Sakit Terbesar Di Indonesia,Daftar Klinik Bpjs Bandung,Biaya Persalinan Normal Di Bidan,Proses Melahirkan Sesar,Registrasi Kebidanan,Bidan Bersalin,Biaya Melahirkan Caesar,Bidan Bandung,Bidan Melahirkan,Biaya Melahirkan Di Bidan,Proses Persalinan Caesar,Biaya Persalinan Normal,Biaya Melahirkan,Pelayanan Kebidanan,Cara Menggunakan Bpjs Untuk Melahirkan,Dokter Kandungan Bandung,Prosedur Melahirkan Menggunakan Bpjs,Dokter Spesialis Kandungan Di Bandung,Biaya Operasi Caesar Di Rumah Sakit Umum,Melahirkan Dengan Bpjs Kelas 1,Usg 4d Bandung,Pengalaman Melahirkan Caesar,Melahirkan Di Rumah Sakit Atau Bidan,Rujukan Bpjs Melahirkan,Melahirkan Normal Di Rumah Sakit,Rumah Sakit Bpjs Bandung,Biaya Lahiran Normal,Pengalaman Operasi Caesar,Orang Melahirkan Di Rumah,Profesi Bidan,Biaya Persalinan Di Bidan,Bpjs Melahirkan,Periksa Kehamilan Dengan Bpjs,Biaya Operasi Caesar Melahirkan,Operasi Caesar Dengan Bpjs Kelas 1,Rumah Sakit Di Indonesia,Biaya Operasi Melahirkan,Biaya Operasi Caesar Yang Ditanggung Bpjs,Melahirkan Normal Di Bidan,Ibu Melahirkan Normal Di Rumah Sakit,Biaya Operasi Caesar Bpjs,Klinik Ibu Mengandung,Usg Murah Di Bandung,,Di Rumah Sakit,Rumah Sakit Terbesar Di Bandung
Stunting merupakan persoalan serius yang mengancam generesai penerus bangsa dan masih banyak terjadi di Indonesia. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2018 mencatat bahwa terdapat ± 9 juta atau 37,2% dari jumlah balita di Indonesia menderita stunting. Dengan angka yang demikian, Indonesia tercatat sebagai negara peringkat kelima di dunia dengan angka kasus stunting terbanyak. Parahnya di Indonesia, stunting tak hanya dialami oleh keluarga kurang mampu saja, tetapi juga dialami oleh balita dari keluarga yang mampu karena penerapan pola asuh yang tidak tepat.
Stunting merupakan persoalan serius yang mengancam generesai penerus bangsa dan masih banyak terjadi di Indonesia. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2018 mencatat bahwa terdapat ± 9 juta atau 37,2% dari jumlah balita di Indonesia menderita stunting. Dengan angka yang demikian, Indonesia tercatat sebagai negara peringkat kelima di dunia dengan angka kasus stunting terbanyak. Parahnya di Indonesia, stunting tak hanya dialami oleh keluarga kurang mampu saja, tetapi juga dialami oleh balita dari keluarga yang mampu karena penerapan pola asuh yang tidak tepat.
Kampung Keluarga Berkualitas merupakan salah satu wadah yang sangat strategis untuk mengimplementasikan kegiatan-kegiatan prioritas Program Bangga Kencana secara utuh di lini
lapangan dalam rangka menyelaraskan pelaksanaan program-program yang dilaksanakan Desa
2. BAB I
1.1 Latar Belakang
Salah satu masalah terpenting yang dihadapi oleh
negara berkembang seperti di Indonesia yaitu ledakan
penduduk. Ledakan penduduk mengakibatkan laju
pertumbuhan penduduk yang pesat hal ini karena
minimnya pengetahuan serta pola budaya pada
masyarakat setempat.
3. 1.2 Rumusan Masalah
Faktor apa yang mempengaruhi keberhasilan
program KB di RW 18 Kelurahan Nagarasari
Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya Tahun 2014
1.3 Tujuan
Umum : untuk mengetahui Faktor-faktor yang
Berpengaruh Terhadap KB di RW 18 Kelurahan
Nagarasari Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya
Tahun 2014 ”
4. Khusus :
Mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat di RW 18
Kelurahan Nagarasari Kecamatan Cipedes tentang KB.
Mengetahui gambaran sikap terhadap KB di RW 18
Kelurahan Nagarasari Kecamatan Cipedes.
Mengetahui gambaran jarak pelayanan KB di RW 18
Kelurahan Nagarasari Kecamatan Cipedes tentang KB.
Mengetahui gambaran dukungan suami/keluarga
terhadap KB di RW 18 Kelurahan Nagarasari
Kecamatan Cipedes tentang KB.
5. BAB II
2.1 Keluarga berencana
2.1.1 Definisi Keluarga Berencana
Keluarga berencana adalah upaya mengatur
kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan,
mengatur kehamilan melalui promosi, perlindungan
dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk
mewujudkan keluarga yang berkualitas.
6. 2.1.2 Tujuan KB
Kebijakan Keluarga Berencana (KB) bertujuan
untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk melalui
usaha penurunan tingkat kelahiran.
2.1.3 Visi KB
Visi KB berdasarkan paradigma baru program
Keluarga Berencana Nasional adalah untuk
mewujudkan ”Keluarga berkualitas tahun 2015”.
7. 2.1.4 Ruang lingkup KB
a. KB
Peningkatan penggunaan kontrasepsi yang
efektifdan efisien, Penyediaan alat, obat dan cara
kontrasepsi dengan memprioritaskan keluarga
miskin,
b. Kesehatan produksi remaja
Penyelenggaraan promosi KRR, pemahaman dan
pencegahan dan bahaya NAPZA
8. c. Ketahanan dan pemberdayaan keluarga
Pengembangan pengetahuan dan keterampilan
kewirausahaan melalui pelatihan teknis
d. Penguatan pelembagaan keluarga kecil berkualitas
Peningkatan kemampuan tenaga lapangan dan
kemandirian kelembagaan KB yang berbasis
masyarakat
9. 2.1.5 Target pelayanan KB Kemenkes 2010-2014
Persentase fasilitas pelayanan kesehatan yang
memberikan pelayanan KB sesuai standar sebesar :
100%
Persentase PUS yang menjadi peserta KB aktif
(Contraceptive Prevalence Rate) sebesar : 65%
Pencapaian cakupan peserta KB pasca persalinan
sebesar 60% (Perkiraan persentase persalinan di RS
20%)
10. 2.2 Kontrasepsi
suatu alat, obat atau cara yang digunakan untuk
mencegah terjadinya konsepsi atau pertemuan antara
sel telur dan sperma di dalam kandungan/rahim.
14. BAB III3.1 Hasil dan pembahasan
Jumlah responden dalam laporan ini adalah sebanyak
105 peserta di RW 18 Kelurahan Nagarasari
Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya.
3.2 Sebelum intervensi
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
Baik Kurang Baik
Pengetahuan tentang KB
Pengetahuan tentang KB50
55
19. 3.4 Pembahasan
Dari survey yang dilakukan selanjutnya mengenai KB
diketahui faktor pertama yang menyebabkan tingginya
masalah KB adalah kurangnya pengetahuan
masyarakat tentang KB yang hanya mencapai 47,6%.
Tanpa adanya pengetahuan tentang KB masyarakat
akan cenderung sulit dan merasa berat untuk menjadi
akseptor KB. Sebagai contoh, bila pengetahuan
masyarakat tentang KB rendah, maka masyarakat
menjadi kurang paham akan dampak dari
permasalahan KB.
20. BAB IV
5.1 kesimpulan
Salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya KB di
RW 18 adalah Pengetahuan 47,6%
Faktor lainnya yang menyebabkan rendahnya KB
adalah sikap negatif sebesar 38,1%, dan tidak
mendapat dukungan keluarga sebanyak 43,8%.
21. 5.2 Saran
5.2.1 Bagi puskesmas
Sebaiknya dilakukan kegiatan promosi kesehatan
tentang KB yang berkesinambungan untuk
meningkatkan tingkat pengetahuan dan kesadaran
masyarakat mengenai KB di RW 18 kelurahan
Nagarasari
Diperlukan adanya anggaran untuk mengadakan
kegiatan promosi kesehatan yang berkesinambungan
di RW 18 Kelurahan Sukamanah
5.2.2 Bagi Masyarakat
Sebaiknya lebih aktif untuk mencari infomasi tentang
KB.