SlideShare a Scribd company logo
KUAT LENTUR BALOK KOMPOSIT BAJA-BETON 
PASCA BAKAR 
Lilis Indriani, ST, MT ,Ahmad Tohir, ST 
E-mail: indrianililis@yahoo.com 
Abstrak 
Bangunan sipil terutama bangunan gedung dan jembatan yang mengalami kebakaran akhir – akhir ini 
menjadi suatu permasalahan yang harus diselesaikan. Dan untuk menyelesaikan permasalahan ini, salah 
satunya adalah dengan mengestiminasi kekuatan sisa yang ada akibat kebakaran tersebut. 
Penelitian kuat lentur balok komposit baja-beton pasca bakar tidak lain bertujuan untuk mengetahui 
kekuatan sisa yang dimaksud meliputidegredasi kuat lentur dan perilaku balok komposit baja-beton 
setelah mengalami kebakaran. Nilai kekakuan (P/Δ), factor kekaukan (EI) dan kapasitas lentur (Mn) 
balok komposit baja- beton yang diperoleh dari grafik hubungan beban –lendutan dan grafik momen 
kelengkungan dapat memberikan gambaran yang jelas untuk tujuan itu. 
Dengan memperhatikan grafik hubungan beban-lendungan dan momen-kelengkungan menunjukkan 
bahwa balok komposit baja-beton (concrete-encased beam) yang dibakar pada suhu konstan selama 3 
jam akan terjadi penurunan nilai kekakuan pada suhu 200°C sebesar 20% dan terus meningkat dengan 
bertambahnya temperature. Faktor kekakuan (EI) turun lebih dari 50% pada suhu 200°C sampai 400°C, 
sedangkan kuat lentur(Mn) mengalami penurunan sebesar 13,33% pada suhu 300°C dan 16,67% pada 
suhu 400°C, akan tetapi pada suhu 200°C kuat lentur maksimum masih dapat dipertahankan (kuat lentur 
maksimal masih 100%). 
Dengan demikian dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa balok komposit baja-beton (concrete-encased 
beam) pasca bakar akan mengalami degradrasi kuat lentur seiring dengan kenaikan suhu dan lama 
pembakaran. Selain itu dengan bertambahnya temperature, faktor daktilitas balok komposit menjadi 
turun terutama daktilitas kelengkungan menunjukkan penurunan yang sangat tajam. Namun demikian 
pada kondisi tertentu, balok seperti ini masih memiliki kekuatan dan kekakuan yang memadai sehingga 
masih layak untuk difungsikan kembali asalkan deformasi pada beton tidak menunjukkan penurunan yang 
besar dan masih dapat diperbaiki. 
Keyword: balok komposit, temperature, faktor daktilitas 
I. PENDAHULUAN 
Dewasa ini, baja komposit lebih sering 
digunakan untuk struktur gedung berlantai 
banyak dan sebagian untuk struktur jembatan. 
Bangunan gedung dan jembatan tersebut tidak 
terlepas dari permasalahan – permasalahan 
karena faktor alam maupun kesalahan dari 
manusia (human error) seperti timbulnya 
kebakaran. Struktur dengan baja komposit 
yang mengalami kebakaran akan 
mengakibatkan kerusakan pada struktur dari 
tingkat yang paling rendah hingga tingkat 
yang (collape). Hal ini dikarenakan 
temperature yang tinggi dapat mempengaruhi 
sifat dan perilaku dari elemen balok atau 
kolom yang pada akhirnya dapat 
mempengaruhi perilaku struktur secara 
keseluruhan. 
1.1 PERUMUSAN MASALAH 
Balok komposit baja-beton merupakan 
salah satu elemen struktur yang tersusun 
dari berbagai macam material seperti baja, 
pasir, kerikil, semen dan air. Masing – 
masing material ini apabila terkena panas 
yang tinggi akan bereaksi sesuai dengan 
kemampuan menahan panas yang 
mengakibatkan perubahan masing – masing 
zat penyusun materail tersebul dan pada 
akhirnya akan mempengaruhi kekuatan 
elemen struktur secara keseluruhan. 
Elemen struktur komposit baja-beton yang 
terkena suhu tinggi akan mengalami 
penurunan mutu bahan terutama kekuatan 
desak beton yang sangat berpengaruh pada 
kekuatan lentur balok. Hal ini terjadi 
karena kekuatan lentur balok komposit 
sangat tergantung dari seberapa besar kuat 
desak beton yang terjadi pada tepi atas 
balok selain pengaruh lekatan yang terjadi 
antara baja dan beton.
1.2 TUJUAN PENELITIAN 
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk: 
a. Mengetahui kuat lentur balok komposit 
baja-beton pasca bakar dan 
membandingkan dengan kuat lentur 
balok komposit baja-beton yang tidak 
tebakar. 
b. Mengetahui hubungan momen-kelengkungan 
dan beban-lendutan pada 
balok komposit baja-beton pasca bakar. 
1.3 BATASAN MASALAH 
Pada penelitian ini dilakukan pembatasan 
yaitu: 
a. Penelitian yang dilakukan merupakan uji 
kuat lentur struktur balok baja komposit 
diselimuti beton. 
b. Balok baja tanpa tulangan sengkang. 
c. Penutup beton minimal 
2. TINJAUAN PUSTAKA 
2.1Pengertian Balok Komposit 
Gere & Timoshenko (1984), menyatakan 
bahwa batang struktural yang didesain untuk 
menahan gaya – gaya yang bekerja dalam arah 
transversal terhadap sumbunya disebut balok 
(beam) 
Menurut Salmon & Johnson (1991), aksi 
struktur komposit pada balok baja yang dicor 
secara monolit dalam bentuk memilik interaksi 
yang baikantara balok baja dan beton, selain 
itu lekatan ini tergantung pada interaksi antara 
baja dan beton. 
Dengan demikian yang dimaksud balok 
komposit (composite beam) adalah batang 
struktural yang mendukung gaya – gaya arah 
trasversal terhadap sumbunya dimana 
kekuatannya tergantung pada interaksi 
mekanis diantara dua atau lebih bahan yang 
berbeda. 
2.2Perilaku Baja Dan Beton Pada Temperatur 
Tinggi 
Sifat – sifat baja dan beton dipengaruhi oleh 
suhu. Pada suhu yang sama dengan yang 
dijumpai pada kebakararan., kekuatan dan 
modulus elastisitas berkurang (Mark fintel, 
1987). Pada temperatur tinggi sekitar 430°C 
sampai dengan 540°C, modulus elastisitas, 
kekuatan leleh, dan kekuatan tarik baja 
mengalami laju penurunan maksimum 
(Salmon-Johnson, 1992). Selain itu, daya tahan 
baja terhadap api dari tulangan yang telindung 
diperlemah oleh konduktifitasnya yang tinggi 
terhadap panas dan kenyataannya bahwa 
kekuatan tulangan akan berkurang banyak 
pada temperatur tinggi (Wilter, 1987 via 
Ibadilhaq dan Jauhari, 1998). Disisi lai, 
menurut Neville (1987) via Qolyubi dan 
Rahmani (1998), beton menunjukkan kenaikan 
kuat desak pada temperatur 200°C - 300°C, 
tetapi diatas 400°C kuat desak hanya mencapai 
90% dari kuat desak normal dan maksimum 
40% pada suhu 700°C. Oleh Mindess hal 
tersebut dibuktikan bahwa kuat desak beton 
dapat dipertahankan sampai dengan 300°C, 
lebih dari itu kuat desak beton akan menurun. 
Qolyubi dan Rahmani (1998), juga 
mengatakan penelitian yang dilakukan oleh 
Carlos Castile dan A.J. durrani (1990), 
menyimpulkan bahwa pemanasan pada 
temperatur 100°C sampai 400°C akan 
menyebabkan kuat tekan beton berkurang 15% 
sampai 20%. Pemanasan antara suhu 400°C 
sampai 600°C akan menyebabkan kekuatan 
beton naik sekitar 8% sampai 13%. Pemanasan 
diatas 600°C menyebabkan kekuatan beton 
akan turun kembali sekitar 30%. 
2.3Pengaruh Lekatan Pada Balok Komposit 
Perubahan temperatur pada balok komposit 
dapat menyebabkan sifat lekatan antara baja 
dan beton menjadi berkurang. Perbedaan 
angka muai yang tidak terlalu besar antara bja 
dan beton pada suhu kamar akan sangat 
berpengaruh bila suhu terus dinaikkan sampai 
kedua bahan mengalami degradasi yang 
maksimum. Sebab pada suhu yang relatif 
tinggi, baja akan mengalami pemuaian yang 
lebih besar dibandingkan yang terjadi pada 
beton. Angka muai yang besar akibat kenaikan 
suhuini menyebabkan baja dan beton akan 
mengalami slip relatif seiring dengan 
pertambahan beban yang pada akhirnya 
mempengaruhi kekuatan balok komposit. 
Selain pengaruh suhu, lakatan yang terjadi 
pada baja dan beton juga dipengaruhi oleh 
adhesi bahan dan luas bidang lekatan. 
Supaya sebuah gelagar dan slab beton dapat 
menjadi satu kesatuan, kedua material harus 
disambung sedemikian rupa sehingga geseran 
longitudinal (membujur) bisa disalurkan
diantara keduanya. Apabila gelagar baja 
dibungkus sepenuhnya dengan beton 
(concrete-encased beam), maka tidak perlu 
dipakai alat penyambung mekanis, karena 
geseran membujur bisa disalurkan sepenuhnya 
oleh ikatan antara baja dan beton dan jika 
gelagar baja tidak dibungkus sepenuhnya 
dengan beton maka perlu dipakai penghubung 
geser (shear connector) 
2.4Grafik Hubungan Beban – Lendutan Balok 
Komposit 
Hubungan beban – lendutan balok komposit 
berdasarkan penelitian Brian Uy & Mark 
Andrew Bradford (1995), ditunjukkan pada 
Gambar 2.1 . 
Gambar 2.1 Hubungan Beban (P) dan 
Lendutan (D) Balok Komposit 
Berdasarkan landasan teori yang ada maka 
dapat dibuat suatu hipotesa grafik hubungan 
beban lendutan seperti pada Gambar 2.2 
Gambar 2.2 Hubungan Beban (P) dan 
Lendutan (D) Balok Komposit 
Pasca Bakar 
Akibat dari naiknya temperatur pada balok 
komposit mengakibatkan kekuatan dan 
kekakuan balok komposit pasca bakar dalam 
menerima beban menjadi berkurang. Ini dapat 
terjadi karena kekuatan balok komposit sangat 
tergantung pada kekuatan beton yang 
menerima tekan atau bergantung pada niali fc’ 
yang dipengaruhi oleh perubahan temperatur. 
Dari hubungan persamaan kekauan balok 
dapat diketahui bahwa semakin besar lendutan 
yang terjadi maka nilai kekakuan balok 
menjadi berkurang dengan demikian kekuatan 
balok dalam menerima beban juga semakin 
kecil. 
3. METODE PENELITIAN 
Penelitian kuat lentur balok komposit baja-beton 
pasca bakar menggunakan benda uji 
berupa delapan buah balok komposit dengan 
variasi suhu 200ºC, 300ºC, 400ºC dan tanpa 
pembakaran sebagai pembanding. 
3.1 Bahan – Bahan Penelitian 
Bahan-bahan yang digunakan secara umum 
adalah: 
a. Pasir 
Digunakan pasir dengan berat jenis 2,74 
Kg/cm³ dengan Modulus Halus Butir 
(MHB) sebesar 2,64. 
b. Semen 
Digunakan semen Portland Tipe I Merk 
Gresik dengan berat jenis 3,15 Kg/cm³. 
c. Air 
Air diambil dari Laboratorium Beton. 
d. Agregat 
Digunakan Agregat batu belah dengan 
berat jenis 2,63 Kg/cm³ 
e. Baja Profil 
Digunakan profil INP 10, dengan ukuran 
h = 100 mm, bf = 55 mm, tw = 4 mm, tf 
= 5 mm, dengan mutu baja A36. 
3.2 Benda Uji 
Digunakan balok skala penuh dengan ukuran 
(14x18x200) cm, dibuat sebanyak delapan 
buah dengan perlakuan sebagai berikut: 
a. Dua buah dibakar selama 3 jam pada 
temperature 400ºC
b. Dua buah dibakar selama 3 jam pada 
temperature 300ºC 
c. Dua buah dibakar selama 3 jam pada 
temperature 200ºC 
d. Dua buah tanpa melalui proses 
pembakaran (sebagai pembanding) 
3.3 Peralatan Penelitian 
Untuk kelancaran penelitian diperlukan 
beberapa peralatan penelitian yang digunakan 
sebagai sarana untuk mencapai maksud dan 
tujuan penelitian. 
Adapun alat – alat yang digunakan adalah: 
a. Hidraulic Jack 
b. Dukungan roll dan sendi 
c. Mesin uji kuat desak 
d. Mesin uji kuat tarik 
e. Timbangan 
f. Penggetar 
g. Ayakan 
h. Mesin Pengaduk Beton 
i. Loading Frame 
j. Dial Gauge 
k. Mistar dan Kaliper 
l. Cetok dan talam baja 
m. Tungku Pemanas 
n. Thermokopel 
o. Kerucut Abrams 
p. Cetakan benda uji 
3.4 Tahap Pelaksanaan Penelitian 
Tahapan dalam pelaksanaan ini adalah: 
a. Persiapan 
b. Pembuatan benda uji 
c. Tahap perawatan 
d. Persiapan peralatan 
e. Pembakaran model balok 
f. Pengujian kuat desak beton 
g. Pengujian kuat tarik baja profil 
h. Pengujian model balok 
4. HASIL DAN PEMBAHASAN 
4.1 Hasil Pembakaran Balok Komposit 
Pembakaran balok uji dilakukan dengan 
variasi suhu 200ºC, 300ºC dan 400ºC dibakar 
selama 3 jam, terdapat juga balok uji tanpa 
bakar (suhu ruang) sebagai pembanding. 
Kemudian dilakuakn pengamatan visual 
untuk mengetahui perubahan fisik benda uji, 
yaitu ditandai dengan adanya perubahan 
warna dan retak –retak yang terjadi pada 
benda uji, haasilnya disajikan dalam table 4.1 
Tabel 4.1 Pengamatan Visual 
4.2 Hasil Uji Kuat Lentur Balok Komposit 
Baja-Beton (Hubungan Beban dengan 
Lendutan) 
Dari data – data yang dihasilkan dari 
pengujian balok komposit, dibuat grafik 
hubungan beban dan lendutan dengan variasi 
suhu seperti yang ditunjukkan pada Gambar 
4.1. 
Gambar 4.1 Hubungan Beban Lendutan 
Balok Komposit 
Dengan grafik beban (P) dan lendutan (D) 
maka dapat diperoelh nilai kekuatan dan 
kekakuan balok normal dan balok komposit 
pasca bakar. Selain itu, untuk mendapatkan 
gambaran yang lebih jelas mengenai 
penurunan atau peningkatan kekuatan pada 
kondisi plastis terhadap kondisi elastis 
maupun keliatan (ductility) balok komposit 
dibuat grafik hubungan beban-lendutan non-dimensional 
seperti yang ditunjukkan pada 
Gambar 4.2
Gambar 4.2 Hubungan Beban Lendutan 
Non Demensional Balok 
Komposit 
Dari hasil pengamatan grafik hubungan beban 
dan lendutan pada Gambar 4.1 dapat 
disimpulkan dalam Tabel 4.2. 
Tabel 4.2 Analisa data hubungan beton 
dengan lendutan 
4.3 Kuat Lentur Sisa Ditinjau dari Hubungan 
Beban dan Lendutan 
Hubungan beban (P) dan lendutan (D) yang 
diperoleh dari penelitian merupakan nilai 
kekakuan dari balaok komposit. Nilai 
kekakuan ini didapat dari perbandingan P dan 
D (P/D). Besarnya nilai kekakuan yang 
berbeda-beda yang menunjukkan bahwa 
balok komposit yang mengalami kebakaran 
secara umum memiliki perilaku yang 
berbeda-beda pula. 
Untuk memperoleh kuat lentur sisa yang 
diakibatkan oleh kebakaran dengan beberapa 
variasi suhu, maka sebagai nilai banding 
digunakan balok komposit yang tidak dibakar 
dan diuji pada temperature ruang dianggap 
mempunyai nilai kekuatan lentur dan 
kekakuan 100%. Sedangkan balok yang 
mengalami kebakaran akan diketahui nilai 
kuat lentur dan kekakuannya dalam prosen 
(%). Dari hasil perhitungan tersebut dapat 
diperoleh angka kenaikan atau penurunan 
kuat lentur dan nilai kekakuan dari balok 
komposit yang mengalami kebakaran. 
Kekuatan balok komposit baja-beton pasca 
bakar dengan variasi suhu dan pembakaran 
selama 3 jam dapat dijabarkan sebagai 
berikut: 
a. Pada suhu 200ºC yang dijaga konstan 
selama 3 jam mengalami penurunan kuat 
luluh sebesar 10% dan penurunan nilai 
kekakuan sebesar 20,08%. Akan tetapi 
pada kondisi plastis (ultimate) masih 
memiliki kekuatan 100% 
b. Pada suhu 300ºC yang dijaga konstan 
selama 3 jam mengalami penurunan kuat 
luluh sebesar 20% dan penurunan nilai 
kekakuan sebesar 30,77%. 
c. Pada suhu mencapai 400ºC kemudian 
dibiarkan menurun selama 3 jam 
sehingga mencapai suhu 125ºC 
mengalami penurunan kekuatan sebesar 
20% dan penurunan nilai kekakuan 
sebesar 23,94%. 
Kejadian ini menunjukkan bahwa balok 
komposit baja-beton (concrete-encased 
beam) pasca bakar akan mengalami degradasi 
kekuatan dan kekakuan yang terus meningkat 
dengan bertambahnya temperature akibat 
kebakaran. Selain itu, balok seperti ini akan 
menunjukkan nilai kekakuan yang 
relatifnlebih besar pada suhu 400ºC yang 
bekerja dalam tempo relative singkat 
dibandingkan pada suhu 300ºC tetapi bekerja 
dalam tempo yang cukup lama (3 jam) 
5. PENUTUP 
5.1 Kesimpulan 
Balok komposit baja-beton (concrete-encased 
beam) yang mengalami kebakaran 
pada suhu 200ºC sampai dengan 400ºC 
selama tiga jam dari penelitian ini 
mempunyai prilaku sebagai berikut: 
1. Balok komposit baja-beton akan 
mengalami retak yang disebabkan oleh 
temperature. Retak rambut mulai terjadi 
pada suhu 200ºC kemudian terus 
meningkat menjadi retak struktur dengan 
arah cenderung vertical terhadap sumbu 
balok akibat berat sendiri pada suhu 
300ºC dan 400ºC. 
2. Degradasi kekuatan balok komposit baja-beton 
dipengaruhi oleh temperature dan 
lama pembakaran. Semakin tinggi
temperature, kuat lentur dan kekakuan 
balok dalam menerima beban juga 
semakin kecil. 
3. Kuat lentur balok komposit baja-beton 
(Concrete-encased) pasca bakar masih 
dapat dipertahankan ssmpai suhu 200ºC 
selama 3 jam kemudian akan terus 
menurun sesuai dengan kenaikan 
temperature dan lama pembakaran. 
4. Lama pembakaran sangat mempengaruhi 
nilai kekakuan balok komposit baja-beton, 
seperti yang ditunjukkan balok 
komposit yang dibakar pada suhu 400ºC 
menunjukkan kekakuan yang lebih besar 
dibandingkan dengan balok komposit 
yang dibakar pada suhu 300ºC, hal ini 
disebabkan pada saat mencapai suhu 
400ºC lama pembakaran hanya 
dipertahankan kurang lebih selama 15 
menit sedangkan balok yang dibakar 
pada suhu 300ºC dipertahankan selama 3 
jam. 
5. Balok komposit baja-beton (concrete-encased 
beam) pasca bakar yang tidak 
dikekang (unconfind) akan mengalami 
penurunan factor kekakuan rata – rata 
lebih dari 50%. 
6. Dengan bertambahnya temperature, 
balok komposit baja-beton akan 
mengalami penurunan faktor daktilitas 
yang menyebabkan kemampuan balok 
dalam menerima beban juga semakin 
kecil. 
5.2 Saran 
Untuk memperoleh gambaran yang lebih luas 
tentang kuat lentur balok komposit baja 
diselimuti beton pasca bakar, dikemukakan 
saran ebagai berikut: 
1. Pada waktu pembuatan sampel atau 
pengecoran perlu diperhatikan nilai slump 
dan perbandingan jumlah material yang telah 
ditentukan serta pengawasan yang ketat pada 
waktu pengecoran sehingga diperoleh kuat 
tekan beton yang diharapkan. 
2. Pada saat pembakaran, balok diberi beban 
sehingga mendekati keadaan struktur yang 
sebenarnya. 
3. Pada penelitian ini hanya menggunakan data 
lendutan balok, sehingga belum dapat 
diketahui diagram regangan dan tegangan 
yang terjadi pada balok pasca bakar. 
Disarankan pada penelitian yang akan dating, 
dipasang strain gauge pada balok untuk 
mengetahuidistribusi tegangan dan regangan 
yang terjadi. 
4. Pada saat pengujian perlu diperhatikan 
ketelitian dan kecermatan pengamatan dalam 
membaca dial pembebanan dan munculnya 
retak sehingga didapat data yang valid. 
5. Disarankan untuk penelitian selanjutnya 
untuk balok komposit baja-beton (concrete-encased 
beam) agar menggunakan tulangan 
sengkang minimal sehingga dapat mencegah 
terjadinya spalling pada beton lebih awal. 
6. Perlu diteliti lebih lanjut perilaku balok 
komposit baja-beton pasca bakar terutama 
kuat geser dan kemampuannya menahan 
punter (torsi). 
DAFTAR PUSTAKA 
Amat Qolyubi, (1998), Pengaruh Variasi Suhu 
Pembakaran dan Perlakuan Beton Pasca 
Bakar Terhadap Penurunan Kuat Desak 
Beton, FTSP-UII, Yogyakarta. 
Anas Ibadilhaq, (1998), Pengaruh Pembakaran 
Terhadap Kuat Lentur Balok Beton 
Bertulang dengan Variasi Tebal Selimut 
Beton, FTSP-UII, Yogyakarta. 
Bryan Uy, Mark Andrew Bradford (1995), 
Ductility of Profiled Composite Beam, 
Journal of Structural Engineering. 
Charles G. Salmon, John E. Johnson (1991), 
Struktur Baja Desain dan Perilaku, Gramedia 
Pustaka Utama, Jakarta. 
E.P.Popov, (1984), Mekanika Teknik, Erlangga, 
Jakarta 
F. Chen, T.Atsuta, (1976), Theory of Beam- 
Columns, McGraw-Hill, Inc. 
Gere, Timoshenko, (1987), Mekanika Bahan, 
Erlangga, Jakarta. 
Istimawan Dipohusodo, (1994), Struktur Beton 
Bertulang, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta 
Kardiyono Tjokro Dimulyo, (1995), Teknologi 
Beton, FTSP-UGM, Yogyakarta
Mark Fintel, (1987), Buku Pegangan Tentang 
Teknik Beton, Pradnya Paramita

More Related Content

What's hot

Kolom (sahnohilhami)
Kolom (sahnohilhami)Kolom (sahnohilhami)
Kolom (sahnohilhami)sahnohilhami
 
1581 chapter ii
1581 chapter ii1581 chapter ii
1581 chapter iiNety Chan
 
04.12.0032 ida bagus_w.d_+_07.12.0038_andri_lelono
04.12.0032 ida bagus_w.d_+_07.12.0038_andri_lelono04.12.0032 ida bagus_w.d_+_07.12.0038_andri_lelono
04.12.0032 ida bagus_w.d_+_07.12.0038_andri_lelono
Arhy Tachapi
 
Materi kuliah beton sederhana
Materi kuliah beton sederhanaMateri kuliah beton sederhana
Materi kuliah beton sederhanaperkasa45
 
PENINGKATAN SIFAT MEKANIK DAN OBSERVASI STRUKTUR MIKRO PADA BAJA LATERIT HASI...
PENINGKATAN SIFAT MEKANIK DAN OBSERVASI STRUKTUR MIKRO PADA BAJA LATERIT HASI...PENINGKATAN SIFAT MEKANIK DAN OBSERVASI STRUKTUR MIKRO PADA BAJA LATERIT HASI...
PENINGKATAN SIFAT MEKANIK DAN OBSERVASI STRUKTUR MIKRO PADA BAJA LATERIT HASI...
Muhammad Budiman
 
Rpp balok 2015
Rpp balok 2015Rpp balok 2015
Rpp balok 2015
Saeful Fajri
 
140534 id-pemeriksaan-kuat-tekan-dan-modulus-elast 2
140534 id-pemeriksaan-kuat-tekan-dan-modulus-elast 2140534 id-pemeriksaan-kuat-tekan-dan-modulus-elast 2
140534 id-pemeriksaan-kuat-tekan-dan-modulus-elast 2
Irfan Ibrahim
 
Struktur Baja
Struktur BajaStruktur Baja
Struktur Baja
TianPs27
 
Perbandingan Pondasi Sumuran dan Pondasi Tiang Pancang Beton Kasus : Abutmen...
Perbandingan Pondasi Sumuran dan Pondasi Tiang Pancang Beton  Kasus : Abutmen...Perbandingan Pondasi Sumuran dan Pondasi Tiang Pancang Beton  Kasus : Abutmen...
Perbandingan Pondasi Sumuran dan Pondasi Tiang Pancang Beton Kasus : Abutmen...
ikhsan setiawan
 
Cfrp confined reactive powder concrete colums
Cfrp confined reactive powder concrete columsCfrp confined reactive powder concrete colums
Cfrp confined reactive powder concrete columsErna Kaselle
 
Salinan terjemahan role of lime_with_cement_in_long_term_st
Salinan terjemahan role of lime_with_cement_in_long_term_stSalinan terjemahan role of lime_with_cement_in_long_term_st
Salinan terjemahan role of lime_with_cement_in_long_term_st
MelfiYan
 
Beton prategangz (1) (3)
Beton prategangz (1) (3)Beton prategangz (1) (3)
Beton prategangz (1) (3)
wildan grenadi
 
Ilmu Bahan
Ilmu BahanIlmu Bahan
Ilmu Bahan
tanalialayubi
 
25496553
2549655325496553
25496553
supadi padi
 
Pondasi Sumuran dan Bore Pile
Pondasi Sumuran dan Bore PilePondasi Sumuran dan Bore Pile
Pondasi Sumuran dan Bore Pile
ariffikri12
 
Evaluasi kerusakan & perbaikan bangunan akibat gempa
Evaluasi kerusakan & perbaikan bangunan akibat gempaEvaluasi kerusakan & perbaikan bangunan akibat gempa
Evaluasi kerusakan & perbaikan bangunan akibat gempa
Arnas Aidil
 
Jbptitbpp gdl-jemmigumil-30922-3-2008ta-2
Jbptitbpp gdl-jemmigumil-30922-3-2008ta-2Jbptitbpp gdl-jemmigumil-30922-3-2008ta-2
Jbptitbpp gdl-jemmigumil-30922-3-2008ta-2
Yoel Begal
 
Chapter 4 deep foundation
Chapter 4 deep foundationChapter 4 deep foundation
Chapter 4 deep foundationAmiRul AFiq
 
Desain struktur portal baja dan detailing
Desain struktur portal baja dan detailingDesain struktur portal baja dan detailing
Desain struktur portal baja dan detailing
rhtrusli
 

What's hot (20)

Kolom (sahnohilhami)
Kolom (sahnohilhami)Kolom (sahnohilhami)
Kolom (sahnohilhami)
 
1581 chapter ii
1581 chapter ii1581 chapter ii
1581 chapter ii
 
04.12.0032 ida bagus_w.d_+_07.12.0038_andri_lelono
04.12.0032 ida bagus_w.d_+_07.12.0038_andri_lelono04.12.0032 ida bagus_w.d_+_07.12.0038_andri_lelono
04.12.0032 ida bagus_w.d_+_07.12.0038_andri_lelono
 
Materi kuliah beton sederhana
Materi kuliah beton sederhanaMateri kuliah beton sederhana
Materi kuliah beton sederhana
 
PENINGKATAN SIFAT MEKANIK DAN OBSERVASI STRUKTUR MIKRO PADA BAJA LATERIT HASI...
PENINGKATAN SIFAT MEKANIK DAN OBSERVASI STRUKTUR MIKRO PADA BAJA LATERIT HASI...PENINGKATAN SIFAT MEKANIK DAN OBSERVASI STRUKTUR MIKRO PADA BAJA LATERIT HASI...
PENINGKATAN SIFAT MEKANIK DAN OBSERVASI STRUKTUR MIKRO PADA BAJA LATERIT HASI...
 
Rpp balok 2015
Rpp balok 2015Rpp balok 2015
Rpp balok 2015
 
140534 id-pemeriksaan-kuat-tekan-dan-modulus-elast 2
140534 id-pemeriksaan-kuat-tekan-dan-modulus-elast 2140534 id-pemeriksaan-kuat-tekan-dan-modulus-elast 2
140534 id-pemeriksaan-kuat-tekan-dan-modulus-elast 2
 
Struktur Baja
Struktur BajaStruktur Baja
Struktur Baja
 
Perbandingan Pondasi Sumuran dan Pondasi Tiang Pancang Beton Kasus : Abutmen...
Perbandingan Pondasi Sumuran dan Pondasi Tiang Pancang Beton  Kasus : Abutmen...Perbandingan Pondasi Sumuran dan Pondasi Tiang Pancang Beton  Kasus : Abutmen...
Perbandingan Pondasi Sumuran dan Pondasi Tiang Pancang Beton Kasus : Abutmen...
 
Cfrp confined reactive powder concrete colums
Cfrp confined reactive powder concrete columsCfrp confined reactive powder concrete colums
Cfrp confined reactive powder concrete colums
 
Salinan terjemahan role of lime_with_cement_in_long_term_st
Salinan terjemahan role of lime_with_cement_in_long_term_stSalinan terjemahan role of lime_with_cement_in_long_term_st
Salinan terjemahan role of lime_with_cement_in_long_term_st
 
Beton prategangz (1) (3)
Beton prategangz (1) (3)Beton prategangz (1) (3)
Beton prategangz (1) (3)
 
Ilmu Bahan
Ilmu BahanIlmu Bahan
Ilmu Bahan
 
25496553
2549655325496553
25496553
 
Pondasi Sumuran dan Bore Pile
Pondasi Sumuran dan Bore PilePondasi Sumuran dan Bore Pile
Pondasi Sumuran dan Bore Pile
 
Evaluasi kerusakan & perbaikan bangunan akibat gempa
Evaluasi kerusakan & perbaikan bangunan akibat gempaEvaluasi kerusakan & perbaikan bangunan akibat gempa
Evaluasi kerusakan & perbaikan bangunan akibat gempa
 
Jbptitbpp gdl-jemmigumil-30922-3-2008ta-2
Jbptitbpp gdl-jemmigumil-30922-3-2008ta-2Jbptitbpp gdl-jemmigumil-30922-3-2008ta-2
Jbptitbpp gdl-jemmigumil-30922-3-2008ta-2
 
Chapter 4 deep foundation
Chapter 4 deep foundationChapter 4 deep foundation
Chapter 4 deep foundation
 
7.2.8.09.02
7.2.8.09.027.2.8.09.02
7.2.8.09.02
 
Desain struktur portal baja dan detailing
Desain struktur portal baja dan detailingDesain struktur portal baja dan detailing
Desain struktur portal baja dan detailing
 

Viewers also liked

05 momen inersia 2
05   momen inersia 205   momen inersia 2
05 momen inersia 2
tekpal14
 
Baja - Batang Aksial Lentur
Baja - Batang Aksial Lentur Baja - Batang Aksial Lentur
Baja - Batang Aksial Lentur
Yasmin Rosyad
 
Tugas Akhir Konstruksi Beton
Tugas Akhir Konstruksi BetonTugas Akhir Konstruksi Beton
Tugas Akhir Konstruksi Beton
Debora Elluisa Manurung
 
Laporan praktikum lenturan 1
Laporan praktikum lenturan 1Laporan praktikum lenturan 1
Laporan praktikum lenturan 1
Ahmad Ramdani
 
Tugas Perencanaan Pemindahan Tanah Mekanis dan Alat-Alat Berat
Tugas Perencanaan Pemindahan Tanah Mekanis dan Alat-Alat BeratTugas Perencanaan Pemindahan Tanah Mekanis dan Alat-Alat Berat
Tugas Perencanaan Pemindahan Tanah Mekanis dan Alat-Alat Berat
Debora Elluisa Manurung
 
S struktur-batang lentur murni
S struktur-batang lentur murniS struktur-batang lentur murni
S struktur-batang lentur murni
iky
 
pengujian lentur
pengujian lenturpengujian lentur
pengujian lentur
cresendo sitorus
 
Bab 04 tegangan regangan defleksi
Bab 04 tegangan regangan defleksiBab 04 tegangan regangan defleksi
Bab 04 tegangan regangan defleksi
Rumah Belajar
 
SNI 2847-2013 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung
SNI 2847-2013 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan GedungSNI 2847-2013 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung
SNI 2847-2013 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung
Mira Pemayun
 

Viewers also liked (9)

05 momen inersia 2
05   momen inersia 205   momen inersia 2
05 momen inersia 2
 
Baja - Batang Aksial Lentur
Baja - Batang Aksial Lentur Baja - Batang Aksial Lentur
Baja - Batang Aksial Lentur
 
Tugas Akhir Konstruksi Beton
Tugas Akhir Konstruksi BetonTugas Akhir Konstruksi Beton
Tugas Akhir Konstruksi Beton
 
Laporan praktikum lenturan 1
Laporan praktikum lenturan 1Laporan praktikum lenturan 1
Laporan praktikum lenturan 1
 
Tugas Perencanaan Pemindahan Tanah Mekanis dan Alat-Alat Berat
Tugas Perencanaan Pemindahan Tanah Mekanis dan Alat-Alat BeratTugas Perencanaan Pemindahan Tanah Mekanis dan Alat-Alat Berat
Tugas Perencanaan Pemindahan Tanah Mekanis dan Alat-Alat Berat
 
S struktur-batang lentur murni
S struktur-batang lentur murniS struktur-batang lentur murni
S struktur-batang lentur murni
 
pengujian lentur
pengujian lenturpengujian lentur
pengujian lentur
 
Bab 04 tegangan regangan defleksi
Bab 04 tegangan regangan defleksiBab 04 tegangan regangan defleksi
Bab 04 tegangan regangan defleksi
 
SNI 2847-2013 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung
SNI 2847-2013 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan GedungSNI 2847-2013 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung
SNI 2847-2013 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung
 

Similar to 216725110 2-kuat-lentur-balok-komposit-baja-beton-pasca-bakar1

BAB 2.PDF
BAB 2.PDFBAB 2.PDF
BAB 2.PDF
ssuserb62304
 
1c. PENDAHULUAN ( PENGERTIAN BTN BRTL ).pdf
1c. PENDAHULUAN ( PENGERTIAN  BTN  BRTL ).pdf1c. PENDAHULUAN ( PENGERTIAN  BTN  BRTL ).pdf
1c. PENDAHULUAN ( PENGERTIAN BTN BRTL ).pdf
QurniaSari1
 
Bab ii ok
Bab ii okBab ii ok
Bab ii ok
dinal031
 
Rujukan 2.pdf
Rujukan 2.pdfRujukan 2.pdf
Rujukan 2.pdf
HeruSetiyo
 
586 2181-1-pb
586 2181-1-pb586 2181-1-pb
586 2181-1-pb
VickyRamadi
 
Kbb_UII_Arsi 14_ a_ baja_kiki cs_okky
Kbb_UII_Arsi 14_ a_ baja_kiki cs_okkyKbb_UII_Arsi 14_ a_ baja_kiki cs_okky
Kbb_UII_Arsi 14_ a_ baja_kiki cs_okky
Kiki Zakiyah
 
Presentasi Beton Lanjut.pptx
Presentasi Beton Lanjut.pptxPresentasi Beton Lanjut.pptx
Presentasi Beton Lanjut.pptx
Azzaki421
 
idoc.pub_makalah-struktur-beton-bertulang.pdf
idoc.pub_makalah-struktur-beton-bertulang.pdfidoc.pub_makalah-struktur-beton-bertulang.pdf
idoc.pub_makalah-struktur-beton-bertulang.pdf
CandraSartiko
 
Rekayasa Struktur Baja 1 (pendahuluan baja)
Rekayasa Struktur Baja 1 (pendahuluan baja)Rekayasa Struktur Baja 1 (pendahuluan baja)
Rekayasa Struktur Baja 1 (pendahuluan baja)
Muhammad Zhabri Gaffari Darmawan
 
Beton bertulang 2021.ppt
Beton bertulang 2021.pptBeton bertulang 2021.ppt
Beton bertulang 2021.ppt
RofikatulKarimahIrMT
 
Rujukan 1.pdf
Rujukan 1.pdfRujukan 1.pdf
Rujukan 1.pdf
HeruSetiyo
 
BAB 4 (Sifat Baja dan Beton).ppt
BAB 4 (Sifat Baja dan Beton).pptBAB 4 (Sifat Baja dan Beton).ppt
BAB 4 (Sifat Baja dan Beton).ppt
TasyaGalih
 
Bangunan atas gelagar induk beton bertulang
Bangunan atas gelagar induk beton bertulangBangunan atas gelagar induk beton bertulang
Bangunan atas gelagar induk beton bertulang
Agus Gunawan
 
Tugas komposit
Tugas kompositTugas komposit
Tugas komposit
Qiqi Aw
 
Analisa penahan tekuk lateral pada balok baja proril i
Analisa penahan tekuk lateral pada balok baja proril iAnalisa penahan tekuk lateral pada balok baja proril i
Analisa penahan tekuk lateral pada balok baja proril i
moses hadun
 
09 e00115
09 e0011509 e00115
09 e00115
Alen Pepa
 
05.1 bab 1
05.1 bab 105.1 bab 1
05.1 bab 1
aryawi
 
Teknik Statika Dan Mekanika Bahan I.pptx
Teknik Statika Dan Mekanika Bahan I.pptxTeknik Statika Dan Mekanika Bahan I.pptx
Teknik Statika Dan Mekanika Bahan I.pptx
habibi479535
 
fdokumen.com_minggu-9-kemampuan-layanan.ppt
fdokumen.com_minggu-9-kemampuan-layanan.pptfdokumen.com_minggu-9-kemampuan-layanan.ppt
fdokumen.com_minggu-9-kemampuan-layanan.ppt
Alrifqi3
 

Similar to 216725110 2-kuat-lentur-balok-komposit-baja-beton-pasca-bakar1 (20)

BAB 2.PDF
BAB 2.PDFBAB 2.PDF
BAB 2.PDF
 
1c. PENDAHULUAN ( PENGERTIAN BTN BRTL ).pdf
1c. PENDAHULUAN ( PENGERTIAN  BTN  BRTL ).pdf1c. PENDAHULUAN ( PENGERTIAN  BTN  BRTL ).pdf
1c. PENDAHULUAN ( PENGERTIAN BTN BRTL ).pdf
 
Bab ii ok
Bab ii okBab ii ok
Bab ii ok
 
Rujukan 2.pdf
Rujukan 2.pdfRujukan 2.pdf
Rujukan 2.pdf
 
586 2181-1-pb
586 2181-1-pb586 2181-1-pb
586 2181-1-pb
 
Kbb_UII_Arsi 14_ a_ baja_kiki cs_okky
Kbb_UII_Arsi 14_ a_ baja_kiki cs_okkyKbb_UII_Arsi 14_ a_ baja_kiki cs_okky
Kbb_UII_Arsi 14_ a_ baja_kiki cs_okky
 
Presentasi Beton Lanjut.pptx
Presentasi Beton Lanjut.pptxPresentasi Beton Lanjut.pptx
Presentasi Beton Lanjut.pptx
 
idoc.pub_makalah-struktur-beton-bertulang.pdf
idoc.pub_makalah-struktur-beton-bertulang.pdfidoc.pub_makalah-struktur-beton-bertulang.pdf
idoc.pub_makalah-struktur-beton-bertulang.pdf
 
Rekayasa Struktur Baja 1 (pendahuluan baja)
Rekayasa Struktur Baja 1 (pendahuluan baja)Rekayasa Struktur Baja 1 (pendahuluan baja)
Rekayasa Struktur Baja 1 (pendahuluan baja)
 
Beton bertulang 2021.ppt
Beton bertulang 2021.pptBeton bertulang 2021.ppt
Beton bertulang 2021.ppt
 
Kegagalan konstruksi
Kegagalan konstruksiKegagalan konstruksi
Kegagalan konstruksi
 
Rujukan 1.pdf
Rujukan 1.pdfRujukan 1.pdf
Rujukan 1.pdf
 
BAB 4 (Sifat Baja dan Beton).ppt
BAB 4 (Sifat Baja dan Beton).pptBAB 4 (Sifat Baja dan Beton).ppt
BAB 4 (Sifat Baja dan Beton).ppt
 
Bangunan atas gelagar induk beton bertulang
Bangunan atas gelagar induk beton bertulangBangunan atas gelagar induk beton bertulang
Bangunan atas gelagar induk beton bertulang
 
Tugas komposit
Tugas kompositTugas komposit
Tugas komposit
 
Analisa penahan tekuk lateral pada balok baja proril i
Analisa penahan tekuk lateral pada balok baja proril iAnalisa penahan tekuk lateral pada balok baja proril i
Analisa penahan tekuk lateral pada balok baja proril i
 
09 e00115
09 e0011509 e00115
09 e00115
 
05.1 bab 1
05.1 bab 105.1 bab 1
05.1 bab 1
 
Teknik Statika Dan Mekanika Bahan I.pptx
Teknik Statika Dan Mekanika Bahan I.pptxTeknik Statika Dan Mekanika Bahan I.pptx
Teknik Statika Dan Mekanika Bahan I.pptx
 
fdokumen.com_minggu-9-kemampuan-layanan.ppt
fdokumen.com_minggu-9-kemampuan-layanan.pptfdokumen.com_minggu-9-kemampuan-layanan.ppt
fdokumen.com_minggu-9-kemampuan-layanan.ppt
 

Recently uploaded

Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamiiAksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
esmaducoklat
 
Juknis penggunaan aplikasi ecoklit pilkada 2024
Juknis penggunaan  aplikasi ecoklit pilkada 2024Juknis penggunaan  aplikasi ecoklit pilkada 2024
Juknis penggunaan aplikasi ecoklit pilkada 2024
abdinahyan
 
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdfLaporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
OcitaDianAntari
 
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
PikeKusumaSantoso
 
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptxGERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
fildiausmayusuf1
 
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdfPpt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
fadlurrahman260903
 
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
PreddySilitonga
 
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdekaKKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
irvansupriadi44
 
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdfSeminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
inganahsholihahpangs
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Kanaidi ken
 
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs KonsekuensiAksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
sabir51
 
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
HendraSagita2
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Yayasan Pusat Kajian dan Perlindungan Anak
 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
junarpudin36
 
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptxFORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
NavaldiMalau
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
SABDA
 
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdfKelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
JALANJALANKENYANG
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdfMODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
sitispd78
 

Recently uploaded (20)

Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamiiAksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
 
Juknis penggunaan aplikasi ecoklit pilkada 2024
Juknis penggunaan  aplikasi ecoklit pilkada 2024Juknis penggunaan  aplikasi ecoklit pilkada 2024
Juknis penggunaan aplikasi ecoklit pilkada 2024
 
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdfLaporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
 
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
 
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptxGERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
GERAKAN KERJASAMA DAN BEBERAPA INSTRUMEN NASIONAL PENCEGAHAN KORUPSI.pptx
 
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdfPpt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdf
 
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
 
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdekaKKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
 
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdfSeminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
 
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs KonsekuensiAksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
 
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdfJuknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
Juknis Materi KSM Kabkota - Pendaftaran[1].pdf
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
 
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptxFORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
 
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdfKelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdfMODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
 

216725110 2-kuat-lentur-balok-komposit-baja-beton-pasca-bakar1

  • 1. KUAT LENTUR BALOK KOMPOSIT BAJA-BETON PASCA BAKAR Lilis Indriani, ST, MT ,Ahmad Tohir, ST E-mail: indrianililis@yahoo.com Abstrak Bangunan sipil terutama bangunan gedung dan jembatan yang mengalami kebakaran akhir – akhir ini menjadi suatu permasalahan yang harus diselesaikan. Dan untuk menyelesaikan permasalahan ini, salah satunya adalah dengan mengestiminasi kekuatan sisa yang ada akibat kebakaran tersebut. Penelitian kuat lentur balok komposit baja-beton pasca bakar tidak lain bertujuan untuk mengetahui kekuatan sisa yang dimaksud meliputidegredasi kuat lentur dan perilaku balok komposit baja-beton setelah mengalami kebakaran. Nilai kekakuan (P/Δ), factor kekaukan (EI) dan kapasitas lentur (Mn) balok komposit baja- beton yang diperoleh dari grafik hubungan beban –lendutan dan grafik momen kelengkungan dapat memberikan gambaran yang jelas untuk tujuan itu. Dengan memperhatikan grafik hubungan beban-lendungan dan momen-kelengkungan menunjukkan bahwa balok komposit baja-beton (concrete-encased beam) yang dibakar pada suhu konstan selama 3 jam akan terjadi penurunan nilai kekakuan pada suhu 200°C sebesar 20% dan terus meningkat dengan bertambahnya temperature. Faktor kekakuan (EI) turun lebih dari 50% pada suhu 200°C sampai 400°C, sedangkan kuat lentur(Mn) mengalami penurunan sebesar 13,33% pada suhu 300°C dan 16,67% pada suhu 400°C, akan tetapi pada suhu 200°C kuat lentur maksimum masih dapat dipertahankan (kuat lentur maksimal masih 100%). Dengan demikian dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa balok komposit baja-beton (concrete-encased beam) pasca bakar akan mengalami degradrasi kuat lentur seiring dengan kenaikan suhu dan lama pembakaran. Selain itu dengan bertambahnya temperature, faktor daktilitas balok komposit menjadi turun terutama daktilitas kelengkungan menunjukkan penurunan yang sangat tajam. Namun demikian pada kondisi tertentu, balok seperti ini masih memiliki kekuatan dan kekakuan yang memadai sehingga masih layak untuk difungsikan kembali asalkan deformasi pada beton tidak menunjukkan penurunan yang besar dan masih dapat diperbaiki. Keyword: balok komposit, temperature, faktor daktilitas I. PENDAHULUAN Dewasa ini, baja komposit lebih sering digunakan untuk struktur gedung berlantai banyak dan sebagian untuk struktur jembatan. Bangunan gedung dan jembatan tersebut tidak terlepas dari permasalahan – permasalahan karena faktor alam maupun kesalahan dari manusia (human error) seperti timbulnya kebakaran. Struktur dengan baja komposit yang mengalami kebakaran akan mengakibatkan kerusakan pada struktur dari tingkat yang paling rendah hingga tingkat yang (collape). Hal ini dikarenakan temperature yang tinggi dapat mempengaruhi sifat dan perilaku dari elemen balok atau kolom yang pada akhirnya dapat mempengaruhi perilaku struktur secara keseluruhan. 1.1 PERUMUSAN MASALAH Balok komposit baja-beton merupakan salah satu elemen struktur yang tersusun dari berbagai macam material seperti baja, pasir, kerikil, semen dan air. Masing – masing material ini apabila terkena panas yang tinggi akan bereaksi sesuai dengan kemampuan menahan panas yang mengakibatkan perubahan masing – masing zat penyusun materail tersebul dan pada akhirnya akan mempengaruhi kekuatan elemen struktur secara keseluruhan. Elemen struktur komposit baja-beton yang terkena suhu tinggi akan mengalami penurunan mutu bahan terutama kekuatan desak beton yang sangat berpengaruh pada kekuatan lentur balok. Hal ini terjadi karena kekuatan lentur balok komposit sangat tergantung dari seberapa besar kuat desak beton yang terjadi pada tepi atas balok selain pengaruh lekatan yang terjadi antara baja dan beton.
  • 2. 1.2 TUJUAN PENELITIAN Tujuan dari penelitian ini adalah untuk: a. Mengetahui kuat lentur balok komposit baja-beton pasca bakar dan membandingkan dengan kuat lentur balok komposit baja-beton yang tidak tebakar. b. Mengetahui hubungan momen-kelengkungan dan beban-lendutan pada balok komposit baja-beton pasca bakar. 1.3 BATASAN MASALAH Pada penelitian ini dilakukan pembatasan yaitu: a. Penelitian yang dilakukan merupakan uji kuat lentur struktur balok baja komposit diselimuti beton. b. Balok baja tanpa tulangan sengkang. c. Penutup beton minimal 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1Pengertian Balok Komposit Gere & Timoshenko (1984), menyatakan bahwa batang struktural yang didesain untuk menahan gaya – gaya yang bekerja dalam arah transversal terhadap sumbunya disebut balok (beam) Menurut Salmon & Johnson (1991), aksi struktur komposit pada balok baja yang dicor secara monolit dalam bentuk memilik interaksi yang baikantara balok baja dan beton, selain itu lekatan ini tergantung pada interaksi antara baja dan beton. Dengan demikian yang dimaksud balok komposit (composite beam) adalah batang struktural yang mendukung gaya – gaya arah trasversal terhadap sumbunya dimana kekuatannya tergantung pada interaksi mekanis diantara dua atau lebih bahan yang berbeda. 2.2Perilaku Baja Dan Beton Pada Temperatur Tinggi Sifat – sifat baja dan beton dipengaruhi oleh suhu. Pada suhu yang sama dengan yang dijumpai pada kebakararan., kekuatan dan modulus elastisitas berkurang (Mark fintel, 1987). Pada temperatur tinggi sekitar 430°C sampai dengan 540°C, modulus elastisitas, kekuatan leleh, dan kekuatan tarik baja mengalami laju penurunan maksimum (Salmon-Johnson, 1992). Selain itu, daya tahan baja terhadap api dari tulangan yang telindung diperlemah oleh konduktifitasnya yang tinggi terhadap panas dan kenyataannya bahwa kekuatan tulangan akan berkurang banyak pada temperatur tinggi (Wilter, 1987 via Ibadilhaq dan Jauhari, 1998). Disisi lai, menurut Neville (1987) via Qolyubi dan Rahmani (1998), beton menunjukkan kenaikan kuat desak pada temperatur 200°C - 300°C, tetapi diatas 400°C kuat desak hanya mencapai 90% dari kuat desak normal dan maksimum 40% pada suhu 700°C. Oleh Mindess hal tersebut dibuktikan bahwa kuat desak beton dapat dipertahankan sampai dengan 300°C, lebih dari itu kuat desak beton akan menurun. Qolyubi dan Rahmani (1998), juga mengatakan penelitian yang dilakukan oleh Carlos Castile dan A.J. durrani (1990), menyimpulkan bahwa pemanasan pada temperatur 100°C sampai 400°C akan menyebabkan kuat tekan beton berkurang 15% sampai 20%. Pemanasan antara suhu 400°C sampai 600°C akan menyebabkan kekuatan beton naik sekitar 8% sampai 13%. Pemanasan diatas 600°C menyebabkan kekuatan beton akan turun kembali sekitar 30%. 2.3Pengaruh Lekatan Pada Balok Komposit Perubahan temperatur pada balok komposit dapat menyebabkan sifat lekatan antara baja dan beton menjadi berkurang. Perbedaan angka muai yang tidak terlalu besar antara bja dan beton pada suhu kamar akan sangat berpengaruh bila suhu terus dinaikkan sampai kedua bahan mengalami degradasi yang maksimum. Sebab pada suhu yang relatif tinggi, baja akan mengalami pemuaian yang lebih besar dibandingkan yang terjadi pada beton. Angka muai yang besar akibat kenaikan suhuini menyebabkan baja dan beton akan mengalami slip relatif seiring dengan pertambahan beban yang pada akhirnya mempengaruhi kekuatan balok komposit. Selain pengaruh suhu, lakatan yang terjadi pada baja dan beton juga dipengaruhi oleh adhesi bahan dan luas bidang lekatan. Supaya sebuah gelagar dan slab beton dapat menjadi satu kesatuan, kedua material harus disambung sedemikian rupa sehingga geseran longitudinal (membujur) bisa disalurkan
  • 3. diantara keduanya. Apabila gelagar baja dibungkus sepenuhnya dengan beton (concrete-encased beam), maka tidak perlu dipakai alat penyambung mekanis, karena geseran membujur bisa disalurkan sepenuhnya oleh ikatan antara baja dan beton dan jika gelagar baja tidak dibungkus sepenuhnya dengan beton maka perlu dipakai penghubung geser (shear connector) 2.4Grafik Hubungan Beban – Lendutan Balok Komposit Hubungan beban – lendutan balok komposit berdasarkan penelitian Brian Uy & Mark Andrew Bradford (1995), ditunjukkan pada Gambar 2.1 . Gambar 2.1 Hubungan Beban (P) dan Lendutan (D) Balok Komposit Berdasarkan landasan teori yang ada maka dapat dibuat suatu hipotesa grafik hubungan beban lendutan seperti pada Gambar 2.2 Gambar 2.2 Hubungan Beban (P) dan Lendutan (D) Balok Komposit Pasca Bakar Akibat dari naiknya temperatur pada balok komposit mengakibatkan kekuatan dan kekakuan balok komposit pasca bakar dalam menerima beban menjadi berkurang. Ini dapat terjadi karena kekuatan balok komposit sangat tergantung pada kekuatan beton yang menerima tekan atau bergantung pada niali fc’ yang dipengaruhi oleh perubahan temperatur. Dari hubungan persamaan kekauan balok dapat diketahui bahwa semakin besar lendutan yang terjadi maka nilai kekakuan balok menjadi berkurang dengan demikian kekuatan balok dalam menerima beban juga semakin kecil. 3. METODE PENELITIAN Penelitian kuat lentur balok komposit baja-beton pasca bakar menggunakan benda uji berupa delapan buah balok komposit dengan variasi suhu 200ºC, 300ºC, 400ºC dan tanpa pembakaran sebagai pembanding. 3.1 Bahan – Bahan Penelitian Bahan-bahan yang digunakan secara umum adalah: a. Pasir Digunakan pasir dengan berat jenis 2,74 Kg/cm³ dengan Modulus Halus Butir (MHB) sebesar 2,64. b. Semen Digunakan semen Portland Tipe I Merk Gresik dengan berat jenis 3,15 Kg/cm³. c. Air Air diambil dari Laboratorium Beton. d. Agregat Digunakan Agregat batu belah dengan berat jenis 2,63 Kg/cm³ e. Baja Profil Digunakan profil INP 10, dengan ukuran h = 100 mm, bf = 55 mm, tw = 4 mm, tf = 5 mm, dengan mutu baja A36. 3.2 Benda Uji Digunakan balok skala penuh dengan ukuran (14x18x200) cm, dibuat sebanyak delapan buah dengan perlakuan sebagai berikut: a. Dua buah dibakar selama 3 jam pada temperature 400ºC
  • 4. b. Dua buah dibakar selama 3 jam pada temperature 300ºC c. Dua buah dibakar selama 3 jam pada temperature 200ºC d. Dua buah tanpa melalui proses pembakaran (sebagai pembanding) 3.3 Peralatan Penelitian Untuk kelancaran penelitian diperlukan beberapa peralatan penelitian yang digunakan sebagai sarana untuk mencapai maksud dan tujuan penelitian. Adapun alat – alat yang digunakan adalah: a. Hidraulic Jack b. Dukungan roll dan sendi c. Mesin uji kuat desak d. Mesin uji kuat tarik e. Timbangan f. Penggetar g. Ayakan h. Mesin Pengaduk Beton i. Loading Frame j. Dial Gauge k. Mistar dan Kaliper l. Cetok dan talam baja m. Tungku Pemanas n. Thermokopel o. Kerucut Abrams p. Cetakan benda uji 3.4 Tahap Pelaksanaan Penelitian Tahapan dalam pelaksanaan ini adalah: a. Persiapan b. Pembuatan benda uji c. Tahap perawatan d. Persiapan peralatan e. Pembakaran model balok f. Pengujian kuat desak beton g. Pengujian kuat tarik baja profil h. Pengujian model balok 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pembakaran Balok Komposit Pembakaran balok uji dilakukan dengan variasi suhu 200ºC, 300ºC dan 400ºC dibakar selama 3 jam, terdapat juga balok uji tanpa bakar (suhu ruang) sebagai pembanding. Kemudian dilakuakn pengamatan visual untuk mengetahui perubahan fisik benda uji, yaitu ditandai dengan adanya perubahan warna dan retak –retak yang terjadi pada benda uji, haasilnya disajikan dalam table 4.1 Tabel 4.1 Pengamatan Visual 4.2 Hasil Uji Kuat Lentur Balok Komposit Baja-Beton (Hubungan Beban dengan Lendutan) Dari data – data yang dihasilkan dari pengujian balok komposit, dibuat grafik hubungan beban dan lendutan dengan variasi suhu seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.1. Gambar 4.1 Hubungan Beban Lendutan Balok Komposit Dengan grafik beban (P) dan lendutan (D) maka dapat diperoelh nilai kekuatan dan kekakuan balok normal dan balok komposit pasca bakar. Selain itu, untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai penurunan atau peningkatan kekuatan pada kondisi plastis terhadap kondisi elastis maupun keliatan (ductility) balok komposit dibuat grafik hubungan beban-lendutan non-dimensional seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.2
  • 5. Gambar 4.2 Hubungan Beban Lendutan Non Demensional Balok Komposit Dari hasil pengamatan grafik hubungan beban dan lendutan pada Gambar 4.1 dapat disimpulkan dalam Tabel 4.2. Tabel 4.2 Analisa data hubungan beton dengan lendutan 4.3 Kuat Lentur Sisa Ditinjau dari Hubungan Beban dan Lendutan Hubungan beban (P) dan lendutan (D) yang diperoleh dari penelitian merupakan nilai kekakuan dari balaok komposit. Nilai kekakuan ini didapat dari perbandingan P dan D (P/D). Besarnya nilai kekakuan yang berbeda-beda yang menunjukkan bahwa balok komposit yang mengalami kebakaran secara umum memiliki perilaku yang berbeda-beda pula. Untuk memperoleh kuat lentur sisa yang diakibatkan oleh kebakaran dengan beberapa variasi suhu, maka sebagai nilai banding digunakan balok komposit yang tidak dibakar dan diuji pada temperature ruang dianggap mempunyai nilai kekuatan lentur dan kekakuan 100%. Sedangkan balok yang mengalami kebakaran akan diketahui nilai kuat lentur dan kekakuannya dalam prosen (%). Dari hasil perhitungan tersebut dapat diperoleh angka kenaikan atau penurunan kuat lentur dan nilai kekakuan dari balok komposit yang mengalami kebakaran. Kekuatan balok komposit baja-beton pasca bakar dengan variasi suhu dan pembakaran selama 3 jam dapat dijabarkan sebagai berikut: a. Pada suhu 200ºC yang dijaga konstan selama 3 jam mengalami penurunan kuat luluh sebesar 10% dan penurunan nilai kekakuan sebesar 20,08%. Akan tetapi pada kondisi plastis (ultimate) masih memiliki kekuatan 100% b. Pada suhu 300ºC yang dijaga konstan selama 3 jam mengalami penurunan kuat luluh sebesar 20% dan penurunan nilai kekakuan sebesar 30,77%. c. Pada suhu mencapai 400ºC kemudian dibiarkan menurun selama 3 jam sehingga mencapai suhu 125ºC mengalami penurunan kekuatan sebesar 20% dan penurunan nilai kekakuan sebesar 23,94%. Kejadian ini menunjukkan bahwa balok komposit baja-beton (concrete-encased beam) pasca bakar akan mengalami degradasi kekuatan dan kekakuan yang terus meningkat dengan bertambahnya temperature akibat kebakaran. Selain itu, balok seperti ini akan menunjukkan nilai kekakuan yang relatifnlebih besar pada suhu 400ºC yang bekerja dalam tempo relative singkat dibandingkan pada suhu 300ºC tetapi bekerja dalam tempo yang cukup lama (3 jam) 5. PENUTUP 5.1 Kesimpulan Balok komposit baja-beton (concrete-encased beam) yang mengalami kebakaran pada suhu 200ºC sampai dengan 400ºC selama tiga jam dari penelitian ini mempunyai prilaku sebagai berikut: 1. Balok komposit baja-beton akan mengalami retak yang disebabkan oleh temperature. Retak rambut mulai terjadi pada suhu 200ºC kemudian terus meningkat menjadi retak struktur dengan arah cenderung vertical terhadap sumbu balok akibat berat sendiri pada suhu 300ºC dan 400ºC. 2. Degradasi kekuatan balok komposit baja-beton dipengaruhi oleh temperature dan lama pembakaran. Semakin tinggi
  • 6. temperature, kuat lentur dan kekakuan balok dalam menerima beban juga semakin kecil. 3. Kuat lentur balok komposit baja-beton (Concrete-encased) pasca bakar masih dapat dipertahankan ssmpai suhu 200ºC selama 3 jam kemudian akan terus menurun sesuai dengan kenaikan temperature dan lama pembakaran. 4. Lama pembakaran sangat mempengaruhi nilai kekakuan balok komposit baja-beton, seperti yang ditunjukkan balok komposit yang dibakar pada suhu 400ºC menunjukkan kekakuan yang lebih besar dibandingkan dengan balok komposit yang dibakar pada suhu 300ºC, hal ini disebabkan pada saat mencapai suhu 400ºC lama pembakaran hanya dipertahankan kurang lebih selama 15 menit sedangkan balok yang dibakar pada suhu 300ºC dipertahankan selama 3 jam. 5. Balok komposit baja-beton (concrete-encased beam) pasca bakar yang tidak dikekang (unconfind) akan mengalami penurunan factor kekakuan rata – rata lebih dari 50%. 6. Dengan bertambahnya temperature, balok komposit baja-beton akan mengalami penurunan faktor daktilitas yang menyebabkan kemampuan balok dalam menerima beban juga semakin kecil. 5.2 Saran Untuk memperoleh gambaran yang lebih luas tentang kuat lentur balok komposit baja diselimuti beton pasca bakar, dikemukakan saran ebagai berikut: 1. Pada waktu pembuatan sampel atau pengecoran perlu diperhatikan nilai slump dan perbandingan jumlah material yang telah ditentukan serta pengawasan yang ketat pada waktu pengecoran sehingga diperoleh kuat tekan beton yang diharapkan. 2. Pada saat pembakaran, balok diberi beban sehingga mendekati keadaan struktur yang sebenarnya. 3. Pada penelitian ini hanya menggunakan data lendutan balok, sehingga belum dapat diketahui diagram regangan dan tegangan yang terjadi pada balok pasca bakar. Disarankan pada penelitian yang akan dating, dipasang strain gauge pada balok untuk mengetahuidistribusi tegangan dan regangan yang terjadi. 4. Pada saat pengujian perlu diperhatikan ketelitian dan kecermatan pengamatan dalam membaca dial pembebanan dan munculnya retak sehingga didapat data yang valid. 5. Disarankan untuk penelitian selanjutnya untuk balok komposit baja-beton (concrete-encased beam) agar menggunakan tulangan sengkang minimal sehingga dapat mencegah terjadinya spalling pada beton lebih awal. 6. Perlu diteliti lebih lanjut perilaku balok komposit baja-beton pasca bakar terutama kuat geser dan kemampuannya menahan punter (torsi). DAFTAR PUSTAKA Amat Qolyubi, (1998), Pengaruh Variasi Suhu Pembakaran dan Perlakuan Beton Pasca Bakar Terhadap Penurunan Kuat Desak Beton, FTSP-UII, Yogyakarta. Anas Ibadilhaq, (1998), Pengaruh Pembakaran Terhadap Kuat Lentur Balok Beton Bertulang dengan Variasi Tebal Selimut Beton, FTSP-UII, Yogyakarta. Bryan Uy, Mark Andrew Bradford (1995), Ductility of Profiled Composite Beam, Journal of Structural Engineering. Charles G. Salmon, John E. Johnson (1991), Struktur Baja Desain dan Perilaku, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. E.P.Popov, (1984), Mekanika Teknik, Erlangga, Jakarta F. Chen, T.Atsuta, (1976), Theory of Beam- Columns, McGraw-Hill, Inc. Gere, Timoshenko, (1987), Mekanika Bahan, Erlangga, Jakarta. Istimawan Dipohusodo, (1994), Struktur Beton Bertulang, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Kardiyono Tjokro Dimulyo, (1995), Teknologi Beton, FTSP-UGM, Yogyakarta
  • 7. Mark Fintel, (1987), Buku Pegangan Tentang Teknik Beton, Pradnya Paramita