SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
ENDAH CAHYANI SIMAMORA
202520101010
Artikel
Latar Belakang
penyakit penting
yang baru
ditemukan
berpotensi menjadi
penyebab
kehilangan hasil
Berasosiasi
dengan Squash
Leaf Curl China
Virus
(SLCCNV)
Pemantauan
penyakit untuk
pencegahan
penyebaran
ELISA : deteksi
virus
Antiserum
spesifik
SLCCNVC
belum tersedia
komersil
Antiserum
berkualitas diperoleh
melalui teknologi
recombinant protein
overexpression
Kloning DNA -
recombinant
protein
overexpression
menyiapkan klon DNA SLCCNV
isolat Indonesia yang selanjutnya
digunakan untuk pembuatan
recombinant protein overexpression
sebagai produksi antiserum => alat
deteksi SLCNNV
Bahan dan Metode
1
2 3
Deteksi SLCCNV Kloning DNA target
Konfirmasi Hasil
Kloning SLCCNV
• Ekstraksi DNA total daun
bergejala dengan CTAB
• Amplifikasi primer universal
geminivirus SPG1 (F) dan SPG2
(R) mengamplifikasi gen TrAP
dan Rep
• Reaksi amplifikasi
• Predenaturasi (940C 5 menit)
• denaturasi (500C 1 menit)
• Pemjangna utas DNA (720C 10
menit)
• Penyimpanan suhu 40C
• Fragmen DNA divisualisasi
• Elektroforesis dan visualisasi
• Penyisipan DNA SLCCNV pada
plasmid pTZ57R/T melalui reaksi
ligase
• Menghasilakn pTZ-SLCCNV
• Transformasi plasmid dengan heat
shock (E. coli DH5α)
• Inkubasi transformasi di media LB
(Luria Bertani) cair
• Hasil perbanyakan ditumbuhkan
pada media agar LB suhu 370C
yang telah diberi 100 μL ampisilin
• Koloni tunggal berwarna putih pada
medium dimasukkan ke tabung mikro
berisi komponen PCR
• Isolasi plasmid menggunakan metode
alkali lysis
• Plasmid pTZ-SLCCNV dipotong dengan
enzim restriksi BamHI dan EcoRI
• Reaksi restriksi diinkubasi pada suhu
37°C 16 jam
• Visualisasi
• Sekuen nukleotida produk amplifikasi
• Data dianalisis
Sampel daun tanaman mentimun dengan
gejala keriting menguning yang diambil
dari daerah Tabanan, Bali positif terinfeksi
Begomovirus
Gambar 1
Amplifikasi DNA target SLCCNV berukuran ± 912 pb menggunakan
primer universal Geminivirus SPG1/SPG2.
M : Penanda DNA (1 kb DNA ladder);
K- : kontrol negatif;
K+ : kontrol positif (sampel tanaman cabai terinfeksi Geminivirus);
TT : isolat daun mentimun yang positif terserang SLCCNV
ORGANIC
Fresh
food
Healthy
food
Farm
Fresh
Keberhasilan proses ligase dapat dilihat dari tumbuhnya
koloni bakteri berwarna putih (bakteri rekombinan) pada
medium LB
Gambar 2
Koloni bakteri hasil transformasi yang ditumbuhkan pada medium agar-agar luria bertani yang
mengandung ampisilin. Lingkaran merah menandakan koloni yang diambil kemudian koloni
tersebut di amplifikasi.
Lima koloni bakteri rekombinan berhasil dikonfirmasi dengan PCR menggunakan
pasangan primer SPG1/SPG2, yaitu ditunjukkan dengan teramplifikasinya pita DNA
berukuran ± 912 pb
Gambar 3
Hasil PCR koloni klon rekombinan pTZ-SLCCNV. M
= Penanda DNA (1 kb DNA ladder; Thermo Scientific);
K+ = control positif;
K- = kontrol negatif;
1–5 = PCR koloni transforman yang mengandung
pTZSLCCNV dengan ukuran pita ± 912 pb.
lima klon pTZ-SLCCNV berhasil diisolasi menghasilkan plasmid
DNA berukuran ± 3798 pb
Hasil isolasi plasmid terhadap klon
rekombinan pTZ-SLCCNV.
M = Penanda DNA 1 Kb;
1–5 = klon DNA rekombinan
SLCCNV tanpa pemotongan enzim
restriksi;
K2 = Kontrol plasmid yang telah
tersisipi DNA target (klon
rekombinan);
K1 = Kontrol plasmid yang tidak
tersisipi
Gambar 4
Hasil pemotongan plasmid rekombinan pTZ-SLCCNV dengan
enzim restriksi EcoRI/BamHI menghasilkan dua pita DNA
berukuran sekitar 2886 pb (plasmid vektor pTZ57R/T) dan ± 912
pb (fragmen DNASLCCNV)
Gambar 5
Pemotongan plasmid rekombinan pTZ-TrAp dan Rep
SLCCNV dengan enzim restriksi Bam HI dan EcoRI.
M = Penanda DNA (1 kb DNA ladder);
1 = pTZ-SLCCNV yang tidak dipotong;
2 = pTZ-SLCCNV yang berhasil terpotong.
Analisis kesejajaran sikuen SLCCNV isolat Bali memiliki nilai homologi
tertinggi dengan isolat Malaysia, Cina, Vietnam, Filipina, India dan
T h a i l a n d d e n g a n k i s a r a n s e k i t a r 9 0 . 9 – 9 8 . 0 %
Analisis filogenetika menunjukkan
bahwa SLCCNV isolat Bali memiliki
hubungan kekerabatan yang dekat
dengan SLCCNV dari Malaysia yang
menginfeksi tanaman labu
Gambar 6
Pohon filogenetika klon gen TrAp dan Rep SLCCNV galur Bali dibandingkan dengan
galur-galur dari beberapa negara. Tomato leaf curl New Delhi virus asal India
(KC465466) dan Tomato yellow leaf curl virus asal Cina (GU434143) digunakan
sebagai pembanding dari luar grup. Pohon filogenetika dikonstruksi menggunakan
perangkat lunak MEGA versi 6.06 dengan Algoritma UPGMA menggunakan 1000 kali
bootstrap.
Penyebab penyakit daun kuning yang menginfeksi tanaman
mentimun di Bali berhasil dideteksi menggunakan metode PCR
kloning. Hasil analisis perunutan nukleotida menunjukkan bahwa
penyakit daun kuning pada mentimun berasosiasi dengan SLCCNV
dari kelompok Begomovirus. Lebih lanjut, plasmid rekombinan pTZ-
SLCCNV yang dihasilkan pada penelitian ini dapat digunakan untuk
pembuatan antiserum yang dapat diperlukan untuk deteksi rutin
SLCCNV.
KESIMPULAN
202520101010_ENDAH CAHYANI S_TEKNIK BIOTEKNOLOGI.pptx

More Related Content

Similar to 202520101010_ENDAH CAHYANI S_TEKNIK BIOTEKNOLOGI.pptx

Lap Prak Bio Mol 2010 Atang09007
Lap Prak Bio Mol 2010 Atang09007Lap Prak Bio Mol 2010 Atang09007
Lap Prak Bio Mol 2010 Atang09007
asengsat95
 
Pengembangan Metode Isolasi RNA - AAD
Pengembangan Metode Isolasi RNA - AADPengembangan Metode Isolasi RNA - AAD
Pengembangan Metode Isolasi RNA - AAD
Ade Ayu Dewayani
 
Analisis keragaman genetik_2
Analisis keragaman genetik_2Analisis keragaman genetik_2
Analisis keragaman genetik_2
Dickdick Maulana
 
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI SEL MOLEKULER
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI SEL MOLEKULERLAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI SEL MOLEKULER
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI SEL MOLEKULER
Aulidya Habibah Adnan
 

Similar to 202520101010_ENDAH CAHYANI S_TEKNIK BIOTEKNOLOGI.pptx (20)

Polymerase chain-reaction-pcr
Polymerase chain-reaction-pcrPolymerase chain-reaction-pcr
Polymerase chain-reaction-pcr
 
96376562 northern-blotting
96376562 northern-blotting96376562 northern-blotting
96376562 northern-blotting
 
Lap Prak Bio Mol 2010 Atang09007
Lap Prak Bio Mol 2010 Atang09007Lap Prak Bio Mol 2010 Atang09007
Lap Prak Bio Mol 2010 Atang09007
 
Lap Prak Bio Mol 2010 Atang09007
Lap Prak Bio Mol 2010 Atang09007Lap Prak Bio Mol 2010 Atang09007
Lap Prak Bio Mol 2010 Atang09007
 
POLYMERASE CHAIN REACTION (PCR)
POLYMERASE CHAIN REACTION (PCR)POLYMERASE CHAIN REACTION (PCR)
POLYMERASE CHAIN REACTION (PCR)
 
pcr
pcrpcr
pcr
 
Kit Pemurnian Fragmen DNA/RNA Hasil PCR atau reaksi enzim dari Brand Magen
Kit Pemurnian Fragmen DNA/RNA Hasil PCR atau reaksi enzim dari Brand MagenKit Pemurnian Fragmen DNA/RNA Hasil PCR atau reaksi enzim dari Brand Magen
Kit Pemurnian Fragmen DNA/RNA Hasil PCR atau reaksi enzim dari Brand Magen
 
Genomic Equivalence
Genomic EquivalenceGenomic Equivalence
Genomic Equivalence
 
Pengembangan Metode Isolasi RNA - AAD
Pengembangan Metode Isolasi RNA - AADPengembangan Metode Isolasi RNA - AAD
Pengembangan Metode Isolasi RNA - AAD
 
Presentasi Kelompok 1 Bioinformatika.pptx
Presentasi Kelompok 1 Bioinformatika.pptxPresentasi Kelompok 1 Bioinformatika.pptx
Presentasi Kelompok 1 Bioinformatika.pptx
 
C15 Rekayasa Genetika (Genetic Engineering)
C15 Rekayasa Genetika (Genetic Engineering)C15 Rekayasa Genetika (Genetic Engineering)
C15 Rekayasa Genetika (Genetic Engineering)
 
jenis PCR.docx
jenis PCR.docxjenis PCR.docx
jenis PCR.docx
 
Metoda isolasi pcr ready genomik dna dari jaringan ikan
Metoda isolasi pcr ready genomik dna dari jaringan ikanMetoda isolasi pcr ready genomik dna dari jaringan ikan
Metoda isolasi pcr ready genomik dna dari jaringan ikan
 
Analisis keragaman genetik_2
Analisis keragaman genetik_2Analisis keragaman genetik_2
Analisis keragaman genetik_2
 
Dna rekombinan
Dna rekombinanDna rekombinan
Dna rekombinan
 
Kloning Gen
Kloning GenKloning Gen
Kloning Gen
 
Kloning gen
Kloning genKloning gen
Kloning gen
 
BIOLOGI_M6KB2 PPT
BIOLOGI_M6KB2 PPTBIOLOGI_M6KB2 PPT
BIOLOGI_M6KB2 PPT
 
Analisis Materi Genetik I (DNA, RNA, PCR).pdf
Analisis Materi Genetik I (DNA, RNA, PCR).pdfAnalisis Materi Genetik I (DNA, RNA, PCR).pdf
Analisis Materi Genetik I (DNA, RNA, PCR).pdf
 
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI SEL MOLEKULER
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI SEL MOLEKULERLAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI SEL MOLEKULER
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI SEL MOLEKULER
 

Recently uploaded

materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
karamitha
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
SyabilAfandi
 
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxR6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
magfira271100
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
laila16682
 
sistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannya
sistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannyasistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannya
sistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannya
ANTARASATU
 

Recently uploaded (9)

Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
 
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxR6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
 
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdfe-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
 
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas TerbukaMateri Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
 
sistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannya
sistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannyasistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannya
sistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannya
 
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaLKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
 

202520101010_ENDAH CAHYANI S_TEKNIK BIOTEKNOLOGI.pptx

  • 3. Latar Belakang penyakit penting yang baru ditemukan berpotensi menjadi penyebab kehilangan hasil Berasosiasi dengan Squash Leaf Curl China Virus (SLCCNV) Pemantauan penyakit untuk pencegahan penyebaran ELISA : deteksi virus Antiserum spesifik SLCCNVC belum tersedia komersil Antiserum berkualitas diperoleh melalui teknologi recombinant protein overexpression Kloning DNA - recombinant protein overexpression menyiapkan klon DNA SLCCNV isolat Indonesia yang selanjutnya digunakan untuk pembuatan recombinant protein overexpression sebagai produksi antiserum => alat deteksi SLCNNV
  • 4. Bahan dan Metode 1 2 3 Deteksi SLCCNV Kloning DNA target Konfirmasi Hasil Kloning SLCCNV • Ekstraksi DNA total daun bergejala dengan CTAB • Amplifikasi primer universal geminivirus SPG1 (F) dan SPG2 (R) mengamplifikasi gen TrAP dan Rep • Reaksi amplifikasi • Predenaturasi (940C 5 menit) • denaturasi (500C 1 menit) • Pemjangna utas DNA (720C 10 menit) • Penyimpanan suhu 40C • Fragmen DNA divisualisasi • Elektroforesis dan visualisasi • Penyisipan DNA SLCCNV pada plasmid pTZ57R/T melalui reaksi ligase • Menghasilakn pTZ-SLCCNV • Transformasi plasmid dengan heat shock (E. coli DH5α) • Inkubasi transformasi di media LB (Luria Bertani) cair • Hasil perbanyakan ditumbuhkan pada media agar LB suhu 370C yang telah diberi 100 μL ampisilin • Koloni tunggal berwarna putih pada medium dimasukkan ke tabung mikro berisi komponen PCR • Isolasi plasmid menggunakan metode alkali lysis • Plasmid pTZ-SLCCNV dipotong dengan enzim restriksi BamHI dan EcoRI • Reaksi restriksi diinkubasi pada suhu 37°C 16 jam • Visualisasi • Sekuen nukleotida produk amplifikasi • Data dianalisis
  • 5.
  • 6. Sampel daun tanaman mentimun dengan gejala keriting menguning yang diambil dari daerah Tabanan, Bali positif terinfeksi Begomovirus Gambar 1 Amplifikasi DNA target SLCCNV berukuran ± 912 pb menggunakan primer universal Geminivirus SPG1/SPG2. M : Penanda DNA (1 kb DNA ladder); K- : kontrol negatif; K+ : kontrol positif (sampel tanaman cabai terinfeksi Geminivirus); TT : isolat daun mentimun yang positif terserang SLCCNV
  • 7. ORGANIC Fresh food Healthy food Farm Fresh Keberhasilan proses ligase dapat dilihat dari tumbuhnya koloni bakteri berwarna putih (bakteri rekombinan) pada medium LB Gambar 2 Koloni bakteri hasil transformasi yang ditumbuhkan pada medium agar-agar luria bertani yang mengandung ampisilin. Lingkaran merah menandakan koloni yang diambil kemudian koloni tersebut di amplifikasi.
  • 8. Lima koloni bakteri rekombinan berhasil dikonfirmasi dengan PCR menggunakan pasangan primer SPG1/SPG2, yaitu ditunjukkan dengan teramplifikasinya pita DNA berukuran ± 912 pb Gambar 3 Hasil PCR koloni klon rekombinan pTZ-SLCCNV. M = Penanda DNA (1 kb DNA ladder; Thermo Scientific); K+ = control positif; K- = kontrol negatif; 1–5 = PCR koloni transforman yang mengandung pTZSLCCNV dengan ukuran pita ± 912 pb.
  • 9. lima klon pTZ-SLCCNV berhasil diisolasi menghasilkan plasmid DNA berukuran ± 3798 pb Hasil isolasi plasmid terhadap klon rekombinan pTZ-SLCCNV. M = Penanda DNA 1 Kb; 1–5 = klon DNA rekombinan SLCCNV tanpa pemotongan enzim restriksi; K2 = Kontrol plasmid yang telah tersisipi DNA target (klon rekombinan); K1 = Kontrol plasmid yang tidak tersisipi Gambar 4
  • 10. Hasil pemotongan plasmid rekombinan pTZ-SLCCNV dengan enzim restriksi EcoRI/BamHI menghasilkan dua pita DNA berukuran sekitar 2886 pb (plasmid vektor pTZ57R/T) dan ± 912 pb (fragmen DNASLCCNV) Gambar 5 Pemotongan plasmid rekombinan pTZ-TrAp dan Rep SLCCNV dengan enzim restriksi Bam HI dan EcoRI. M = Penanda DNA (1 kb DNA ladder); 1 = pTZ-SLCCNV yang tidak dipotong; 2 = pTZ-SLCCNV yang berhasil terpotong.
  • 11. Analisis kesejajaran sikuen SLCCNV isolat Bali memiliki nilai homologi tertinggi dengan isolat Malaysia, Cina, Vietnam, Filipina, India dan T h a i l a n d d e n g a n k i s a r a n s e k i t a r 9 0 . 9 – 9 8 . 0 %
  • 12. Analisis filogenetika menunjukkan bahwa SLCCNV isolat Bali memiliki hubungan kekerabatan yang dekat dengan SLCCNV dari Malaysia yang menginfeksi tanaman labu Gambar 6 Pohon filogenetika klon gen TrAp dan Rep SLCCNV galur Bali dibandingkan dengan galur-galur dari beberapa negara. Tomato leaf curl New Delhi virus asal India (KC465466) dan Tomato yellow leaf curl virus asal Cina (GU434143) digunakan sebagai pembanding dari luar grup. Pohon filogenetika dikonstruksi menggunakan perangkat lunak MEGA versi 6.06 dengan Algoritma UPGMA menggunakan 1000 kali bootstrap.
  • 13. Penyebab penyakit daun kuning yang menginfeksi tanaman mentimun di Bali berhasil dideteksi menggunakan metode PCR kloning. Hasil analisis perunutan nukleotida menunjukkan bahwa penyakit daun kuning pada mentimun berasosiasi dengan SLCCNV dari kelompok Begomovirus. Lebih lanjut, plasmid rekombinan pTZ- SLCCNV yang dihasilkan pada penelitian ini dapat digunakan untuk pembuatan antiserum yang dapat diperlukan untuk deteksi rutin SLCCNV. KESIMPULAN