Dokumen ini merupakan edisi keempat newsletter bulanan ECPAT Indonesia pada bulan Juli 2013. Newsletter ini memperkenalkan program-program baru ECPAT Indonesia seperti kesempatan menjadi relawan dan mengirimkan artikel untuk dipublikasikan. ECPAT Indonesia juga menyediakan layanan hukum gratis bagi korban eksploitasi seksual komersial anak dan mengadakan audiensi dengan Polda Metro Jaya dan Polres Jakarta Timur terkait penanggulangan masalah
Kekerasan seksual yang dilakukan oleh anak terhadap anak merupakan sebuah bentuk perilaku tidak hanya dimaknai sebagai hubungan seksual biasa tetapi juga merupakan serangan seksual yang dilakukan oleh anak terhadap anak yang menimbulkan perlukaan pada organ seksual, menimbulkan dampak psikologis pada korban dan bahkan menimbulkan luka atau lecet pada organ tubuh lainnya hingga menimbulkan kematian. Agresiftas seksual anak memiliki pola tidak sama dengan orang dewasa, sebagian besar kekerasan seksual yang dilakukan anak, dilakukan secara berkelompok. Eskalasi seksual tidak hanya terjadi di perkotaan tetapi juga di perdesaan bahkan di pedalaman sekalipun. Faktor yang paling dominan yang memberikan kontribusi terbesar terhadap terjadinya kekerasan seksual adalah paparan pornografi yang dialami oleh anak. Faktor-faktor lain tidak bisa diangap remeh yaitu pengaruh teman sebaya, minimnya pendidikan dalam memanfaatkan bahaya internet pada anak, terbatasnya pengetahuan orang tua dan guru dalam melindungi anakanak dari bahaya internet.
Final Report: The Scope and Magnitude of Online Sexual Abuse of Children in I...ECPAT Indonesia
Research on the Scope and Magnitude of Online Sexual Abuse of Children in Indonesia was conducted in three cities, namely: Jakarta, Bandung and Surabaya. Data in this research was collected by using some methods such as document study, in-depth interview, quesionaire and focus group discussion (FGD).
Kekerasan seksual yang dilakukan oleh anak terhadap anak merupakan sebuah bentuk perilaku tidak hanya dimaknai sebagai hubungan seksual biasa tetapi juga merupakan serangan seksual yang dilakukan oleh anak terhadap anak yang menimbulkan perlukaan pada organ seksual, menimbulkan dampak psikologis pada korban dan bahkan menimbulkan luka atau lecet pada organ tubuh lainnya hingga menimbulkan kematian. Agresiftas seksual anak memiliki pola tidak sama dengan orang dewasa, sebagian besar kekerasan seksual yang dilakukan anak, dilakukan secara berkelompok. Eskalasi seksual tidak hanya terjadi di perkotaan tetapi juga di perdesaan bahkan di pedalaman sekalipun. Faktor yang paling dominan yang memberikan kontribusi terbesar terhadap terjadinya kekerasan seksual adalah paparan pornografi yang dialami oleh anak. Faktor-faktor lain tidak bisa diangap remeh yaitu pengaruh teman sebaya, minimnya pendidikan dalam memanfaatkan bahaya internet pada anak, terbatasnya pengetahuan orang tua dan guru dalam melindungi anakanak dari bahaya internet.
Final Report: The Scope and Magnitude of Online Sexual Abuse of Children in I...ECPAT Indonesia
Research on the Scope and Magnitude of Online Sexual Abuse of Children in Indonesia was conducted in three cities, namely: Jakarta, Bandung and Surabaya. Data in this research was collected by using some methods such as document study, in-depth interview, quesionaire and focus group discussion (FGD).
Kajian awal tentang insiden ANAK LAKI-LAKI YANG DILACURKAN di IndonesiaECPAT Indonesia
Anak laki-laki yang dilacurkan (AYLA) di Indonesia sudah mulai dikenal setidaknya sejak tahun 1990 di daerah Semarang, Jawa Tengah. Sebagian masyarakat mengenal mereka sebagai Balola atau bajingan lonte lanang yang biasa melakukan praktik prostitusinya di depan sebuah hotel dekat Simpang Lima, Semarang. Selain Balola, terdapat juga komunitas anak laki-laki yang dilacurkan kepada laki-laki dewasa dengan sebutan “meong.”1 Sementara di kota Surabaya, Jawa Timur, fenomena anak laki-laki dilacurkan ditemukan sejak tahun 1998. Mereka dikenal dengan sebutan Kucing. Meskipun ketika itu hanya ditemukan beberapa orang anak, namun dalam perkembangannya jumlah Kucing di Surabaya kian hari makin bertambah. Meningkatnya jumlah anak laki-laki yang dilacurkan ini lebih disebabkan beberapa alasan, seperti: kemiskinan, pergaulan, tidak harmonisnya keluarga, dan perilaku konsumtif. Namun diantara faktor-faktor tersebut, variable yang paling memperngaruhi terjunnya anak ini ke dunia prostitusi adalah; faktor kemiskinan dan pergaulan.
Assesment ini dilakukan di empat kota besar yaitu Jakarta, Bandung, Surabaya dan Medan dengan mewancarai 10 orang anak laki-laki yang dilacurkan, 2 orang pelanggan, dan 5 orang aktivis LSM yang selama ini menemukan kasus-kasus anak- anak yang dilacurkan. Selain melakukan wawancara, juga dilakukan observasi di dua tempat yaitu sebuah tempat hiburan dan lokasi area taman (alun-alun) dimana anak- anak yang dilacurkan mangkal. Untuk mendapatkan gambaran yang menyeluruh assesmen ini juga didukung dengan studi dokumen yang mengupas masalah ini.
Regional Conference of Legal Protection for Child Victims of Sexual Exploitat...ECPAT Indonesia
Anda akan menemukan laporan konferensi regional tahunan tentang ‘memerangi kekerasan terhadap anak’, yang diselenggarakan oleh Kedutaan Prancis dan ECPAT Indonesia.
Konferensi ini setiap tahunnya memberikan kesempatan kepada hakim, lembaga penegak hukum, dan LSM dari berbagai negara untuk bertemu, berbagi pengalaman, saling belajar dan membuat jaringan yang kuat.
Mengurangi Perdagangan Anak di Wilayah Kerja CHILDFUNDECPAT Indonesia
Penelitian “Mengurangi Perdagangan Anak di Wilayah Kerja ChildFund” merupakan suatu studi yang ingin mengungkapkan fakta terbaru tentang potret perdagangan anak yang terjadi di tiga wilayah kerja ChildFund yaitu Semarang, Kupang, dan Jakarta Barat/Tangerang. Penelitian ini juga ingin mengetahui respon yang sudah dibuat oleh pemerintah daerah dalam membuat masalah perdagangan anak dapat lebih teratasi, selain itu juga ingin mendapatkan informasi tentang aksi-aksi kongkrit yang telah dilakukan berbagai organisasi dalam upaya mengatasi masalah perdagangan anak. Penelitian ini juga ingin menawarkan satu model penanggulangan perdagangan anak.
Untuk dapat menjawab semua permasalahan penelitian di atas, maka metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi empat hal yaitu studi dokument, survey, wawancara mendalam dan focus grouup discussion. Sebanyak 93 anak-anak korban traffiking berhasil diwawancarai dengan menggunakan kuesioner, lalu 24 orang informan kunci diwawancarai dengan serta 23 orang hadir dalam focus grouup discussion yang diadakan di tiga kota yaitu Kupang, Semarang dan Tangerang.
Organisasi yang Aman untuk Anak [Perangkat Pelatihan]ECPAT Indonesia
Sebuah panduan praktis perlindungan anak bagi organisasi masyarakat sipil.
Program dan perangkat pelatihan Organisasi Yang Aman Untuk Anak menyediakan sebuah kerangka kerja bagi pengembangan dan penerapan praktis kebijakan perlindungan anak dalam organisasi lokal yang bekerja dengan dan untuk anak. Pelatihan ini secara khusus menyasar organisasi akar rumput dan organisasi lokal yang mungkin tidak memiliki departemen kebijakan dan spesialis perlindungan anak internal. Pelatihan yang disediakan dalam 3 modul dalam perangkat pelatihan ini telah diuji dan direvisi dengan lebih dari 30 organisasi lokal yang bekerja dengan anak-anak di Thailand.
Tujuan khusus dari pelatihan ini adalah untuk mendorong organisasi untuk melihat kedalam organisasi mereka sendiri dan menelaah diri mereka sendiri apa yang dapat mereka lakukan untuk menjamin agar organisasi mereka menjunjung tinggi praktek terbaik dalam perlindungan anak. Dengan melaksanakan hal tersebut, organisasi juga akan melindungi reputasi mereka. Panduan ini bukan buku pegangan prosedur perlindungan anak. Panduan ini bertujuan untuk meminimalisir dan menghapuskan bahaya terhadap anak dan bukan untuk memberikan pelatihan tentang hak-hak anak. Perlindungan anak bukan hanya sebuah hak, tetapi juga merupakan sebuah kebutuhan penting dan mendesak. Jenis-jenis kekerasan dimana anak-anak membutuhkan perlindungan sangatlah banyak – hukuman fisik dan emosional, gangguan dan hinaan, penelantaran, kekerasan seksual dan eksploitasi. Semua itu berbahaya bagi anak dan tidak dapat diterima.
Kajian awal tentang insiden ANAK LAKI-LAKI YANG DILACURKAN di IndonesiaECPAT Indonesia
Anak laki-laki yang dilacurkan (AYLA) di Indonesia sudah mulai dikenal setidaknya sejak tahun 1990 di daerah Semarang, Jawa Tengah. Sebagian masyarakat mengenal mereka sebagai Balola atau bajingan lonte lanang yang biasa melakukan praktik prostitusinya di depan sebuah hotel dekat Simpang Lima, Semarang. Selain Balola, terdapat juga komunitas anak laki-laki yang dilacurkan kepada laki-laki dewasa dengan sebutan “meong.”1 Sementara di kota Surabaya, Jawa Timur, fenomena anak laki-laki dilacurkan ditemukan sejak tahun 1998. Mereka dikenal dengan sebutan Kucing. Meskipun ketika itu hanya ditemukan beberapa orang anak, namun dalam perkembangannya jumlah Kucing di Surabaya kian hari makin bertambah. Meningkatnya jumlah anak laki-laki yang dilacurkan ini lebih disebabkan beberapa alasan, seperti: kemiskinan, pergaulan, tidak harmonisnya keluarga, dan perilaku konsumtif. Namun diantara faktor-faktor tersebut, variable yang paling memperngaruhi terjunnya anak ini ke dunia prostitusi adalah; faktor kemiskinan dan pergaulan.
Assesment ini dilakukan di empat kota besar yaitu Jakarta, Bandung, Surabaya dan Medan dengan mewancarai 10 orang anak laki-laki yang dilacurkan, 2 orang pelanggan, dan 5 orang aktivis LSM yang selama ini menemukan kasus-kasus anak- anak yang dilacurkan. Selain melakukan wawancara, juga dilakukan observasi di dua tempat yaitu sebuah tempat hiburan dan lokasi area taman (alun-alun) dimana anak- anak yang dilacurkan mangkal. Untuk mendapatkan gambaran yang menyeluruh assesmen ini juga didukung dengan studi dokumen yang mengupas masalah ini.
Regional Conference of Legal Protection for Child Victims of Sexual Exploitat...ECPAT Indonesia
Anda akan menemukan laporan konferensi regional tahunan tentang ‘memerangi kekerasan terhadap anak’, yang diselenggarakan oleh Kedutaan Prancis dan ECPAT Indonesia.
Konferensi ini setiap tahunnya memberikan kesempatan kepada hakim, lembaga penegak hukum, dan LSM dari berbagai negara untuk bertemu, berbagi pengalaman, saling belajar dan membuat jaringan yang kuat.
Mengurangi Perdagangan Anak di Wilayah Kerja CHILDFUNDECPAT Indonesia
Penelitian “Mengurangi Perdagangan Anak di Wilayah Kerja ChildFund” merupakan suatu studi yang ingin mengungkapkan fakta terbaru tentang potret perdagangan anak yang terjadi di tiga wilayah kerja ChildFund yaitu Semarang, Kupang, dan Jakarta Barat/Tangerang. Penelitian ini juga ingin mengetahui respon yang sudah dibuat oleh pemerintah daerah dalam membuat masalah perdagangan anak dapat lebih teratasi, selain itu juga ingin mendapatkan informasi tentang aksi-aksi kongkrit yang telah dilakukan berbagai organisasi dalam upaya mengatasi masalah perdagangan anak. Penelitian ini juga ingin menawarkan satu model penanggulangan perdagangan anak.
Untuk dapat menjawab semua permasalahan penelitian di atas, maka metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi empat hal yaitu studi dokument, survey, wawancara mendalam dan focus grouup discussion. Sebanyak 93 anak-anak korban traffiking berhasil diwawancarai dengan menggunakan kuesioner, lalu 24 orang informan kunci diwawancarai dengan serta 23 orang hadir dalam focus grouup discussion yang diadakan di tiga kota yaitu Kupang, Semarang dan Tangerang.
Organisasi yang Aman untuk Anak [Perangkat Pelatihan]ECPAT Indonesia
Sebuah panduan praktis perlindungan anak bagi organisasi masyarakat sipil.
Program dan perangkat pelatihan Organisasi Yang Aman Untuk Anak menyediakan sebuah kerangka kerja bagi pengembangan dan penerapan praktis kebijakan perlindungan anak dalam organisasi lokal yang bekerja dengan dan untuk anak. Pelatihan ini secara khusus menyasar organisasi akar rumput dan organisasi lokal yang mungkin tidak memiliki departemen kebijakan dan spesialis perlindungan anak internal. Pelatihan yang disediakan dalam 3 modul dalam perangkat pelatihan ini telah diuji dan direvisi dengan lebih dari 30 organisasi lokal yang bekerja dengan anak-anak di Thailand.
Tujuan khusus dari pelatihan ini adalah untuk mendorong organisasi untuk melihat kedalam organisasi mereka sendiri dan menelaah diri mereka sendiri apa yang dapat mereka lakukan untuk menjamin agar organisasi mereka menjunjung tinggi praktek terbaik dalam perlindungan anak. Dengan melaksanakan hal tersebut, organisasi juga akan melindungi reputasi mereka. Panduan ini bukan buku pegangan prosedur perlindungan anak. Panduan ini bertujuan untuk meminimalisir dan menghapuskan bahaya terhadap anak dan bukan untuk memberikan pelatihan tentang hak-hak anak. Perlindungan anak bukan hanya sebuah hak, tetapi juga merupakan sebuah kebutuhan penting dan mendesak. Jenis-jenis kekerasan dimana anak-anak membutuhkan perlindungan sangatlah banyak – hukuman fisik dan emosional, gangguan dan hinaan, penelantaran, kekerasan seksual dan eksploitasi. Semua itu berbahaya bagi anak dan tidak dapat diterima.
Karya Tulis Ilmiah Karya Maharani Eka Pratiwi - Teknologi Pendidikan UNJ '14. Berjudul "Pengembangan DigiLite Adventure sebagai Media Edukasi Literasi Digital bagi Generasi Millenial"
Membahas tentang pembuatan permainan edukasi berbasis digital untuk membangun wawasan tentang literasi digital bagi generasi Millenial.
Eksploitasi Seksual Komersial Anak dalam RKUHPECPAT Indonesia
Tindak Pidana Eksploitasi Seksual Komersial Anak dalam Rancangan Kitab Undang-undang Hukum Pidana.
Eksploitasi seksual komersial anak (ESKA) adalah suatu jenis kejahatan model baru yang sedang mendapat perhatian diduniasaat ini. Kejahatan ini terdiri dari Prostitusi anak, Pornografi anak, Perdagangan anak untuk tujuan seksual, Pariwisata seks anak dan perkawinan anak. Walaupun tidak
ada data yang pasti mengenai berapa jumlah korban ESKA saat ini, namun temuan beberapa organisasi cukup mengagetkan.
UNICEF Indonesia pernah melakukan penelitian tentang anak yang menjadi korban ESKA dan ditemukan ada sekitar 40.000-70.000 anak yang menjadi korban ESKA. ILO pernah melakukan penelitian tentang pelacuran anak dibeberapa kota di Indonesia dan menemukan fakta ada sekitar 24.000 anak-anak yang dilacurkan. Bahkan sejak 2005 sampai 2014, IOM Indonesia berhasil memulangkan korban perdagangan manusia ke wilayah-wilayah Indonesia sebanyak 7,193 dari
jumlah itu ditemukan sebanyak 82% adalah perempuan dan 16% dari total tersebut adalah anak-anak yang merupakan anak-anak korban perdagangan untuk tujuan seksual.
Indonesia saat ini tidak memiliki undang-undang yang khusus mengatur masalah ESKA. Undang-undang hanya memasukan ESKA secara terpisah di beberapa peraturan pidana lain, seperti contohnya UU tentang pornografi, di dalam undang-undang ini pornografi anak hanya menjadi bagian dari tindak pidana intinya yaitu pidana pornografi, begitu juga yang terdapat dalam undang-undang Tindak Pidana Perdagangan Orang, di mana perdagangan anak dengan tujuan eksploitasi
seksual hanya masuk menjadi salah satu bagian saja dalam undang-undang ini.
Pada RKUHP pada bagian Buku II sebenarnya tindak pidana ESKA sudah sebagian masuk dalam rancangannya, seperti tindak pidana pornografi anak dan tindak pidana perdagangan anak untuk tujuan seksual, pasal-pasal tersebut tersebar di beberapa bagian. Namun jika ditilik dengan lebih detil maka terhadap rumusan itu masih diperlukan penajaman definisi-definisi terkait ESKA. Baik yang sesuai dengan Undang-Undang khusus yang telah ada, juga dari instrumen Internasional yang telah di ratifikasi oleh Indonesia, agar rumusan dalam rancangan KUHP tersebut lebih baik.
ECPAT Indonesia
Institute for Criminal Justice Reform (ICJR)
Kami dari Yayasan “Sahabat Kertas” tergerak untuk turut berpartisipasi dalam penanganan permasalahan sampah terutama dalam tujuan INDONESIA BEBAS SAMPAH 2020 dan terciptanya Lingkungan ( Go Green ) , semoga dengan terbentuknya Yayasan ini dapat sedikit membantu permasalahan sampah perkotaan, khususnya mengubah Perilaku Sikap Membuang Sampah individu masyarakat dalam hal memilah dan mengolah sampah.
Dan juga Nilai tambah dari hasil Pemilahan sampah yang Melalui Proses 3R
( Reduce, Reuse, dan Recycle) akan kami salurkan kepada Fakir miskin dan Duafa terutama dalam hal BANTUAN BIAYA PENDIDIKAN
Eksploitasi Seksual Komersia Anak di IndonesiaECPAT Indonesia
Tidak ada yang ingin anak-anak Indonesia yang disebut-sebut sebagai penerus bangsa, terjerat dalam komersialisasi seksual orang-orang dewasadi sekitar mereka. nasib anak-anak negeri ini sudah semakin parah, mereka dijerumuskan oleh berbagai pihak dan masuk dalam situasi Eksploitasi Seksual Komersial Anak (ESKA). ESKA merupakan bentuk kejahatan yang menimpa anak-anak dalam bentuk pelacuran anak, pornografi anak, perdagangan anak untuk tujuan seksual dan pariwisata seks anak
9_Kondisi Sosial Ekonomi dan Kekerasan Seksual pada Anaksakuramochi
Kekerasan seksual terhadap anak penerus bangsa ini terus bermunculan. Kondisi sosial ekonomi masyarakat menjadi salah satu faktor penyebab peningkatan kasus tersebut. Tulisan ini mengulas kondisi sosial ekonomi pelaku dan upaya pencegahan tindak kekerasan seksual. Pemerintah telah membentuk Satgas antikekerasan anak sebagai salah satu upaya pencegahan. Diharapkan satgas ini melibatkan partisipasi masyarakat setempat karena mereka yang lebih memahami situasi dan kondisi di wilayahnya. Selain itu, Pemerintah diharapkan dapat mengatasi masalah kemiskinan, rendahnya pendidikan, pengangguran, serta membatasi pornogra dan minuman keras (miras). DPR perlu memberikan ruang gerak yang luas untuk dilakukannya pembaruan hukum dengan menambah hukuman bagi pelaku kekerasan seksual pada anak.
Sulit dipungkiri bahwa di masa depan tidak ada bangsa yang dapat bersembunyi dari arus tanpa batas di era globalisasi. Era dimana pergaulan dunia semakin terbuka lebar yang bukan saja membawa keuntungan, namun juga diikuti dengan dampak yang sulit dikendalikan. Masa depan menjadi semakin sulit ditebak dan terkadang terjadi diluar dugaan sehingga memberikan kejutan-kejutan yang mengancam kehidupan masyarakat baik dari dimensi politik, ekonomi, sosial maupun budaya. Arus lintas batas di era globalisasi pun masuk dalam ranah-ranah yang sulit dikendalikan, termasuk pornografi yang tidak hanya melibatkan orang dewasa tetapi juga anak-anak. Bahkan, pornografi anak menjadi ladang bisnis yang menjanjikan keuntungan yang besar sehingga anak-anak kerap dijadikan target baik sebagai objek maupun sebagai konsumen. Maraknya pornografi yang melibatkan anak-anak ini tidak terlepas dari pengaruh internet dan pengaruh media sosial yang menggandrungi kehidupan anak-anak.
Meskipun belum tersedia data secara global, namun beberapa lembaga yang melakukan pendataan menemukan pornografi yang melibatkan anak-anak meningkat secara tajam. The NCMEC (National Center for Missing and Exploited Children) Cybertipline, lembaga yang berada di Amerika Serikat dan menangani laporan eksploitasi seksual anak di ranah siber memaparkan, telah lebih dari 7,5 juta laporan eksploitasi seksual anak di ranah siber tercatat sejak tahun 1998. Menariknya, laporan meningkat tajam sejak tahun 2015 dengan jumlah laporan mencapai sekitar 4,4 juta atau lebih dari separuhnya. Pada tahun 2016, INHOPE, asosiasi pengaduan
konten melalui internet, menemukan bahwa terdapat 8,4 juta URL/situs yang mengandung konten pornografi anak dan tersebar di seluruh dunia.
Terdapat juga indikasi bahwa konten pornografi anak diedarkan oleh pelaku melalui platform yang lebih tersembunyi, seperti jaringan berbagi file online (termasuk peer-to-peer) atau melalui ‘Dark Net’ atau teknik perangkat lunak yang di enkripsi. Dalam konteks Indonesia, anak-anak Indonesia mengalami dua hal yaitu menjadi target kejahatan pornografi dan terpapar pornografi. Ditemukan sejumlah fakta bahwa anak-anak di Indonesia dijadikan objek pornografi baik oleh pelaku kejahatan yang tidak terorganisir maupun oleh pelaku kejahatan yang terorganisir untuk dikomersialisasikan. Sebut saja kasus
Tjandra di Surabaya yang berhasil mengumpulkan lebih dari 10.000 gambar yang mengandung konten pornografi anak yang dia dapat melalui media sosial yang kemudian diketahui bahwa beliau menyebarkan dan memperjual belikan gambar-gambar tersebut ke jaringan pedofil internasional.
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anakk menginisiasi lahirnya Desa/Kelurahan Bebas Pornografi
anak. Desa/Kelurahan Bebas Pornografi anak adalah suatu kawasan desa/ kelurahan yang pemerintah, penduduk, dan pihak yang berkepentingan memiliki komitmen dan program konkret dan berkelanjutan dalam mencegah dan menanggulangi pornografi anak.
Laporan Hasil Pemantauan di Jabodebek 2021-2022.pdfECPAT Indonesia
Sejak tahun 2021 ECPAT Indonesia bekerjasama dengan Bandungwangi untuk melakukan asesmen terkait dengan kasus eksploitasi seksual anak dalam prostitusi yang terjadi di daerah Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok dan Bekasi). Tujuannya adalah untuk mendapatkan gambaran pola, modus, besaran jumlah kasus dan profile korban eksploitasi seksual anak dalam prostitusi termasuk kerentanannya mengalami kekerasan. Di Tahun 2022 kami kembali melakukan asesmen, sehingga laporan ini merupakan temuan yang kami persembahkan kepada anak-anak Indonesia, masyarakat, pemerintah, Lembaga perlindungan anak, dan pihak-pihak yang peduli dengan upaya perlindungan anak dari eksploitasi seksual. Semoga hasil temuan ini bermanfaat menjadi refleksi, acuan data untuk upaya penghapusan segala bentuk eksploitasi seksual anak di Indonesia.
Laporan IWF Mengenai AI dan Kekerasan Seksual AnakECPAT Indonesia
Internet Watch Foundation (IWF) telah menyelidiki laporan pertamanya tentang materi pelecehan seksual terhadap anak (CSAM) yang dihasilkan oleh kecerdasan buatan (AI).
Investigasi awal mengungkap dunia teknologi teks-ke-gambar. Singkatnya, Anda mengetikkan apa yang ingin Anda lihat di generator online dan perangkat lunak akan menghasilkan gambar.
Teknologinya cepat dan akurat – gambar biasanya sangat cocok dengan deskripsi teks. Banyak gambar dapat dihasilkan sekaligus – Anda hanya dibatasi oleh kecepatan komputer Anda. Anda kemudian dapat memilih favorit Anda; mengeditnya; arahkan teknologi untuk menghasilkan apa yang Anda inginkan.
ECPAT Indonesia adalah jaringan nasional dari 22 organisasi dan 2 individu
dari 11 provinsi di Indonesia untuk menentang Eksploitasi Seksual Anak (ESA),
meliputi eksploitasi seksual anak dalam prostitusi, perdagangan anak untuk
tujuan seksual, eksploitasi seksual anak di sektor pariwisata dan perjalanan,
eksploitasi seksual anak online, dan perkawinan anak.
ECPAT Indonesia membuat Catatan Akhir Tahun (CATAHU) tahun 2022 yang merupakan bentuk tanggung jawab ECPAT Indonesia kepada publik di wilayah Indonesia dan secara khusus ditujukan kepada donor, lembaga jaringan, stakeholder yang selama ini bekerja bersama-sama untuk memperjuangkan hak-hak anak.
Pada akhir tahun 2022 kemarin, Cianjur telah dilanda gempa bumi sekuat 5,6 SR yang telah menewaskan ratusan orang dan ribuan orang lainnya luka-luka. Gempa ini pun terus berlanjut dengan beberapa gempa susulan yang membuat semakin banyaknya korban berjatuhan, tak terkecuali anak-anak. Kehilangan tempat tinggal, hilangnya harta dan benda, hingga kejiwaan terguncang yang menyebabkan trauma pun turut dirasakan. Melihat hal ini, ECPAT Indonesia bekerjasama dengan Kinder Nothilfe Germany memutuskan untuk membuat gerakan bersama yang bertujuan untuk menolong korban -terkhusus anak dan perempuan- di Cianjur.
Bagian ini akan menjelaskan tentang internet dan cara kerjanya serta media sosial. Termasuk di dalamnya resiko keamanan bagi anak di dunia online (daring) dan bagaimana menghindari resiko tersebut. Pada bagian akhir akan dijelaskan tentang bagaimana melakukan pelaporan jika ditemukan situs / media sosial yang mengandung konten negatif yang berbahaya bagi anak, serta beberapa fitur/tools yang dapat mengurangi resiko anak terpapar konten negatif. Praktek untuk penggunaannya dilakukan agar dapat dipahami langkah-langkah penggunaannya secara sistematis
modul ini dibuat agar para orang tua, komunitas dan masyarakat luas dapat mengetahui secara mendalam tentang bentuk-bentuk eksploitasi seksual anak melalui media daring, peraturan yang berlaku di Indonesia serta hal-hal yang dapat dilakukan mencegah bahaya eskploitasi seksual melalui media daring terjadi pada anak-anak. Sehingga diharapkan, orang tua, komunitas dan masyarakat dapat lebih berperan aktif dalam melindungi anak-anak dari bahaya eksploitasi seksual anak melalui media daring.
Riset disrupting harm sendiri merupakan riset yang dilakukan oleh ECPAT Internasional, UNICEF, dan Interpol dengan bekerjasama dengan ECPAT Indonesia dengan subjek penelitian yaitu keselamatan anak di ranah daring.
Tips JAGO Agar Privasi Anak Tetap Aman di Media Sosial ECPAT Indonesia
Sosial media menjadi tempat bermain yang asik dan seru untuk anak-anak, Namun terkadang anak belum tahu bagaimana mereka melindungi privasi mereka di media sosial.
Hal ini tentunya berisiko bagi keamanan anak. Untuk itu, kita juga perlu meningkatkan kewaspadaan dan sikap yang bijak dalam menggunakan media digital. Berikut adalah tips JAGO agar privasi anak tetap aman di Media Sosial.
Waspada Media Sosial Menjadi Sarana Eksploitasi Seksual AnakECPAT Indonesia
Sosial media menjadi salah satu paltfom yang sangat digemari anak untuk menghabiskan waktu luangnya. Mereka bisa berinteraksi dengan teman, mengetahui informasi terkini, dan mendapatkan hiburan.
Intensitas penggunaan sosial media yang tinggi, membuat anak rentan terhadap eksploitasi seksual di dunia online. Yuk kenali eksploitasi seksual anak online melalui infografis ini supaya kita lebih waspada dan tidak mudah menjadi korbannya.
Apakah kamu pernah mengalami eksploitasi seksual anak online? Langkah apa sih yang kamu lakukan supaya terhindar dari kejahatan ini? Yuk share komentar kamu dipostingan ini.
Dunia digital saat ini semakin berkembang dengan pesat, semua kegiatan yang dilakukan pasti selalu melibatkan internet didalamnya. Hal ini membuat dunia juga semakin cepat mengalami perubahan.
Melihat kondisi tersebut, generasi muda juga bisa mengambil peran loh! Ayo kita kejar sebelum ketinggalan! Daripada hanya menjadi penikmat saja, kita juga bisa berpartisipasi dalam membuat konten positif. Nah, ada beberapa tips nih untuk para kreator muda agar tetap aman saat membuat konten! Kalau kamu paling suka buat konten tentang apa? Kasih komentar dibawah yuk!
Disampaikan dalam Drum-up Laboratorium Inovasi Kabupaten Sorong, 27 Mei 2024
Dr. Tri Widodo W. Utomo, S.H., MA.
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN-RI
Disampaikan pada PKN Tingkat II Angkatan IV-2024 BPSDM Provinsi Jawa Tengah dengan Tema “Transformasi Tata Kelola Pelayanan Publik untuk Mewujudkan Perekonomian Tangguh, Berdayasaing, dan Berkelanjutan”
Dr. Tri Widodo Wahyu Utomo, S.H., MA
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN RI
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
Kementerian Kesehatan menggulirkan transformasi sistem kesehatan.
Terdapat 6 pilar transformasi sistem kesehatan sebagai penopang kesehatan
Indonesia yaitu: 1) Transformasi pelayanan kesehatan primer; 2) Transformasi
pelayanan kesehatan rujukan; 3) Transformasi sistem ketahanan kesehatan;
4) Transformasi sistem pembiayaan kesehatan; 5) Transformasi SDM
kesehatan; dan 6) Transformasi teknologi kesehatan.
Transformasi pelayanan kesehatan primer dilaksanakan melalui edukasi
penduduk, pencegahan primer, pencegahan sekunder dan peningkatan
kapasitas serta kapabilitas pelayanan kesehatan primer. Pilar prioritas
pertama ini bertujuan menata kembali pelayanan kesehatan primer yang ada,
sehingga mampu melayani seluruh penduduk Indonesia dengan pelayanan
kesehatan yang lengkap dan berkualitas.
Penataan struktur layanan kesehatan primer tersebut membutuhkan
pendekatan baru yang berorientasi pada kebutuhan layanan di setiap
siklus kehidupan yang diberikan secara komprehensif dan terintegrasi
antar tingkatan fasilitas pelayanan kesehatan. Pendekatan baru ini disebut
sebagai Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer, melibatkan Puskesmas, unit
pelayanan kesehatan di desa/kelurahan yang disebut juga sebagai Puskesmas
Pembantu dan Posyandu. Selanjutnya juga akan melibatkan seluruh fasilitas
pelayanan kesehatan primer.
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023Muh Saleh
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 merupakan survei yang mengintegrasikan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dan Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGI). SKI 2023 dikerjakan untuk menilai capaian hasil pembangunan kesehatan yang dilakukan pada kurun waktu lima tahun terakhir di Indonesia, dan juga untuk mengukur tren status gizi balita setiap tahun (2019-2024). Data yang dihasilkan dapat merepresentasikan status kesehatan tingkat Nasional sampai dengan tingkat Kabupaten/Kota.
Ketersediaan data dan informasi terkait capaian hasil pembangunan kesehatan penting bagi Kementerian Kesehatan, Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota sebagai bahan penyusunan kebijakan, program dan kegiatan pembangunan yang lebih terarah dan tepat sasaran berbasis bukti termasuk pengembangan Rencana Pembangunan Kesehatan Jangka Menengah Nasional (RPJMN 2024-2029) oleh Kementerian PPN/Bappenas. Dalam upaya penyediaan data yang valid dan akurat tersebut, Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) dalam penyusunan metode dan kerangka sampel SKI 2023, serta bersama dengan Lintas Program di Kementerian Kesehatan, World Health Organization (WHO) dan World Bank dalam pengembangan instrumen, pedoman hingga pelaporan survei.
Pengawasan Usaha Pembudidayaan Ikan Pasca UU Cipta Kerja
ECPAT Indonesia Newsletter Juli 2013
1. Volume 4
J u l y 2 0 1 3
THE ECPAT INDONESIA NEWSLETTER
END CHILD PROSTITUTION, CHILD PORNOGRAPHY & TRAFFICKING OF CHILDREN FOR SEXUAL PURPOSES
Greetings!
Tidak terasa neswletter bulanan ECPAT Indonesia sudah memasuki edisi keempat pada bulan juli ini.
Bulan ini kami akan memulai program-program menarik bagi masyarakat seperti pembukaan
kesempatan untuk menjadi relawan di ECPAT Indonesia dan mengirimkan artikel yang nantinya akan
diterbitkan di newsletter bulanan ECPAT Indonesia. Dengan program-program tersebut, ECPAT Indonesia
berusaha untuk melibatkan masyarakat dalam kegiatan ECPAT Indonesia untuk membangkitkan
awerness terhadap isu children trafficking for sexual purposes di tengah masyarakat.
ECPAT Indonesia juga menyediakan bantuan layanan hukum gratis bagi korban ESKA, dengan demikian
ECPAT Indonesia berusaha untuk menjadi rujukan bagi korban ESKA untuk melaporkan kejadian yang
dialaminya.
ECPAT Indonesia mengajak mahasiswa, pelajar, dan
masyarakat umum dengan latar belakang apa saja untuk
mengirimkan tulisan dalam bentuk artikel paling banyak 250
kata tentang kegiatan atau kasus-kasus ESKA (eksploitasi
seksual komersil anak) yang ada si sekitar kalian. Hal ini
terkait dengan ECPAT Indonesia yang ingin menjadikan
newsletter bulanan ini sebagai media milik publik sehingga
semua orang dapat berkontribusi langsung dalam newsletter
ini dengan mengirimkan artikel pendek.
Artikel tersebut dapat dikirimkan ke email
secretariat@ecpatindonesia.org dan artikel yang dimuat
akan mendapatkan souvenir menarik dari ECPAT Indonesia.
Pada tanggal 21 Juni 2013 lalu ECPAT Indonesia mengadakan
audiensi dengan Polda Metro Jaya dan Polres Jakarta Timur
terkait dengan penanggulangan eksploitasi seksual komersial anak
di kawasan Jakarta.
Dalam audiensi dengan unit PPA Polda Metro Jaya, ECPAT
Indonesia mendiskusikan tentang kemungkinan kampanye anti
ESKA dengan menempelkan sticker resmi dari Polda Metro Jaya
dan ECPAT Indonesia di tempat-tempat hiburan di kawasan
Jakarta Raya. Sticker ini rencananya akan bertuliskan kalimat
untuk tidak mempekerjakan anak di bawah umur.
Audiensi ini akan berlanjut dengan penandatanganan MOU
antara ECPAT Indonesia dan Polda Metro Jaya dan pemberian
pelatihan dari ECPAT Indonesia kepada staff unit PPA Polri untuk
menanggulangi ESKA.
AUDIENSI DENGAN POLDA METRO JAYA DAN POLRES JAKARTA TIMUR
ECPAT Indonesia
Komp. Kalibata Indah — Lobi-Lobi U19
Jl. Rawajati Timur, Pancoran
Jakarta Selatan 12750
Phone/Fax: +62 21 794 3719
Email : secretariat@ecpatindonesia.org
Website : www.ecpatindonesia.org
Follow us : @ECPAT_indonesia
Like our page : ECPAT Indonesia
Let’s get involved
Dok. ECPAT Indonesia
Copyright. @ ECPAT Indonesia 2013