Artikel ini membahas masalah anak-anak SD di Indonesia yang terjerumus ke dalam kegiatan ngelem. Penulis menjelaskan bahaya kegiatan ini bagi kesehatan anak-anak dan masa depan bangsa. Sayangnya, tidak ada pihak yang peduli dengan masalah ini karena anak-anak ngelem dianggap bukan tanggung jawab siapa-siapa. Penulis berharap artikel ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat dan pihak
1. ARTIKEL
DAKWAH
Tidak Ada yang Peduli AnakAnak SD Ngelem
Tidak Ada yang Peduli Anak-anak SD
Ngelem
Oleh Is’ro Hidayat
ARTIKEL
2. K
ira-kira kegiatan apa yang cocok untuk anak usia SD ? bermain, belajar dan
mendapatkan contoh yang baik dari lingkungan sekitarnya, tapi saya pernah
melihat anak SD ngelem secara terang-terangan di siring dan kemboja, mereka
tidak takut seperti pengguna narkoba yang sembunyi-sembunyi karena tidak ada
undang-undang yang bisa menjerat mereka ke rahanah hukun seperti narkoba
padahal ngelem lebih bahaya daripada ekstasi.
“Ngelem” yang saya maksud disini adalah kegiatan negatif bukan kegiatan
merekatkan dua benda yang terpisah, mabuk lem atau yang lebih trennya di sebut
“ngelem”. Kegiatan negative ini bukan saja di candu oleh para anak jalanan tapi
sudah di candu oleh anak-anak sekolah SD, Kisaran umur 7-9 tahun.
Miriskan
melihat
penerus
bangsa
ngelem, saya pernah bertanya kepada
anak SD yang suka ngelem dia juga
seorang anak jalanan setelah pulang
sekolah.
“De apa enaknya ngelem ?” saya tanya
3. “Ngelem itu bisa buat nahan lapar ka
sampai tiga hari, kan lumayan uang
hasil ngamen bisa disimpan bukan
Cuma di habiskan buat makan lebih
baik beli lem buat tiga hari”
Saya merasa prihatin kepada mereka, Mereka tidak tahu bahaya dan efeknya kelak
terhadap kesehatan mereka. Senyawa toulen ini dapat merusak saluran pernafasan,
menyebabkan kanker dan juga merusak saluran susunan saraf pusar, Bahka dapat
menyebabkan kematian. Jadi bisa dibayangkan apa yang bakalan terjadi pada
mereka. (lihat gambar dibawah ini)
Apa penyebab ngelem bisa menjadi tren dikalangan anak-anak SD, Apakah lem
mudah di temukan di warung-warung dengan harga murah atau tidak ada yang
peduli.
Siapa yang peduli dengan mereka ini? Tak ada sepertinya pemerintah juga tak
ambil pusing dengan kelakuan mereka. selagi mereka tidak membuat onar ya
aman-aman saja mereka ngelem. Kadang kita sebagai masyarakat juga tidak
perduli, karena menganggap itu bukan anak-anak kita. Sekedar menegur atau
4. menasehati mereka ketika mengetahui mereka melakukan perbuatan ngelem itu
juga kita tidak mau.
Hal itu mungkin yang membuat kita jadi malas bertindak sekedar menasehati
daripada cari masalah ya biarkan saja toh mereka bukan siapa-siapa kita anak
bukan, keluargapun bukan. Dari pada cari masalah ya cari aman sajalah. Semakin
kita berfikir demikian maka semakin rusaklah penerus bangsa ini.
Memang seharusnya pihak terkait seperti BNN, dinas sosial dan pihak berwajib
harus aktif dalam menangani kasus-kasus ini. Tapi apa lacur mereka tak perduli.
Untuk apa menangkapi anak-anak ngelem yang gak ada duitnya. Bikin kerjaan
saja. lebih enak nangkap artis yang banyak duitnya kalau ketangkap kan
bayarannya gede. Hehehe miris sekali.
Semoga artikel ini bisa mengugah hati kita semua agar para penjual lem tidak
menjual pada anak-anak dibawah umur tanpa di dampingi orang tua, untuk para
pendakwah agar lebih menyeru lagi tentang mesalah ini kepada publik, semoga
pihak terkait lebih aktif lagi dan masyarakat lebih peduli lagi dengan anak-anak
yang ngelem.