Final Report: The Scope and Magnitude of Online Sexual Abuse of Children in I...ECPAT Indonesia
Research on the Scope and Magnitude of Online Sexual Abuse of Children in Indonesia was conducted in three cities, namely: Jakarta, Bandung and Surabaya. Data in this research was collected by using some methods such as document study, in-depth interview, quesionaire and focus group discussion (FGD).
Regional Conference of Legal Protection for Child Victims of Sexual Exploitat...ECPAT Indonesia
Anda akan menemukan laporan konferensi regional tahunan tentang ‘memerangi kekerasan terhadap anak’, yang diselenggarakan oleh Kedutaan Prancis dan ECPAT Indonesia.
Konferensi ini setiap tahunnya memberikan kesempatan kepada hakim, lembaga penegak hukum, dan LSM dari berbagai negara untuk bertemu, berbagi pengalaman, saling belajar dan membuat jaringan yang kuat.
Final Report: The Scope and Magnitude of Online Sexual Abuse of Children in I...ECPAT Indonesia
Research on the Scope and Magnitude of Online Sexual Abuse of Children in Indonesia was conducted in three cities, namely: Jakarta, Bandung and Surabaya. Data in this research was collected by using some methods such as document study, in-depth interview, quesionaire and focus group discussion (FGD).
Regional Conference of Legal Protection for Child Victims of Sexual Exploitat...ECPAT Indonesia
Anda akan menemukan laporan konferensi regional tahunan tentang ‘memerangi kekerasan terhadap anak’, yang diselenggarakan oleh Kedutaan Prancis dan ECPAT Indonesia.
Konferensi ini setiap tahunnya memberikan kesempatan kepada hakim, lembaga penegak hukum, dan LSM dari berbagai negara untuk bertemu, berbagi pengalaman, saling belajar dan membuat jaringan yang kuat.
Kajian awal tentang insiden ANAK LAKI-LAKI YANG DILACURKAN di IndonesiaECPAT Indonesia
Anak laki-laki yang dilacurkan (AYLA) di Indonesia sudah mulai dikenal setidaknya sejak tahun 1990 di daerah Semarang, Jawa Tengah. Sebagian masyarakat mengenal mereka sebagai Balola atau bajingan lonte lanang yang biasa melakukan praktik prostitusinya di depan sebuah hotel dekat Simpang Lima, Semarang. Selain Balola, terdapat juga komunitas anak laki-laki yang dilacurkan kepada laki-laki dewasa dengan sebutan “meong.”1 Sementara di kota Surabaya, Jawa Timur, fenomena anak laki-laki dilacurkan ditemukan sejak tahun 1998. Mereka dikenal dengan sebutan Kucing. Meskipun ketika itu hanya ditemukan beberapa orang anak, namun dalam perkembangannya jumlah Kucing di Surabaya kian hari makin bertambah. Meningkatnya jumlah anak laki-laki yang dilacurkan ini lebih disebabkan beberapa alasan, seperti: kemiskinan, pergaulan, tidak harmonisnya keluarga, dan perilaku konsumtif. Namun diantara faktor-faktor tersebut, variable yang paling memperngaruhi terjunnya anak ini ke dunia prostitusi adalah; faktor kemiskinan dan pergaulan.
Assesment ini dilakukan di empat kota besar yaitu Jakarta, Bandung, Surabaya dan Medan dengan mewancarai 10 orang anak laki-laki yang dilacurkan, 2 orang pelanggan, dan 5 orang aktivis LSM yang selama ini menemukan kasus-kasus anak- anak yang dilacurkan. Selain melakukan wawancara, juga dilakukan observasi di dua tempat yaitu sebuah tempat hiburan dan lokasi area taman (alun-alun) dimana anak- anak yang dilacurkan mangkal. Untuk mendapatkan gambaran yang menyeluruh assesmen ini juga didukung dengan studi dokumen yang mengupas masalah ini.
Mengurangi Perdagangan Anak di Wilayah Kerja CHILDFUNDECPAT Indonesia
Penelitian “Mengurangi Perdagangan Anak di Wilayah Kerja ChildFund” merupakan suatu studi yang ingin mengungkapkan fakta terbaru tentang potret perdagangan anak yang terjadi di tiga wilayah kerja ChildFund yaitu Semarang, Kupang, dan Jakarta Barat/Tangerang. Penelitian ini juga ingin mengetahui respon yang sudah dibuat oleh pemerintah daerah dalam membuat masalah perdagangan anak dapat lebih teratasi, selain itu juga ingin mendapatkan informasi tentang aksi-aksi kongkrit yang telah dilakukan berbagai organisasi dalam upaya mengatasi masalah perdagangan anak. Penelitian ini juga ingin menawarkan satu model penanggulangan perdagangan anak.
Untuk dapat menjawab semua permasalahan penelitian di atas, maka metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi empat hal yaitu studi dokument, survey, wawancara mendalam dan focus grouup discussion. Sebanyak 93 anak-anak korban traffiking berhasil diwawancarai dengan menggunakan kuesioner, lalu 24 orang informan kunci diwawancarai dengan serta 23 orang hadir dalam focus grouup discussion yang diadakan di tiga kota yaitu Kupang, Semarang dan Tangerang.
Organisasi yang Aman untuk Anak [Perangkat Pelatihan]ECPAT Indonesia
Sebuah panduan praktis perlindungan anak bagi organisasi masyarakat sipil.
Program dan perangkat pelatihan Organisasi Yang Aman Untuk Anak menyediakan sebuah kerangka kerja bagi pengembangan dan penerapan praktis kebijakan perlindungan anak dalam organisasi lokal yang bekerja dengan dan untuk anak. Pelatihan ini secara khusus menyasar organisasi akar rumput dan organisasi lokal yang mungkin tidak memiliki departemen kebijakan dan spesialis perlindungan anak internal. Pelatihan yang disediakan dalam 3 modul dalam perangkat pelatihan ini telah diuji dan direvisi dengan lebih dari 30 organisasi lokal yang bekerja dengan anak-anak di Thailand.
Tujuan khusus dari pelatihan ini adalah untuk mendorong organisasi untuk melihat kedalam organisasi mereka sendiri dan menelaah diri mereka sendiri apa yang dapat mereka lakukan untuk menjamin agar organisasi mereka menjunjung tinggi praktek terbaik dalam perlindungan anak. Dengan melaksanakan hal tersebut, organisasi juga akan melindungi reputasi mereka. Panduan ini bukan buku pegangan prosedur perlindungan anak. Panduan ini bertujuan untuk meminimalisir dan menghapuskan bahaya terhadap anak dan bukan untuk memberikan pelatihan tentang hak-hak anak. Perlindungan anak bukan hanya sebuah hak, tetapi juga merupakan sebuah kebutuhan penting dan mendesak. Jenis-jenis kekerasan dimana anak-anak membutuhkan perlindungan sangatlah banyak – hukuman fisik dan emosional, gangguan dan hinaan, penelantaran, kekerasan seksual dan eksploitasi. Semua itu berbahaya bagi anak dan tidak dapat diterima.
Laporan Hasil Pemantauan di Jabodebek 2021-2022.pdfECPAT Indonesia
Sejak tahun 2021 ECPAT Indonesia bekerjasama dengan Bandungwangi untuk melakukan asesmen terkait dengan kasus eksploitasi seksual anak dalam prostitusi yang terjadi di daerah Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok dan Bekasi). Tujuannya adalah untuk mendapatkan gambaran pola, modus, besaran jumlah kasus dan profile korban eksploitasi seksual anak dalam prostitusi termasuk kerentanannya mengalami kekerasan. Di Tahun 2022 kami kembali melakukan asesmen, sehingga laporan ini merupakan temuan yang kami persembahkan kepada anak-anak Indonesia, masyarakat, pemerintah, Lembaga perlindungan anak, dan pihak-pihak yang peduli dengan upaya perlindungan anak dari eksploitasi seksual. Semoga hasil temuan ini bermanfaat menjadi refleksi, acuan data untuk upaya penghapusan segala bentuk eksploitasi seksual anak di Indonesia.
Laporan IWF Mengenai AI dan Kekerasan Seksual AnakECPAT Indonesia
Internet Watch Foundation (IWF) telah menyelidiki laporan pertamanya tentang materi pelecehan seksual terhadap anak (CSAM) yang dihasilkan oleh kecerdasan buatan (AI).
Investigasi awal mengungkap dunia teknologi teks-ke-gambar. Singkatnya, Anda mengetikkan apa yang ingin Anda lihat di generator online dan perangkat lunak akan menghasilkan gambar.
Teknologinya cepat dan akurat – gambar biasanya sangat cocok dengan deskripsi teks. Banyak gambar dapat dihasilkan sekaligus – Anda hanya dibatasi oleh kecepatan komputer Anda. Anda kemudian dapat memilih favorit Anda; mengeditnya; arahkan teknologi untuk menghasilkan apa yang Anda inginkan.
ECPAT Indonesia adalah jaringan nasional dari 22 organisasi dan 2 individu
dari 11 provinsi di Indonesia untuk menentang Eksploitasi Seksual Anak (ESA),
meliputi eksploitasi seksual anak dalam prostitusi, perdagangan anak untuk
tujuan seksual, eksploitasi seksual anak di sektor pariwisata dan perjalanan,
eksploitasi seksual anak online, dan perkawinan anak.
ECPAT Indonesia membuat Catatan Akhir Tahun (CATAHU) tahun 2022 yang merupakan bentuk tanggung jawab ECPAT Indonesia kepada publik di wilayah Indonesia dan secara khusus ditujukan kepada donor, lembaga jaringan, stakeholder yang selama ini bekerja bersama-sama untuk memperjuangkan hak-hak anak.
Pada akhir tahun 2022 kemarin, Cianjur telah dilanda gempa bumi sekuat 5,6 SR yang telah menewaskan ratusan orang dan ribuan orang lainnya luka-luka. Gempa ini pun terus berlanjut dengan beberapa gempa susulan yang membuat semakin banyaknya korban berjatuhan, tak terkecuali anak-anak. Kehilangan tempat tinggal, hilangnya harta dan benda, hingga kejiwaan terguncang yang menyebabkan trauma pun turut dirasakan. Melihat hal ini, ECPAT Indonesia bekerjasama dengan Kinder Nothilfe Germany memutuskan untuk membuat gerakan bersama yang bertujuan untuk menolong korban -terkhusus anak dan perempuan- di Cianjur.
Kajian awal tentang insiden ANAK LAKI-LAKI YANG DILACURKAN di IndonesiaECPAT Indonesia
Anak laki-laki yang dilacurkan (AYLA) di Indonesia sudah mulai dikenal setidaknya sejak tahun 1990 di daerah Semarang, Jawa Tengah. Sebagian masyarakat mengenal mereka sebagai Balola atau bajingan lonte lanang yang biasa melakukan praktik prostitusinya di depan sebuah hotel dekat Simpang Lima, Semarang. Selain Balola, terdapat juga komunitas anak laki-laki yang dilacurkan kepada laki-laki dewasa dengan sebutan “meong.”1 Sementara di kota Surabaya, Jawa Timur, fenomena anak laki-laki dilacurkan ditemukan sejak tahun 1998. Mereka dikenal dengan sebutan Kucing. Meskipun ketika itu hanya ditemukan beberapa orang anak, namun dalam perkembangannya jumlah Kucing di Surabaya kian hari makin bertambah. Meningkatnya jumlah anak laki-laki yang dilacurkan ini lebih disebabkan beberapa alasan, seperti: kemiskinan, pergaulan, tidak harmonisnya keluarga, dan perilaku konsumtif. Namun diantara faktor-faktor tersebut, variable yang paling memperngaruhi terjunnya anak ini ke dunia prostitusi adalah; faktor kemiskinan dan pergaulan.
Assesment ini dilakukan di empat kota besar yaitu Jakarta, Bandung, Surabaya dan Medan dengan mewancarai 10 orang anak laki-laki yang dilacurkan, 2 orang pelanggan, dan 5 orang aktivis LSM yang selama ini menemukan kasus-kasus anak- anak yang dilacurkan. Selain melakukan wawancara, juga dilakukan observasi di dua tempat yaitu sebuah tempat hiburan dan lokasi area taman (alun-alun) dimana anak- anak yang dilacurkan mangkal. Untuk mendapatkan gambaran yang menyeluruh assesmen ini juga didukung dengan studi dokumen yang mengupas masalah ini.
Mengurangi Perdagangan Anak di Wilayah Kerja CHILDFUNDECPAT Indonesia
Penelitian “Mengurangi Perdagangan Anak di Wilayah Kerja ChildFund” merupakan suatu studi yang ingin mengungkapkan fakta terbaru tentang potret perdagangan anak yang terjadi di tiga wilayah kerja ChildFund yaitu Semarang, Kupang, dan Jakarta Barat/Tangerang. Penelitian ini juga ingin mengetahui respon yang sudah dibuat oleh pemerintah daerah dalam membuat masalah perdagangan anak dapat lebih teratasi, selain itu juga ingin mendapatkan informasi tentang aksi-aksi kongkrit yang telah dilakukan berbagai organisasi dalam upaya mengatasi masalah perdagangan anak. Penelitian ini juga ingin menawarkan satu model penanggulangan perdagangan anak.
Untuk dapat menjawab semua permasalahan penelitian di atas, maka metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi empat hal yaitu studi dokument, survey, wawancara mendalam dan focus grouup discussion. Sebanyak 93 anak-anak korban traffiking berhasil diwawancarai dengan menggunakan kuesioner, lalu 24 orang informan kunci diwawancarai dengan serta 23 orang hadir dalam focus grouup discussion yang diadakan di tiga kota yaitu Kupang, Semarang dan Tangerang.
Organisasi yang Aman untuk Anak [Perangkat Pelatihan]ECPAT Indonesia
Sebuah panduan praktis perlindungan anak bagi organisasi masyarakat sipil.
Program dan perangkat pelatihan Organisasi Yang Aman Untuk Anak menyediakan sebuah kerangka kerja bagi pengembangan dan penerapan praktis kebijakan perlindungan anak dalam organisasi lokal yang bekerja dengan dan untuk anak. Pelatihan ini secara khusus menyasar organisasi akar rumput dan organisasi lokal yang mungkin tidak memiliki departemen kebijakan dan spesialis perlindungan anak internal. Pelatihan yang disediakan dalam 3 modul dalam perangkat pelatihan ini telah diuji dan direvisi dengan lebih dari 30 organisasi lokal yang bekerja dengan anak-anak di Thailand.
Tujuan khusus dari pelatihan ini adalah untuk mendorong organisasi untuk melihat kedalam organisasi mereka sendiri dan menelaah diri mereka sendiri apa yang dapat mereka lakukan untuk menjamin agar organisasi mereka menjunjung tinggi praktek terbaik dalam perlindungan anak. Dengan melaksanakan hal tersebut, organisasi juga akan melindungi reputasi mereka. Panduan ini bukan buku pegangan prosedur perlindungan anak. Panduan ini bertujuan untuk meminimalisir dan menghapuskan bahaya terhadap anak dan bukan untuk memberikan pelatihan tentang hak-hak anak. Perlindungan anak bukan hanya sebuah hak, tetapi juga merupakan sebuah kebutuhan penting dan mendesak. Jenis-jenis kekerasan dimana anak-anak membutuhkan perlindungan sangatlah banyak – hukuman fisik dan emosional, gangguan dan hinaan, penelantaran, kekerasan seksual dan eksploitasi. Semua itu berbahaya bagi anak dan tidak dapat diterima.
Laporan Hasil Pemantauan di Jabodebek 2021-2022.pdfECPAT Indonesia
Sejak tahun 2021 ECPAT Indonesia bekerjasama dengan Bandungwangi untuk melakukan asesmen terkait dengan kasus eksploitasi seksual anak dalam prostitusi yang terjadi di daerah Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok dan Bekasi). Tujuannya adalah untuk mendapatkan gambaran pola, modus, besaran jumlah kasus dan profile korban eksploitasi seksual anak dalam prostitusi termasuk kerentanannya mengalami kekerasan. Di Tahun 2022 kami kembali melakukan asesmen, sehingga laporan ini merupakan temuan yang kami persembahkan kepada anak-anak Indonesia, masyarakat, pemerintah, Lembaga perlindungan anak, dan pihak-pihak yang peduli dengan upaya perlindungan anak dari eksploitasi seksual. Semoga hasil temuan ini bermanfaat menjadi refleksi, acuan data untuk upaya penghapusan segala bentuk eksploitasi seksual anak di Indonesia.
Laporan IWF Mengenai AI dan Kekerasan Seksual AnakECPAT Indonesia
Internet Watch Foundation (IWF) telah menyelidiki laporan pertamanya tentang materi pelecehan seksual terhadap anak (CSAM) yang dihasilkan oleh kecerdasan buatan (AI).
Investigasi awal mengungkap dunia teknologi teks-ke-gambar. Singkatnya, Anda mengetikkan apa yang ingin Anda lihat di generator online dan perangkat lunak akan menghasilkan gambar.
Teknologinya cepat dan akurat – gambar biasanya sangat cocok dengan deskripsi teks. Banyak gambar dapat dihasilkan sekaligus – Anda hanya dibatasi oleh kecepatan komputer Anda. Anda kemudian dapat memilih favorit Anda; mengeditnya; arahkan teknologi untuk menghasilkan apa yang Anda inginkan.
ECPAT Indonesia adalah jaringan nasional dari 22 organisasi dan 2 individu
dari 11 provinsi di Indonesia untuk menentang Eksploitasi Seksual Anak (ESA),
meliputi eksploitasi seksual anak dalam prostitusi, perdagangan anak untuk
tujuan seksual, eksploitasi seksual anak di sektor pariwisata dan perjalanan,
eksploitasi seksual anak online, dan perkawinan anak.
ECPAT Indonesia membuat Catatan Akhir Tahun (CATAHU) tahun 2022 yang merupakan bentuk tanggung jawab ECPAT Indonesia kepada publik di wilayah Indonesia dan secara khusus ditujukan kepada donor, lembaga jaringan, stakeholder yang selama ini bekerja bersama-sama untuk memperjuangkan hak-hak anak.
Pada akhir tahun 2022 kemarin, Cianjur telah dilanda gempa bumi sekuat 5,6 SR yang telah menewaskan ratusan orang dan ribuan orang lainnya luka-luka. Gempa ini pun terus berlanjut dengan beberapa gempa susulan yang membuat semakin banyaknya korban berjatuhan, tak terkecuali anak-anak. Kehilangan tempat tinggal, hilangnya harta dan benda, hingga kejiwaan terguncang yang menyebabkan trauma pun turut dirasakan. Melihat hal ini, ECPAT Indonesia bekerjasama dengan Kinder Nothilfe Germany memutuskan untuk membuat gerakan bersama yang bertujuan untuk menolong korban -terkhusus anak dan perempuan- di Cianjur.
Bagian ini akan menjelaskan tentang internet dan cara kerjanya serta media sosial. Termasuk di dalamnya resiko keamanan bagi anak di dunia online (daring) dan bagaimana menghindari resiko tersebut. Pada bagian akhir akan dijelaskan tentang bagaimana melakukan pelaporan jika ditemukan situs / media sosial yang mengandung konten negatif yang berbahaya bagi anak, serta beberapa fitur/tools yang dapat mengurangi resiko anak terpapar konten negatif. Praktek untuk penggunaannya dilakukan agar dapat dipahami langkah-langkah penggunaannya secara sistematis
modul ini dibuat agar para orang tua, komunitas dan masyarakat luas dapat mengetahui secara mendalam tentang bentuk-bentuk eksploitasi seksual anak melalui media daring, peraturan yang berlaku di Indonesia serta hal-hal yang dapat dilakukan mencegah bahaya eskploitasi seksual melalui media daring terjadi pada anak-anak. Sehingga diharapkan, orang tua, komunitas dan masyarakat dapat lebih berperan aktif dalam melindungi anak-anak dari bahaya eksploitasi seksual anak melalui media daring.
Riset disrupting harm sendiri merupakan riset yang dilakukan oleh ECPAT Internasional, UNICEF, dan Interpol dengan bekerjasama dengan ECPAT Indonesia dengan subjek penelitian yaitu keselamatan anak di ranah daring.
Tips JAGO Agar Privasi Anak Tetap Aman di Media Sosial ECPAT Indonesia
Sosial media menjadi tempat bermain yang asik dan seru untuk anak-anak, Namun terkadang anak belum tahu bagaimana mereka melindungi privasi mereka di media sosial.
Hal ini tentunya berisiko bagi keamanan anak. Untuk itu, kita juga perlu meningkatkan kewaspadaan dan sikap yang bijak dalam menggunakan media digital. Berikut adalah tips JAGO agar privasi anak tetap aman di Media Sosial.
Waspada Media Sosial Menjadi Sarana Eksploitasi Seksual AnakECPAT Indonesia
Sosial media menjadi salah satu paltfom yang sangat digemari anak untuk menghabiskan waktu luangnya. Mereka bisa berinteraksi dengan teman, mengetahui informasi terkini, dan mendapatkan hiburan.
Intensitas penggunaan sosial media yang tinggi, membuat anak rentan terhadap eksploitasi seksual di dunia online. Yuk kenali eksploitasi seksual anak online melalui infografis ini supaya kita lebih waspada dan tidak mudah menjadi korbannya.
Apakah kamu pernah mengalami eksploitasi seksual anak online? Langkah apa sih yang kamu lakukan supaya terhindar dari kejahatan ini? Yuk share komentar kamu dipostingan ini.
Dunia digital saat ini semakin berkembang dengan pesat, semua kegiatan yang dilakukan pasti selalu melibatkan internet didalamnya. Hal ini membuat dunia juga semakin cepat mengalami perubahan.
Melihat kondisi tersebut, generasi muda juga bisa mengambil peran loh! Ayo kita kejar sebelum ketinggalan! Daripada hanya menjadi penikmat saja, kita juga bisa berpartisipasi dalam membuat konten positif. Nah, ada beberapa tips nih untuk para kreator muda agar tetap aman saat membuat konten! Kalau kamu paling suka buat konten tentang apa? Kasih komentar dibawah yuk!
Presentation by Jared Jageler, David Adler, Noelia Duchovny, and Evan Herrnstadt, analysts in CBO’s Microeconomic Studies and Health Analysis Divisions, at the Association of Environmental and Resource Economists Summer Conference.
Understanding the Challenges of Street ChildrenSERUDS INDIA
By raising awareness, providing support, advocating for change, and offering assistance to children in need, individuals can play a crucial role in improving the lives of street children and helping them realize their full potential
Donate Us
https://serudsindia.org/how-individuals-can-support-street-children-in-india/
#donatefororphan, #donateforhomelesschildren, #childeducation, #ngochildeducation, #donateforeducation, #donationforchildeducation, #sponsorforpoorchild, #sponsororphanage #sponsororphanchild, #donation, #education, #charity, #educationforchild, #seruds, #kurnool, #joyhome
Up the Ratios Bylaws - a Comprehensive Process of Our Organizationuptheratios
Up the Ratios is a non-profit organization dedicated to bridging the gap in STEM education for underprivileged students by providing free, high-quality learning opportunities in robotics and other STEM fields. Our mission is to empower the next generation of innovators, thinkers, and problem-solvers by offering a range of educational programs that foster curiosity, creativity, and critical thinking.
At Up the Ratios, we believe that every student, regardless of their socio-economic background, should have access to the tools and knowledge needed to succeed in today's technology-driven world. To achieve this, we host a variety of free classes, workshops, summer camps, and live lectures tailored to students from underserved communities. Our programs are designed to be engaging and hands-on, allowing students to explore the exciting world of robotics and STEM through practical, real-world applications.
Our free classes cover fundamental concepts in robotics, coding, and engineering, providing students with a strong foundation in these critical areas. Through our interactive workshops, students can dive deeper into specific topics, working on projects that challenge them to apply what they've learned and think creatively. Our summer camps offer an immersive experience where students can collaborate on larger projects, develop their teamwork skills, and gain confidence in their abilities.
In addition to our local programs, Up the Ratios is committed to making a global impact. We take donations of new and gently used robotics parts, which we then distribute to students and educational institutions in other countries. These donations help ensure that young learners worldwide have the resources they need to explore and excel in STEM fields. By supporting education in this way, we aim to nurture a global community of future leaders and innovators.
Our live lectures feature guest speakers from various STEM disciplines, including engineers, scientists, and industry professionals who share their knowledge and experiences with our students. These lectures provide valuable insights into potential career paths and inspire students to pursue their passions in STEM.
Up the Ratios relies on the generosity of donors and volunteers to continue our work. Contributions of time, expertise, and financial support are crucial to sustaining our programs and expanding our reach. Whether you're an individual passionate about education, a professional in the STEM field, or a company looking to give back to the community, there are many ways to get involved and make a difference.
We are proud of the positive impact we've had on the lives of countless students, many of whom have gone on to pursue higher education and careers in STEM. By providing these young minds with the tools and opportunities they need to succeed, we are not only changing their futures but also contributing to the advancement of technology and innovation on a broader scale.
ZGB - The Role of Generative AI in Government transformation.pdfSaeed Al Dhaheri
This keynote was presented during the the 7th edition of the UAE Hackathon 2024. It highlights the role of AI and Generative AI in addressing government transformation to achieve zero government bureaucracy
Jennifer Schaus and Associates hosts a complimentary webinar series on The FAR in 2024. Join the webinars on Wednesdays and Fridays at noon, eastern.
Recordings are on YouTube and the company website.
https://www.youtube.com/@jenniferschaus/videos
Many ways to support street children.pptxSERUDS INDIA
By raising awareness, providing support, advocating for change, and offering assistance to children in need, individuals can play a crucial role in improving the lives of street children and helping them realize their full potential
Donate Us
https://serudsindia.org/how-individuals-can-support-street-children-in-india/
#donatefororphan, #donateforhomelesschildren, #childeducation, #ngochildeducation, #donateforeducation, #donationforchildeducation, #sponsorforpoorchild, #sponsororphanage #sponsororphanchild, #donation, #education, #charity, #educationforchild, #seruds, #kurnool, #joyhome