SlideShare a Scribd company logo
MyDoc/Pusbin-KPK/Draft1
PEKERJAAN
PELATIHAN SITE INSPECTOR OF BRIDGE
(INSPEKTUR LAPANGAN PEKERJAAN JEMBATAN)
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA
PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN
KONSTRUKSI (PUSBIN-KPK)
MODUL
SIB – 05 : ALAT BERAT
2006
Modul SIB-05 : Alat Berat Kata Pengantar
Pelatihan Site Inspector of Bridge (SIB) i
KATA PENGANTAR
Modul ini akan menguraikan macam-macam peralatan, fungsi serta cara kerja dan hal-
hal teknis lainnya yang perlu diketahui sebagai dasar pengenalan terhadap peralatan.
Uraian selanjutnya akan dibagi dalam 2 kelompok besar, yaitu kelompok peralatan
pemindahan tanah, dan kelompok peralatan lain-lain yang dikaitkan dengan fungsinya.
Modul ini dimaksudkan untuk memberikan pengetahuan mengenai excavator, loader,
bulldozer, motorgrader, dump truck, motor scraper, dragline, peralatan pemecah batu
(Stone Crushing Plant), peralataan pemancangan dan alat pencampur beton semen.
Demikian mudah-mudahan modul ini dapat memberikan manfaat bagi yang
memerlukannya.
Modul SIB-05 : Alat Berat Kata Pengantar
Pelatihan Site Inspector of Bridge (SIB) ii
Modul SIB-05 : Alat Berat Kata Pengantar
Pelatihan Site Inspector of Bridge (SIB) iii
LEMBAR TUJUAN
JUDUL PELATIHAN : Pelatihan Inspektor Lapangan Pekerjaan
Jembatan (Site Inspector of Bridge)
MODEL PELATIHAN : Lokakarya terstruktur
TUJUAN UMUM PELATIHAN :
Setelah modul ini dipelajari, peserta mampu melaksanakan pengawasan dan
perlaporan pekerjaan konstruksi jembatan untuk memastikan kesesuaian dengan
rencana, metode kerja dan dokumen kontrak.
TUJUAN KHUSUS PELATIHAN :
Pada akhir pelatihan ini peserta diharapkan mampu:
1. Mengawasi pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
2. Membaca Data Geoteknik
3. Mengawasi penggunaan Bahan Jembatan
4. Membaca Gambar
5. Mengawasi penggunaan Alat-alat Berat
6. Mengawasi pelaksanaan Pengukuran dan Pematokan
7. Mengawasi pelaksanaan Pekerjaan Tanah
8. Mengawasi pelaksanaan Pekerjaan Beton
9. Mengawasi pelaksanaan Pekerjaan Bangunan Pelengkap dan
Perlengkapan Jembatan
10.Mengawasi pelaksanaan Pemeliharaan Jalan Darurat dan Pengaturan Lalu
Lintas
11.Mengawasi pelaksanaan Metode Kerja Pelaksanaan Pekerjaan Jembatan
12.Membuat Laporan Pengawasan Pekerjaan
Modul SIB-05 : Alat Berat Kata Pengantar
Pelatihan Site Inspector of Bridge (SIB) iv
NOMOR : SIB-05
JUDUL MODUL : ALAT BERAT
TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)
Setelah modul ini dipelajari, peserta mampu memanfaatkan alat berat yang
disediakan untuk pekerjaan jembatan dan menggunakannya untuk memperoleh
produk pekerjaan yang efisien dengan mutu yang memenuhi standar
persyaratan teknis.
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)
Pada akhir pelatihan peserta mampu :
1. Mengawasi cara kerja Alat Gali.
2. Mengawasi cara kerja Alat Pemadatan.
3. Mengawasi cara kerja Alat Perata.
4. Mengawasi cara kerja Alat Pengangkut.
5. Mengawasi cara kerja Alat Pancang.
6. Mengawasi cara kerja Alat Pengangkat.
Modul SIB-05 : Alat Berat Kata Pengantar
Pelatihan Site Inspector of Bridge (SIB) v
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR i
LEMBAR TUJUAN ii
DAFTAR ISI iv
DESKRIPSI SINGKAT PENGEMBANGAN MODUL PELATIHAN
INSPEKTOR LAPANGAN PEKERJAAN JEMBATAN
(Site Inspector of Bridge) vi
DAFTAR MODUL vii
PANDUAN PEMBELAJARAN viii
BAB I ALAT GALI (EXCAVATOR)
1.1. UMUM
1.2. JENIS-JENIS ALAT GALI
1.2.1 BACKHOE LOADER
1.2.2 POWER SHOVEL
1.2.3 BACKHOE SHOVEL (EXCAVATOR)
1.2.4 CLAM SHELL
I – 1
I – 1
I – 1
I – 1
I – 3
I – 5
I – 7
BAB II ALAT PEMADATAN
2.1 UMUM
2.2 JENIS-JENIS ALAT PEMADAT
2.2.1 THREE WHEEL ROLLER
2.2.2 TANDEM ROLLER
2.2.3 SHEEP FOOT ROLLER
2.2.4 VIBRATING COMPACTOR (VIBRATING ROLLER)
2.2.5 PHEUMATIC TIRED ROLLER
II – 1
II – 1
II – 1
II – 2
II – 3
II – 5
II – 6
II – 8
BAB III ALAT PERATA
3.1. UMUM
3.2. JENIS JENIS ALAT PERATA
3.2.1 MOTOR GRADER
3.2.2 MOTOR GRADER
III – 1
III – 1
III – 2
III – 2
III – 4
BAB IV ALAT PENGANGKUT
4.1. UMUM
4.2. JENIS-JENIS ALAT PENGANGKUT
4.2.1 DUMP TRUCK
4.2.2 FLAT BED
4.2.3 TRAILER
IV – 1
IV – 1
IV – 2
IV – 2
IV – 3
IV – 3
Modul SIB-05 : Alat Berat Kata Pengantar
Pelatihan Site Inspector of Bridge (SIB) vi
BAB V ALAT PANCANG
5.1 PILE DIESEL HAMMER
5.2 VIBRO HAMMER
5.3 PILE AUGER
BAB VI ALAT PENGANGKAT
6.1 UMUM
6.2 JENIS-JENIS ALAT PENGANGKAT
6.3 TRUCK CRANE
6.4 MOBILE CRANE
6.5 CRANE ON TRACK
V – 1
V – 2
V – 2
V – 3
VI – 1
VI – 1
VI – 1
VI – 2
VI – 2
VI – 3
RANGKUMAN
DAFTAR PUSTAKA
HAND OUT
Modul SIB-05 : Alat Berat Kata Pengantar
Pelatihan Site Inspector of Bridge (SIB) vii
DESKRIPSI SINGKAT PENGEMBANGAN MODUL
PELATIHAN INSPEKTOR LAPANGAN PEKERJAAN
JEMBATAN (Site Inspector of Bridge)
1. Kompetensi kerja yang disyaratkan untuk jabatan kerja Inspektor
Lapangan Pekerjaan Jembatan (Site Inspector of Bridge)
dibakukan dalam Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI)
yang didalamnya telah ditetapkan unit-unit kerja sehingga dalam Pelatihan
Inspektor Lapangan Pekerjaan Jembatan (Site Inspector of
Bridge) unit-unit tersebut menjadi Tujuan Khusus Pelatihan.
2. Standar Latihan Kerja (SLK) disusun berdasarkan analisis dari masing-
masing Unit Kompetensi, Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja yang
menghasilkan kebutuhan pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku
dari setiap Elemen Kompetensi yang dituangkan dalam bentuk suatu
susunan kurikulum dan silabus pelatihan yang diperlukan untuk memenuhi
tuntutan kompetensi tersebut.
3. Untuk mendukung tercapainya tujuan khusus pelatihan tersebut, maka
berdasarkan Kurikulum dan Silabus yang ditetapkan dalam SLK, disusun
seperangkat modul pelatihan (seperti tercantum dalam Daftar Modul) yang
harus menjadi bahan pengajaran dalam pelatihan Inspektor Lapangan
Pekerjaan Jembatan (Site Inspector of Bridge).
Modul SIB-05 : Alat Berat Kata Pengantar
Pelatihan Site Inspector of Bridge (SIB) viii
DAFTAR MODUL
Jabatan Kerja :
Inspektur Lapangan Pekerjaan Jembatan
Site Inspector of Bridge (SIB)
Nomor
Modul
Kode Judul Modul
1 SIB – 01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja
2 SIB – 02 Membaca Data Geoteknik
3 SIB – 03 Bahan Jembatan
4 SIB – 04 Membaca Gambar
5 SIB – 05 Alat Berat
6 SIB – 06 Pengukuran dan Pematokan
7 SIB – 07 Pekerjaan Tanah
8 SIB – 08 Pekerjaan Beton
9 SIB – 09
Pekerjaan Bangunan Pelengkap dan Perlengkapan
Jalan
10 SIB – 10 Pemeliharaan Jalan Darurat dan Pengaturan Lalu Lintas
11 SIB – 11 Metode Kerja Pelaksanaan Pekerjaan Jembatan
12 SIB – 12 Teknik Pelaporan
Modul SIB-05 : Alat Berat Kata Pengantar
Pelatihan Site Inspector of Bridge (SIB) ix
PANDUAN INSTRUKTUR
A. BATASAN
NAMA PELATIHAN : Pelatihan Inspektor Lapangan Pekerjaan
Jembatan (Site Inspector of Bridge )
KODE MODUL : SIB-05
JUDUL MODUL : ALAT BERAT
DESKRIPSI : Modul ini menguraikan jenis peralatan, fungsi serta
cara kerja dan hal-hal teknis lainnya yang perlu
diketahui sebagai dasar pengenalan terhadap
peralatan seperti Alat Gali, Alat Pemadatan, Alat
Perata, Alat Pengangkut, Alat Pancang, Mesin Bor
Tiang dan Alat Pengangkat.
TEMPAT KEGIATAN: Ruangan Kelas lengkap dengan fasilitasnya.
WAKTU PEMBELAJARAN : 4 (Empat) Jam Pelajaran (JP) (1 JP = 45 Menit)
Modul SIB-05 : Alat Berat Kata Pengantar
Pelatihan Site Inspector of Bridge (SIB) x
B. KEGIATAN PEMBELAJARAN
KEGIATAN INSTRUKTUR KEGIATAN PESERTA PENDUKUNG
1. Ceramah : Pembukaan
Menjelaskan tujuan instruksional
(TIU & TIK)
 Merangsang motivasi peserta
dengan pertanyaan atau pengala-
mannya dalam penerapan gambar
pelaksanaan
Waktu : 5 menit
2. Ceramah : Alat Gali
Penjelasan tentang Alat Gali seperti:
 Backhoe Loader
 Power Shovel
 Backhoe Shovel
 Clam Shell
Waktu : 30 menit
Bahan : Materi Serahan (Bab 1, Alat
Gali)
3. Ceramah : Alat Pemadatan
Penjelasan tentang Alat Pemadatan:
 Three Wheel Roller
 Tandem Roller
 Sheep Foot Roller
 Vibrating Compactor
 Pheumatic Tired Roller
Waktu : 30 menit
Bahan : Materi Serahan (Bab 2, Alat
Pemadatan)
4. Ceramah : Alat Perata:
Motor Grader
Finisher
Waktu : 30 menit
Bahan : Materi serahan (Bab 3, Alat
Perata)
5. Ceramah : Alat Pengangkut:
 Dump Truck (rear & side)
 Flat Bed
 Trailer
Waktu : 20 menit
Bahan : Materi Serahan (Bab 4, Alat
Pengangkut)
6. Ceramah : Alat Pancang:
Pile Diesel Hammer
 Vibro Hammer
 Pile Auger
Waktu : 25 menit
Bahan : Materi Serahan (Bab 5,
Kelompok Peralatan lain-lain)
 Mengikuti penjelasan TIU dan
TIK dengan tekun dan aktif
 Mengajukan pertanyaan
apabila kurang jelas.
 Mengikuti penjelasan instruktur
dengan tekun dan aktif
 Mencatat hal-hal yang perlu
 Mengajukan pertanyaan bila
perlu
 Mengikuti penjelasan instruktur
dengan tekun dan aktif
 Mencatat hal-hal yang perlu
 Mengajukan pertanyaan bila
perlu
 Mengikuti penjelasan instruktur
dengan tekun dan aktif
 Mencatat hal-hal yang perlu
 Mengajukan pertanyaan bila
perlu
 Mengikuti penjelasan instruktur
dengan tekun dan aktif
 Mencatat hal-hal yang perlu
 Mengajukan pertanyaan bila
perlu
 Mengikuti penjelasan instruktur
dengan tekun dan aktif
 Mencatat hal-hal yang perlu
 Mengajukan pertanyaan bila
perlu
OHT
OHT
OHT
OHT
Modul SIB-05 : Alat Berat Kata Pengantar
Pelatihan Site Inspector of Bridge (SIB) xi
KEGIATAN INSTRUKTUR KEGIATAN PESERTA PENDUKUNG
7. Ceramah : Alat Pengangkat:
Truck Crane
 Mobile Crane
 Crane on Track
Waktu : 20 menit
Bahan : Materi Serahan (Bab 7, Alat
Pengangkat)
 Mengikuti penjelasan instruktur
dengan tekun dan aktif
 Mencatat hal-hal yang perlu
 Mengajukan pertanyaan bila
perlu
OHT
Modul SIB-05 : Alat Berat Bab I: Alat Gali
Pelatihan Site Inspector of Bridge (SIB) I-1
BAB I
ALAT GALI (EXCAVATOR)
1.1. UMUM
Yang dimaksud dengan alat gali disini ialah alat berat yang fungsinya menggali tanah, baik
itu kebawah maupun kesamping. Tanah hasil galian biasanya ditimbun disekitarnya, bisa
pula dimuat kedalam dump truck untuk diangkut ketempat lain.
Alat berat ini dapat bergerak sendiri dengan roda ban biasanya mempunyai kapasitas kecil
dengan tenaga dari 75 hp-110 hp, kemampuan gali dari 4,4 m sampai 6 m.
Karena alat berat ini bergerak dengan ban, maka waktu bekerja menggali, mendapat beban
yang berat. Untuk menghindari kerusakan pada ban dan juga untuk mendapatkan kestabilan
kerja, maka alat berat ini harus ditunjang oleh yang namanya outrigger yang ditempatkan
pada bagian belakangnya.
Alat berat yang bergerak dengan kelabang (rantai, track) mempunyai kapasitas yang besar,
yaitu bertenaga 80 hp-800 hp, kemampuan gali dari 5 m sampai 15 m.
Jadi secara garis besar alat gali ini ada dua macam, yaitu yang wheel dan yang track.
1.2. JENIS-JENIS ALAT GALI
Jenis alat gali yang masih diproduksi sekarang ialah :
- Backhoe Loader
- Power Shovel
- Backhoe Shovel
- Clam Shell
1.2.1 BACKHOE LOADER
Alat berat ini bekerja dwi fungsi, yaitu bagian depan berfungsi sebagai laoder, sedangkan
bagian belakang sebagai shovel (backhoe).
Backhoe ini termasuk kecil tenaga yang dibutuhkan sekitar 80-110 hp saja. Kemampuan
menggali, keatas dapat mencapai 7 m, sedangkan kebawah sampai 6,5 m.
Karena bekerjanya dwifungsi, maka roda depan lebih kecil dari pada roda belakang agar
lincah sedangkan bagian belakangnya harus pula ditopang dengan outrigger agar didapat
kestabilan kerja waktu mengoperasikan shovel.
Backhoe ini dapat pula dipasangi hydraulic hammer dan hydraulic compactor.
Modul SIB-05 : Alat Berat Bab I: Alat Gali
Pelatihan Site Inspector of Bridge (SIB) I-2
Gambar 1.1. Loader
Struktur Backhoe Lader
Seperti alat-alat berat lainnya backhoe loader dapat dibagi kedalam empat bagian, yaitu :
1. Mesin penggerak
2. Penghubung
3. Attachment
4. Badan
Gambar 1.2. Backhoe Loader
Modul SIB-05 : Alat Berat Bab I: Alat Gali
Pelatihan Site Inspector of Bridge (SIB) I-3
Penjelasan :
1. Mesin penggerak berupa diesel yang memakai turbo dan dilengkapi thermal starting
sehingga dapat mudah distart walau musim dingin.
2. Penghubung, berupa system hidrolik yang dapat menyalurkan tenaga mesin kepada
attachmentnya dengan lancar.
3. Attachmentnya ada dua macam yang utama yaitu bucket loader dan backhoe shovel.
Untuk backhoe ini dipasang hydraulic hammer atau hydraulic compactor.
4. Badan, tempat kabin pengemudi dan tempat duduknya attachment.
Keempat rodanya dapat bergerak sendiri, All Wheel Drive (AWD) dan tiap pasang dapat
berbelok sendiri untuk kelincahannya. Tempat duduk operator dapat diputar kebelakang,
bila ia mengoperasikan backhoe.
Pemakaian
Backhoe loader ini dapat dioperasikan ditempat yang tidak terlalu berat sebagaimana
tempat-tempat yang berat untuk wheel loader dan bulldozer.
Sebagai imbalannya backhoe ini beroperasi lebih lincah. Kalau backhoe dioperasikan, maka
outrigger (penyangga) harus selalu dipasang.
Sebelum dioperasikan, mesinnya harus dipanaskan selama tiga menit, sementara itu periksa
alat control di panel instrument. Sebelum mesin dimatikan, waktu selesai beroperasi, terlebih
dulu perlu dilakukan pendinginan selama lima menit.
Kebersihan bahan bakar solar mesti diperhatikan, begitu pula oli hidrolik.
Jumlah oli hidrolik jangan kurang atau melewati batas.
1.2.2 POWER SHOVEL
Power shovel ialah alat berat yang menggali tanah dengan menggerakkan lengannya (arm,
pemegang bucket) kedepan dan juga serentak dengan menggerakkan bucketnya pula, tanpa
gerakan badannya.
Alat berat ini langka digunakan untuk proyek jalan, lebih sering digunakan di proyek bendung
atau pertambangan.
Tenaga mesin alat berat ini berkisar dari 400 hp sampai 1500 hp. Kapasitas bucketnya dari 5
m3
sampai 17 m3
. Bucket yang besar menggunakan bottom dump, bagian bawah bucket
dapat dibuka, sehingga produktivitas meningkat.
Karena bobotnya yang berat, maka power shovel berjalan dengan menggunakan track
seperti terlihat pada gambar di bawah ini.
Modul SIB-05 : Alat Berat Bab I: Alat Gali
Pelatihan Site Inspector of Bridge (SIB) I-4
Gambar 1.3. Power Shovel
Struktur Power Shovel
Power shovel dapat dibagi 5 bagian, yaitu :
1. Mesin (engine)
2. Penghubung (system hidrolik)
3. Boom dan bucket
4. Badan
5. Kaki (undercarriage)
Penjelasan
1. Mesin penggerak, berupa mesin Diesel dengan turbo berkekuatan diatas 400 hp.
2. Yang dimaksud penghubung disini ialah komponen yang memungkinkan tenaga mesin
disalurkan menjadi tenaga gerak boom dan bucket, tenaga pemutar badan dan tenaga
untuk berjalannya shovel.
Disini digunakan tenaga hidrolik, yaitu pompa yang digerakkan mesin, memberikan
tekanan kepada oli hidrolik yang disalurkan melalui bermacam slang yang akhirnya
sampai kepada turbin yang memutarkan komponen yang harus bergerak (sprocket untuk
rantai penggerak) atau menekan piston didalam silinder untuk mengangkat boom.
3. Boom dan bucket berfungi seperti lengan tangan manusia
4. Badan ialah tempat mesin dipasang dan tempat kabin operator untuk mengontrol
pengoperasian.
5. Kaki atau lebih populer undercarriage, ialah bagian paling bawah tempat rantai
(kelabang) bergerak merayap untuk menjalankan keseluruhan unit.
Modul SIB-05 : Alat Berat Bab I: Alat Gali
Pelatihan Site Inspector of Bridge (SIB) I-5
Pemakaian
Pemakaian power shovel tidak membutuhkan kehati-hatian yang tinggi sebagaimana
pemakaian backhoe loader, yang penting pemeriksaan mula sebelum peralatan
dioperasikan, jangan sampai kebocoran-kebocoran tidak terkontrol dan mesin tanpa
pemanasan dulu.
Demikian pula pada waktu selesai dioperasikan, waktu mau mematikan mesin harus ada
cooling period dulu, agar turbo tidak cepat rusak.
1.2.3 BACKHOE SHOVEL (EXCAVATOR)
Alat berat jenis ini merupakan peralatan yang paling banyak kegunaannya dan paling banyak
tipernya. Ada puluhan tipe dari yang bertenaga 17 hp sampai 1500 hp.
Attachment peralatan ini dapat diganti-ganti dengan jenis-jenis lainnya, baik cuma
diujungnya, tempat bucket, maupun dari mulai boomnya.
Fungsi utama Backhoe shovel ialah menggali tanah dan memuatkannya ke dalam truck atau
menimbun tanah tersebut disekitar shovel tersebut dengan cara memutar badannya. Jadi
waktu beroperasinya alat ini tidak pindah tempat.
Beda backhoe shovel dengan front shovel ialah hanya pada gerakan boom dan bucketnya.
Backhoe shovel menekankan boomnya sambil memutar bucket kearah badannya untuk
menggali tanah, sedangkan front shovel sebaliknya.
Dengan dibantu boomnya backhoe dapat menyeberangi parit. Ilustrasi backhoe shovel
seperti dibawah ini.
Gambar 1.4. Excavator Melakukan Penggalian
Modul SIB-05 : Alat Berat Bab I: Alat Gali
Pelatihan Site Inspector of Bridge (SIB) I-6
Bila dibandingkan dengan track loader atau wheel loader, maka backhoe shovel ini yang
lebih banyak manfaatnya. Perbandingan ini diambil untuk tenaga mesin yang sama.
Struktur Backhoe Shovel
Alat berat ini bagian utamanya terdiri dari :
1. Mesin penggerak (engine)
2. Sistem hidrolik
3. Boom dan bucket
4. Badan
5. Undercarriage
Penjelasan
1. Mesin penggerak ialah mesin diesel yang memasok tenaga untuk semua gerakan yang
dilakukan pada alat berat ini. Gerakan ini, baik untuk maju mundurnya alat maupun untuk
gerakan attachmentnya.
2. Sistem hidrolik, maksudnya ialah semua komponen yang ada oli hidrolik didalamnya
yang berfungsi menggerakkan bagian tertentu dari komponen tersebut. Tenaga tekan
pada oli hidrolik dibangkitkan oleh pompa yang letaknya dekat mesin dan mendapat
tenaga dari mesin tersebut.
Pada sprocket, penggerak kelabang (rantai) tenaga tekan, hidrolik ini diubah menjadi
tenaga putar melalui turbin. Putaran turban diteruskan menjadi putaran sprocket yang
selanjutnya menggerakkan kelabang yang mengakibatkan backhoe maju atau mundur.
Tenaga hidrolik yang masuk kedalam pipa silinder boom mendorong batang silinder
memanjang keluar. Perpanjangan batang silinder mengakibatkan stick menekuk. Bila
batang silinder memendek, gerakan terjadi sebaliknya.
3. Boom dan bucket, merupakan lengan dan tangan dari alat berat itu. Yang dimaksud
dengan boom ialah batang profil yang melekat ke badan yang bentuknya seperti
boomerang, sedangkan stick ialah batang profil antara boom dan bucket.
Jadi, kalau diibaratkan dengan anggota badan manusia, boom merupakan lengan atas,
stick merupakan lengan bawah, sedangkan bucket merupakan tanaga lengkap dengan
kukunya.
4. Badan, tempat diletakkannya mesin penggerak dengan pompa hidrolik, tempat
ditegakkannya boom yang dipotong batang silinder. Kabin operator terletak disana pula.
Seluruh badan ini dapat berputar 360 pada bagian kaki melalui turntable.
Dengan berputarnya badan shovel, jangkauan boomnya dapat berubah-ubah, maka alat
berat ini dapat menggali disuatu tempat dan menumpahkannya ketempat lainnya tanpa
bergerak maju ataupun mundur.
Modul SIB-05 : Alat Berat Bab I: Alat Gali
Pelatihan Site Inspector of Bridge (SIB) I-7
5. Undercarriage berfungsi menjalankan shovel dari suatu lokai ke lokasi lainnya tanpa
khawatir untuk amblas, selain mampu mendukung bobot alat berat ini yang cukup besar.
Track disini tidak diperlukan untuk membikin traksi yang kuat sebagaimana yang
diperlukan pada track bulldozer.
Pemakaian
Pemakaian backhoe shovel ini tidak memerlukan perhatian yang istimewa, karena bagian-
bagian peralatan ini telah didesain cukup tangguh untuk menghadapi benturan-benturan
fisik.
Seperti biasanya kerusakan dari dalam lebih gampang terjadi bilamana pemeliharaan rutin
kurang diperhatikan. Pemeliharaan yang perlu dilakukan terutama menjaga kebersihan
bahan bakar oli hidrolik yang masuk, diantaranya dengan penggantian filter bahan bakar dan
oli tepat waktu.
Kabin operator harus dijaga kebersihannya agar operator dapat bekerja secara optimal dan
dapat melihat indikator-indikator pada panel instrumen secara betul. Biasanya kekurangan
sesuatu ataupun kesalahan yang terjadi pada shovel dapat dimonitor pada panel instrumen
tersebut tadi.
Waktu mau mematikan mesin, jangan melakukan pendinginan, selama lima menit mesin
hidup stasimer.
1.2.4 CLAM SHELL
Alat berat ini sebenarnya merupakan excavator juga, yang membedakannya hanyalah
bucketnya saja dan proses penggaliannya.
Pada clam shell dengan kabel (tidak diproduksi lagi) dibutuhkan clam shell yang berat dan
tebal agar energi potensial jatuhnya bucket dapat masuk kedalam tanah yang lebih dalam.
Clam shell menggali lubang dengan cara menjatuhkan bucket setinggi mungkin dengan jalan
melepas jepitan kabel tariknya. Bila bucket telah jatuh dan masuk kedalam tanah, maka
kabel penutup bucket serempak dengan kabel pengangkatnya ditarik, kemudian tanah yang
telah mengisi bucket dipindahkan atau dimuatkan kedalam truck.
Biasanya clam shell dioperasikan di sungai atau di rawa-rawa ilustrasinya seperti terlihat di
bawah ini.
Modul SIB-05 : Alat Berat Bab I: Alat Gali
Pelatihan Site Inspector of Bridge (SIB) I-8
Gambar 1.5. Clam Shell dengan kabel
Pada clam shell hidrolik, ketinggian jatuh tidak diperlukan lagi, sehingga tidak membutuhkan
boom yang panjang. Tenaga gali didapat dari kekuatan hidrolik saja.
Ada kalanya clam shell dioperasikan untuk pengerukan sungai seperti yang terjadi di
Jakarta, seperti terlihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 1.6. Clam Shell beroperasi di air
Struktur Clam Shell
Alat berat ini terdiri dari beberapa bagian, yaitu :
1. Mesin penggerak
2. Sistem hidrolik
3. Sistim sling (untuk model lama)
4. Boom dan bucket
5. Badan
6. Undercarriage
Penjelasan
Modul SIB-05 : Alat Berat Bab I: Alat Gali
Pelatihan Site Inspector of Bridge (SIB) I-9
1. Mesin penggerak berupa mesin diesel berkekuatan antara 80 dampai 260 hp
Tenaga mesin, terbesar untuk mengoperasikan clam shellnya. Pada clam shell dengan
sling (kabel) banyak tenaga hilang karena gesekan pulley (katrol) yang mengatur
pengangkatan dan penutupan bucket clam shell tersebut.
2. Sistem hidrolik, seperti pada alat berat lainnya merupakan penyalur tenaga yang paling
efektif dan praktis dari sumber ke komponen yang memerlukannya. Sistem sling,
menyalurkan tenaga dengan cara menarik kabel sling yang menghubungkan sumber
tenaga dengan komponen yang akan digunakan. Bila gerakan komponen mau dibalik,
maka penarikan dilakukan oleh sling pasangan yang disebutkan tadi, tapi dengan arah
yang berlawanan atau membiarkan komponen yang bersangkutan jatuh karena beratnya
sendiri seperti jatuhnya clam shell.
Shell sling ini sering mengalami kemacetan atau sling keluar dari katrolnya.
3. Boom berfungsi sebagai alat untuk memposisikan bucket ke tempat seoptimal mungkin,
selain itu berfungsi pula untuk menjembatani tenaga yang disalurkan dari sumber tenaga
ke bucket.
4. Badan seperti pada excavator lainnya merupakan tempat dipasangnya mesin, pompa
hidrolik, kopling untuk sistem sling dan tentunya kabin operator.
5. Undercarriage, merupakan bagian yang berfungsi membawa badan ketempat yang
diperlukan dan mendukung berat beban kerja sewaktu alat beroperasi.
Pemakaian
Clam shell sebaiknya dioperasikan pada tanah yang tidak keras. Untuk clam shell dengan
sling, hendaknya menjatuhkan bucket itu setelah terbuka maksimal agar mendapat daya
tembus yang besar dan pula memperkecil dampak tumbukan pada bagian-bagian bucket
tersebut. Penguluran sling pada waktu menjatuhkan bucket hendaknya tepat, untuk
menghindari keluarnya sling dari katrolnya.
Modul SIB-05 : Alat Berat Bab II: Alat Pemadatan
Pelatihan Site Inspector of Bridge (SIB) II-1
BAB II
ALAT PEMADATAN
2.1 UMUM
Tanah yang baru dihampar dan diratakan belum cukup padat untuk diberi hamparan batu.
Untuk maksud tersebut dibutuhkan peralatan yang dapat memadatkan tanah tersebut. Ada 2
(dua) macam pemadatan, yaitu yang berupa pemadatan statis dan pemadatan dinamis.
Yang dimaksud pemadatan statis ialah pemadatan yang terjadi karena bobot peralatannya
sendiri, sedangkan yang dinamis ialah bobot peralatan dalam keadaan bergetar.
Bergetarnya peralatan mempunyai dua keuntungan. Pertama, material yang digetarkan akan
mereposisi butiran-butirannya sehingga mempunyai rongga antara (void) yang lebih kecil.
Kedua material tersebut akan lebih padat karena mendapat tekanan yang lebih besar.
Pemadatan tidak dapat dilaksanakan terhadap lapisan tanah atau kerikil yang terlalu tebal,
karena pengaruh tekanan beban tidak akan sampai ke lapisan yang paling bawah. Untuk
menghindari hal tersebut tadi, maka pemadatan dilaksanakan lapis demi lapis misalnya
antara 10 cm sampai 20 cm, tergantung kepada keadaan tanah yang dipadatkan dan
kapasitas pemadatnya.
Selain lapis demi lapis, pemadatan itu perlu dilakukan beberapa kali (beberapa pas)
misalnya 10 pas, berarti pemadat itu melakukan 10 kali lintasan terhadap tempat yang
dipadatkan.
2.2 JENIS-JENIS ALAT PEMADAT
1. Three Wheek Roller
2. Tandem Roller
3. Sheep Foot Roller
4. Vibrating Compactor
5. Pheumatic Tired Roller
Three wheel roller ialah pemadat yang pertama kali diciptakan. Hal ini logis karena mesin
pertama yang diciptakan ialah mesin (penggerak) uap dengan bahan bakarnya kayu baker
yang efisiensinya sangat rendah, sekitar 17 %. Mesin uap hanya dapat didukung oleh Three
Wheel Roller.
Modul SIB-05 : Alat Berat Bab II: Alat Pemadatan
Pelatihan Site Inspector of Bridge (SIB) II-2
Setelah ditemukan mesin diesel, maka dapat dibuat tandem roller, apalagi sesudah dapat
dibikin turbin hidrolik atau lazim disebut pula motor hidrolik yang memungkinkan perpindahan
tenaga mesin melalui sistem hidrolik.
2.2.1 THREE WHEEL ROLLER
Seperti yang terkandung dalam namanya, pemadat ini (mesin gilas) mempunyai tiga roda,
dua dibelakang dan satu didepan. Roda yang dibelakang mendapat tenaga putar dari mesin
penggerak sedangkan yang depan dapat menggelundung karena dorongan roda belakang.
Karena tidak mempunyai tenaga sendiri, maka roda depan dengan mudah untuk dijadikan
pembawa arah.
Gambar 2.1. Three Whell Roller
Struktur Three Wheel Roller
Three wheel roller ialah alat berat yang paling sederhana strukturnya, yaitu terdiri dari :
1. Mesin penggerak (engine)
2. Badan
3. Roda (Wheel)
Penjelasan :
1. Mesin penggerak, berupa mesin diesel dengan tenaga dari 40 hp-100 hp.
Tenaga mesin ini melalui berbagai komponen mekanis ke roda belakang, sehingga
menghasilkan tenaga dorong.
Mesin disini tidak perlu memasok tenaga kepada pompa hidrolik, karena pompa
tersebut tidak dibutuhkan disini.
Modul SIB-05 : Alat Berat Bab II: Alat Pemadatan
Pelatihan Site Inspector of Bridge (SIB) II-3
2. Badan pada alat berat ini memerlukan bobot yang besar karena sebagai bagian yang
menekan material yang digilasnya agar menjadi padat.
Akibat positif dari hal di atas, maka tata letak mesin dan komponen-komponen lainnya
tidak perlu kompak, ruang untuk penempatannya masih longgar, banyak ruang tersedia
untuk ditempati.
3. Roda
Roda ini berbentuk silinder dari plat baja dengan diameter dari 1 m -1,5 m lebar 1,5 m-2
m.
Roda depan dihubungkan dengan badan (frame) melalui garpu, sebagaimana garpu
roda depan sepeda.
Garpu belakang terletak dikiri kanan badan sebagaimana roda pada mobil, melalui final
drive dapat diputarkan oleh mesin, sehingga alat berat ini bergerak maju. Gerak mundur
juga dapat dilakukan dengan mendorong tongkat perseneling ke reverse.
Pemakaian
Roller ini banyak dioperasikan pada pekerjaan pemadatan sub base atau kadang-kadang
pada finishing dengan hot mix. Kadang-kadang three wheel roller ini dioperasikan untuk
pemadatan sub grade, badan jalan tanah, tapi sebenarnya tidak efisien. Mungkin hal ini
terpaksa dilakukan karena tidak ada lagi roller tersedia untuk pekerjaan tersebut.
Pada pekerjaan pemadatan batu pecah (split) untuk sub base, roller beroperasi maju-
mundur, dari lajur sisi ke ke arah tengah, agar batu-batu tersebut tidak berhamburan keluar
badan jalan, begitu pula pada operasi finishing menggilas hot mix.
Pada operasi di jalan yang menanjak, kadang-kadang dibutuhkan roller bergerak mundur ke
arah tanjakan, terutama waktu finishing. Hal ini diperlukan agar tidak terjadi slip pada roda
depan. Bila gerakan menanjak tidak mundur, akan ada kemungkinan roda depan slip,
menggelusur sehingga akan merusak hamparan hot mix.
Untuk awetnya pengoperasian roller ini, maka sebelum dioperasikan, perlu diperiksa dulu,
pemeriksaan harian oleh operator. Jagalah kebersihan bahan bakar, filter udara dan solar
perlu diganti pada waktunya.
Jangan lupa pemanasan sebelum alat beroperasi dan pendinginan sebelum operasi itu
berakhir.
2.2.2 TANDEM ROLLER
Mempunyai nama demikian, karena roda muka dan roda belakang berjajar satu-satu, jadi
posisinya tandem. Roller jenis ini biasanya mempunyai roda yang dapat bergerak masing-
masing dengan bantuan tenaga hidrolik, jadi kemungkinan untuk slip kecil sekali. Tenaga
dari pompa hidrolik disalurkan ke roda depan maupun belakang melalui flexible (pipa
Modul SIB-05 : Alat Berat Bab II: Alat Pemadatan
Pelatihan Site Inspector of Bridge (SIB) II-4
fleksible), sehingga kedua roda tersebut dapat menggelundung. Tandem roller terlihat
seperti dibawah ini.
Gambar 2.2. Hydraulic Tandem Roller
Struktur Tandem Roller
Tandem Roller terdiri dari :
1. Mesin Penggerak (engine)
2. Sistem hidrolik
3. Roda
4. Badan (frame)
Penjelasan
1. Mesin penggerak disini tidak langsung secara mekanis menggerakkan roda, tapi
memutarkan pompa sehingga sistem hidrolik berfungsi. Bila sistem hidrolik berfungsi,
maka motor hidrolik dapat bekerja untuk memutarkan baik roda depan maupun belakang.
2. Sistem hidrolik ialah semua komponen yang ada oil hidrolik didalamnya, dari mulai
pompa hidrolik sampai dengan motor hidrolik yang terdapat pada roda depan dan
belakang.
3. Sistem hidrolik ini berfungsi menyalurkan tenaga dari sumbernya ketempat-tempat yang
membutuhkannya melalui slang hidrolik.
4. Roda ini selain berfungsi sebagai komponen yang membikin alat bergerak, juga sebagai
penginjak tanah yang dipadatkan. Kedua roda mempunyai tenaga putar yang serempak
dari motor hidrolik.
5. Badan, merupakan tempat duduknya mesin, pompa hidrolik dan tempat duduk operator
untuk mengontrol jalannya alat.
Modul SIB-05 : Alat Berat Bab II: Alat Pemadatan
Pelatihan Site Inspector of Bridge (SIB) II-5
Pemakaian
Tandem roller biasanya dioperasikan untuk memadatkan sub base jalan, hamparan batu
kerikil dan hamparan hot mix. Dengan berputarnya kedua roda, baik muka maupun belakang
maka kemungkinan slip roda hampir tidak ada. Pada operasi pemadatan hamparan hot mix
tandem roller bergerak dibelakang tire roller.
Seperti alat-alat besar lainnya sebelum dioperasikan perlu diperiksa dulu keliling, kalau-kalau
ada kebocoran oli, komponen yang kendor dan lain sebagainya. Mesin dihidupkan (warning
up) sebelum bergerak maju. Begitu pula, sebelum mesin dimatikan pada waktu selesai
operasi perlu adanya pendinginan (cooling down) selama lima menit.
Perlu diperhatikan bahwa oli hidrolik jangan berlebih atau kurang karena hal tersebut akan
memperpendek umur operasi sistem (service life).
2.2.3 SHEEP FOOT ROLLER
Alat berat ini dinamakan seperti tersebut di atas, karena memang sekeliling permukaan roda
(wheel) dipasang batang-batang sepanjang 10 cm yang bentuknya seperti kaki kambing.
Luas penampang ujung batang lebih besar daripada luas penampang pengkalnya.
Sekarang bentuknya tidak lagi seperti kaki kambing, untuk mempermudah produksinya.
Pada waktu alat berat ini beroperasi, kaki-kaki kambing, ini masuk ke dalam tanah, sehingga
akan menambah kepadatan tanah yang diinjaknya. Dari bentuknya sudah jelas bahwa roller
ini dioperasikan untuk pemadatan tanah, bukannya batu pecah, apalagi hot mix.
Roda yang dipasang ”kaki kambing” itu hanya roda depan, sedangkan roda belakang berupa
roda ban, agar mobilitasnya tetap tinggi.
Gambar 2.3. Sheepfoot Roller
Modul SIB-05 : Alat Berat Bab II: Alat Pemadatan
Pelatihan Site Inspector of Bridge (SIB) II-6
Struktur Sheep Foot Roller
Alat berat ini terdiri dari :
1. Mesin penggerak
2. Sistem hidrolik
3. Roda
4. Badan
Penjelasan
1. Mesin penggerak bertugas menggerakkan pompa hidrolik. Roda belakang diputarkan
oleh motor hidrolik yang mendapat tenaga dari pompa hidrolik.
Pemanfaatan sistem hidrolik, memudahkan penyaluran tenaga dari mesin ke roda depan,
walaupun arah poros roda depan tidak tegak lurus terhadap badan roller.
2. Sistem hidrolik ialah rangkaian komponen yang memungkinkan tenaga mesin sampai ke
motor hidrolik sehingga dapat menggerakkan roda belakang.
3. Roda belakang berupa roda ban yang fungsinya membawa gerakan, sedangkan roda
depan berfungsi memadatkan tanah yang dilaluinya.
Roda depan dilengkapi pembersih tanah yang lengket di sela-sela “kaki kambing“ yang
berdekatan.
Bila tidak dilengkapi pembersih semacam itu, maka dalam waktu singkat beroperasi,
maka „kaki kambing“ itu tidak akan nampak lagi, karena tertutup tanah yang lengket.
Pemakaian
Pemakaian sheep foot roller kebanyakan pada operasi pemadatan tanah, terutama tanah
lembek dan tanah liat. Dalam pengangkutannya ke daerah operasi, roller ini harus dinaikkan
ke atas trailer dapat merusak jalan yang dilaluinya.
Pemeliharaan roller ini seperti roller sebelumnya tidak sulit, yang penting jagalah kebersihan
bahan bakar dengan memasukkan solar yang dijamin bersih dan mengganti filter solar pada
waktunya. Begitu pula filter udara yang harus diganti lebih sering dari pada filter solar.
Pada waktu mau beroperasi perlu adanya pemanasan pendahuluan dan setelah operasi
selesai, sebelum mesin dimatikan, perlu dibiasakan dilakukan pendinginan mesin dulu.
2.2.4 VIBRATING COMPACTOR (VIBRATING ROLLER)
Selama ini hanya dibahas Roller yang pemadatannya hanya dengan beban statis, berikut ini
akan diuraikan mengenai roller yang beroperasinya dengan menggetarkan bebannya,
sehingga pemadatan tanah menjadi lebih kuat.
Peningkatan besarnya tenaga ini dapat diuraikan seperti berikut ini.
Modul SIB-05 : Alat Berat Bab II: Alat Pemadatan
Pelatihan Site Inspector of Bridge (SIB) II-7
Sebuah batu sebesar kepalan tangan, digantung dengan memakai sehelai benang
sepanjang ½ m. Benang tadi tidak putus bila atau batu tersebut diputarkan dengan benang
tadi sebagai radiusnya, maka akan timbul tegangan pada benang tersebut dan bila putaran
ditambah maka benang akan putus.
Putusnya benang tadi disebabkan adanya gaya centrifugal terhadap batu karena diputar.
Pada vibrating roller pun ada bandul yang diputar dengan kecepatan tertentu, sehingga
beban menjadi meningkat. Bandul penggetar pada vibrating roller, terletak didalam roda
silinder.
Yang termasuk vibrating roller ini, ialah roller yang kecil-kecil yang didorong (hand guider
roller), biasanya dioperasikan untuk pekerjaan galian jalan atau spot maintenance. Karena
ini tidak termasuk alat berat, maka uraian dicukupkan disini saja.
Gambar 2.4. Vibrating Compactor
Struktur Vibrating Compactor
Alat berat ini mempunyai bagian-bagian sebagai berikut :
1. Mesin penggerak
2. Roda
3. Sistem hidrolik
4. Rangka (badan)
Penjelasan
1. Mesin penggerak berupa mesin diesel dengan tenaga sekitar 100hp – 180 hp. Karena
dilengkapi dengan turbo, maka compactor dapat beroperasi sampai ketinggian 2200 di
atas permukaan laut.
Modul SIB-05 : Alat Berat Bab II: Alat Pemadatan
Pelatihan Site Inspector of Bridge (SIB) II-8
2. Roda, terdiri dari roda depan (steel wheel cylinder) sebuah dan roda ban dibelakang
sebanyak dua buah.
Roda depan yang berfungsi sebagai pemadat, didalamnya terdapat beban eksentrik
yang bila diaktifkan akan menimbulkan beban dinamis kepada roda tersebut. Roda
belakang hanya sebagai penopang badan, tidak dapat berbelok, tapi mempunyai tenaga
putar dari motor hidrolik.
3. Sistem hidrolik
Sistem yang paling praktis untuk menyalurkan tenaga dari mesin penggerak ke roda-roda
yang digerakkan. Disamping itu pada sistem hidrolik tidak ditemukan adanya kemacetan.
Yang paling penting dan perlu diperhatikan dalam pemanfaatan sistem ini ialah jangan
sampai komponen-komponen sistem bekerja terlalu lama, misalnya dari mulai selesai
beroperasi kemarin sampai akan beroperasi lagi keesokan harinya.
4. Rangka ini tempat diletakkannya mesin, roda-roda dan kabin operator.
Kenyamanan tempat operator akan mempengaruhi kinerja peralatan ini.
Menurut pengalaman, belum pernah ada keluhan yang terjadi pada rangka karena
beroperasinya peralatan ini.
Pemakaian Vibrating Compactor
Compactor ini dioperasikan untuk pemadatan tanah termasuk diantaranya pemadatan badan
jalan. Pada pengoperasaian alat beratu ini di lingkungan pemukiman, perlu kehati-hatian,
karena getaran compactor ini dapat membikin dinding rumah susun retak.
Walaupun peralatan ini termasuk alat berat yang bandel, prosedur pengoperasian tetap
harus dipatuhi.
2.2.5 PHEUMATIC TIRED ROLLER
Roller ini merupakan satu-satunya yang tidak mempunyai roda besi, semua rodanya dibikin
dari ban yang dipompa, tetapi ban tersebut licin tidak berkembang seperti layaknya ban
mobil.
Penempatan roda biasanya empat dibelakang sedankan dimuka lima buah, ada pula yang
lima dibelakang enam dimuka tetapi model terakhir ini empat dibelakang dan empat dimuka
dengan posisi roda belakang agak kekiri bila dibanding roda depan.
Maksud pemasangan roda seperti diuraikan tadi, ialah agar lintasan roda belakang tidak
segaris dengan lintasan roda depan. Dengan demikian tanah yang tidak dipadatkan diantara
lintasan dua roda depan yang berdampingan dapat dipadatkan oleh roda belakang.
Ilustrasi posisi ban dapat terlihat seperti gambar berikut ini.
Modul SIB-05 : Alat Berat Bab II: Alat Pemadatan
Pelatihan Site Inspector of Bridge (SIB) II-9
Gambar 2.5. Pneumatic Tired Roller
Tekanan ban dapat diatur antara 2-8 atm disesuaikan dengan tanah yang digilas dan
pemadatan yang ingin dicapai.
Struktur Pheumatic Tired Roller
1. Mesin penggerak
2. Suspensi
3. Roda
4. Rangka
Penjelasan
1. Mesin penggerak berupa mesin diesel dengan tenaga sekitar 90 hp. Untuk roller yang
lebih besar.
2. Suspensi roda depan agak istimewa, karena diberi tekanan udara (pheumatic), sehingga
semuaroda depan dapat menekan tanah dibawahnya dengan sama rata.
Disinilah kelebihan tired roller dalam memadatkan tanah disamping pemadatannya tidak
hanya mengarah kebawah, tetapi ada pula yang serong kesamping.
3. Roda, selain berfungsi untuk menggerakkan seluruh unit, berfungsi pula menekan dan
meremas tanah dibawahnya.
Kelebihan roda ban yang dapat menekan dan meremas disebabkan adanya jarak
antara dua roda yang berdampingan dan roda ban ini merupakan pemadat yang
fleksibel dibanding dengan roda besi yang kaku.
4. Rangka merupakan pemersatu bagian-bagian yang terdahulu disebutkan. Selain
itu, rangka merupakan tempat yang sesuai untuk kabin operator.
Modul SIB-05 : Alat Berat Bab II: Alat Pemadatan
Pelatihan Site Inspector of Bridge (SIB) II-10
Pemakaian Pheumatic Tired
Roller jenis ini mempunyai bobot yang sangat variatif dari 20 ton – 100 ton, dari yang ditarik
traktor sampai yang dapat bergerak sendiri.
Untuk pekerjaan yang langka dan besar, biasanya tidak dapat bergerak sendiri, tapi ditarik
traktor. Untuk pemadatan badan jalan pada umumnya dapat bergerak sendiri dengan bobot
antara 20 ton – 30 ton.
Tired roller sering pula beroperasi pada pekerjaan pemadatan hamparan hotmix bersama-
sama tandem roller.
Untuk pemeliharaan tired roller tidak diperlukan hal-hal yang istimewaagar peralatan tersebut
dapat berumur panjang.
Modul SIB-05 : Alat Berat Bab III: Alat Perata
Pelatihan Site Inspector of Bridge (SIB) III-1
BAB III
ALAT PERATA
3.1. UMUM
Material untuk badan jalan biasanya diangkut dengan dumptruck, baik itu berupa tanah (soil)
maupun pecah (crushed stone). Timbunan material tersebut diletakkan ditepi badan jalan
berbentuk gundukan yang berderet sepanjang jalan tadi. Untuk menghamparkannya secara
merata keseluruh permukaan, maka diperlukan peralatan. Peralatan tersebut bernama Motor
Grader. Jadi motor grader itu ialah alat berat yang dapat mendorong material dari gundukan
ditepi jalan untuk disebarkan secara merata diseluruh permukaan badan jalan kalau perlu
dengan kemiringan tertentu.
Perkakas untuk menyebar ratakan material tersebut diatas berupa blade dengan panjang
antara 3 m-4m, lebar 60 cm dan tebal 2,5 cm. Blade ini digantung secara kokoh pada rangka
yang menghubungkan roda terdepan dengan roda kedua, sehingga dapat diputar secara
horizontal maupun vertical seperti terlihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 3.1. Motor Grader
Adapula motor grader yang dilengkapi attachment scrarifier, yaitu berupa garpu, letaknya
didepan blade dengan panjang sama dengan blade tersebut. Scarifier fungsinya ialah untuk
membongkar badan jalan dalam batas-batas kemampuannya atau digunakan untuk
mengaduk (mixing) material yang telah dihampar dengan tanah. Material tersebut misalnya
kapur, agar sub grade menjadi stabil.
Modul SIB-05 : Alat Berat Bab III: Alat Perata
Pelatihan Site Inspector of Bridge (SIB) III-2
Diatas telah diuraikan alat perata untuk tanah, berikut ini akan diuraikan alat perata untuk
aspal campuran panas (hot mix) sebelum dipadatkan. Alat berat tersebut bernama Finisher.
Finisher menerima hot mix melalui corong (hoper) dari tumpukan. Oleh finisher material
tersebut dari bagian depannya, tempat penerimaan dari dumptruck, kemudian disalurkan ke
bagian belakangnya dengan conveyor, dihamparkan ke badan jalan di bagian belakang
secara merata dari kiri ke kanan dengan bantuan auger yang berbentuk sekrup. Bila hot mix
telah dihampar pada badan jalan dengan rata, maka dapat dipadatkan dengan roller.
3.2. JENIS-JENIS ALAT PERATA
Menurut material yang diolah dan cara operasinya, maka jenis-jenis alat perata terdiri dari :
1. Motor Grader
2. Finisher
3.2.1 Motor Grader
Motor grader ialah alat berat yang mempunyai tiga pasang roda. Attachment dipasang
diantara roda pertama dan roda kedua berupa blade dan roda kedua berupa blade dan
scarifier (garpu).
Blade untuk memotong atau hanya mendorong, sedangkan scarifier berguna untuk
menggaruk. Bila tanah atau badan jalan yang akan digaruk terlalu keras, maka pekerjaan
dilakukan dengan memakai ripper yang dipasang dibelakang badan grader.
Dua pasang ban yang dibelakang menumpu badan grader dan membutuhkan traksi yang
kuat, sedangkan ban pertama yang terdepan hanya untuk menopang dudukan attachment
dan berfungsi sebagai pengatur arah gerakkan dan dapat dimiringkan untuk menunjang
keefektifan operasi. Kadang-kadang (untuk motor grader kecil) ban depan lebih kecil
daripada ban belakang.
Untuk efisiensi kerja, pada motor grader yang besar, terdapat articulated steering, artinya
bila alat tersebut belok, badannyapun dapat turut patah menunjangnya sehingga radius
belok mengecil.
Struktur Motor Grader
Bagian-bagian yang terdapat pada motor grader ialah :
1. Mesin penggerak
2. Sistem hidrolik
3. Attachment
4. Rangka
5. Roda
Modul SIB-05 : Alat Berat Bab III: Alat Perata
Pelatihan Site Inspector of Bridge (SIB) III-3
Penjelasan
1. Mesin penggerak berupa mesin diesel dengan turbo berkekuatan antara 100 hp-200 hp.
Bagi grader khusus ada yang sampai 500 hp. Fungsi mesin ialah untuk menggerakkan
unit dengan traksi yang cukup dan menggerakkan attachment melalui sistem hidrolik.
2. Sistem hidrolik berfungsi menerima tenaga dari mesin untuk selanjutnya disalurkan blade
dimiringkan kekanan untuk membikin saluran sedangkan roda depan juga perlu
dimiringkan untuk menunjang gerakan tadi.
3. Attachment yang dapat dipasang pada motor grader berapa blade, scarifier dan ripper.
Scarifier dipasang dibelakang roda depan, sedangkan ripper dibelakang road belakang
karena memerlukan dudukan yang lebih kokoh.
4. Rangka, merupakan tempat dipasangnya attachment, dudukan mesin dan tempat kabin
operator. Rangka yang kokoh dan proporsional akan meningkatkan kinerja operator
dengan peralatannya.
5. Roda terdepan berfungsi membawa arah sesuai gerakan dan menunjang operasi dengan
miring kekiri atau kekanan sesuai dengan kebutuhan. Karena merupakan roda yang
didorong, maka kembang ban yang terdapat padanya harus mempunyai arah yang
berlawanan dengan kembang ban yang belakang yang memberikan traksi. Kembang ban
pada roda traksi diusahakan masuk kedalam tanah untuk agar sekuat-kuatnya
mencengkeram tanah. Pada pemasangan ban hal ini sering kurang mendapat perhatian.
Pemakaian
Motor grader dipakai untuk menghampar batu pecah dari gundukan-gundukan kerucut yang
berjajar ditepi badan jalan.
Selain itu peralatan tersebut dapat dipakai pula untuk membentuk badan jalan yang masih
berupa subgrade (tanah padat) dari parit sebelah kiri, badan jalan dan parit sebelah kanan,
malah dapat pula memotong tebing, bila badan jalan melalui tepi bukit.
Yang perlu diperhatikan pada waktu operasi ialah waktu blade menonjol keluar (misalnya
kekiri) dan motor grader tersebut belok kekiri. Untuk peralatan tersebut yang articulated
(patah badan) ada kemungkinan blade yang menonjol keluar tali menyentuh roda kedua
sehingga dapat memecahkan bannya.
Perlu diingatkan bahwa musuh utama mesin itu ialah debu, apalgi kalau sedang
menghampar batu pada badan jalan, debu-debu itu abrasif. Untuk menanggulangi dampak
tersebut diatas, maka diperlukan pengawasan yang ketat tentang kebersihan solar yang
masuk, penggantian filter-filter udara dan bahan bakar.
Selesai beroperasi, mesin motor grader memerlukan pendinginan dulu sebelum
dimatikan.
Modul SIB-05 : Alat Berat Bab III: Alat Perata
Pelatihan Site Inspector of Bridge (SIB) III-4
3.2.2 MOTOR GRADER
Nama alat berat ini tidak mencerminkan tugasnya, yaitu menyelesaikan (finish) pekerjaan
melainkan menghamparkan hotmix secara merata baik ke samping maupun kedepan.
Finisher menanti kiriman hot mix dari dumptruck pada lajur jalan yang akan dihampar.
Melalui hoper yang terbuka didepannya, hot mix ditumpahkan dari belakang dumptruck
setelah terlebih dulu ban belakang dumptruck menyentuh bumper depan finisher. Dari hoper,
material disalurkan ke belakang dengan conveyor. Dari belakang ini material disebarkan
merata keseluruh permukaan badan jalan yang akan diaspal. Penyebaran yang merata
dilakukan oleh alat yang bernama auger, berupa sekrup yang melintang dari tepi kiri ke tepi
kanan.
Ketebalan hamparan dapat diukur diatur dengan yang bernama screed berupa plat besi
yang dapat dinaik turunkan. Finisher ada 2 (dua) macam, yaitu yang bergerak dengan ban
dan yang bergerak dengan track (kelabang).
Yang bergerak dengan ban seperti gambar di sebelah pada umumnya berukuran kecil. Ban
tersebut merupakan ban mati (tidak dipompa). Biasanya ban depan berukuran lebih kecil
dari pada ban belakang.
Yang bergerak dengan track berukuran lebih besar. Finisher pertengahan dapat memakai
ban dapat pula track.
Alat yang memakai track mempunyai kelebihan dalam hal produktivitas dan keseragaman
mutu, tetapi mobilitas kurang baik.
Kita mengetahui bahwa finisher mendapat hot mix dari dumptruck, sedangkan dumptruck
mengambil material di Asphalt Mixing Plant (AMP). Dilihat dari segi ketersediaannya badan
jalan untuk dihampar hanya ada dua kemungkinan bagi finisher, apakah gerakannya
menjauhi AMP atau mendekatinya.
Kalau kita mempertimbangkan keamanan dan kelincahan dumptruck waktu bermuatan
material, maka sebaiknya finisher beroperasi menjauhi AMP alasannya sebagai berikut :
Setelah dumptruck mendapat hot mix dari AMP, maka truck tersebut bergerak kearah
finisher. Setelah melewatinya, maka truck tersebut harus mundur sampai menyentuh
bumper finisher, baru dapat menuangkan muatan hot mixnya.
Bila bak truck telah kosong, maka truck harus kembali ke AMP untuk melaksanakan
tugas berikutnya. Untuk kembali ke arah AMP, maka truck tersebut harus berputar.
Perputaran truck setelah menumpahkan muatan akan lebih aman dan lincah
dibanding kalau masih bermuatan hot mix. Perputaran truck dengan membawa hot
mix terjadi bilamana gerakan operasi finisher mendekati AMP.
Modul SIB-05 : Alat Berat Bab III: Alat Perata
Pelatihan Site Inspector of Bridge (SIB) III-5
Struktur Finisher
Alat berat ini terdiri dari 5 (lima) bagian utama, yaitu :
1. Mesin penggerak
2. Sistem hidrolik
3. Pengolah hot mix
4. Badan
5. Roda / track
Gambar 3.2. Finisher
Penjelasan
1. Mesin penggerak, berupa sumber tenaga bagi semua komponen. Mesin diesel dengan
pendinginan udara, jadi tidak punya radiator. Kapasitas mesin dari mulai 40 hp-200 hp.
Mesin diesel berpendinginan udara pada umumnya berpotensi lebih baik dari pada mesin
bensin berpendinginan udara, karena bahan bakar diesel lebih banyak dikonversi
menjadi tenaga dibanding bahan bakar bensin.
2. Sistem hidrolik berguna untuk menggerakkan komponen pengolah hot mix seperti hoper,
conveyor dan auger.
3. Pengolah hot mix ialah komponen yang langsung kontak dengan material tersebut. Di
bagian depan ialah hoper yang berfungsi menerima langsung dari dumptruck. Material ini
kemudian disalurkan ke belakang dengan conveyor. Auger meratakan distribusi material
ini dari yang paling kiri ke yang paling kanan. Dengan bantuan screed, maka material tadi
diturunkan ke badan jalan dengan ketebalan yang telah ditentukan dan homogen. Jadi
screed ini mengatur tebalnya hamparan hot mix.
4. Badan, seperti alat-alat berat lainnya, merupakan tempat menempelkan atau
meletakkan bagian-bagian lain-lainnya seperti tempat duduk operator, mesin,
roda dan sebagainya.
Modul SIB-05 : Alat Berat Bab III: Alat Perata
Pelatihan Site Inspector of Bridge (SIB) III-6
5. Roda / track merupakan komponen yang berfungsi memindahkan semua bagian-bagian
diatasnya bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya dalam beroperasi menghampar
hot mix. Semua fungsi komponen-komponen tersebut diatas dikoordinasikan oleh
operator dengan pembantunya.
Pemakaian
Finisher beroperasi untuk memberikan lapisan akhir badan jalan, karena lebar jalan tidak
dapat digarap dengan sekali hampar, maka dilakukanlah penghamparan beberapa kali.
Selain dari itu auge dan screed dari finisher dapat diperpanjang, sehingga lebar
penghamparan meningkat, tetapi biasanya volume hamparan material diujung lebih kecil
dibanding dengan yang ditengah. Jadi dalam hal ini perlu ada perbaikan secara manual
dengan memberi tambahan hot mix pada bagian-bagian ujung screed.
Pengawas perlu memperhatikan pula material yang baru ditumpahkan dari dumptruck,
jangan sampai ada batu yang oversize (ukuran lebih), karena hal ini akan merusak mesin
finisher.
Bila operasi penghamparan telah selesai, maka kru (crew) wajib membersihkan alat berat ini
dari aspal yang mengering, terutama pada bagian yang bergerak dan bagian-bagian lainnya
yang memungkinkan peralatan macet.
Modul SIB-05 : Alat Berat Bab III: Alat Perata
Pelatihan Site Inspector of Bridge (SIB) III-7
BAB III.......................................................................................................................................1
ALAT PERATA.........................................................................................................................1
3.1. UMUM .......................................................................................................................1
3.2. JENIS-JENIS ALAT PERATA..................................................................................2
3.2.1 Motor Grader......................................................................................................2
3.2.2 MOTOR GRADER ............................................................................................4
Modul SIB-05 : Alat Berat Bab IV: Alat Pengangkut
Pelatihan Site Inspector of Bridge (SIB) IV-1
BAB IV
ALAT PENGANGKUT
4.1. UMUM
Manusia dapat mengangkut barang berat, kalau beratnya meningkat, manusianya ditambah.
Pada keadaan tertentu penambahan manusia akan terhenti, tak dapat berlanjut, misalnya
karena tempat berpijak orang terbatas, bisapula karena tempat untuk diangkut pada barang
tertentu tidak memungkinkan. Untuk mengatasi hal tersebut perlu diadakan alat angkut.
Dengan alat angkut kita akan mendapat keuntungan-keuntungan sebagai berikut :
- Kemampuan yang jauh lebih besar.
- Tempat kerja yang lebih fleksible dan nyaman
- Jenis barang angkatan yang lebih banyak
- Keselamatan kerja yang lebih terjamin
- Kerjasama dengan alat lainnya lebih baik
- Kecepatan kerja yang lebih baik
Alat berat yang berfungsi sebagai angkutan barang atau bahan (material) dengan
keuntungan enam macam seperti tersebut diatas kita namakan truk (truck). Elemen gerakan
truk memindahkan kemudian menurunkan.
Hal-hal yang diperlukan dari truk ialah :
- Kemampuan angkut
- Barang yang dapat diangkat
- Cara menurunkan barang
- Aksesorinya
Aksesori pada truk, misalnya flat bed with crane, low bed trailer dengan rampnya (tangga
naik).
Modul SIB-05 : Alat Berat Bab IV: Alat Pengangkut
Pelatihan Site Inspector of Bridge (SIB) IV-2
4.2. JENIS-JENIS ALAT PENGANGKUT
Ada beberapa jenis truk, diantaranya :
- Dump Truck (rear & side)
- Flat bed
- Trailer
4.2.1 Dump Truck
Peralatan ini untuk mengangkut tanah, batu atau material lainnya yang bila sampai ke
tempat yang dituju, dapat ditumpahkan begitu saja, tidak memerlukan penyusunan yang
rapih.
Penumpalan material biasanya dilakukan melalui bagian belakang bak, tetapi ada pula yang
melalui samping kiri bak. Proses penumpahan material ialah sebagai berikut :
- Truck berhenti, kemudian mundur ketempat penumpahan
- Sopir menekan tongkat pembuka pintu bak
- Kemudian dengan menekan tongkat dump, ia dapat memiringkan bak tersebut
kebelakang (untuk reardump truck) atau kesamipng (untuk side dump truck).
- Bila muatan sudah tertumpah semua, maka posisi bak dapat dikembalikan kepada
keadaan semula. Truck dapat kembali ketempat pengambilan material.
Side dump truck biasanya kecil-kecil, karena hanya untuk melayani pemeliharaan jalan,
kapasitasnya disekitar 3T-5T. Sedangkan RearDump Truck dari mulai 3T sampai 20T, untuk
melayani pembangunan jalan. Kalau untuk di quarry penambangan mencapai 200T.
Gambar 4.1. Dump Truck
Modul SIB-05 : Alat Berat Bab IV: Alat Pengangkut
Pelatihan Site Inspector of Bridge (SIB) IV-3
4.2.2 Flat Bed
Truck jenis ini tidak dilengkapi bak, tetapi hanya lantai datar, baik dari papan kayu ataupun
steel plate, makanya disebut flat bed yang berarti alas datar.
Keuntungan pemakaian flatbed ini ialah :
- Mempermudah naik turunnya barang, karena tidak perlu melewati dinding, baik belakang
maupun samping.
- Memuat barang-barang yang lebih panjang daripada ukuran bak, lebih memungkinkan
- Kerjasama dengan fork lift lebih akrab.
Kerugian ialah tidak dapat memuat bahan curah. Diantara pemakai truck jenis ini ialah kedua
pabrik semen yang ada di Bogor. Truk jenis ini adakalanya dilengkapi dengan crane,
sehingga dapat lebih serbaguna. Gambar peralatan tersebut dapat terlihat seperti dibawah
ini.
Gambar 4.2. Truck FlatBed
4.2.3 TRAILER
Trailer ialah alat angkut yang merupakan kelanjutan flat bed, karena :
- Lantai baknya datar tidak mempunyai dinding.
- Ditarik oleh traktor tersendiri, jadi tidak mempunyai tenaga penggerak sendiri
- Ukurannya lebih besar, lebih panjang dan lebih besar, tetapi lantainya dapat lebih
rendah, sehingga memudahkan pemuatan alat-alat berat seperti bulldozer.
- Roda trailler biasanya banyak tiap sumbunya, bisa enam delapan atau sepuluh.
Modul SIB-05 : Alat Berat Bab IV: Alat Pengangkut
Pelatihan Site Inspector of Bridge (SIB) IV-4
Perlu diketahui bahwa walaupun trailer ini tidak dapat bergerak sendiri, tapi dilengkapi sistem
rem yang dapat dihubungkan dengan traktor penariknya.
Dalam hubungannya dengan peralatan konstruksi, trailer berfungsi untuk mengangkut alat-
alat berat yang tidak boleh berjalan sendiri dijalan raya seperti bulldozer karena kalau alat
berat tersebut bergerak sendiri, kecepatannya terlalu rendah, misalnya finisher.
Untuk kepentingan umum, trailer sering mengangkut peti kemas (container). Salah satu jenis
trailer terlihat seperti di bawah ini.
Gambar 4.3. Trailer
Pemakaian trailer
Crane berfungsi untuk mengangkut dengan catatan sebagai berikut :
- Waktu mengangkat, usahakan arah angkatan vertikal, kalau tidak akan membahayakan
orang atau barang disekitarnya.
- Beban yang diangkat jangan melebihi yang ditentukan. Crane dapat terguling karena
kelebihan beban.
- Pemandu dibawah memahami bahasa isyarat.
- Teliti dulu lintasannya, sebelum melakukan swing, baik untuk beban, maupun ujung
boom.
Sebelum crane dioperasikan perlu diperiksa dulu kondisinya, jangan sampai ada oli yang
bocor atau sambungan yang longgar. Hidupkan mesin dan pemasangan 3-5 menit, sambil
Modul SIB-05 : Alat Berat Bab IV: Alat Pengangkut
Pelatihan Site Inspector of Bridge (SIB) IV-5
memeriksa alat-alat kontrol pada panel. Jangan menghidupkan mesin idle telahdari ½ jam
karena hal itu akan memperbanyak kerak kabon pada ruang bakar mesin yang pada
gilirannya akan memperpendek umur mesin.
Sebelum mesin dimatikan bila operasi hari itu selesai, berilah waktu pendinginan selama 6
menit kepada mesin (putaran + 700 rpm) agar turbonya berumur panjang. Crane dapat
ditinggal untuk istirahat malam dalam keadaan bebas dari beban.
Pemakaian Truck
Pemakaian truck yang baik dan benar akan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
- Pemeriksaan harian sebelum mesin dihidupkan dengan mengelilingi truk
- Mesin dihidupkan untuk + 3 menit sambil memeriksa kinerja alat-alat kontrol pada panel
instrumen.
- Truk mulai bergerak sambil mencoba kondisi rem
- Pemindahan gigi perseneling dilakukan bila telah mempunyai kecepatan yang cukup.
Pada umumnya para supir memindahkan gigi pada kecepatan (putaran mesin) yang
kurang, sehingga truck akan cepat rusak baik mesin maupun rangkaian penyalur
tenaganya (transmisi).
- Penambahan kecepatan (akselesasi) atau pengurangan (dalam selerasi) yang
mendadak akan memperpendek umur mesin.
- Perhatikan filter-filter udara, bahan bakar maupun oli, gantikan pada waktunya, sebelum
terlambat.
- Selesai operasi, berikan pendinginan mesin + 5 menit agar turbo tidak cepat rusak.
Modul SIB-05 : Alat Berat Bab IV: Alat Pengangkut
Pelatihan Site Inspector of Bridge (SIB) IV-6
BAB IV.......................................................................................................................................1
ALAT PENGANGKUT .............................................................................................................1
4.1. UMUM .......................................................................................................................1
4.2. JENIS-JENIS ALAT PENGANGKUT......................................................................2
4.2.1 Dump Truck........................................................................................................2
4.2.2 Flat Bed ..............................................................................................................3
4.2.3 TRAILER ...........................................................................................................3
Modul SIB 05 : Alat Berat Bab V: Alat Pancang
Pelatihan Site Inspector of Bridge (SIB) V-1
BAB V
ALAT PANCANG
Untuk membangun gedung-gedung yang tinggi atau bangunan-bangunan lain yang
mempunyai beban cukup berat dimana daya dukung tanahnya kurang, diperlukan tiang
pancang untuk menanggulangi daya dukung yang diperlukan. Tiang pancang itu sendiri ada
beberapa macam, antara lain :
 Pipa pancang dari baja
 Tiang pancang dari beton
 Tiang pancang beton  yang baru dibuat atau dicor dalam tanah.
Untuk memasang tiang pancang diatas kedalam tanah diperlukan alat pancang.
a. Pada alat pancang pertama yaitu tiang pancang yang sudah jadi, ada dua macam alat
pancang yaitu :
 alat pancang tumbuk atau Diesel Hammer,
 alat pancang getar atau Vibrating (Vibro) Hammer, dimana getarannya bisa
terjadi karena listrik, atau hydraulic atau pneumatic.
b. Pada cara pemancangan kedua, dimana tiang pancangnya baru dicor ke dalam tanah,
maka alatnya berupa spiral / ulir bor atau auger. Diameter dan panjang bornya
tergantung pada tiang pancang yang akan dibangun. Salah satu contoh yang
menggunakan cara ini adalah jenis Franki Pile.
Pada alat pancang pertama (a) Diesel Hammer, maka tiang pancang akan terpancang
kedalam tanah akibat tumbukan yang terjadi dari Diesel Hammer yang mempunyai prinsip
kerja mesin Diesel.
Sedangkan alat pancang getar atau vibro Hammer akan menekan tiang pancang kedalam
tanah akibat berat alat pancang yang bergetar cukup kuat menekan tiang pancang.
Untuk alat pancang kedua (b) diatas maka tanah dibor dengan ukuran diameter tertentu
serta kedalaman tertentu sesuai perencanaan. Baru setelah lubang selesai dikerjakan, tiang
pancangnya dicor dengan adonan beton tertentu sesuai spesifikasi.
Pada pembangunan gedung-gedung yang tinggi dan lingkungan perumahan yang padat
maka tata cara yang kedua yaitu yang dibor dulu baru dicor, atau dengan vibro Hammer
lebih baik dipilih, karena akan mengurangi getaran yang akan menghancurkan atau merusak
bangunan-bangunan disekitarnya.
]  keduanya sudah jadi dalam bentuk tiang
pancang
Modul SIB 05 : Alat Berat Bab V: Alat Pancang
Pelatihan Site Inspector of Bridge (SIB) V-2
Peralatan utama alat pancang adalah sebagai berikut :
5.1. PILE DIESEL HAMMER
Alat utamanya adalah Crawler Crane, yang dilepas lengannya (boom-nya) diganti dengan
lengan khusus sebagai pemegang sekaligus peluncur Diesel Hammer-nya, pemegang ini
disebut Pile Leader. Alat penumbuk atau Diesel Hammer sebagai alat yang menumbuk tiang
pancangnya.
5.2. VIBRO HAMMER
Alat utamanya adalah Crawler Crane lengkap, dengan boomnya, Hammer-nya digantung
pada Cranenya dan dengan getaran serta beratnya sendiri dari Hammer tadi tiang pancang
akan tertekan masuk ke dalam tanah.
Modul SIB 05 : Alat Berat Bab V: Alat Pancang
Pelatihan Site Inspector of Bridge (SIB) V-3
5.3. PILE AUGER
Alat utamanya sama yaitu Crawler Crane. Kadang-kadang boomnya dilepas dan diganti
lengan khusus, akan tetapi sering juga tanpa dilepas, jadi tetap memakai boom aslinya yang
memegang alat bor atau Auger yang cukup paniang, Auger ini berputar bisa karena diputar
dengan motor listrik atau juga pneumatic atau angin bertekanan tinggi dari kompresor.
Modul SIB 05 : Alat Berat Bab V: Alat Pancang
Pelatihan Site Inspector of Bridge (SIB) V-4
BAB V........................................................................................................................................1
ALAT PANCANG .....................................................................................................................1
5.1. PILE DIESEL HAMMER .........................................................................................2
5.2. VIBRO HAMMER.....................................................................................................2
5.3. PILE AUGER............................................................................................................3
Modul SIB-05 : Alat Berat Bab VI: Alat Pengangkat
Pelatihan Site Inspector of Bridge (SIB) VI-1
BAB VI
ALAT PENGANGKAT
6.1. UMUM
Manusia dapat mengangkat barang berat, kalau beratnya meningkat, manusianya ditambah.
Pada keadaan tertentu penambahan manusia akan terhenti, tak dapat berlanjut, misalnya
karena tempat berpijak orang terbatas, bisapula karena tempat untuk diangkat pada barang
tertentu tidak memungkinkan. Untuk mengatasi hal tersebut perlu diadakan alat angkat.
Dengan alat angkat kita akan mendapat keuntungan-keuntungan sebagai berikut :
- Kemampuan yang jauh lebih besar.
- Tempat kerja yang lebih fleksible dan nyaman
- Jenis barang angkatan yang lebih banyak
- Keselamatan kerja yang lebih terjamin
- Kerjasama dengan alat lainnya lebih baik
- Kecepatan kerja yang lebih baik
Alat berat yang berfungsi seperti diuraikan diatas ialah crane. Elemen gerakan crane ialah
mengangkat, kemudian memindahkan. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada crane ialah :
- Kemampuan angkat
- Jangkauan boom
- Bergerak dengan roda atau track
- Aksesorinya
Aksesori pada crane diantaranya untuk menunjang hammer, baik pile maupun vibrating
dirver.
6.2. JENIS-JENIS ALAT PENGANGKAT
Ada beberapa jenis crane diantaranya :
- Truck Crane
- Mobile Crane
- Crane on Track
Modul SIB-05 : Alat Berat Bab VI: Alat Pengangkat
Pelatihan Site Inspector of Bridge (SIB) VI-2
6.2.1. TRUCK CRANE
Peralatan ini berupa truck dengan dua atau tiga sumbu roda yang bagain belakangnya
dilengkapi dengan crane. Truck ini dapat dengan cepat memberi pertolongan dalam hal
mengangkat barang berat atau truck lain yang masuk sungai. Dalam batas kemampuan
truck ini dapat“menjinjing“ truck lain untuk dibawa ke bengkel.
Gambar 6.1. Truck Crane
6.2.2. MOBILE CRANE
Peralatan ini berupa crane yang boomnya secara telesonic dapat diperpanjang sampai dua
kali. Biasanya didukung oleh empat roda besar, lebih besar daripada truck crane. Waktu
beroperasi, memasang out rigger untuk menghindari kerusakan roda. Kemampuan angkat
maupun jangkauan, lebih besa dari truck crane, tapi mobilitasnya lebih rendah.
Modul SIB-05 : Alat Berat Bab VI: Alat Pengangkat
Pelatihan Site Inspector of Bridge (SIB) VI-3
Gambar 6.2. Mobile Crane
6.2.3. CRANE ON TRACK
Crane jenis ini merupakan peralatan terkuat dibanding dengan 2 (dua) jenis crane
sebelumnya dan jangkauannya lebih panjang. Boom peralatan ini tidak teleskopik, tetapi
dapat disambung dibagian tengahnya agar jangkaun dapat ditingkatkan. Karena boom ini
berupa rangka baja, maka penyambungan dilakukan di bawah sebelum peralatan tersebut
dioperasikan.
Crane ini dapat pula berfungsi membantu dragline clam shell dan pile hammerdengan
menyesuaikan attachmentnya. Sesuai dengan namanya crane ini tidak memakai roda ban,
melainkan track, sehingga medan kerjanya dapat lebih bervariasi dibanding yang memakai
ban, tetapi mobilitasnya rendah.
Modul SIB-05 : Alat Berat Bab VI: Alat Pengangkat
Pelatihan Site Inspector of Bridge (SIB) VI-4
Gambar 6.3. Crane On Track
Modul SIB-05 : Alat Berat Bab VI: Alat Pengangkat
Pelatihan Site Inspector of Bridge (SIB) VI-5
BAB VI.......................................................................................................................................1
ALAT PENGANGKAT .............................................................................................................1
6.1. UMUM .......................................................................................................................1
6.2. JENIS-JENIS ALAT PENGANGKAT......................................................................1
6.2.1. TRUCK CRANE................................................................................................2
6.2.2. MOBILE CRANE ..............................................................................................2
6.2.3. CRANE ON TRACK .........................................................................................3
Modul SIB-05 : Alat Berat Rangkuman
Pelatihan Site Inspector of Bridge (SIB) R-1
RANGKUMAN
Jenis alat gali yang masih diproduksi sekarang ialah :
 Backhoe Loader
 Power Shovel
 Backhoe Shovel
 Clam Shell
Seperti alat-alat berat lainnya backhoe loader dapat dibagi kedalam empat bagian, yaitu :
1. Mesin penggerak
2. Penghubung
3. Attachment
4. Badan
Power shovel ialah alat berat yang menggali tanah dengan menggerakkan lengannya (arm,
pemegang bucket) kedepan dan juga serentak dengan menggerakkan bucketnya pula, tanpa
gerakan badannya.
Alat berat ini langka digunakan untuk proyek jalan, lebih sering digunakan di proyek bendung
atau pertambangan.
Fungsi utama Backhoe shovel ialah menggali tanah dan memuatkannya ke dalam truck atau
menimbun tanah tersebut disekitar shovel tersebut dengan cara memutar badannya. Jadi
waktu beroperasinya alat ini tidak pindah tempat.
Alat berat ini bagian utamanya terdiri dari :
1. Mesin penggerak (engine)
2. Sistem hidrolik
3. Boom dan bucket
4. Badan
5. Undercarriage
Clam shell menggali lubang dengan cara menjatuhkan bucket setinggi mungkin dengan jalan
melepas jepitan kabel tariknya. Alat berat ini terdiri dari beberapa bagian, yaitu :
1. Mesin penggerak
2. Sistem hidrolik
3. Sistim sling (untuk model lama)
4. Boom dan bucket
5. Badan
6. Undercarriage
Jenis-jenis alat pemadat terdiri atas:
1. Three Wheek Roller
2. Tandem Roller
Modul SIB-05 : Alat Berat Rangkuman
Pelatihan Site Inspector of Bridge (SIB) R-2
3. Sheep Foot Roller
4. Vibrating Compactor
5. Pheumatic Tired Roller
Three wheel roller ialah alat berat yang paling sederhana strukturnya, yaitu terdiri dari :
1. Mesin penggerak (engine)
2. Badan
3. Roda (Wheel)
Tandem Roller terdiri dari :
1. Mesin Penggerak (engine)
2. Sistem hidrolik
3. Roda
4. Badan (frame)
Struktur Sheep Foot Roller terdiri dari :
1. Mesin penggerak
2. Sistem hidrolik
3. Roda
4. Badan
Struktur vibrating compactor mempunyai bagian-bagian sebagai berikut :
1. Mesin penggerak
2. Roda
3. Sistem hidrolik
4. Rangka (badan)
Pheumatic tired roller ini merupakan satu-satunya yang tidak mempunyai roda besi, semua
rodanya dibikin dari ban yang dipompa, tetapi ban tersebut licin tidak berkembang seperti
layaknya ban mobil.
Menurut material yang diolah dan cara operasinya, maka jenis-jenis alat perata terdiri dari :
1. Motor Grader
2. Finisher
Jenis-jenis alat pengangku:
 Dump Truck (rear & side)
 Flat bed
 Trailer
Pada alat pancang pertama (a) Diesel Hammer, maka tiang pancang akan terpancang
kedalam tanah akibat tumbukan yang terjadi dari Diesel Hammer yang mempunyai prinsip
kerja mesin Diesel.
Sedangkan alat pancang getar atau vibro Hammer akan menekan tiang pancang kedalam
tanah akibat berat alat pancang yang bergetar cukup kuat menekan tiang pancang.
Modul SIB-05 : Alat Berat Rangkuman
Pelatihan Site Inspector of Bridge (SIB) R-3
Untuk alat pancang kedua (b) diatas maka tanah dibor dengan ukuran diameter tertentu
serta kedalaman tertentu sesuai perencanaan. Baru setelah lubang selesai dikerjakan, tiang
pancangnya dicor dengan adonan beton tertentu sesuai spesifikasi.
Alat utama pile diesel hammer adalah Crawler Crane, yang dilepas lengannya (boom-nya)
diganti dengan lengan khusus sebagai pemegang sekaligus peluncur Diesel Hammer-nya,
pemegang ini disebut Pile Leader. Alat penumbuk atau Diesel Hammer sebagai alat yang
menumbuk tiang pancangnya.
Alat utama vibro hammer adalah Crawler Crane lengkap, dengan boomnya, Hammer-nya
digantung pada Cranenya dan dengan getaran serta beratnya sendiri dari Hammer tadi tiang
pancang akan tertekan masuk ke dalam tanah.
Alat utamanya pile auger yaitu Crawler Crane. Kadang-kadang boomnya dilepas dan diganti
lengan khusus, akan tetapi sering juga tanpa dilepas, jadi tetap memakai boom aslinya yang
memegang alat bor atau Auger yang cukup paniang, Auger ini berputar bisa karena diputar
dengan motor listrik atau juga pneumatic atau angin bertekanan tinggi dari kompresor.
Ada beberapa jenis crane diantaranya :
 Truck Crane
 Mobile Crane
 Crane on Track
Modul SIB-05 : Alat Berat Daftar Pustaka
Pelatihan Site Inspector of Bridge (SIB) DP-1
DAFTAR PUSTAKA
1. Hand Book Of Soil Mechanics, By Arpad Kezdi.
2. Contruction Planning, Equipment and Method, By R.L.Peurifoy.
3. Highway Enggineering Handbook, By Kenneth B Woods
4. Mempersiapkan Lapisan Dasar Konstruksi I & II, Oleh Imam Soekoto
5. Drainage Engineering, By James M Luthin.
6. Alat-alat Berat dan Penggunaannya, Oleh Ir. Rochmanhadi
7. Caterpilar Performance Handbook, Edition 29
8. Leaflets : Caterpillar, Komatsu, Fassi
9. Internet

More Related Content

What's hot

Perbandingan Pondasi Sumuran dan Pondasi Tiang Pancang Beton Kasus : Abutmen...
Perbandingan Pondasi Sumuran dan Pondasi Tiang Pancang Beton  Kasus : Abutmen...Perbandingan Pondasi Sumuran dan Pondasi Tiang Pancang Beton  Kasus : Abutmen...
Perbandingan Pondasi Sumuran dan Pondasi Tiang Pancang Beton Kasus : Abutmen...
ikhsan setiawan
 
Pedoman Penempatan Utilitas pada Daerah Milik Jalan
Pedoman Penempatan Utilitas pada Daerah Milik JalanPedoman Penempatan Utilitas pada Daerah Milik Jalan
Pedoman Penempatan Utilitas pada Daerah Milik Jalan
infosanitasi
 
Presentasi Uji Kompetensi SKK Ahli Teknik Sumber Daya Air Level 7
Presentasi Uji Kompetensi SKK Ahli Teknik Sumber Daya Air Level 7Presentasi Uji Kompetensi SKK Ahli Teknik Sumber Daya Air Level 7
Presentasi Uji Kompetensi SKK Ahli Teknik Sumber Daya Air Level 7
ssuser13ac8a
 
UJI KOMPETENSI FR.IA.04..pptx
UJI KOMPETENSI  FR.IA.04..pptxUJI KOMPETENSI  FR.IA.04..pptx
UJI KOMPETENSI FR.IA.04..pptx
AuliaNovarina
 
272367230 sni-08-0460-2004-lift-penumpang
272367230 sni-08-0460-2004-lift-penumpang272367230 sni-08-0460-2004-lift-penumpang
272367230 sni-08-0460-2004-lift-penumpang
Bagus Trilaksono
 
Perencanaan gording Baja
Perencanaan gording BajaPerencanaan gording Baja
Perencanaan gording Baja
bumi lohita
 
analisa perhitungan tulangan pelat lantai
analisa perhitungan tulangan pelat lantaianalisa perhitungan tulangan pelat lantai
analisa perhitungan tulangan pelat lantaiYusron Dwi Mangestika
 
Konstruksi baja-3 sambungan-baut
Konstruksi baja-3 sambungan-bautKonstruksi baja-3 sambungan-baut
Konstruksi baja-3 sambungan-baut
Junaida Wally
 
STRUKTUR JEMBATAN
STRUKTUR JEMBATANSTRUKTUR JEMBATAN
STRUKTUR JEMBATAN
Cut Nawalul Azka
 
Sni 2847 2013-persyaratan-beton-struktural-untuk-bangunan-gedung
Sni 2847 2013-persyaratan-beton-struktural-untuk-bangunan-gedungSni 2847 2013-persyaratan-beton-struktural-untuk-bangunan-gedung
Sni 2847 2013-persyaratan-beton-struktural-untuk-bangunan-gedung
cakagha1307
 
Tiang Pancang I
Tiang Pancang ITiang Pancang I
Tiang Pancang I
Nurul Angreliany
 
ANALISIS BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN DAN WAKTU PERJALANAN
ANALISIS BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN DAN WAKTU PERJALANANANALISIS BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN DAN WAKTU PERJALANAN
ANALISIS BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN DAN WAKTU PERJALANAN
AlBer MEt
 
Harga satuan maluku
Harga satuan malukuHarga satuan maluku
Harga satuan maluku
Gunawan Achmad
 
Buku kerja asesor tugas irwandony
Buku kerja asesor tugas irwandonyBuku kerja asesor tugas irwandony
Buku kerja asesor tugas irwandony
Irwan Dony
 
TUGAS AKHIR TINJAUAN DESAIN BANGUNAN KOLAM RENANG PADA HOTEL WHIZ MAKASSAR
TUGAS AKHIR TINJAUAN DESAIN BANGUNAN KOLAM RENANG PADA HOTEL WHIZ MAKASSARTUGAS AKHIR TINJAUAN DESAIN BANGUNAN KOLAM RENANG PADA HOTEL WHIZ MAKASSAR
TUGAS AKHIR TINJAUAN DESAIN BANGUNAN KOLAM RENANG PADA HOTEL WHIZ MAKASSAR
Sumarno Feriyal
 
Analisis desain baja ringan
Analisis desain baja ringanAnalisis desain baja ringan
Analisis desain baja ringan
moses hadun
 
PPT Sidang Tugas Akhir "Analisis Kinerja Struktur Rangka Beton Bertulang deng...
PPT Sidang Tugas Akhir "Analisis Kinerja Struktur Rangka Beton Bertulang deng...PPT Sidang Tugas Akhir "Analisis Kinerja Struktur Rangka Beton Bertulang deng...
PPT Sidang Tugas Akhir "Analisis Kinerja Struktur Rangka Beton Bertulang deng...
laura aulia
 
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja)
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja) Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja)
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja)
NitaMewaKameliaSiman
 
Bagian bagian konstruksi_atap
Bagian bagian konstruksi_atapBagian bagian konstruksi_atap
Bagian bagian konstruksi_atapuptalas
 

What's hot (20)

Perbandingan Pondasi Sumuran dan Pondasi Tiang Pancang Beton Kasus : Abutmen...
Perbandingan Pondasi Sumuran dan Pondasi Tiang Pancang Beton  Kasus : Abutmen...Perbandingan Pondasi Sumuran dan Pondasi Tiang Pancang Beton  Kasus : Abutmen...
Perbandingan Pondasi Sumuran dan Pondasi Tiang Pancang Beton Kasus : Abutmen...
 
Pedoman Penempatan Utilitas pada Daerah Milik Jalan
Pedoman Penempatan Utilitas pada Daerah Milik JalanPedoman Penempatan Utilitas pada Daerah Milik Jalan
Pedoman Penempatan Utilitas pada Daerah Milik Jalan
 
Presentasi Uji Kompetensi SKK Ahli Teknik Sumber Daya Air Level 7
Presentasi Uji Kompetensi SKK Ahli Teknik Sumber Daya Air Level 7Presentasi Uji Kompetensi SKK Ahli Teknik Sumber Daya Air Level 7
Presentasi Uji Kompetensi SKK Ahli Teknik Sumber Daya Air Level 7
 
UJI KOMPETENSI FR.IA.04..pptx
UJI KOMPETENSI  FR.IA.04..pptxUJI KOMPETENSI  FR.IA.04..pptx
UJI KOMPETENSI FR.IA.04..pptx
 
272367230 sni-08-0460-2004-lift-penumpang
272367230 sni-08-0460-2004-lift-penumpang272367230 sni-08-0460-2004-lift-penumpang
272367230 sni-08-0460-2004-lift-penumpang
 
Perencanaan gording Baja
Perencanaan gording BajaPerencanaan gording Baja
Perencanaan gording Baja
 
analisa perhitungan tulangan pelat lantai
analisa perhitungan tulangan pelat lantaianalisa perhitungan tulangan pelat lantai
analisa perhitungan tulangan pelat lantai
 
Konstruksi baja-3 sambungan-baut
Konstruksi baja-3 sambungan-bautKonstruksi baja-3 sambungan-baut
Konstruksi baja-3 sambungan-baut
 
STRUKTUR JEMBATAN
STRUKTUR JEMBATANSTRUKTUR JEMBATAN
STRUKTUR JEMBATAN
 
Sni 2847 2013-persyaratan-beton-struktural-untuk-bangunan-gedung
Sni 2847 2013-persyaratan-beton-struktural-untuk-bangunan-gedungSni 2847 2013-persyaratan-beton-struktural-untuk-bangunan-gedung
Sni 2847 2013-persyaratan-beton-struktural-untuk-bangunan-gedung
 
Tiang Pancang I
Tiang Pancang ITiang Pancang I
Tiang Pancang I
 
ANALISIS BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN DAN WAKTU PERJALANAN
ANALISIS BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN DAN WAKTU PERJALANANANALISIS BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN DAN WAKTU PERJALANAN
ANALISIS BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN DAN WAKTU PERJALANAN
 
Harga satuan maluku
Harga satuan malukuHarga satuan maluku
Harga satuan maluku
 
Buku kerja asesor tugas irwandony
Buku kerja asesor tugas irwandonyBuku kerja asesor tugas irwandony
Buku kerja asesor tugas irwandony
 
TUGAS AKHIR TINJAUAN DESAIN BANGUNAN KOLAM RENANG PADA HOTEL WHIZ MAKASSAR
TUGAS AKHIR TINJAUAN DESAIN BANGUNAN KOLAM RENANG PADA HOTEL WHIZ MAKASSARTUGAS AKHIR TINJAUAN DESAIN BANGUNAN KOLAM RENANG PADA HOTEL WHIZ MAKASSAR
TUGAS AKHIR TINJAUAN DESAIN BANGUNAN KOLAM RENANG PADA HOTEL WHIZ MAKASSAR
 
Analisis desain baja ringan
Analisis desain baja ringanAnalisis desain baja ringan
Analisis desain baja ringan
 
Kegiatan Pelaksanaan Proyek
 Kegiatan Pelaksanaan Proyek Kegiatan Pelaksanaan Proyek
Kegiatan Pelaksanaan Proyek
 
PPT Sidang Tugas Akhir "Analisis Kinerja Struktur Rangka Beton Bertulang deng...
PPT Sidang Tugas Akhir "Analisis Kinerja Struktur Rangka Beton Bertulang deng...PPT Sidang Tugas Akhir "Analisis Kinerja Struktur Rangka Beton Bertulang deng...
PPT Sidang Tugas Akhir "Analisis Kinerja Struktur Rangka Beton Bertulang deng...
 
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja)
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja) Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja)
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja)
 
Bagian bagian konstruksi_atap
Bagian bagian konstruksi_atapBagian bagian konstruksi_atap
Bagian bagian konstruksi_atap
 

Similar to 2006 05-alat berat

2007 05-alat berat
2007 05-alat berat2007 05-alat berat
2007 05-alat berat
ahmad fuadi
 
2006 06-pengukuran dan pematokan
2006 06-pengukuran dan pematokan2006 06-pengukuran dan pematokan
2006 06-pengukuran dan pematokan
ahmad fuadi
 
2006 09-pekerjaan bangunan pelengkap dan perlengkapan jalan
2006 09-pekerjaan bangunan pelengkap dan perlengkapan jalan2006 09-pekerjaan bangunan pelengkap dan perlengkapan jalan
2006 09-pekerjaan bangunan pelengkap dan perlengkapan jalan
ahmad fuadi
 
2006 08-pekerjaan beton
2006 08-pekerjaan beton2006 08-pekerjaan beton
2006 08-pekerjaan beton
ahmad fuadi
 
2006 12-teknik pelaporan
2006 12-teknik pelaporan2006 12-teknik pelaporan
2006 12-teknik pelaporan
ahmad fuadi
 
2006 07-pekerjaan tanah
2006 07-pekerjaan tanah2006 07-pekerjaan tanah
2006 07-pekerjaan tanah
ahmad fuadi
 
2007 10-pekerjaan beton
2007 10-pekerjaan beton2007 10-pekerjaan beton
2007 10-pekerjaan beton
ahmad fuadi
 
2006 04-membaca gambar
2006 04-membaca gambar2006 04-membaca gambar
2006 04-membaca gambar
ahmad fuadi
 
2007 11-pekerjaan bangunan pelengkap dan perlengkapan jalan
2007 11-pekerjaan bangunan pelengkap dan perlengkapan jalan2007 11-pekerjaan bangunan pelengkap dan perlengkapan jalan
2007 11-pekerjaan bangunan pelengkap dan perlengkapan jalan
ahmad fuadi
 
2006 01-keselamatan dan kesehatan kerja
2006 01-keselamatan dan kesehatan kerja2006 01-keselamatan dan kesehatan kerja
2006 01-keselamatan dan kesehatan kerja
ahmad fuadi
 
2006 11-metode kerja pelaksanaan jembatan
2006 11-metode kerja pelaksanaan jembatan2006 11-metode kerja pelaksanaan jembatan
2006 11-metode kerja pelaksanaan jembatan
ahmad fuadi
 
2007 14-teknik pelaporan
2007 14-teknik pelaporan2007 14-teknik pelaporan
2007 14-teknik pelaporan
ahmad fuadi
 
2007 03-bahan jalan
2007 03-bahan jalan2007 03-bahan jalan
2007 03-bahan jalan
ahmad fuadi
 
2007 06-pengukuran dan pematokan
2007 06-pengukuran dan pematokan2007 06-pengukuran dan pematokan
2007 06-pengukuran dan pematokan
ahmad fuadi
 
2006 10-pemeliharaan jalan darurat dan pemeliharaan lalu lintas
2006 10-pemeliharaan jalan darurat dan pemeliharaan lalu lintas2006 10-pemeliharaan jalan darurat dan pemeliharaan lalu lintas
2006 10-pemeliharaan jalan darurat dan pemeliharaan lalu lintas
ahmad fuadi
 
2007 13-metode kerja
2007 13-metode kerja2007 13-metode kerja
2007 13-metode kerja
ahmad fuadi
 
2007 08-pekerjaan drainase
2007 08-pekerjaan drainase2007 08-pekerjaan drainase
2007 08-pekerjaan drainase
ahmad fuadi
 
2007 04-gambar teknik
2007 04-gambar teknik2007 04-gambar teknik
2007 04-gambar teknik
ahmad fuadi
 
2005-04-Rekayasa lapangan dan kaji ulang desain.pdf
2005-04-Rekayasa lapangan dan kaji ulang desain.pdf2005-04-Rekayasa lapangan dan kaji ulang desain.pdf
2005-04-Rekayasa lapangan dan kaji ulang desain.pdf
ivanrsd70
 
2007 01-keselamatan kesehatan kerja
2007 01-keselamatan  kesehatan kerja2007 01-keselamatan  kesehatan kerja
2007 01-keselamatan kesehatan kerja
ahmad fuadi
 

Similar to 2006 05-alat berat (20)

2007 05-alat berat
2007 05-alat berat2007 05-alat berat
2007 05-alat berat
 
2006 06-pengukuran dan pematokan
2006 06-pengukuran dan pematokan2006 06-pengukuran dan pematokan
2006 06-pengukuran dan pematokan
 
2006 09-pekerjaan bangunan pelengkap dan perlengkapan jalan
2006 09-pekerjaan bangunan pelengkap dan perlengkapan jalan2006 09-pekerjaan bangunan pelengkap dan perlengkapan jalan
2006 09-pekerjaan bangunan pelengkap dan perlengkapan jalan
 
2006 08-pekerjaan beton
2006 08-pekerjaan beton2006 08-pekerjaan beton
2006 08-pekerjaan beton
 
2006 12-teknik pelaporan
2006 12-teknik pelaporan2006 12-teknik pelaporan
2006 12-teknik pelaporan
 
2006 07-pekerjaan tanah
2006 07-pekerjaan tanah2006 07-pekerjaan tanah
2006 07-pekerjaan tanah
 
2007 10-pekerjaan beton
2007 10-pekerjaan beton2007 10-pekerjaan beton
2007 10-pekerjaan beton
 
2006 04-membaca gambar
2006 04-membaca gambar2006 04-membaca gambar
2006 04-membaca gambar
 
2007 11-pekerjaan bangunan pelengkap dan perlengkapan jalan
2007 11-pekerjaan bangunan pelengkap dan perlengkapan jalan2007 11-pekerjaan bangunan pelengkap dan perlengkapan jalan
2007 11-pekerjaan bangunan pelengkap dan perlengkapan jalan
 
2006 01-keselamatan dan kesehatan kerja
2006 01-keselamatan dan kesehatan kerja2006 01-keselamatan dan kesehatan kerja
2006 01-keselamatan dan kesehatan kerja
 
2006 11-metode kerja pelaksanaan jembatan
2006 11-metode kerja pelaksanaan jembatan2006 11-metode kerja pelaksanaan jembatan
2006 11-metode kerja pelaksanaan jembatan
 
2007 14-teknik pelaporan
2007 14-teknik pelaporan2007 14-teknik pelaporan
2007 14-teknik pelaporan
 
2007 03-bahan jalan
2007 03-bahan jalan2007 03-bahan jalan
2007 03-bahan jalan
 
2007 06-pengukuran dan pematokan
2007 06-pengukuran dan pematokan2007 06-pengukuran dan pematokan
2007 06-pengukuran dan pematokan
 
2006 10-pemeliharaan jalan darurat dan pemeliharaan lalu lintas
2006 10-pemeliharaan jalan darurat dan pemeliharaan lalu lintas2006 10-pemeliharaan jalan darurat dan pemeliharaan lalu lintas
2006 10-pemeliharaan jalan darurat dan pemeliharaan lalu lintas
 
2007 13-metode kerja
2007 13-metode kerja2007 13-metode kerja
2007 13-metode kerja
 
2007 08-pekerjaan drainase
2007 08-pekerjaan drainase2007 08-pekerjaan drainase
2007 08-pekerjaan drainase
 
2007 04-gambar teknik
2007 04-gambar teknik2007 04-gambar teknik
2007 04-gambar teknik
 
2005-04-Rekayasa lapangan dan kaji ulang desain.pdf
2005-04-Rekayasa lapangan dan kaji ulang desain.pdf2005-04-Rekayasa lapangan dan kaji ulang desain.pdf
2005-04-Rekayasa lapangan dan kaji ulang desain.pdf
 
2007 01-keselamatan kesehatan kerja
2007 01-keselamatan  kesehatan kerja2007 01-keselamatan  kesehatan kerja
2007 01-keselamatan kesehatan kerja
 

More from ahmad fuadi

2007 12-pemeliharaan jalan darurat dan pengaturan lalin
2007 12-pemeliharaan jalan darurat dan pengaturan lalin2007 12-pemeliharaan jalan darurat dan pengaturan lalin
2007 12-pemeliharaan jalan darurat dan pengaturan lalin
ahmad fuadi
 
2007 09-pekerjaan pekerasan jalan
2007 09-pekerjaan pekerasan jalan2007 09-pekerjaan pekerasan jalan
2007 09-pekerjaan pekerasan jalan
ahmad fuadi
 
2007 07-pekerjaan tanah
2007 07-pekerjaan tanah2007 07-pekerjaan tanah
2007 07-pekerjaan tanah
ahmad fuadi
 
2007 06-laporan hasil penyelidikan tanah untuk badan jalan
2007 06-laporan hasil penyelidikan tanah untuk badan jalan2007 06-laporan hasil penyelidikan tanah untuk badan jalan
2007 06-laporan hasil penyelidikan tanah untuk badan jalan
ahmad fuadi
 
2007 05-analisis dan interpretasi hasil penyelidikan tanah untuk badan jalan
2007 05-analisis dan interpretasi hasil penyelidikan tanah untuk badan jalan2007 05-analisis dan interpretasi hasil penyelidikan tanah untuk badan jalan
2007 05-analisis dan interpretasi hasil penyelidikan tanah untuk badan jalan
ahmad fuadi
 
2007 04-pengujian mekanika tanah di lapangan dan di laboratorium untuk badan ...
2007 04-pengujian mekanika tanah di lapangan dan di laboratorium untuk badan ...2007 04-pengujian mekanika tanah di lapangan dan di laboratorium untuk badan ...
2007 04-pengujian mekanika tanah di lapangan dan di laboratorium untuk badan ...
ahmad fuadi
 
2007 03-perencanaan penyelidikan tanah untuk badan jalan
2007 03-perencanaan penyelidikan tanah untuk badan jalan2007 03-perencanaan penyelidikan tanah untuk badan jalan
2007 03-perencanaan penyelidikan tanah untuk badan jalan
ahmad fuadi
 
2007 02-manajemen
2007 02-manajemen2007 02-manajemen
2007 02-manajemen
ahmad fuadi
 
2007 02-desk study dan survai pendahuluan
2007 02-desk study dan survai pendahuluan2007 02-desk study dan survai pendahuluan
2007 02-desk study dan survai pendahuluan
ahmad fuadi
 
2007 01-uujk, smk3
2007 01-uujk, smk32007 01-uujk, smk3
2007 01-uujk, smk3
ahmad fuadi
 
2006 02-membaca data geoteknik
2006 02-membaca data geoteknik2006 02-membaca data geoteknik
2006 02-membaca data geoteknik
ahmad fuadi
 

More from ahmad fuadi (11)

2007 12-pemeliharaan jalan darurat dan pengaturan lalin
2007 12-pemeliharaan jalan darurat dan pengaturan lalin2007 12-pemeliharaan jalan darurat dan pengaturan lalin
2007 12-pemeliharaan jalan darurat dan pengaturan lalin
 
2007 09-pekerjaan pekerasan jalan
2007 09-pekerjaan pekerasan jalan2007 09-pekerjaan pekerasan jalan
2007 09-pekerjaan pekerasan jalan
 
2007 07-pekerjaan tanah
2007 07-pekerjaan tanah2007 07-pekerjaan tanah
2007 07-pekerjaan tanah
 
2007 06-laporan hasil penyelidikan tanah untuk badan jalan
2007 06-laporan hasil penyelidikan tanah untuk badan jalan2007 06-laporan hasil penyelidikan tanah untuk badan jalan
2007 06-laporan hasil penyelidikan tanah untuk badan jalan
 
2007 05-analisis dan interpretasi hasil penyelidikan tanah untuk badan jalan
2007 05-analisis dan interpretasi hasil penyelidikan tanah untuk badan jalan2007 05-analisis dan interpretasi hasil penyelidikan tanah untuk badan jalan
2007 05-analisis dan interpretasi hasil penyelidikan tanah untuk badan jalan
 
2007 04-pengujian mekanika tanah di lapangan dan di laboratorium untuk badan ...
2007 04-pengujian mekanika tanah di lapangan dan di laboratorium untuk badan ...2007 04-pengujian mekanika tanah di lapangan dan di laboratorium untuk badan ...
2007 04-pengujian mekanika tanah di lapangan dan di laboratorium untuk badan ...
 
2007 03-perencanaan penyelidikan tanah untuk badan jalan
2007 03-perencanaan penyelidikan tanah untuk badan jalan2007 03-perencanaan penyelidikan tanah untuk badan jalan
2007 03-perencanaan penyelidikan tanah untuk badan jalan
 
2007 02-manajemen
2007 02-manajemen2007 02-manajemen
2007 02-manajemen
 
2007 02-desk study dan survai pendahuluan
2007 02-desk study dan survai pendahuluan2007 02-desk study dan survai pendahuluan
2007 02-desk study dan survai pendahuluan
 
2007 01-uujk, smk3
2007 01-uujk, smk32007 01-uujk, smk3
2007 01-uujk, smk3
 
2006 02-membaca data geoteknik
2006 02-membaca data geoteknik2006 02-membaca data geoteknik
2006 02-membaca data geoteknik
 

2006 05-alat berat

  • 1. MyDoc/Pusbin-KPK/Draft1 PEKERJAAN PELATIHAN SITE INSPECTOR OF BRIDGE (INSPEKTUR LAPANGAN PEKERJAAN JEMBATAN) DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI (PUSBIN-KPK) MODUL SIB – 05 : ALAT BERAT 2006
  • 2. Modul SIB-05 : Alat Berat Kata Pengantar Pelatihan Site Inspector of Bridge (SIB) i KATA PENGANTAR Modul ini akan menguraikan macam-macam peralatan, fungsi serta cara kerja dan hal- hal teknis lainnya yang perlu diketahui sebagai dasar pengenalan terhadap peralatan. Uraian selanjutnya akan dibagi dalam 2 kelompok besar, yaitu kelompok peralatan pemindahan tanah, dan kelompok peralatan lain-lain yang dikaitkan dengan fungsinya. Modul ini dimaksudkan untuk memberikan pengetahuan mengenai excavator, loader, bulldozer, motorgrader, dump truck, motor scraper, dragline, peralatan pemecah batu (Stone Crushing Plant), peralataan pemancangan dan alat pencampur beton semen. Demikian mudah-mudahan modul ini dapat memberikan manfaat bagi yang memerlukannya.
  • 3. Modul SIB-05 : Alat Berat Kata Pengantar Pelatihan Site Inspector of Bridge (SIB) ii
  • 4. Modul SIB-05 : Alat Berat Kata Pengantar Pelatihan Site Inspector of Bridge (SIB) iii LEMBAR TUJUAN JUDUL PELATIHAN : Pelatihan Inspektor Lapangan Pekerjaan Jembatan (Site Inspector of Bridge) MODEL PELATIHAN : Lokakarya terstruktur TUJUAN UMUM PELATIHAN : Setelah modul ini dipelajari, peserta mampu melaksanakan pengawasan dan perlaporan pekerjaan konstruksi jembatan untuk memastikan kesesuaian dengan rencana, metode kerja dan dokumen kontrak. TUJUAN KHUSUS PELATIHAN : Pada akhir pelatihan ini peserta diharapkan mampu: 1. Mengawasi pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja 2. Membaca Data Geoteknik 3. Mengawasi penggunaan Bahan Jembatan 4. Membaca Gambar 5. Mengawasi penggunaan Alat-alat Berat 6. Mengawasi pelaksanaan Pengukuran dan Pematokan 7. Mengawasi pelaksanaan Pekerjaan Tanah 8. Mengawasi pelaksanaan Pekerjaan Beton 9. Mengawasi pelaksanaan Pekerjaan Bangunan Pelengkap dan Perlengkapan Jembatan 10.Mengawasi pelaksanaan Pemeliharaan Jalan Darurat dan Pengaturan Lalu Lintas 11.Mengawasi pelaksanaan Metode Kerja Pelaksanaan Pekerjaan Jembatan 12.Membuat Laporan Pengawasan Pekerjaan
  • 5. Modul SIB-05 : Alat Berat Kata Pengantar Pelatihan Site Inspector of Bridge (SIB) iv NOMOR : SIB-05 JUDUL MODUL : ALAT BERAT TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU) Setelah modul ini dipelajari, peserta mampu memanfaatkan alat berat yang disediakan untuk pekerjaan jembatan dan menggunakannya untuk memperoleh produk pekerjaan yang efisien dengan mutu yang memenuhi standar persyaratan teknis. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK) Pada akhir pelatihan peserta mampu : 1. Mengawasi cara kerja Alat Gali. 2. Mengawasi cara kerja Alat Pemadatan. 3. Mengawasi cara kerja Alat Perata. 4. Mengawasi cara kerja Alat Pengangkut. 5. Mengawasi cara kerja Alat Pancang. 6. Mengawasi cara kerja Alat Pengangkat.
  • 6. Modul SIB-05 : Alat Berat Kata Pengantar Pelatihan Site Inspector of Bridge (SIB) v DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR i LEMBAR TUJUAN ii DAFTAR ISI iv DESKRIPSI SINGKAT PENGEMBANGAN MODUL PELATIHAN INSPEKTOR LAPANGAN PEKERJAAN JEMBATAN (Site Inspector of Bridge) vi DAFTAR MODUL vii PANDUAN PEMBELAJARAN viii BAB I ALAT GALI (EXCAVATOR) 1.1. UMUM 1.2. JENIS-JENIS ALAT GALI 1.2.1 BACKHOE LOADER 1.2.2 POWER SHOVEL 1.2.3 BACKHOE SHOVEL (EXCAVATOR) 1.2.4 CLAM SHELL I – 1 I – 1 I – 1 I – 1 I – 3 I – 5 I – 7 BAB II ALAT PEMADATAN 2.1 UMUM 2.2 JENIS-JENIS ALAT PEMADAT 2.2.1 THREE WHEEL ROLLER 2.2.2 TANDEM ROLLER 2.2.3 SHEEP FOOT ROLLER 2.2.4 VIBRATING COMPACTOR (VIBRATING ROLLER) 2.2.5 PHEUMATIC TIRED ROLLER II – 1 II – 1 II – 1 II – 2 II – 3 II – 5 II – 6 II – 8 BAB III ALAT PERATA 3.1. UMUM 3.2. JENIS JENIS ALAT PERATA 3.2.1 MOTOR GRADER 3.2.2 MOTOR GRADER III – 1 III – 1 III – 2 III – 2 III – 4 BAB IV ALAT PENGANGKUT 4.1. UMUM 4.2. JENIS-JENIS ALAT PENGANGKUT 4.2.1 DUMP TRUCK 4.2.2 FLAT BED 4.2.3 TRAILER IV – 1 IV – 1 IV – 2 IV – 2 IV – 3 IV – 3
  • 7. Modul SIB-05 : Alat Berat Kata Pengantar Pelatihan Site Inspector of Bridge (SIB) vi BAB V ALAT PANCANG 5.1 PILE DIESEL HAMMER 5.2 VIBRO HAMMER 5.3 PILE AUGER BAB VI ALAT PENGANGKAT 6.1 UMUM 6.2 JENIS-JENIS ALAT PENGANGKAT 6.3 TRUCK CRANE 6.4 MOBILE CRANE 6.5 CRANE ON TRACK V – 1 V – 2 V – 2 V – 3 VI – 1 VI – 1 VI – 1 VI – 2 VI – 2 VI – 3 RANGKUMAN DAFTAR PUSTAKA HAND OUT
  • 8. Modul SIB-05 : Alat Berat Kata Pengantar Pelatihan Site Inspector of Bridge (SIB) vii DESKRIPSI SINGKAT PENGEMBANGAN MODUL PELATIHAN INSPEKTOR LAPANGAN PEKERJAAN JEMBATAN (Site Inspector of Bridge) 1. Kompetensi kerja yang disyaratkan untuk jabatan kerja Inspektor Lapangan Pekerjaan Jembatan (Site Inspector of Bridge) dibakukan dalam Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) yang didalamnya telah ditetapkan unit-unit kerja sehingga dalam Pelatihan Inspektor Lapangan Pekerjaan Jembatan (Site Inspector of Bridge) unit-unit tersebut menjadi Tujuan Khusus Pelatihan. 2. Standar Latihan Kerja (SLK) disusun berdasarkan analisis dari masing- masing Unit Kompetensi, Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja yang menghasilkan kebutuhan pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku dari setiap Elemen Kompetensi yang dituangkan dalam bentuk suatu susunan kurikulum dan silabus pelatihan yang diperlukan untuk memenuhi tuntutan kompetensi tersebut. 3. Untuk mendukung tercapainya tujuan khusus pelatihan tersebut, maka berdasarkan Kurikulum dan Silabus yang ditetapkan dalam SLK, disusun seperangkat modul pelatihan (seperti tercantum dalam Daftar Modul) yang harus menjadi bahan pengajaran dalam pelatihan Inspektor Lapangan Pekerjaan Jembatan (Site Inspector of Bridge).
  • 9. Modul SIB-05 : Alat Berat Kata Pengantar Pelatihan Site Inspector of Bridge (SIB) viii DAFTAR MODUL Jabatan Kerja : Inspektur Lapangan Pekerjaan Jembatan Site Inspector of Bridge (SIB) Nomor Modul Kode Judul Modul 1 SIB – 01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja 2 SIB – 02 Membaca Data Geoteknik 3 SIB – 03 Bahan Jembatan 4 SIB – 04 Membaca Gambar 5 SIB – 05 Alat Berat 6 SIB – 06 Pengukuran dan Pematokan 7 SIB – 07 Pekerjaan Tanah 8 SIB – 08 Pekerjaan Beton 9 SIB – 09 Pekerjaan Bangunan Pelengkap dan Perlengkapan Jalan 10 SIB – 10 Pemeliharaan Jalan Darurat dan Pengaturan Lalu Lintas 11 SIB – 11 Metode Kerja Pelaksanaan Pekerjaan Jembatan 12 SIB – 12 Teknik Pelaporan
  • 10. Modul SIB-05 : Alat Berat Kata Pengantar Pelatihan Site Inspector of Bridge (SIB) ix PANDUAN INSTRUKTUR A. BATASAN NAMA PELATIHAN : Pelatihan Inspektor Lapangan Pekerjaan Jembatan (Site Inspector of Bridge ) KODE MODUL : SIB-05 JUDUL MODUL : ALAT BERAT DESKRIPSI : Modul ini menguraikan jenis peralatan, fungsi serta cara kerja dan hal-hal teknis lainnya yang perlu diketahui sebagai dasar pengenalan terhadap peralatan seperti Alat Gali, Alat Pemadatan, Alat Perata, Alat Pengangkut, Alat Pancang, Mesin Bor Tiang dan Alat Pengangkat. TEMPAT KEGIATAN: Ruangan Kelas lengkap dengan fasilitasnya. WAKTU PEMBELAJARAN : 4 (Empat) Jam Pelajaran (JP) (1 JP = 45 Menit)
  • 11. Modul SIB-05 : Alat Berat Kata Pengantar Pelatihan Site Inspector of Bridge (SIB) x B. KEGIATAN PEMBELAJARAN KEGIATAN INSTRUKTUR KEGIATAN PESERTA PENDUKUNG 1. Ceramah : Pembukaan Menjelaskan tujuan instruksional (TIU & TIK)  Merangsang motivasi peserta dengan pertanyaan atau pengala- mannya dalam penerapan gambar pelaksanaan Waktu : 5 menit 2. Ceramah : Alat Gali Penjelasan tentang Alat Gali seperti:  Backhoe Loader  Power Shovel  Backhoe Shovel  Clam Shell Waktu : 30 menit Bahan : Materi Serahan (Bab 1, Alat Gali) 3. Ceramah : Alat Pemadatan Penjelasan tentang Alat Pemadatan:  Three Wheel Roller  Tandem Roller  Sheep Foot Roller  Vibrating Compactor  Pheumatic Tired Roller Waktu : 30 menit Bahan : Materi Serahan (Bab 2, Alat Pemadatan) 4. Ceramah : Alat Perata: Motor Grader Finisher Waktu : 30 menit Bahan : Materi serahan (Bab 3, Alat Perata) 5. Ceramah : Alat Pengangkut:  Dump Truck (rear & side)  Flat Bed  Trailer Waktu : 20 menit Bahan : Materi Serahan (Bab 4, Alat Pengangkut) 6. Ceramah : Alat Pancang: Pile Diesel Hammer  Vibro Hammer  Pile Auger Waktu : 25 menit Bahan : Materi Serahan (Bab 5, Kelompok Peralatan lain-lain)  Mengikuti penjelasan TIU dan TIK dengan tekun dan aktif  Mengajukan pertanyaan apabila kurang jelas.  Mengikuti penjelasan instruktur dengan tekun dan aktif  Mencatat hal-hal yang perlu  Mengajukan pertanyaan bila perlu  Mengikuti penjelasan instruktur dengan tekun dan aktif  Mencatat hal-hal yang perlu  Mengajukan pertanyaan bila perlu  Mengikuti penjelasan instruktur dengan tekun dan aktif  Mencatat hal-hal yang perlu  Mengajukan pertanyaan bila perlu  Mengikuti penjelasan instruktur dengan tekun dan aktif  Mencatat hal-hal yang perlu  Mengajukan pertanyaan bila perlu  Mengikuti penjelasan instruktur dengan tekun dan aktif  Mencatat hal-hal yang perlu  Mengajukan pertanyaan bila perlu OHT OHT OHT OHT
  • 12. Modul SIB-05 : Alat Berat Kata Pengantar Pelatihan Site Inspector of Bridge (SIB) xi KEGIATAN INSTRUKTUR KEGIATAN PESERTA PENDUKUNG 7. Ceramah : Alat Pengangkat: Truck Crane  Mobile Crane  Crane on Track Waktu : 20 menit Bahan : Materi Serahan (Bab 7, Alat Pengangkat)  Mengikuti penjelasan instruktur dengan tekun dan aktif  Mencatat hal-hal yang perlu  Mengajukan pertanyaan bila perlu OHT
  • 13. Modul SIB-05 : Alat Berat Bab I: Alat Gali Pelatihan Site Inspector of Bridge (SIB) I-1 BAB I ALAT GALI (EXCAVATOR) 1.1. UMUM Yang dimaksud dengan alat gali disini ialah alat berat yang fungsinya menggali tanah, baik itu kebawah maupun kesamping. Tanah hasil galian biasanya ditimbun disekitarnya, bisa pula dimuat kedalam dump truck untuk diangkut ketempat lain. Alat berat ini dapat bergerak sendiri dengan roda ban biasanya mempunyai kapasitas kecil dengan tenaga dari 75 hp-110 hp, kemampuan gali dari 4,4 m sampai 6 m. Karena alat berat ini bergerak dengan ban, maka waktu bekerja menggali, mendapat beban yang berat. Untuk menghindari kerusakan pada ban dan juga untuk mendapatkan kestabilan kerja, maka alat berat ini harus ditunjang oleh yang namanya outrigger yang ditempatkan pada bagian belakangnya. Alat berat yang bergerak dengan kelabang (rantai, track) mempunyai kapasitas yang besar, yaitu bertenaga 80 hp-800 hp, kemampuan gali dari 5 m sampai 15 m. Jadi secara garis besar alat gali ini ada dua macam, yaitu yang wheel dan yang track. 1.2. JENIS-JENIS ALAT GALI Jenis alat gali yang masih diproduksi sekarang ialah : - Backhoe Loader - Power Shovel - Backhoe Shovel - Clam Shell 1.2.1 BACKHOE LOADER Alat berat ini bekerja dwi fungsi, yaitu bagian depan berfungsi sebagai laoder, sedangkan bagian belakang sebagai shovel (backhoe). Backhoe ini termasuk kecil tenaga yang dibutuhkan sekitar 80-110 hp saja. Kemampuan menggali, keatas dapat mencapai 7 m, sedangkan kebawah sampai 6,5 m. Karena bekerjanya dwifungsi, maka roda depan lebih kecil dari pada roda belakang agar lincah sedangkan bagian belakangnya harus pula ditopang dengan outrigger agar didapat kestabilan kerja waktu mengoperasikan shovel. Backhoe ini dapat pula dipasangi hydraulic hammer dan hydraulic compactor.
  • 14. Modul SIB-05 : Alat Berat Bab I: Alat Gali Pelatihan Site Inspector of Bridge (SIB) I-2 Gambar 1.1. Loader Struktur Backhoe Lader Seperti alat-alat berat lainnya backhoe loader dapat dibagi kedalam empat bagian, yaitu : 1. Mesin penggerak 2. Penghubung 3. Attachment 4. Badan Gambar 1.2. Backhoe Loader
  • 15. Modul SIB-05 : Alat Berat Bab I: Alat Gali Pelatihan Site Inspector of Bridge (SIB) I-3 Penjelasan : 1. Mesin penggerak berupa diesel yang memakai turbo dan dilengkapi thermal starting sehingga dapat mudah distart walau musim dingin. 2. Penghubung, berupa system hidrolik yang dapat menyalurkan tenaga mesin kepada attachmentnya dengan lancar. 3. Attachmentnya ada dua macam yang utama yaitu bucket loader dan backhoe shovel. Untuk backhoe ini dipasang hydraulic hammer atau hydraulic compactor. 4. Badan, tempat kabin pengemudi dan tempat duduknya attachment. Keempat rodanya dapat bergerak sendiri, All Wheel Drive (AWD) dan tiap pasang dapat berbelok sendiri untuk kelincahannya. Tempat duduk operator dapat diputar kebelakang, bila ia mengoperasikan backhoe. Pemakaian Backhoe loader ini dapat dioperasikan ditempat yang tidak terlalu berat sebagaimana tempat-tempat yang berat untuk wheel loader dan bulldozer. Sebagai imbalannya backhoe ini beroperasi lebih lincah. Kalau backhoe dioperasikan, maka outrigger (penyangga) harus selalu dipasang. Sebelum dioperasikan, mesinnya harus dipanaskan selama tiga menit, sementara itu periksa alat control di panel instrument. Sebelum mesin dimatikan, waktu selesai beroperasi, terlebih dulu perlu dilakukan pendinginan selama lima menit. Kebersihan bahan bakar solar mesti diperhatikan, begitu pula oli hidrolik. Jumlah oli hidrolik jangan kurang atau melewati batas. 1.2.2 POWER SHOVEL Power shovel ialah alat berat yang menggali tanah dengan menggerakkan lengannya (arm, pemegang bucket) kedepan dan juga serentak dengan menggerakkan bucketnya pula, tanpa gerakan badannya. Alat berat ini langka digunakan untuk proyek jalan, lebih sering digunakan di proyek bendung atau pertambangan. Tenaga mesin alat berat ini berkisar dari 400 hp sampai 1500 hp. Kapasitas bucketnya dari 5 m3 sampai 17 m3 . Bucket yang besar menggunakan bottom dump, bagian bawah bucket dapat dibuka, sehingga produktivitas meningkat. Karena bobotnya yang berat, maka power shovel berjalan dengan menggunakan track seperti terlihat pada gambar di bawah ini.
  • 16. Modul SIB-05 : Alat Berat Bab I: Alat Gali Pelatihan Site Inspector of Bridge (SIB) I-4 Gambar 1.3. Power Shovel Struktur Power Shovel Power shovel dapat dibagi 5 bagian, yaitu : 1. Mesin (engine) 2. Penghubung (system hidrolik) 3. Boom dan bucket 4. Badan 5. Kaki (undercarriage) Penjelasan 1. Mesin penggerak, berupa mesin Diesel dengan turbo berkekuatan diatas 400 hp. 2. Yang dimaksud penghubung disini ialah komponen yang memungkinkan tenaga mesin disalurkan menjadi tenaga gerak boom dan bucket, tenaga pemutar badan dan tenaga untuk berjalannya shovel. Disini digunakan tenaga hidrolik, yaitu pompa yang digerakkan mesin, memberikan tekanan kepada oli hidrolik yang disalurkan melalui bermacam slang yang akhirnya sampai kepada turbin yang memutarkan komponen yang harus bergerak (sprocket untuk rantai penggerak) atau menekan piston didalam silinder untuk mengangkat boom. 3. Boom dan bucket berfungi seperti lengan tangan manusia 4. Badan ialah tempat mesin dipasang dan tempat kabin operator untuk mengontrol pengoperasian. 5. Kaki atau lebih populer undercarriage, ialah bagian paling bawah tempat rantai (kelabang) bergerak merayap untuk menjalankan keseluruhan unit.
  • 17. Modul SIB-05 : Alat Berat Bab I: Alat Gali Pelatihan Site Inspector of Bridge (SIB) I-5 Pemakaian Pemakaian power shovel tidak membutuhkan kehati-hatian yang tinggi sebagaimana pemakaian backhoe loader, yang penting pemeriksaan mula sebelum peralatan dioperasikan, jangan sampai kebocoran-kebocoran tidak terkontrol dan mesin tanpa pemanasan dulu. Demikian pula pada waktu selesai dioperasikan, waktu mau mematikan mesin harus ada cooling period dulu, agar turbo tidak cepat rusak. 1.2.3 BACKHOE SHOVEL (EXCAVATOR) Alat berat jenis ini merupakan peralatan yang paling banyak kegunaannya dan paling banyak tipernya. Ada puluhan tipe dari yang bertenaga 17 hp sampai 1500 hp. Attachment peralatan ini dapat diganti-ganti dengan jenis-jenis lainnya, baik cuma diujungnya, tempat bucket, maupun dari mulai boomnya. Fungsi utama Backhoe shovel ialah menggali tanah dan memuatkannya ke dalam truck atau menimbun tanah tersebut disekitar shovel tersebut dengan cara memutar badannya. Jadi waktu beroperasinya alat ini tidak pindah tempat. Beda backhoe shovel dengan front shovel ialah hanya pada gerakan boom dan bucketnya. Backhoe shovel menekankan boomnya sambil memutar bucket kearah badannya untuk menggali tanah, sedangkan front shovel sebaliknya. Dengan dibantu boomnya backhoe dapat menyeberangi parit. Ilustrasi backhoe shovel seperti dibawah ini. Gambar 1.4. Excavator Melakukan Penggalian
  • 18. Modul SIB-05 : Alat Berat Bab I: Alat Gali Pelatihan Site Inspector of Bridge (SIB) I-6 Bila dibandingkan dengan track loader atau wheel loader, maka backhoe shovel ini yang lebih banyak manfaatnya. Perbandingan ini diambil untuk tenaga mesin yang sama. Struktur Backhoe Shovel Alat berat ini bagian utamanya terdiri dari : 1. Mesin penggerak (engine) 2. Sistem hidrolik 3. Boom dan bucket 4. Badan 5. Undercarriage Penjelasan 1. Mesin penggerak ialah mesin diesel yang memasok tenaga untuk semua gerakan yang dilakukan pada alat berat ini. Gerakan ini, baik untuk maju mundurnya alat maupun untuk gerakan attachmentnya. 2. Sistem hidrolik, maksudnya ialah semua komponen yang ada oli hidrolik didalamnya yang berfungsi menggerakkan bagian tertentu dari komponen tersebut. Tenaga tekan pada oli hidrolik dibangkitkan oleh pompa yang letaknya dekat mesin dan mendapat tenaga dari mesin tersebut. Pada sprocket, penggerak kelabang (rantai) tenaga tekan, hidrolik ini diubah menjadi tenaga putar melalui turbin. Putaran turban diteruskan menjadi putaran sprocket yang selanjutnya menggerakkan kelabang yang mengakibatkan backhoe maju atau mundur. Tenaga hidrolik yang masuk kedalam pipa silinder boom mendorong batang silinder memanjang keluar. Perpanjangan batang silinder mengakibatkan stick menekuk. Bila batang silinder memendek, gerakan terjadi sebaliknya. 3. Boom dan bucket, merupakan lengan dan tangan dari alat berat itu. Yang dimaksud dengan boom ialah batang profil yang melekat ke badan yang bentuknya seperti boomerang, sedangkan stick ialah batang profil antara boom dan bucket. Jadi, kalau diibaratkan dengan anggota badan manusia, boom merupakan lengan atas, stick merupakan lengan bawah, sedangkan bucket merupakan tanaga lengkap dengan kukunya. 4. Badan, tempat diletakkannya mesin penggerak dengan pompa hidrolik, tempat ditegakkannya boom yang dipotong batang silinder. Kabin operator terletak disana pula. Seluruh badan ini dapat berputar 360 pada bagian kaki melalui turntable. Dengan berputarnya badan shovel, jangkauan boomnya dapat berubah-ubah, maka alat berat ini dapat menggali disuatu tempat dan menumpahkannya ketempat lainnya tanpa bergerak maju ataupun mundur.
  • 19. Modul SIB-05 : Alat Berat Bab I: Alat Gali Pelatihan Site Inspector of Bridge (SIB) I-7 5. Undercarriage berfungsi menjalankan shovel dari suatu lokai ke lokasi lainnya tanpa khawatir untuk amblas, selain mampu mendukung bobot alat berat ini yang cukup besar. Track disini tidak diperlukan untuk membikin traksi yang kuat sebagaimana yang diperlukan pada track bulldozer. Pemakaian Pemakaian backhoe shovel ini tidak memerlukan perhatian yang istimewa, karena bagian- bagian peralatan ini telah didesain cukup tangguh untuk menghadapi benturan-benturan fisik. Seperti biasanya kerusakan dari dalam lebih gampang terjadi bilamana pemeliharaan rutin kurang diperhatikan. Pemeliharaan yang perlu dilakukan terutama menjaga kebersihan bahan bakar oli hidrolik yang masuk, diantaranya dengan penggantian filter bahan bakar dan oli tepat waktu. Kabin operator harus dijaga kebersihannya agar operator dapat bekerja secara optimal dan dapat melihat indikator-indikator pada panel instrumen secara betul. Biasanya kekurangan sesuatu ataupun kesalahan yang terjadi pada shovel dapat dimonitor pada panel instrumen tersebut tadi. Waktu mau mematikan mesin, jangan melakukan pendinginan, selama lima menit mesin hidup stasimer. 1.2.4 CLAM SHELL Alat berat ini sebenarnya merupakan excavator juga, yang membedakannya hanyalah bucketnya saja dan proses penggaliannya. Pada clam shell dengan kabel (tidak diproduksi lagi) dibutuhkan clam shell yang berat dan tebal agar energi potensial jatuhnya bucket dapat masuk kedalam tanah yang lebih dalam. Clam shell menggali lubang dengan cara menjatuhkan bucket setinggi mungkin dengan jalan melepas jepitan kabel tariknya. Bila bucket telah jatuh dan masuk kedalam tanah, maka kabel penutup bucket serempak dengan kabel pengangkatnya ditarik, kemudian tanah yang telah mengisi bucket dipindahkan atau dimuatkan kedalam truck. Biasanya clam shell dioperasikan di sungai atau di rawa-rawa ilustrasinya seperti terlihat di bawah ini.
  • 20. Modul SIB-05 : Alat Berat Bab I: Alat Gali Pelatihan Site Inspector of Bridge (SIB) I-8 Gambar 1.5. Clam Shell dengan kabel Pada clam shell hidrolik, ketinggian jatuh tidak diperlukan lagi, sehingga tidak membutuhkan boom yang panjang. Tenaga gali didapat dari kekuatan hidrolik saja. Ada kalanya clam shell dioperasikan untuk pengerukan sungai seperti yang terjadi di Jakarta, seperti terlihat pada gambar di bawah ini. Gambar 1.6. Clam Shell beroperasi di air Struktur Clam Shell Alat berat ini terdiri dari beberapa bagian, yaitu : 1. Mesin penggerak 2. Sistem hidrolik 3. Sistim sling (untuk model lama) 4. Boom dan bucket 5. Badan 6. Undercarriage Penjelasan
  • 21. Modul SIB-05 : Alat Berat Bab I: Alat Gali Pelatihan Site Inspector of Bridge (SIB) I-9 1. Mesin penggerak berupa mesin diesel berkekuatan antara 80 dampai 260 hp Tenaga mesin, terbesar untuk mengoperasikan clam shellnya. Pada clam shell dengan sling (kabel) banyak tenaga hilang karena gesekan pulley (katrol) yang mengatur pengangkatan dan penutupan bucket clam shell tersebut. 2. Sistem hidrolik, seperti pada alat berat lainnya merupakan penyalur tenaga yang paling efektif dan praktis dari sumber ke komponen yang memerlukannya. Sistem sling, menyalurkan tenaga dengan cara menarik kabel sling yang menghubungkan sumber tenaga dengan komponen yang akan digunakan. Bila gerakan komponen mau dibalik, maka penarikan dilakukan oleh sling pasangan yang disebutkan tadi, tapi dengan arah yang berlawanan atau membiarkan komponen yang bersangkutan jatuh karena beratnya sendiri seperti jatuhnya clam shell. Shell sling ini sering mengalami kemacetan atau sling keluar dari katrolnya. 3. Boom berfungsi sebagai alat untuk memposisikan bucket ke tempat seoptimal mungkin, selain itu berfungsi pula untuk menjembatani tenaga yang disalurkan dari sumber tenaga ke bucket. 4. Badan seperti pada excavator lainnya merupakan tempat dipasangnya mesin, pompa hidrolik, kopling untuk sistem sling dan tentunya kabin operator. 5. Undercarriage, merupakan bagian yang berfungsi membawa badan ketempat yang diperlukan dan mendukung berat beban kerja sewaktu alat beroperasi. Pemakaian Clam shell sebaiknya dioperasikan pada tanah yang tidak keras. Untuk clam shell dengan sling, hendaknya menjatuhkan bucket itu setelah terbuka maksimal agar mendapat daya tembus yang besar dan pula memperkecil dampak tumbukan pada bagian-bagian bucket tersebut. Penguluran sling pada waktu menjatuhkan bucket hendaknya tepat, untuk menghindari keluarnya sling dari katrolnya.
  • 22. Modul SIB-05 : Alat Berat Bab II: Alat Pemadatan Pelatihan Site Inspector of Bridge (SIB) II-1 BAB II ALAT PEMADATAN 2.1 UMUM Tanah yang baru dihampar dan diratakan belum cukup padat untuk diberi hamparan batu. Untuk maksud tersebut dibutuhkan peralatan yang dapat memadatkan tanah tersebut. Ada 2 (dua) macam pemadatan, yaitu yang berupa pemadatan statis dan pemadatan dinamis. Yang dimaksud pemadatan statis ialah pemadatan yang terjadi karena bobot peralatannya sendiri, sedangkan yang dinamis ialah bobot peralatan dalam keadaan bergetar. Bergetarnya peralatan mempunyai dua keuntungan. Pertama, material yang digetarkan akan mereposisi butiran-butirannya sehingga mempunyai rongga antara (void) yang lebih kecil. Kedua material tersebut akan lebih padat karena mendapat tekanan yang lebih besar. Pemadatan tidak dapat dilaksanakan terhadap lapisan tanah atau kerikil yang terlalu tebal, karena pengaruh tekanan beban tidak akan sampai ke lapisan yang paling bawah. Untuk menghindari hal tersebut tadi, maka pemadatan dilaksanakan lapis demi lapis misalnya antara 10 cm sampai 20 cm, tergantung kepada keadaan tanah yang dipadatkan dan kapasitas pemadatnya. Selain lapis demi lapis, pemadatan itu perlu dilakukan beberapa kali (beberapa pas) misalnya 10 pas, berarti pemadat itu melakukan 10 kali lintasan terhadap tempat yang dipadatkan. 2.2 JENIS-JENIS ALAT PEMADAT 1. Three Wheek Roller 2. Tandem Roller 3. Sheep Foot Roller 4. Vibrating Compactor 5. Pheumatic Tired Roller Three wheel roller ialah pemadat yang pertama kali diciptakan. Hal ini logis karena mesin pertama yang diciptakan ialah mesin (penggerak) uap dengan bahan bakarnya kayu baker yang efisiensinya sangat rendah, sekitar 17 %. Mesin uap hanya dapat didukung oleh Three Wheel Roller.
  • 23. Modul SIB-05 : Alat Berat Bab II: Alat Pemadatan Pelatihan Site Inspector of Bridge (SIB) II-2 Setelah ditemukan mesin diesel, maka dapat dibuat tandem roller, apalagi sesudah dapat dibikin turbin hidrolik atau lazim disebut pula motor hidrolik yang memungkinkan perpindahan tenaga mesin melalui sistem hidrolik. 2.2.1 THREE WHEEL ROLLER Seperti yang terkandung dalam namanya, pemadat ini (mesin gilas) mempunyai tiga roda, dua dibelakang dan satu didepan. Roda yang dibelakang mendapat tenaga putar dari mesin penggerak sedangkan yang depan dapat menggelundung karena dorongan roda belakang. Karena tidak mempunyai tenaga sendiri, maka roda depan dengan mudah untuk dijadikan pembawa arah. Gambar 2.1. Three Whell Roller Struktur Three Wheel Roller Three wheel roller ialah alat berat yang paling sederhana strukturnya, yaitu terdiri dari : 1. Mesin penggerak (engine) 2. Badan 3. Roda (Wheel) Penjelasan : 1. Mesin penggerak, berupa mesin diesel dengan tenaga dari 40 hp-100 hp. Tenaga mesin ini melalui berbagai komponen mekanis ke roda belakang, sehingga menghasilkan tenaga dorong. Mesin disini tidak perlu memasok tenaga kepada pompa hidrolik, karena pompa tersebut tidak dibutuhkan disini.
  • 24. Modul SIB-05 : Alat Berat Bab II: Alat Pemadatan Pelatihan Site Inspector of Bridge (SIB) II-3 2. Badan pada alat berat ini memerlukan bobot yang besar karena sebagai bagian yang menekan material yang digilasnya agar menjadi padat. Akibat positif dari hal di atas, maka tata letak mesin dan komponen-komponen lainnya tidak perlu kompak, ruang untuk penempatannya masih longgar, banyak ruang tersedia untuk ditempati. 3. Roda Roda ini berbentuk silinder dari plat baja dengan diameter dari 1 m -1,5 m lebar 1,5 m-2 m. Roda depan dihubungkan dengan badan (frame) melalui garpu, sebagaimana garpu roda depan sepeda. Garpu belakang terletak dikiri kanan badan sebagaimana roda pada mobil, melalui final drive dapat diputarkan oleh mesin, sehingga alat berat ini bergerak maju. Gerak mundur juga dapat dilakukan dengan mendorong tongkat perseneling ke reverse. Pemakaian Roller ini banyak dioperasikan pada pekerjaan pemadatan sub base atau kadang-kadang pada finishing dengan hot mix. Kadang-kadang three wheel roller ini dioperasikan untuk pemadatan sub grade, badan jalan tanah, tapi sebenarnya tidak efisien. Mungkin hal ini terpaksa dilakukan karena tidak ada lagi roller tersedia untuk pekerjaan tersebut. Pada pekerjaan pemadatan batu pecah (split) untuk sub base, roller beroperasi maju- mundur, dari lajur sisi ke ke arah tengah, agar batu-batu tersebut tidak berhamburan keluar badan jalan, begitu pula pada operasi finishing menggilas hot mix. Pada operasi di jalan yang menanjak, kadang-kadang dibutuhkan roller bergerak mundur ke arah tanjakan, terutama waktu finishing. Hal ini diperlukan agar tidak terjadi slip pada roda depan. Bila gerakan menanjak tidak mundur, akan ada kemungkinan roda depan slip, menggelusur sehingga akan merusak hamparan hot mix. Untuk awetnya pengoperasian roller ini, maka sebelum dioperasikan, perlu diperiksa dulu, pemeriksaan harian oleh operator. Jagalah kebersihan bahan bakar, filter udara dan solar perlu diganti pada waktunya. Jangan lupa pemanasan sebelum alat beroperasi dan pendinginan sebelum operasi itu berakhir. 2.2.2 TANDEM ROLLER Mempunyai nama demikian, karena roda muka dan roda belakang berjajar satu-satu, jadi posisinya tandem. Roller jenis ini biasanya mempunyai roda yang dapat bergerak masing- masing dengan bantuan tenaga hidrolik, jadi kemungkinan untuk slip kecil sekali. Tenaga dari pompa hidrolik disalurkan ke roda depan maupun belakang melalui flexible (pipa
  • 25. Modul SIB-05 : Alat Berat Bab II: Alat Pemadatan Pelatihan Site Inspector of Bridge (SIB) II-4 fleksible), sehingga kedua roda tersebut dapat menggelundung. Tandem roller terlihat seperti dibawah ini. Gambar 2.2. Hydraulic Tandem Roller Struktur Tandem Roller Tandem Roller terdiri dari : 1. Mesin Penggerak (engine) 2. Sistem hidrolik 3. Roda 4. Badan (frame) Penjelasan 1. Mesin penggerak disini tidak langsung secara mekanis menggerakkan roda, tapi memutarkan pompa sehingga sistem hidrolik berfungsi. Bila sistem hidrolik berfungsi, maka motor hidrolik dapat bekerja untuk memutarkan baik roda depan maupun belakang. 2. Sistem hidrolik ialah semua komponen yang ada oil hidrolik didalamnya, dari mulai pompa hidrolik sampai dengan motor hidrolik yang terdapat pada roda depan dan belakang. 3. Sistem hidrolik ini berfungsi menyalurkan tenaga dari sumbernya ketempat-tempat yang membutuhkannya melalui slang hidrolik. 4. Roda ini selain berfungsi sebagai komponen yang membikin alat bergerak, juga sebagai penginjak tanah yang dipadatkan. Kedua roda mempunyai tenaga putar yang serempak dari motor hidrolik. 5. Badan, merupakan tempat duduknya mesin, pompa hidrolik dan tempat duduk operator untuk mengontrol jalannya alat.
  • 26. Modul SIB-05 : Alat Berat Bab II: Alat Pemadatan Pelatihan Site Inspector of Bridge (SIB) II-5 Pemakaian Tandem roller biasanya dioperasikan untuk memadatkan sub base jalan, hamparan batu kerikil dan hamparan hot mix. Dengan berputarnya kedua roda, baik muka maupun belakang maka kemungkinan slip roda hampir tidak ada. Pada operasi pemadatan hamparan hot mix tandem roller bergerak dibelakang tire roller. Seperti alat-alat besar lainnya sebelum dioperasikan perlu diperiksa dulu keliling, kalau-kalau ada kebocoran oli, komponen yang kendor dan lain sebagainya. Mesin dihidupkan (warning up) sebelum bergerak maju. Begitu pula, sebelum mesin dimatikan pada waktu selesai operasi perlu adanya pendinginan (cooling down) selama lima menit. Perlu diperhatikan bahwa oli hidrolik jangan berlebih atau kurang karena hal tersebut akan memperpendek umur operasi sistem (service life). 2.2.3 SHEEP FOOT ROLLER Alat berat ini dinamakan seperti tersebut di atas, karena memang sekeliling permukaan roda (wheel) dipasang batang-batang sepanjang 10 cm yang bentuknya seperti kaki kambing. Luas penampang ujung batang lebih besar daripada luas penampang pengkalnya. Sekarang bentuknya tidak lagi seperti kaki kambing, untuk mempermudah produksinya. Pada waktu alat berat ini beroperasi, kaki-kaki kambing, ini masuk ke dalam tanah, sehingga akan menambah kepadatan tanah yang diinjaknya. Dari bentuknya sudah jelas bahwa roller ini dioperasikan untuk pemadatan tanah, bukannya batu pecah, apalagi hot mix. Roda yang dipasang ”kaki kambing” itu hanya roda depan, sedangkan roda belakang berupa roda ban, agar mobilitasnya tetap tinggi. Gambar 2.3. Sheepfoot Roller
  • 27. Modul SIB-05 : Alat Berat Bab II: Alat Pemadatan Pelatihan Site Inspector of Bridge (SIB) II-6 Struktur Sheep Foot Roller Alat berat ini terdiri dari : 1. Mesin penggerak 2. Sistem hidrolik 3. Roda 4. Badan Penjelasan 1. Mesin penggerak bertugas menggerakkan pompa hidrolik. Roda belakang diputarkan oleh motor hidrolik yang mendapat tenaga dari pompa hidrolik. Pemanfaatan sistem hidrolik, memudahkan penyaluran tenaga dari mesin ke roda depan, walaupun arah poros roda depan tidak tegak lurus terhadap badan roller. 2. Sistem hidrolik ialah rangkaian komponen yang memungkinkan tenaga mesin sampai ke motor hidrolik sehingga dapat menggerakkan roda belakang. 3. Roda belakang berupa roda ban yang fungsinya membawa gerakan, sedangkan roda depan berfungsi memadatkan tanah yang dilaluinya. Roda depan dilengkapi pembersih tanah yang lengket di sela-sela “kaki kambing“ yang berdekatan. Bila tidak dilengkapi pembersih semacam itu, maka dalam waktu singkat beroperasi, maka „kaki kambing“ itu tidak akan nampak lagi, karena tertutup tanah yang lengket. Pemakaian Pemakaian sheep foot roller kebanyakan pada operasi pemadatan tanah, terutama tanah lembek dan tanah liat. Dalam pengangkutannya ke daerah operasi, roller ini harus dinaikkan ke atas trailer dapat merusak jalan yang dilaluinya. Pemeliharaan roller ini seperti roller sebelumnya tidak sulit, yang penting jagalah kebersihan bahan bakar dengan memasukkan solar yang dijamin bersih dan mengganti filter solar pada waktunya. Begitu pula filter udara yang harus diganti lebih sering dari pada filter solar. Pada waktu mau beroperasi perlu adanya pemanasan pendahuluan dan setelah operasi selesai, sebelum mesin dimatikan, perlu dibiasakan dilakukan pendinginan mesin dulu. 2.2.4 VIBRATING COMPACTOR (VIBRATING ROLLER) Selama ini hanya dibahas Roller yang pemadatannya hanya dengan beban statis, berikut ini akan diuraikan mengenai roller yang beroperasinya dengan menggetarkan bebannya, sehingga pemadatan tanah menjadi lebih kuat. Peningkatan besarnya tenaga ini dapat diuraikan seperti berikut ini.
  • 28. Modul SIB-05 : Alat Berat Bab II: Alat Pemadatan Pelatihan Site Inspector of Bridge (SIB) II-7 Sebuah batu sebesar kepalan tangan, digantung dengan memakai sehelai benang sepanjang ½ m. Benang tadi tidak putus bila atau batu tersebut diputarkan dengan benang tadi sebagai radiusnya, maka akan timbul tegangan pada benang tersebut dan bila putaran ditambah maka benang akan putus. Putusnya benang tadi disebabkan adanya gaya centrifugal terhadap batu karena diputar. Pada vibrating roller pun ada bandul yang diputar dengan kecepatan tertentu, sehingga beban menjadi meningkat. Bandul penggetar pada vibrating roller, terletak didalam roda silinder. Yang termasuk vibrating roller ini, ialah roller yang kecil-kecil yang didorong (hand guider roller), biasanya dioperasikan untuk pekerjaan galian jalan atau spot maintenance. Karena ini tidak termasuk alat berat, maka uraian dicukupkan disini saja. Gambar 2.4. Vibrating Compactor Struktur Vibrating Compactor Alat berat ini mempunyai bagian-bagian sebagai berikut : 1. Mesin penggerak 2. Roda 3. Sistem hidrolik 4. Rangka (badan) Penjelasan 1. Mesin penggerak berupa mesin diesel dengan tenaga sekitar 100hp – 180 hp. Karena dilengkapi dengan turbo, maka compactor dapat beroperasi sampai ketinggian 2200 di atas permukaan laut.
  • 29. Modul SIB-05 : Alat Berat Bab II: Alat Pemadatan Pelatihan Site Inspector of Bridge (SIB) II-8 2. Roda, terdiri dari roda depan (steel wheel cylinder) sebuah dan roda ban dibelakang sebanyak dua buah. Roda depan yang berfungsi sebagai pemadat, didalamnya terdapat beban eksentrik yang bila diaktifkan akan menimbulkan beban dinamis kepada roda tersebut. Roda belakang hanya sebagai penopang badan, tidak dapat berbelok, tapi mempunyai tenaga putar dari motor hidrolik. 3. Sistem hidrolik Sistem yang paling praktis untuk menyalurkan tenaga dari mesin penggerak ke roda-roda yang digerakkan. Disamping itu pada sistem hidrolik tidak ditemukan adanya kemacetan. Yang paling penting dan perlu diperhatikan dalam pemanfaatan sistem ini ialah jangan sampai komponen-komponen sistem bekerja terlalu lama, misalnya dari mulai selesai beroperasi kemarin sampai akan beroperasi lagi keesokan harinya. 4. Rangka ini tempat diletakkannya mesin, roda-roda dan kabin operator. Kenyamanan tempat operator akan mempengaruhi kinerja peralatan ini. Menurut pengalaman, belum pernah ada keluhan yang terjadi pada rangka karena beroperasinya peralatan ini. Pemakaian Vibrating Compactor Compactor ini dioperasikan untuk pemadatan tanah termasuk diantaranya pemadatan badan jalan. Pada pengoperasaian alat beratu ini di lingkungan pemukiman, perlu kehati-hatian, karena getaran compactor ini dapat membikin dinding rumah susun retak. Walaupun peralatan ini termasuk alat berat yang bandel, prosedur pengoperasian tetap harus dipatuhi. 2.2.5 PHEUMATIC TIRED ROLLER Roller ini merupakan satu-satunya yang tidak mempunyai roda besi, semua rodanya dibikin dari ban yang dipompa, tetapi ban tersebut licin tidak berkembang seperti layaknya ban mobil. Penempatan roda biasanya empat dibelakang sedankan dimuka lima buah, ada pula yang lima dibelakang enam dimuka tetapi model terakhir ini empat dibelakang dan empat dimuka dengan posisi roda belakang agak kekiri bila dibanding roda depan. Maksud pemasangan roda seperti diuraikan tadi, ialah agar lintasan roda belakang tidak segaris dengan lintasan roda depan. Dengan demikian tanah yang tidak dipadatkan diantara lintasan dua roda depan yang berdampingan dapat dipadatkan oleh roda belakang. Ilustrasi posisi ban dapat terlihat seperti gambar berikut ini.
  • 30. Modul SIB-05 : Alat Berat Bab II: Alat Pemadatan Pelatihan Site Inspector of Bridge (SIB) II-9 Gambar 2.5. Pneumatic Tired Roller Tekanan ban dapat diatur antara 2-8 atm disesuaikan dengan tanah yang digilas dan pemadatan yang ingin dicapai. Struktur Pheumatic Tired Roller 1. Mesin penggerak 2. Suspensi 3. Roda 4. Rangka Penjelasan 1. Mesin penggerak berupa mesin diesel dengan tenaga sekitar 90 hp. Untuk roller yang lebih besar. 2. Suspensi roda depan agak istimewa, karena diberi tekanan udara (pheumatic), sehingga semuaroda depan dapat menekan tanah dibawahnya dengan sama rata. Disinilah kelebihan tired roller dalam memadatkan tanah disamping pemadatannya tidak hanya mengarah kebawah, tetapi ada pula yang serong kesamping. 3. Roda, selain berfungsi untuk menggerakkan seluruh unit, berfungsi pula menekan dan meremas tanah dibawahnya. Kelebihan roda ban yang dapat menekan dan meremas disebabkan adanya jarak antara dua roda yang berdampingan dan roda ban ini merupakan pemadat yang fleksibel dibanding dengan roda besi yang kaku. 4. Rangka merupakan pemersatu bagian-bagian yang terdahulu disebutkan. Selain itu, rangka merupakan tempat yang sesuai untuk kabin operator.
  • 31. Modul SIB-05 : Alat Berat Bab II: Alat Pemadatan Pelatihan Site Inspector of Bridge (SIB) II-10 Pemakaian Pheumatic Tired Roller jenis ini mempunyai bobot yang sangat variatif dari 20 ton – 100 ton, dari yang ditarik traktor sampai yang dapat bergerak sendiri. Untuk pekerjaan yang langka dan besar, biasanya tidak dapat bergerak sendiri, tapi ditarik traktor. Untuk pemadatan badan jalan pada umumnya dapat bergerak sendiri dengan bobot antara 20 ton – 30 ton. Tired roller sering pula beroperasi pada pekerjaan pemadatan hamparan hotmix bersama- sama tandem roller. Untuk pemeliharaan tired roller tidak diperlukan hal-hal yang istimewaagar peralatan tersebut dapat berumur panjang.
  • 32. Modul SIB-05 : Alat Berat Bab III: Alat Perata Pelatihan Site Inspector of Bridge (SIB) III-1 BAB III ALAT PERATA 3.1. UMUM Material untuk badan jalan biasanya diangkut dengan dumptruck, baik itu berupa tanah (soil) maupun pecah (crushed stone). Timbunan material tersebut diletakkan ditepi badan jalan berbentuk gundukan yang berderet sepanjang jalan tadi. Untuk menghamparkannya secara merata keseluruh permukaan, maka diperlukan peralatan. Peralatan tersebut bernama Motor Grader. Jadi motor grader itu ialah alat berat yang dapat mendorong material dari gundukan ditepi jalan untuk disebarkan secara merata diseluruh permukaan badan jalan kalau perlu dengan kemiringan tertentu. Perkakas untuk menyebar ratakan material tersebut diatas berupa blade dengan panjang antara 3 m-4m, lebar 60 cm dan tebal 2,5 cm. Blade ini digantung secara kokoh pada rangka yang menghubungkan roda terdepan dengan roda kedua, sehingga dapat diputar secara horizontal maupun vertical seperti terlihat pada gambar di bawah ini. Gambar 3.1. Motor Grader Adapula motor grader yang dilengkapi attachment scrarifier, yaitu berupa garpu, letaknya didepan blade dengan panjang sama dengan blade tersebut. Scarifier fungsinya ialah untuk membongkar badan jalan dalam batas-batas kemampuannya atau digunakan untuk mengaduk (mixing) material yang telah dihampar dengan tanah. Material tersebut misalnya kapur, agar sub grade menjadi stabil.
  • 33. Modul SIB-05 : Alat Berat Bab III: Alat Perata Pelatihan Site Inspector of Bridge (SIB) III-2 Diatas telah diuraikan alat perata untuk tanah, berikut ini akan diuraikan alat perata untuk aspal campuran panas (hot mix) sebelum dipadatkan. Alat berat tersebut bernama Finisher. Finisher menerima hot mix melalui corong (hoper) dari tumpukan. Oleh finisher material tersebut dari bagian depannya, tempat penerimaan dari dumptruck, kemudian disalurkan ke bagian belakangnya dengan conveyor, dihamparkan ke badan jalan di bagian belakang secara merata dari kiri ke kanan dengan bantuan auger yang berbentuk sekrup. Bila hot mix telah dihampar pada badan jalan dengan rata, maka dapat dipadatkan dengan roller. 3.2. JENIS-JENIS ALAT PERATA Menurut material yang diolah dan cara operasinya, maka jenis-jenis alat perata terdiri dari : 1. Motor Grader 2. Finisher 3.2.1 Motor Grader Motor grader ialah alat berat yang mempunyai tiga pasang roda. Attachment dipasang diantara roda pertama dan roda kedua berupa blade dan roda kedua berupa blade dan scarifier (garpu). Blade untuk memotong atau hanya mendorong, sedangkan scarifier berguna untuk menggaruk. Bila tanah atau badan jalan yang akan digaruk terlalu keras, maka pekerjaan dilakukan dengan memakai ripper yang dipasang dibelakang badan grader. Dua pasang ban yang dibelakang menumpu badan grader dan membutuhkan traksi yang kuat, sedangkan ban pertama yang terdepan hanya untuk menopang dudukan attachment dan berfungsi sebagai pengatur arah gerakkan dan dapat dimiringkan untuk menunjang keefektifan operasi. Kadang-kadang (untuk motor grader kecil) ban depan lebih kecil daripada ban belakang. Untuk efisiensi kerja, pada motor grader yang besar, terdapat articulated steering, artinya bila alat tersebut belok, badannyapun dapat turut patah menunjangnya sehingga radius belok mengecil. Struktur Motor Grader Bagian-bagian yang terdapat pada motor grader ialah : 1. Mesin penggerak 2. Sistem hidrolik 3. Attachment 4. Rangka 5. Roda
  • 34. Modul SIB-05 : Alat Berat Bab III: Alat Perata Pelatihan Site Inspector of Bridge (SIB) III-3 Penjelasan 1. Mesin penggerak berupa mesin diesel dengan turbo berkekuatan antara 100 hp-200 hp. Bagi grader khusus ada yang sampai 500 hp. Fungsi mesin ialah untuk menggerakkan unit dengan traksi yang cukup dan menggerakkan attachment melalui sistem hidrolik. 2. Sistem hidrolik berfungsi menerima tenaga dari mesin untuk selanjutnya disalurkan blade dimiringkan kekanan untuk membikin saluran sedangkan roda depan juga perlu dimiringkan untuk menunjang gerakan tadi. 3. Attachment yang dapat dipasang pada motor grader berapa blade, scarifier dan ripper. Scarifier dipasang dibelakang roda depan, sedangkan ripper dibelakang road belakang karena memerlukan dudukan yang lebih kokoh. 4. Rangka, merupakan tempat dipasangnya attachment, dudukan mesin dan tempat kabin operator. Rangka yang kokoh dan proporsional akan meningkatkan kinerja operator dengan peralatannya. 5. Roda terdepan berfungsi membawa arah sesuai gerakan dan menunjang operasi dengan miring kekiri atau kekanan sesuai dengan kebutuhan. Karena merupakan roda yang didorong, maka kembang ban yang terdapat padanya harus mempunyai arah yang berlawanan dengan kembang ban yang belakang yang memberikan traksi. Kembang ban pada roda traksi diusahakan masuk kedalam tanah untuk agar sekuat-kuatnya mencengkeram tanah. Pada pemasangan ban hal ini sering kurang mendapat perhatian. Pemakaian Motor grader dipakai untuk menghampar batu pecah dari gundukan-gundukan kerucut yang berjajar ditepi badan jalan. Selain itu peralatan tersebut dapat dipakai pula untuk membentuk badan jalan yang masih berupa subgrade (tanah padat) dari parit sebelah kiri, badan jalan dan parit sebelah kanan, malah dapat pula memotong tebing, bila badan jalan melalui tepi bukit. Yang perlu diperhatikan pada waktu operasi ialah waktu blade menonjol keluar (misalnya kekiri) dan motor grader tersebut belok kekiri. Untuk peralatan tersebut yang articulated (patah badan) ada kemungkinan blade yang menonjol keluar tali menyentuh roda kedua sehingga dapat memecahkan bannya. Perlu diingatkan bahwa musuh utama mesin itu ialah debu, apalgi kalau sedang menghampar batu pada badan jalan, debu-debu itu abrasif. Untuk menanggulangi dampak tersebut diatas, maka diperlukan pengawasan yang ketat tentang kebersihan solar yang masuk, penggantian filter-filter udara dan bahan bakar. Selesai beroperasi, mesin motor grader memerlukan pendinginan dulu sebelum dimatikan.
  • 35. Modul SIB-05 : Alat Berat Bab III: Alat Perata Pelatihan Site Inspector of Bridge (SIB) III-4 3.2.2 MOTOR GRADER Nama alat berat ini tidak mencerminkan tugasnya, yaitu menyelesaikan (finish) pekerjaan melainkan menghamparkan hotmix secara merata baik ke samping maupun kedepan. Finisher menanti kiriman hot mix dari dumptruck pada lajur jalan yang akan dihampar. Melalui hoper yang terbuka didepannya, hot mix ditumpahkan dari belakang dumptruck setelah terlebih dulu ban belakang dumptruck menyentuh bumper depan finisher. Dari hoper, material disalurkan ke belakang dengan conveyor. Dari belakang ini material disebarkan merata keseluruh permukaan badan jalan yang akan diaspal. Penyebaran yang merata dilakukan oleh alat yang bernama auger, berupa sekrup yang melintang dari tepi kiri ke tepi kanan. Ketebalan hamparan dapat diukur diatur dengan yang bernama screed berupa plat besi yang dapat dinaik turunkan. Finisher ada 2 (dua) macam, yaitu yang bergerak dengan ban dan yang bergerak dengan track (kelabang). Yang bergerak dengan ban seperti gambar di sebelah pada umumnya berukuran kecil. Ban tersebut merupakan ban mati (tidak dipompa). Biasanya ban depan berukuran lebih kecil dari pada ban belakang. Yang bergerak dengan track berukuran lebih besar. Finisher pertengahan dapat memakai ban dapat pula track. Alat yang memakai track mempunyai kelebihan dalam hal produktivitas dan keseragaman mutu, tetapi mobilitas kurang baik. Kita mengetahui bahwa finisher mendapat hot mix dari dumptruck, sedangkan dumptruck mengambil material di Asphalt Mixing Plant (AMP). Dilihat dari segi ketersediaannya badan jalan untuk dihampar hanya ada dua kemungkinan bagi finisher, apakah gerakannya menjauhi AMP atau mendekatinya. Kalau kita mempertimbangkan keamanan dan kelincahan dumptruck waktu bermuatan material, maka sebaiknya finisher beroperasi menjauhi AMP alasannya sebagai berikut : Setelah dumptruck mendapat hot mix dari AMP, maka truck tersebut bergerak kearah finisher. Setelah melewatinya, maka truck tersebut harus mundur sampai menyentuh bumper finisher, baru dapat menuangkan muatan hot mixnya. Bila bak truck telah kosong, maka truck harus kembali ke AMP untuk melaksanakan tugas berikutnya. Untuk kembali ke arah AMP, maka truck tersebut harus berputar. Perputaran truck setelah menumpahkan muatan akan lebih aman dan lincah dibanding kalau masih bermuatan hot mix. Perputaran truck dengan membawa hot mix terjadi bilamana gerakan operasi finisher mendekati AMP.
  • 36. Modul SIB-05 : Alat Berat Bab III: Alat Perata Pelatihan Site Inspector of Bridge (SIB) III-5 Struktur Finisher Alat berat ini terdiri dari 5 (lima) bagian utama, yaitu : 1. Mesin penggerak 2. Sistem hidrolik 3. Pengolah hot mix 4. Badan 5. Roda / track Gambar 3.2. Finisher Penjelasan 1. Mesin penggerak, berupa sumber tenaga bagi semua komponen. Mesin diesel dengan pendinginan udara, jadi tidak punya radiator. Kapasitas mesin dari mulai 40 hp-200 hp. Mesin diesel berpendinginan udara pada umumnya berpotensi lebih baik dari pada mesin bensin berpendinginan udara, karena bahan bakar diesel lebih banyak dikonversi menjadi tenaga dibanding bahan bakar bensin. 2. Sistem hidrolik berguna untuk menggerakkan komponen pengolah hot mix seperti hoper, conveyor dan auger. 3. Pengolah hot mix ialah komponen yang langsung kontak dengan material tersebut. Di bagian depan ialah hoper yang berfungsi menerima langsung dari dumptruck. Material ini kemudian disalurkan ke belakang dengan conveyor. Auger meratakan distribusi material ini dari yang paling kiri ke yang paling kanan. Dengan bantuan screed, maka material tadi diturunkan ke badan jalan dengan ketebalan yang telah ditentukan dan homogen. Jadi screed ini mengatur tebalnya hamparan hot mix. 4. Badan, seperti alat-alat berat lainnya, merupakan tempat menempelkan atau meletakkan bagian-bagian lain-lainnya seperti tempat duduk operator, mesin, roda dan sebagainya.
  • 37. Modul SIB-05 : Alat Berat Bab III: Alat Perata Pelatihan Site Inspector of Bridge (SIB) III-6 5. Roda / track merupakan komponen yang berfungsi memindahkan semua bagian-bagian diatasnya bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya dalam beroperasi menghampar hot mix. Semua fungsi komponen-komponen tersebut diatas dikoordinasikan oleh operator dengan pembantunya. Pemakaian Finisher beroperasi untuk memberikan lapisan akhir badan jalan, karena lebar jalan tidak dapat digarap dengan sekali hampar, maka dilakukanlah penghamparan beberapa kali. Selain dari itu auge dan screed dari finisher dapat diperpanjang, sehingga lebar penghamparan meningkat, tetapi biasanya volume hamparan material diujung lebih kecil dibanding dengan yang ditengah. Jadi dalam hal ini perlu ada perbaikan secara manual dengan memberi tambahan hot mix pada bagian-bagian ujung screed. Pengawas perlu memperhatikan pula material yang baru ditumpahkan dari dumptruck, jangan sampai ada batu yang oversize (ukuran lebih), karena hal ini akan merusak mesin finisher. Bila operasi penghamparan telah selesai, maka kru (crew) wajib membersihkan alat berat ini dari aspal yang mengering, terutama pada bagian yang bergerak dan bagian-bagian lainnya yang memungkinkan peralatan macet.
  • 38. Modul SIB-05 : Alat Berat Bab III: Alat Perata Pelatihan Site Inspector of Bridge (SIB) III-7 BAB III.......................................................................................................................................1 ALAT PERATA.........................................................................................................................1 3.1. UMUM .......................................................................................................................1 3.2. JENIS-JENIS ALAT PERATA..................................................................................2 3.2.1 Motor Grader......................................................................................................2 3.2.2 MOTOR GRADER ............................................................................................4
  • 39. Modul SIB-05 : Alat Berat Bab IV: Alat Pengangkut Pelatihan Site Inspector of Bridge (SIB) IV-1 BAB IV ALAT PENGANGKUT 4.1. UMUM Manusia dapat mengangkut barang berat, kalau beratnya meningkat, manusianya ditambah. Pada keadaan tertentu penambahan manusia akan terhenti, tak dapat berlanjut, misalnya karena tempat berpijak orang terbatas, bisapula karena tempat untuk diangkut pada barang tertentu tidak memungkinkan. Untuk mengatasi hal tersebut perlu diadakan alat angkut. Dengan alat angkut kita akan mendapat keuntungan-keuntungan sebagai berikut : - Kemampuan yang jauh lebih besar. - Tempat kerja yang lebih fleksible dan nyaman - Jenis barang angkatan yang lebih banyak - Keselamatan kerja yang lebih terjamin - Kerjasama dengan alat lainnya lebih baik - Kecepatan kerja yang lebih baik Alat berat yang berfungsi sebagai angkutan barang atau bahan (material) dengan keuntungan enam macam seperti tersebut diatas kita namakan truk (truck). Elemen gerakan truk memindahkan kemudian menurunkan. Hal-hal yang diperlukan dari truk ialah : - Kemampuan angkut - Barang yang dapat diangkat - Cara menurunkan barang - Aksesorinya Aksesori pada truk, misalnya flat bed with crane, low bed trailer dengan rampnya (tangga naik).
  • 40. Modul SIB-05 : Alat Berat Bab IV: Alat Pengangkut Pelatihan Site Inspector of Bridge (SIB) IV-2 4.2. JENIS-JENIS ALAT PENGANGKUT Ada beberapa jenis truk, diantaranya : - Dump Truck (rear & side) - Flat bed - Trailer 4.2.1 Dump Truck Peralatan ini untuk mengangkut tanah, batu atau material lainnya yang bila sampai ke tempat yang dituju, dapat ditumpahkan begitu saja, tidak memerlukan penyusunan yang rapih. Penumpalan material biasanya dilakukan melalui bagian belakang bak, tetapi ada pula yang melalui samping kiri bak. Proses penumpahan material ialah sebagai berikut : - Truck berhenti, kemudian mundur ketempat penumpahan - Sopir menekan tongkat pembuka pintu bak - Kemudian dengan menekan tongkat dump, ia dapat memiringkan bak tersebut kebelakang (untuk reardump truck) atau kesamipng (untuk side dump truck). - Bila muatan sudah tertumpah semua, maka posisi bak dapat dikembalikan kepada keadaan semula. Truck dapat kembali ketempat pengambilan material. Side dump truck biasanya kecil-kecil, karena hanya untuk melayani pemeliharaan jalan, kapasitasnya disekitar 3T-5T. Sedangkan RearDump Truck dari mulai 3T sampai 20T, untuk melayani pembangunan jalan. Kalau untuk di quarry penambangan mencapai 200T. Gambar 4.1. Dump Truck
  • 41. Modul SIB-05 : Alat Berat Bab IV: Alat Pengangkut Pelatihan Site Inspector of Bridge (SIB) IV-3 4.2.2 Flat Bed Truck jenis ini tidak dilengkapi bak, tetapi hanya lantai datar, baik dari papan kayu ataupun steel plate, makanya disebut flat bed yang berarti alas datar. Keuntungan pemakaian flatbed ini ialah : - Mempermudah naik turunnya barang, karena tidak perlu melewati dinding, baik belakang maupun samping. - Memuat barang-barang yang lebih panjang daripada ukuran bak, lebih memungkinkan - Kerjasama dengan fork lift lebih akrab. Kerugian ialah tidak dapat memuat bahan curah. Diantara pemakai truck jenis ini ialah kedua pabrik semen yang ada di Bogor. Truk jenis ini adakalanya dilengkapi dengan crane, sehingga dapat lebih serbaguna. Gambar peralatan tersebut dapat terlihat seperti dibawah ini. Gambar 4.2. Truck FlatBed 4.2.3 TRAILER Trailer ialah alat angkut yang merupakan kelanjutan flat bed, karena : - Lantai baknya datar tidak mempunyai dinding. - Ditarik oleh traktor tersendiri, jadi tidak mempunyai tenaga penggerak sendiri - Ukurannya lebih besar, lebih panjang dan lebih besar, tetapi lantainya dapat lebih rendah, sehingga memudahkan pemuatan alat-alat berat seperti bulldozer. - Roda trailler biasanya banyak tiap sumbunya, bisa enam delapan atau sepuluh.
  • 42. Modul SIB-05 : Alat Berat Bab IV: Alat Pengangkut Pelatihan Site Inspector of Bridge (SIB) IV-4 Perlu diketahui bahwa walaupun trailer ini tidak dapat bergerak sendiri, tapi dilengkapi sistem rem yang dapat dihubungkan dengan traktor penariknya. Dalam hubungannya dengan peralatan konstruksi, trailer berfungsi untuk mengangkut alat- alat berat yang tidak boleh berjalan sendiri dijalan raya seperti bulldozer karena kalau alat berat tersebut bergerak sendiri, kecepatannya terlalu rendah, misalnya finisher. Untuk kepentingan umum, trailer sering mengangkut peti kemas (container). Salah satu jenis trailer terlihat seperti di bawah ini. Gambar 4.3. Trailer Pemakaian trailer Crane berfungsi untuk mengangkut dengan catatan sebagai berikut : - Waktu mengangkat, usahakan arah angkatan vertikal, kalau tidak akan membahayakan orang atau barang disekitarnya. - Beban yang diangkat jangan melebihi yang ditentukan. Crane dapat terguling karena kelebihan beban. - Pemandu dibawah memahami bahasa isyarat. - Teliti dulu lintasannya, sebelum melakukan swing, baik untuk beban, maupun ujung boom. Sebelum crane dioperasikan perlu diperiksa dulu kondisinya, jangan sampai ada oli yang bocor atau sambungan yang longgar. Hidupkan mesin dan pemasangan 3-5 menit, sambil
  • 43. Modul SIB-05 : Alat Berat Bab IV: Alat Pengangkut Pelatihan Site Inspector of Bridge (SIB) IV-5 memeriksa alat-alat kontrol pada panel. Jangan menghidupkan mesin idle telahdari ½ jam karena hal itu akan memperbanyak kerak kabon pada ruang bakar mesin yang pada gilirannya akan memperpendek umur mesin. Sebelum mesin dimatikan bila operasi hari itu selesai, berilah waktu pendinginan selama 6 menit kepada mesin (putaran + 700 rpm) agar turbonya berumur panjang. Crane dapat ditinggal untuk istirahat malam dalam keadaan bebas dari beban. Pemakaian Truck Pemakaian truck yang baik dan benar akan memperhatikan hal-hal sebagai berikut : - Pemeriksaan harian sebelum mesin dihidupkan dengan mengelilingi truk - Mesin dihidupkan untuk + 3 menit sambil memeriksa kinerja alat-alat kontrol pada panel instrumen. - Truk mulai bergerak sambil mencoba kondisi rem - Pemindahan gigi perseneling dilakukan bila telah mempunyai kecepatan yang cukup. Pada umumnya para supir memindahkan gigi pada kecepatan (putaran mesin) yang kurang, sehingga truck akan cepat rusak baik mesin maupun rangkaian penyalur tenaganya (transmisi). - Penambahan kecepatan (akselesasi) atau pengurangan (dalam selerasi) yang mendadak akan memperpendek umur mesin. - Perhatikan filter-filter udara, bahan bakar maupun oli, gantikan pada waktunya, sebelum terlambat. - Selesai operasi, berikan pendinginan mesin + 5 menit agar turbo tidak cepat rusak.
  • 44. Modul SIB-05 : Alat Berat Bab IV: Alat Pengangkut Pelatihan Site Inspector of Bridge (SIB) IV-6 BAB IV.......................................................................................................................................1 ALAT PENGANGKUT .............................................................................................................1 4.1. UMUM .......................................................................................................................1 4.2. JENIS-JENIS ALAT PENGANGKUT......................................................................2 4.2.1 Dump Truck........................................................................................................2 4.2.2 Flat Bed ..............................................................................................................3 4.2.3 TRAILER ...........................................................................................................3
  • 45. Modul SIB 05 : Alat Berat Bab V: Alat Pancang Pelatihan Site Inspector of Bridge (SIB) V-1 BAB V ALAT PANCANG Untuk membangun gedung-gedung yang tinggi atau bangunan-bangunan lain yang mempunyai beban cukup berat dimana daya dukung tanahnya kurang, diperlukan tiang pancang untuk menanggulangi daya dukung yang diperlukan. Tiang pancang itu sendiri ada beberapa macam, antara lain :  Pipa pancang dari baja  Tiang pancang dari beton  Tiang pancang beton  yang baru dibuat atau dicor dalam tanah. Untuk memasang tiang pancang diatas kedalam tanah diperlukan alat pancang. a. Pada alat pancang pertama yaitu tiang pancang yang sudah jadi, ada dua macam alat pancang yaitu :  alat pancang tumbuk atau Diesel Hammer,  alat pancang getar atau Vibrating (Vibro) Hammer, dimana getarannya bisa terjadi karena listrik, atau hydraulic atau pneumatic. b. Pada cara pemancangan kedua, dimana tiang pancangnya baru dicor ke dalam tanah, maka alatnya berupa spiral / ulir bor atau auger. Diameter dan panjang bornya tergantung pada tiang pancang yang akan dibangun. Salah satu contoh yang menggunakan cara ini adalah jenis Franki Pile. Pada alat pancang pertama (a) Diesel Hammer, maka tiang pancang akan terpancang kedalam tanah akibat tumbukan yang terjadi dari Diesel Hammer yang mempunyai prinsip kerja mesin Diesel. Sedangkan alat pancang getar atau vibro Hammer akan menekan tiang pancang kedalam tanah akibat berat alat pancang yang bergetar cukup kuat menekan tiang pancang. Untuk alat pancang kedua (b) diatas maka tanah dibor dengan ukuran diameter tertentu serta kedalaman tertentu sesuai perencanaan. Baru setelah lubang selesai dikerjakan, tiang pancangnya dicor dengan adonan beton tertentu sesuai spesifikasi. Pada pembangunan gedung-gedung yang tinggi dan lingkungan perumahan yang padat maka tata cara yang kedua yaitu yang dibor dulu baru dicor, atau dengan vibro Hammer lebih baik dipilih, karena akan mengurangi getaran yang akan menghancurkan atau merusak bangunan-bangunan disekitarnya. ]  keduanya sudah jadi dalam bentuk tiang pancang
  • 46. Modul SIB 05 : Alat Berat Bab V: Alat Pancang Pelatihan Site Inspector of Bridge (SIB) V-2 Peralatan utama alat pancang adalah sebagai berikut : 5.1. PILE DIESEL HAMMER Alat utamanya adalah Crawler Crane, yang dilepas lengannya (boom-nya) diganti dengan lengan khusus sebagai pemegang sekaligus peluncur Diesel Hammer-nya, pemegang ini disebut Pile Leader. Alat penumbuk atau Diesel Hammer sebagai alat yang menumbuk tiang pancangnya. 5.2. VIBRO HAMMER Alat utamanya adalah Crawler Crane lengkap, dengan boomnya, Hammer-nya digantung pada Cranenya dan dengan getaran serta beratnya sendiri dari Hammer tadi tiang pancang akan tertekan masuk ke dalam tanah.
  • 47. Modul SIB 05 : Alat Berat Bab V: Alat Pancang Pelatihan Site Inspector of Bridge (SIB) V-3 5.3. PILE AUGER Alat utamanya sama yaitu Crawler Crane. Kadang-kadang boomnya dilepas dan diganti lengan khusus, akan tetapi sering juga tanpa dilepas, jadi tetap memakai boom aslinya yang memegang alat bor atau Auger yang cukup paniang, Auger ini berputar bisa karena diputar dengan motor listrik atau juga pneumatic atau angin bertekanan tinggi dari kompresor.
  • 48. Modul SIB 05 : Alat Berat Bab V: Alat Pancang Pelatihan Site Inspector of Bridge (SIB) V-4 BAB V........................................................................................................................................1 ALAT PANCANG .....................................................................................................................1 5.1. PILE DIESEL HAMMER .........................................................................................2 5.2. VIBRO HAMMER.....................................................................................................2 5.3. PILE AUGER............................................................................................................3
  • 49. Modul SIB-05 : Alat Berat Bab VI: Alat Pengangkat Pelatihan Site Inspector of Bridge (SIB) VI-1 BAB VI ALAT PENGANGKAT 6.1. UMUM Manusia dapat mengangkat barang berat, kalau beratnya meningkat, manusianya ditambah. Pada keadaan tertentu penambahan manusia akan terhenti, tak dapat berlanjut, misalnya karena tempat berpijak orang terbatas, bisapula karena tempat untuk diangkat pada barang tertentu tidak memungkinkan. Untuk mengatasi hal tersebut perlu diadakan alat angkat. Dengan alat angkat kita akan mendapat keuntungan-keuntungan sebagai berikut : - Kemampuan yang jauh lebih besar. - Tempat kerja yang lebih fleksible dan nyaman - Jenis barang angkatan yang lebih banyak - Keselamatan kerja yang lebih terjamin - Kerjasama dengan alat lainnya lebih baik - Kecepatan kerja yang lebih baik Alat berat yang berfungsi seperti diuraikan diatas ialah crane. Elemen gerakan crane ialah mengangkat, kemudian memindahkan. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada crane ialah : - Kemampuan angkat - Jangkauan boom - Bergerak dengan roda atau track - Aksesorinya Aksesori pada crane diantaranya untuk menunjang hammer, baik pile maupun vibrating dirver. 6.2. JENIS-JENIS ALAT PENGANGKAT Ada beberapa jenis crane diantaranya : - Truck Crane - Mobile Crane - Crane on Track
  • 50. Modul SIB-05 : Alat Berat Bab VI: Alat Pengangkat Pelatihan Site Inspector of Bridge (SIB) VI-2 6.2.1. TRUCK CRANE Peralatan ini berupa truck dengan dua atau tiga sumbu roda yang bagain belakangnya dilengkapi dengan crane. Truck ini dapat dengan cepat memberi pertolongan dalam hal mengangkat barang berat atau truck lain yang masuk sungai. Dalam batas kemampuan truck ini dapat“menjinjing“ truck lain untuk dibawa ke bengkel. Gambar 6.1. Truck Crane 6.2.2. MOBILE CRANE Peralatan ini berupa crane yang boomnya secara telesonic dapat diperpanjang sampai dua kali. Biasanya didukung oleh empat roda besar, lebih besar daripada truck crane. Waktu beroperasi, memasang out rigger untuk menghindari kerusakan roda. Kemampuan angkat maupun jangkauan, lebih besa dari truck crane, tapi mobilitasnya lebih rendah.
  • 51. Modul SIB-05 : Alat Berat Bab VI: Alat Pengangkat Pelatihan Site Inspector of Bridge (SIB) VI-3 Gambar 6.2. Mobile Crane 6.2.3. CRANE ON TRACK Crane jenis ini merupakan peralatan terkuat dibanding dengan 2 (dua) jenis crane sebelumnya dan jangkauannya lebih panjang. Boom peralatan ini tidak teleskopik, tetapi dapat disambung dibagian tengahnya agar jangkaun dapat ditingkatkan. Karena boom ini berupa rangka baja, maka penyambungan dilakukan di bawah sebelum peralatan tersebut dioperasikan. Crane ini dapat pula berfungsi membantu dragline clam shell dan pile hammerdengan menyesuaikan attachmentnya. Sesuai dengan namanya crane ini tidak memakai roda ban, melainkan track, sehingga medan kerjanya dapat lebih bervariasi dibanding yang memakai ban, tetapi mobilitasnya rendah.
  • 52. Modul SIB-05 : Alat Berat Bab VI: Alat Pengangkat Pelatihan Site Inspector of Bridge (SIB) VI-4 Gambar 6.3. Crane On Track
  • 53. Modul SIB-05 : Alat Berat Bab VI: Alat Pengangkat Pelatihan Site Inspector of Bridge (SIB) VI-5 BAB VI.......................................................................................................................................1 ALAT PENGANGKAT .............................................................................................................1 6.1. UMUM .......................................................................................................................1 6.2. JENIS-JENIS ALAT PENGANGKAT......................................................................1 6.2.1. TRUCK CRANE................................................................................................2 6.2.2. MOBILE CRANE ..............................................................................................2 6.2.3. CRANE ON TRACK .........................................................................................3
  • 54. Modul SIB-05 : Alat Berat Rangkuman Pelatihan Site Inspector of Bridge (SIB) R-1 RANGKUMAN Jenis alat gali yang masih diproduksi sekarang ialah :  Backhoe Loader  Power Shovel  Backhoe Shovel  Clam Shell Seperti alat-alat berat lainnya backhoe loader dapat dibagi kedalam empat bagian, yaitu : 1. Mesin penggerak 2. Penghubung 3. Attachment 4. Badan Power shovel ialah alat berat yang menggali tanah dengan menggerakkan lengannya (arm, pemegang bucket) kedepan dan juga serentak dengan menggerakkan bucketnya pula, tanpa gerakan badannya. Alat berat ini langka digunakan untuk proyek jalan, lebih sering digunakan di proyek bendung atau pertambangan. Fungsi utama Backhoe shovel ialah menggali tanah dan memuatkannya ke dalam truck atau menimbun tanah tersebut disekitar shovel tersebut dengan cara memutar badannya. Jadi waktu beroperasinya alat ini tidak pindah tempat. Alat berat ini bagian utamanya terdiri dari : 1. Mesin penggerak (engine) 2. Sistem hidrolik 3. Boom dan bucket 4. Badan 5. Undercarriage Clam shell menggali lubang dengan cara menjatuhkan bucket setinggi mungkin dengan jalan melepas jepitan kabel tariknya. Alat berat ini terdiri dari beberapa bagian, yaitu : 1. Mesin penggerak 2. Sistem hidrolik 3. Sistim sling (untuk model lama) 4. Boom dan bucket 5. Badan 6. Undercarriage Jenis-jenis alat pemadat terdiri atas: 1. Three Wheek Roller 2. Tandem Roller
  • 55. Modul SIB-05 : Alat Berat Rangkuman Pelatihan Site Inspector of Bridge (SIB) R-2 3. Sheep Foot Roller 4. Vibrating Compactor 5. Pheumatic Tired Roller Three wheel roller ialah alat berat yang paling sederhana strukturnya, yaitu terdiri dari : 1. Mesin penggerak (engine) 2. Badan 3. Roda (Wheel) Tandem Roller terdiri dari : 1. Mesin Penggerak (engine) 2. Sistem hidrolik 3. Roda 4. Badan (frame) Struktur Sheep Foot Roller terdiri dari : 1. Mesin penggerak 2. Sistem hidrolik 3. Roda 4. Badan Struktur vibrating compactor mempunyai bagian-bagian sebagai berikut : 1. Mesin penggerak 2. Roda 3. Sistem hidrolik 4. Rangka (badan) Pheumatic tired roller ini merupakan satu-satunya yang tidak mempunyai roda besi, semua rodanya dibikin dari ban yang dipompa, tetapi ban tersebut licin tidak berkembang seperti layaknya ban mobil. Menurut material yang diolah dan cara operasinya, maka jenis-jenis alat perata terdiri dari : 1. Motor Grader 2. Finisher Jenis-jenis alat pengangku:  Dump Truck (rear & side)  Flat bed  Trailer Pada alat pancang pertama (a) Diesel Hammer, maka tiang pancang akan terpancang kedalam tanah akibat tumbukan yang terjadi dari Diesel Hammer yang mempunyai prinsip kerja mesin Diesel. Sedangkan alat pancang getar atau vibro Hammer akan menekan tiang pancang kedalam tanah akibat berat alat pancang yang bergetar cukup kuat menekan tiang pancang.
  • 56. Modul SIB-05 : Alat Berat Rangkuman Pelatihan Site Inspector of Bridge (SIB) R-3 Untuk alat pancang kedua (b) diatas maka tanah dibor dengan ukuran diameter tertentu serta kedalaman tertentu sesuai perencanaan. Baru setelah lubang selesai dikerjakan, tiang pancangnya dicor dengan adonan beton tertentu sesuai spesifikasi. Alat utama pile diesel hammer adalah Crawler Crane, yang dilepas lengannya (boom-nya) diganti dengan lengan khusus sebagai pemegang sekaligus peluncur Diesel Hammer-nya, pemegang ini disebut Pile Leader. Alat penumbuk atau Diesel Hammer sebagai alat yang menumbuk tiang pancangnya. Alat utama vibro hammer adalah Crawler Crane lengkap, dengan boomnya, Hammer-nya digantung pada Cranenya dan dengan getaran serta beratnya sendiri dari Hammer tadi tiang pancang akan tertekan masuk ke dalam tanah. Alat utamanya pile auger yaitu Crawler Crane. Kadang-kadang boomnya dilepas dan diganti lengan khusus, akan tetapi sering juga tanpa dilepas, jadi tetap memakai boom aslinya yang memegang alat bor atau Auger yang cukup paniang, Auger ini berputar bisa karena diputar dengan motor listrik atau juga pneumatic atau angin bertekanan tinggi dari kompresor. Ada beberapa jenis crane diantaranya :  Truck Crane  Mobile Crane  Crane on Track
  • 57. Modul SIB-05 : Alat Berat Daftar Pustaka Pelatihan Site Inspector of Bridge (SIB) DP-1 DAFTAR PUSTAKA 1. Hand Book Of Soil Mechanics, By Arpad Kezdi. 2. Contruction Planning, Equipment and Method, By R.L.Peurifoy. 3. Highway Enggineering Handbook, By Kenneth B Woods 4. Mempersiapkan Lapisan Dasar Konstruksi I & II, Oleh Imam Soekoto 5. Drainage Engineering, By James M Luthin. 6. Alat-alat Berat dan Penggunaannya, Oleh Ir. Rochmanhadi 7. Caterpilar Performance Handbook, Edition 29 8. Leaflets : Caterpillar, Komatsu, Fassi 9. Internet