Bab II membahas tentang pemeliharaan jalan darurat pada pelaksanaan pekerjaan, mencakup (1) kontraktor harus menyediakan, memelihara, dan membuang jalan darurat sementara yang diperlukan, (2) tanah yang dibutuhkan untuk membangun jalan darurat sebelum dibuat, dan (3) pemeliharaan jalan darurat guna keamanan lalu lintas.
2006 01-keselamatan dan kesehatan kerjaahmad fuadi
Modul ini membahas tentang keselamatan dan kesehatan kerja pada pelaksanaan proyek konstruksi jembatan. Modul ini menjelaskan landasan hukum, ketentuan administratif, dan ketentuan teknis keselamatan kerja. Modul ini juga menjelaskan tentang alat pelindung diri, kecelakaan umum yang terjadi, dan cara pemadaman kebakaran. Di akhir modul dijelaskan mengenai pengawasan penerapan keselamatan dan kesehatan kerja di
Modul ini membahas tentang bahan jalan yang meliputi 3 aspek utama yaitu teknis, ekonomi dan lingkungan. Secara teknis, bahan jalan harus memenuhi spesifikasi dan standar. Sedangkan secara ekonomi, bahan harus murah, banyak dan mudah didapat serta tidak merusak lingkungan. Pemilihan bahan jalan selalu mempertimbangkan sumber daya alam setempat dan lingkungannya.
2006 01-keselamatan dan kesehatan kerjaahmad fuadi
Modul ini membahas tentang keselamatan dan kesehatan kerja pada pelaksanaan proyek konstruksi jembatan. Modul ini menjelaskan landasan hukum, ketentuan administratif, dan ketentuan teknis keselamatan kerja. Modul ini juga menjelaskan tentang alat pelindung diri, kecelakaan umum yang terjadi, dan cara pemadaman kebakaran. Di akhir modul dijelaskan mengenai pengawasan penerapan keselamatan dan kesehatan kerja di
Modul ini membahas tentang bahan jalan yang meliputi 3 aspek utama yaitu teknis, ekonomi dan lingkungan. Secara teknis, bahan jalan harus memenuhi spesifikasi dan standar. Sedangkan secara ekonomi, bahan harus murah, banyak dan mudah didapat serta tidak merusak lingkungan. Pemilihan bahan jalan selalu mempertimbangkan sumber daya alam setempat dan lingkungannya.
Modul ini membahas tentang membaca gambar pekerjaan jalan dan jembatan, mencakup jenis gambar, penyajian gambar, kodefikasi dan simbol gambar, desain jembatan, kelengkapan gambar, dan sistematika gambar. Modul ini bertujuan agar peserta mampu membaca dan mengimplementasikan berbagai jenis gambar pekerjaan jalan dan jembatan.
Modul ini membahas teknik pelaporan yang digunakan untuk mendukung pengawasan proyek konstruksi jembatan dan evaluasi kinerja. Pelaporan berisi informasi mengenai kemajuan pekerjaan dan didasarkan pada catatan lapangan, buku harian, dan dokumentasi lainnya. Laporan dibuat secara berkala untuk memfasilitasi pengambilan keputusan, pengawasan, dan penilaian kinerja manajemen proyek serta kontraktor.
2007 11-pekerjaan bangunan pelengkap dan perlengkapan jalanahmad fuadi
Modul ini membahas tentang bangunan pelengkap dan perlengkapan jalan, termasuk fungsi dan jenisnya, standar perlengkapan jalan, konstruksi, dan metode pelaksanaannya.
Modul ini membahas tentang pentingnya penggunaan peta topografi dan foto udara, pengukuran horisontal, serta pematokan batas lahan dalam mengelola suatu pekerjaan konstruksi. Pengukuran dan pematokan yang akurat diperlukan untuk menentukan lokasi dan dimensi pekerjaan sesuai dengan rencana proyek.
Modul ini membahas mengenai membaca dan memahami gambar teknik untuk pekerjaan jalan dan jembatan, mencakup jenis gambar seperti rencana, kerja, dan hasil pelaksanaan serta kodefikasi, simbol, sistematika, dan kelengkapan gambar.
Modul ini membahas alat-alat berat yang digunakan untuk pekerjaan konstruksi jalan, terutama alat gali. Ada empat jenis alat gali yang dijelaskan yaitu backhoe loader, power shovel, backhoe shovel, dan clam shell. Backhoe loader berfungsi ganda sebagai loader dan alat gali belakang, sedangkan ketiga jenis lainnya hanya berfungsi sebagai alat gali.
2007 02-desk study dan survai pendahuluanahmad fuadi
Modul ini membahas tentang desk study dan survai pendahuluan penyelidikan tanah untuk badan jalan. Modul ini menjelaskan tentang pengumpulan dan interpretasi data peta geologi, topografi, bahan jalan dan utilitas, serta pengumpulan dan analisis data penyelidikan tanah awal untuk merencanakan dan melaksanakan survai pendahuluan.
Bab I membahas material dan bahan campuran beton struktur yang terdiri dari agregat (pasir, kerikil, batu pecah), semen Portland, air dan baja tulangan serta bahan tambah. Agregat harus memenuhi ketentuan gradasi dan sifat-sifat tertentu. Semen Portland memberikan kekuatan pada beton sedangkan air dan baja tulangan memberikan daya dukung dan daya tahan terhadap tegangan. Bahan tambah dapat ditambahkan untuk memodifikasi sifat beton.
Modul ini membahas tentang lapisan tanah dasar sebagai fondasi konstruksi jalan yang berfungsi mendistribusikan beban lalu lintas, serta jenis dan sifat tanah yang mempengaruhi kekuatan dan keawetan konstruksi jalan."
Dokumen ini membahas pengantar perencanaan teknik jembatan, termasuk pembahasan mengenai pengertian jembatan, pedoman umum bentang ekonomis, kondisi batas, umur rencana, pokok-pokok perencanaan, acuan normatif, penyelidikan lapangan, penentuan muatan dan lebar jembatan, pembebanan rencana, tahapan analisis struktur, dan teori dasar perhitungan struktur."
Modul ini membahas tentang membaca gambar pekerjaan jalan dan jembatan, mencakup jenis gambar, penyajian gambar, kodefikasi dan simbol gambar, desain jembatan, kelengkapan gambar, dan sistematika gambar. Modul ini bertujuan agar peserta mampu membaca dan mengimplementasikan berbagai jenis gambar pekerjaan jalan dan jembatan.
Modul ini membahas teknik pelaporan yang digunakan untuk mendukung pengawasan proyek konstruksi jembatan dan evaluasi kinerja. Pelaporan berisi informasi mengenai kemajuan pekerjaan dan didasarkan pada catatan lapangan, buku harian, dan dokumentasi lainnya. Laporan dibuat secara berkala untuk memfasilitasi pengambilan keputusan, pengawasan, dan penilaian kinerja manajemen proyek serta kontraktor.
2007 11-pekerjaan bangunan pelengkap dan perlengkapan jalanahmad fuadi
Modul ini membahas tentang bangunan pelengkap dan perlengkapan jalan, termasuk fungsi dan jenisnya, standar perlengkapan jalan, konstruksi, dan metode pelaksanaannya.
Modul ini membahas tentang pentingnya penggunaan peta topografi dan foto udara, pengukuran horisontal, serta pematokan batas lahan dalam mengelola suatu pekerjaan konstruksi. Pengukuran dan pematokan yang akurat diperlukan untuk menentukan lokasi dan dimensi pekerjaan sesuai dengan rencana proyek.
Modul ini membahas mengenai membaca dan memahami gambar teknik untuk pekerjaan jalan dan jembatan, mencakup jenis gambar seperti rencana, kerja, dan hasil pelaksanaan serta kodefikasi, simbol, sistematika, dan kelengkapan gambar.
Modul ini membahas alat-alat berat yang digunakan untuk pekerjaan konstruksi jalan, terutama alat gali. Ada empat jenis alat gali yang dijelaskan yaitu backhoe loader, power shovel, backhoe shovel, dan clam shell. Backhoe loader berfungsi ganda sebagai loader dan alat gali belakang, sedangkan ketiga jenis lainnya hanya berfungsi sebagai alat gali.
2007 02-desk study dan survai pendahuluanahmad fuadi
Modul ini membahas tentang desk study dan survai pendahuluan penyelidikan tanah untuk badan jalan. Modul ini menjelaskan tentang pengumpulan dan interpretasi data peta geologi, topografi, bahan jalan dan utilitas, serta pengumpulan dan analisis data penyelidikan tanah awal untuk merencanakan dan melaksanakan survai pendahuluan.
Bab I membahas material dan bahan campuran beton struktur yang terdiri dari agregat (pasir, kerikil, batu pecah), semen Portland, air dan baja tulangan serta bahan tambah. Agregat harus memenuhi ketentuan gradasi dan sifat-sifat tertentu. Semen Portland memberikan kekuatan pada beton sedangkan air dan baja tulangan memberikan daya dukung dan daya tahan terhadap tegangan. Bahan tambah dapat ditambahkan untuk memodifikasi sifat beton.
Modul ini membahas tentang lapisan tanah dasar sebagai fondasi konstruksi jalan yang berfungsi mendistribusikan beban lalu lintas, serta jenis dan sifat tanah yang mempengaruhi kekuatan dan keawetan konstruksi jalan."
Dokumen ini membahas pengantar perencanaan teknik jembatan, termasuk pembahasan mengenai pengertian jembatan, pedoman umum bentang ekonomis, kondisi batas, umur rencana, pokok-pokok perencanaan, acuan normatif, penyelidikan lapangan, penentuan muatan dan lebar jembatan, pembebanan rencana, tahapan analisis struktur, dan teori dasar perhitungan struktur."
Ringkasan dokumen:
1. Dokumen tersebut merupakan laporan praktek kerja lapangan mengenai pelaksanaan pekerjaan pengaspalan Asphalt Concrete - Wearing Course pada ruas jalan Harun Sohar menuju Pelabuhan Tanjung Api-Api.
2. Laporan tersebut menjelaskan proses produksi aspal di pabrik campuran, persiapan pekerjaan, pelaksanaan pengaspalan, quality control, dan kendala serta solusi selama pelaksanaan proyek.
3
Dokumen tersebut membahas latar belakang permasalahan keselamatan dan kesehatan kerja pada sektor konstruksi, yang meliputi data kecelakaan konstruksi dan penyebabnya serta karakteristik kegiatan proyek konstruksi. Dokumen juga menjelaskan dasar hukum dan peraturan terkait K3 di bidang konstruksi.
Pembukaan Materi POP terkait kaidah pertambangan yang baik kepmen esdm 1827HadisHasyimiMiftahul
terkait kebijakan publik pada bidang pertambangan. berisi tentang dasar hukum dan asas asas yang digunakan untuk membuat peraturan terkait good mining practice atau kaidah pertambangan yang baik
2006 10-pemeliharaan jalan darurat dan pemeliharaan lalu lintas
1. MyDoc/Pusbin-KPK/Draft1
PEKERJAAN
PELATIHAN SITE INSPECTOR OF BRIDGE
(INSPEKTUR LAPANGAN PEKERJAAN JEMBATAN)
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA
PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN
KONSTRUKSI (PUSBIN-KPK)
MODUL
SIB – 10 : PEMELIHARAAN JALAN
DARURAT DAN PEMELIHARAAN
LALU LINTAS
2006
2. Modul SIB-10 : Pemeliharaan Jalan Darurat Dan Pengaturan Lalu Lintas Kata Pengantar
Pelatihan Site Inspector of Bridges (SIB) i
KATA PENGANTAR
Pengaturan lalu lintas dan pemeliharaan jalan darurat yang mencakup kegiatan
pengawasan pelaksanaan kewajiban kontraktor berkaitan dengan pengaturan lalu
lintas pada setiap jenis kegiatan pekerjaan jalan, penanganan pemeliharaan jalan
darurat, serta teknis pemeliharaan lalu lintas merupakan suatu kegiatan yang
sangat penting rangka pengendalian pelaksanaan pekerjaan jembatan agar
gangguan baik terhadap kelancaran maupun terhadap kegiatan proyek sendiri
dapat diminimalkan.
Modul ini disusun berdasarkan dokumen kontrak yang selama ini dipakai oleh
proyek-proyek di lingkungan Direktorat Jenderal Bina Marga, Departemen
Pekerjaan Umum.
Dengan mempelajari modul ini diharapkan para pengawas pekerjaan jalan dapat
memperoleh pemahaman yang lebih baik mengenai ketentuan-ketentuan
dokumen kontrak sehingga dapat melakukan tugas pengawasannya secara
profesional sesuai ketentuan dokumen kontrak dan mewujudkan sasaran proyek
secara tepat mutu, tepat waktu , dan tepat biaya.
Jakarta, Desember 2005
Penyusun
3. Modul SIB-10 : Pemeliharaan Jalan Darurat Dan Pengaturan Lalu Lintas Kata Pengantar
Pelatihan Site Inspector of Bridges (SIB) ii
LEMBAR TUJUAN
JUDUL PELATIHAN : Pelatihan Inspektor Lapangan Pekerjaan
Jembatan (Site Inspector of Bridges)
MODEL PELATIHAN : Lokakarya terstruktur
TUJUAN UMUM PELATIHAN :
Setelah modul ini dipelajari, peserta mampu membuat pelaporan yang mendukung
pelaksanaan aktivitas pengendalian, pengawasan, pemantauan, dan pengambilan
keputusan.
TUJUAN KHUSUS PELATIHAN :
Pada akhir pelatihan ini peserta diharapkan mampu:
1. Mengawasi pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
2. Membaca Data Geoteknik
3. Mengawasi penggunaan Bahan Jembatan
4. Membaca Gambar
5. Mengawasi penggunaan Alat-alat Berat
6. Mengawasi pelaksanaan Pengukuran dan Pematokan
7. Mengawasi pelaksanaan Pekerjaan Tanah
8. Mengawasi pelaksanaan Pekerjaan Beton
9. Mengawasi pelaksanaan Pekerjaan Bangunan Pelengkap dan Perlengkapan
Jembatan
10.Mengawasi pelaksanaan Pemeliharaan Jembatan Darurat dan Pengaturan
Lalu Lintas
11.Mengawasi pelaksanaan Metode Kerja Pelaksanaan Pekerjaan Jembatan
12.Membuat Laporan Pengawasan Pekerjaan
4. Modul SIB-10 : Pemeliharaan Jalan Darurat Dan Pengaturan Lalu Lintas Kata Pengantar
Pelatihan Site Inspector of Bridges (SIB) iii
NOMOR : SIB-10
JUDUL MODUL : PEMELIHARAAN JALAN DARURAT DAN
PENGATURAN LALU LINTAS
TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)
Setelah modul ini dipelajari, peserta mampu mengawasi pengaturan lalu lintas dan
pemeliharaan jalan darurat pada pelaksanaan pekerjaan jalan sesuai ketentuan
dokumen kontrak seperti spesifikasi teknis dan metode kerja yang ditetapkan.
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)
Pada akhir pelatihan peserta mampu :
1. Mengawasi pengaturan lalu lintas dan rambu-rambu lalu lintas
2. Mengawasi Pelaksanaan Pemeliharaan jalan darurat
3. Mengawasi Teknis Pemeliharaan Lalu Lintas
.
5. Modul SIB-10 : Pemeliharaan Jalan Darurat Dan Pengaturan Lalu Lintas Kata Pengantar
Pelatihan Site Inspector of Bridges (SIB) iv
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................... i
LEMBAR TUJUAN ..................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................ iii
DESKRIPSI SINGKAT PENGEMBANGAN
MODUL PELATIHAN INSPEKTOR
LAPANGAN PEKERJAAN JEMBATAN
(Site Inspector of Bridge) .................................................................. vi
DAFTAR MODUL ....................................................................................... vii
PANDUAN PEMBELAJARAN .................................................................... viii
BAB I PENGATURAN LALU LINTAS DAN RAMBU-RAMBU LALU
LINTAS ............................................................................... I-1
1.1. UMUM ............................................................................... I-1
1.2.PERLINDUNGANPEKERJAATES ........................................ I-2
1.3. PERALATAN DAN PETU
1.3.1 Rambu, Kerucut Lalu Lintas (Traffic Cone), Tiang
Penghalang, Barikade (Penghalang) Dan Lampu Lalu
Lintas I-2
1.3.2 Bendera dan Petugas Bendera .............................. I-3
1.4. PENEMPATAN ................................................................... I-4
1.5. PERLINDUNGAN JALAN ALIH DARURAT (DETOUR)...... I-5
1.6. PELAKSANAAN PENGATURAN........................................ I-5
1.7. RAMBU-RAMBU LALU LINTAS ......................................... I-15
1.8. PERALATAN KESELAMATAN ........................................... I-25
BAB II PEMELIHARAAN JALAN DARURAT ................................... II-1
2.1 PEKERJAAN JALAN DARURAT ........................................ II-1
2.1.1 Umum..................................................................... II-1
2.1.2 Tanah yang diperlukan........................................... II-1
2.1.3 Peralatan Kontraktor lain yang lewat...................... II-1
2.1.4 Jalan Alih Darurat atau Detour ............................... II-2
6. Modul SIB-10 : Pemeliharaan Jalan Darurat Dan Pengaturan Lalu Lintas Kata Pengantar
Pelatihan Site Inspector of Bridges (SIB) v
2.1.5 Lereng (Ramp) Semebtara Untuk Lalu Lintas ........ II-2
2.2 PEMELIHARAAN GUNA KEAMANAN LALU LINTAS ........ II-2
2.2.1 Jalan Darurat dan Pengaturan Lalu Lintas............. II-2
2.2.2 Membersihkan Penghalan-penghalang.................. II-2
BAB III TEKNIS PEMELIHARAAN LALU LINTAS ............................ III-1
3.1 PERLINDUNGAN PEKERJAAN TERHADAP
KERUSAKAN OLEH LALU LINTAS.................................... III-1
3.2 PENGATURAN LALU LINTAS SEMENTARA .................... III-1
3.3 RAMBU-RAMBU................................................................. III-10
3.4 PERALATAN KESELAMATAN ........................................... III-12
RANGKUMAN
DAFTAR PUSTAKA
HAND OUT
7. Modul SIB-10 : Pemeliharaan Jalan Darurat Dan Pengaturan Lalu Lintas Kata Pengantar
Pelatihan Site Inspector of Bridges (SIB) vi
DESKRIPSI SINGKAT PENGEMBANGAN MODUL
PELATIHAN INSPEKTOR LAPANGAN PEKERJAAN
JEMBATAN (Site Inspector of Bridge)
1. Kompetensi kerja yang disyaratkan untuk jabatan kerja Inspektor Lapangan
Pekerjaan Jembatan (Site Inspector of Bridge) dibakukan dalam
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) yang didalamnya telah
ditetapkan unit-unit kerja sehingga dalam Pelatihan Inspektor Lapangan
Pekerjaan Jembatan (Site Inspector of Bridge) unit-unit tersebut
menjadi Tujuan Khusus Pelatihan.
2. Standar Latihan Kerja (SLK) disusun berdasarkan analisis dari masing-masing
Unit Kompetensi, Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja yang
menghasilkan kebutuhan pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku dari
setiap Elemen Kompetensi yang dituangkan dalam bentuk suatu susunan
kurikulum dan silabus pelatihan yang diperlukan untuk memenuhi tuntutan
kompetensi tersebut.
3. Untuk mendukung tercapainya tujuan khusus pelatihan tersebut, maka
berdasarkan Kurikulum dan Silabus yang ditetapkan dalam SLK, disusun
seperangkat modul pelatihan (seperti tercantum dalam Daftar Modul) yang
harus menjadi bahan pengajaran dalam pelatihan Inspektor Lapangan
Pekerjaan Jembatan (Site Inspector of Bridge).
8. Modul SIB-10 : Pemeliharaan Jalan Darurat Dan Pengaturan Lalu Lintas Kata Pengantar
Pelatihan Site Inspector of Bridges (SIB) vii
DAFTAR MODUL
Jabatan Kerja :
Inspektur Lapangan Pekerjaan Jembatan
Site Inspector of Bridge (SIB)
Nomor
Modul
Kode Judul Modul
1 SIB – 01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja
2 SIB – 02 Membaca Data Geoteknik
3 SIB – 03 Bahan Jembatan
4 SIB – 04 Membaca Gambar
5 SIB – 05 Alat Berat
6 SIB – 06 Pengukuran dan Pematokan
7 SIB – 07 Pekerjaan Tanah
8 SIB – 08 Pekerjaan Beton
9 SIB – 09
Pekerjaan Bangunan Pelengkap dan Perlengkapan
Jembatan
10 SIB – 10
Pemeliharaan Jembatan Darurat dan
Pengaturan Lalu Lintas
11 SIB – 11 Metode Kerja Pelaksanaan Pekerjaan Jembatan
12 SIB – 12 Teknik Pelaporan
9. Modul SIB-10 : Pemeliharaan Jalan Darurat Dan Pengaturan Lalu Lintas Kata Pengantar
Pelatihan Site Inspector of Bridges (SIB) viii
PANDUAN INSTRUKTUR
A. BATASAN
NAMA PELATIHAN : Pelatihan Inspektor Lapangan Pekerjaan
Jembatan (Site Inspector of Bridges )
KODE MODUL : SIB-10
JUDUL MODUL : PEMELIHARAAN JALAN DARURAT DAN
PENGATURAN LALU LINTAS
DESKRIPSI : Modul ini membahas pengetahuan tentang
pengaturan lalu lintas dan rambu-rambu lalu lintas,
pemeliharaan jalan darurat, serta teknis
pemeliharaan lalu lintas untuk pelatihan Inspektur
Lapangan Pekerjaan Jembatan.
TEMPAT KEGIATAN : Ruangan Kelas lengkap dengan fasilitasnya.
WAKTU PEMBELAJARAN : 2 (Dua) Jam Pelajaran (JP) (1 JP = 45 Menit)
10. Modul SIB-10 : Pemeliharaan Jalan Darurat Dan Pengaturan Lalu Lintas Kata Pengantar
Pelatihan Site Inspector of Bridges (SIB) ix
B. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Instruktur Kegiatan Peserta Pendukung
1. Ceramah : Pembukaan
Menjelaskan tujuan instruksional
(TIU dan TIK)
Merangsang motivasi peserta de-
ngan pertanyaan ataupun penga-
lamannya dalam melakukan pe-
kerjaan jembatan
Waktu : 5 menit
Mengikuti penjelasan TIU
dan TIK dengan tekun dan
aktif
Mengajukan pertanyaan a-
pabila ada yang kurang jelas
OHT.
2. Ceramah : Bab I, Pengaturan Lalu
Lintas dan Rambu-rambu Lalu Lintas
Memberikan bahasan mengenai :
1. Umum
2. Perlindungan pekerjaan terhadap
kerusakan oleh lalu lintas
3. Peralatan dan petugas bendera
4. Penempatan
5. Pelaksanaan pengaturan
6. Pemeliharan jalan alih darurat
(detour)
7. Rambu – rambu
8. Peralatan keselamatan
Waktu : 45 menit
Mengikuti penjelasan atau
bahasan instruktur dengan
tekun dan aktif
Mengajukan pertanyaan a-
pabila ada yang kurang jelas
OHT.
3. Ceramah : Bab II, Pemeliharaan Jalan
Darurat
Memberikan penjelasan, uraian ataupun
bahasan mengenai :
1. Pekerjaan Jalan Darurat
2. Pemeliharaan Guna Keamanan Lalu
Lintas
Waktu : 20 menit
Mengikuti penjelasan, uraian
atau bahasan instruktur
dengan tekun dan aktif
Mengajukan pertanyaan a-
pabila ada yang kurang jelas
OHT.
4. Ceramah : Bab 3, Teknis
Pemeliharaan Lalu Lintas
Memberikan penjelasan ataupun
bahasan mengenai teknis pemeliharaan
lalu lintas.
Waktu : 20 menit
Mengikuti penjelasan, uraian
atau bahasan instruktur
dengan tekun dan aktif
Mengajukan pertanyaan a-
pabila ada yang kurang jelas
OHT.
11. Modul SIB-10 : Pemeliharaan Jalan Darurat dan Pengaturan Lalu Lintas Bab II : Pemeliharaan
Jalan Darurat
Pelatihan Site Inspector of Bridges (SIB) II-1
BAB II
PEMELIHARAAN JALAN DARURAT
2.1 PEKERJAAN JALAN DARURAT
2.1.1 Umum
Kontraktor harus menyediakan, memelihara dan membuang pada akhir pekerjaan,
semua jalan, jembatan dan lereng darurat serta hal-hal lain semacamnya, yang
diperlukan untuk menyediakan jalan masuk bagi kontraktor atau umum.
Jalan darurat semacam itu harus dibuat sehingga memuaskan Direksi Teknik, namun
bagaimanapun Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap kerusakan pada atau
yang disebabkan oleh jalan darurat itu.
2.1.2 Tanah yang diperlukan
Sebelum membuat jalan darurat, Kontraktor harus mengurus segala sesuatunya,
termasuk bila perlu pembayaran kepada pemilik tanah yang bersangkutan untuk
penggunaan tanah itu dan harus memperoleh persetujuan dari pejabat yang
berwenang dan Direksi Teknik. Setelah pekerjaan selesai, Kontraktor harus
membersihkan dan memulihkan kondisi semula tanah itu sampai memuaskan Direksi
Teknik dan Pemilik Tanah.
2.1.3 Peralatan Kontraktor lain yang lewat
Kontraktor harus mengurus segala sesuatunya agar Pekerjaan Konstruksi dapat
dilewati dengan aman oleh Peralatan Konstruksi, material dan pegawai dari
Kontraktor lain yang melaksanakan konstruksi didekat proyek. Untuk keperluan itu
Kontraktor lain dan Kontraktor yang melaksanakan konstruksi didekat proyek, paling
lambat 15 (lima belas) hari sebelumnya, menyerahkan jadwal pengangkutan itu
kepada Direksi Teknik untuk mendapatkan persetujuan.
12. Modul SIB-10 : Pemeliharaan Jalan Darurat dan Pengaturan Lalu Lintas Bab II : Pemeliharaan
Jalan Darurat
Pelatihan Site Inspector of Bridges (SIB) II-2
2.1.4 Jalan Alih Darurat atau Detour
Jalan ahli darurat atau detour harus dibangun sebagaimana yang diperlukan untuk
kondisi lalu lintas yang ada, terutama mengenai persyaratan keselamatan dan
kekuatan struktur. Semua jalan alih semacam itu tidak boleh dibuka untuk lalu lintas
umum sampai alinyemen, konstruksi, drainase dan pemasangan rambu lalu lintas
telah disetujui Direksi Teknik. Selama digunakan untuk lalu lintas umum Kontraktor
harus memelihara konstruksi, drainase dan rambu-rambu sampai memuaskan
Direksi Teknik.
2.1.5 Lereng (Ramp) Sementara Untuk Lalu Lintas
Kontraktor harus membangun dan memelihara jembatan darurat dan lereng
sementara untuk lalu lintas untuk jalan masuk umum pada semua tempat dimana
sebelum pekerjaan mulai terdapat jalan masuk dan ditempat lain yang diperlukan
atau diperintahkan Direksi Teknik.
2.2 PEMELIHARAAN GUNA KEAMANAN LALU LINTAS
2.2.1 Jalan Darurat dan Pengaturan Lalu Lintas
Semua jalan darurat dan pengaturan lalu lintas yang disiapkan oleh Kontraktor,
selama pelaksanaan penanganan pekerjaan harus tetap dipelihara agar aman dan
dalam kondisi pelayanan sesuai ketentuan dan harus memuaskan Direksi Teknik,
dan harus menjamin keselamatan lalu lintas serta pemakai jalan.
2.2.2 Membersihkan Penghalan-penghalang
Selama penanganan Pekerjaan, Kontraktor harus selalu menjamin bahwa
perkerasan, bahu jalan dan daerah sekitar daerah -milik jalan harus dalam keadaan
tetap bebas dari gangguan bahan konstruksi, kotoran-kotoran atau bahan buangan
lainnya yang dapat mengganggu atau membahayakan lalu lintas yang lewat.
Pekerjaan tersebut harus juga dijaga terhadap dipakainya sebagai tempat parker
kendaraan yang tidak mendapat izin atau sebagai tempat pedagang kaki lima.
Pengecualian hanya berlaku pada daerah-daerah yang telah ditetapkan untuk
maksud tersebut.
13. Modul SIB-10 : Pemeliharaan Jalan Darurat dan Pengaturan Lalu Lintas Bab II : Pemeliharaan
Jalan Darurat
Pelatihan Site Inspector of Bridges (SIB) II-3
2.1 PEKERJAAN JALAN DARURAT ........................................................................................................1
2.1.1 Umum .............................................................................................................................................1
2.1.2 Tanah yang diperlukan.................................................................................................................1
2.1.3 Peralatan Kontraktor lain yang lewat .........................................................................................1
2.1.4 Jalan Alih Darurat atau Detour ...................................................................................................2
2.1.5 Lereng (Ramp) Semebtara Untuk Lalu Lintas...........................................................................2
2.2 PEMELIHARAAN GUNA KEAMANAN LALU LINTAS ..................................................................2
2.2.1 Jalan Darurat dan Pengaturan Lalu Lintas................................................................................2
2.2.2 Membersihkan Penghalan-penghalang .......................................................................................2
14. Modul SIB-10 : Pemeliharaan Jalan Darurat dan Pengaturan Lalu Lintas Bab III : Teknis Pemeliharaan
Lalu Lintas
Pelatihan Site Inspector of Bridges (SIB) III-1
BAB III
TEKNIS PEMELIHARAAN LALU LINTAS
3.1 PERLINDUNGAN PEKERJAAN TERHADAP KERUSAKAN
OLEH LALU LINTAS
a. Kontraktor harus melaksanakan pekerjaannya sedemikian rupa sehingga
pekerjaan itu terlindungi dari kerusakan oleh lalu lintas umum.
b. Bila perlu harus dilakukan pengaturan lalu lintas dan pengalihan lalu lintas untuk
melindungi pekerjaan itu.
c. Perhatian khusus harus selalu diberikan untuk mengatur lalu lintas pada cuaca
yang buruk, pada saat lalu lintas padat dan pada masa dimana pekerjaan yang
dilaksanakan masi h sangat mudah rusak.
3.2 PENGATURAN LALU LINTAS SEMENTARA
a. Rambu dan Rintangan
Agar dapat melindungi pekerjaan, menjaga keselamatan umum dan
memperlancar arus lalu lintas melalui atau disekitar pekerjaan, kontraktor harus
memasang dan memelihara rambu lalu lintas, rintangan maupun fasilitas lainnya
disetiap tempat dimana operasi konstruksi dapat mengganggu lalu lintas.
Semua rambu dan rintangan harus diberi garis-garis reflektor atau semacamnya,
sehingga dapat terlihat pada malam hari.
b. Petugas Bendera
Kontraktor juga harus menyediakan dan menempatkan petugas bendera disemua
tempat dimana operasi konstruksi mengganggu arus lalu lintas. Tugas utamanya
adalah mengarahkan dan mengatur gerakan lalu lintas melalui atau disekitar
pekerjaan itu.
15. Modul SIB-10 : Pemeliharaan Jalan Darurat dan Pengaturan Lalu Lintas Bab III : Teknis Pemeliharaan
Lalu Lintas
Pelatihan Site Inspector of Bridges (SIB) III-2
c. Pelaksanaan Pengaturan lalu Lintas Sementara
1) Tugas-tugas Pendahuluan di Lapangan :
Penyiapan lokasi pekerjaan.
Pengaturan tempat parkit mesin dan kendaraan agar tidak membahayakan
lalu lintas, peralatan rambu-rambu, kerucut, rintangan sebaiknya diletakkan
dibahu jalan dulu.
Pasang rambu peringatan dan rintangan (lebih awal). Apabila jarak
pandang lalu lintas dekat dikarenakan ada tikungan atau dihalangi tumbuh-
tumbuhan yang ada dekat lokasi pekerjaan, rambu peringatan tambahan
hendaknya ditempatkan dikedua sisi jalan masuk ke lokasi.
Untuk pekerjaan meratakan tentukanlah dimana akan memulai pekerjaan
dan dimana harus belok sampai melewati akhir pekerjaan.
2) Penempatan Rambu-rambu Sementara
Setibanya dilokasi pekerjaan, parkirkan truk lebih dahulu pada bahu jalan. Jika
mungkin hidupkan lampu peringatan kedip-kedip dan tempatkan tanda-tanda
peringatan.
Penempatan rambu-rambu sementara diatur sebagai berikut :
Gambar 3.1 Penempatan rambu-rambu sementara oleh Regu Pekerja
Biasa
Pengendalian Lalu lintas Lokasi
Tanda ″Ada Orang Bekerja“
Tanda ″Kurangi Kecepatan“
(80 km/jam)
(Hanya digunakan pada jalan
dengan lalu-lintas kecepatan
tinggi)
Tanda ″Kurangi Kecepatan“
(50 km/jam)
(Hanya digunakan pada jalan
dengan lalu-lintas kecepatan
tinggi)
Tanda ″Akhir Pekerjaan“
200 m sebelum tempat
pekerjaan
100 m sebelum tempat
pekerjaan
50 m sebelum tempat
pekerjaan
20 m setelah tempat pekerjaan
16. Modul SIB-10 : Pemeliharaan Jalan Darurat dan Pengaturan Lalu Lintas Bab III : Teknis Pemeliharaan
Lalu Lintas
Pelatihan Site Inspector of Bridges (SIB) III-3
Rambu Sementara dipasang oleh Regu
Pekerja
150 m
Perintang, kerucut, dan rambut/tanda lain
yang sesuai, ditempatkan hingga 10 meter
sepanjang lokasi pekerjaan
(1) Hanya digunakan pada jalan dengan
kecepatan lalu lintas tinggi.
Batas kecepatan dalam km/jam
Jarak dalam m
100 m
Gambar 3.2 Penempatan rambu-rambu untuk pengawasan pekerjaan
tanaman
Pengendalian Lalu lintas Lokasi
Tanda ″Ada Orang Bekerja“
Tanda ″Pemotongan Semak-
semak .....Km berikutnya“
(″optional“)
(Hanya pada bahu jalan)
100 m sebelum tempat
pekerjaan
100 m sebelum tempat
pekerjaan
17. Modul SIB-10 : Pemeliharaan Jalan Darurat dan Pengaturan Lalu Lintas Bab III : Teknis Pemeliharaan
Lalu Lintas
Pelatihan Site Inspector of Bridges (SIB) III-4
Penempatan rambu-rambu sementara untuk
pengawasan pekerjaan tanaman
Rambu
Jarak dalam meter
Gambar 3.3 Penempatan rambu-rambu untuk penimbunan kembali
bahu jalan
Pengendalian Lalu lintas Lokasi
Tanda ″Ada Orang Bekerja“
Tanda ″Kurangi Kecepatan“
(80 km/jam)
(Hanya digunakan pada jalan
dengan lalu-lintas kecepatan
tinggi)
Tanda ″Kurangi Kecepatan“
(50 km/jam)
(Hanya digunakan pada jalan
dengan lalu-lintas kecepatan
tinggi)
Tanda ″Akhir Pekerjaan“
200 m sebelum tempat
pekerjaan
100 m sebelum tempat
pekerjaan
50 m sebelum tempat pekerjaan
20 m setelah tempat pekerjaan
Gunakan drum, atau tanda lain sesuai yang ditetapkan hingga 10 m
sepanjang lokasi pekerjaan.
Pemotong rumput ……..
Km berikutnya
18. Modul SIB-10 : Pemeliharaan Jalan Darurat dan Pengaturan Lalu Lintas Bab III : Teknis Pemeliharaan
Lalu Lintas
Pelatihan Site Inspector of Bridges (SIB) III-5
Penempatan rambu-rambu untuk
penimbunan kembali bahu jalan
80 20
Gunankan drum, kerucut atau tanda lain
yang cocok ditempatkan hingga 10
sepanjang lokasi pekerjaan.
Digunakan hanya pada jalan dengan lalu
lintas kecepatan tinggi
Jarak dalam meter
Batas kecepatan dalam km/jam
0 50
20 50
400
80 200
200
WORKAREA
10050
19. Modul SIB-10 : Pemeliharaan Jalan Darurat dan Pengaturan Lalu Lintas Bab III : Teknis Pemeliharaan
Lalu Lintas
Pelatihan Site Inspector of Bridges (SIB) III-6
Gambar 3.4 Penempatan rambu-rambu untuk pekerjaan perbaikan
jalan yang memerlukan jalan memutar
Gambar 3.5 Penempatan rambu sementara untuk pemeliharaan
jembatan
Pengendalian Lalu lintas Lokasi
Tanda ″Ada Orang Bekerja“
Tanda ″Kurangi Kecepatan“
(80 km/jam)
Tanda ″Kurangi Kecepatan“
(50 km/jam)
Kerucut
Pengendali lalu-lintas
Jalur lalu-lintas rintangan
Tanda ″Akhir Pekerjaan“
Pada kedua arah ke jembatan bila
perlu :
200 m sebelum jembatan
150 m sebelum jembatan
100 m sebelum jembatan
Seperlunya pada jembatan
(″optional)
Seperlunya di ujung jembatan
(″optional)
Seperlunya di ujung jembatan
(″optional)
20 m setelah lokasi pekerjaan
20. Modul SIB-10 : Pemeliharaan Jalan Darurat dan Pengaturan Lalu Lintas Bab III : Teknis Pemeliharaan
Lalu Lintas
Pelatihan Site Inspector of Bridges (SIB) III-7
Ada kemungkinan lain untuk penempatan rambu sementara untuk
pekerjaan pemeliharaan jembatan. Contohnya :
Rencana Standar : ″Penempatan rambu sementara untuk
pemeliharaan yang relatif singkat (truk)”
Rencana Standar : ″Penempatan rambu sementara
untuk pemeliharaan yang relatif singkat
(kerucut)”
Bila jembatan harus ditutup lebih lama terhadap lalu lintas dan jalan
memutar disekitar jembatan, gunakan rencana standar ″penempatan
rambu sementara untuk jalan memutar” sebagai pedoman.
Rencana ini diperlihatkan pada 3 (tiga) hal berikut ini;
Gambar 3.6 Penempatan rambu sementara untuk pemeliharaan
jembatan
200
80
Batas kecepatan km/jam
Jarak dalam m
60 20
0 O
JEMBATAN
0 0
20
50 100
80 200
21. Modul SIB-10 : Pemeliharaan Jalan Darurat dan Pengaturan Lalu Lintas Bab III : Teknis Pemeliharaan
Lalu Lintas
Pelatihan Site Inspector of Bridges (SIB) III-8
Gambar 3.7 Penempatan rambu sementara untuk pemeliharaan
jembatan (truk)
rambu ada orang bekerja
200 Truck
Lokasi pekerjaan atau lokasi jembatan
100
work area
100 Truk untuk melindungi pekerja0
Jarak dalam m
200
rambu ada orang bekerja
Gambar 3.8 Penempatan rambu sementara untuk pemeliharaan
jembatan (kerucut lalu lintas)
ada orang bekerja
200
Lokasi pekerjaan atau lokasi jembatan
100
Jarak dalam m
0
WORK AREA
0 30
ada orang bekerja
200
22. Modul SIB-10 : Pemeliharaan Jalan Darurat dan Pengaturan Lalu Lintas Bab III : Teknis Pemeliharaan
Lalu Lintas
Pelatihan Site Inspector of Bridges (SIB) III-9
Gambar 3.9 Penempatan rambu sementara untuk jalan memutar
3) Pelaksanaan Pekerjaan
Pelaksanaan pekerjaan akan dilakukan dengan efisiensi dan sumber-
sumber yang tersedia dalam waktu yang telah ditentukan. Jalan harus
dijaga agar tetap bersih dari tanah dengan menyapunya secara teratur
dan lalu lintas dihindari dari gangguan mesin-mesin yang ada
dilapangan.
Alat-alat pengatur lalu lintas dipindahkan sesuai kemajuan pekerjaan.
Bila perlengkapan atau material harus dipindahkan pada malam hari
pada bahu jalan, aturlah lampu peringatan malam hari pada kedua
belah jalan. Jangan pindahkan rintangan pada jalan tanpa diawasi
pada malam hari.
23. Modul SIB-10 : Pemeliharaan Jalan Darurat dan Pengaturan Lalu Lintas Bab III : Teknis Pemeliharaan
Lalu Lintas
Pelatihan Site Inspector of Bridges (SIB) III-10
3.3 RAMBU-RAMBU
> 2 buah rambu bendera perhatian
> 2 buah rambu lalu lintas ″Stop/boleh Jalan”
STOP JALAN
> 2 buah rambu hati-hati ″Ada Pekerjaan”
> 2 buah rambu ″Kurangi Kecepatan” (80 km/jam)
80
> 2 buah rambu ″Kurangi Kecepatan” (50 km/jam)
50
> Sebuah tanda penyempitan jalan ke kiri
24. Modul SIB-10 : Pemeliharaan Jalan Darurat dan Pengaturan Lalu Lintas Bab III : Teknis Pemeliharaan
Lalu Lintas
Pelatihan Site Inspector of Bridges (SIB) III-11
> Sebuah tanda penyempitan jalan ke kanan
> Sebuah tanda lewat lajur kiri
> Sebuah tanda lewat lajur kanan
> 2 buah rambu batas pekerjaan
> 20 buah kerucut lalu lintas (lebih dari 20 bila digunakan mesin
pembuat garis otomatis)
> Lampu peringatan ; kendaraan harus dilengkapi dengan lampu
kedip-kedip yang akan digunakan, bila kegiatan pemeliharaan
sedang berlangsung
25. Modul SIB-10 : Pemeliharaan Jalan Darurat dan Pengaturan Lalu Lintas Bab III : Teknis Pemeliharaan
Lalu Lintas
Pelatihan Site Inspector of Bridges (SIB) III-12
> Dalam hal jalan memutar, diperlukan sebuah alat pengatur lalu
lintas tambahan seperti standar ″Jalan Memutar“
2000
3.4 PERALATAN KESELAMATAN
> Sebuah Kotak P3 (Pertolongan Pertama pada Kecelakaan)
> Sarung tangan
> Topi proyek untuk pengawas dan pekerja
> Rompi pengaman untuk pengawas dan pekerja
26. Modul SIB-10 : Pemeliharaan Jalan Darurat dan Pengaturan Lalu Lintas Bab III : Teknis Pemeliharaan
Lalu Lintas
Pelatihan Site Inspector of Bridges (SIB) III-13
3.1 PERLINDUNGAN PEKERJAAN TERHADAP KERUSAKAN OLEH LALU LINTAS ....................1
3.2 PENGATURAN LALU LINTAS SEMENTARA..................................................................................1
3.3 RAMBU-RAMBU ................................................................................................................................ 10
3.4 PERALATAN KESELAMATAN......................................................................................................... 12
27. Modul SIB-10 : Pemeliharaan Jalan Darurat dan Pengaturan Lalu Lintas Rangkuman
Pelatihan Site Inspector of Bridge (SIB) R-1
RANGKUMAN
Pengaturan lalu lintas dalam rangka menjaga kelancaran dan keamanan lalu lintas serta
keamanan dan kemudahan penduduk sekitar proyek untuk masuk ke jalan yang ada
tersebut dilakukan dengan menempatkan lampu isyarat, lentera, kerucut lalu lintas, tiang
penghalang, barikade dan rambu-rambu sementara (berupa rambu perintah arah, rambu
peringatan adanya pekerjaan, tanda jalan menyempit, tanda untuk berhenti atau berjalan)
yang akan menjadi petunjuk bagi pengguna jalan memasuki daerah kerja termasuk
membuat jalan atau jembatan sementara (khusus apabila harus menutup seluruh lajur jalan
atau menutup jembatan yang ada).
Pelaksanaan pekerjaan proyek harus dilakukan sedemikian rupa sehingga pekerjaan
tersebut terlindung dari kerusakan oleh lalu lintas umum maupun oleh konstruksi.
Perhatian khusus harus diberikan terhadap pengaturan lalu lintas pada saat cuaca buruk
(misalnya hujan, badai, angin ribut dls.), pada saat lalu lintas padat dan pada saat
pelaksanaan pekerjaan yang mudah rusak (seperti pengaspalan dan pengecoran beton
semen)
Semua jenis peralatan yang digunakan sebagai tanda pengaturan terutama rambu-rambu
lalu lintas harus memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan lalu lintas.
Rambu-rambu yang digunakan untuk pengaturan lalu lintas adalah:
1. Rambu perintah arah;
2. Rambu peringatan adanya pekerjaan;
3. Rambu tanda adanya penyempitan jalan;
4. Rambu tanda untuk berhenti atau jalan.
Lampu lalu lintas dipasang agar pengemudi awas terhadap adanya pekerjaan dan mengatur
pergerakan lalu lintas.
Lampu lalu lintas terdiri dari:
1. Lampu isyarat berwarna kuning dan dapat berkedip.
2. Lampu pengatur lalu lintas (warna hijau, kuning dan merah).
Bendera digunakan sebagai tanda agar pengemudi berhati-hati karena adanya pekerjaan
dan mengurangi kecepatan kendaraannya. Tugas utama petugas bendera adalah
mengarahkan dan mengatur gerakan lalu lintas sehingga baik keamanan dan kelancaran
lalu lintas maupun keamanan pelaksanaan konstruksi tidak terganggu.
Petugas bendera harus dilengkapi dengan:
1. Bendera merah, lampu senter, papan peringatan dan tanda berhenti untuk kondisi
darurat;
2. Topi helm dan rompi keamanan dengan warna jingga yang memantulkan cahaya
(flourescent);
28. Modul SIB-10 : Pemeliharaan Jalan Darurat dan Pengaturan Lalu Lintas Rangkuman
Pelatihan Site Inspector of Bridge (SIB) R-2
3. Petunjuk yang jelas tentang prosedur pengaturan lalu lintas.
Penempatan rambu dan peralatan lain dalam rangka pengaturan lalu lintas adalah sebagai
berikut:
1. Rambu lalu lintas ditempatkan sepanjang daerah pengaruh kerja.
2. Bendera ditempatkan mendekati daerah kerja.
3. Kerucut lalu lintas atau tiang penghalang ditempatkan pada batas daerah kerja yang
cukup aman.
4. Lampu isyarat ditempatkan pada awal dan akhir daerah pengaruh kerja, pada awal dan
akhir daerah kerja.
5. Lampu pengatur lalu lintas ditempatkan pada awal dan akhir daerah kerja.
6. Barikade diletakkan pada awal daerah kerja.
Agar maksud dari pengaturan lalu lintas yakni terselenggaranya keamanan dan kelancaran
lalu lintas dan pekerjaan konstruksi serta keamanan penduduk sekitarnya tercapai, maka
perlu dilakukan pengaturan sebagai berikut:
1. Tentukan luas daerah kerja dan daerah pengaruhnya.
2. Tentukan waktu pelaksanaan yang baik (siang atau malam) agar sesedikit mungkin
mengganggu lalu lintas.
3. Tentukan lokasi lalu lintas.
4. Untuk daerah kerja dengan volume lalu lintas yang padat, pengaturan lalu lintas
dilakukan dengan perencanaan yang matang, penyiapan pedoman pelaksanaan
pengaturan lalu lintas dan dilaksanakan dengan sesuai pedoman yang ditentukan serta
pengawasan oleh pengawas pelaksanaan secara menerus.
5. Atur lalu lintas sambil menyiapkan pemasangan alat pengatur lalu lintas pada tempat-
tempat yang ditentukan.
6. Selama penanganan pekerjaan, ruang milik jalan harus tetap bebas gangguan bahan
konstruksi, kotoran atau bahan buangan lain yang dapat mengganggu atau
membahayakan lalu lintas.
Kontraktor harus menyediakan, memelihara dan membuang pada akhir pekerjaan, semua
jalan, jembatan dan lereng darurat serta hal-hal lain semacamnya, yang diperlukan untuk
menyediakan jalan masuk bagi kontraktor atau umum.
Jalan ahli darurat atau detour harus dibangun sebagaimana yang diperlukan untuk kondisi
lalu lintas yang ada, terutama mengenai persyaratan keselamatan dan kekuatan struktur.
29. Modul SIB-10 : Pemeliharaan Jalan Darurat dan Pengaturan Lalu Lintas DAFTAR PUSTAKA
Pelatihan Site Inspector of Bridges (SIB) DP-1
DAFTAR PUSTAKA
1. Direktorat Jenderal Bina Marga, Manual Pemeliharaan Rutin Untuk Jalan Nasional
dan Jalan Propinsi, Jilid II Metode Perbaikan Standar, Jakarta, 1995.
2. Direktorat Jenderal Bina Marga, Pedoman Pemeliharaan Rutin Jalan dan
Jembatan, Buku II Petunjuk Praktis Pemeliharaan Rutin Jalan, Jakarta, 1992
3. American Association of State Highway and Transportation Officials, AASHTO
Maintenance Manual, Washington, 1976.
4. Transport Research Laboratory, International Road Maintenance Handbook,
United Kingdom, 1994.