3. MANUSIA
Memperoleh
Kebenaran
Menggunakan
Aqal
Menggunakan
Perasaan
1. Suka tidak suka
2. Tertarik tidak tertarik
3. Senang tidak senang
Berujung pada … pokok’e
Bersifat subyektif
dan emosional
1. Memiliki argumen
2. Setiap argumen bisa
dipertanyakan
argumennya
Berujung pada
pemikiran yang
paling mendasar
Bersifat obyektif
dan rasional
Dapat menghantarkan
pada kebenaran
Tidak dapat
menghantarkan pada
kebenaran
4. Apakah “benar” itu?
• Benar adalah:
• PERNYATAAN = KENYATAAN
• Contoh-contoh:
• Apakah ini benar buku?
• Apakah ini benar spidol?
• Apakah bumi itu ada?
• Apakah surga itu ada?
• Apakah Tuhan itu ada?
• Apakah bidadari surga itu cantik?
• Apakah bidadari di surga itu berjumlah 10.000?
5. SYARAT BERFIKIR
1. ADA FAKTA YANG TERINDERA
2. ADA INDERA
3. ADA OTAK
4. ADA INFORMASI SEBELUMNYA
(MA’LUMAT ASSABIQOH)
6. 1. ADA FAKTA YANG TERINDERA
BUROQ
BERFIKIRLAH TENTANG BUROQ
BUROQ JAMAN NABI BUROQ JAMAN SEKARANG
APAKAH ITU BUROQ?
9. 4. ADA INFORMASI SEBELUMNYA
BISAKAH TARZAN BERFIKIR:
SAYA INGIN MAKAN DAGING
GORENG?
TIDAK BISA!
PERLU MA’LUMAT
SEBELUMNYA
10. Bagaimana aqal bisa mencapai kebenaran?
• Aqal = pemikiran =
kesadaran, memiliki 4
syarat:
1. Fakta yang terindera
2. Indera-indera
3. Otak
4. Informasi sebelumnya
(ma’lumat as-sabiqoh)
Terkait Faham
PEMIKIRAN TINGKAT I
(kebenaran langsung)
11. Itu adalah kebenaran langsung!
• Bagaimana jika manusia ingin membenarkan sesuatu
yang tidak kelihatan?
• Ingin mengetahui sesuatu di balik tembok?
• Ingin tahu yang ada di dalam tanah?
• Ingin tahu yang ada di dalam samudra?
• Ingin tahu kandungan bumi?
• Ingin tahu yang ada di balik langit?
• Ingin tahu apakah surga itu ada?
• Ingin tahu apakah Tuhan itu ada?