Dokumen tersebut membahas berbagai cara untuk mengendalikan sedimentasi di waduk, termasuk penggelontoran, pengerukan, pembangunan check dam, dan pemisahan waduk. Rata-rata laju sedimentasi waduk di Indonesia lebih tinggi daripada rata-rata global. Berbagai istilah digunakan untuk mendeskripsikan metode serupa namun intinya sama.
4. 4
Pranoto.SA 4
Prinsip China
“Msukkan air bersih, lewatkan air lumpur”
Beberapa penulis mengklasifikasikan
pengendalian sedimen berbeda walau
substansinya sama
Istilah yang di gunakan sering berbeda
14. 14
Pranoto.SA
Kapasitas awal 6,92 juta m3,
Volume efektif 2 juta m3.
Volume endapan rencana;
33.000 m3/th
Dalam kurun waktu 6 thdari 91
Vol tampungan turun dari 6,92
juta m3 menjadi ± 1 juta m3
Rata-rata endapan 987.000
m3/th atau 14 %
15. 15
Pranoto.SA
1. Penggelontoran:
Rencana flushing 750.000 m3/th, pengalaman 2005-2009 terlaksana rata-
rata 500.000m3/th
2. Pengerukan (Dredging):
Pengerukan 750.000 memerlukan waktu 9-12 bulan, perlu spoil bank 15
ha-tinggi timbunan 5 m, biaya 22,5 – 30 M, rata-rata Rp 40.000/m3
3. Pembuatan 4 Check Dam:
mampu menampung 473.000 m3, 277.500 m3 masuk waduk. Biaya
pembangunan 12-16 M. Rata-rata harga sedimen Rp. 25.000/m3
4. Separasi Waduk:
16. 16
Pranoto.SA
1. Dibagi dua bagian, dengan
volume tampungan 2 juta
m3
2. Kecepatan saat flushing
lebih cepat, sedimen
tergrlontor makin banyak,
tidak mengganggu PLTA I
3. Bisa di tingkatkan PLTA II
19. 19
Pranoto.SA
Banyajk cara pengendalian sedimentasi waduk
yang dapat digunakan, tetapi perlu diperhatikan
kesesuaian kondisi dan lingkungannya
Rata-rata laju sedimentasi waduk yang terjadi
tinggi , lebih besar dari rata-rata dunia 1%
Ada beberapa istilah yang sering berbeda, tetapi
agar dimaknai substansinya.