Makalah ini membahas tentang deep tunnel atau terowongan multifungsi sebagai solusi untuk mengatasi masalah banjir di Jakarta. Deep tunnel adalah terowongan yang dibangun dalam tanah untuk menampung air hujan dan limbah, serta dapat digunakan untuk mengurangi kemacetan. Makalah ini menjelaskan pengertian dan fungsi deep tunnel, contoh implementasinya di beberapa negara, serta manfaat pembangunan deep tunnel di Jakarta dalam men
Jaringan Transmisi - Sistem Jaringan Perpipaan Yahya M Aji
Fungsi jaringan transmisi adalah menyalurkan air bersih dari IPA (Instalasi Pengolahan Air) ke ground tank/reservoir.
Ada 3 jenis system transmisi, yaitu :
Sistem gravitasi
Memanfaatkan energy potensial akibat perbedaan elevasi sumber air dengan reservoir. Artinya, perbedaan tinggi yang dimiliki saja sudah cukup untuk mengalirkan air dari sumber air ke reservoir.
Sistem pompa
Digunakan apabila energy akibat beda elevasi tidak cukup untuk mengalirkan air ke tujuan, sehingga diperlukan daya tambahan.
Sistem gabungan
Gabungan dari kedua system diatas, yaitu penggunaan system gravitasi dan system pompa secara bersama-sama.
Bendung karet adalah bendung gerak yang terbuat dari tabung karet yang mengembang sebagai sarana operasi pembendungan air.
Kapan kita perlu menggunakan bendung karet?
Bagaimana dasar perencanaan bendung karet?
Kita akan temukan jawabannya dalam dokumen ini.
Selain itu, beberapa contoh bendung karet di Indonesia:
- Bendung Karet Jati di DAS Kali Madiun
- Bendungan Karet Jatinegara di Kab. Kebumen
- Bendung Karet Kalijajar di Kab. Demak
- Bendung Karet Krueng Peusangan di Kab. Bireuen
- Bendung Karet Rambatan di Kab. Indramayu
Jaringan Distribusi - Sistem Jaringan Perpipaan Yahya M Aji
Fungsi jaringan distribusi adalah menyalurkan air bersih dari tendon ke rumah tangga atau konsumen.
Ada 2 jenis system distribusi, yaitu :
1. Sistem berkelanjutan (continuous)
Pada system ini, air akan disuplai dan didistribusikan selama 24 jam kepada konsumen. Sistem ini dipakai bila kuantitas air baku dapat mensuplai kebutuhan yang ada.
Keuntungannya:
Air tersedia setiap saat
Air selalu berada dalam keadaan segar
Kerugiannya:
Pemakaian air cenderung boros
Jika ada sedikit kebocoran, maka akumulasinya akan sangat besar
2. System intermitten
Pada system ini, air tidak diproduksi secara terus menerus, melainkan beberapa jam saja dalam satu hari. Sistem ini dipakai bila kuanititas dan tekanan yang diperlukan tidak terpenuhi.
Keuntungannya:
Pemakaian air cenderung lebih hemat
Jika ada kebocoran, maka jumlah yang terbuang tidak akan besar
Kerugiannya:
Air tidak tersedia setiap saat, sehingga sangat merepotkan bila pada saat-saat tersebut air dibutuhkan
Setiap rumah harus memiliki tempat penyimpanan air untuk memenuhi kebutuhannya
Jaringan Transmisi - Sistem Jaringan Perpipaan Yahya M Aji
Fungsi jaringan transmisi adalah menyalurkan air bersih dari IPA (Instalasi Pengolahan Air) ke ground tank/reservoir.
Ada 3 jenis system transmisi, yaitu :
Sistem gravitasi
Memanfaatkan energy potensial akibat perbedaan elevasi sumber air dengan reservoir. Artinya, perbedaan tinggi yang dimiliki saja sudah cukup untuk mengalirkan air dari sumber air ke reservoir.
Sistem pompa
Digunakan apabila energy akibat beda elevasi tidak cukup untuk mengalirkan air ke tujuan, sehingga diperlukan daya tambahan.
Sistem gabungan
Gabungan dari kedua system diatas, yaitu penggunaan system gravitasi dan system pompa secara bersama-sama.
Bendung karet adalah bendung gerak yang terbuat dari tabung karet yang mengembang sebagai sarana operasi pembendungan air.
Kapan kita perlu menggunakan bendung karet?
Bagaimana dasar perencanaan bendung karet?
Kita akan temukan jawabannya dalam dokumen ini.
Selain itu, beberapa contoh bendung karet di Indonesia:
- Bendung Karet Jati di DAS Kali Madiun
- Bendungan Karet Jatinegara di Kab. Kebumen
- Bendung Karet Kalijajar di Kab. Demak
- Bendung Karet Krueng Peusangan di Kab. Bireuen
- Bendung Karet Rambatan di Kab. Indramayu
Jaringan Distribusi - Sistem Jaringan Perpipaan Yahya M Aji
Fungsi jaringan distribusi adalah menyalurkan air bersih dari tendon ke rumah tangga atau konsumen.
Ada 2 jenis system distribusi, yaitu :
1. Sistem berkelanjutan (continuous)
Pada system ini, air akan disuplai dan didistribusikan selama 24 jam kepada konsumen. Sistem ini dipakai bila kuantitas air baku dapat mensuplai kebutuhan yang ada.
Keuntungannya:
Air tersedia setiap saat
Air selalu berada dalam keadaan segar
Kerugiannya:
Pemakaian air cenderung boros
Jika ada sedikit kebocoran, maka akumulasinya akan sangat besar
2. System intermitten
Pada system ini, air tidak diproduksi secara terus menerus, melainkan beberapa jam saja dalam satu hari. Sistem ini dipakai bila kuanititas dan tekanan yang diperlukan tidak terpenuhi.
Keuntungannya:
Pemakaian air cenderung lebih hemat
Jika ada kebocoran, maka jumlah yang terbuang tidak akan besar
Kerugiannya:
Air tidak tersedia setiap saat, sehingga sangat merepotkan bila pada saat-saat tersebut air dibutuhkan
Setiap rumah harus memiliki tempat penyimpanan air untuk memenuhi kebutuhannya
1. MAKALAH
ILMU UKUR TANAH
“DEEP TUNNEL”
Disusun oleh :
M Bagas Sindu S
18.1003.222.01.0880
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas 17 Agustus 1945 Semarang
2020
2. PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Pembangunan deep tunnel atau terowongan multi fungsi masih menuai pro dan
kontra. Banyak pihak yang masih mempertanyakan, apakah dengan pembangunan deep
tunnel banjir akan teratasi? Lalu seberapa besar peranan deep tunnel mengatasi banjir di
jakarta.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Pengertian dan fungsi deep tunnel?
2. Negara yang memiliki Deep Thunnel
3. cara mengatasi banjir dengan deep tunnel?
C. RUMUSAN PENULISAN
1. Mendiskripsikan apa itu Deep Thunnel
2. Mengetahui Negara yang Memiliki Deep Thunnel
3. Mendiskripsikan peran deep tunnel cara mengatasi banjir
3. II. PEMBAHASAN
1. Pengertian Deep Thunnel
Deep Tunnel / Terowongan Multifungsi Deep Tunnel adalah terowongan
multifungsi yang mampu menampung debit air hujan untuk mengatasi masalah banjir,
selain itu juga bisa sekaligus mengurangi kemacetan.
2. Negara yang memiliki Deep Thunnel
Chicago, Amerika Serikat
Chicago sudah lama mempunyai masalah dengan air dan limbah yang meluar
ke Danau Michigan, dimana danau ini merupakan sumber air minum kota.
Jadi tahun 1970-an Chicago membangun TM Chicago. Lebih dari 30 tahun,
mereka membangun ‘amazing TM’ sepanjang 109 miles dengan kedalaman
ratusan meter dibawah kota Chicago dan berdimensi puluhan diameter,
bekerja sama dengan Perancis. Dananya sekitar $3 billion. Walau proyek ini
sudah selesai, tetapi Chicago tetap sangat concern dengan limbah2 kota.
Limbah2 ini termasuk limbah manusia, sampah rumah tangga dan sampah
alam.
Deep Thunnel Saverage System (DTSS) di Singapura
Pemerintah Singapura beranggapan bahwa pembangunan Deep Thunnel
Saverage System ini adalah solusi yang paling efisien dan hemat biaya untuk
memenuhi kebutuhan jangka panjang soal air.
HK Deep Thunnel Sewerage di Hongkong
Pemerintah Hongkong juga telah memulai kontruksi Deep Thunnel dengan
nama HK Deep Thunnel Sewerage. Selain membangun terowongan sepanjang
20 km juga di bangun fasilitas pengolahan limbah bawah tanah. Jaaringan
terwongongan yang mendalam di bangun di sisi utara dan Barat Hongkong
Island.
Terowongan Jalan Raya dan Pengurusan Air Banjir di Malaysia
Malaisya membangun gorong-gorong raksasa yang di kenal dengan
Terowongan Jalan Raya dan Pengurusan Air Banjir, merupakan pembangunan
terpadu, yakni sistem jalan dan perparitan. Proyek yang terletak di Kuala
Lumpur ini merupakan terowongan pengalihan air terpanjang di
AsiavTenggara dan kedua di Asia.
3. Penerapan Deep Thunnel di Jakarta
4. Wilayah DKI Jakarta dan kota-kota disekitarnya sering dihadapkan pada kondisi kritis
berkaitan dengan pengelolaan sumber daya air. Banjir pada musim hujan, mengalami krisis
air baku sepanjang waktu, masih rendahnya cakupan layanan ait minum, eksploitasi air
tanah yang berlebihan, sangat rendahnya tingkat pelayanan penanganan limbah domestik
yang semakin mencemari air tanah dan tercemarnya aliran air 13 sungai yang melewati kota
Jakarta adalah merupakan akumulasi permasalahan yang memerlukan penanganan segera.
Penanganan masalah krusial tersebut selama ini dilakukan secara parsial dan kurang adanya
koordinasi yang baik. Untuk menangani masalah tersebut membutuhkan permbangunan
sistem infrastruktur yang untuk mewujudkan dibutuhkan biaya besar. Diantaranya adalah
dalam pembebasan tanah sebagaimana saat ini dihadapkan oleh Pemda DKI.
Deep Tunnel Reservoir System (DTRS) merupakan suatu emerging technology yang sudah
dikembangkan di beberapa kota besar di luar negeri dalam upaya pengendalian banjir dan
pengelolaan limbah cair. Fungsi DTR adalah menyimpan kelebihan air hujan (pengendalian
banjir) dalam suatu reservoir bawah tanah pada musim hujan bersamaan dengan limbah
rumah tangga. Air yang ditampung dalam DTR kemudian dipompakan ke permukaan untuk
diolah (reklamasi) sebelum kemudian digunakan sebagai air baku bagi PAM dan sisanya
dibuang ke sungai-sungai yang ada dalam upaya perbaikan kualitas air sungai di DKI Jakarta.
DTRS mengaplikasikan green technology atau teknologi ramah lingkungan sehingga tidak
mencemari lingkungan karena sistem ini merupakan sistem salurah reservoir bawah. Sistem
ini merupakan integrated system dari KBT dan KBB.
DTRS dinilai paling efektif dibandingkan dengan pembangunan sistem pengendalian banjir
seperti waduk, kanal, sungai purba, dan sumur resapan. Sebab DTRS dapat menanggulangi
banjir, mengatasi kelangkaan air baku PAM, penanganan limbah cair, konservasi air tanah,
dan perbaikan kualitas sungai.
Untuk membangung Waduk Ciawai dibutuhkan dana Rp. 4,3 triliun, dan untuk
membangunnya pun tidak mudah dilakukan karena terganjal pembebasan lahan. Sementara
dengan membangun waduk, dari lima manfaat deep tunnel, waduk hanya mampu untuk
penanganan banjir dan mengatasi kelangkaan air baku PAM.
Komparasi biaya pembangunan DTRS dan sistem penanganan konvensional adalah sebagai
berikut:
· Pembangunan sistem pengendalian banjir dibutuhkan dan Rp. 5 triliun
· Pembangunan sistem pengelolaan limbah cair Rp. 11 triliun
· Pembangunan alternatif sistem penyediaan air baku Rp. 2,4 triliun
· Biaya perbaikan kualitas lima sungai Rp. 5 triliun
Sehingga total biaya pembangunan dan kerugian adalah Rp. 41,4 triliun.
5. Untuk membangun DTRS dari tahap awal sampai akhir selama 15 tahun, biaya yang
dibutuhkan hanya Rp.21 triliun. Jumlah ini memang terlalu besar, namun sebanding dengan
nilai lebih yang ditawarkan dan segi manfaat yang lebih besar. Karenanya bila dihitung
dengan analisis makro untuk DTRS yaitu, perkiraan total biaya berdasarkan potensi
genangan air pada 34 lokadi krusial yang bisa menampung 65 juta m3. DTRS juga bisa
mengolah limbah cair sebesar 360 juta m3 per tahun. Tak hanya itu, ada tambahan
kebutuhan air baku PAM sebesar 24 juta m3 per bulan.
Pembangunan terowongan air ini sudah dilakukan beberapa kota besar di dunia, seperti
Hongkong, Kuala Lumpur, Singapura, dan Chicago. Pembangunan terowongan air di luar
begeri merupakan proyek patungan pemerintah pusat dan daerah. Persentasenya bahkan
lebih besar pemerintah pusat yang mencapai 75 persen, sedangkan sisanya ditanggung
pemerintah daerah.
Jika di Singapura deep tunnel dibangun spangjang 70 kilometer selama tiga tahun, maka di
Jakarta yang hanya 17 kilometer dimungkinkan dibangun satu sampai dua tahun.
Pembangunan terowongan air dipastikan tidak akan mengalami masalah rumit seperti
pembangunan KTB yang terganjal masalah pembebasan lahan. Pasalnya terowongan air ini
dibangun 100 meter dibawah tanah.
6. DAFTAR PUSTAKA
Makalah Tugas Akhir ( Ardian Fauzi, mahasiswa Teknik Sipil angkatan 2015 Universitas 17
Agustus Semarang)
http://cahyageo.blogspot.com/2013/02/solusi-banjir-dengan-deep-tunnel.html
https://bangazul.com/terowongan-multifungsi-atau-deep-tunnel/