Dokumen ini memberikan informasi mengenai tes laboratorium HIV, termasuk alasan melakukan tes, siapa saja yang perlu tes, jenis tes yang tersedia seperti tes antibodi dan PCR, serta tahapan dan hasil dari tes tersebut. Tes HIV digunakan untuk mendeteksi infeksi pada dini agar pengobatan dapat segera dimulai, dan perlu dilakukan oleh mereka yang berisiko tertular seperti pekerja seks. Hasil tes dapat negatif, positif, at
Dokumen tersebut membahas tentang penemuan kasus, diagnosis, dan terapi HIV. Secara ringkas, dibahas tentang prinsip-prinsip layanan tes HIV seperti persetujuan, kerahasiaan, konseling, hasil tes yang akurat, dan koneksi dengan layanan perawatan. Selanjutnya dibahas tentang penemuan kasus melalui skrining, diagnosis melalui metode tes, dan tindak lanjut hasil tes seperti informasi, rujukan, dan terapi bagi k
Dokumen tersebut membahas tentang layanan tes HIV, mulai dari konsepnya, prinsip-prinsipnya seperti persetujuan, kerahasiaan, konseling, hasil yang benar, dan koneksi dengan perawatan. Juga dibahas tentang cara menawarkan tes HIV kepada berbagai kelompok pasien dan cara melakukan skrining HIV menggunakan tes cepat.
Dokumen ini memberikan informasi mengenai tes laboratorium HIV, termasuk alasan melakukan tes, siapa saja yang perlu tes, jenis tes yang tersedia seperti tes antibodi dan PCR, serta tahapan dan hasil dari tes tersebut. Tes HIV digunakan untuk mendeteksi infeksi pada dini agar pengobatan dapat segera dimulai, dan perlu dilakukan oleh mereka yang berisiko tertular seperti pekerja seks. Hasil tes dapat negatif, positif, at
Dokumen tersebut membahas tentang penemuan kasus, diagnosis, dan terapi HIV. Secara ringkas, dibahas tentang prinsip-prinsip layanan tes HIV seperti persetujuan, kerahasiaan, konseling, hasil tes yang akurat, dan koneksi dengan layanan perawatan. Selanjutnya dibahas tentang penemuan kasus melalui skrining, diagnosis melalui metode tes, dan tindak lanjut hasil tes seperti informasi, rujukan, dan terapi bagi k
Dokumen tersebut membahas tentang layanan tes HIV, mulai dari konsepnya, prinsip-prinsipnya seperti persetujuan, kerahasiaan, konseling, hasil yang benar, dan koneksi dengan perawatan. Juga dibahas tentang cara menawarkan tes HIV kepada berbagai kelompok pasien dan cara melakukan skrining HIV menggunakan tes cepat.
Dokumen tersebut membahas tentang HIV pada anak, yang meliputi:
1. HIV adalah virus yang menyebabkan AIDS dan menyerang sistem kekebalan tubuh
2. Diperkirakan 1,8 juta anak di bawah 15 tahun hidup dengan infeksi HIV di seluruh dunia
3. Penularan HIV pada anak terutama dari ibu ke anak selama kehamilan, persalinan, atau menyusui
Dokumen tersebut membahas tentang berbagai pemeriksaan laboratorium untuk diagnosis dan pemantauan infeksi HIV, termasuk pemeriksaan serologis seperti ELISA dan rapid test, pemeriksaan virologis seperti viral load dan resistensi obat, serta pemeriksaan imunologis seperti CD4.
1. Pemeriksaan laboratorium untuk mendeteksi infeksi HIV pada bayi dan anak sangat penting untuk menentukan status infeksi dan pemberian terapi HIV
2. Metode diagnosis berbeda antara bayi dan anak di bawah 18 bulan dengan yang di atas 18 bulan
3. Kriteria diagnosis pasti infeksi HIV pada bayi dan anak juga berbeda tergantung usia dan apakah mendapat ASI
Untuk memenuhi salah satu tugas KKN-DR Kelompok 130 Universitas Islam Negeri Sumatera Utara. Buku saku ini berisi mengenai informasi Rapid test dan Swab test - PCR, mengenai pengertian, sampel, proses, kegunaan, cara kerja, metode serta akurasinya. Dan siapa saja yang harus ikut test covid19, serta apa saja yang dilakukan jika positif atau negatif covid19. Semoga bermanfaat.
Dokumen tersebut membahas tentang infeksi menular seksual (IMS) yang meliputi gonore, klamidia, dan sifilis. IMS menular dengan cepat dan berhubungan dengan penyakit akut dan kronis. Diagnosis laboratorium IMS meliputi pewarnaan gram, kultur, tes serologi, dan PCR untuk mendeteksi agen penyebabnya. Tes non-treponemal seperti VDRL dan RPR digunakan untuk skrining awal namun perlu dikonfirmasi dengan tes tre
Tes HIV dilakukan dengan berbagai metode seperti ELISA, Western Blot, dan PCR. Prosedurnya diawali dengan konseling pra-tes dan dilanjutkan dengan pengambilan sampel darah untuk diperiksa di laboratorium dengan tiga tes berjenjang. Tes juga dapat dilakukan pada bayi untuk mengetahui apakah terinfeksi dari ibu. Namun, masih ada berbagai kendala pelaksanaan seperti ketidaksiapan pasien, jarak fasilitas
1. Program screening "see & treat" dilaksanakan di 4 puskesmas untuk mendeteksi kanker serviks pada wanita.
2. Screening menggunakan tes IVA dan pap smear pada 600 wanita berisiko.
3. Hasilnya 10 wanita dicurigai kanker dan 7 wanita terkonfirmasi memiliki pra-kanker setelah pemeriksaan lanjut.
Skrining bertujuan untuk mendeteksi penyakit atau kelainan pada individu yang secara klinis belum jelas dengan menggunakan tes, pemeriksaan, atau prosedur tertentu. Tes skrining harus dibandingkan dengan "gold standard" untuk menentukan validitasnya melalui sensitivitas dan spesifisitas. Sensitivitas adalah kemampuan tes untuk mendeteksi individu sakit secara benar, sedangkan spesifisitas adalah kemamp
1. Dokumen menjelaskan tentang tes pemeriksaan diagnosis HIV seperti rapid test, ELISA, western blot, dan viral load.
2. Ada beberapa strategi pemeriksaan HIV yang digunakan seperti satu atau dua macam tes penyaringan, atau kombinasi tiga tes dengan sensitivitas tinggi.
3. Juga dijelaskan tentang membuat sediaan apus darah tepi dan gambaran sel-sel darah pada mikroskop.
Pemeriksaan HIV dan Anti-T. pallidum Metode ImunokromatografiPatriciaGitaNaully
Ringkasan dari dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang HIV dan penyakit sipilis, termasuk prevalensi, gejala, penularan, pemeriksaan laboratorium, dan interpretasi hasilnya.
2. HIV adalah virus penyebab AIDS yang menyerang sel T dan menurunkan kekebalan tubuh, sementara sipilis disebabkan bakteri Treponema pallidum yang ditularkan melalui kontak seksual.
3. Pemeriksaan laboratorium unt
Ringkasan:
Dokumen tersebut membahas tentang pembelajaran HIV dan AIDS dalam lingkup Kesehatan Reproduksi Remaja yang mencakup pengertian, proses penularan, pencegahan, VCT, pengobatan, stigma dan diskriminasi terkait HIV dan AIDS. Juga menyertakan data kasus HIV positif dan AIDS di Indonesia dari tahun ke tahun yang menunjukkan peningkatan jumlah kasus.
Pengantar Skrining HIV Mandiri - FINAL.pptxIrielTaufiec
Dokumen tersebut membahas pelatihan koordinator lapangan mengenai Skrining HIV Mandiri, termasuk tujuan, jenis alat skrining, manfaat, target sasaran, dan peran koordinator serta petugas lapangan dalam pelaksanaannya."
Dokumen tersebut membahas tentang HIV pada anak, yang meliputi:
1. HIV adalah virus yang menyebabkan AIDS dan menyerang sistem kekebalan tubuh
2. Diperkirakan 1,8 juta anak di bawah 15 tahun hidup dengan infeksi HIV di seluruh dunia
3. Penularan HIV pada anak terutama dari ibu ke anak selama kehamilan, persalinan, atau menyusui
Dokumen tersebut membahas tentang berbagai pemeriksaan laboratorium untuk diagnosis dan pemantauan infeksi HIV, termasuk pemeriksaan serologis seperti ELISA dan rapid test, pemeriksaan virologis seperti viral load dan resistensi obat, serta pemeriksaan imunologis seperti CD4.
1. Pemeriksaan laboratorium untuk mendeteksi infeksi HIV pada bayi dan anak sangat penting untuk menentukan status infeksi dan pemberian terapi HIV
2. Metode diagnosis berbeda antara bayi dan anak di bawah 18 bulan dengan yang di atas 18 bulan
3. Kriteria diagnosis pasti infeksi HIV pada bayi dan anak juga berbeda tergantung usia dan apakah mendapat ASI
Untuk memenuhi salah satu tugas KKN-DR Kelompok 130 Universitas Islam Negeri Sumatera Utara. Buku saku ini berisi mengenai informasi Rapid test dan Swab test - PCR, mengenai pengertian, sampel, proses, kegunaan, cara kerja, metode serta akurasinya. Dan siapa saja yang harus ikut test covid19, serta apa saja yang dilakukan jika positif atau negatif covid19. Semoga bermanfaat.
Dokumen tersebut membahas tentang infeksi menular seksual (IMS) yang meliputi gonore, klamidia, dan sifilis. IMS menular dengan cepat dan berhubungan dengan penyakit akut dan kronis. Diagnosis laboratorium IMS meliputi pewarnaan gram, kultur, tes serologi, dan PCR untuk mendeteksi agen penyebabnya. Tes non-treponemal seperti VDRL dan RPR digunakan untuk skrining awal namun perlu dikonfirmasi dengan tes tre
Tes HIV dilakukan dengan berbagai metode seperti ELISA, Western Blot, dan PCR. Prosedurnya diawali dengan konseling pra-tes dan dilanjutkan dengan pengambilan sampel darah untuk diperiksa di laboratorium dengan tiga tes berjenjang. Tes juga dapat dilakukan pada bayi untuk mengetahui apakah terinfeksi dari ibu. Namun, masih ada berbagai kendala pelaksanaan seperti ketidaksiapan pasien, jarak fasilitas
1. Program screening "see & treat" dilaksanakan di 4 puskesmas untuk mendeteksi kanker serviks pada wanita.
2. Screening menggunakan tes IVA dan pap smear pada 600 wanita berisiko.
3. Hasilnya 10 wanita dicurigai kanker dan 7 wanita terkonfirmasi memiliki pra-kanker setelah pemeriksaan lanjut.
Skrining bertujuan untuk mendeteksi penyakit atau kelainan pada individu yang secara klinis belum jelas dengan menggunakan tes, pemeriksaan, atau prosedur tertentu. Tes skrining harus dibandingkan dengan "gold standard" untuk menentukan validitasnya melalui sensitivitas dan spesifisitas. Sensitivitas adalah kemampuan tes untuk mendeteksi individu sakit secara benar, sedangkan spesifisitas adalah kemamp
1. Dokumen menjelaskan tentang tes pemeriksaan diagnosis HIV seperti rapid test, ELISA, western blot, dan viral load.
2. Ada beberapa strategi pemeriksaan HIV yang digunakan seperti satu atau dua macam tes penyaringan, atau kombinasi tiga tes dengan sensitivitas tinggi.
3. Juga dijelaskan tentang membuat sediaan apus darah tepi dan gambaran sel-sel darah pada mikroskop.
Pemeriksaan HIV dan Anti-T. pallidum Metode ImunokromatografiPatriciaGitaNaully
Ringkasan dari dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang HIV dan penyakit sipilis, termasuk prevalensi, gejala, penularan, pemeriksaan laboratorium, dan interpretasi hasilnya.
2. HIV adalah virus penyebab AIDS yang menyerang sel T dan menurunkan kekebalan tubuh, sementara sipilis disebabkan bakteri Treponema pallidum yang ditularkan melalui kontak seksual.
3. Pemeriksaan laboratorium unt
Ringkasan:
Dokumen tersebut membahas tentang pembelajaran HIV dan AIDS dalam lingkup Kesehatan Reproduksi Remaja yang mencakup pengertian, proses penularan, pencegahan, VCT, pengobatan, stigma dan diskriminasi terkait HIV dan AIDS. Juga menyertakan data kasus HIV positif dan AIDS di Indonesia dari tahun ke tahun yang menunjukkan peningkatan jumlah kasus.
Pengantar Skrining HIV Mandiri - FINAL.pptxIrielTaufiec
Dokumen tersebut membahas pelatihan koordinator lapangan mengenai Skrining HIV Mandiri, termasuk tujuan, jenis alat skrining, manfaat, target sasaran, dan peran koordinator serta petugas lapangan dalam pelaksanaannya."
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
2. Pendahuluan
• HIV : virus yang menyebabkan
penyakit defisiensi imun didapat
(AIDS)
• 1981 : Kasus AIDS pertama kali
dilaporkan
• Penularan :
o Transfusi
o Kontak seksual
o Tusukan benda tercemar cairan
tubuh penderita
o Vertikal dari ibu ke bayi
• Diagnosis dipastikan : pemeriksaan
laboratorium
4. Pemeriksaan HIV
Berdasarkan Tujuan Pemeriksaan :
• Diagnosis
o Uji cepat (rapid test)
o EIA
o Western Blot
• Pemeriksaan dini pada bayi
o DNA provirus
• Pemantauan
o Viral load
o CD4
7. Strategi I
• Menggunakan 1
pemeriksaan rapid test
atau EIA dengan
sensitivitas > 99%
• Untuk keamanan
transfusi/transplantasi
• Tidak untuk diagnosis
10. Interpretasi Hasil
Hasil Reaktif :
• Bila A1, A2, A3 reaktif
Hasil Non reaktif :
• Bila hasil A1 non reaktif
• Bila hasil A1 reaktif, tetapi pada pengulangan A1 dan A2
non reaktif
• Bila salah satu reaktif, tetapi pasien tidak berisiko
Hasil Indeterminate:
• Bila dua hasil tes reaktif
• Bila 1 tes reaktif, pasien berisiko
11. Tindak Lanjut Pemeriksaan
Hasil Reaktif :
• Rujuk ke pengobatan HIV
Hasil Non reaktif :
• Bila hasil non reaktif dengan risiko ulang pemeriksaan
min. 3, 6, dan 12 bulan
• Bila hasil non reaktif dan tidak berisiko dianjurkan
perilaku hidup sehat
Hasil Indeterminate:
• Tes diulang dengan sample baru, min 2 minggu kemudian
• Bila hasil sama PCR
• Bila tidak ada PCR : ulang 3, 6, 12 bulan bila tetap
indeterminate : dinyatakan non reaktif
12. Catatan
• Pemeriksaan HIV untuk diagnosis harus
sepengetahuan & persetujuan pasien. Jika menolak,
pasien harus menyatakan secara tertulis.
• Untuk individu baru terdiagnosis, hasil reaktif perlu
diulang dalam waktu 14 hari dengan sample baru.
• Hasil indeterminate bisa disebabkan:
penyakit autoimun (SLE), window period,
keganasan, kehamilan multipara
13. Pemeriksaan Serologi
• Deteksi Antigen p24
• Deteksi Antibodi
Metode pemeriksaan
• Rapid Test
• EIA
• Aglutinasi
• Western Blot
14. Prinsip pemeriksaan Rapid Test
• Antigen HIV dilekatkan
pada absorbent
• Antibodi dari serum akan
terikat
• Kompleks antigen-
antibodi akan
divisualisasi dengan
penambahan konjugat
berwarna
15. Kelebihan
• Meningkatkan akses untuk pencegahan dan
intervensi
• Konseling dan diagnosis di hari yang sama
• Mudah digunakan
• Tidak dibutuhkan keahlian khusus
• Waktu pemeriksaanan di bawah 30 menit
• Tidak membutuhkan pendinginan
• Tidak membutuhkan peralatan khusus
16. Kekurangan
• Jumlah pemeriksaan yang dapat dikerjakan per running
sedikit
• Quality Assurance (QA)/Quality Kontrol (QC) sulit
dilakukan
• Pembacaan hasil pemeriksaan subyektif
• Hasil harus dibaca pada waktu singkat.
• Dokumentasi pemeriksaan rendah
17. Pemilihan Reagen Strategi
Pemeriksaan HIV
Permenkes 15 Tahun 2015
• Reagensia pertama harus memiliki sensitivitas
tertinggi, ≥ 99 %.
• Reagensia kedua memiliki sensitivitas ≥ 98% serta
lebih tinggi dari spesifisitas reagensia pertama
• Reagensia ketiga memiliki spesifisitas ≥ 99% serta
lebih tinggi dari spesifisitas reagensia pertama atau
kedua.