Kanker kulit merupakan pertumbuhan sel-sel kulit yang tidak terkendali yang dapat merusak jaringan sekitar dan menyebar ke bagian tubuh lain. Dokumen ini membahas tentang identifikasi masalah kanker kulit, penyebabnya seperti sinar matahari dan virus, jenis-jenisnya seperti karsinoma sel basal dan melanoma, serta pengobatannya seperti kuretase dan bedah.
Kanker kulit umumnya disebabkan oleh paparan sinar matahari berlebihan dan memiliki tiga jenis utama yaitu karsinoma sel basal, karsinoma sel skuamosa, dan melanoma maligna. Diagnosa didasarkan pada biopsy dan pengobatan meliputi pembedahan, kemoterapi, serta radioterapi bergantung pada jenis dan stadium kanker. Perawatan mencakup pengkajian gejala, lokasi tumor, serta tindak lanjut untuk mencegah metastasis.
Tumor adalah neoplasma atau lesi solid yang ditandai dengan pertumbuhan abnormal sel. Tumor dapat berupa tumor jinak atau ganas (kanker). Tumor jinak kulit sering ditemukan pada manusia dan umumnya tidak menyebabkan gangguan fungsi karena sebagian besar diangkat dengan alasan estetik. Tumor jinak kulit dapat berkembang dari berbagai struktur histologis kulit dan penyebabnya antara lain paparan sinar mata
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai kanker kulit, termasuk anatomi kulit, jenis-jenis kanker kulit seperti basal cell carcinoma, squamous cell carcinoma, dan melanoma maligna. Jenis-jenis kanker kulit tersebut dijelaskan berdasarkan definisi, epidemiologi, patogenesis, gejala klinis, diagnosis, penatalaksanaan, dan prognosisnya.
Dokumen tersebut membahas beberapa topik penyakit genetik seperti neurofibromatosis, polip kolon, retinoblastoma, tumor Wilms, xeroderma pigmentosum dan leukemia mieloid akut. Disebutkan pula gejala, diagnosis, faktor risiko dan pengobatan untuk setiap penyakit.
Kanker kulit merupakan pertumbuhan sel-sel kulit yang tidak terkendali yang dapat merusak jaringan sekitar dan menyebar ke bagian tubuh lain. Dokumen ini membahas tentang identifikasi masalah kanker kulit, penyebabnya seperti sinar matahari dan virus, jenis-jenisnya seperti karsinoma sel basal dan melanoma, serta pengobatannya seperti kuretase dan bedah.
Kanker kulit umumnya disebabkan oleh paparan sinar matahari berlebihan dan memiliki tiga jenis utama yaitu karsinoma sel basal, karsinoma sel skuamosa, dan melanoma maligna. Diagnosa didasarkan pada biopsy dan pengobatan meliputi pembedahan, kemoterapi, serta radioterapi bergantung pada jenis dan stadium kanker. Perawatan mencakup pengkajian gejala, lokasi tumor, serta tindak lanjut untuk mencegah metastasis.
Tumor adalah neoplasma atau lesi solid yang ditandai dengan pertumbuhan abnormal sel. Tumor dapat berupa tumor jinak atau ganas (kanker). Tumor jinak kulit sering ditemukan pada manusia dan umumnya tidak menyebabkan gangguan fungsi karena sebagian besar diangkat dengan alasan estetik. Tumor jinak kulit dapat berkembang dari berbagai struktur histologis kulit dan penyebabnya antara lain paparan sinar mata
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai kanker kulit, termasuk anatomi kulit, jenis-jenis kanker kulit seperti basal cell carcinoma, squamous cell carcinoma, dan melanoma maligna. Jenis-jenis kanker kulit tersebut dijelaskan berdasarkan definisi, epidemiologi, patogenesis, gejala klinis, diagnosis, penatalaksanaan, dan prognosisnya.
Dokumen tersebut membahas beberapa topik penyakit genetik seperti neurofibromatosis, polip kolon, retinoblastoma, tumor Wilms, xeroderma pigmentosum dan leukemia mieloid akut. Disebutkan pula gejala, diagnosis, faktor risiko dan pengobatan untuk setiap penyakit.
Mucoepidermoid carcinoma adalah keganasan dari kelenjar liur yang terdiri dari tiga jenis sel, yaitu sel mucinous, sel intermediate, dan sel squamoid. Neoplasma ini umumnya terjadi pada kelenjar parotis dan insidensinya lebih tinggi pada perempuan. Diagnosis didasarkan pada pemeriksaan histopatologi, sedangkan terapi utamanya adalah bedah disertai radioterapi sesuai stadium penyakitnya.
Kanker kulit merupakan pertumbuhan sel-sel kulit yang tidak terkendali yang dapat merusak jaringan sekitar dan menyebar ke bagian tubuh lain. Kanker kulit umumnya disebabkan paparan sinar UV dari matahari, usia lanjut, dan genetik. Gejalanya berupa benjolan atau bercak di kulit yang berubah bentuk dan ukuran. Asuhan keperawatan meliputi pengkajian gejala, diagnosa, perencanaan tindakan
Dokumen tersebut membahas tentang onkologi kebidanan yang mencakup definisi dan pengertian onkologi sebagai ilmu yang mempelajari tumor dan kanker serta perkembangan, diagnosa, perawatan dan pencegahannya. Dibahas pula jenis-jenis kanker yang dibedakan menjadi karsinoma, sarkoma, leukemia, dan limfoma serta macam-macam cabang ilmu onkologi seperti onkologi bedah, medis, radiasi, ginekolog
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Ca mammae adalah sel kanker pada payudara yang tumbuh secara abnormal dan menyebar
2. Faktor risiko termasuk usia, riwayat keluarga, mutasi genetik, gaya hidup, dan hormon
3. Gejala awal berupa benjolan payudara, gejala lanjut bisa paru-paru dan tulang
Kanker payudara adalah kanker paling umum pada wanita. Kanker payudara dapat menyebar ke organ lain seperti paru-paru dan menyebabkan efusi pleura. Pasien dalam kasus ini mengalami sesak napas akibat efusi pleura yang disebabkan oleh metastasis kanker payudara ke paru-paru. Tatalaksana yang diberikan adalah tapping pleura dan kemoterapi.
Kanker paru-paru merupakan pertumbuhan sel kanker yang tidak terkendali di jaringan paru yang dapat menyebabkan gejala seperti batuk, sesak napas, dan darah dalam sputum. Faktor risiko utama penyakit ini adalah merokok.
makalah SIK angka kejadian kanker di indonesia
kelompok:
dita sulatri n
kristi lisdyani
nanda intan l
mustika rizka addawiyah
risdiana wulandari
kelas 4B s1 keperawatan
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUKABUMI
Makalah Angka Kejadian Kanker Di Indonesia Tahun 2018-2019ditasulastrin1
Dokumen tersebut membahas tentang angka kejadian kanker di Indonesia. Secara umum dibahas tentang definisi kanker, faktor risiko, gejala, pemeriksaan, dan pengobatan kanker. Kanker merupakan penyakit akibat pertumbuhan sel yang tidak normal dan dapat menyebar ke tubuh lainnya. Faktor risiko kanker antara lain genetik, gaya hidup, lingkungan, dan virus. Pemeriksaan kanker meliputi sitologi,
Makalah SIK Angka Kejadian Kanker Di Indonesia
Kelompok:
Kristi Lisdyani
Dita Sulastri N
Mustika Rizka Addawiyah
Nanda Intan Liana
Risdiana Wulandari
4B S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUKABUMI
Pertemuan membahas tentang kanker serviks/leher rahim, mulai dari penjelasan tentang tumor dan kanker, epidemiologi, etiologi, gejala, faktor risiko, penyebaran, klasifikasi/stadium, pencegahan, dan metode deteksi dini kanker serviks seperti IVA, pap smear, kolposkopi, dan tes DNA HPV.
Dokumen tersebut membahas tentang kanker kulit, terutama basalioma. Ia menjelaskan definisi, epidemiologi, patogenesis, gejala klinis, diagnosa, dan penatalaksanaan basalioma. Dokumen juga membahas anatomi dan fisiologi kulit serta konsep dasar medis tentang basalioma.
8 AGST 2018 Webinar, leukemia anak dr.Tanti.pptmarissaqurniati
Dokumen tersebut membahas tentang leukemia pada anak, termasuk definisi, penyebab, gejala, diagnosis, dan prinsip pengobatan leukemia. Leukemia adalah kanker darah yang disebabkan oleh proliferasi sel darah putih abnormal di sumsum tulang, dengan gejala seperti demam, lesu, dan penurunan jenis sel darah tertentu. Diagnosis dilakukan melalui pemeriksaan darah lengkap dan aspirasi sumsum tulang, sedangkan pengobatannya berf
7. dr Haykal - Energy Based Device on Sexually Transmission Diseases (STD).pdfkurnia537765
The document discusses the use of energy-based devices like lasers in treating sexually transmitted diseases (STDs). It provides an overview of different types of lasers and their applications in managing various STDs. Specifically, it describes how carbon dioxide lasers can be used to treat genital warts and condyloma acuminata through ablation and vaporization. Studies show carbon dioxide laser therapy is an effective treatment for STDs like genital warts, with benefits like being painless, allowing quick healing, and having low recurrence rates compared to other options. The document outlines the evolution of laser technology and its increasing use in dermatology and management of STDs over time.
More Related Content
Similar to 2. dr Airin - Identification of Skin Cancer Where are We.pdf
Mucoepidermoid carcinoma adalah keganasan dari kelenjar liur yang terdiri dari tiga jenis sel, yaitu sel mucinous, sel intermediate, dan sel squamoid. Neoplasma ini umumnya terjadi pada kelenjar parotis dan insidensinya lebih tinggi pada perempuan. Diagnosis didasarkan pada pemeriksaan histopatologi, sedangkan terapi utamanya adalah bedah disertai radioterapi sesuai stadium penyakitnya.
Kanker kulit merupakan pertumbuhan sel-sel kulit yang tidak terkendali yang dapat merusak jaringan sekitar dan menyebar ke bagian tubuh lain. Kanker kulit umumnya disebabkan paparan sinar UV dari matahari, usia lanjut, dan genetik. Gejalanya berupa benjolan atau bercak di kulit yang berubah bentuk dan ukuran. Asuhan keperawatan meliputi pengkajian gejala, diagnosa, perencanaan tindakan
Dokumen tersebut membahas tentang onkologi kebidanan yang mencakup definisi dan pengertian onkologi sebagai ilmu yang mempelajari tumor dan kanker serta perkembangan, diagnosa, perawatan dan pencegahannya. Dibahas pula jenis-jenis kanker yang dibedakan menjadi karsinoma, sarkoma, leukemia, dan limfoma serta macam-macam cabang ilmu onkologi seperti onkologi bedah, medis, radiasi, ginekolog
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Ca mammae adalah sel kanker pada payudara yang tumbuh secara abnormal dan menyebar
2. Faktor risiko termasuk usia, riwayat keluarga, mutasi genetik, gaya hidup, dan hormon
3. Gejala awal berupa benjolan payudara, gejala lanjut bisa paru-paru dan tulang
Kanker payudara adalah kanker paling umum pada wanita. Kanker payudara dapat menyebar ke organ lain seperti paru-paru dan menyebabkan efusi pleura. Pasien dalam kasus ini mengalami sesak napas akibat efusi pleura yang disebabkan oleh metastasis kanker payudara ke paru-paru. Tatalaksana yang diberikan adalah tapping pleura dan kemoterapi.
Kanker paru-paru merupakan pertumbuhan sel kanker yang tidak terkendali di jaringan paru yang dapat menyebabkan gejala seperti batuk, sesak napas, dan darah dalam sputum. Faktor risiko utama penyakit ini adalah merokok.
makalah SIK angka kejadian kanker di indonesia
kelompok:
dita sulatri n
kristi lisdyani
nanda intan l
mustika rizka addawiyah
risdiana wulandari
kelas 4B s1 keperawatan
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUKABUMI
Makalah Angka Kejadian Kanker Di Indonesia Tahun 2018-2019ditasulastrin1
Dokumen tersebut membahas tentang angka kejadian kanker di Indonesia. Secara umum dibahas tentang definisi kanker, faktor risiko, gejala, pemeriksaan, dan pengobatan kanker. Kanker merupakan penyakit akibat pertumbuhan sel yang tidak normal dan dapat menyebar ke tubuh lainnya. Faktor risiko kanker antara lain genetik, gaya hidup, lingkungan, dan virus. Pemeriksaan kanker meliputi sitologi,
Makalah SIK Angka Kejadian Kanker Di Indonesia
Kelompok:
Kristi Lisdyani
Dita Sulastri N
Mustika Rizka Addawiyah
Nanda Intan Liana
Risdiana Wulandari
4B S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUKABUMI
Pertemuan membahas tentang kanker serviks/leher rahim, mulai dari penjelasan tentang tumor dan kanker, epidemiologi, etiologi, gejala, faktor risiko, penyebaran, klasifikasi/stadium, pencegahan, dan metode deteksi dini kanker serviks seperti IVA, pap smear, kolposkopi, dan tes DNA HPV.
Dokumen tersebut membahas tentang kanker kulit, terutama basalioma. Ia menjelaskan definisi, epidemiologi, patogenesis, gejala klinis, diagnosa, dan penatalaksanaan basalioma. Dokumen juga membahas anatomi dan fisiologi kulit serta konsep dasar medis tentang basalioma.
8 AGST 2018 Webinar, leukemia anak dr.Tanti.pptmarissaqurniati
Dokumen tersebut membahas tentang leukemia pada anak, termasuk definisi, penyebab, gejala, diagnosis, dan prinsip pengobatan leukemia. Leukemia adalah kanker darah yang disebabkan oleh proliferasi sel darah putih abnormal di sumsum tulang, dengan gejala seperti demam, lesu, dan penurunan jenis sel darah tertentu. Diagnosis dilakukan melalui pemeriksaan darah lengkap dan aspirasi sumsum tulang, sedangkan pengobatannya berf
Similar to 2. dr Airin - Identification of Skin Cancer Where are We.pdf (20)
7. dr Haykal - Energy Based Device on Sexually Transmission Diseases (STD).pdfkurnia537765
The document discusses the use of energy-based devices like lasers in treating sexually transmitted diseases (STDs). It provides an overview of different types of lasers and their applications in managing various STDs. Specifically, it describes how carbon dioxide lasers can be used to treat genital warts and condyloma acuminata through ablation and vaporization. Studies show carbon dioxide laser therapy is an effective treatment for STDs like genital warts, with benefits like being painless, allowing quick healing, and having low recurrence rates compared to other options. The document outlines the evolution of laser technology and its increasing use in dermatology and management of STDs over time.
Filariasis adalah penyakit menular kronis yang disebabkan oleh infeksi cacing filaria. Penyakit ini ditularkan melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi dan memiliki dampak ekonomi, sosial, serta kesehatan yang luas. Pengendalian filariasis di Indonesia mencakup surveilans, penanganan pasien, pengendalian vektor, serta pemberian obat preventif secara masal.
Dokumen ini merangkum pengobatan untuk berbagai jenis cacing menggunakan obat-obatan seperti albendazol, mebendazol, dan prazikuantel. Jenis cacing yang diobati antara lain cacing gelang, cacing cambuk, cacing tambang, strongyloides, cacing kremi, filariasis, trematoda hati dan usus, cacing pita, dan sistiserkosis.
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
Sejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan Jiwa
2. dr Airin - Identification of Skin Cancer Where are We.pdf
1. Identification of Skin Cancer:
Where are We Now
dr. Airin R.N. Mappewali, Sp.KK(K), M.Kes
2. Basal Cell Carcinoma Melanoma
Squamous Cell Carcinoma
Skin Cancer atau Kanker Kulit adalah penyakit yang dapat
menyebabkan kecacatan bahkan kematian. Jika ditangani
dengan dini, kanker kulit hampir bisa dapat di sembuhkan
Tiga jenis Kanker Kulit yang paling sering :
Dept. Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin FKUI RSCM, Divisi Tumor Bedah Kulit, Jakarta Pusat
4. KarsinomaSelBasal
Secara klinis, terdapat lima tipe KSB, yaitu subtipe nodulo-ulseratif (paling
sering dijumpai), termasuk ulkus Rodent, subtipe berpigmen, subtipe morfea
atau fibrosing atau sklerosing, subtipe superfisial, dan tipe fibroepitelioma
Predileksi terutama pada 1/3 tubuh bagian atas, 75-80% di daerah wajah, yang
tersering adalah hidung, nasal tip, dan alae nasi. Sekitar 25% KSB berada di daerah
badan, 5% di daerah penis, vulva, dan perianal. KSB bersifat destruktif, merusak
jaringan kulit, tulang rawan hingga tulang di sekitarnya.
Diagnosis KSB ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan klinis, dan
pemeriksaan histopatologi pada salah satu lesi untuk menentukan subtipe
KSB
AlHasan RN, Arabiyat L, Ammar HM, Louri NA. Oral Beta-blocker in Problematic Infantile Hemangioma. Plast Reconstr Surg Glob Open. 2021 May 18;9(5):e3581. doi: 10.1097/GOX.0000000000003581. PMID: 34881149; PMCID: PMC8647869.
5. EPIDEMIOLOGI
KSB merupakan penyakit kulit yang terbanyak dijumpai, 75-80%
dari kanker non melanoma.
Menurut data Badan Registrasi Kanker
Ikatan Ahli Patologi Indonesia (1989) :
• 1530 kasus kanker kulit→ KSB
(39,93%)
• Pria : wanita → 3:2
• Sering terjadi pada usia lanjut, antara
50-80 tahun, rata-rata sekitar 65 tahun.
• KSB yang diderita pada usia < 35 tahun
berkisar 1-3%.
Tan, Sukmawati Tansil; Ghaznawie, Mahmud; Reginata, Gabriela. Deteksi Dini Karsinoma Sel Basal. Indonesian Journal Of Cancer, [S.L.], V. 10, N.
2, P. 61-66, Apr. 2016. Issn 2355-6811.
6. ETIOPATOGENESIS
• Paparan sinar matahari UVB yang bergelombang 290 – 320 nm
• Faktor genetik yang berperan pada KSB terdapat pada kromosom 1 dan satu varian
dari setiap kromosom 5, 7, 9, dan 12, berhubungan dengan ketidakmampuan
memproteksi terhadap paparan sinar matahari.
• Kelainan genetik yang bersifat homozigot seperti pada sindrom nevoid KSB atau
sindrom Gorlin.
• Faktor lingkungan → hidrokarbon, arsenik, coal, tar, obat topikal methoxipsoralen,
dan sinar UV
• Rangsangan onkogen, kondisi imunosupresif, luka kronis, dan trauma akut
• Mutasi Gen
7. Anamnesisdan Pemeriksaan obyektif
curiga keganasan kulit
Secara Anamnesis Secara Obyektif
Rasa gatal / nyeri Tidak berambut
Perubahan warna (gelap, pucat, terang) Warna suram (waxy, seperti Mutiara, translusent)
Ukuran membesar Permukaan tidak rata, cekung ditengah, pinggir agak menonjol (linear atau
popular)
Pelebarannya tidak merata ke samping Penyebaran warna tidak homogen
Permukaan tidak rata Skuamasi halus atau krusta yang melekat, bila diangkat timbul perdarahan
Trauma Sering timbul tunas, bersifat seperti tumor induknya
Perdarahan (walau trauma ringan) Perabaan berbeda-beda sesuai keadaannya; dapat keras, nyeri; tahap awal
dapat di gerakkan dari dasarnya
Ulserasi / infeksi yang sukar sembuh Diameter terpanjang membentuk sudut dengan garis Rest Skin Tension Line
Telangiektasia kadang ditemukan, mulai dari pinggir ke arah sentral
8. BasalCellCarcinoma
Nodular Basal Cell Carcinoma
Deskripsi Klinik
Translucent papule atau nodul dengan
telangiectasis dan batas tegas dan kembung;
dapat terjadi ulcerasi
9. Pigmented Basal Cell Carcinoma
BasalCellCarcinoma
Hyperpigmented translucent papule
Airin R. Nurdin et al./ InternationalJournal of Medical Reviews and Case Reports
12. DIAGNOSIS LESI KSB DINI MELALUI PEMERIKSAAN
PATOLOGI ANATOMI
Patologi anatomi (biopsi kulit) melalui
pewarnaan HE
Lesi dini KSB tampak sebagai proliferasi sel
basaloid di lapisan basal epidermis yang
masuk ke dermis superfisial
Imunohistokimia (IHK) Ber-EP4
Mendeteksi lesi KSB yang sangat sedikit (2-15
sel) sehingga sangat meyakinkan akurasinya
untuk diagnosis dini KSB.
a) Dengan pewarnaan
HE, lesi dini KSB tidak
jelas terwarnai.
b) Dengan pewarnaan
Ber-EP4, lesi dini KSB
terlihat jelas
AlHasan RN, Arabiyat L, Ammar HM, Louri NA. Oral Beta-blocker in
Problematic Infantile Hemangioma. Plast Reconstr Surg Glob Open.
2021 May 18;9(5):e3581. doi: 10.1097/GOX.0000000000003581. PMID:
34881149; PMCID: PMC8647869.
13. Algoritma untuk manajemen karsinoma sel basal. ED&C, elektrodesikasi dan kuretase
Jean Y. Tang, Ervin H. Epstein, Jr., & Anthony E. Oro. Basal Cell Carcinoma and Basal Cell Nevus Syndrome . In: Kang S, Amagai M, Bruckner AL, Enk AH, Margolis DJ, McMichael AJ, et al., editors. Fitzpatrick’s Dermatology. 9th ed. New York, NY: McGraw-Hill Education;2019
14. KarsinomaSelSkuamosa
Temuan klinis khas KSS termasuk plak atau nodul yang membesar secara
perlahan, firm, skin-colored hingga eritematosa dengan hiperkeratosis. Pola
pertumbuhan ulserasi, eksofitik, atau infiltratif dapat terlihat.
Presentasi klinis KSS bervariasi dan tergantung pada subtipe histologis dan lokasi
tumor. Biasanya, KSS muncul di daerah yang terpapar sinar matahari, terutama daerah
wajah, kepala, dan leher, serta lengan bawah dan tangan bagian punggung.
Diagnosis KSS ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan klinis, dan
pemeriksaan histopatologi pada salah satu lesi untuk menentukan subtipe
KSS
Anke S. Lonsdorf & Eva N. Hadaschik . Squamos Cell Carcinoma. In: Kang S, Amagai M, Bruckner AL, Enk AH, Margolis DJ, McMichael AJ, et al., editors. Fitzpatrick’s Dermatology. 9th ed. New York, NY: McGraw-Hill Education; 2019
15. EPIDEMIOLOGI Kanker kulit terbanyak kedua setelah
karsinoma sel basal dengan Insiden 18% hingga
42% dari semua jenis kanker kulit
Insiden di Amerika Serikat → 7 -12 per 100.000
kulit putih dan 1 per 100.000 kulit hitam
Sering terjadi pada usia antara 40-50 tahun
Jenis kelamin → laki-laki > wanita
16. 16
Etiopatogenesis
• Akumulasi paparan sinar ultraviolet : UVA dan UVB
• Predisposisi genetik
• Kerusakan kulit : radiasi, inflamasi kronik, skar
• Fisik dan kimia karsinogen
• Imunosuppresi
17. Presentasi klinis klasik KSS. Dua KSS
nodular dan beberapa keratosis aktinik
sebagai lesi prekursor di dahi akibat
sinar matahari.
KSS eksofitik yang besar dengan erosi di
pipi kiri.
KSS hiperkeratosis terletak di bibir bawah.
Anke S. Lonsdorf & Eva N. Hadaschik . Squamos Cell Carcinoma. In: Kang S, Amagai M, Bruckner AL, Enk AH, Margolis DJ, McMichael AJ, et al., editors. Fitzpatrick’s Dermatology. 9th ed. New York,
NY: McGraw-Hill Education; 2019
18. Varian histopatologi dari karsinoma sel skuamosa
(KSS). A, KSS berdiferensiasi baik dengan
pleomorfisme minimal dan diskeratosis sel individu
dengan pembentukan “horn pearl” (pewarnaan
hematoxylin dan eosin [H&E], pembesaran ×400). B,
KSS sel spindel menunjukkan morfologi spindled
dari keratinosit atipikal dan kurangnya keratinisasi
(perbesaran H&E, × 400). C, KSS akantolitik dengan
akantolisis ekstensif dari keratinosit atipikal yang
mengarah ke struktur pseudoglandular di dalam
tumor (perbesaran H&E, × 400). D, Desmoplastic
KSS menunjukkan pola pertumbuhan infiltratif
dengan stroma musinosa yang melimpah di sekitar
sel tumor (pembesaran H&E, × 200).
Anke S. Lonsdorf & Eva N. Hadaschik . Squamos Cell Carcinoma. In: Kang S, Amagai M, Bruckner AL, Enk
AH, Margolis DJ, McMichael AJ, et al., editors. Fitzpatrick’s Dermatology. 9th ed. New York, NY: McGraw-
Hill Education; 2019
PEMERIKSAAN
PATOLOGI ANATOMI
19. Melanoma
Deteksi dini adalah kunci untuk meningkatkan prognosis pada melanoma,
karena risiko metastasis meningkat seiring kedalaman infiltrasi primer.
Akronim ABCDE yang terkenal untuk deteksi melanoma menjadi alat yang berguna.
Penunjang diagnostik lain yang berguna dalam mendeteksi melanoma adalah tanda
“ugly duckling sign”
Diagnosis Melanoma ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan penunjang dan pemeriksaan histopatologi pada salah satu lesi
untuk menentukan subtipe melanoma
Jessica C. Hassel & Alexander H. Enk. Melanoma. In: Kang S, Amagai M, Bruckner AL, Enk AH, Margolis DJ, McMichael AJ, et al., editors. Fitzpatrick’s Dermatology. 9th ed. New York, NY: McGraw-Hill Education; 2019
20. Epidemiology
• The American Cancer Society melaporkan angka kejadian
melanoma di Amerika pada tahun 2022 sebanyak 99.780 kasus
baru (57.180 pada Pria dan 42.600 kasus pada Wanita)
• Meskipun melanoma hanya 4% dari seluruh kanker kulit di
Amerika, namun menjadi 75% penyebab kematian akibat kanker
kulit.
• Data epidemiologi di Indonesia masih terbatas. Studi
epidemiologi di RS Cipto Mangunkusumo Tahun 2014-2017
melaporkan melanoma menempati urutan ketiga insidensi
kanker kulit terbanyak (5,7%)
• Rata-rata diagnosis usia 63 tahun dan 15% kurang dari 45 tahun.
22. Subtipe Klinis Melanoma
Melanoma
A, B. Superficial Spreading Melanoma;
C. Melanoma Nodular Amelanotik Ulserasi
D. Melanoma Nodular Berpigmen
Jessica C. Hassel & Alexander H. Enk. Melanoma. In: Kang S, Amagai M, Bruckner AL, Enk AH, Margolis DJ, McMichael AJ, et
al., editors. Fitzpatrick’s Dermatology. 9th ed. New York, NY: McGraw-Hill Education; 2019
23. Melanoma
Subtipe Klinis Melanoma
E. Lentigo Melanoma Maligna;
F. Melanoma Lentiginosa Akral;
G. Melanoma Subungual Dengan
Melanonychia Striata;
H. Desmoplastik Ulserasi Melanoma
Jessica C. Hassel & Alexander H. Enk. Melanoma. In: Kang S, Amagai M, Bruckner AL, Enk AH, Margolis DJ, McMichael AJ, et
al., editors. Fitzpatrick’s Dermatology. 9th ed. New York, NY: McGraw-Hill Education; 2019
24. Jessica C. Hassel & Alexander H. Enk. Melanoma. In: Kang S, Amagai M, Bruckner AL, Enk AH, Margolis DJ, McMichael AJ, et al., editors. Fitzpatrick’s Dermatology. 9th ed. New York, NY: McGraw-Hill Education; 2019
Tampilan histologis (skema, gambaran
histopatologi, dan close-up) dari
melanoma yang menyebar superfisial (A),
melanoma nodular (B), dan lentigo
maligna melanoma (C).
25. Siapa saja yang memiliki risiko tinggi terkena
Kanker Kulit
Orang yang sering terpajan sinar matahari (pekerja lapangan)
Memiliki riwayat kanker atau keluarga dengan kanker
Berkulit terang (ras kulit putih)
Orang dengan gangguan sistem imun
Orang yang memiliki tahi lalat lebih dari 50
Dept. Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin FKUI RSCM, Divisi Tumor Bedah Kulit
27. Buat apa pemerikSAan KUlit sendiRI ?
SAKURI merupakan cara pemeriksaan untuk
mendeteksi dini kanker kulit yang dilakukan sebulan
sekali oleh diri sendiri
Dept. Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin FKUI RSCM, Divisi Tumor Bedah Kulit, Jakarta Pusat
Kelompok Studi Tumor Bedah Kulit Indonesia (KSTBKI), PERDOSKI
28. Bagaimana Cara Mendeteksi Dini Kanker Kulit ?
Apabila bercak Kanker Kulit di temukan masih
berukuran kecil maka pengobatan akan lebih mudah
Perjalanan Kanker Kulit di awali dengan bercak
kecil, yang perlahan-lahan dalam hitungan bulan
/ tahun semakin besar dan parah
SAKURI…. pemerikSAan KUlit sendiRI
29.
30. 1. Hindari berjemur di bawah sinar matahari langsung
2. Gunakan produk tabir surya yang mengandung SPF ≥ 30 setiap
hari, sesuai petunjuk dokter
3. Lakukan SAKURI dari ujung kepala sampai kaki rutin
sebulan sekali
4. Konsultasikan masalah kulit anda ke dokter kulit
secara rutin setiap tahun, bila anda tergolong risiko tinggi
terkena Kanker Kulit
31. Kenali Tanda KankerKulit
Asymmetry
Asimetris
kanker kulit tidak
bulat / simetris
Border
Batas
Batas kanker kulit
biasanya ireguler.
Tahi lalat jinak
berbatas tegas
dan rata
Color Variability
Perubahan
Warna
Tahi lalat jinak bia-
sanya terdiri dari
satu warna. Kanker
kulit dapat lebih
dari satu warna
(merah,putih,hitam,
coklat,dan biru)
Diameter
Diameter
Lesi
Kanker kulit biasa
nya berukuran
lebih besar dari
biji jagung
Evolving
Perubahan
Perubahan
perlahan-lahan
warna, ukuran,
ketebalan,
bentuk atau
terdapat keluhan
berdarah, gatal,
dan berkeropeng
A B C D E
A B C D E
32.
33. • Periksa bagian depan dan belakang tubuh anda dengan cermin.
• Lalu ke bagian sisi kanan dan kiri dengan tangan terangkat
1
• Tekuk siku dan lihat dengan seksama di lengan, ketiak atas dan
telapak tangan 2
Brosur SAKURI dari Dept. Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin FKUI RSCM, Divisi Tumor Bedah Kulit, Jakarta Pusat
Gambar di copy dari Instagram Kelompok Studi Tumor Bedah Kulit Indonesia (KSTBKI), PERDOSKI
• Lihatlah punggung kaki dan kaki, sela-sela jari-jari kaki dan
telapak kaki
3
34. • Periksa punggung leher dan kulit kepala dengan cermin tangan.
Bagian rambut untuk melihat lebih dekat
4
Brosur SAKURI dari Dept. Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin FKUI RSCM, Divisi Tumor Bedah Kulit, Jakarta Pusat
Gambar di copy dari Instagram Kelompok Studi Tumor Bedah Kulit Indonesia (KSTBKI), PERDOSKI
• Periksa kembali punggung dan bokong dengan cermin
tangan
5
35. PENCEGAHAN KANKER KULIT
Sinar ultraviolet : faktor penting terjadinya
keganasan kulit
Penggunaan tabir surya, terutama bagi orang
yang terpajan sinar matahari
*) Contoh : pemain golf, petani, dan pekerja konstruksi