Dokumen tersebut membahas tentang interferensi gelombang cahaya, dimulai dari kondisi dasar interferensi, percobaan celah ganda Young, hingga aplikasi interferensi pada objek seperti lapisan tipis dan bulu burung merak. Secara khusus, dibahas mengenai pola interferensi akibat superposisi dua gelombang cahaya yang koheren, serta bagaimana interferensi dapat digunakan untuk mengukur panjang gelombang cahaya dan ketebalan
Efek Fotolistrik adalah suatu peristiwa terlepasnya elektron dari permukaan logam ketika disinari oleh sebuah cahaya (foton) dengan frekuensi yang lebih besar daripada frekuensi ambang logam tersebut
Gelombang adalah usikan atau getaran yang merambat.
Proses merambat suatu getaran tidak disertai perpindahan medium perantaranya, tetapi hanya memindahkan energi dari satu tempat ke tempat lain.
Gelombang = peristiwa merambatnya energi akibat getaran partikel atau benda
Efek Fotolistrik adalah suatu peristiwa terlepasnya elektron dari permukaan logam ketika disinari oleh sebuah cahaya (foton) dengan frekuensi yang lebih besar daripada frekuensi ambang logam tersebut
Gelombang adalah usikan atau getaran yang merambat.
Proses merambat suatu getaran tidak disertai perpindahan medium perantaranya, tetapi hanya memindahkan energi dari satu tempat ke tempat lain.
Gelombang = peristiwa merambatnya energi akibat getaran partikel atau benda
2. • Sifat dasar &
Perambatan
Cahaya
A
• Superposisi
GelombangB
• Interferensi
Gelombang
Cahaya
C
• Difraksi
Gelombang
Cahaya
D
• Polarisasi
CahayaE
• Pembentukan
BayanganF
Kondisi untuk interferensi
Interferensi dan Sumber Koheren
Interferensi Dua Sumber Cahaya
Distribusi Intensitas dari Pola Interferensi Celah
Ganda
Penjumlahan Fasor gelombang
Intereferensi Muka Gelombang Terpisah
Interferensi Amplitudo Terpisah
Interferometer
Sub Topik
3. • Sifat dasar &
Perambatan
Cahaya
A
• Superposisi
GelombangB
• Interferensi
Gelombang
Cahaya
C
• Difraksi
Gelombang
Cahaya
D
• Polarisasi
CahayaE
• Pembentukan
BayanganF
Menjelaskan gelombang hasil interferensi dalam
ruang.
Menjelaskan terbentuknya pola interferensi dua
gelombang cahaya koheren.
Menghitung intensitas beberapa titik pada pola
interferensi.
Menjelaskan pola interferensi gelombang pantul
yang melewati dua buah lapisan tipis.
Memahami interferensi dapat digunakan untuk
mengukur jarak yang amat kecil.
Tujuan Instruksional Khusus
4. •Kondisi untuk
interferensi
•Interferensi dan
Sumber Koheren
A
•Interferensi Dua
Sumber CahayaB
•Distribusi
Intensitas dari
Pola Interferensi
Celah Ganda
C
•Penjumlahan
Fasor gelombangD
•Intereferensi
Muka Gelombang
Terpisah
E
•Interferensi
Amplitudo
Terpisah
•Interferometer
F
5. Warna pada bulu burung merak tidak disebabkan
oleh pigment pada bulu. Jika tidak dihasilkan oleh
pigment, bagaimana warna yang indah tersebut
tersebntuk?
Bagaimana warna burung merak terbentuk?
•Kondisi untuk
interferensi
•Interferensi dan
Sumber Koheren
A
•Interferensi Dua
Sumber CahayaB
•Distribusi
Intensitas dari
Pola Interferensi
Celah Ganda
C
•Penjumlahan
Fasor gelombangD
•Intereferensi
Muka Gelombang
Terpisah
E
•Interferensi
Amplitudo
Terpisah
•Interferometer
F
6. Warna pada bulu burung merak dipengaruhi oleh
interferensi. Struktur multi lapisan bulu
menghasilkan interferensi yang menguatkan untuk
beberapa warna seperti biru dan hijau
Warna akan berubah pada saat anda melihat pada
sudut yang berbeda - beda
Warna – warni pada kupu – kupu dan burung
humming juga merupakan hasil dari efek
interferensi.
Bulu Burung Merak
•Kondisi untuk
interferensi
•Interferensi dan
Sumber Koheren
A
•Interferensi Dua
Sumber CahayaB
•Distribusi
Intensitas dari
Pola Interferensi
Celah Ganda
C
•Penjumlahan
Fasor gelombangD
•Intereferensi
Muka Gelombang
Terpisah
E
•Interferensi
Amplitudo
Terpisah
•Interferometer
F
7. Warna ditimbulkan karena interferensi antara
cahaya yang dipantulkan permukaan atas dan
bawah lapisan gelembung sabun.
Warna tergantung pada ketebalan lapisan,
bervariaso antara hitam ketika lapisan tertipis
sampai dengan merah ketika lapisan tertebal.
Interferensi gelembung sabun
•Kondisi untuk
interferensi
•Interferensi dan
Sumber Koheren
A
•Interferensi Dua
Sumber CahayaB
•Distribusi
Intensitas dari
Pola Interferensi
Celah Ganda
C
•Penjumlahan
Fasor gelombangD
•Intereferensi
Muka Gelombang
Terpisah
E
•Interferensi
Amplitudo
Terpisah
•Interferometer
F
8. Cahaya membawa energi melalui partikel atau
gelombang
Apakah cahaya merambat sebagai suatu aliran
partikel yang menjauh dari sumbernya?
Apakah cahaya merambat dalam bentuk gelombang
yang menyebar menjauh dari sumbernya?
Model Ray menjelaskan cahaya dengan baik, ketika
cahaya dilewatkan pada suatu celah yang besar
dibandingkan dengan panjang gelombang 700-
400nm (red-violet)
Jika tidak sesuai, cahaya harus diperlakukan sebagai
gelombang – gel EM
Apakah cahaya itu ?
•Kondisi untuk
interferensi
•Interferensi dan
Sumber Koheren
A
•Interferensi Dua
Sumber CahayaB
•Distribusi
Intensitas dari
Pola Interferensi
Celah Ganda
C
•Penjumlahan
Fasor gelombangD
•Intereferensi
Muka Gelombang
Terpisah
E
•Interferensi
Amplitudo
Terpisah
•Interferometer
F
9. Christiaan Huygens (1629-1695) – teori gelombang
untuk cahaya
Newton was in favor of corpuscular (particle) nature
of light: ironically both are right
Prinsip Huygens – benar untuk semua gelombang
Setiap titik pada suatu muka gelombang dapat
dianggap sebagai suatu sumber baru yang kecil
yang dapat menyebar searah dengan kecepatan
gelombang. Muka gelombang baru adalah
superposisi dari wavelet
Hal ini mengapa gelombang dapat melewati suatu
celah
Prinsip Huygens
•Kondisi untuk
interferensi
•Interferensi dan
Sumber Koheren
A
•Interferensi Dua
Sumber CahayaB
•Distribusi
Intensitas dari
Pola Interferensi
Celah Ganda
C
•Penjumlahan
Fasor gelombangD
•Intereferensi
Muka Gelombang
Terpisah
E
•Interferensi
Amplitudo
Terpisah
•Interferometer
F
10. Semua interferensi yang berhubungan dengan
gelombang cahaya timbul ketika medan
elektromagnetik merupakan kombinasi beberapa
gelombang individu
Hal yang harus diperhatikan dalam pengamatan
interferensi gelombang cahaya,
Sumber harus koheren — kontantan fase harus
dijaga satu dengan lainnya.
Sumber harus monokromatis — satu panjang
gelombang
Interferensi cahaya
•Kondisi untuk
interferensi
•Interferensi dan
Sumber Koheren
A
•Interferensi Dua
Sumber CahayaB
•Distribusi
Intensitas dari
Pola Interferensi
Celah Ganda
C
•Penjumlahan
Fasor gelombangD
•Intereferensi
Muka Gelombang
Terpisah
E
•Interferensi
Amplitudo
Terpisah
•Interferometer
F
12. Percobaan celah ganda Young
•Kondisi untuk
interferensi
•Interferensi dan
Sumber Koheren
A
•Interferensi Dua
Sumber CahayaB
•Distribusi
Intensitas dari
Pola Interferensi
Celah Ganda
C
•Penjumlahan
Fasor gelombangD
•Intereferensi
Muka Gelombang
Terpisah
E
•Interferensi
Amplitudo
Terpisah
•Interferometer
F
13. Titik pusat P.
Kedua gelombang merambat dengan jarak sama
pola terang
Titik Q
Gel yang di atas harus merambat satu panjang gelom
lebih jauh dibandingkan dengan yang di bawah pola
terang
Titik R
Gel yang di atas mempunyai lebih setengah panjang
gel dari yang di bawah pola gelap
Percobaan celah ganda Young
•Kondisi untuk
interferensi
•Interferensi dan
Sumber Koheren
A
•Interferensi Dua
Sumber CahayaB
•Distribusi
Intensitas dari
Pola Interferensi
Celah Ganda
C
•Penjumlahan
Fasor gelombangD
•Intereferensi
Muka Gelombang
Terpisah
E
•Interferensi
Amplitudo
Terpisah
•Interferometer
F
14. Beda lintasan :
Interferensi menguatkan:
Interferensi melemahkan :
Percobaan celah ganda Young
θδ sin12 drr =−=
2,1,0sin ±±== mmd λθ
,2,1,0
2
1
sin ±±=
+= mmd λθ
•Kondisi untuk
interferensi
•Interferensi dan
Sumber Koheren
A
•Interferensi Dua
Sumber CahayaB
•Distribusi
Intensitas dari
Pola Interferensi
Celah Ganda
C
•Penjumlahan
Fasor gelombangD
•Intereferensi
Muka Gelombang
Terpisah
E
•Interferensi
Amplitudo
Terpisah
•Interferometer
F
15. Dari segitiga OPQ :
Pola terang dari O:
Pola gelap dari O:
Posisi terang & gelap
θθ sintan LLy ≈=
,2,1,0 ±±== mm
d
L
ybrght
λ
,2,1,0
2
1
±±=
+= mm
d
L
ydark
λ
•Kondisi untuk
interferensi
•Interferensi dan
Sumber Koheren
A
•Interferensi Dua
Sumber CahayaB
•Distribusi
Intensitas dari
Pola Interferensi
Celah Ganda
C
•Penjumlahan
Fasor gelombangD
•Intereferensi
Muka Gelombang
Terpisah
E
•Interferensi
Amplitudo
Terpisah
•Interferometer
F
16. I(θ=0) = 4E0
2
I(θ) = 4E0
2 cos2(φ/2)
Terang ketika cos = 1, or -1
Intensitas percobaan Young
=
2
cos2
max
φ
II
θ
λ
π
φ sin
2
d=
3,2,1,0, == mmy
L
d
π
λ
π
m
d
L
y
λ
=
•Kondisi untuk
interferensi
•Interferensi dan
Sumber Koheren
A
•Interferensi Dua
Sumber CahayaB
•Distribusi
Intensitas dari
Pola Interferensi
Celah Ganda
C
•Penjumlahan
Fasor gelombangD
•Intereferensi
Muka Gelombang
Terpisah
E
•Interferensi
Amplitudo
Terpisah
•Interferometer
F
17. Interferensi cahaya yang
dipantulkan dari lapisan tipis
merupakan kombinasi dua sinar
yang dipantulkan oleh
permukaan lapisan atas dan
bawah.
Interferensi menguatkan pada
lapisan tipis
Interferensi melemahkan pada
lapisan tipis
Interferensi lapisan tipis
,2,1,0
2
1
2 =
+= mmnt λ
,2,1,02 == mmnt λ
•Kondisi untuk
interferensi
•Interferensi dan
Sumber Koheren
A
•Interferensi Dua
Sumber CahayaB
•Distribusi
Intensitas dari
Pola Interferensi
Celah Ganda
C
•Penjumlahan
Fasor gelombangD
•Intereferensi
Muka Gelombang
Terpisah
E
•Interferensi
Amplitudo
Terpisah
•Interferometer
F
18. Suatu layar berada pada jarak 1.2 m dari suatu celah
ganda. Jarak antara dua celah adalah 0.030 mm.
Orde kedua pola terang (m = 2) berjarak 4.5 cm dari
pusat
Tentukan panjang gelombang cahaya.
Hitung jarak antara pola terang yang berdekatan.
Contoh – 1
•Kondisi untuk
interferensi
•Interferensi dan
Sumber Koheren
A
•Interferensi Dua
Sumber CahayaB
•Distribusi
Intensitas dari
Pola Interferensi
Celah Ganda
C
•Penjumlahan
Fasor gelombangD
•Intereferensi
Muka Gelombang
Terpisah
E
•Interferensi
Amplitudo
Terpisah
•Interferometer
F
19. Untuk mencari panjang gelombang cahaya, m = 2,
y2 = 4.5 × 10-2 m, L = 1.2 m dan d = 3.0 × 10-5 m
Jarak dua pola terang yang berdekatan
Ingatlah bahwa jarak semua pola terang yang
berdekatan sama
Solusi – 1
nm
mL
dy
560
2.12
105.4100.3 25
2
=
⋅
×⋅×
==
−−
λ
( )
cm
d
L
d
Lm
d
mL
yy mm 2.2
1
1 ==−
+
=−+
λλλ
•Kondisi untuk
interferensi
•Interferensi dan
Sumber Koheren
A
•Interferensi Dua
Sumber CahayaB
•Distribusi
Intensitas dari
Pola Interferensi
Celah Ganda
C
•Penjumlahan
Fasor gelombangD
•Intereferensi
Muka Gelombang
Terpisah
E
•Interferensi
Amplitudo
Terpisah
•Interferometer
F
20. Sebuah sumber cahaya memancarkan cahaya
tampak dengan dua panjang gelombang: λ = 430
nm dan λ’ = 510 nm. Sumber digunakan pada
percobaan celah ganda dengan L = 1,5 m dan d =
0,025 mm. Carilah jarak pisah antara pola terang
ketiga.
Contoh – 2
•Kondisi untuk
interferensi
•Interferensi dan
Sumber Koheren
A
•Interferensi Dua
Sumber CahayaB
•Distribusi
Intensitas dari
Pola Interferensi
Celah Ganda
C
•Penjumlahan
Fasor gelombangD
•Intereferensi
Muka Gelombang
Terpisah
E
•Interferensi
Amplitudo
Terpisah
•Interferometer
F
21. Dengan m = 3 dicari posisi terang pada dua panjang
gelombang
Oleh karena itu, jarak pisah antara dua terang is
Solusi – 2
m
d
L
m
d
L
y 2
3 1074,73 −
×===
λλ
m
d
L
m
d
L
y 2
3 1018,9
'
3
'
' −
×===
λλ
cmm
mmyyy
4,1104,1
1074,71018,9'
2
22
33
=×=
×−×=−=∆
−
−−
•Kondisi untuk
interferensi
•Interferensi dan
Sumber Koheren
A
•Interferensi Dua
Sumber CahayaB
•Distribusi
Intensitas dari
Pola Interferensi
Celah Ganda
C
•Penjumlahan
Fasor gelombangD
•Intereferensi
Muka Gelombang
Terpisah
E
•Interferensi
Amplitudo
Terpisah
•Interferometer
F
22. Hitunglah ketebalan minumim lapisan busa sabun (n
= 1,33) yang menghasilkan interferensi menguatkan
jika disnari cahaya yang mempunyai panjang
gelombang λ = 600 nm di ruang hampa
Berapakah ketebalan lapisan lain yang menghasilkan
interferensi menguatkan ?
Contoh – 3
•Kondisi untuk
interferensi
•Interferensi dan
Sumber Koheren
A
•Interferensi Dua
Sumber CahayaB
•Distribusi
Intensitas dari
Pola Interferensi
Celah Ganda
C
•Penjumlahan
Fasor gelombangD
•Intereferensi
Muka Gelombang
Terpisah
E
•Interferensi
Amplitudo
Terpisah
•Interferometer
F
23. Ketebalan minimum laisan untuk interferensi
menguatkan terjadi pada m = 0. Memberikan 2 nt =
λ/2 atau
Ketebalan film lain yang menghasilkan interferensi
menguatkan adalah 338 nm, 564 nm, 789 nm, dan
seterusnya.
Solusi – 3
( )
nm
nm
n
t 113
33,14
600
4
===
λ
•Kondisi untuk
interferensi
•Interferensi dan
Sumber Koheren
A
•Interferensi Dua
Sumber CahayaB
•Distribusi
Intensitas dari
Pola Interferensi
Celah Ganda
C
•Penjumlahan
Fasor gelombangD
•Intereferensi
Muka Gelombang
Terpisah
E
•Interferensi
Amplitudo
Terpisah
•Interferometer
F
24. •Kondisi untuk
interferensi
•Interferensi dan
Sumber Koheren
A
•Interferensi Dua
Sumber CahayaB
•Distribusi
Intensitas dari
Pola Interferensi
Celah Ganda
C
•Penjumlahan
Fasor gelombangD
•Intereferensi
Muka Gelombang
Terpisah
E
•Interferensi
Amplitudo
Terpisah
•Interferometer
F