Dokumen tersebut membahas tentang proses penuaan dan berbagai penyakit yang sering dialami oleh lansia, serta penjelasan mengenai 14 sindrom geriatri yang meliputi gangguan mobilitas, keseimbangan, inkontinensia, gangguan intelektual, infeksi, gangguan penglihatan dan pendengaran, konstipasi, isolasi, malnutrisi, kemiskinan, gangguan tidur, efek samping obat, penurunan daya tahan tubuh, dan ganggu
Pasien Geriatri adalah orang tua yang berusia > 60 tahun yang memiliki sekumpulan gejala penyakit pada saat yang sama akibat proses menua dan multipatologi (fisik organobilogik, psikologik, sosial ekonomi)
Jenis Sindro Geriatri :
Immobility (imobilitas)
Instability (instabilitas)
Incontinence
(inkontinensia urine dan alvi)
Intelectual impairment (gangguan fungsi intelektual dan kognitif,
seperti demensia)
Infection (infeksi)
Impairment of vision
and hearing (gangguan penglihatan dan pendengaran)
Iritable colon (iritasi usus besar perdarahan saluran cerna atau diare)
Isolation (isolasi diri
depresi)
Inanition (malnutrisi)
Impecunity (kemiskinan atau finansial yang berkurang)
Iatrogenesis (misalnya polifarmasi)
Insomnia (gangguan tidur)
Immune deficiency (defisiensi sistem imun)
Impotence (disfungsi ereksi)
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang asuhan keperawatan gerontik. Secara singkat, dokumen tersebut menjelaskan tentang (1) perubahan fisik, mental, psikososial, dan spiritual yang terjadi pada lansia, (2) tujuan dari asuhan keperawatan gerontik, dan (3) proses pemberian asuhan keperawatan pada pasien geriatri yang meliputi pengkajian dan identifikasi diagnosa keperawatan.
Dokumen tersebut membahas tentang sindrom dan penyakit geriatri. Terdapat penjelasan mengenai pengertian sindrom dan penyakit geriatri, contoh penyakit geriatri seperti osteoartritis dan osteoporosis, serta sindrom geriatri seperti 14-i syndrome. Juga dibahas mengenai penanganan komprehensif pasien geriatri melalui pengkajian paripurna pasien geriatri.
Dokumen tersebut membahas tentang proses penuaan dan berbagai penyakit yang sering dialami oleh lansia, serta penjelasan mengenai 14 sindrom geriatri yang meliputi gangguan mobilitas, keseimbangan, inkontinensia, gangguan intelektual, infeksi, gangguan penglihatan dan pendengaran, konstipasi, isolasi, malnutrisi, kemiskinan, gangguan tidur, efek samping obat, penurunan daya tahan tubuh, dan ganggu
Pasien Geriatri adalah orang tua yang berusia > 60 tahun yang memiliki sekumpulan gejala penyakit pada saat yang sama akibat proses menua dan multipatologi (fisik organobilogik, psikologik, sosial ekonomi)
Jenis Sindro Geriatri :
Immobility (imobilitas)
Instability (instabilitas)
Incontinence
(inkontinensia urine dan alvi)
Intelectual impairment (gangguan fungsi intelektual dan kognitif,
seperti demensia)
Infection (infeksi)
Impairment of vision
and hearing (gangguan penglihatan dan pendengaran)
Iritable colon (iritasi usus besar perdarahan saluran cerna atau diare)
Isolation (isolasi diri
depresi)
Inanition (malnutrisi)
Impecunity (kemiskinan atau finansial yang berkurang)
Iatrogenesis (misalnya polifarmasi)
Insomnia (gangguan tidur)
Immune deficiency (defisiensi sistem imun)
Impotence (disfungsi ereksi)
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang asuhan keperawatan gerontik. Secara singkat, dokumen tersebut menjelaskan tentang (1) perubahan fisik, mental, psikososial, dan spiritual yang terjadi pada lansia, (2) tujuan dari asuhan keperawatan gerontik, dan (3) proses pemberian asuhan keperawatan pada pasien geriatri yang meliputi pengkajian dan identifikasi diagnosa keperawatan.
Dokumen tersebut membahas tentang sindrom dan penyakit geriatri. Terdapat penjelasan mengenai pengertian sindrom dan penyakit geriatri, contoh penyakit geriatri seperti osteoartritis dan osteoporosis, serta sindrom geriatri seperti 14-i syndrome. Juga dibahas mengenai penanganan komprehensif pasien geriatri melalui pengkajian paripurna pasien geriatri.
Diabetes Melitus - Presentasi untuk Para KARYAWAN PERKANTORAN di JAKARTA, IND...Mangatas Manalu-Tiga
Diabetes merupakan ancaman serius bagi penduduk kota besar. Penyakit ini disebabkan oleh kegagalan produksi atau respons insulin sehingga menyebabkan kadar glukosa darah yang tinggi. Gejalanya antara lain sering buang air kecil, haus yang berlebihan, dan kesemutan pada ujung jari. Komplikasinya dapat berupa gangguan organ seperti mata, ginjal, saraf, dan jantung. Penanganannya meliputi modifikasi gaya hidup
Lansia pria di skenario mengalami inkontinensia urin tipe overflow yang disebabkan oleh benign prostatic hyperplasia (BPH). Berbagai kondisi medis yang dialaminya seperti osteoarthritis, hipertensi, diabetes melitus, dan stroke dapat memperparah gejala inkontinensia urinnya. Pengobatan yang tepat adalah menangani BPH dan inkontinensia urinnya serta membatasi obat-obatan lainnya.
Dokumen tersebut memberikan ringkasan mengenai proses penuaan dan perawatan lansia. Beberapa perubahan fisiologis utama pada penuaan dijelaskan seperti perubahan pada jantung, paru-paru, tulang, sendi, kulit, dan organ-organ lain. Berbagai kondisi kesehatan yang umum terjadi pada lansia diuraikan, seperti penyakit jantung, kanker, demensia, gangguan keseimbangan dan mobilitas, serta mas
Proses penuaan manusia ditandai dengan penurunan fungsi hampir seluruh sistem tubuh, meningkatkan kerentanan terhadap penyakit, dan menyebabkan perubahan fisik, psikologis, dan sosial. Proses ini berimplikasi pada berbagai masalah kesehatan seperti penyakit degeneratif dan gangguan fungsional yang memerlukan pendekatan klinis khusus untuk pasien lanjut usia.
Dokumen tersebut membahas tentang:
1. Kedudukan orang berilmu menurut ayat Al-Quran
2. Tujuan mahasiswa setelah mengikuti kuliah tentang asuhan keperawatan pada klien dengan KAD
3. Definisi, gejala, patofisiologi, pemeriksaan, dan penatalaksanaan ketoasidosis diabetik
Teks tersebut membahas tentang kasus seorang wanita berusia 63 tahun yang datang ke IGD dengan keluhan penurunan kesadaran dan riwayat diabetes melitus. Teks tersebut juga menjelaskan tentang penatalaksanaan pasien diabetes melitus meliputi edukasi, terapi nutrisi, latihan fisik, dan terapi farmakologis."
1. Kebijakan yang dilakukan Pemda dalam penyelenggaraan pelayanan Kesehatan jiwa yang bersifat promotif :
Sesuai dengan amanat Undang – Undang Nomor 18 tahun 2014 tentang kesehatan jiwa bahwa pemerintah wajib memberikan pelayanan kesehatan secara terintegrasi, komprehensif, dan berkesinambungan sepanjang siklus kehidupan manusia melalui upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Salah satu upaya Promotif primer adalah dengan berorientasi pada kelompok masyarakat yang belum mengalami masalah maupun gangguan jiwa.
Lembaga yang menjadi target utama dalam meningkatkan Kesehatan jiwa yang yaitu pada : Keluarga, Lembaga Pendidikan, Tempat Kerja, Masyarakat, Fasilitas Pelayanan Kesehatan, Media Massa, Lembaga Keagaaman dan tempat ibadah; dan Lembaga Pemasyarakatan yang membutuhkan upaya promotif kesehatan jiwa, di antaranya dengan melaksanakan kebijakan operasional kesehatan jiwa yang berbasis masyarakat dan diharapkan akan mampu dan memandirikan masyarakat melalui edukasi peningkatan ketahanan mental/jiwa terutama dalam Pola Asuh, Life skill dan Pencegahan perilaku berisiko/Napza/Perilaku Bunuh diri.
Kegiatan yang dilakukan dalam upaya promotif diantaranya :
a) Advokasi, sosialisasi dan promosi kesehatan jiwa (psikoedukasi);
b) Penyediaan materi dan media KIE;
c) Pemberdayaan masyarakat dalam Kesehatan jiwa melalui pelatihan kader;
d) Membuat inovasi dan terobosan baru dalam mensosialisasikan dan mendekatkan akses layanan kesehatan jiwa kepada masyarakat yaitu dengan membuat Layanan Psikososial dan Kesehatan Jiwa ;
e) Meningkatkan koordinasi dan kerjasama dengan lintas sektor, organisasi profesi, akademisi, pemerhati masalah kesehatan jiwa, dan lain- lain.
Dalam kerangka regulasi, untuk meningkatkan peran serta Pemerintah daerah dalam menghadapi masalah kesehatan jiwa masyarakat, maka Pemerintah Daerah Maluku dengan menerbitkan kebijakan terkait yaitu :
1. SK Gubernur Maluku Nomor 182 Tahun 2022 tentang TIM PENGARAH KESEHATAN JIWA MASYARAKAT (TPKJM) Provinsi Maluku yang bertugas merumuskan kebijakan Pemerintah Provinsi dalam upaya pencegahan dan penanggulangan masalah kesehatan jiwa masyarakat melalui pendekatan multi disiplin dan peran serta masyarakat, guna meningkatkan kondisi Kesehatan Jiwa Masyarakat yang optimal di wilayahnya.
2. SK Gubernur Maluku Nomor 183 Tahun 2022 tentang TIM DUKUNGAN KESEHATAN JIWA DAN PSIKOSOSIAL (DKPJS) PROVINSI MALUKU yang bertugas untuk : Melakukan Psychological First Aid (PFA) dan follow up PFA pada anggota masyarakat/komunitas yang membutuhkan pada saat terjadi Kedaruratan (permasalahan kesehatan masyarakat, bencana alam, konflik sosial, permasalahan hukum dan lainnya), Membentuk jejaring dukungan kesehatan jiwa dan psikososial dengan lintas sektor terkait, Melakukan edukasi, pendampingan, peningkatan kapasitas masyarakat dalam menghadapi pandemi maupun bencana lainnya dan Melakukan kegiatan dukungan kesehatan jiwa dan psikososial untuk masyarakat, kelompok khusus yang membutuhkan melalui la
Dokumen tersebut membahas tentang proses penuaan dan karakteristik pasien geriatri, termasuk sindrom-sindrom yang sering ditemukan pada pasien lanjut usia seperti demensia, malnutrisi, dan depresi."
5. Bahan Tayang Usia Produktif dan Lansia.pptxmilaintan
Dokumen tersebut membahas tentang layanan dasar kesehatan untuk usia produktif dan lanjut usia di posyandu, termasuk deteksi dini penyakit tidak menular, edukasi kesehatan, dan pencatatan pelaporan."
1. Sistem endokrin memungkinkan bagian tubuh yang jauh untuk berkomunikasi melalui hormon.
2. Terdapat beberapa kelenjar endokrin seperti hipofisis, tiroid, dan pankreas yang memproduksi hormon.
3. Hormon berfungsi untuk reproduksi, pertumbuhan, homeostatis dan pengaturan energi.
Dokumen tersebut membahas tentang perubahan rongga mulut pada lansia. Pertama, mendefinisikan lansia sebagai orang berusia di atas 60 tahun yang mengalami penurunan fisik, mental, dan spiritual. Kedua, menjelaskan beberapa perubahan fisiologis yang terjadi pada rongga mulut lansia seperti penurunan otot rahang dan kemampuan mengunyah serta menelan. Ketiga, berbagai penyakit sistemik seperti
Diabetes Melitus - Presentasi untuk Para KARYAWAN PERKANTORAN di JAKARTA, IND...Mangatas Manalu-Tiga
Diabetes merupakan ancaman serius bagi penduduk kota besar. Penyakit ini disebabkan oleh kegagalan produksi atau respons insulin sehingga menyebabkan kadar glukosa darah yang tinggi. Gejalanya antara lain sering buang air kecil, haus yang berlebihan, dan kesemutan pada ujung jari. Komplikasinya dapat berupa gangguan organ seperti mata, ginjal, saraf, dan jantung. Penanganannya meliputi modifikasi gaya hidup
Lansia pria di skenario mengalami inkontinensia urin tipe overflow yang disebabkan oleh benign prostatic hyperplasia (BPH). Berbagai kondisi medis yang dialaminya seperti osteoarthritis, hipertensi, diabetes melitus, dan stroke dapat memperparah gejala inkontinensia urinnya. Pengobatan yang tepat adalah menangani BPH dan inkontinensia urinnya serta membatasi obat-obatan lainnya.
Dokumen tersebut memberikan ringkasan mengenai proses penuaan dan perawatan lansia. Beberapa perubahan fisiologis utama pada penuaan dijelaskan seperti perubahan pada jantung, paru-paru, tulang, sendi, kulit, dan organ-organ lain. Berbagai kondisi kesehatan yang umum terjadi pada lansia diuraikan, seperti penyakit jantung, kanker, demensia, gangguan keseimbangan dan mobilitas, serta mas
Proses penuaan manusia ditandai dengan penurunan fungsi hampir seluruh sistem tubuh, meningkatkan kerentanan terhadap penyakit, dan menyebabkan perubahan fisik, psikologis, dan sosial. Proses ini berimplikasi pada berbagai masalah kesehatan seperti penyakit degeneratif dan gangguan fungsional yang memerlukan pendekatan klinis khusus untuk pasien lanjut usia.
Dokumen tersebut membahas tentang:
1. Kedudukan orang berilmu menurut ayat Al-Quran
2. Tujuan mahasiswa setelah mengikuti kuliah tentang asuhan keperawatan pada klien dengan KAD
3. Definisi, gejala, patofisiologi, pemeriksaan, dan penatalaksanaan ketoasidosis diabetik
Teks tersebut membahas tentang kasus seorang wanita berusia 63 tahun yang datang ke IGD dengan keluhan penurunan kesadaran dan riwayat diabetes melitus. Teks tersebut juga menjelaskan tentang penatalaksanaan pasien diabetes melitus meliputi edukasi, terapi nutrisi, latihan fisik, dan terapi farmakologis."
1. Kebijakan yang dilakukan Pemda dalam penyelenggaraan pelayanan Kesehatan jiwa yang bersifat promotif :
Sesuai dengan amanat Undang – Undang Nomor 18 tahun 2014 tentang kesehatan jiwa bahwa pemerintah wajib memberikan pelayanan kesehatan secara terintegrasi, komprehensif, dan berkesinambungan sepanjang siklus kehidupan manusia melalui upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Salah satu upaya Promotif primer adalah dengan berorientasi pada kelompok masyarakat yang belum mengalami masalah maupun gangguan jiwa.
Lembaga yang menjadi target utama dalam meningkatkan Kesehatan jiwa yang yaitu pada : Keluarga, Lembaga Pendidikan, Tempat Kerja, Masyarakat, Fasilitas Pelayanan Kesehatan, Media Massa, Lembaga Keagaaman dan tempat ibadah; dan Lembaga Pemasyarakatan yang membutuhkan upaya promotif kesehatan jiwa, di antaranya dengan melaksanakan kebijakan operasional kesehatan jiwa yang berbasis masyarakat dan diharapkan akan mampu dan memandirikan masyarakat melalui edukasi peningkatan ketahanan mental/jiwa terutama dalam Pola Asuh, Life skill dan Pencegahan perilaku berisiko/Napza/Perilaku Bunuh diri.
Kegiatan yang dilakukan dalam upaya promotif diantaranya :
a) Advokasi, sosialisasi dan promosi kesehatan jiwa (psikoedukasi);
b) Penyediaan materi dan media KIE;
c) Pemberdayaan masyarakat dalam Kesehatan jiwa melalui pelatihan kader;
d) Membuat inovasi dan terobosan baru dalam mensosialisasikan dan mendekatkan akses layanan kesehatan jiwa kepada masyarakat yaitu dengan membuat Layanan Psikososial dan Kesehatan Jiwa ;
e) Meningkatkan koordinasi dan kerjasama dengan lintas sektor, organisasi profesi, akademisi, pemerhati masalah kesehatan jiwa, dan lain- lain.
Dalam kerangka regulasi, untuk meningkatkan peran serta Pemerintah daerah dalam menghadapi masalah kesehatan jiwa masyarakat, maka Pemerintah Daerah Maluku dengan menerbitkan kebijakan terkait yaitu :
1. SK Gubernur Maluku Nomor 182 Tahun 2022 tentang TIM PENGARAH KESEHATAN JIWA MASYARAKAT (TPKJM) Provinsi Maluku yang bertugas merumuskan kebijakan Pemerintah Provinsi dalam upaya pencegahan dan penanggulangan masalah kesehatan jiwa masyarakat melalui pendekatan multi disiplin dan peran serta masyarakat, guna meningkatkan kondisi Kesehatan Jiwa Masyarakat yang optimal di wilayahnya.
2. SK Gubernur Maluku Nomor 183 Tahun 2022 tentang TIM DUKUNGAN KESEHATAN JIWA DAN PSIKOSOSIAL (DKPJS) PROVINSI MALUKU yang bertugas untuk : Melakukan Psychological First Aid (PFA) dan follow up PFA pada anggota masyarakat/komunitas yang membutuhkan pada saat terjadi Kedaruratan (permasalahan kesehatan masyarakat, bencana alam, konflik sosial, permasalahan hukum dan lainnya), Membentuk jejaring dukungan kesehatan jiwa dan psikososial dengan lintas sektor terkait, Melakukan edukasi, pendampingan, peningkatan kapasitas masyarakat dalam menghadapi pandemi maupun bencana lainnya dan Melakukan kegiatan dukungan kesehatan jiwa dan psikososial untuk masyarakat, kelompok khusus yang membutuhkan melalui la
Dokumen tersebut membahas tentang proses penuaan dan karakteristik pasien geriatri, termasuk sindrom-sindrom yang sering ditemukan pada pasien lanjut usia seperti demensia, malnutrisi, dan depresi."
5. Bahan Tayang Usia Produktif dan Lansia.pptxmilaintan
Dokumen tersebut membahas tentang layanan dasar kesehatan untuk usia produktif dan lanjut usia di posyandu, termasuk deteksi dini penyakit tidak menular, edukasi kesehatan, dan pencatatan pelaporan."
1. Sistem endokrin memungkinkan bagian tubuh yang jauh untuk berkomunikasi melalui hormon.
2. Terdapat beberapa kelenjar endokrin seperti hipofisis, tiroid, dan pankreas yang memproduksi hormon.
3. Hormon berfungsi untuk reproduksi, pertumbuhan, homeostatis dan pengaturan energi.
Dokumen tersebut membahas tentang perubahan rongga mulut pada lansia. Pertama, mendefinisikan lansia sebagai orang berusia di atas 60 tahun yang mengalami penurunan fisik, mental, dan spiritual. Kedua, menjelaskan beberapa perubahan fisiologis yang terjadi pada rongga mulut lansia seperti penurunan otot rahang dan kemampuan mengunyah serta menelan. Ketiga, berbagai penyakit sistemik seperti
Disampaikan pada Diskusi Pendalaman Instrumen Evaluasi Pelaksanaan Penyederhanaan Birokrasi dan Penyetaraan Jabatan, Sekretarian Eksekutif KPRBN
Jakarta, 21 Juni 2024
Dr. Tri Widodo W. Utomo, SH. MA.
Deputi Bidang Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN RI
Disampaikan pada Sharing Session BPSDM Provinsi Kalimantan Tiimur
Samarinda, 21 Juni 2024
Dr. Tri Widodo W. Utomo, SH. MA.
Deputi Bidang Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN RI
4. • Pasien Geriatri jika terserang kondisi
akut :
GERIATRIC GIANTS :
SINDROM DELIRIUM
DEPRESI
JATUH / INSTABILITAS POSTURAL
INKONTINENSIA
IMOBILISASI
GEJALA DEKONDISI
5. SINDROM GERIATRI
Kumpulan gejala dan atau tanda klinis,
dari satu atau lebih penyakit, yang
sering dijumpai pada pasien geriatri.
- Perlu penatalaksanaan segera
- Identifikasi penyebab
- Comprehensive geriatric assessment
8. Why the concern?
• Malnourished elderly are:
– 2 times more likely to visit the doctor
– 3 times more likely to be hospitalized
• Infection is the most common disorder
– 2 - 10 times more likely to die if malnourished
• Diminished muscle strength
• Poor healing
• Malnutrition is a greater threat than obesity
9. Malnutrition : A vicious circle
Malnutrition
Apathy, depression
Poor concentration
Poor Appetite
Loss of muscle
strength
Reduced mobility
Reduced feeding
capabilities
10. Causes of weight loss in older
persons
Causes of weight loss in older persons
• Medications
• Emotions (depression)
• Alcoholism, anorexia
• Late-life paranoia
• Swallowing problems
• Oral problems
• No money (poverty)
• Wandering (dementia)
• Hyperthyroidism, Hyperparathyroidism
• Entry problems (malabsorption)
• Eating problems
• Low-salt, low-cholesterol diet
• Shopping problems
11. Faktor-faktor medis (melalui anoreksia, rasa cepat kenyang,
malabsorpsi, metabolisme meningkat, pengaruh sitokin, dan
gangguan status fungsional)
• Kanker
• Alkoholism
• Gagal jantung
• PPOK
• Infeksi
• Disfagia
• Rematoid Artritis
• Parkinson
• Hipertiroid
• Sindrom malabsorpsi
• Gejala-gejala GI: dispepsia, gastritis atrofi, muntah, diare
• Konstipasi
• Gigi geligi yang buruk
12. MALNUTRISI
Proses menua :
- Massa lemak tubuh
- Aktivitas fisik
- Asupan energi protein
-Gangguan input sensor
-Gangguan gigi geligi
-Malabsorbsi
-Penyakit kronik
-Obat-obatan
-Gangguan mobilisasi
-Depresi dan demensia
-Faktor sosek
MALNUTRIS
I
-Gangguan imunitas
-Status fungsional
-Menghambat penyembuhan
luka
- Mortalitas
20. INKONTINENSIA URIN
- tipe stres - tipe overflow
- tipe urgensi - tipe campuran
D elirium,
R estricted mobility, retension
I nfection, inflammation, impaction
P olyuria, pharmaceutic
Dehidrasi, jatuh, fraktur, dekubitus, depresi
Perubahan proses menua :
• Kapasitas kk
• Otot dasar panggul
• Kontraksi otot kk abnormal
• Residu urin kk banyak
• Hipertrofi prostat
• Produksi urin malam
21. INSTABILITAS, JATUH DAN PATAH TULANG
Perubahan proses menua :
• panjang langkah (step)
• lingkup sendi ankle
• keterbatasan muskuloskeletal
• rotasi spinal
• input sensorik
• respon motorik melambat
• ayunan lengan
Instabilitas
Falls Fraktur
Kardiovaskular, artritis,
kondisi ortopedik lain
• Rasa Nyeri
• Imobilisasi
• Gangguan asupan
makanan dan cairan
22. INFEKSI
Faktor predisposisi infeksi pada usila
Imunitas menurun
-Atropi timus
-Perubahan respon sitokin
-Efek komorbiditas
-T-sel
Nutrisi
- Kurang energi-protein
- Defisiensi mikronutrien
Komorbiditas
mempengaruh innate immunity
Tampilan infeksi tidak khas :
- Demam sering tidak timbul
- Confusion, jatuh
- Anoreksia dan asupan makanan
23. Melihat kompleksitas masalah
maka diperlukan teknik pendekatan yang
khusus untuk pasien usia lanjut
HOLISTIK
INTERDISIPLIN
PARIPURNA
24. Dibutuhkan pendekatan yang khusus terhadap
pasien geriatri :
COMPREHENSIVE GERIATRIC
ASSESSMENT ( CGA )
PENGKAJIAN PARIPURNA PASIEN
GERIATRI ( P3G )
25. Comprehensive Geriatric
Assessment (CGA)
• CGA merupakan evaluasi pada pasien
usia yang memfokuskan pada:
Kesehatan fisik
Kesehatan mental
Status fungsional
Fungsi sosial
Lingkungan
Status nutrisi
• Tujuan evaluasiTatalaksana yang
memaksimalkan independensi dan
mencegah disabilitas di masa datang
26. • Anamnesis
– Bio-psiko-sosial
– Nutrisi
– Anamnesis sistem
• Pemeriksaan jasmani
– Umum
– Neurologik dasar
• Pemeriksaan status fungsional
• Pemeriksaan status mental
• Pemeriksaan penunjang
• Pengkajian iatrogenesis, lingkungan, dukungan
• Penatalaksanaan dengan pendekatan interdisiplin
PROTOKOL dalam REKAM MEDIK PASIEN GERIATRI
28. ADL
Mengendalikan rangsang BAB 2
Mengendalikan rangsang BAK 2
Membersihkan diri (seka,sisir,skt gigi) 1
P(g)n WC[in/out,lepas/pakai celana,siram] 2
Makan 2
Transfer 3
Mobilisasi = ambulasi 3
Mengenakan pakaian 2
Naik turun anak tangga 2
Mandi 1
20 : Mandiri
12-19 : Ketergantungan ringan
9-11 : Ketergantungan sedang
5- 8 : Ketergantungan berat
0- 4 : Ketergantungan total
29. Status Kognitif
• Faal kognitif yang paling sering terganggu
pada pasien geriatri dg penyakit
akutmemori segera dan jangka pendek,
persepsi, proses pikir, dan fungsi
eksekutif.
• Gangg. fx kognitif menyulitkan dokter
dalam pengambilan data anamnesis,
pengobatan, kepatuhan dan kemampuan
pasien untuk melaksanakan program
yang telah direncanakanpengelolaan
secara keseluruhan akan terganggu juga.
30. MMSE
ORIENTASI [thn,bln,tgl,hari,musim,negara,
propinsi,kota,RS,ruang apa] 10
REGISTRASI [3 obyek, sebut ulang] 3
ATENSI+KALKULASI [100-7/mesra] 5
RECALL [sebut ulang 3 obyek] 3
BAHASA ; EKSEKUTIF
Tunjuk 2 benda 2
‘Tanpa, bila, dan atau tetapi’ 1
‘Ambil kertas dgn tangan kanan,
lipat dua, letakkan di meja. 3
Read and do it: MOHON PEJAMKAN
MATA IBU/BPK 1
Tulis 1 kalimat 1
Gambar 2 buah segi-5 1
31. AMT
Umur ............................... Tahun 1
Waktu / jam sekarang 1
Alamat tempat tinggal 1
Tahun ini 1
Saat ini berada di mana 1
Mengenali orang lain (dokter, perawat, dll) 1
Tahun kemerdekaan RI 1
Nama presiden RI sekarang 1
Tahun kelahiran pasien atau anak terakhir 1
Menghitung terbalik (20 s/d 1) 1
0-3 : Gangguan kognitif berat
4-7 : Gangguan kognitif sedang
8-10 : Normal
32. Status Emosional
• Kondisi Psikologik, ex.:gangg.penyesuaian dan depresi,
mempengaruhi hasil pengelolaanPasien yang depresi
akan sulit untuk diajak bekerjasama dalam kerangka
pengelolaan secara terpadumenyulitkan dokter dan
paramedik u/ mengikuti dan mematuhi berbagai modalitas
yang diberikan.
• Instrumen untuk mengkaji status emosional pasien
misalnya Geriatric Depression Scale (GDS)
• Pendekatan profesional dengan bantuan psikiater amat
diperlukan untuk menegakkan diagnosis pasti.
33. Geriatric Depression Scale
1. Apakah anda sebenarnya puas dengan kehidupan
anda ?
Ya TIDAK
2. Apakah anda telah meninggalkan banyak kegiatan
dan minat atau kesenangan anda ?
YA Tidak
3. Apakah anda merasa kehidupan anda kosong ? YA Tidak
4. Apakah anda sering merasa bosan ? YA Tidak
5. Apakah anda mempunyai semangat yang baik
setiap saat ?
Ya TIDAK
6. Apakah anda takut bahwa sesuatu yang buruk
akan terjadi pada anda ?
YA Tidak
7. Apakah anda merasa bahagia untuk sebagian
besar hidup anda ?
Ya TIDAK
8. Apakah anda sering merasa tidak berdaya ? YA Tidak
9. Apakah anda lebih senang tinggal di rumah
daripada pergi ke luar dan mengerjakan sesuatu
hal yang baru ?
YA Tidak
34. Geriatric Depression Scale
10. Apakah anda merasa mempunyai banyak
masalah dengan daya ingat anda dibandingkan
kebanyakan orang ?
YA Tidak
11. Apakah anda pikir bahwa hidup anda sekarang ini
menyenangkan ?
Ya TIDAK
12. Apakah anda merasa tidak berharga seperti
perasaan anda saat ini ?
YA Tidak
13. Apakah anda merasa penuh semangat Ya TIDAK
14. Apakah anda merasa bahwa keadaan anda tidak
ada harapan ?
YA Tidak
15. Apakah anda pikir bahwa orang lain lebih baik
keadaannya dari anda ?
YA Tidak
- Setiap jawaban bercetak tebal mempunyai nilai 1
- Skor antara 5-9 menunjukkan kemungkinan besar depresi
- Skor 10 atau lebih menunjukkan depresi