Dokumen tersebut membahas tentang pemetarencanaan (roadmapping) dalam kerangka kebijakan untuk meningkatkan daya saing klaster industri. Pemetarencanaan teknologi dapat mendukung pengembangan klaster industri dengan menyusun agenda pengembangan dan pemanfaatan teknologi. Pemetarencanaan perlu dilakukan secara sistematis dan kolaboratif oleh seluruh pemangku kepentingan dalam klaster industri.
1. IMPLIKASI KEBIJAKAN Sesi 13 Workshop PEMETARENCANAAN (ROADMAPPING): Konsep, Metode dan Implikasi Kebijakan 2005 Tatang A. Taufik
2.
3.
4. PEMETARENCANAAN DALAM SUATU KERANGKA KEBIJAKAN SISI PENAWARAN BIDANG KETERKAITAN SISI PERMINTAAN Instrumen Implisit Fungsi dan Aktivitas Teknologi, Inovasi, Litbang VARIABEL SASARAN Instrumen Eksplisit Faktor Kontekstual ISU KEBIJAKAN TUJUAN KEBIJAKAN Harus semakin jelas exit policy -nya KEBIJAKAN STRATEGIS Kerangka Kelembagaan
5.
6. 1 FOKUS TUJUAN DAN PLATFORM TEMATIK INDUSTRI: Peningkatan Daya Saing Melalui Penguatan/Pengembangan Klaster Industri
7. REKONSEPTUALISASI Kesejahteraan/ Kemakmuran Daya Saing Kapasitas Inovatif Sumber: Porter (2001). Klaster-klaster Industri Kemajuan Iptek, Inovasi EBP Ekonomi Jaringan Globalisasi Faktor-faktor Lokalitas Alternatif . . . Z Alternatif A . . .
8.
9. DALAM KONTEKS DAYA SAING Klaster Industri Antar Negara Daerah Nasional Klaster Industri Daerah Kemajuan Iptek, Inovasi EBP Ekonomi Jaringan Globalisasi
10. MODEL GENERIK KLASTER INDUSTRI Institusi Pendukung (Supporting Institutions) Industri Inti (Core Industry) Pembeli (Buyer) Industri Pemasok (Supplier Industry) Industri Terkait (Related Industry) Industri Pendukung (Supporting Industry)
11. KAPASITAS INOVATIF NASIONAL/DAERAH KIN/D (N/RIC): potensi suatu negara/daerah (sebagai entitas ekonomi maupun politik) untuk menghasilkan aliran inovasi relevan yang komersial. Tiga elemen luas yang mencerminkan bagaimana suatu lokasi membentuk kemampuan perusahaan di suatu lokasi tertentu untuk berinovasi di tingkat global: Kualitas Keterkaitan Infrastruktur Inovasi Umum Kondisi Spesifik-Klaster Sehimpunan investasi dan kebijakan “terobosan” yang mendukung inovasi dalam keseluruhan ekonomi . the “four diamond” framework. Sumber : Diadopsi dari Porter dan Stern (2001). Hubungan timbal-balik Instrumen Kebijakan Sumber : Diadopsi dari Porter dan Stern (2001).
12. PEMETARENCANAAN TEKNOLOGI DALAM KONTEKS PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI Pemetarencanaan teknologi/PRT (technology roadmapping/TRM) dapat mendukung pengembangan/perkuatan klaster industri sebagai alat menyusun agenda pengembangan, pemanfaatan dan difusi teknologi yang diperlukan, dalam skema kolaborasi klaster industri tertentu. PRT merupakan bagian integral agenda (proses) pengembangan/perkuatan klaster industri. Akses Pengetahuan, Teknologi & Keahlian Akses Pendanaan Akses kepada Pasar Global Membangun Keterkaitan dan Infrastruktur Sistem dengan Keterkaitan yang Lemah Fokus pada Kekuatan Sistem dengan Keterkaitan yang Lebih Kuat Menumbuhkembangkan “ Pertumbuhan” & “Sebaran” Potensi bagi Pertumbuhan cepat Industri/Usaha “Besar” Keterangan: IKM/UKM Siklus Inovasi & Difusi melalui Pemetarencanaan Teknologi
13. PEMETARENCANAAN DALAM PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI Klaster Industri “ X” Agenda Penguatan/ Pengembangan Klaster Industri “ X” Agenda Pemetarencanaan Implementasi Penggalian / Penentuan SDM, S Dana & SD lain Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Tugas, SDM & Hubungan Pengamanan Kesepakatan / Persetujuan Pemantauan, Evaluasi dan Perbaikan Pemantauan, Evaluasi dan Perbaikan Pengelolaan Pengelolaan Sinergi Sinergi Mobilisasi SD & Pelaksanaan Aktivitas Pencapaian Milestones Penyusunan Kerangka dan Agenda Pengembangan Pengelolaan Keterlibatan & Komunikasi Pembelajaran & Kepemimpinan Konsensus Konsensus Rencana Rencana Perencanaan Aksi Perumusan Strategi & Implikasi Kebijakan Kelembagaan Kelembagaan Kolaborasi Kolaborasi dan dan Struktur Struktur Operasional Operasional Aktivitas Awal Inisiatif / Prakarsa Pengembangan Konsensus Konsensus Prakarsa Prakarsa Eksplorasi / Analisis Pengembangan Tim Prakarsa Inisiasi Inisiasi Pengelolaan Keberterimaan, Komitmen & Sinergi Positif Proses Pemetarencanaan (Roadmapping) Institusi Pendukung (Supporting Institutions) Industri Inti (Core Industry) Pembeli (Buyer) Industri Pemasok (Supplier Industry) Industri Terkait (Related Industry) Industri Pendukung (Supporting Industry)
14. Implementasi Penggalian / Penentuan SDM, S Dana & SD lain Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Tugas, SDM & Hubungan Pengamanan Kesepakatan / Persetujuan Pemantauan, Evaluasi dan Perbaikan Pengelolaan Sinergi Mobilisasi SD & Pelaksanaan Aktivitas Pencapaian Milestones Penyusunan Kerangka dan Agenda Pengembangan Pengelolaan Keterlibatan & Komunikasi Pembelajaran & Kepemimpinan Konsensus Rencana Perencanaan Aksi Perumusan Strategi & Implikasi Kebijakan Kelembagaan Kolaborasi dan Struktur Operasional Aktivitas Awal Inisiatif / Prakarsa Pengembangan Konsensus Prakarsa Eksplorasi / Analisis Pengembangan Tim Prakarsa Inisiasi Pengelolaan Keberterimaan, Komitmen & Sinergi Positif
15. Sumber : Taufik (2003). Implementasi Penggalian / Penentuan SDM, S Dana & SD lain Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Tugas, SDM & Hubungan Pengamanan Kesepakatan / Persetujuan Pemantauan, Evaluasi dan Perbaikan Pengelolaan Sinergi Mobilisasi SD & Pelaksanaan Aktivitas Pencapaian Milestones Penyusunan Kerangka dan Agenda Pengembangan Pengelolaan Keterlibatan & Komunikasi Pembelajaran & Kepemimpinan Konsensus Rencana Perencanaan Aksi Perumusan Strategi & Implikasi Kebijakan Kelembagaan Kolaborasi dan Struktur Operasional Aktivitas Awal Inisiatif / Prakarsa Pengembangan Konsensus Prakarsa Eksplorasi / Analisis Pengembangan Tim Prakarsa Inisiasi Pengelolaan Keberterimaan, Komitmen & Sinergi Positif Proses Pemetarencanaan (Roadmapping)
16.
17.
18. PEMETARENCANAAN DALAM MENDUKUNG PLATFORM KEBIJAKAN PENINGKATAN DAYA SAING Industri Inti Pembeli Industri Pemasok Industri Terkait Industri Pendukung Klaster Industri “X” Organisasi dengan Arsitektur Inovasi yang Relevan bagi Klaster Industri “X”
19. PEMETARENCANAAN DALAM SUATU KERANGKA KEBIJAKAN SISI PENAWARAN BIDANG KETERKAITAN SISI PERMINTAAN Instrumen Implisit Fungsi dan Aktivitas Teknologi, Inovasi, Litbang VARIABEL SASARAN Instrumen Eksplisit Faktor Kontekstual ISU KEBIJAKAN TUJUAN KEBIJAKAN Harus semakin jelas exit policy -nya KEBIJAKAN STRATEGIS Kerangka Kelembagaan
20. Fenomena Disruptive Development Fenomena Pervasive Diffusion Aktivitas Bisnis Siklus Teknologi Tumbuh (Growing) Matang (Maturity) Baru (Emerging) Perubahan Fundamental - Pola Transformasional Perubahan “Besar” (Major) - Pola Transisional Perubahan Inkremental - Pola Normal
21.
22. 4 KARAKTERISTIK SPESIFIK INDUSTRI: CONTOH ILUSTRATIF: Fungsi-fungsi produk inti Industri hybrid (misalnya telekomunikasi, otomasi) Pendorong-pendorong pasar (market drivers) Industri yang sangat market-driven (misalnya otomotif) Kecenderungan teknologi Industri yang “berbasis teknologi” (misalnya semiconductor ) Elemen yang Relatif Stabil Karakteristik Industri
26. MEMASTIKAN “KESIAPAN” TEKNOLOGI Prinsip dasar dari teknologi diteliti dan dilaporkan Pengujian Sistem, Peluncuran & Pengoperasian Pengembangan Sistem/Subsistem Demonstrasi Teknologi Pengembangan Teknologi Riset untuk Pembuktian Kelayakan Riset Teknologi Dasar Tingkat Kesiapan/ Kematangan Teknologi Sistem benar-benar teruji/terbukti melalui keberhasilan pengoperasian Sistem telah lengkap dan memenuhi syarat (qualified) melalui pengujian dan demonstrasi dalam lingkungan/aplikasi sebenarnya Demonstrasi prototipe sistem dalam lingkungan/aplikasi sebenarnya Demonstrasi model atau prototipe sistem/subsistem dalam suatu lingkungan yang relevan Validasi kode, komponen dan/atau breadboard validation dalam suatu lingkungan Validasi kode, komponen dan/atau breadboard validation dalam lingkungan laboratorium Pembuktian konsep (proof-of-concept) fungsi dan/atau karakteristik penting secara analitis dan eksperimental Formulasi konsep dan/atau aplikasi teknologi TKT 9 TKT 8 TKT 7 TKT 6 TKT 5 TKT 4 TKT 3 TKT 2 TKT 1
27. TINGKAT KESIAPAN TEKNOLOGI (TECHNOLOGY READINESS LEVEL/TRL) Sumber : Diadopsi dari Whalen dan Capuano (2002), dan Dokumen NASA (2001). Prinsip dasar dari teknologi diteliti dan dilaporkan Sistem telah lengkap dan memenuhi syarat (qualified) melalui pengujian dan demonstrasi dalam lingkungan/ aplikasi sebenarnya Demonstrasi prototipe sistem dalam lingkungan/aplikasi sebenarnya Demonstrasi model atau prototipe Sistem/subsistem dalam suatu lingkungan yang relevan Sistem benar-benar teruji/terbukti melalui keberhasilan pengoperasian Validasi kode, komponen dan/atau breadboard validation dalam suatu lingkungan Validasi kode, komponen dan/atau breadboard validation dalam lingkungan laboratorium Pembuktian konsep (proof-of-concept) fungsi dan/atau karakteristik penting secara analitis dan eksperimental Formulasi konsep dan/atau aplikasi teknologi Kelayakan Teknis (Technical Feasibility) Kelayakan Enjiniring (Engineering Feasibility) Teruji dalam Layanan (Proven in Service) 9 8 7 6 5 4 3 2 1 Perlu Memastikan bahwa Tingkat Kematangan Teknologi (Technology Maturity Level) Sesuai dengan Kebutuhan/Persyaratan Komersialisasi