Elastisitas Chemistry Department by Dr. Iis Nurhasanahkhrisna pangeran
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Fisika melihat kestabilan benda berdasarkan keseimbangan gaya dan torsi, serta elastisitas benda.
2. Keseimbangan terkait dengan kondisi diam benda atau pusat massanya bergerak dengan kecepatan konstan.
3. Elastisitas adalah kemampuan benda untuk kembali ke bentuk semula setelah gaya eksternal dihilangkan.
Dokumen ini merupakan laporan praktikum fisika dasar II tentang pelengkungan batang yang dilakukan oleh kelompok 4B. Laporan ini berisi latar belakang, tujuan, metodologi percobaan, hasil dan pembahasan, serta kesimpulan dari percobaan pelengkungan batang menggunakan batang logam dan kayu.
Dokumen tersebut merangkum penjelasan tentang jenis-jenis tegangan yang dapat terjadi pada suatu bahan, yaitu tegangan tarik, tegangan tekan, tegangan geser, tegangan puntir, dan tegangan lengkung beserta contoh-contohnya.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian dan jenis-jenis tegangan yang terjadi pada suatu benda. Terdapat lima jenis tegangan yaitu tegangan tarik, tekan, lengkung, puntir, dan geser. Tegangan didefinisikan sebagai beban yang diterima oleh molekul-molekul benda setiap satuan luas penampang dan dihitung sebagai rasio antara gaya dengan luas penampang.
Statika mempelajari kesetimbangan benda akibat gaya-gaya yang bekerja. Gaya dapat digambarkan sebagai vektor dengan besar dan arah tertentu. Statika mempelajari hubungan antara tegangan, regangan, dan kekuatan material berdasarkan kombinasi tegangan dan regangan dua atau tiga dimensi. Kekuatan material dapat diketahui dari sifatnya seperti kekuatan tarik, tekan, lentur, dan puntir."
1. Modul ini membahas analisis tegangan dan regangan pada mekanika teknik, termasuk definisi, rumus, dan jenis-jenis tegangan serta hukum Hooke.
2. Ada tiga jenis tegangan yaitu tegangan tarik, tekan, dan geser yang diakibatkan oleh gaya-gaya tertentu.
3. Hukum Hooke menjelaskan hubungan linier antara tegangan dan regangan sampai batas proporsional suatu bahan.
Elastisitas Chemistry Department by Dr. Iis Nurhasanahkhrisna pangeran
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Fisika melihat kestabilan benda berdasarkan keseimbangan gaya dan torsi, serta elastisitas benda.
2. Keseimbangan terkait dengan kondisi diam benda atau pusat massanya bergerak dengan kecepatan konstan.
3. Elastisitas adalah kemampuan benda untuk kembali ke bentuk semula setelah gaya eksternal dihilangkan.
Dokumen ini merupakan laporan praktikum fisika dasar II tentang pelengkungan batang yang dilakukan oleh kelompok 4B. Laporan ini berisi latar belakang, tujuan, metodologi percobaan, hasil dan pembahasan, serta kesimpulan dari percobaan pelengkungan batang menggunakan batang logam dan kayu.
Dokumen tersebut merangkum penjelasan tentang jenis-jenis tegangan yang dapat terjadi pada suatu bahan, yaitu tegangan tarik, tegangan tekan, tegangan geser, tegangan puntir, dan tegangan lengkung beserta contoh-contohnya.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian dan jenis-jenis tegangan yang terjadi pada suatu benda. Terdapat lima jenis tegangan yaitu tegangan tarik, tekan, lengkung, puntir, dan geser. Tegangan didefinisikan sebagai beban yang diterima oleh molekul-molekul benda setiap satuan luas penampang dan dihitung sebagai rasio antara gaya dengan luas penampang.
Statika mempelajari kesetimbangan benda akibat gaya-gaya yang bekerja. Gaya dapat digambarkan sebagai vektor dengan besar dan arah tertentu. Statika mempelajari hubungan antara tegangan, regangan, dan kekuatan material berdasarkan kombinasi tegangan dan regangan dua atau tiga dimensi. Kekuatan material dapat diketahui dari sifatnya seperti kekuatan tarik, tekan, lentur, dan puntir."
1. Modul ini membahas analisis tegangan dan regangan pada mekanika teknik, termasuk definisi, rumus, dan jenis-jenis tegangan serta hukum Hooke.
2. Ada tiga jenis tegangan yaitu tegangan tarik, tekan, dan geser yang diakibatkan oleh gaya-gaya tertentu.
3. Hukum Hooke menjelaskan hubungan linier antara tegangan dan regangan sampai batas proporsional suatu bahan.
Dokumen tersebut membahas tentang hukum-hukum Newton terkait gaya dan gerak, meliputi pengertian gaya, jenis-jenis gaya, hasil vektor gaya, dan ketiga hukum gerak Newton.
Modul pembelajaran fisika ini membahas tentang gaya dan hukum-hukum Newton, termasuk pengertian gaya, jenis-jenis gaya, hasil gaya, dan ketiga hukum Newton tentang gerak benda.
Dokumen ini membahas tentang momentum sudut dan hukum kekekalan momentum sudut. Momentum sudut adalah ukuran rotasi suatu benda dan didefinisikan sebagai hasil kali massa benda dengan kecepatan sudutnya. Hukum kekekalan momentum sudut menyatakan bahwa jika tidak ada torsi yang bekerja pada suatu benda yang berotasi, maka momentum sudut benda akan tetap konstan.
Dokumen tersebut membahas tentang konsep-konsep dinamika rotasi seperti momen inersia, momentum sudut, dan hubungannya dengan gerak translasi. Secara khusus membahas definisi dan rumus momen inersia, momentum sudut, serta hubungan antara momen gaya, percepatan sudut, dan hukum II Newton untuk gerak rotasi.
Dokumen tersebut membahas konsep-konsep dasar dinamika seperti gaya, hukum-hukum gerak Newton, jenis-jenis gaya seperti gaya normal, gesek, dan gravitasi. Juga membahas strategi penyelesaian masalah dinamika dan contoh penerapan konsep-konsep tersebut seperti gerak benda di bidang miring dan menggunakan katrol.
Modul1 mikael timotius kenny 2015041002Michael Kenny
Modul ini membahas pengukuran regangan menggunakan strain gauge. Terdapat tiga sistem pengujian yaitu sistem tarik, torsi, dan bending. Strain gauge ditempelkan pada benda uji untuk mendeteksi perubahan dimensi akibat beban. Hasil pengukuran dibandingkan dengan perhitungan teoritis menggunakan hukum Hooke dan persamaan regangan.
Hubungan antara momen gaya dan percepatan sudut dibahas dalam dokumen ini. Disebutkan bahwa momen gaya (τ) sama dengan produk dari gaya dan lengan momen, sedangkan percepatan sudut (α) sama dengan hubungan antara percepatan translasi dan jari-jari putaran. Rumus hubungan antara momen gaya dan percepatan sudut dituliskan sebagai τ = Iα. Contoh soal tentang sistem katrol dan tali juga diber
Fashion museums around the world provide insights into the history and culture of fashion through their rotating exhibitions and permanent collections. Notable fashion museums highlighted include the Kobe Fashion Museum in Japan, Tassen Museum Hendrikje in Amsterdam known for its bag collection, Museo Salvatore Ferragamo in Florence focusing on the footwear of celebrities, and Museo de la Moda in Santiago, Chile as the only fashion museum in South America. These museums aim to make fashion accessible to various audiences and provide cultural context for the styles on display.
Balok Gerber adalah balok yang ditopang oleh dua tumpuan atau lebih. Perhitungannya menggunakan statika tak tentu dengan memasukkan sendi antara tumpuan. Jumlah sendi ditentukan oleh rumus jumlah sendi = jumlah tumpuan - 2. Dokumen ini memberikan contoh soal perhitungan reaksi dan momen pada balok Gerber dengan berbagai variasi jumlah tumpuan dan beban.
Dokumen tersebut membahas tentang hukum-hukum Newton terkait gaya dan gerak, meliputi pengertian gaya, jenis-jenis gaya, hasil vektor gaya, dan ketiga hukum gerak Newton.
Modul pembelajaran fisika ini membahas tentang gaya dan hukum-hukum Newton, termasuk pengertian gaya, jenis-jenis gaya, hasil gaya, dan ketiga hukum Newton tentang gerak benda.
Dokumen ini membahas tentang momentum sudut dan hukum kekekalan momentum sudut. Momentum sudut adalah ukuran rotasi suatu benda dan didefinisikan sebagai hasil kali massa benda dengan kecepatan sudutnya. Hukum kekekalan momentum sudut menyatakan bahwa jika tidak ada torsi yang bekerja pada suatu benda yang berotasi, maka momentum sudut benda akan tetap konstan.
Dokumen tersebut membahas tentang konsep-konsep dinamika rotasi seperti momen inersia, momentum sudut, dan hubungannya dengan gerak translasi. Secara khusus membahas definisi dan rumus momen inersia, momentum sudut, serta hubungan antara momen gaya, percepatan sudut, dan hukum II Newton untuk gerak rotasi.
Dokumen tersebut membahas konsep-konsep dasar dinamika seperti gaya, hukum-hukum gerak Newton, jenis-jenis gaya seperti gaya normal, gesek, dan gravitasi. Juga membahas strategi penyelesaian masalah dinamika dan contoh penerapan konsep-konsep tersebut seperti gerak benda di bidang miring dan menggunakan katrol.
Modul1 mikael timotius kenny 2015041002Michael Kenny
Modul ini membahas pengukuran regangan menggunakan strain gauge. Terdapat tiga sistem pengujian yaitu sistem tarik, torsi, dan bending. Strain gauge ditempelkan pada benda uji untuk mendeteksi perubahan dimensi akibat beban. Hasil pengukuran dibandingkan dengan perhitungan teoritis menggunakan hukum Hooke dan persamaan regangan.
Hubungan antara momen gaya dan percepatan sudut dibahas dalam dokumen ini. Disebutkan bahwa momen gaya (τ) sama dengan produk dari gaya dan lengan momen, sedangkan percepatan sudut (α) sama dengan hubungan antara percepatan translasi dan jari-jari putaran. Rumus hubungan antara momen gaya dan percepatan sudut dituliskan sebagai τ = Iα. Contoh soal tentang sistem katrol dan tali juga diber
Fashion museums around the world provide insights into the history and culture of fashion through their rotating exhibitions and permanent collections. Notable fashion museums highlighted include the Kobe Fashion Museum in Japan, Tassen Museum Hendrikje in Amsterdam known for its bag collection, Museo Salvatore Ferragamo in Florence focusing on the footwear of celebrities, and Museo de la Moda in Santiago, Chile as the only fashion museum in South America. These museums aim to make fashion accessible to various audiences and provide cultural context for the styles on display.
Balok Gerber adalah balok yang ditopang oleh dua tumpuan atau lebih. Perhitungannya menggunakan statika tak tentu dengan memasukkan sendi antara tumpuan. Jumlah sendi ditentukan oleh rumus jumlah sendi = jumlah tumpuan - 2. Dokumen ini memberikan contoh soal perhitungan reaksi dan momen pada balok Gerber dengan berbagai variasi jumlah tumpuan dan beban.
The document summarizes the key attributes and effects of trade and religious/intellectual movements on the three regions of the original 13 colonies - New England, Middle, and Southern colonies. The New England colonies exported fish, lumber, grains and ships and had many ports for international trade. The Middle colonies focused on agriculture and industry like grain farming and textile/iron production. The Southern colonies specialized in cash crops like tobacco, rice and sugar grown on large plantations worked by many slaves. The triangular trade helped the economies of all three regions through imports and exports. The Great Awakening and Enlightenment led to more religious freedom and new ideas that influenced governance and improved farming/business.
Rodwell Murwisi has over 10 years of experience in construction project management and site supervision roles. He holds a BSc in Construction Project Management and qualifications including CSCS, SSSTS, and RFU Coach Cert L1. Seeking a position as a Project/Site Manager or Site Supervisor where he can utilize skills in managing budgets, schedules, quality, and health and safety on construction projects in the UK and abroad. Provides contact details and a detailed employment history highlighting experience on projects from £500k to £100m in value across new build, refurbishment, and civil engineering projects.
The document discusses the benefits of meditation for reducing stress and anxiety. Regular meditation practice can help calm the mind and body by lowering heart rate and blood pressure. Studies have shown that meditating for just 10-20 minutes per day can have significant positive impacts on both mental and physical health.
Dokumen ini membahas penerapan konsep fisika dalam mekanika, khususnya gerak beban dinamik dan statis. Mekanika mempelajari gaya dan efeknya pada benda. Mesin dibuat untuk gerak yang meliputi kendaraan, mesin pabrik, dan lainnya. Dibahas pula konsep keseimbangan, jenis tumpuan, dan jenis beban.
Muatan yang membebani suatu struktur akan dirambatkan oleh konstrukti kedalam tanah melalui pondasi. Gaya gaya dari tanah yang memberikan perlawanan terhadap gaya tersebut dinamakan reaksi tumpuan
Dokumen tersebut membahas teori-teori dasar dalam analisis struktur seperti hukum Hooke, teorema Betti, hukum timbal balik Maxwell, energi regangan, prinsip kerja virtual, teori momen area, dan metode unit beban untuk menghitung defleksi rangka batang.
Teks tersebut membahas tentang konsep-konsep dasar dinamika dan hukum-hukum gerak Newton, termasuk gaya normal, gaya gesekan, berat badan, dan contoh penerapan hukum-hukum Newton dalam kehidupan sehari-hari seperti berenang dan menembak senjata api.
Dokumen tersebut membahas tentang Mekanika Rekayasa I yang mencakup pengertian mekanika, contoh gaya dalam struktur jembatan, buku referensi, evaluasi, penjelasan tugas, materi yang dipelajari seperti keseimbangan partikel dan benda tegar, konsep gaya dan keseimbangan, jenis tumpuan, dan contoh soal.
Dokumen tersebut membahas tentang energi, usaha, dan konsep-konsep terkait seperti energi kinetik, energi potensial, hukum kekekalan energi, momentum, impuls, elastisitas, tegangan, regangan, dan modulus elastik.
Presentasi fisika membahas konsep momen gaya, syarat kesetimbangan, resultan gaya sejajar, pusat berat, dan kopel. Materi tersebut dijelaskan dengan contoh soal dan gambar untuk mempermudah pemahaman.
1. Dokumen tersebut membahas tentang gerak periodik dan gerak harmonik, termasuk contohnya seperti gerakan bandul sederhana.
2. Dijelaskan pula hukum Hooke yang menyatakan hubungan antara gaya dan perubahan panjang pada benda elastis seperti pegas.
3. Terdapat pula penjelasan tentang periode, frekuensi, fase, dan sudut fase pada gerakan harmonik.
Dokumen tersebut membahas konsep-konsep dasar dinamika gerak, seperti gaya, massa, hukum-hukum Newton, diagram bebas benda, dan gaya gesekan. Dokumen tersebut juga memberikan contoh-contoh soal untuk mengaplikasikan konsep-konsep tersebut dalam menganalisis gerak benda.
Universitas Negeri Jakarta banyak melahirkan tokoh pendidikan yang memiliki pengaruh didunia pendidikan. Beberapa diantaranya ada didalam file presentasi
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
Pendidikan inklusif merupakan sistem pendidikan yang
memberikan akses kepada semua peserta didik yang
memiliki kelainan, bakat istimewa,maupun potensi tertentu
untuk mengikuti pendidikan maupun pembelajaran dalam
satu lingkungan pendidikan yang sama dengan peserta didik
umumlainya
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
11002 1-dasar-dasarstatika1 (1)
1. Modul 1 - Statika I
MODUL 1
DASAR-DASAR STATIKA
1.1Beban Pada Struktur
Sebuah struktur harus mampu menahan semua beban yang diberikan pada
struktur tersebut secara efisien dan aman. Beban struktural merupakan hasil dari
gaya-gaya natural. Bahan-bahan yang umum digunakan dalam konstruksi-beton,
baja, dan kayu-dibuat menjadi elemen-elemen struktural seperti balok, kolom,
lengkungan, dan rangka batang. Elemen-elemen struktural tersebut harus disusun
menjadi bentuk-bentuk struktural terbaik yang dapat berfungsi sebagai suatu
struktur, namun tetap aman menahan semua beban.
Beban-beban struktural yang paling mendasar adalah beban gravitasi yang
bekerja dalam arah vertikal pada struktur. Beban ini mencakup beban mati dan
beban hidup yang disebabkan oleh tarikan gravitasi bumi.
Beban mati adalah berat struktur itu sendiri-seperti berat atap, dinding, lantai,
balok, kolom, dan lain sebagainya. Beban hidup adalah bebanbeban seperti
manusia, perabot yang dapat dipindah-pindahkan, mesin pengangkat barang (forhlfi),
mobil, truk, salju, perubahan suhu, atau beban-beban lain yang dapat membebani
struktur dalam jangka waktu tertentu.
Beban lateral angin dan gempa bumi adalah beban hidup yang bekerja
secara mendatar pada struktur. Ketika angin berhembus ke suatu struktur, struktur
tersebut akan bergoyang ke arah samping. Ketika terjadi peristiwa gempa bumi,
tanah tempat sebuah struktur yang masif didirikan dengan cepat bergoyang ke arah
samping.
Gaya gempa bumi yang besar bekerja pada struktur ketika massa struktur
tersebut menahan gaya lateral yang mendadak. Elemen-elemen struktural yang
menahan tanah, seperti dinding penahan (retaining wall) dan lantai bawah tanah
(basement), juga mengalami pembebanan lateral dari tanah, karena tanah tersebut
melawan adanya suatu pengekangan dari elemen-elemen struktural seperti itu.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB EDIFRIZAL DARMA
STATIKA 1
2. Modul 1 - Statika I
Dalam modul ini, kita akan membahas beban-beban aktif dan reaktif pada
elemen-elemen struktural seperti balok, kabel, lengkungan, rangka batang, rangka,
dan dinding geser. Dengan pengecualian terhadap beban mati, yang merupakan
beban dari struktur itu sendiri, adalah sangat sulit mengetahui secara tepat besarnya
gaya-gaya natural yang bekerja pada suaru struktur karena banyaknya variasi dan
ketidakpastian.
Karena itu, kita akan meninjau beban-beban nominal yang dengan akurat
menunjukkan aksi-aksi dari berbagai macam beban lateral dan berbagai macam
beban hidup akibat gravitasi bumi yang paling mungkin membebani sebuah struktur.
Kata munghin pada kalimat di atas perlu diperhatikan, karena data mengenai
beban seringkali diambil dari survei-survei terhadap rarusan bentuk struktur, dan
analisis statistik dilakukan untuk membuktikan kebenaran bahwa beban-beban
nominal pada desain benar-benar merupakan indikator yang akurat dari beban-
beban aktual yang ada.
1.2 KESEIMBANGAN GAYA DAN MOMEN
Kita dapat memulai pembahasan mengenai kesetimbangan structural dengan
meninjau gaya-gaya. Sebuah gaya adalah sebuah dorongan atau sebuah tarikan
yang bekerja pada sebuah benda. Ketika Anda sedang berdiri di atas tanah, berat
Anda adalah sebuah gaya (aksi) aktif yang menekan ke bawah menuju bumi. Apabila
Anda benar-benar ingin mengalami gaya ini, mintalah seseorang untuk berdiri di atas
Anda! Anda dapat berdiri dengan tegak karena tanah menekan Anda dengan sebuah
gaya reaktif (reaksi) yang berlawanan, yang besarnya sama dengan berat Anda.
Perhatikan bahwa istilah-istilah-gaya, beban, aksi, dan reaksisemuanya
mengacu pada dorongan atau tarikan dari suatu benda terhadap benda lainnya.
Seperti halnya berat Anda, gaya dinyatakan dalam satuan pounds (pounds (lb)).
Kesetimbangan terjadi ketika aksi-aksi dilawan oleh reaksi-reaksi yang sama besar.
Ketika beban bekerja pada bagian-bagian struktur, kita perlu menentukan
gaya-gaya reaksi apa saja yang ada untuk menahan gaya-gaya aktif agar berada
dalam kesetimbangan. Pada sebuah struktur dengan banyak bagian struktur, gaya
reaksi dari sebuah bagian struktur menjadi beban aksi pada bagian struktur yang
menahannya. Dan, kita perlu mengetahui semua gaya yang bekerja pada suatu
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB EDIFRIZAL DARMA
STATIKA 1
3. Modul 1 - Statika I
bagian struktur, apabila kita ingin membatasi besarnya gaya-gaya dalam (tegangan-
tegangan) dan deformasi-deformasi yang terkait.
Pada akhirnya, sebuah struktur harus dengan aman menyalurkan semua
beban bagian struktur ke pondasi dan ke dalam tanah.
Kita bisa hanya menggambarkan dorongan atau tarikan dari sebuah gaya dengan
tanda anak panah dalam arah dorongan atau tarikan tersebut.
Gambar 1.1 menggambarkan seseorang dengan berat badan 150 pounds (lb) berdiri
di atas sebuah balok yang ditumpu dua buah blok di kedua ujungnya. Panjang anak
panah di sini digambarkan sebanding dengan besar gaya yang bekerja pada balok.
Kedua gaya reaksi ke atas pada tumpuan balok harus melawan gaya ke bawah dari
berat orang tersebut.
Berat balok diabaikan untuk pembahasan kasus ini.
Gaya-gaya terpusat bekerja pada sebuah titik, tetapi pada kenyataannya
tidak ada satu gaya pun yang dapat bekerja di sebuah titik, yang artinya tidak
memiliki daerah kerja. Sebenarnya, beban harus bekerja di sebuah daerah terbatas,
yang lebih memudahkan dianggap sebagai sebuah titik apabila kita meninjau
kesetimbangan gaya.orang yang berdiri di atas balok pada Gambar 1.1
menghasilkan gaya terpusat sebesar 150 lb pada satu titik di atas balok di antara
kedua kakinya. Namun demikian, kita melihat bahwa sebenar nya gaya sebesar 150
lb tersebut disebarkan pada daerah seluas telapak kaki orang tersebut pada balok.
Gaya berat dari orang yang berdiri tegak sebenarnya bekerja pada satu titik
yang dikenal sebagai pusat gaya berat dari sebuah garis kerja gaya yang melalui
pusat daerah telapak kaki yang disebut titik berat daerah. Kita akan membahas lebih
lanjut mengenai pusat gaya berat dan titik berat daerah pada bagian berikutnya
dalam buku ini.
Jika orang tersebut berdiri di tengah balok, tiap-tiap reaksi dengan mudah
terlihat sama dengan ½ x 150 = 75 lb. Namun, ketika orang tersebut berdiri
mendekati salah satu ujung balok, seperti yang terlihat pada gambar, reaksi pada
tumpuan yang lebih dekat akan lebih besar daripada reaksi pada tumpuan yang lebih
jauh. Tetapi, bagaimana cara kita menentukan reaksi-reaksi pada kasus ini?
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB EDIFRIZAL DARMA
STATIKA 1
4. Modul 1 - Statika I
Agar terjadi kesetimbangan pada sebuah benda, jumlah seluruh gaya yang bekerja
pada benda itu harus sama dengan nol. Jumlah dari gaya gaya vertikal dan jumlah
dari gaya-gaya horizontal harus sama dengan nol, jika tidak, benda tersebut akan
bergeser dalam arah gaya yang tak setimbang. Kedua keadaan gaya tersebut
penting untuk menjamin adanya kesetimbangan, tetapi ada kondisi lain yang juga
diperlukan.
Mengacu pada Gambar 1.2, garis kerja sebuah gaya adalah garis yang
terbentuk dengan memperpanjang anak panah dalam kedua arah.
Sebuah gaya mempunyai daya ungkit (leuerage) terhadap suatu titik
manapun yang berada di luar garis kerjanya. Kita menyebut daya ungkit dari gaya
terhadap suatu titik sebagai momen dari gaya, atau cukup disebut momen.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB EDIFRIZAL DARMA
STATIKA 1
5. Modul 1 - Statika I
Momen adalah kecenderungan dari sebuah gaya untuk berputar terhadap
suatu titik. Besar dari momen adalah gaya dikalikan dengan jarak terdekat antara titik
itu dengan garis gaya. Jarak terdekat ini disebut lengan tuas (arm) atau lengan
momen, dan tegak lurus terhadap garis kerja gaya, seperti yang terlihat pada
gambar. Satuan momen adalah foot-pounds (ft-Ib) atau ton-meter (tm).
Apabila sebuah benda berada dalam kesetimbangan, maka benda tersebut tidak
bergerak terhadap titik acuan manapun. Pilihlah suatu titik, dan momen-momen dari
semua gaya yang bekerja pada sebuah benda harus saling melawan satu dengan
yang lainnya, sehingga kecenderungan keseluruhan benda untuk mengalami
perputaran adalah nol.
Keadaan ini harus merupakan sebuah kebenaran dari titik manapun yang
Anda pilih, sebab jika tidak, benda akan berputar terhadap titik tersebut.
Jadi, selain kedua kondisi kesetimbangan gaya, kita memerlukan kondisi ketiga,
yaitu kesetimbangan momen-jumlah dari semua momen terhadap sebuah titik
manapun harus sama dengan nol.
Ketiga kondisi kesetimbangan itu menghasilkan tiga persamaan
kesetimbangan. Pada Gambar 1.1, tidak ada gaya horizontal yang bekerja pada
balok, sehingga sebuah persamaan sederhana akan menyatakan bahwa jumlah dari
semua gaya horizontal (nol) sama dengan nol. Apabila berat ke arah bawah adalah
150 lb, maka gaya reaktif kiri dan gaya reaktif kanan, yaitu L dan R, secara bersama-
sama harus melawan beban vertical dengan gaya total neto sebesar 150 lb, dan kita
dapat menulis persamaan kesetimbangan gaya yertikal menjadi
L + R - I 5 0 = 0
Kita biasanya mengambil arah ke atas dan arah ke kanan sebagai positif.
Persamaan tersebut menyatakan bahwa semua gaya vertical menghasilkan jumlah
yang sama dengan nol.
Balok tersebut panjangnya 12 ft, dan orang tersebut berdiri dengan jarak 4 ft
dari ujung kiri. Pilihlah titik sembarang manapun, seperti di titik orang tersebut berdiri
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB EDIFRIZAL DARMA
STATIKA 1
6. Modul 1 - Statika I
di atas balok. Lengan tuas di sekitar titik ini berjarak 4 ft dari reaksi kiri, L, dan 8 ft
dari reaksi kanan R. Kita dapat menulis persamaan kesetimbangan momen menjadi,
4 x L – 8 x R = 0
Putaran rotasi momen searah jarum jam biasanya dianggap positif. Dengan
menyusun dan mensubstitusikan suku-suku, kita menemukan jawaban dari dua
persamaan kesetimbangan terdahulu yaitu L = 100 lb, dan R = 50 lb, yang juga
menjawab pertanyaan kita pada subbab terdahulu.
Karena garis kerja gaya sebesar 150 lb tersebut melalui titik yang kita pilih
untuk penjumlahan momen, maka garis tersebut tidak memiliki daya ungkit di sekitar
titik ini. Kita dapat menulis sebuah persamaan momen yang berbeda dengan
menjumlahkan momen-momen terhadap sebuah titik pada ujung kiri balok. Pada
kasus ini, momen searah jarum jam akibat berat orang tersebut adalah 150 x 4 = 600
ft-lb dan dilawan oleh momen berlawanan arah jarum jam sebesar 12 x R, jadi
600 – 12 x R = 0
Lagi-lagi kita menemukan bahwa R = 50 lb. Karena gaya L melalui ujung kiri
balok, maka gaya tersebut tidak memiliki lengan tuas dan tidak menimbulkan momen
terhadap titik tersebut.
Sebagai contoh lain, tinjaulah tangga pada Gambar 1.3. Berat orang secara
vertikal sebesar 150 lb dilawan oleh reaksi vertikal dari lantai beton, A, sehingga A =
150 lb. Ini sama saja dengan menulis
A – 150 = 0
Gesekan antara lantai beton yang kasar dan dasar tangga memungkinkan
sebuah reaksi horizontal, B, untuk menahan reaksi horisontal, C, yang diterapkan
oleh dinding tempat ujung aras tangga disandarkan terhadap tangga yang menekan
dinding tersebut. Kedua gaya horisontal tersebut harus sama dan saling melawan
satu sama lain, sehingga
B-C=0
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB EDIFRIZAL DARMA
STATIKA 1
7. Modul 1 - Statika I
Kita memilih dasar dari tangga sebagai sebuah t i t i k untuk menjumlahkan
momen-momen. Hal ini cukup tepat, karena baik gaya A maupun gaya B, memiliki
garis-garis kerja yang melalui titik ini, dan tidak menimbulkan momen terhadap titik
tersebut. Ingatlah bahwa momen dari sebuah gaya terhadap sebuah titik adalah
gaya dikalikan dengan jarak terdekat antara garis kerja gaya dengan titik tersebut.
Oleh karena itu, berat orang tersebut menimbulkan sebuah momen searah jarum jam
sebesar
2 ft x 150 lb = 300 ft-lb.
Kita mendapatkan sebuah momen berlawanan arah jarum jam sebesar 12 x
C dari reaksi dinding, sehingga
300-12xC=0
Kita menemukan C = 25 lb. Dan apabila B - C = 0, maka kita menemukan bahwa
B=25 lb .
Contoh-contoh terdahulu membahas mengenai bagaimana keadaan
kesetimbangan memungkinkan kita menentukan gaya-gaya yang bekerja pada suatu
benda. Proses yang sama diterapkan pada bagian-bagian struktur, atau bahkan
pada struktur secara keseluruhan, untuk menentukan besar gaya. Pada subbab
berikut, kita akan melihat cara-cara untuk menyederhanakan situasi di mana gaya-
gaya tidak sepenuhnya berada dalam arah vertikal atau horisontal.
1.2GAYA DAN KOMPONEN-KOMPONENNYA
Dalam Statika gaya dapat diartikan sebagai muatan atau beban yang bekerja
pada suatu struktur.
Seringkali, sebuah gaya berarah miring terhadap arah horisontal dan vertikal, seperti
terlihat pada Gambar 1.4. Untuk dapat menggunakan persamaan-persamaan
kesetimbangan, gaya miring tunggal tersebut digantikan dengan proyeksi horisontal
dan proyeksi vertikalnya. Kedua proyeksi ini disebut komponen-homponen gaya.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB EDIFRIZAL DARMA
STATIKA 1
8. Modul 1 - Statika I
Kedua komponen gaya itu adalah pengganti yang setara untuk gaya miring tunggal
tersebut, dan begitu pula sebaliknya.
Apabila kita mengukur sudut tajam yang terbentuk oleh gaya miring F dengan
garis vertikal dan menyebut sudut tersebut z, maka kita dapat menyatakan bahwa,
Dari ilmu trigonometri, kita ingat bahwa kosinus sebuah sudut tajam dari
suatu segitiga siku-siku adalah perbandingan anrara sisi yang terdekat dengan sisi
miringnya, sedangkan sinus sudut tersebut adalah perbandingan antara sisi di
hadapan sudut tersebut dengan sisi miringnya. Perbandingan antara sisi di hadapan
dengan sisi yang dekat adalah tangen dari sudut tersebut.
Hubungan-hubungan tersebut diperlihatkan pada Gambar 1.4.
Apabila kita mengganti semua gaya miring dengan dua komponennya
sebelum melakukan hal-hal lain , langkah-langkah pengecekan kesetimbangan
momen dan gaya dapat secara sistematis diterapkan, seperti pada kasus balok dan
tangga yang telah kita bahas sebelumnya. Sebagai contoh, Gambar 1.5
memperlihatkan sebuah beban seberat 200 lb yang ditumpu oleh dua utas tali.
Ketiga gaya yang bekerja pada beban, pada dasarnya bertemu pada titik yang sama.
Ketika hal ini terjadi, gaya-gaya dikatakan menjadi konkuren, dan gaya-gaya tersebut
tidak memiliki daya ungkit pada benda tersebut. Dengan gaya-gaya yang konkuren
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB EDIFRIZAL DARMA
STATIKA 1
9. Modul 1 - Statika I
tersebut, kita hanya perlu meninjau dua kondisi kesetimbangan gaya karena jumlah
dari momen-momen adalah nol.
Dari sebuah garis vertikal, tali yang kiri miring dengan sudut sebesar 45o
, dan tali
yang kanan miring dengan sudut 60o
. Beban aktif seberat 200 lb menimbulkan gaya-
gaya reaktif pada kedua utas tali seperti yang terlihat pada gambar. Komponen-
komponen vertikal dari gaya-gaya tali reaktif terlihat melawan beban vertikal sebesar
200 lb. Komponen-komponen gaya tali horisontal harus saling melawan satu dengan
lainnya
Gaya atau beban menurut macamnya terbagi :
1. Gaya atau beban terpusat (point load)
Contoh : gaya tekan pada lantai akibat berat orang yang berdiri di atas lantai.
P
Gaya atau beban terbagi (distributed load)
a. Terbagi rata, contoh : gaya tekan angin, berat balok
b. Teratur, contoh : gaya tekan air pada bendungan.
c.Tidak teratur, contoh : gaya gempa dinamik
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB EDIFRIZAL DARMA
STATIKA 1
10. Modul 1 - Statika I
2.Gaya atau beban momen (momen load)
a. Momen lentur
b. Momen puntir
1.3JENIS PERLETAKAN PADA STRUKTUR
Didalam statika ada empat macam sistim perletakan pada struktur :
1. Engsel (Sendi / hinge) , diberi notasi
Sifat engsel :
a. Dapat menahan gaya-gaya vertical dan horizontal
b. Tidak dapat menahan momen (rotasi) Momen = 0
Kita tinjau engsel pada sutau pintu dibawh ini : apabila titik A
dieri gaya P, maka gaya P dapat diuarai menjadi P1 (searah daun pintu) dan P2
(tegak luus daun pintu). Gaya P1 dapat di imbangi oleh gaya K yang melalui
engsel, sedangkan gaya P2 akan mengakibatkan bergeraknya daun pintu. Jadi
engsel/sendi tidak dapat menahan rotasi (momen).
P 2 P P1
K
2. Rol, diberi notasi
Sifat Rol:
a. Dapat menahan gaya vertical (tegak lurus rol)
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB EDIFRIZAL DARMA
STATIKA 1
11. Modul 1 - Statika I
b. Tidak dapat menahan horizontal (sejajarbidang rol) dan rotasi (momen).
Kita tinjau sepatu roda berikut : apabila dikerjakan gaya P, maka P diurai atas
P1tegak lurus lantai dan P2 yang arahnya sejajar dengan lantai. P1 dapat
dditahan oleh rol sedangkan P2 tidak dapat ditahan oleh rol sehingga sepatu
akan bergerak arah horizontal.
P1
P
P2
3.Jepit , diberi notasi
Sifat Jepit :
a. Dapat menahan gaya vertical.
b. Dapat menahan gaya horizontal
c. Dapat menahan rotasi atau momen
4. Pendel, diberi notasi
Sifat pendel : hanya dapat menahan gaya yang searah dengan denganya
1.4KESETIMBANGAN GAYA
Syarat dari suatu benda diam adalah :
1. Diam
2. Terletak di atas tanah
Syarat kesetimbangan suatu struktur berdasarkan dari Hukum NEWTON
adalah :
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB EDIFRIZAL DARMA
STATIKA 1
12. Modul 1 - Statika I
1. Jumlah gaya-gaya horizontal yang bekerja pada suatu struktur harus
= 0
∑∑ =→= 00 HFx
0
2. Jumlah gaya-gaya vrtical yang bekerja pada suatu struktur harus = 0
∑∑ =→= 0VFy
0
3. Jumlah gaya-gaya momen atau rotasi yang bekrja pada suatu struktur
harus = 0
∑ =0M
- +
Berdasarkan syarat-syarat kesetimbangan tersebut, maka reaksi perletakandari
suatu struktur dapat di tentukan dengan memprhatikan sifat-sifat dari perletakan
yang digunakan.
1.5CONTOH SOAL
CONTOH 1
A B ∑ →= 0V
empiris
VA= 2 T Va = 2 T
2 m
P = 4 T
Z A B
VA = 2T VB = 2T
3 m 2 m 2 m
Ditanyakan : Reaksi perletakan
Penyelesaian :
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB EDIFRIZAL DARMA
STATIKA 1
13. Modul 1 - Statika I
Matematis 2 Variabel
Diperlukan 2 Persamaan ∑ ∑ == 0;0 VM
∑ →= 0V
VA + VB - P = 0
VA + VB = 4 ………….(1)
Persamaan (1) dikalikan 3 dan persamaan (2 ) dikalikan 1
VA + VB = 4 ………………. (1) x 3
-3 VA- VB = - 20 …………… (2) x 1
Kemudian persamaan tersebut dijumlahkan :
3VA + 3VB = 12
-3VA- 7VB = - 20 ( )
Dari persamaan (1)
VA + 2 = 4 VA = 4 – 2 = 2T ( )
CONTOH 2
q = 2 t/m P = 21
R = 42 A
3 1
3 2 VA
VB
Ditanya :
Reaksi Perletakan
Penyelesaian
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB EDIFRIZAL DARMA
STATIKA 1
14. Modul 1 - Statika I
→=∑ 0BM
P.2 + VA. 4 – R. 5 = 0
2.2 + 4 VA – 8.5 = 0
4 + 4 VA – 40 = 0
4 VA = - 4 + 40
VA = 36/34 = 9t
∑ →= 0V
VA + VB – P – R = 0
9 +VB – 2 – 8 = 0 → VB = - 9 + 2 + 8
VB = 1t
CONTOH 3
q = 3 t/m
M
A
R = 9 B
4 3
VB
∑V
= 0 ∑ MA = 0
VB – P – R = 0 - VB. 7 + MB + R.5,5 = 0
VB = 9 + 4 - 13.7 + MB + 9.5,5 = 0
VB = 13 t - 91 + MB+ 49,5 = 0
MB = 41,5 tm
Periksa !
∑ MB = 0
P. 7 + R 1,5 - MB = 0
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB EDIFRIZAL DARMA
STATIKA 1
15. Modul 1 - Statika I
4.7 + 9. 1,5 – 41,5 = 0
41,5 – 41,5 = 0
0 = 0
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB EDIFRIZAL DARMA
STATIKA 1