2. Pdt. DR. Nancy Nisahpih-Rehatta, M.Th
Lahir di Makassar, 24 Mei 1967
Pendidikan:
• SD,SMP,SMA di Papua dan
Makassar
• S1 dan S2 di STT Duta
Wacana Yogyakarta
• S3 di FISIP fak. Antropologi
Universitas Indonesia
3. Pelayanan :
• GPIB Petra Tg Priok
• GPIB Eben Haezer Surabaya
• GPIB Immanuel Depok
• GPIB Efata Batujajar -
Bandung Barat
• GPIB Gibeon Jaksel
• Departemen Germasa
Sinode GPIB
5. Alokasi waktu
1. Presentasi + Video + aktivitas 1.50 menit
2. Tanya jawab 30 menit
3. Games 10 menit
4. Diskusi 30 menit (studi kasus dengan pandangan
dari masing-masing kategori)
6. Peningkatan:
Proses, cara, tindakan
(aktif dan dinamis) dalam
upaya menaikkan standard
yang sudah ada sebelumnya.
ISTILAH PENINGKATAN PERAN KELUARGA
Penguatan (reinforcement):
Mengandung makna
menambahkan kekuatan pada
sesuatu yang dianggap belum begitu kuat
7. TUJUAN MATERI
1. Memahami makna keluarga dan dasar-dasar
kekristenan yang mendukung pentingnya
Peningkatan Peran Keluarga
2. Mengenal permasalahan yang menjadi
pergumulan Pelkat
3. Memahami dan bertekad memperjuangkan
Peningkatan Peran Keluarga dalam mengatasi
permasalahan, dan upaya menjadikan
Keluarga sebagai basis komunitas kasih dan
alat Allah dalam dunia.
11. KELUARGA
Pengertian Sosiologis Adalah:
Kelompok orang yang disatukan oleh ikatan
perkawinan, darah, atau adopsi, yang saling
berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain,
dimana masing-masing anggota memiliki
peranan sosial sebagai oma, opa, suami,
istri, ayah dan ibu, putra dan putrinya, saudara
laki-laki dan perempuan, yang memiliki
kesamaan budaya.
12. Keluarga adalah sekumpulan
orang yang hidup bersama
dalam tempat tinggal yang
sama dan masing-masing
anggota merasakan adanya
pertautan batin sehingga
terjadi saling mempengaruhi,
saling memperhatikan, dan
saling menyerahkan diri.
Pengertian Psikologi
13. Kalau mempersempit pengertiannya, keluarga dapat diartikan
sebagai sekumpulan orang yang bertempat
tinggal dalam satu atap rumah dimana satu sama
lainnya saling memiliki ketergantungan.
BKKBN (1990)
15. Masyarakat Indonesia
mengenal Keluarga dalam bentuk “luas”
•Masyarakat Minahasa Masyarakat NTT
•Masyarakat Maluku Masyarakat Batak
•Masyarakat Dayak dll
16. Sehingga fungsi keluarga
adalah wadah:
• Identity Construction -
Pembentukan identitas baru.
• Economic Production -Pemenuhan
Kumpulan orang ini dibangun dari
budaya yang berbeda:
18. “Keluarga merupakan
gereja mini” -
ECCLESIA DOMESTICA
(Latin)
Sebagai gereja mini
keluarga merupakan
tanda kehadiran
Kristus di dunia.
19. Etimologi Yunani: Kuriake’ oikia
(Rumah milik Allah)
Berbicara tentang “rumah”
berarti di dalamnya ada
Orang-orang yang menjadi
penghuni, sehingga konsep
Kuriake Oikia dipahami
sebagai keluarga.
20. Keluarga dalam tradisi Israel ‘agak’ kompleks karena belum
lahir dan sudah meninggalpun dianggap sebagai bagian
Keluarga. Keluarga menyiratkan makna dari komunitas
dan para leluhur.
21. John Calvin
Manusia menurut kodratnya adalah
makhluk sosial; naluri alamiah
mendorongnya untuk selalu mengasuh
dan memelihara persekutuan.
Makna persekutan bagi Calvin sangat
penting.
22. PANDANGAN TEOLOGIS: (Kej 1:28)
“Allah memberkati mereka lalu berfirman,
BERANAK CUCULAH dan bertambah
banyaklah, Penuhilah bumi……”
Diawali (Kej 2:24) :
“Seorang laki2 akan meninggalkan
ayah dan ibunya dan bersatu dengan
istrinya sehingga keduanya menjadi
Satu daging”
23. Sejak awal Allah telah melihat manusia bukan sebagai pribadi
tunggal tetapi sebagai KOMuniTas, dimana Keluarga
merupakan bagian dari rencana Allah untuk menyelamatkan
bumi (Nuh, Abraham)
24. Janji Penyelamatan
Allah selalu melibatkan
komunitas.
Kis 16:15, 1 kor 1:16 :
Pembaptisan terjadi
Dalam keluarga.
Roh Kudus berkarya
Dalam keluarga
(1 Kor 7)
25. Basis Gereja dalam
Jemaat mula-mula
adalah KELUARGA
(KPR 2:46)
BAPTISAN menjadi
symbol masuknya
Umat menjadi bagian
Keluarga Allah
(Galatia 3:25-29)
29. MISI GPIB:
Menjadi Gereja yang
terus menerus diperbarui
Dengan bertolak dari
Firman Allah yang
terwujud dalam perilaku
kehidupan warga gereja,
baik dalam persekutuan,
maupun dalam hidup
bermasyarakat.
1.
30. MISI GPIB:
Menjadi Gereja yang hadir
sebagai contoh kehidupan
Yang terwujud melalui inisiatif
dan partisipasi dalam
kesetiakawanan sosial serta
kerukunan dalam
masyarakat, dengan berbasis
pada
perilaku kehidupan
keluarga yang kuat dan
sejahtera.
2.
31. MISI GPIB:
Menjadi Gereja yang membangun
keutuhan ciptaan
yang terwujud melalui
perhatian terhadap
lingkungan hidup,
semangat keesaan dan
semangat persatuan dan
kesatuan warga Gereja
sebagai warga
masyarakat.
3.
32. Menjadi Gereja yang membangun keutuhan
KUPPG Jangka Pendek III Th. 2016-2021
Sasaran fungsi utama
dan penunjang di
bidang sumber daya
insani, tentang
keluarga
Terciptanya pribadi yang
berkualitas, inovatif dan unggul
melalui pembinaan dalam
keluarga jemaat dan lingkungan
masyarakat
Terciptanya keluarga yang
berbahagia, jujur, tulus dan adil,
bebas dari berbagai penyakit
masyarakat
33. Menjadi Gereja yang membangun keutuhan
Strategi Fungsi Utama dan Penunjang
Bidang Persekutuan
meningkatkan
intensitas
Peningkatan
Peran
Keluarga
34. Pelkat adalah wadahnya lebih berorientasi pada:
mempersiapkan kualitas warga Gereja sebagai
pelaksana misi, supaya kehadiran dan
keterlibatannya dalam keluarga maupun
masyarakat dapat menghadirkan
damai sejahtera Kristus.
36. Keluarga adalah
unit persekutuan
yang punya kekuatan,
karena itu, unit keluarga
sebagai wadah pembinaan
dan pendidikan manusia
perlu difungsikan kembali.
37. Fungsi Ideal Keluarga
1. Menyediakan Rasa aman dan rasa diterima
2. Menyediakan
3. Memberi
Suasana yang dapat
menunjang pencapaian
kebutuhan semua
Kepuasaan fisik, sosial dan
adanya tujuan hidup
38. Fungsi Ideal Keluarga
4. Menjamin Kontinuitas rasa bersahabat
5. Menyediakan
6. Menanamkan
Status sosial dan
kesempatan bersosialisasi
Nilai agama dan moral
39. TRAIN OF LOVE
We are in the train of love (2x)
We are in the train of love fantasy
We are in the train of love
When I say chaka, when I say chiki
When I say chaka 3x, chaka chiki
When I say Chiki, when I say Chaka
When I say Chaka 3x, Chiki
42. Kekurangan kakak Layan
Kakak layan yang merasa
pelayanan sebagai beban
Kakak layan yang persiapan
seadanya
Kakak layan yang tidak
profesional
Jenuh dan cuti dari pelayanan
Pelayanan yang kurang kreatif
Pelkat PA
43. Orang tua kurang mendukung
Gereja pun dirasakan tidak mendukung karena kurang
memberi perhatian pada kebutuhan Pelkat PA
44. Remaja
Mencari jati diri
Medsos
memberi
Ruang
untuk itu
Keinginan
1. Menentukan
sendiri
pilihannya
2. Eksistensinya
diakui dan
dikagumi
Dengan Cara
1. Berprestasi
2. Tampil beda
3. Bertingkah
untuk menarik
perhatian
45. Pelkat Persekutuan Teruna
• Adik layan yang bergumul dengan pubertasnya
• Adik layan yang kehadirannya bergantung dari temannya
• Adik layan yang lebih memilih keaktifan lain daripada
aktivitas gereja
• Orang tua yang kurang mendukung
• Kakak layan yang kurang kreatif dan inovatif
46. • Kakak layan yang menganggap tugas pelayanan
sebagai ikatan yang menghalanginya beraktivitas di
bidang lain
• Kakak layan yang tidak menganggap adik-adik
layannya sebagai “domba” yang butuh diperhatikan
dan diperlakukan dengan istimewa
47. GERAKAN PEMUDA
- Mandiri
- Memperlakukan diri
sebagai orang dewasa
- Idealis
- Bersemangat
- Kreatif dan inovatif
- Punya aturannya sendiri
- Kritis
48. Study di Amerika (life way research) tahun 2009
• 7 dari 10 Pemuda Kristen usia 18-30 tahun yang
awalnya rajin ke gereja, mengatakan mereka
meninggalkan gereja pada usia 20 tahun.
• 34% diantaranya mengatakan, mereka tidak ke gereja
sama sekali, sampai usia 30 tahun.
• Sehingga masa Usia 5-18 tahun (13 tahun) menjadi
masa “uji coba gratis produk”, apakah mereka mau
memakai produk ‘lifestyle’ gereja atau tidak.
(Cathy Grossman, USA today)
PELKAT GERAKAN PEMUDA
49. Di GPIB :
- Pemuda/i “undur” dari aktivitas kegerejaan selepas
Katekisasi-Sidi.
- Memilih untuk hadir dalam ibadah minggu saja (seringkali
hanya dipakai sebagai tempat “kangen-kangenan” semata).
- Kurang tertarik untuk terlibat secara aktif dan mendalam
dalam program-program kegerejaan.
- Prosentase keaktifan anggota GP rata-rata di GPIB : 8-10%
dari total jumlah anggota GP setempat
50. Alasan mereka
• Gereja tidak mampu memberi yang dicari
: “Arti hidup”.
• Gereja tidak berhasil “menerjemahkan”
Yesus Kristus dalam kehidupan pemuda/i.
• Gereja kurang “welcome” terhadap
anggota jemaat yang muda (jarang
dilibatkan)
• Gereja terlalu eksklusif. Gereja lupa
bahwa ia berada di dalam dunia.
51. • Keteladanan yang diajarkan hanya
berhenti di berita, tetapi tidak
nampak di perbuatan.
• Padahal di sisi lain, Pemuda
berhadapan dengan dunia mereka
yang tidak mudah.
52. Istri/Ibu
. Berpadanan dengan suami
. Peran ganda : pencari
nafkah & “manager” dalam
rumah tangga
. Pendidik
. Teladan
. Psikolog
. Perawat
. Pendamai
. Motivator
53. Keterlibatan dalam ruang
publik masih terbatas.
Program-program kerjanya
harus lebih “berani” keluar
dari “ruang” domestikasinya.
Pada dirinya perempuan punya
kapasitas besar sehingga perlu
mendapat lebih banyak
pencerahan.
55. Tidak mudah mengajak
bapak bersekutu (perlu
penelitian ttg budaya dan
psikologi bapak terkait
peribadahan)
Perlu pengkategorian usia, di
dalam Pelkat PKB karena
kebutuhan dan minat yang
berbeda-beda
(antara yang baru kawin
dan yang sudah memiliki
anak)
56. LANJUT USIA
. Sumber kearifan
. Melindungi
. Menjadi Panutan
. Tokoh yang merestui
59. Ada konstruksi budaya bahwa
simbol penghormatan pada
anggota berusia lanjut adalah
dengan mengurus (sehingga
semakin lama dianggap
sebagai beban).
60. Dahulu posisi orang lanjut usia adalah sumber informasi. Saat
ini fungsi itu sudah digantikan dunia maya, sehingga peran
mereka tidak “sepenting” dahulu.
61. Pembatasan usia kerja
(di saat tingkat usia hidup
semakin tinggi)
menyebabkan banyak lansia
produktif merasa dirinya
“dikebiri”.
62. Mitos melalui cerita-cerita rakyat
dan cerita-cerita modern
memosisikan lansia sebagai
manusia tidak berguna,
menakutkan dan perlu dihindari
(kisah mak lampir, nenek gayung,
nenek luhu, Nirmala - oki dan
nenek sihir, nenek Pakande dll)
71. Persoalan yang merusak nilai-
nilai kehidupan keluarga
tidak boleh diabaikan tetapi
harus dihadapi dalam
keutuhan keluarga secara
bersama-sama, dengan
memperhatikan kondisi
masing-masing anggotanya,
dalam kekuatan Spiritual.
75. APA YANG BISA DILAKUKAN GPIB?
1. Perbanyak aktivitas lintas
Pelkat.
2. INGAT! Setiap kategori usia
adalah bagian dari keluarga.
3. Persoalan sosial di tengah
masyarakat diatasi dengan
memaksimalkan peran
keluarga.