SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
KEARIFAN LOKAL OBJEK PENYAWEUYAN
Agrowisata dan Budaya
Kawasan Panyaweuyan Argapura merupakan daerah perbukitan terjal dengan ketinggian antara 400-2000 meter
dpl, dan kemiringan tanahnya berkisar antara 25 – 40 persen. Mengikuti kontur tanah yang miring, maka beberapa lahan
dijadikan berundak-undak, sehingga terciptalah sawah terasering yang dapat dimanfaatkan untuk pertanian dan
perkebunan. Beberapa hasil bumi unggulan yang dapat kita temukan di kawasan ini, diantaranya seperti: bawang daun,
padi, boled (ubi jalar), bawang merah, dan sebagainya.
Di Panyaweuyan keluasan perbukitan yang didominasi oleh sawah terasering yang membentuk pola serupa yang
indah nan menawan menjadi sajian utama yang tak ada habisnya. Mulai banyaknya para wisatawan yang berkunjung
berdampak positif bagi pengembangan pariwisata di Majalengka. Seyogyanya diiringi pula dengan penataan lingkungan
yang tepat, baik itu wawasan masyarakat petani setempat sebagai tuan rumah sekaligus pemilik sawah yang harus
menerima kedatangan pengunjung, maupun pemerintah setempat dalam penataan agrowisata agar pengunjung tidak
sembarangan menginjak tanaman milik petani.
Suwak Saweuy, ylbk, 2018 2
Fakta Sejarah
Di Indonesia, terasering dengan sistem subak sudah menjadi sistem pertanian yang ada sejak lama. Sistem pengairan
dan subak dapat dilacak dalam beberapa prasasti dari abad 9 dan 10. Di antaranya
a. Prasasti-prasasti Sukawana (882M) menunjukan bahwa sistem pertanian sawah dan tegalan telah ada pada masa itu.
b. Prasasti Bebetin (896 M) menyebut kata- “Undagi Pangarung “ (tukang membuat terowongan air). Pada masa itu
sudah ada ukuran pembagian air untuk persawahan yang disebuat “Kilan” yakni ukuran air untuk persawahan.
c. Prasasti Pandak Bandung (1071 M) menyebut kata Subak yang berasal dari kata Suwak asal kata dari “Asuwakan”
yang sekarang menjadi kata “Kasubakan atau Subak”.
d. Prasasti Klungkung (1072 M) terdapat kata “Kasuwakan Rawas” yang artinya “Kasubakan Atau Subak Rawas”.
Budaya Suwak dan Saweuy
Suwak
Suwak diambil dari asal kata fonem yang berkembang sekarang yaitu subak. Suwak merupakan salah satu Ritual
Budaya Nusantara termasuk Sunda. Masyarakat Sunda dahulu memiliki tradisi hidup di dataran tinggi, sehingga dari segi
ekonomi penghidupannya cenderung mengandalkan sektor pertanian, perkebunan dan peternakan.
Suwak merupakan salah satu teknik pertanian di dataran tinggi yang berkembang pada zaman itu. Sistem yang
dikembangkan pada lahan pertanian area perbukitan digunakan sistem ’Undak’ dengan sengkedan petak atau ’Undagi’
Suwak Saweuy, ylbk, 2018 3
ist. kemudian dengan fonem kata ’Pendakian’ berupa cocok tanam dengan upaya pendakian dan hasilnya berupa ’daki’
atau hasil kerja keras. Dalam teknik suwak untuk memudahkan undakan diterapkan sengked dengan perlakuan sama
atau dikenal dengan ”Sawa’ fonem ’Sawah’ maknanya sama saja. Sehingga terasering pertanian akan terlihat serupa.
Tradisi budaya suwak berkembang menjadi beberapa kawasan ”Argo’ atau zona kawasan, seperti kawasan pertanian;
padi, teh, kopi, sayuran, dan lainnya, perekonomian bahkan sampai dengan kawasan spiritual.
Panyaweuyan merupakan sebuah kawasan pertanian dan perkebunan di dataran tinggi sebagai sebuah
kenampakan alam buatan tradisi kultur budaya leluhur di masa silam. Berdasarkan fakta kultural yang terdapat di
daerah tersebut secara kongkrit hanya terdapat dua zona yaitu Arga Pura dan Arga Mukti dari sekian Arga lainnya.
Dengan dasar tersebut jelaslah terdapat bukti jejak Hindu yang nampak dari segi kultur budaya; Arga Pura zona kawasan
Peribadatan, sedangkan Arga Mukti yaitu kawasan Kemukten dan/Kesejahteraan.
Saweuy
Saweuy merupakan kata yang mengandung istilah dengan arti jaring. Dalam uga peribahasa sunda dikenal
dengan ”Mipindingan Beunget Ku Saweuy” yang artinya menutup muka yang malu dengan jaring, ist. peribahasa janaka;
mentertawakan, maknanya segala kelakuan memalukan yang ingin disembunyikan jika hanya ditutup dengan jaring
akan terlihat pula. Kawasan Panyaweuyan secara kultur silam termasuk dalam Argo Mukti tempat pertanian, sehingga
secara alamiah burung-burung pun cenderung datang memetik makanan di sana. Maka Panyaweuyan konotasinya
sebagai tempat menjerat burung di malam hari menggunakan jaring.
Suwak Saweuy, ylbk, 2018 4
TUJUAN DAN SASARAN
Tujuan
Tujuan dari kajian ini yaitu mengembangkan destinasi pariwisata dalam traveloka Agrowisata Budaya
Panyaweuyan Kecamatan Argapura Kabupaten Majalengka.
Sasaran
Sasaran yang hendak dicapai sesaui tujuan dengan prioritas utama sebagai berikut :
a. Menggali daya tarik konsumen wisata terhadap Agrowisata Budaya Panyaweuyan
b. Mengidentifikasi kebutuhan konsumen wisata di Agrowisata Budaya Panyaweuyan
c. Merencanakan aksesibilitas traveloka kawasan Agrowisata Budaya Panyaweuyan
DESAIN MODEL
Teknik
Teknik yang dikembangkan dalam kajian ini menerapkan teknik pendekatan Consumer Based Tourism
merupakan suatu model pengembangan pariwisata berbasis konsumen. Hal ini dimaksudkan bahwa pariwisata
Suwak Saweuy, ylbk, 2018 5
merupakan jasa pelayanan publik yang diberikan pelaku kepariwisataan terhadap wisatawan, sehingga wisatawan
merupakan konsumen yang kedudukannya secara hukum dilindungi oleh peraturan perundang-undangan.
Dasar
1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
Pasal 2 : Perlindungan konsumen berasaskan manfaat, keadilan, keseimbangan, keamanan dan keselamatan
konsumen, serta kepastian hukum.
Asas keamanan dan keselamatan konsumen dimaksudkan untuk memberikan jaminan atas keamanan dan
keselamatan kepada konsumen dalam penggunaan, pemakaian dan pemanfaatan barang dan/atau jasa yang
dikonsumsi atau digunakan.
Pasal 4 Hak konsumen adalah : 1). hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang
dan/atau jasa;
2) Perda Provinsi Jawa Barat Nomor 15 Tahun 2015 Tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi Jawa
Barat Tahun 2015-2025, Pasal 1 ayat 20; bahwa Fasilitas Pariwisata adalah semua jenis sarana yang secara khusus
ditujukan untuk mendukung penciptaan kemudahan, kenyamanan, dan keselamatan wisatawan dalam melakukan
kunjungan ke Destinasi Pariwisata.
Kebijakan
Perda Provinsi Jawa Barat Nomor 15 Tahun 2015 Tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi
Jawa Barat Tahun 2015-2025, Pasal 13 bahwa Kebijakan pembangunan destinasi pariwisata, meliputi:
Suwak Saweuy, ylbk, 2018 6
a. pembangunan DPP, KPPP, dan KSPP yang memiliki tema khas dan mampu menjawab isu strategis, serta mewujudkan
visi dan misi pembangunan kepariwisataan Daerah Provinsi;
b. pembangunan destinasi pariwisata alam, budaya, dan hasil buatan manusia khas Daerah Provinsi sebagai destinasi
pariwisata unggulan yang memperhatikan dan menjunjung tinggi kearifan lokal;
c. perwujudan keterpaduan aksesibilitas transportasi yang mendukung pembangunan kepariwisataan Daerah Provinsi; dan
d. pembangunan prasarana umum, fasilitas umum, dan fasilitas pariwisata ramah lingkungan dan memenuhi standar-
standar nasional dan internasional, terutama di DPP
Strategi
Perda Provinsi Jawa Barat Nomor 15 Tahun 2015 Tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi
Jawa Barat Tahun 2015-2025, Pasal 14
Ayat (3) Strategi untuk perwujudan keterpaduan aksesibilitas transportasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 huruf c,
meliputi:
a. meningkatkan aksesibilitas melalui jaringan transportasi darat, laut, dan udara ke destinasi pariwisata utama bagi
wisatawan Nusantara dan mancanegara di Indonesia;
b. meningkatkan keterpaduan jaringan transportasi yang menghubungkan DPP, KSPP, dan KPPP; dan
c. meningkatkan aksesibilitas internasional melalui jaringan laut dan udara yang memenuhi standar pelayanan
internasional
Suwak Saweuy, ylbk, 2018 7
Ayat (4) Strategi untuk pembangunan prasarana umum, fasilitas umum, dan fasilitas pariwisata, sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 13 huruf d meliputi:
a. membangun jaringan air buangan dan limbah serta sistem pengelolaan sampah yang ramah lingkungan di DPP;
b. meningkatkan kualitas sarana dan pelayanan fasilitas kesehatan, peribadatan, keuangan, komunikasi, keamanan, dan
keselamatan agar memenuhi standar pelayanan nasional dan internasional; dan
c. mengembangkan fasilitas pariwisata berstandar pengelolaan dan pelayanan nasional dan internasional dengan tetap
memperhatikan nilai kearifan lokal
Konsep Permodelan
Fasilitas pariwisata adalah semua jenis sarana yang secara khusus ditujukan untuk mendukung penciptaan
kemudahan, kenyamanan, dan keselamatan wisatawan dalam melakukan kunjungan ke destinasi pariwisata sesui
standar.
Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi
tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang
dikunjungi dalam jangka waktu sementara. Sehingga akses sarana jalan menuju dan di tempat wisata merupakan faktor
utama keselamatan yang harus diupayakan pengembangannya melalui pembangunan infrastruktur secara unggul.
Penciptaan kemudahan wisata dalam aksesibilitas pariwisata berperan penting terhadap traveloka meliputi semua
jenis sarana dan prasarana transportasi yang mendukung pergerakan wisatawan dari wilayah asal wisatawan ke destinasi
pariwisata maupun pergerakan di dalam wilayah destinasi pariwisata dalam kaitan dengan motivasi kunjungan wisata.
Suwak Saweuy, ylbk, 2018 8
Dalam mendukung kenyamanan traveloka dalam pergerakan wisatawan di desitanasi wisata diperlukan
kelengkapan fasilitas umum berupa sarana pelayanan dasar fisik suatu lingkungan yang diperuntukkan bagi masyarakat
umum dalam melakukan aktifitas kehidupan keseharian.
Berikut konsep sederhana permodelan traveloka dalam ranah konsumen,
Suwak Saweuy, ylbk, 2018 9
Input
Visitor
Wisatawan
Lingkungan
Geografis/Alam
Fasilitas/Infrastruktur
Aksesibilitas
Outcome
Wisatawan
Aman, Nyaman,
Selamat
Proses
Staregi Rencana
Pengembangan
Agro Wisata
Determinan
Kebijakan/Standar
Program & Strategi
Kearifan Lokal
Output Priority
Aksesibilitas Sarana
Umum Jalan Wisata
KEADAAN, SITUASI, DAN KONDISI
Deskripsi Lingkungan
Situasi sekarang perlu diperhatikan sebelum perencanaan dibuat, kemudian diukur menurut kemampuan organisasi
dari seluruh komponen yang ada secara sistemik. Hal ini didasari bahwa kondisi saat ini perkembangan pariwisata di
Kabupaten Majalengka dalam persepektif konsumen mulai berdampak positif seperti peningkatan pendapatan daerah,
penciptaan lapangan kerja, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Tetapi juga menimbulkan dampak negatif
terhadap konsumen wisatawan, seperti ; kecelakaan kunjungan, pencemaran lingkungan, alih fungsi lahan pertanian dan
hutan menjadi berbagai fasilitas dan sarana pariwisata seperti hotel, restoran, objek wisata dan lain-lain. Menanggapi
kondisi tersebut diperlukan perencanaan konsep destinasi wisata yang matang, handal, dan akurat, sehingga dapat
meminimalisir dampak negatif pembangunan pariwisata yang dikembangkan.
Suwak Saweuy, ylbk, 2018 10
Geografis & Contoh Galian Domain Destinasi
No
Subjek
Alam
Sumber Domain Media
Objek
sarana
Hotspot Wisata
Recommended
Gejala Negatif Safe
1. Air Mata air Pipa Terminal Air Kanal Fresh Water Erosi air, kekurangan air Air bersih
Hujan Irigasi Bendungan Pompa
Embun Penyaring Penampung Torn
2. Udara Awan & Angin Musim hujan Puncak Pos, villa Brainstorm Tornado halilintar & petir Udara Bersih
Musim
kemarau
Puncak Pos, villa Cloudly -
Langit Malam
Pagi sore
Puncak
Gunung
Pos, Villa Nightstar,
Meteorpark
Panoramio Sunset,
Sunrise
-
Kabut Musim hujan Natur Sholarsell Mercusuar Laka
3. Tanah Hutan Kawasan Pohon dan
binatang
Suaka Alam Junglepark Kebakaran, kerusakan
hutan
Suaka hutan
Bukit Pertanian &
perkebunan
Lembah &
ngarai
Pos, villa Terasering
Watch Terraseres
Longsoran tanah Suaka budaya
Permukaan Akses
perjalanan
Kelokan,
tanjakan-
turunan
Jalan dan
Rambu Lalin
Mountain Street Laka Keselamatan
traveloka
4. Api Kayu bakar
kering
Dingin Malam Api unggun Area
perkemahan
Buper (tidak
dianjurkan)
Kebakaran lahan Waspada api
5. Binatang Burung
Kuda, etc
Keindahan
Efektivitas
Ternak, Kontes,
Lomba
Zoo park Safe Bird/Love Bir
Horse Travel
Perburuan Perlindungan
Hewan
6. Tanaman Pangan Sayuran Agribisnis Pasar Oleh-oleh Limbah. Kerusakan Suaka pangan
Suwak Saweuy, ylbk, 2018 11
Unggulan
(Rec; Brokoli)
senggol tanah & bumi
7. Human Pengunjung Wisatawan Traveloka Standar
Fasilitas
Destinasi Laka Mudah,
nyaman,
selamat
Aksesibilitas Destinasi
Suwak Saweuy, ylbk, 2018 12
Suwak Saweuy, ylbk, 2018 13
Suwak Saweuy, ylbk, 2018 14
Suwak Saweuy, ylbk, 2018 15
IDENTIFIKASI HASIL
Pendukung
a. Daya tarik destinasi wisata : Kenampakan alam : Panoramio, dan kenampakan buatan : Warisan Budaya suwak/subak
Terraseres
b. Kebijakan pemerintah melalui pariwisata dan budaya, SDM, regulasi dan mekanisme pariwisata
c. Stakeholder pelaku pariwisata masyarakat dan swasta
d. Ekonomi kreatif ; ajang promosi cyber destinasi wisata
e. Dll.
Penghambat
a. Kondisi geografi ; kontur tanah dataran tinggi, perbukitan bebatuan, lembah dan ngarai
b. Kondisi Iklim dan cuaca ; risiko bencana alam erosi air, longsoran tanah. Cuaca ekstrem; kabut dan petir dimusim hujan,
angin di musim kemarau.
c. Fasilitas sarana kurang; pos, posko, persinggahan, peristirahatan, toilet, peribadatan, akses komunikasi dan fasilitas
umum lainnya
d. Akses sarana jalan; kecil, berliku, berkelok, tanjakan turunan, keadaan rusak, penerangan kurang
e. Dll.
Suwak Saweuy, ylbk, 2018 16
Esensi Alternatif Solusi
Beberapa alternatif permasalahan sesuai pencapaian standar meliputi kemudahan, kenyamanan, dan keselamatan
dengan prioritas utama yaitu pembangunan kelengkapan infrastruktur jalan dan lalu lintas ;
1. Perlunya Identitas Informasi yang mendukung kemudahan Arah konsumen wisata ke Destinasi Pariwisata dari jalur
jalan utama Kabupaten
2. Pentingnya kelengkapan fasilitas umum tourism untuk kenyamanan kunjungan destinasi wisata; pos, posko,
persinggahan, guide, map dan lainnya
3. Kewajiban rambu-rambu lalu lintas dan kelengkapan lainnya untuk keselamatan traveloka wisata di kunjungan
destinasi wisata
Real Point
Kelengkapan awal yang realistis dalam aksesbilitas minimal perlu dibangun menuju dan di destinasi wisata;
1. Plang Arah Wisata dari jalur utama sampai ke titik destinasi wisata
2. Gapura/Plang Identitas Masuk Lokasi Destinasi Wisata, dapat dilengkapi pos, posko, parking area, rest area, dll.
3. Plang Informasi Peta Destinasi (Landscape Map) dan Plang Sosial; seperti larangan, awasa dan waspada
4. Rambu Lalu Lintas Standar di Destinasi Wisata, seperti Rambu Lalin Inti ; tanda belokan tajam, tanda naik/turunan
tajam, dilarang parkir, jalan licin/berbatu, dan lainnya
5. Marka jalan, perlindungan jurang/lembah dan ngarai, dan;
6. Penerangan jalan malam dan/ siang dalam kondisi kabut
Suwak Saweuy, ylbk, 2018 17
Survey Lokasi Destinasi
Suwak Saweuy, ylbk, 2018 18
Harapan-harapan dan Opini
Disematkannya Panyaweuyan sebagai Cultural Landscape Destinasi Parisisata Provinsi Jawa Barat dengan Predikat
WBD Warisan Budaya Dunia.
Watch Team ylbk Report, Februari 2018
Dede Aryana Syukur, SH.; M. Shafari, S.Pd.; F. Mangindaan, SE.;
Asep Dadan Hermawan, S.Pd.; Dedi Supriadi, SE.;
Beben Badruzaman SP.; Taufik Ma’ruf, SH.
Deden Irwan Budiarto, S.Sos
Suwak Saweuy, ylbk, 2018 19

More Related Content

Similar to Kajian penyaweuyan budpar majalengka

Kel. 6 tugas daya tarik & infrastruktur pariwisata
Kel. 6 tugas  daya tarik & infrastruktur pariwisataKel. 6 tugas  daya tarik & infrastruktur pariwisata
Kel. 6 tugas daya tarik & infrastruktur pariwisataAGHNIATH
 
Konsep_Pengembangan_Kawasa_Pariwisata.pptx
Konsep_Pengembangan_Kawasa_Pariwisata.pptxKonsep_Pengembangan_Kawasa_Pariwisata.pptx
Konsep_Pengembangan_Kawasa_Pariwisata.pptxamrin syahrafi
 
Potensi dan daya tarik wisata kelas X
Potensi dan daya tarik wisata kelas XPotensi dan daya tarik wisata kelas X
Potensi dan daya tarik wisata kelas XAde Ela Pratiwi
 
PTT MINIRISET KELOMPOK 1 GEO PARIWISATA new.pptx
PTT MINIRISET KELOMPOK 1 GEO PARIWISATA new.pptxPTT MINIRISET KELOMPOK 1 GEO PARIWISATA new.pptx
PTT MINIRISET KELOMPOK 1 GEO PARIWISATA new.pptxDeboraginting1
 
Digital Sustainable Tourism.pptx
Digital Sustainable Tourism.pptxDigital Sustainable Tourism.pptx
Digital Sustainable Tourism.pptxssuserd99934
 
Pengembangan Objek Wisata Alam Telaga Sunyi di Kabupaten Banyumas Jawa Tengah
Pengembangan Objek Wisata Alam Telaga Sunyi di Kabupaten Banyumas Jawa TengahPengembangan Objek Wisata Alam Telaga Sunyi di Kabupaten Banyumas Jawa Tengah
Pengembangan Objek Wisata Alam Telaga Sunyi di Kabupaten Banyumas Jawa TengahMargareth Marcheli
 
Presentation - Tourism Focus Group Discussion (FGD).pptx
Presentation - Tourism Focus Group Discussion (FGD).pptxPresentation - Tourism Focus Group Discussion (FGD).pptx
Presentation - Tourism Focus Group Discussion (FGD).pptxagusdavidramdansyah
 
Kawasan WisataTerintegrasi Kerambitan 070421.pptx
Kawasan WisataTerintegrasi Kerambitan 070421.pptxKawasan WisataTerintegrasi Kerambitan 070421.pptx
Kawasan WisataTerintegrasi Kerambitan 070421.pptxyudhapartama
 
Tourism Life Cycle Kep. Derawan_Adinda Agustian.pdf
Tourism Life Cycle Kep. Derawan_Adinda Agustian.pdfTourism Life Cycle Kep. Derawan_Adinda Agustian.pdf
Tourism Life Cycle Kep. Derawan_Adinda Agustian.pdfAdindaAgustian1
 
MAPS KABUPATEN KUDUS.pptx
MAPS KABUPATEN KUDUS.pptxMAPS KABUPATEN KUDUS.pptx
MAPS KABUPATEN KUDUS.pptxRezkiAlifyana
 
Mustika permatasari.pptx
Mustika permatasari.pptxMustika permatasari.pptx
Mustika permatasari.pptxMelatiPratama
 
kawasan dan daya tarik wisata.pdf
kawasan dan daya tarik wisata.pdfkawasan dan daya tarik wisata.pdf
kawasan dan daya tarik wisata.pdfsaydewiknow
 
template-proposal-desa-adwi-2022-5201032020.pdf
template-proposal-desa-adwi-2022-5201032020.pdftemplate-proposal-desa-adwi-2022-5201032020.pdf
template-proposal-desa-adwi-2022-5201032020.pdfAndisulis4
 
Strategi Penilaian dan ketahanan desa wisata di tengah kondisi kebiasaan baru...
Strategi Penilaian dan ketahanan desa wisata di tengah kondisi kebiasaan baru...Strategi Penilaian dan ketahanan desa wisata di tengah kondisi kebiasaan baru...
Strategi Penilaian dan ketahanan desa wisata di tengah kondisi kebiasaan baru...Akademi Desa 4.0
 
05 pengembangan pariwisata bahari
05 pengembangan pariwisata bahari05 pengembangan pariwisata bahari
05 pengembangan pariwisata bahariEko Efendi
 
1724091_1724068.pptx
1724091_1724068.pptx1724091_1724068.pptx
1724091_1724068.pptxGezaPramanta
 
Inpres 16 2005 kebijakan pembangunan kebudayaan dan pariwisata
Inpres 16 2005 kebijakan pembangunan kebudayaan dan pariwisataInpres 16 2005 kebijakan pembangunan kebudayaan dan pariwisata
Inpres 16 2005 kebijakan pembangunan kebudayaan dan pariwisataFitri Indra Wardhono
 

Similar to Kajian penyaweuyan budpar majalengka (20)

Kel. 6 tugas daya tarik & infrastruktur pariwisata
Kel. 6 tugas  daya tarik & infrastruktur pariwisataKel. 6 tugas  daya tarik & infrastruktur pariwisata
Kel. 6 tugas daya tarik & infrastruktur pariwisata
 
Konsep_Pengembangan_Kawasa_Pariwisata.pptx
Konsep_Pengembangan_Kawasa_Pariwisata.pptxKonsep_Pengembangan_Kawasa_Pariwisata.pptx
Konsep_Pengembangan_Kawasa_Pariwisata.pptx
 
Potensi dan daya tarik wisata kelas X
Potensi dan daya tarik wisata kelas XPotensi dan daya tarik wisata kelas X
Potensi dan daya tarik wisata kelas X
 
PTT MINIRISET KELOMPOK 1 GEO PARIWISATA new.pptx
PTT MINIRISET KELOMPOK 1 GEO PARIWISATA new.pptxPTT MINIRISET KELOMPOK 1 GEO PARIWISATA new.pptx
PTT MINIRISET KELOMPOK 1 GEO PARIWISATA new.pptx
 
Digital Sustainable Tourism.pptx
Digital Sustainable Tourism.pptxDigital Sustainable Tourism.pptx
Digital Sustainable Tourism.pptx
 
Pengembangan Objek Wisata Alam Telaga Sunyi di Kabupaten Banyumas Jawa Tengah
Pengembangan Objek Wisata Alam Telaga Sunyi di Kabupaten Banyumas Jawa TengahPengembangan Objek Wisata Alam Telaga Sunyi di Kabupaten Banyumas Jawa Tengah
Pengembangan Objek Wisata Alam Telaga Sunyi di Kabupaten Banyumas Jawa Tengah
 
Presentation - Tourism Focus Group Discussion (FGD).pptx
Presentation - Tourism Focus Group Discussion (FGD).pptxPresentation - Tourism Focus Group Discussion (FGD).pptx
Presentation - Tourism Focus Group Discussion (FGD).pptx
 
Kawasan WisataTerintegrasi Kerambitan 070421.pptx
Kawasan WisataTerintegrasi Kerambitan 070421.pptxKawasan WisataTerintegrasi Kerambitan 070421.pptx
Kawasan WisataTerintegrasi Kerambitan 070421.pptx
 
Tourism Life Cycle Kep. Derawan_Adinda Agustian.pdf
Tourism Life Cycle Kep. Derawan_Adinda Agustian.pdfTourism Life Cycle Kep. Derawan_Adinda Agustian.pdf
Tourism Life Cycle Kep. Derawan_Adinda Agustian.pdf
 
Kajian pembangunan wisata alam pada ekosistem gambut
Kajian pembangunan wisata alam pada ekosistem gambutKajian pembangunan wisata alam pada ekosistem gambut
Kajian pembangunan wisata alam pada ekosistem gambut
 
MAPS KABUPATEN KUDUS.pptx
MAPS KABUPATEN KUDUS.pptxMAPS KABUPATEN KUDUS.pptx
MAPS KABUPATEN KUDUS.pptx
 
Mustika permatasari.pptx
Mustika permatasari.pptxMustika permatasari.pptx
Mustika permatasari.pptx
 
kawasan dan daya tarik wisata.pdf
kawasan dan daya tarik wisata.pdfkawasan dan daya tarik wisata.pdf
kawasan dan daya tarik wisata.pdf
 
template-proposal-desa-adwi-2022-5201032020.pdf
template-proposal-desa-adwi-2022-5201032020.pdftemplate-proposal-desa-adwi-2022-5201032020.pdf
template-proposal-desa-adwi-2022-5201032020.pdf
 
Strategi Penilaian dan ketahanan desa wisata di tengah kondisi kebiasaan baru...
Strategi Penilaian dan ketahanan desa wisata di tengah kondisi kebiasaan baru...Strategi Penilaian dan ketahanan desa wisata di tengah kondisi kebiasaan baru...
Strategi Penilaian dan ketahanan desa wisata di tengah kondisi kebiasaan baru...
 
Lampiran perda nomor 1 tahun 2012 rippda
Lampiran perda nomor 1 tahun 2012 rippdaLampiran perda nomor 1 tahun 2012 rippda
Lampiran perda nomor 1 tahun 2012 rippda
 
05 pengembangan pariwisata bahari
05 pengembangan pariwisata bahari05 pengembangan pariwisata bahari
05 pengembangan pariwisata bahari
 
Materi geopark
Materi geoparkMateri geopark
Materi geopark
 
1724091_1724068.pptx
1724091_1724068.pptx1724091_1724068.pptx
1724091_1724068.pptx
 
Inpres 16 2005 kebijakan pembangunan kebudayaan dan pariwisata
Inpres 16 2005 kebijakan pembangunan kebudayaan dan pariwisataInpres 16 2005 kebijakan pembangunan kebudayaan dan pariwisata
Inpres 16 2005 kebijakan pembangunan kebudayaan dan pariwisata
 

More from Mohammad Shafari

More from Mohammad Shafari (20)

LPK-ylbk 2022.pdf
LPK-ylbk 2022.pdfLPK-ylbk 2022.pdf
LPK-ylbk 2022.pdf
 
LPK-ylbk 2021.pdf
LPK-ylbk 2021.pdfLPK-ylbk 2021.pdf
LPK-ylbk 2021.pdf
 
LPK-ylbk 2020.pdf
LPK-ylbk 2020.pdfLPK-ylbk 2020.pdf
LPK-ylbk 2020.pdf
 
LPK-ylbk 2019.pdf
LPK-ylbk 2019.pdfLPK-ylbk 2019.pdf
LPK-ylbk 2019.pdf
 
LPK-ylbk 2018.pdf
LPK-ylbk 2018.pdfLPK-ylbk 2018.pdf
LPK-ylbk 2018.pdf
 
SALAGEDANG SKM 2023.pdf
SALAGEDANG SKM 2023.pdfSALAGEDANG SKM 2023.pdf
SALAGEDANG SKM 2023.pdf
 
SUKAHAJI SKM 2023.pdf
SUKAHAJI SKM 2023.pdfSUKAHAJI SKM 2023.pdf
SUKAHAJI SKM 2023.pdf
 
BALIDA SKM PKM 2023.pdf
BALIDA SKM PKM 2023.pdfBALIDA SKM PKM 2023.pdf
BALIDA SKM PKM 2023.pdf
 
SKM UPTD PKM KASOKADEL 2023.pdf
SKM UPTD PKM KASOKADEL 2023.pdfSKM UPTD PKM KASOKADEL 2023.pdf
SKM UPTD PKM KASOKADEL 2023.pdf
 
SKM UPTD PUSKESMAS DTP JATIWANGI 2023.pdf
SKM UPTD PUSKESMAS DTP JATIWANGI 2023.pdfSKM UPTD PUSKESMAS DTP JATIWANGI 2023.pdf
SKM UPTD PUSKESMAS DTP JATIWANGI 2023.pdf
 
SKM UPTD PKM PANYINGKIRAN 2023.pdf
SKM UPTD PKM PANYINGKIRAN 2023.pdfSKM UPTD PKM PANYINGKIRAN 2023.pdf
SKM UPTD PKM PANYINGKIRAN 2023.pdf
 
SKM UPTD PKM LOJI 2023.pdf
SKM UPTD PKM LOJI 2023.pdfSKM UPTD PKM LOJI 2023.pdf
SKM UPTD PKM LOJI 2023.pdf
 
SKM UPTD MUNJUL 2023.pdf
SKM UPTD MUNJUL 2023.pdfSKM UPTD MUNJUL 2023.pdf
SKM UPTD MUNJUL 2023.pdf
 
SKM UPTD PKM PANONGAN 2023.pdf
SKM UPTD PKM PANONGAN 2023.pdfSKM UPTD PKM PANONGAN 2023.pdf
SKM UPTD PKM PANONGAN 2023.pdf
 
SKM KADIPATEN.pdf
SKM KADIPATEN.pdfSKM KADIPATEN.pdf
SKM KADIPATEN.pdf
 
SKM UPTD PKM SINDANG 2023.pdf
SKM UPTD PKM SINDANG 2023.pdfSKM UPTD PKM SINDANG 2023.pdf
SKM UPTD PKM SINDANG 2023.pdf
 
SKM UPTD PKM RAJAGALUH 2023.pdf
SKM UPTD PKM RAJAGALUH 2023.pdfSKM UPTD PKM RAJAGALUH 2023.pdf
SKM UPTD PKM RAJAGALUH 2023.pdf
 
SKM PERUMDA AIR MINUM TBJ 2023.pdf
SKM PERUMDA AIR MINUM TBJ 2023.pdfSKM PERUMDA AIR MINUM TBJ 2023.pdf
SKM PERUMDA AIR MINUM TBJ 2023.pdf
 
IKM STAF RS CDR 2023 SMT 1.pdf
IKM STAF RS CDR 2023 SMT 1.pdfIKM STAF RS CDR 2023 SMT 1.pdf
IKM STAF RS CDR 2023 SMT 1.pdf
 
IKM RS CDR 23 SMT 1 FULL.pdf
IKM RS CDR 23 SMT 1 FULL.pdfIKM RS CDR 23 SMT 1 FULL.pdf
IKM RS CDR 23 SMT 1 FULL.pdf
 

Kajian penyaweuyan budpar majalengka

  • 1.
  • 2. KEARIFAN LOKAL OBJEK PENYAWEUYAN Agrowisata dan Budaya Kawasan Panyaweuyan Argapura merupakan daerah perbukitan terjal dengan ketinggian antara 400-2000 meter dpl, dan kemiringan tanahnya berkisar antara 25 – 40 persen. Mengikuti kontur tanah yang miring, maka beberapa lahan dijadikan berundak-undak, sehingga terciptalah sawah terasering yang dapat dimanfaatkan untuk pertanian dan perkebunan. Beberapa hasil bumi unggulan yang dapat kita temukan di kawasan ini, diantaranya seperti: bawang daun, padi, boled (ubi jalar), bawang merah, dan sebagainya. Di Panyaweuyan keluasan perbukitan yang didominasi oleh sawah terasering yang membentuk pola serupa yang indah nan menawan menjadi sajian utama yang tak ada habisnya. Mulai banyaknya para wisatawan yang berkunjung berdampak positif bagi pengembangan pariwisata di Majalengka. Seyogyanya diiringi pula dengan penataan lingkungan yang tepat, baik itu wawasan masyarakat petani setempat sebagai tuan rumah sekaligus pemilik sawah yang harus menerima kedatangan pengunjung, maupun pemerintah setempat dalam penataan agrowisata agar pengunjung tidak sembarangan menginjak tanaman milik petani. Suwak Saweuy, ylbk, 2018 2
  • 3. Fakta Sejarah Di Indonesia, terasering dengan sistem subak sudah menjadi sistem pertanian yang ada sejak lama. Sistem pengairan dan subak dapat dilacak dalam beberapa prasasti dari abad 9 dan 10. Di antaranya a. Prasasti-prasasti Sukawana (882M) menunjukan bahwa sistem pertanian sawah dan tegalan telah ada pada masa itu. b. Prasasti Bebetin (896 M) menyebut kata- “Undagi Pangarung “ (tukang membuat terowongan air). Pada masa itu sudah ada ukuran pembagian air untuk persawahan yang disebuat “Kilan” yakni ukuran air untuk persawahan. c. Prasasti Pandak Bandung (1071 M) menyebut kata Subak yang berasal dari kata Suwak asal kata dari “Asuwakan” yang sekarang menjadi kata “Kasubakan atau Subak”. d. Prasasti Klungkung (1072 M) terdapat kata “Kasuwakan Rawas” yang artinya “Kasubakan Atau Subak Rawas”. Budaya Suwak dan Saweuy Suwak Suwak diambil dari asal kata fonem yang berkembang sekarang yaitu subak. Suwak merupakan salah satu Ritual Budaya Nusantara termasuk Sunda. Masyarakat Sunda dahulu memiliki tradisi hidup di dataran tinggi, sehingga dari segi ekonomi penghidupannya cenderung mengandalkan sektor pertanian, perkebunan dan peternakan. Suwak merupakan salah satu teknik pertanian di dataran tinggi yang berkembang pada zaman itu. Sistem yang dikembangkan pada lahan pertanian area perbukitan digunakan sistem ’Undak’ dengan sengkedan petak atau ’Undagi’ Suwak Saweuy, ylbk, 2018 3
  • 4. ist. kemudian dengan fonem kata ’Pendakian’ berupa cocok tanam dengan upaya pendakian dan hasilnya berupa ’daki’ atau hasil kerja keras. Dalam teknik suwak untuk memudahkan undakan diterapkan sengked dengan perlakuan sama atau dikenal dengan ”Sawa’ fonem ’Sawah’ maknanya sama saja. Sehingga terasering pertanian akan terlihat serupa. Tradisi budaya suwak berkembang menjadi beberapa kawasan ”Argo’ atau zona kawasan, seperti kawasan pertanian; padi, teh, kopi, sayuran, dan lainnya, perekonomian bahkan sampai dengan kawasan spiritual. Panyaweuyan merupakan sebuah kawasan pertanian dan perkebunan di dataran tinggi sebagai sebuah kenampakan alam buatan tradisi kultur budaya leluhur di masa silam. Berdasarkan fakta kultural yang terdapat di daerah tersebut secara kongkrit hanya terdapat dua zona yaitu Arga Pura dan Arga Mukti dari sekian Arga lainnya. Dengan dasar tersebut jelaslah terdapat bukti jejak Hindu yang nampak dari segi kultur budaya; Arga Pura zona kawasan Peribadatan, sedangkan Arga Mukti yaitu kawasan Kemukten dan/Kesejahteraan. Saweuy Saweuy merupakan kata yang mengandung istilah dengan arti jaring. Dalam uga peribahasa sunda dikenal dengan ”Mipindingan Beunget Ku Saweuy” yang artinya menutup muka yang malu dengan jaring, ist. peribahasa janaka; mentertawakan, maknanya segala kelakuan memalukan yang ingin disembunyikan jika hanya ditutup dengan jaring akan terlihat pula. Kawasan Panyaweuyan secara kultur silam termasuk dalam Argo Mukti tempat pertanian, sehingga secara alamiah burung-burung pun cenderung datang memetik makanan di sana. Maka Panyaweuyan konotasinya sebagai tempat menjerat burung di malam hari menggunakan jaring. Suwak Saweuy, ylbk, 2018 4
  • 5. TUJUAN DAN SASARAN Tujuan Tujuan dari kajian ini yaitu mengembangkan destinasi pariwisata dalam traveloka Agrowisata Budaya Panyaweuyan Kecamatan Argapura Kabupaten Majalengka. Sasaran Sasaran yang hendak dicapai sesaui tujuan dengan prioritas utama sebagai berikut : a. Menggali daya tarik konsumen wisata terhadap Agrowisata Budaya Panyaweuyan b. Mengidentifikasi kebutuhan konsumen wisata di Agrowisata Budaya Panyaweuyan c. Merencanakan aksesibilitas traveloka kawasan Agrowisata Budaya Panyaweuyan DESAIN MODEL Teknik Teknik yang dikembangkan dalam kajian ini menerapkan teknik pendekatan Consumer Based Tourism merupakan suatu model pengembangan pariwisata berbasis konsumen. Hal ini dimaksudkan bahwa pariwisata Suwak Saweuy, ylbk, 2018 5
  • 6. merupakan jasa pelayanan publik yang diberikan pelaku kepariwisataan terhadap wisatawan, sehingga wisatawan merupakan konsumen yang kedudukannya secara hukum dilindungi oleh peraturan perundang-undangan. Dasar 1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen Pasal 2 : Perlindungan konsumen berasaskan manfaat, keadilan, keseimbangan, keamanan dan keselamatan konsumen, serta kepastian hukum. Asas keamanan dan keselamatan konsumen dimaksudkan untuk memberikan jaminan atas keamanan dan keselamatan kepada konsumen dalam penggunaan, pemakaian dan pemanfaatan barang dan/atau jasa yang dikonsumsi atau digunakan. Pasal 4 Hak konsumen adalah : 1). hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang dan/atau jasa; 2) Perda Provinsi Jawa Barat Nomor 15 Tahun 2015 Tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015-2025, Pasal 1 ayat 20; bahwa Fasilitas Pariwisata adalah semua jenis sarana yang secara khusus ditujukan untuk mendukung penciptaan kemudahan, kenyamanan, dan keselamatan wisatawan dalam melakukan kunjungan ke Destinasi Pariwisata. Kebijakan Perda Provinsi Jawa Barat Nomor 15 Tahun 2015 Tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015-2025, Pasal 13 bahwa Kebijakan pembangunan destinasi pariwisata, meliputi: Suwak Saweuy, ylbk, 2018 6
  • 7. a. pembangunan DPP, KPPP, dan KSPP yang memiliki tema khas dan mampu menjawab isu strategis, serta mewujudkan visi dan misi pembangunan kepariwisataan Daerah Provinsi; b. pembangunan destinasi pariwisata alam, budaya, dan hasil buatan manusia khas Daerah Provinsi sebagai destinasi pariwisata unggulan yang memperhatikan dan menjunjung tinggi kearifan lokal; c. perwujudan keterpaduan aksesibilitas transportasi yang mendukung pembangunan kepariwisataan Daerah Provinsi; dan d. pembangunan prasarana umum, fasilitas umum, dan fasilitas pariwisata ramah lingkungan dan memenuhi standar- standar nasional dan internasional, terutama di DPP Strategi Perda Provinsi Jawa Barat Nomor 15 Tahun 2015 Tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi Jawa Barat Tahun 2015-2025, Pasal 14 Ayat (3) Strategi untuk perwujudan keterpaduan aksesibilitas transportasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 huruf c, meliputi: a. meningkatkan aksesibilitas melalui jaringan transportasi darat, laut, dan udara ke destinasi pariwisata utama bagi wisatawan Nusantara dan mancanegara di Indonesia; b. meningkatkan keterpaduan jaringan transportasi yang menghubungkan DPP, KSPP, dan KPPP; dan c. meningkatkan aksesibilitas internasional melalui jaringan laut dan udara yang memenuhi standar pelayanan internasional Suwak Saweuy, ylbk, 2018 7
  • 8. Ayat (4) Strategi untuk pembangunan prasarana umum, fasilitas umum, dan fasilitas pariwisata, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 huruf d meliputi: a. membangun jaringan air buangan dan limbah serta sistem pengelolaan sampah yang ramah lingkungan di DPP; b. meningkatkan kualitas sarana dan pelayanan fasilitas kesehatan, peribadatan, keuangan, komunikasi, keamanan, dan keselamatan agar memenuhi standar pelayanan nasional dan internasional; dan c. mengembangkan fasilitas pariwisata berstandar pengelolaan dan pelayanan nasional dan internasional dengan tetap memperhatikan nilai kearifan lokal Konsep Permodelan Fasilitas pariwisata adalah semua jenis sarana yang secara khusus ditujukan untuk mendukung penciptaan kemudahan, kenyamanan, dan keselamatan wisatawan dalam melakukan kunjungan ke destinasi pariwisata sesui standar. Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara. Sehingga akses sarana jalan menuju dan di tempat wisata merupakan faktor utama keselamatan yang harus diupayakan pengembangannya melalui pembangunan infrastruktur secara unggul. Penciptaan kemudahan wisata dalam aksesibilitas pariwisata berperan penting terhadap traveloka meliputi semua jenis sarana dan prasarana transportasi yang mendukung pergerakan wisatawan dari wilayah asal wisatawan ke destinasi pariwisata maupun pergerakan di dalam wilayah destinasi pariwisata dalam kaitan dengan motivasi kunjungan wisata. Suwak Saweuy, ylbk, 2018 8
  • 9. Dalam mendukung kenyamanan traveloka dalam pergerakan wisatawan di desitanasi wisata diperlukan kelengkapan fasilitas umum berupa sarana pelayanan dasar fisik suatu lingkungan yang diperuntukkan bagi masyarakat umum dalam melakukan aktifitas kehidupan keseharian. Berikut konsep sederhana permodelan traveloka dalam ranah konsumen, Suwak Saweuy, ylbk, 2018 9 Input Visitor Wisatawan Lingkungan Geografis/Alam Fasilitas/Infrastruktur Aksesibilitas Outcome Wisatawan Aman, Nyaman, Selamat Proses Staregi Rencana Pengembangan Agro Wisata Determinan Kebijakan/Standar Program & Strategi Kearifan Lokal Output Priority Aksesibilitas Sarana Umum Jalan Wisata
  • 10. KEADAAN, SITUASI, DAN KONDISI Deskripsi Lingkungan Situasi sekarang perlu diperhatikan sebelum perencanaan dibuat, kemudian diukur menurut kemampuan organisasi dari seluruh komponen yang ada secara sistemik. Hal ini didasari bahwa kondisi saat ini perkembangan pariwisata di Kabupaten Majalengka dalam persepektif konsumen mulai berdampak positif seperti peningkatan pendapatan daerah, penciptaan lapangan kerja, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Tetapi juga menimbulkan dampak negatif terhadap konsumen wisatawan, seperti ; kecelakaan kunjungan, pencemaran lingkungan, alih fungsi lahan pertanian dan hutan menjadi berbagai fasilitas dan sarana pariwisata seperti hotel, restoran, objek wisata dan lain-lain. Menanggapi kondisi tersebut diperlukan perencanaan konsep destinasi wisata yang matang, handal, dan akurat, sehingga dapat meminimalisir dampak negatif pembangunan pariwisata yang dikembangkan. Suwak Saweuy, ylbk, 2018 10
  • 11. Geografis & Contoh Galian Domain Destinasi No Subjek Alam Sumber Domain Media Objek sarana Hotspot Wisata Recommended Gejala Negatif Safe 1. Air Mata air Pipa Terminal Air Kanal Fresh Water Erosi air, kekurangan air Air bersih Hujan Irigasi Bendungan Pompa Embun Penyaring Penampung Torn 2. Udara Awan & Angin Musim hujan Puncak Pos, villa Brainstorm Tornado halilintar & petir Udara Bersih Musim kemarau Puncak Pos, villa Cloudly - Langit Malam Pagi sore Puncak Gunung Pos, Villa Nightstar, Meteorpark Panoramio Sunset, Sunrise - Kabut Musim hujan Natur Sholarsell Mercusuar Laka 3. Tanah Hutan Kawasan Pohon dan binatang Suaka Alam Junglepark Kebakaran, kerusakan hutan Suaka hutan Bukit Pertanian & perkebunan Lembah & ngarai Pos, villa Terasering Watch Terraseres Longsoran tanah Suaka budaya Permukaan Akses perjalanan Kelokan, tanjakan- turunan Jalan dan Rambu Lalin Mountain Street Laka Keselamatan traveloka 4. Api Kayu bakar kering Dingin Malam Api unggun Area perkemahan Buper (tidak dianjurkan) Kebakaran lahan Waspada api 5. Binatang Burung Kuda, etc Keindahan Efektivitas Ternak, Kontes, Lomba Zoo park Safe Bird/Love Bir Horse Travel Perburuan Perlindungan Hewan 6. Tanaman Pangan Sayuran Agribisnis Pasar Oleh-oleh Limbah. Kerusakan Suaka pangan Suwak Saweuy, ylbk, 2018 11
  • 12. Unggulan (Rec; Brokoli) senggol tanah & bumi 7. Human Pengunjung Wisatawan Traveloka Standar Fasilitas Destinasi Laka Mudah, nyaman, selamat Aksesibilitas Destinasi Suwak Saweuy, ylbk, 2018 12
  • 16. IDENTIFIKASI HASIL Pendukung a. Daya tarik destinasi wisata : Kenampakan alam : Panoramio, dan kenampakan buatan : Warisan Budaya suwak/subak Terraseres b. Kebijakan pemerintah melalui pariwisata dan budaya, SDM, regulasi dan mekanisme pariwisata c. Stakeholder pelaku pariwisata masyarakat dan swasta d. Ekonomi kreatif ; ajang promosi cyber destinasi wisata e. Dll. Penghambat a. Kondisi geografi ; kontur tanah dataran tinggi, perbukitan bebatuan, lembah dan ngarai b. Kondisi Iklim dan cuaca ; risiko bencana alam erosi air, longsoran tanah. Cuaca ekstrem; kabut dan petir dimusim hujan, angin di musim kemarau. c. Fasilitas sarana kurang; pos, posko, persinggahan, peristirahatan, toilet, peribadatan, akses komunikasi dan fasilitas umum lainnya d. Akses sarana jalan; kecil, berliku, berkelok, tanjakan turunan, keadaan rusak, penerangan kurang e. Dll. Suwak Saweuy, ylbk, 2018 16
  • 17. Esensi Alternatif Solusi Beberapa alternatif permasalahan sesuai pencapaian standar meliputi kemudahan, kenyamanan, dan keselamatan dengan prioritas utama yaitu pembangunan kelengkapan infrastruktur jalan dan lalu lintas ; 1. Perlunya Identitas Informasi yang mendukung kemudahan Arah konsumen wisata ke Destinasi Pariwisata dari jalur jalan utama Kabupaten 2. Pentingnya kelengkapan fasilitas umum tourism untuk kenyamanan kunjungan destinasi wisata; pos, posko, persinggahan, guide, map dan lainnya 3. Kewajiban rambu-rambu lalu lintas dan kelengkapan lainnya untuk keselamatan traveloka wisata di kunjungan destinasi wisata Real Point Kelengkapan awal yang realistis dalam aksesbilitas minimal perlu dibangun menuju dan di destinasi wisata; 1. Plang Arah Wisata dari jalur utama sampai ke titik destinasi wisata 2. Gapura/Plang Identitas Masuk Lokasi Destinasi Wisata, dapat dilengkapi pos, posko, parking area, rest area, dll. 3. Plang Informasi Peta Destinasi (Landscape Map) dan Plang Sosial; seperti larangan, awasa dan waspada 4. Rambu Lalu Lintas Standar di Destinasi Wisata, seperti Rambu Lalin Inti ; tanda belokan tajam, tanda naik/turunan tajam, dilarang parkir, jalan licin/berbatu, dan lainnya 5. Marka jalan, perlindungan jurang/lembah dan ngarai, dan; 6. Penerangan jalan malam dan/ siang dalam kondisi kabut Suwak Saweuy, ylbk, 2018 17
  • 18. Survey Lokasi Destinasi Suwak Saweuy, ylbk, 2018 18
  • 19. Harapan-harapan dan Opini Disematkannya Panyaweuyan sebagai Cultural Landscape Destinasi Parisisata Provinsi Jawa Barat dengan Predikat WBD Warisan Budaya Dunia. Watch Team ylbk Report, Februari 2018 Dede Aryana Syukur, SH.; M. Shafari, S.Pd.; F. Mangindaan, SE.; Asep Dadan Hermawan, S.Pd.; Dedi Supriadi, SE.; Beben Badruzaman SP.; Taufik Ma’ruf, SH. Deden Irwan Budiarto, S.Sos Suwak Saweuy, ylbk, 2018 19