2. Perusahaan
Jasa
Tidak berwujud
Tidak dapat
dippisahkan
Berubah-ubah
Tidak dapat
disimpan
memiliki karakteristik
proses pencatatan transaksi
menggunakan
Akun
Numerial
Desimal
Mnemonik
Campuran
huruf dan
angka
memiliki model
digolongkan
menjadi
Judul
Ruang untuk
mencatat
peningkatan
jumlah pos atau
item bersangkutan
melakukan
Transaksi
terdiri dari
Transaksi
pengeluaran kas
terdiri dari
Transaksi
pembelian
Transaksi
pelunasan hutang
Transaksi
penerimaan kas terdiri dari
Transaksi
pembayaran tunai
Transaksi
pelunasan piutang
3. KARAKTERISTIK PERUSAHAAN JASA
Terdapat empat karakteristik yang membedakan antara jasa
(service) dan barang (goods), antara lain:
1. Tidak Berwujud (Intangible). Sifat jasa tidak memiliki
wujud fisik yang dapat dilihat dan diraba.
2. Tidak Dapat Dipisahkan (Inseparability). Tidak ada
pemisahan antara produksi dan penjualan jasa.
3. Berubah-ubah (Variability). Jasa memiliki sifat tidak dapat
distandarisasi karena sangat bergantung kepada selera,
waktu, tempat, dan karakteristik konsumen.
4. Tidak Dapat Disimpan (Perishability). Jasa memiliki sifat
tidak dapat disimpan untuk dijual kembali pada waktu
yang berbeda. Inilah mengapa perusahaan jasa tidak
memiliki persediaan jasa.
4. Terdapat dua transaksi utama pada perusahaan pada perusahaan jasa
menurut sudut pandang akuntansi, antara lain transaksi administratif dan
transaksi penjualan jasa.
KLASIFIKASI DAN HUBUNGAN ANTARTRANSAKSI PADA PERUSAHAAN JASA
Transaksi Perusahaan Jasa
Transaksi Admisnistrasi
(menerima/membayar/mencatat)
Transaksi Penjualan Jasa
terdiri atas
menunjang
5. Terdapat lima kategori produk yang ditawarkan
perusahaan terkait dengan produk jasa atau
barang.
1. 100% Barang. Misalnya Perusahaan
Dagang secara umum
2. Barang dengan Tambahan Berupa Jasa.
Misalnya Barang Elektronik plus Jasa
Perbaikan apabila ada kerusakan
3. Hybrid. Menjual Barang dan Jasa
sekaligus
4. Jasa dengan Tambahan Barang. Misalnya
Jasa Service
5. 100% Jasa. Misalnya Pendidikan, Jasa
Perbankan, kursus,dll
6. SIKLUS AKUNTANSI PADA PERUSAHAAN JASA
Proses kegiatan pencatatan akuntansi sebagai suatu siklus akuntansi terdiri
dari kegiatan sebagai berikut:
1. Mempersiapkan dan mengumpulkan bukti transaksi.
2. Mencatat transaksi dalam buku harian/jurnal.
3. Memindahkan transaksi dari jurnal ke akun buku besar (posting).
4. Membuat neraca saldo.
5. Mempersiapkan data penyesuaian.
6. Membuat kertas kerja (worksheet).
7. Menyusun laporan keuangan (neraca, laporan laba-rugi, laporan
perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan).
8. Membuat ayat penutup dan menutup akun buku besar.
9. Membuat neraca saldo setelah tutup buku.
10.Membuat ayat jurnal pembalik.
8. PEMBUATAN KODE AKUN
• Akun dikelompokkan sesuai dengan jenis akun, misalnya
kelompok aktiva, hutang, modal, pendapatan, dan beban.
• Tujuan pembuatan kode akun adalah sebagai berikut:
1. Memudahkan dalam mengelompokkan akun.
2. Membantu proses pencatatan akuntansi, karena dengan kode
akan lebih cepat menemukan akun yang dicari.
3. Memudahkan dalam mengingat dan mempercepat
pencatatan, karena kode akun telah mewakili nama-nama
akun yang bersangkutan.
9. MODEL KODE AKUN
Numerial. Numerial adalah kode dengan menggunakan nomor (angka).
Model nomor dapat dibuat dengan tiga cara sebagai berikut.
1. Kelompok. Kode (angka) angka dibuat berdasarkan kelompok akun.
Contoh:
a. Kelompok aktiva dengan nomor 1.
b. Kelompok hutang dengan nomor 2.
c. Kelompok modal dengan nomor 3.
d. Kelompok pendapatan dengan nomor 4.
e. Kelompok beban dengan nomor 5.
1 1 1 1
Jenis Akun : Kas
Sub golongan akun : Aktiva lancar
non persediaan
Golongan akun : Aktiva Lancar
Kelompok akun : Aktiva
10. 2. Blok. Kode akun dengan angka dibuat menjadi blok berdasarkan
kelompok akun, antara lain aktiva, hutang, modal, beban, dan
pendapatan. Contoh:
1. Kelompok Aktiva nomor 100-199
2. Kelompok Hutang nomor 200-299
3. Kelompok Modal nomor 300-399
4. Kelompok Pendapatan nomor 400-499
5. Kelompok Beban nomor 500-599
3. Kode Nomor Berurutan. Dengan kode nomor berurutan, akun
diberikan nomor secara berurutan. Nomor yang digunakan dapat
dimulai dari 1, 100, atau sesuai dengan yang diinginkan.
11. MODEL NUMERIAL MENGGUNAKAN NOMOR
BERURUTAN
Nomor Kode Nama Akun
100 Kas
101 Bank
102 Piutang Usaha
103 Wesel Tagih
104 Perlengkapan
121 Tanah
201 Hutang Usaha
202 Wesel Bayar
Catatan:
1. Nomor kode dapat dibuat tiga digit.
2. Nomor kode numerial lazim digunakan dalam teori akuntansi,
sedangkan nomor kode lain jarang digunakan.
12. Desimal. Pemberian kode menurut metode ini adalah berdasarkan
kelompok dan sub kelompok atau jenis akun, sementara antara kelompok
dan sub kelompok dipisahkan dengan titik
MODEL KODE AKUN DESIMAL
Nama Akun Kelompok Sub Kelompok Urutan No Kode
Kas
Perlengkapan
Gedung
Hutang dagang
Hutang hipotik
Beban gaji
Beban bunga
Aktiva (1)
Aktiva (1)
Aktiva (1)
Hutang (2)
Hutang (2)
Beban (5)
Beban (5)
Aktiva lancar (1)
Aktiva lancar (1)
Aktiva tetap (3)
Hutang lancar (1)
Hutang jangka panjang (2)
Beban usaha (1)
Beban lain (3)
1
4
4
1
1
1
1
1.1.1
1.1.4
1.3.4
2.1.1
2.2.1
5.1.1
5.3.1
13. Mnemonik. Mnemonik adalah kode akun dengan menggunakan huruf.
Teknik mnemonik sama dengan numerial.
MODEL KODE AKUN MNEMONIK
Kelompok Kode Jenis Akun Urutan Kode Akun
Aktiva A Kas
Piutang usaha
Perlengkapan
Gedung
A
B
C
F
Aa
Ab
Ac
Af
Hutang B Hutang usaha
Hutang iklan
A
C
Ba
Bc
Modal C Modal Arya
Prive Arya
A
B
Ca
Cb
Pendapatan D Pendapatan usaha
Pendapatan sewa
A
B
Da
Db
Beban E Beban gaji
Beban iklan
Beban bunga
A
B
H
Ea
Eb
Eh
14. Campuran Huruf dengan Angka. Kode akun menggunakan dan angka.
MODEL KODE AKUN CAMPURAN HURUF DENGAN ANGKA
Kelompok Kode Jenis Akun Urutan Kode Akun
Aktiva A Kas
Piutang usaha
Perlengkapan
Gedung
1
2
3
4
A.1
A.2
A.3
A.4
Hutang B Hutang usaha
Hutang iklan
Hutang hipotik
1
2
5
B.1
B.2
B.5
Modal C Modal Arya
Prive Arya
1
2
C.1
C.2
Pendapatan D Pendapatan usaha
Pendapatan sewa
1
2
D.1
D.2
Beban E Beban gaji
Beban iklan
Beban bunga
1
2
4
E.1
E.2
E.4
15. Tiap akun harus diberi nama dan nomor supaya jelas, sehingga mudah
diketahui hal apa saja yang dicatat dalam masing-masing akun.
(Klik di sini) untuk melihat pengelompokkan masing-masing akun.
16. PENGGOLONGAN AKUN
PENGELOMPOKKAN AKUN RILL DAN NOMINAL
Pengelompokkan akun-akun
Akun-akun riil Akun-akun nominal
Kelompok
akun harta
Kelompok akun
kewajiban
Kelompok
akun modal
Kelompok akun
pendapatan
Kelompok akun
beban
17. Akun Nominal.
Akun nominal merupakan akun-akun yang terdapat di laporan laba
rugi. Tiap akhir periode, akun ini harus ditutup oleh jurnal penutup.
Semua akun ini akan ditutup pada akun ikhtisar laba rugi. Pad awal
periode, saldo dari akun ini akan berniali nol. Berikut adalah
mekanisme penutupan akun nominal:
Pendapatan-pendapatan Rp. XXX
Ikhtisar laba rugi Rp. XXX
Ikhtisar laba rugi Rp. XXX
Beban-beban Rp. XXX
18. Akun Riil.
• Akun riil merupakan akun-akun yang terdapat di neraca saldo, antara
lain terdiri dari akun-akun aktiva, hutang, dan ekuitas.
• Tiap akhir periode, akun-akun ini tidak ditutp, sehingga pada awal
periode, akun-akun riil akan memiliki saldo dari periode-periode yang
lalu.
19. KARAKTERISTIK SUATU AKUN
• Tiap akun paling tidak memiliki tiga bagian. Pertama, memiliki judul.
Ke dua, memiliki ruang untuk mencatat peningkatan jumlah pos atau
item bersangkutan. Ke tiga, memiliki ruang utnuk mencatat
peningkatan jumlah pos bersangkutan.
• Bentuk akun sebagaimana terlihat di bawah ini dinamakan akun T (T
account)
Judul
Sisi kiri Sisi kanan
Debit Kredit
20. BUKTI-BUKTI TRANSAKSI
Transaksi dalam perusahaan jasa terbagi menjadi dua: (1) transaksi yang
mengakibatkan kas keluar (transaksi pengeluaran kas) dan (2) transaksi yang
mengakibatkan kas masuk (transaksi penerimaan kas).
Transaksi Perusahaan Jasa
Transaski
pengeluaran kas
Pelunasan hutang
pembelian
Cek
Bukti kas keluar
Nota kontan
Faktur pembelian
Jenis Transaksi
Bukti Transaksi
21. Transaksi Pengeluaran Kas
Transaksi Pembelian.
Pengeluaran kas untuk pembelian antara lain
dilakukan utnuk membeli keperluan kantor
seperti perlengkapan kantor dan aset tetap.
1. Nota Kontan. Nota kontan adalah bukti
transkasi yang kita terima atas pembelian
barang secara tunai dari penjual.
2. Faktur Pembelian. Faktur pembelian
adalah bukti transaksi yang kita terima atas
pembelian barang secara kredit.
24. Transaski Pelunasan Hutang.
1. Cek. Cek adalah bukti transaksi yang harus kita buat saat
terjadi pembayaran kepada pihak lain (pelanggan, penjual,
dan karyawan) melalui akun bank perusahan. Pihak lain
tersebut akan mendapatkan dana ketika mereka
menukarkan cek yang telah kita berikan sejumlah yang
tertera.
2. Bukti Kas Keluar. Dokumen ini berfungsi sebagai perintah
pengeluaran kas kepada bagian kas sebesar yang
tercantum dalam dokumen tersebut. Kas tersebut
dikeluarkan untuk melakukan pembayaran hutang kepada
pihak lain.
28. Transaksi Penerimaan Kas
Transaksi penerimaan kas yang dilakukan oleh perusahaan seringkali terjadi
akibat pembayaran secara tunai dari pelanggan atas penyelesaian jasa atau
pelunasan piutang dari pelanggan.
Peraga 9.11 Transaksi Peneriman Kas
Transaksi
penerimaan kas
Pelunasan piutang
Pembayaran tunai
Bukti kas masuk
Kuitansi
29. Transaksi Pembayaran Tunai.
Transaksi pembayaran tunai terjadi saat pelanggan membayar
secara tunai atas penuerahan jasa perusahaan yang telah dilakukan.
Transaksi ini mengharuskan perusahaan membuat bukti penerimaan
berupa kuitansi. Sejumlah kuitansi menggunakan sus dan sebagian
lagi tidak memakai sus. Sus kuitansi adalah bagian kuitansi yang
tetinggal pada buku kuitansi sebagai bukti penerimaan uang.
Kuitansi yang tidak memakai sus biasanya dibuat rangkap dua,
tembusannya sebagai pengganti sus.
Transaksi Pelunasan Piutang.
Tidak semua pembayaran atas jasa perusahaan terjadi secara tunai.
Pelanggan dapat melakukan pembayaran secara kredit, sehingga
penerimaan pendapatan perusahaan terjadi secara kredit.
Penerimaan secara kredit ini harus menyertakan bukti berupa bukti
kas masuk.
31. Ada pula transaksi yang tidak membawa dampak pada kas
perusahaan. Pada transaksi tersebut dibuatkan bukti memorial.
Beberapa transaksi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Pencatatan penyusunan aktiva tetap.
2. Pemakaian beban.
3. Koreksi kesalahan.
34. ANALISIS BUKTI PENCATATAN
Sebelum bukti pencatatan dicatat ke buku jurnal, terlebih dahulu bukti
tersebut dianalisis pengaruhnya terhadap harta, utang dan modal.
Pada perusahaan besar, pencatatan transaksi dengan menggunakan
persamaan akuntansi kurang efektif dan dapat menimbulkan
kesulitan apabila perusahaan itu semakin berkembang. Untuk
mengatasi hal tersebut, perlulah dibuat suatu sistem pencatatan
dengan menggunakan mekanisme debet dan kredit.
Sistem pencatatan tersebut menggunakan akun (account) yang dapat
dikelompokkan atas beberapa kelompok akun, yang terdiri dari
harta, utang, modal, pendapatan dan beban.
Dengan adanya aturan mendebet dan mengkredit ini, penambahan dan
pengurangan yang terjadi dalam akun yang bersangkutan dapat
dinyatakan dengan mendebet atau mengkredit akun-akun tersebut.
35. ANALISIS BUKTI PENCATATAN
Nama Akun Bertambah Berkurang Saldo Normal
Harta
Utang
Modal
Pendapatan
Beban
Prive
Debet
Kredit
Kredit
Kredit
Debet
Debet
Kredit
Debet
Debet
Debet
Kredit
Kredit
Debet
Kredit
Kredit
Kredit
Debet
Debet
36. ANALISIS BUKTI PENCATATAN
Supaya Anda lebih memahami baiklah akan saya berikan gambaran yang jelas bagaimana
menganalisa dari transaksi-transaksi tersebut, yang akan diuraikan di bawah ini.
Contoh: Perusahaan Jasa “Tati Harapan” didirikan pada tanggal 1 Januari 1999 oleh Tuan Rifqy
dengan transaksi sebagai berikut:
1. 1 Jan 1999 Tuan Rifqy memulai usaha dengan menginvestasikan uangnya ke dalam
perusahaan sebesar Rp.50.000.000,00.
2. 3 Jan 1999 Dibeli sebuah kendaraan seharga Rp.40.000.000,00 dibayar secara tunai
Rp.20.000.000,00 dan sisanya dibayar kemudian.
3. 4 Jan 1999 Dibayar sewa kantor untuk bulan Januari Rp.100.000,00.
4. 5 Jan 1999 Dibayar pemasangan biaya iklan untuk 3 bulan Rp.150.000,00.
5. 6 Jan 1999 Dibeli peralatan kantor secara kredit dari PD. Senang Hati sebesar Rp.400.000,00.
6. 7 Jan 1999 Dibayar premi asuransi untuk 1 tahun Rp.250.000,00.
7. 8 Jan 1999 Diterima pendapatan sebagai hasil operasi Taxi sebesar Rp.400.000,00.
8. 9 Jan 1999 Dibayar bensin dan oli untuk keperluan Taxi Rp.100.000,00.
9. 10 Jan 1999 Disewakan Taxi selama 4 hari kepada Toko Kenanga, akan dibayar satu minggu
kemudian sebesar Rp.200.000,00.
10. 11 Jan 1999 Dibayar cicilan kepada PD. Senang sebesar Rp.100.000,00.
11. 12 Jan 1999 Diambil dari uang kas untuk keperluan pribadi Rp.150.000,00.
12. 13 Jan 1999 Dibayar biaya supir sebesar Rp.250.000,00.
Untuk lebih jelas, coba Anda perhatikan analisa bukti transaksi sebagai berikut.