Kepemimpinan Perpustakaan
Oleh: Neila Ramdhani
Disampaikan pada acara Seminar dan Munas Forum Perpustakaan Perguruan Tinggi (FPPTI) Indonesia di Yogyakarta, 26 April 2012
2. Peranan Perpustakaan dalam
Era Kehidupan Berbasis Pengetahuan
• Don Tapscott dalam buku ‘Digital Economy’ (1996)
menulis bahwa pada era informasi terjadi pergeseran
pola kerja dari yang berfokus pada kerja otot (brawn)
menuju pola kerja yang menekankan pada penggunaan
otak (brain). Produk berkembang ke arah produk yang
pintar (smart product) seperti smart phone, smart-
card, smart house dan smart card, dan smart car.
Produk cerdas ini dioperasikan berbasis teknologi
informasi.
• Kondisi ekonomi yang demikian ini membuat peranan
pengetahuan menjadi sangat penting. Hal ini
berimplikasi perpustakaan menjadi sangat sentral
dalam sebuah lembaga pendidikan.
3. • Kehadiran komputer yang beroperasi dengan sistim digital
telah membebaskan manusia dari ikatan ruang dan waktu.
Orang bisa berkomunikasi dengan orang lain di seluruh
penjuru dunia dengan bantuan komputer yang memiliki
jalur telepon dan modem. Kondisi demikian ini mengubah
cara kerja manusia dan cara kerja organisasi. Orang tidak
perlu pergi ke perpustakaan secara rutin untuk
mendapatkan informasi karena banyak informasi yang
dapat diperoleh melalui internet.
• Kondisi demikian menuntut perpustakaan harus memiliki
fasilitas internet yang terintegrasi dengan banyak
perpustakaan, baik perpustakaan dalam negeri maupun
luar negeri.
Peranan Perpustakaan dalam
Era Kehidupan Berbasis Pengetahuan
4. • Dengan kehadiran sistim informasi teknologi yang
demikian, akan lebih menguntungkan dan akan lebih
mendukung pertumbuhan ilmu pengetahuan, bila suatu
perpustakaan melakukan kerja sama yang saling
menguntungkan dalam suatu aliansi stratejik (strategic
alliances) dengan perpustakaan lainnya. Fenomena aliansi
perpustakaan ini sudah ada asejak zaman tujuh puluhaan di
USA dengan adanya sistim inter-library loan.
• Paling sedikit ada tiga buah buku yang membahas sharing
knowledge dalam kegiatas bisnis bersama (lihat Prahalad
dan Krishna “ The New age of Innovation, 2008 dan buku
tulisan Tapscott & Williams, Wikinomics, 2008, ), dan
Tapscott & Williams, Macro Wikinomics, 2010, ).
Peranan Perpustakaan dalam
Era Kehidupan Berbasis Pengetahuan
5. • Kehadiran situs Wikipedia adalah contoh
bagaimana ilmu pengetahuan akan bertambah
bila ada proses sharing. Pembaca bisa
memperoleh pengetahuan tentang sesuatu hal,
dan membagi pengetahuan yang dimilikinya pada
orang lain tentang sesuatu hal tersebut.
• Mungkin ini salah satu implikasi dari hadist
Rosulullah: “barang siapa bersilaturrami akan Aku
beri rezeki, Aku beri kesehatan dan Aku
panjangkan usianya.
Peranan Perpustakaan dalam
Era Kehidupan Berbasis Pengetahuan
6. • Pertumbuhan ilmu pengetahuan begitu cepat. Dalam buku
Digital Economy (Tapscott, 1996) pengetahuan itu naik dua
kali lipat setiap 16 bulan. Pada kondisi sekarang
pertambahan itu semakin cepat dengan makin banyaknya
‘knowlede sharing’ melalui situs internet.
• Perpustakaan berubah dalam wujud perpustakan digital,
atau dalam compact disk. Sebuah compact disk bisa
menyimpan 360,000 halaman teks. Penelusuran literatur
akan sangat cepat karena informasi sudah dikategorikan
secara sistimatik
• Pengetahuan tersebut dengan mudah dimiliki bersama
(shared) melalui teknologi informasi yang semakin cepat.
Peranan Perpustakaan dalam
Era Kehidupan Berbasis Pengetahuan
7. Peranan Pemimpin dalam
Perpustakaan
• Berdasarkan informasi yang disampaikan
sebelumnya kita bisa memahami kompleksitas
dunia perpustakaan, dari segi jenis bacaan dan
dinamika pertumbuhannya.
• Kompleksitas tersebut menuntut kemampuan
pengelola perpustakaan untuk mengelola
perpustakan dengan baik, baik pengelolaan aset
fisik (bahan bacaan) sistim informasi, maupun
pengelolaan sumber daya manusianya.
• Perpustkaan harus dipimpin oleh seorang yang
memiliki jiwa kepemimpinan yang profesional.
8. Pemimpin Profesional Perpustakaann
• Seorang pemimpin yang profesional memiliki
fungsi ganda:
– Sebagai manajer:
• Fokus pada pekerjaan dengan segala ketentuan yang
membatasinya.
– Sebagai Leader
• Fokus pada manusia yang melaksanakan pekerjaan.
Kedua fungsi itu diperlukan oleh seorang
pemimpin perpustakaan. Kedua fungsi itu harus
berjalan seiring, keduanya harus saling
melengkapi.
9. Manajer Tradisional vs Pemimpin Efektif:
Di mana Bedanya?
Manajer Tradisional Pemimpin Efektif
Menyediakan waktu untuk
menangani isyu yang
dianggapnya penting
Menyediakan waktu untuk
menangani isyu-isyu yang
dianggap penting orang lain
Beberapa orang baik akan
dapat menyelesaikan tugas ini
bagi saya
Merasa perlu untuk
memunculkan potensi terbaik
anggota kelompok
Produktivitas dan inovasi
ditentukan oleh teknologi
yang superior
Produktivitas dan inovasi
ditentukan oleh orang terbaik
10. Manajer Tradisional vs Pemimpin Efektif:
Di mana Bedanya? [4]
Manajer Tradisional Pemimpin Efektif
Perhatian terpusat pada laba
rugi
Perhatian terpusat pada
produktivitas
Pekerja adalah sumber daya
yang dapat dimanfaatkan
manajemen
Pekerja adalah anggota
organisasi yang terhormat
Akuntabilitas diwujudkan
melalui verifikasi
komprehensif di segala
bidang
Akuntabilitas diwujudkan
melalui verifikasi selektif di
bidang-bidang yang kritikal
11. Manajer Tradisional vs Pemimpin Efektif:
Di mana Bedanya? [5]
Manajer Tradisional Pemimpin Efektif
Ada akuntabilitas pribadi
yang jelas
Ada akuntabilitas pribadi
maupun akuntabilitas
bersama yang jelas
Mengendalikan proses Memperbaharui proses
“Saya minta anda
bertanggung jawab”
“Kita semua bertanggung
jawab”
Menghindari kesalahan
sekuat tenaga – “Orang yang
bersalah harus dihukum”
Kesalahan adalah hal yang
wajar dan manusiawi – “Kita
dapat belajar dari kesalahan”
12. Manajer Tradisional vs Pemimpin Efektif:
Di mana Bedanya? [6]
Manajer Tradisional Pemimpin Efektif
Memanfaatkan orang lain
secara maksimal
Mengembangkan orang lain,
agar mereka dapat
berprestasi maksimal
Menggunakan pendekatan
dan cara yang sudah teruji
kesahihannya
Menggunakan pendekatan
dan cara apa saja yang
diperkirakan memiliki peluang
berhasil yang besar
Membatasi risiko karir Berani menghadapi risiko
karir
13. Manajer Tradisional vs Pemimpin Efektif:
Di mana Bedanya? [7]
Manajer Tradisional Pemimpin Efektif
Melakukan analisis sampai
diperoleh hasil atau
kesimpulan yang pasti
Berani bereksperimentasi,
meskipun belum tentu dapat
diperoleh kepastian
“Saya tidak boleh gagal,
karena hal itu menyangkut
nama baik saya”
“Saya bisa gagal, tetapi saya
akan tetap mencari cara-cara
yang lebih baik”
“Orang yang pindah karir
menandakan bahwa ia tidak
setia pada organisasi”
“Orang bebas untuk pindah
karir, karena itulah haknya”
14. Fungsi Sebagai Manajer
1. Fungsi sebagai manajer: Planning, Organizing,
Actuating and Controlling:
• Planning (Menyusun rencana rencana strategis
pengembangan perpustakaan):
1. Pengembangan Fisik perpustakaan
2. Pengembangan koleksi buku “printed & On-line”.
3. Pengembangan SDM sesuai dengan arahan strategi
perpustakaan.
4. Pengembangan sistim Informasi perpustakaan on-line
yang bersinergi dengan perpustakaan lainnya di Indonesia
dan di luar negeri.
15. Fungsi sebagai manajer
• Organizing:
– Membuat struktur organisasi,
– Menempatkan orang dalam struktur organisasi
– Menyiapkan deskripsi jabatan yang harus dilakukan
setiap pemangku jabatan.
• Controlling Menerapkan aturan dalam
berorganisasi:
1. Supervisi, aset, keuangan, manusia dll.
2. Menyususn laporan dari setiap kegiatan untuk disampaikan
kepada atasan dan pihak terkait lainnya.
16. Fungsi sebagai Pemimpin
• Membangun visi, misi, dan tata-nilai bersama
dengan karyawan lainnya.
• Visi adalah impian unit perpustakaan; “ingin
menjadi perusahaan seperti apa, dengan fasilitas
seperti apa, dan pelayanan seperti apa?”
• Misi: Tugas utama perpustakaan:
• Menyediakan sumber pengetahuan (buku, soft –file, micro
fische, dll).
• Memberikan pelayanan dengan layanan prima
• Mengembangkan pustakawan agar memiliki kompetensi
pusatakaawan kelas dunia, dll.
17. • Tata-nilai (values)
– Acuan perilaku tentang apa yang harus dilakukan
agar perpustakaan menjadi perpustkaan yang
diinginkan dalam visi yang dibuat.
– Acuan perilaku ini mengatur interaksi karyawan
dalam berhubungan dengan orang lain/pihak lain,
baik di dalam organisasi perpustakaan atau di luar
organisasi perpustakaan.
Fungsi sebagai Pemimpin
18. • Pemimpin harus menjadi motor dalam
pembentukan Organisasi Pembelajar (Learning
Organization).
• LO diperlukan karena lingkungan organisasi
berubah sangat cepat, khususnya aspek teknologi
informasi yang berkembang dan berubah sangat
cepat. Untuk ini sebuah perpustakaan ibarat
seorang manusia dia harus terus belajar dan
beradaptasi dengan perubahan.
Fungsi sebagai Pemimpin
19. Organisasi Pembelajar
• Memiliki visi bersama, yang difahami, di hayati, dan
dijadikan acuan bersama dalam bertindak (Shared Vision)
• Memiliki Cara melihat masalah (Mental-model) yang
mendukung kemajuan organisasi.
• Memiliki kebiasaan belajar dalam tim (Team Learning).
• Memiliki pemikiran bahwa sebuah perpustakaan adalah
sebuah sistem yang saling terkait antar satu unit dengan
unit lainnya, baik di dalam unit perpustakaan, maupun unit
di luarnya -fakultas, pusat studi, dll. ( System thinking).
• Setiap warga yang menjadi karyawan perpustakaan harus
rajin belajar untuk mengembangkan dirinya (Personal
Mastery).
20. • Shared Vision. Adanya Visi yang dihayati dan dimiliki oleh
semua anggota. Kalau anggota memiliki visi yang sama maka
seluruh warga organisasi akan bersinergi dan kompak
bekerjasama untuk mencapai tujuan organisasi.
• Dalam organisasi pembelajar, setiap warga organisasi harus
mengembangkan visi bersama agar memiliki cita-cita bersama
serta bergerak ke arah dan tujuan yang sama. Visi bersama ini
menjadi pengikat dan pemandu kegiatan inovasi bersama.
Setiap anggota organisasi memiliki motivasi dari dalam dirinya
untuk mewujudkan impian bersama ini melalui tindakan
inovatif yang disepakati sebagai tujuan bersama
MEMILIKI VISI BERSAMA
21. • Mental Model. Adanya cara pandang dalam
melihat peran organisasi dalam menjalankan
VMV dan kegiatan sehari-hari yang menunjang
keunggulan organisasi.
• Contoh mental model “Perpustakaan Milik UGM
akan menjadi berkah bagi ummat manusia
(Rakhmatan Lil-Alamien) bila banyak
pengetahuan yang bermanfaat bagi kemajuan
ummat bisa diakses dengan mudah oleh siapa
saja melalui perpustakaan milik UGM
(Mental Model
(MEMILIKI POLA PANDANG YANG SAMA)
22. • Team learning (belajar dalam kelompok atau lintas kelompok).
Belajar yang paling cepat adalah belajar dalam kelompok yang
ditandai oleh adanya perilaku berbagi pengetahuan
(Knowledge Sharing) .
• Dengan berbagi pengetahuan, saling belajar dan mengajar
maka akan bertambah banyak pengetahuan yang dimiliki oleh
warga organisasi, dan sekaligus akan menjadi pengetahuan
kolektif yang memacu tumbuhnya inovasi. Untuk memperkaya
pengetahuan yang dimiliki anggota organisasi dan sekaligus
menjadi milik organisasi, anggota organisasi perlu belajar
bersama dalam tim.
SALING BELAJAR ANTAR TIM
Team Learning
23. • Personal Mastery (pengembangan kompetensi
diri). Ciri yang lainnya dari organisasi pembelajar
adalah kemauan anggota organisasi untuk terus
meningkatkan kompetensi dirinya dengan
senantiasa belajar. Kompetensi yang
dikembangkan bukan hanya kompetensi di bidang
pengetahuan dan ketrampilan kerja, tetapi
kompetensi lunak (soft competence). Organisasi
yang hebat dan inovatif adalah organisasi yang
memiliki anggota organisasi yang terus menerus
meningkatkan kompetensi diri khususnya dalam
hal ‘knowledge sharing”
PENGEMBANGAN KOMPETENSI
Anggota Organisasi (Personal Mastery)
24. Membangun Organisasi Pembelajar
Melalui Knowledge Sharing
• Sebuah organisasi yang unggul (apakah,
sekolah,perusahaan, Unit Pemerintahan, dan
bahkan negara) harus membangun dirinya
sebagai organisasi pembelajar.
• Dunia yang berubah sangat cepat dalam berbagai
dimensinya adalah akibat dari maju dan pesatnya
perkembangan pengetahuan.
• Keterlembatan dalam beradaptasi pada tuntutan
perubahan akan menyebabkan sebuah organisasi
mengalami kemunduran.
25. Fungsi pemimpin dalam membangun
Organisasi Pembelajar.
• Sebagai role model (Ing ngarso sung tulodho) melakukan
“coaching” mengajari orang yang belum memiliki
kompetensi sebagai pustakawan yang ideal, agar memiliki
kompetensi tersebut.
• Memotivasi karyawan perpustakaan (Ing Madyo Mangun
Karso). Banyak karyawan sudaha memiliki kompetensi
tetapi tidak berani menerima tantangan tugas karena
merasa tidak mampu. Tugaas pemimpin memberikan
“counseling” untuk membuat pustakawan memeliki
keyakinan diri kalau dia bisa berbuat yang terbaik.
• Mendelagasikan tugas pada karyawan yang memiliki
kompetensi dan memiliki rasa percaya diri dan motivasi
bahwa dia bisa melaksanakan tugas yang diamanahkan ada
dirinya.
26. Ciri Pemimpin yang Effektif
• Pemimpin yang profesional adalah orang yang
menimbulkan gelombang perubahan ke arah yang lebih
baik melalui orang-orang yang berinteraksi dengan
mereka, baik karyawan perpustakaan, pengunjung,
maupun pihak lain yang terkait.
• Pemimpin merupakan sumber gagasan baru yang dapat
digunakan untuk memulai berbagai perubahan di segala
bidang
• Pemimpin dapat menyesuaikan pola kepemimpinannya
dengan situasi yang dihadapinya
• Pemimpin membuka horison baru yang penuh peluang
inovasi bagi semua pihak yang dilibatkannya di dalam
proses kerjasama
27. • Memiliki komitmen untuk selalu mencari cara
yang lebih baik
• Bersedia mempertanyakan basis kekuasaan
yang ada serta norma kerja dan usaha yang
selama ini diberlakukan
• Bersedia mengambil inisiatif untuk menerobos
batasan dan limitasi yang berlaku
• Memiliki motivasi tinggi dan mampu
membangkitkan motivasi orang lain
Ciri Pemimpin yang Effektif
28. • Memiliki kepedulian tinggi terhadap orang lain
serta membela dan memperjoangkan hak-hak
dari mereka yang diperlakukan tidak adil
• Tidak menonjolkan diri, dengan selalu mengakui
bahwa semua kinerja yang dihasilkan kelompok
adalah berkat kerja dan kontribusi dari semua
pihak yang terkait
• Memiliki rasa humor yang baik dan menjadikan
lingkungan kerja menjadi lingkungan yang penuh
tawa, tetapi tetap serius dan lugas
Ciri Pemimpin yang Effektif