Dermatitis Kontak Iritan Pada Petugas Laundry Rumah Sakit
1. DERMATITIS KONTAK IRITAN PADA PETUGAS
LAUNDRY RUMAH SAKIT X
HENGKI FERDIANTO
1106152590
STUDI KASUS
PENGELOLAAN PENYAKIT AKIBAT KERJA
2. LATAR BELAKANG
Dermatitis kontak adalah penyakit ringan yang sangat
substansial mempengaruhi kualitas hidup, keadaan
psikologis, dan menurunkan produktivitas kerja
penderitanya.
Dermatitis kontak merupakan 50% dari semua PAK
(penyakit akibat kerja), terbanyak bersifat nonalergi atau
iritan .
Terbagi 2 :
Dermatitis kontak iritan yang merupakan respon
nonimunologi dan
Dermatitis kontak alergik yang diakibatkan oleh
mekanisme imunologik spesifik.
3. LATAR BELAKANG
Penyakit akibat kerja (occupational disease): penyakit
yang diderita sebagai akibat pajanan kronis terhadap
faktor-faktor resiko yang timbul dari kegiatan kerja.
Penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan (work
related disease)/ diperberat : penyakit yang dicetuskan,
dipermudah, atau diperberat oleh pekerjaan. Beberapa
agen mungkin menjadi penyebab.
Penyakit yang mengenai populasi pekerja (Diseases
affecting working populations ): Penyakit yang terjadi
pada populasi pekerja tanpa adanya agen penyebab
ditempat kerja, namun dapat diperberat oleh kondisi
pekerjaan yang buruk bagi kesehatan.
4. Permasalahan
Terdapat penurunan produktivitas kerja pekerja
laundry akibat dermatitis kontak
Tujuan Umum
Diketahui dan dipahaminya kejadian dermatitis
kontak yang berhubungan dengan pekerjaan serta
penatalaksanaannya pada pekerja laundry Rumah
Sakit X
5. Tujuan Khusus
Diketahuinya dan dipahaminya definisi, etiologi,
patofisiologi dan penatalaksanaan dermatitis kontak
yang berhubungan dengan pekerjaan.
Diketahui dan dipahami pajanan yang dapat
mengakibatkan dermatitis kontak yang berhubungan
dengan pekerjaan pada petugas di Laundri Rumah Sakit
X.
Diketahui dan dipahami cara menegakkan diagnosa
okupasi
Diketahui dan dipahami penatalaksanaan terhadap
dermatitis kontak yang berhubungan dengan pekerjaan
pada pekerjaan pada petugas di Laundri Rumah Sakit X
6. ILUSTRASI KASUS
Identitas Pasien
Nama : Tn MAS
Umur : 31 tahun
Jenis Kelamin : Laki - laki
Status Pernikahan : Lajang
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Petugas Laundry RS X
8. C.Riwayat perjalanan penyakit sekarang:
Keluhan ini sudah dirasakan sejak 8 bulan yang lalu.
Awalnya kulit dikatakan terlihat kemerahan dan bintik-
bintik merah, kemudian kulit pasien seperti bersisik dan
mengelupas. Pasien juga mengeluh perih pada ujung
jari-jari kedua tangannya. kulit terasa lebih tebal, gatal
ada.
Keluhan timbulnya lesi yang sama pada lipatan siku dan
lutut tidak ada.
Pasien tidak mengambil pusing dan tidak berobat ke
dokter, juga tidak mengobati sendiri.
2 minggu ini, pasien merasakan gejala bertambah berat.
Jumlah Linen yang dicuci dalam 2 minggu ini meningkat
Sering tidak menggunakan sarung tangan
9. D. Riwayat penyakit keluarga:
Riwayat Keluarga dengan keluhan serupa disangkal
Riwayat penyakit kulit lain pada keluarga disangkal
Riwayat Keluarga yang menderita asma disangkal
E. Riwayat penyakit dahulu:
Dahulu Ketika Pasien masih SMA, pasien pernah mengalami
sakit yang sama di lokasi yang sama setelah sering mencuci
dengan tangan menggunakan deterjen. Setelah dibawa ke
dokter dan diobati, keluhan saat itu teratasi.
Pasien tidak menderita asma
tidak pernah mengalami sering gatal-gatal atau kemerahan
sebelumnya.
10. F. ANAMNESIS OKUPASI
1. Jenis Pekerjaan
Jenis bahan/material yang Tempat kerja Masa kerja
pekerjaan digunakan (perusahaan) (dalam bulan /
tahun)
Petugas Bahan Kimia Unit Laundry 1,5 tahun
Laundry 1. Alkali Rumah Sakit X ( Juni 2010 sd
RS X 2. Detergen 2012)
3. Emulsifier
4. Oksigen Bleach
5. Chlorin Bleach
6. Sour/penetral
7. Softener
Mesin
1. Mesin Cuci
2. Mesin Pengering
3. Strika
11. URAIAN TUGAS/PEKERJAAN
a. Pengambilan linen kotor
Linen kotor diambil dari masing-masing ruangan
perawatan, Poli rawat jalan,ruang operasi dan UGD
b. Pemisahan Linen bedasarkan jenis nodanya
c. Proses Pencucian
d. Proses pengeringan menggunakan mesin pengering
pakaian (mesin tumbler).
e. Proses finishing
f. Proses Pendistribusian
12. PROSES PENCUCIAN
1. Prewash/Flush/Break/Pencucian awal
Linen dimasukkan dalam mesin cuci, lalu petugas menambahkan kimia laundry
detergen dan alkali dan memberikan emulsi apabila terdapat noda darah atau
minyak/lemak. Zat kimia ini ditambahkan menggunakan sendok takaran.
2. Mainwash/Suds wash/Pencucian.
Pada proses ini mesin cuci bekerja secara otomatis bedasarkan program yang
diinginkan.
3. Rinse/Fill/Pembilasan.
Pembilasan adalah untuk menghilngkan kimia laundry dari permukaan dan dalam
serat-serat kain sehingga kain akan terbebas dari pengaruh kimia laundry yang dapat
membuat serat kain menjadi kaku/keras.
4. Souring/Penetralan.
Souring/penetralan dapat dilakukan bersamaan saat pembilasan atau dapat
dilakukan sendiri setelah pembilasan selesai.
5. Softening/Pelembutan.
Softener adalah kimia laundry yang difungsikan untuk melembutkan kain dan
memberikan aroma pada hasil pencucian
14. PROSES PENGERINGAN MENGGUNAKAN MESIN
PENGERING PAKAIAN (MESIN TUMBLER)
linen yang masih belum begitu kering (lembab)
dikeluarkan dari mesin cuci dengan tangan ke dalam troli
didorong ke mesin pengeringan. Setelah sampai di
mesin pengering, linen yang ada di troli dimasukkan lagi
ke dalam.
Setelah mesin tumbler bekerja sesuai waktu yang
ditentukan,
petugas mengecek apakah linen sudah benar-benar
kering atau belum.
Pada saat ini tangan petugas terpapar dengan panas
kain dan udara di dalam mesin
15. MESIN TUMBLER
Proses pengeringan dengan mengunakan mesin tumbler,
tumbler adalah mesin yang sistim kerjanya sama dengan
mesin cuci hanya pada mesin tumbler mediannya adalah
udara panas yang dimasukkan dalam drum yang
berputar berisikan linen lembab setelah dicuci,
udara panas tersebut akan membaut linen menjadi
kering.
16. JADWAL KERJA HARIAN
07.00 – 09.00 : Pengambilan linen kotor ke masing-
masing ruangan perawatan, Poli
rawat jalan,ruang operasi dan UGD
09.00 -11.00 : proses pencucian linen
11.00-12.00 : proses pengeringan linen
12.00-13.00 : istirahat
13.00- 14.30 : Proses finishing,
14.30 -16.00 : Proses Mendistibusikan ke ruangan
masing-masing
17. Bagan Alur Kegiatan Petugas Laundry Rumah Sakit X
Bangun, Sarapan
Berangkat ke tempat kerja Pengambilan linen kotor Pemisahan Linen
naik sepeda motor ke masing-masing ruangan bedasarkan jenis nodanya
perawatan, Poli rawat
jalan,ruang operasi dan
UGD
Memindahkan linen kotor
ke dalam mesin cuci
Pulang ke rumah naik
sepeda motor
Proses Pencucian,
pembilasan, penetralan
dan pelembutan
Sampai di rumah
beristirahat
Memindahkan linen dari
mesin cuci ke mesin
pengering
Proses mendistibusikan
linen ke ruangan masing-
masing Proses finishing : Proses pengeringan
menyetrika memberikan pewangi menggunakan mesin
dan meilipat, mengelompokkan pengering pakaian (mesin
linen dan mengemas linen tumbler)
18. Bahaya Potensial Gangguan Risiko
Urutan kegiatan Fisik Kimia Biologi Ergonomi Psikososial kesehatan yang kecelakaan kerja
(dapat gunakan mungkin
Brief survey)
posisi duduk Stres ketika
Berangkat ke tempat asap bakteri, virus Infeksi saluran
Tertabrak yang salah saat kondisi Kecelakan lalu
kerja naik sepeda kendaraan di udara jalan pernafasan,
Getaran mengendarai jalanan lintas
motor bermotor raya mialgia
sepeda motor yang padat
Posisi
mengangkat
Pengambilan linen tumpukan
bakteri, virus,
kotor ke masing- linen dengan Penyakit infeksi
parasit dan Terpeleset,
masing ruangan membungku (TBC, ISPA),
cahaya Debu jamur yang patah tulang
perawatan, Poli rawat k dermatitis kontak,
menempel di belakang
jalan,ruang operasi mendorong LBP, myalgia
linen kotor
dan UGD troli dengan
muatan
berlebihan
Noise induce
hearing loss,Heat
Bising, suhu Posisi Stres jika
cramps,Heat
Pemisahan Linen panas (panas bakteri, virus, membungkuk banyak Tertusuk benda-
stroke, eyestrain,
bedasarkan jenis lembab), Debu parasit dan saat linen kotor benda tajam
conjungtivitis,
nodanya Penerangan/cah jamur memisahkan dengan yang tertinggal
Ketajaman
aya linen noda berat
penglihatan
terganggu,LBP
19. Stres jika
Bahan Kimia jumlah linen
laundry :Alkali, kotor Dermatitis
Bising, suhu
Proses Pencucian, Detergen,Emul Posisi meningkat, kontak, Noise
panas (panas bakteri,
pembilasan, sifier, Oksigen membungkuk sementara induce hearing Tersengat
lembab),Pener virus, parasit
penetralan dan Bleach,Chlorin saat mengecek pekerjaan loss,Heat listrik
angan/cahaya, dan jamur
pelembutan Bleach,Sour/p noda harus selesai cramps,Heat
listrik, getaran
enetral, sehingga stroke, LBP
Softener harus
lembur.
Bising, suhu LBP,Dermatitis
Stres jika ada
panas (panas Posisi kontak, Noise
noda yang
Memindahkan linen lembab), membungkuk induce hearing Luka bakar,
belum bersih
dari mesin cuci ke Penerangan/ca Sour, penetral saat loss,Heat tersengat
dan harus di
mesin pengering haya, listrik, memindahkan cramps,Heat listrik
cuci ulang
getaran, linen stroke,
lagi
gesekan dehidrasi,
Proses finishing : Posisi LBP,
Stres jika
menyetrika Bising, suhu membungkuk Myalgia,Noise Luka bakar,
jumlah linen
memberikan pewangi panas (panas menulis, posisi induce hearing terkena
banyak saat
dan meilipat, lembab), Pewangi, tegak yang loss,Heat strikaan,
jumlah
mengelompokkan Penerangan/ca lama saat cramps,Heat tersengat
pasien
linen dan mengemas haya, listrik melipat dan stroke, listrik
menimgkat
linen manstrika dehidrasi,
Posisi
mengangkat Stres jika ada
Proses linen dengan linen yang
LBP, Myalgia, Terpeleset,
mendistibusikan linen membungkuk, kurang atau
Cahaya gangguan patah tulang
ke ruangan masing- mendorong tidak sesuai
ketajaman visus belakang
masing troli dengan dengan
muatan permintaan
berlebihan
20. posisi duduk
Stres
bakteri, yang salah
asap ketika Infeksi saluran
Pulang ke rumah Tertabrak virus di saat Kecelakan
kendaraan kondisi pernafasan,
naik sepeda motor Getaran udara jalan mengendara lalu lintas
bermotor jalanan mialgia
raya i sepeda
yang padat
motor
21. PEMERIKSAAN FISIK
Umumnya dalam batas normal, kecuali
Status Dermatologis :
Lokasi : kedua tangan (punggung dan telapak tangan)
Efloresensi : tampak patch eritematosa dengan ekskoriasi,
skuama kasar, batas tidak tegas, multipel, simetris
bilateral pada kedua telapak tangan dan pada telapak
tangan terdapat fisura.
Pemeriksaan Penunjang : tidak dilakukan
22. Hasil Body Map : tidak ada keluhan nyeri dan pegal
Hasil Brief Survey ;
Leher = 2 (Highrisk)
Punggung = 2 (Highrisk)
pergelangan tangan kanan/kiri = 1/1
Tangan kanan/kiri = 1/1
tungkai kanan/kiri =0/0
siku kanan/kiri = 1/1
bahu kanan/kiri = 0/0
23. DIAGNOSIS KERJA : Dermatitis Kontak Iritan (Kronis),
occupational contact dermatitis (OCD)
KATEGORI KESEHATAN
Kesehatan cukup baik dengan kelainan yang dapat
dipulihkan
PROGNOSIS
1. klinik :
ad vitam : bonam (tidak mengancam nyawa)
ad sanationam : dubia ad bonam
ad functionam : dubia ad bonam
2. Okupasi (bila ada d/ okupasi) : dubia ad bonam, bila
paparan kulit dengan bahan kimi dan panas
dikendalikan
24. DIAGNOSIS OKUPASI
Langkah 1 : Diagnosis klinisnya :
Dermatitis Kontak Iritan (Kronis), occupational contact dermatitis
(OCD)
Dasarnya :
anamnesis : dimana bagian kulit yang sering terpapar linen cucian
adalah kulit tangan. Di sini tangan sering terpapar dengan bahan
kimia, panas dan gesekan linen.
Pemeriksaan fisik : status dermatologis
Langkah 2 : Pajanan yang Dialami
Dasarnya :
Fisik: Panas, Gesekan,
Kimia ; Alkali, Detergen, Emulsifier,Oksigen Bleach,Chlorin
Bleach,Sour/penetral,Softener
Ergonomi : tidak ada
Psikososial: tidak ada
25. Langkah 3 : Evidence Based (secara teoritis) pajanan
dengan penyakit yang ada/ diagnosis klinis
Studi literatur menunjukkan sebagian besar penyakit
kulit akibat kerja adalah dermatitis kontak.
Dermatitis kontak yang disebabkan oleh bahan kimia
Alkali, Detergen dan lain lain dan efek panas dan
gesekan.
Langkah 4 : Jumlah Pajakan cukup
Dasarnya :
masa kerja : 1,5 tahun sudah cukup untuk
menyebabkan dermatitis kontak iritan kronis
Jumlah jam terpajan setiap harinya : 3 sampai
dengan 4 jam sehari
Pemakaian APD : Jarang memakai APD
26. Langkah 5 : Faktor Indovidu yang Berperan
Pasien mempunyai iwayat penyakit dahulu yang sama ketika
pasien masih di kota keluhannya cenderung menguatkan ke
arah diagnosis ini, dimana pasien juga mengalami gejala yang
sama saat sering terpapar dengan detergen. Faktor alergi
pada pasien dan keluarga tidak ditemukan.
Langkah 6 : Faktor lain di Luar Pekerjaan
Tidak ditemukan
Langkah 7 : Diagosa PAK
Dermatitis Kontak Iritan (Kronis) akibat bahan kimia laundri
dan linen panas
27. PERMASALAHAN PASIEN & RENCANA
PENATALAKSANAAN
Rencana Tindakan (materi & metoda)
No Jenis permasalahan Target waktu Hasil yang diharapkan keterangan
1. Dermatitis Kontak Iritan Terapi Medikamentosa
(Kronis) Prednisone 3 x 5 mg 1-2 minggu keluhan kulit berkurang
Chlorpheniramin maleat 3 x 4 mg Keluhan pasien sembuh
Hidrokortison 1% mg zalf 3 x sehari Pasien rutin Memakai APD
Paralox (Octyl methoxycinnamate, Pasien tahu bahan- bahan
Oxybenzone, Microtitanium dioxide) yang menyebabkan
digunakan pagi penyakitnya
Vitacid (mengandung asam retinoat
0,05%) digunakan malam
Non medikamentosa :
Minum yang cukup
Penggunaan APD
Edukasi tentang keselamatan dan
kesehatan kerja
2. Mengurangi pajanan Mengevaluasi teknik pengecekan linen Segera setelah Tangan petugas tidak terpapar
panas pada tangan yang sudah kering berkoordinasi panas
dengan Manajer
3. Pemberdayaan Menyusun sistem kewajiban penggunaan Laundry Segera setelah berkoordinasi
penggunaan Alat APD (1 minggu) dengan Manajer Laundry
Pelindung Diri (1 minggu)
4 Jumlah Linen meningkat Merekomendasikan ke HRD untuk Proporsi kerja sesuai dengan
penambahan jumlah petugas Laundry jumlah petugas
saat Jumlah linen meningkat
28. SARAN
Kepada Pekerja
Memeriksakan sedini mungkin keluhan yang
terjadi berulang sebelum terjadi keluhan yang
lebih berat.
Mengenali potensi bahaya di tempat kerjanya
Meminimalisasi pajanan
Mengenakan Alat Pelindung Diri yang adekuat
jika pekerjaan mengharuskan terjadi pajanan
tubuh pada potensi bahaya
29. Kepada Perusahaan
Menyusun regulasi jam kerja, jam lembur, sistem
rotasi kerja.
Mendeteksi kelainan/penyakit pada pekerja yang
berhubungan dengan pekerjaan.
Melakukan penatalaksanaan terhadap
kelainan/penyakit secara paripurna, secara medis
dan okupasi.
Melakukan pemetaan potensi bahaya di setiap
lingkungan kerja.
Melakukan kontrol terhadap potensi bahaya
tersebut.
Menyusun sistem pemberdayaan penggunaan Alat
Pelindung Diri.