SlideShare a Scribd company logo
1 of 30
DERMATITIS KONTAK IRITAN PADA PETUGAS
      LAUNDRY RUMAH SAKIT X

              HENGKI FERDIANTO
                1106152590




                    STUDI KASUS
          PENGELOLAAN PENYAKIT AKIBAT KERJA
LATAR BELAKANG
 Dermatitis kontak adalah penyakit ringan yang sangat
  substansial mempengaruhi kualitas hidup, keadaan
  psikologis, dan menurunkan produktivitas kerja
  penderitanya.
 Dermatitis kontak merupakan 50% dari semua PAK
  (penyakit akibat kerja), terbanyak bersifat nonalergi atau
  iritan .

Terbagi 2 :
 Dermatitis kontak iritan yang merupakan respon
  nonimunologi dan
 Dermatitis kontak alergik yang diakibatkan oleh
  mekanisme imunologik spesifik.
LATAR BELAKANG
 Penyakit akibat kerja (occupational disease): penyakit
  yang diderita sebagai akibat pajanan kronis terhadap
  faktor-faktor resiko yang timbul dari kegiatan kerja.
 Penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan (work
  related disease)/ diperberat : penyakit yang dicetuskan,
  dipermudah, atau diperberat oleh pekerjaan. Beberapa
  agen mungkin menjadi penyebab.
 Penyakit yang mengenai populasi pekerja (Diseases
  affecting working populations ): Penyakit yang terjadi
  pada populasi pekerja tanpa adanya agen penyebab
  ditempat kerja, namun dapat diperberat oleh kondisi
  pekerjaan yang buruk bagi kesehatan.
Permasalahan
Terdapat penurunan produktivitas kerja pekerja
  laundry akibat dermatitis kontak


Tujuan Umum

Diketahui dan dipahaminya kejadian dermatitis
kontak yang berhubungan dengan pekerjaan serta
penatalaksanaannya pada pekerja laundry Rumah
Sakit X
Tujuan Khusus


 Diketahuinya    dan dipahaminya definisi, etiologi,
  patofisiologi dan penatalaksanaan dermatitis kontak
  yang berhubungan dengan pekerjaan.
 Diketahui    dan dipahami pajanan yang dapat
  mengakibatkan dermatitis kontak yang berhubungan
  dengan pekerjaan pada petugas di Laundri Rumah Sakit
  X.
 Diketahui dan dipahami cara menegakkan diagnosa
  okupasi
 Diketahui dan dipahami penatalaksanaan terhadap
  dermatitis kontak yang berhubungan dengan pekerjaan
  pada pekerjaan pada petugas di Laundri Rumah Sakit X
ILUSTRASI KASUS
Identitas Pasien

   Nama                : Tn MAS
   Umur                : 31 tahun
   Jenis Kelamin       : Laki - laki
   Status Pernikahan   : Lajang
   Pendidikan          : SMA
   Pekerjaan           : Petugas Laundry RS X
ANAMNESIS
A. Alasan kedatangan/keluhan utama
   Kulit kedua telapak tangan gatal, merah dan
  mengelupas

B. Keluhan lain /tambahan
  Tidak ada
C.Riwayat perjalanan penyakit sekarang:
 Keluhan ini sudah dirasakan sejak 8 bulan yang lalu.

 Awalnya kulit dikatakan terlihat kemerahan dan bintik-
  bintik merah, kemudian kulit pasien seperti bersisik dan
  mengelupas. Pasien juga mengeluh perih pada ujung
  jari-jari kedua tangannya. kulit terasa lebih tebal, gatal
  ada.
 Keluhan timbulnya lesi yang sama pada lipatan siku dan
  lutut tidak ada.
 Pasien tidak mengambil pusing dan tidak berobat ke
  dokter, juga tidak mengobati sendiri.
 2 minggu ini, pasien merasakan gejala bertambah berat.

 Jumlah Linen yang dicuci dalam 2 minggu ini meningkat

 Sering tidak menggunakan sarung tangan
D. Riwayat penyakit keluarga:

    Riwayat Keluarga dengan keluhan serupa disangkal
    Riwayat penyakit kulit lain pada keluarga disangkal
    Riwayat Keluarga yang menderita asma disangkal

 E. Riwayat penyakit dahulu:

  Dahulu Ketika Pasien masih SMA, pasien pernah mengalami
  sakit yang sama di lokasi yang sama setelah sering mencuci
  dengan tangan menggunakan deterjen. Setelah dibawa ke
  dokter dan diobati, keluhan saat itu teratasi.
 Pasien tidak menderita asma
 tidak pernah mengalami sering gatal-gatal atau kemerahan
  sebelumnya.
F. ANAMNESIS OKUPASI

1. Jenis Pekerjaan

Jenis     bahan/material yang   Tempat kerja    Masa kerja
pekerjaan digunakan             (perusahaan)    (dalam bulan /
                                                tahun)
Petugas   Bahan Kimia           Unit Laundry     1,5 tahun
Laundry   1. Alkali             Rumah Sakit X   ( Juni 2010 sd
RS X      2. Detergen                           2012)
          3. Emulsifier
          4. Oksigen Bleach
          5. Chlorin Bleach
          6. Sour/penetral
          7. Softener

          Mesin
          1. Mesin Cuci
          2. Mesin Pengering
          3. Strika
URAIAN TUGAS/PEKERJAAN
a. Pengambilan linen kotor
   Linen kotor diambil dari masing-masing ruangan
   perawatan, Poli rawat jalan,ruang operasi dan UGD
b. Pemisahan Linen bedasarkan jenis nodanya
c. Proses Pencucian
d. Proses pengeringan menggunakan mesin pengering
   pakaian (mesin tumbler).
e. Proses finishing
f. Proses Pendistribusian
PROSES PENCUCIAN
1. Prewash/Flush/Break/Pencucian awal
  Linen dimasukkan dalam mesin cuci, lalu petugas menambahkan kimia laundry
  detergen dan alkali dan memberikan emulsi apabila terdapat noda darah atau
  minyak/lemak. Zat kimia ini ditambahkan menggunakan sendok takaran.
2. Mainwash/Suds wash/Pencucian.
  Pada proses ini mesin cuci bekerja secara otomatis bedasarkan program yang
  diinginkan.
3. Rinse/Fill/Pembilasan.
  Pembilasan adalah untuk menghilngkan kimia laundry dari permukaan dan dalam
  serat-serat kain sehingga kain akan terbebas dari pengaruh kimia laundry yang dapat
  membuat serat kain menjadi kaku/keras.
4. Souring/Penetralan.
  Souring/penetralan dapat dilakukan bersamaan saat pembilasan atau dapat
  dilakukan sendiri setelah pembilasan selesai.
5. Softening/Pelembutan.
  Softener adalah kimia laundry yang difungsikan untuk melembutkan kain dan
  memberikan aroma pada hasil pencucian
Proses pencucian
PROSES PENGERINGAN MENGGUNAKAN MESIN
PENGERING PAKAIAN (MESIN TUMBLER)

  linen yang masih belum begitu kering (lembab)
  dikeluarkan dari mesin cuci dengan tangan ke dalam troli
 didorong ke mesin pengeringan. Setelah sampai di
  mesin pengering, linen yang ada di troli dimasukkan lagi
  ke dalam.
 Setelah mesin tumbler bekerja sesuai waktu yang
  ditentukan,
 petugas mengecek apakah linen sudah benar-benar
  kering atau belum.
 Pada saat ini tangan petugas terpapar dengan panas
  kain dan udara di dalam mesin
MESIN TUMBLER

 Proses pengeringan dengan mengunakan mesin tumbler,
 tumbler adalah mesin yang sistim kerjanya sama dengan
  mesin cuci hanya pada mesin tumbler mediannya adalah
  udara panas yang dimasukkan dalam drum yang
  berputar berisikan linen lembab setelah dicuci,
 udara panas tersebut akan membaut linen menjadi
  kering.
JADWAL KERJA HARIAN

07.00 – 09.00 : Pengambilan linen kotor ke masing-
                masing ruangan perawatan, Poli
                rawat jalan,ruang operasi dan UGD
09.00 -11.00 : proses pencucian linen
11.00-12.00 : proses pengeringan linen
12.00-13.00 : istirahat
13.00- 14.30 : Proses finishing,
14.30 -16.00 : Proses Mendistibusikan ke ruangan
                masing-masing
Bagan Alur Kegiatan Petugas Laundry Rumah Sakit X




  Bangun, Sarapan
                                Berangkat ke tempat kerja         Pengambilan linen kotor    Pemisahan Linen
                                   naik sepeda motor              ke masing-masing ruangan   bedasarkan jenis nodanya
                                                                  perawatan, Poli rawat
                                                                  jalan,ruang operasi dan
                                                                  UGD


                                                                                              Memindahkan linen kotor
                                                                                              ke dalam mesin cuci



    Pulang ke rumah naik
    sepeda motor


                                                                                                Proses Pencucian,
                                                                                                pembilasan, penetralan
                                                                                                dan pelembutan


        Sampai di rumah
          beristirahat


                                                                                                Memindahkan linen dari
                                                                                                mesin cuci ke mesin
                                                                                                pengering


     Proses mendistibusikan
     linen ke ruangan masing-
     masing                                        Proses finishing :                           Proses pengeringan
                                                   menyetrika memberikan pewangi                menggunakan mesin
                                                   dan meilipat, mengelompokkan                 pengering pakaian (mesin
                                                   linen dan mengemas linen                     tumbler)
Bahaya Potensial                                       Gangguan                Risiko
   Urutan kegiatan         Fisik      Kimia         Biologi           Ergonomi       Psikososial    kesehatan yang       kecelakaan kerja
                                                                  (dapat gunakan                       mungkin
                                                                  Brief survey)


                                                                  posisi duduk       Stres ketika
Berangkat ke tempat                asap         bakteri, virus                                      Infeksi saluran
                    Tertabrak                                     yang salah saat    kondisi                              Kecelakan lalu
kerja naik sepeda                  kendaraan    di udara jalan                                      pernafasan,
                    Getaran                                       mengendarai        jalanan                              lintas
motor                              bermotor     raya                                                mialgia
                                                                  sepeda motor       yang padat




                                                                      Posisi
                                                                      mengangkat
Pengambilan linen                                                     tumpukan
                                                bakteri, virus,
kotor ke masing-                                                      linen dengan                  Penyakit infeksi
                                                parasit dan                                                            Terpeleset,
masing ruangan                                                        membungku                     (TBC, ISPA),
                      cahaya       Debu         jamur yang                                                             patah tulang
perawatan, Poli rawat                                                 k                             dermatitis kontak,
                                                menempel di                                                            belakang
jalan,ruang operasi                                                   mendorong                     LBP, myalgia
                                                linen kotor
dan UGD                                                               troli dengan
                                                                      muatan
                                                                      berlebihan




                                                                                                    Noise induce
                                                                                                    hearing loss,Heat
                      Bising, suhu                                Posisi             Stres jika
                                                                                                    cramps,Heat
Pemisahan Linen      panas (panas               bakteri, virus,   membungkuk         banyak                               Tertusuk benda-
                                                                                                    stroke, eyestrain,
bedasarkan jenis     lembab),       Debu        parasit dan       saat               linen kotor                          benda tajam
                                                                                                    conjungtivitis,
nodanya              Penerangan/cah             jamur             memisahkan         dengan                               yang tertinggal
                                                                                                    Ketajaman
                     aya                                          linen              noda berat
                                                                                                    penglihatan
                                                                                                    terganggu,LBP
Stres jika
                                         Bahan Kimia                                     jumlah linen
                                         laundry :Alkali,                                kotor                Dermatitis
                        Bising, suhu
Proses Pencucian,                        Detergen,Emul                     Posisi        meningkat,           kontak, Noise
                        panas (panas                      bakteri,
pembilasan,                              sifier, Oksigen                   membungkuk sementara               induce hearing    Tersengat
                        lembab),Pener                     virus, parasit
penetralan dan                           Bleach,Chlorin                    saat mengecek pekerjaan            loss,Heat         listrik
                        angan/cahaya,                     dan jamur
pelembutan                               Bleach,Sour/p                     noda          harus selesai        cramps,Heat
                        listrik, getaran
                                         enetral,                                        sehingga             stroke, LBP
                                         Softener                                        harus
                                                                                         lembur.

                        Bising, suhu                                                                           LBP,Dermatitis
                                                                                             Stres jika ada
                        panas (panas                                       Posisi                             kontak, Noise
                                                                                             noda yang
Memindahkan linen       lembab),                                           membungkuk                         induce hearing    Luka bakar,
                                                                                             belum bersih
dari mesin cuci ke      Penerangan/ca Sour, penetral                       saat                               loss,Heat         tersengat
                                                                                             dan harus di
mesin pengering         haya, listrik,                                     memindahkan                        cramps,Heat       listrik
                                                                                             cuci ulang
                        getaran,                                           linen                              stroke,
                                                                                             lagi
                        gesekan                                                                               dehidrasi,

Proses finishing :                                                         Posisi                             LBP,
                                                                                             Stres jika
menyetrika              Bising, suhu                                       membungkuk                         Myalgia,Noise     Luka bakar,
                                                                                             jumlah linen
memberikan pewangi      panas (panas                                       menulis, posisi                    induce hearing    terkena
                                                                                             banyak saat
dan meilipat,           lembab),      Pewangi,                             tegak yang                         loss,Heat         strikaan,
                                                                                             jumlah
mengelompokkan          Penerangan/ca                                      lama saat                          cramps,Heat       tersengat
                                                                                             pasien
linen dan mengemas      haya, listrik                                      melipat dan                        stroke,           listrik
                                                                                             menimgkat
linen                                                                      manstrika                          dehidrasi,

                                                                           Posisi
                                                                           mengangkat        Stres jika ada
Proses                                                                     linen dengan      linen yang
                                                                                                            LBP, Myalgia,       Terpeleset,
mendistibusikan linen                                                      membungkuk,       kurang atau
                        Cahaya                                                                              gangguan            patah tulang
ke ruangan masing-                                                         mendorong         tidak sesuai
                                                                                                            ketajaman visus     belakang
masing                                                                     troli dengan      dengan
                                                                           muatan            permintaan
                                                                           berlebihan
posisi duduk
                                                                     Stres
                                          bakteri,    yang salah
                              asap                                   ketika     Infeksi saluran
Pulang ke rumah   Tertabrak               virus di    saat                                      Kecelakan
                              kendaraan                              kondisi     pernafasan,
naik sepeda motor Getaran                 udara jalan mengendara                                lalu lintas
                              bermotor                               jalanan     mialgia
                                          raya        i sepeda
                                                                     yang padat
                                                      motor
PEMERIKSAAN FISIK
 Umumnya dalam batas normal, kecuali
 Status Dermatologis :

Lokasi : kedua tangan (punggung dan telapak tangan)

Efloresensi : tampak patch eritematosa dengan ekskoriasi,
   skuama kasar, batas tidak tegas, multipel, simetris
   bilateral pada kedua telapak tangan dan pada telapak
   tangan terdapat fisura.

   Pemeriksaan Penunjang : tidak dilakukan
Hasil Body Map : tidak ada keluhan nyeri dan pegal

Hasil Brief Survey ;
 Leher = 2 (Highrisk)

 Punggung = 2 (Highrisk)

 pergelangan tangan kanan/kiri = 1/1

 Tangan kanan/kiri = 1/1

 tungkai kanan/kiri =0/0

 siku kanan/kiri = 1/1

 bahu kanan/kiri = 0/0
DIAGNOSIS KERJA : Dermatitis Kontak Iritan (Kronis),
  occupational contact dermatitis (OCD)

KATEGORI KESEHATAN
Kesehatan cukup baik dengan kelainan yang dapat
  dipulihkan

PROGNOSIS
1. klinik :
      ad vitam : bonam (tidak mengancam nyawa)
      ad sanationam : dubia ad bonam
      ad functionam : dubia ad bonam
2. Okupasi (bila ada d/ okupasi)   : dubia ad bonam, bila
   paparan kulit dengan bahan kimi dan panas
   dikendalikan
DIAGNOSIS OKUPASI

Langkah 1 : Diagnosis klinisnya :

Dermatitis Kontak Iritan (Kronis), occupational contact dermatitis
  (OCD)
Dasarnya :
 anamnesis : dimana bagian kulit yang sering terpapar linen cucian
  adalah kulit tangan. Di sini tangan sering terpapar dengan bahan
  kimia, panas dan gesekan linen.
 Pemeriksaan fisik : status dermatologis


Langkah 2 : Pajanan yang Dialami
Dasarnya :
 Fisik: Panas, Gesekan,
 Kimia ; Alkali, Detergen, Emulsifier,Oksigen Bleach,Chlorin
  Bleach,Sour/penetral,Softener
 Ergonomi : tidak ada
 Psikososial: tidak ada
Langkah 3 : Evidence Based (secara teoritis) pajanan
  dengan penyakit yang ada/ diagnosis klinis
 Studi literatur menunjukkan sebagian besar penyakit
  kulit akibat kerja adalah dermatitis kontak.
 Dermatitis kontak yang disebabkan oleh bahan kimia
  Alkali, Detergen dan lain lain dan efek panas dan
  gesekan.

Langkah 4 : Jumlah Pajakan cukup
 Dasarnya :

      masa kerja : 1,5 tahun sudah cukup untuk
       menyebabkan dermatitis kontak iritan kronis
      Jumlah jam terpajan setiap harinya : 3 sampai
       dengan 4 jam sehari
      Pemakaian APD : Jarang memakai APD
Langkah 5 : Faktor Indovidu yang Berperan

   Pasien mempunyai iwayat penyakit dahulu yang sama ketika
    pasien masih di kota keluhannya cenderung menguatkan ke
    arah diagnosis ini, dimana pasien juga mengalami gejala yang
    sama saat sering terpapar dengan detergen. Faktor alergi
    pada pasien dan keluarga tidak ditemukan.

Langkah 6 : Faktor lain di Luar Pekerjaan

   Tidak ditemukan

Langkah 7 : Diagosa PAK

   Dermatitis Kontak Iritan (Kronis) akibat bahan kimia laundri
    dan linen panas
PERMASALAHAN PASIEN & RENCANA
       PENATALAKSANAAN
                                  Rencana Tindakan (materi & metoda)
  No    Jenis permasalahan                                                   Target waktu      Hasil yang diharapkan        keterangan
1.     Dermatitis Kontak Iritan Terapi Medikamentosa
       (Kronis)                      Prednisone 3 x 5 mg                 1-2 minggu            keluhan kulit berkurang
                                     Chlorpheniramin maleat 3 x 4 mg                           Keluhan pasien sembuh
                                     Hidrokortison 1% mg zalf 3 x sehari                       Pasien rutin Memakai APD
                                     Paralox (Octyl methoxycinnamate,                          Pasien tahu bahan- bahan
                                     Oxybenzone, Microtitanium dioxide)                        yang menyebabkan
                                     digunakan pagi                                            penyakitnya
                                     Vitacid (mengandung asam retinoat
                                     0,05%) digunakan malam

                                Non medikamentosa :
                                    Minum yang cukup
                                    Penggunaan APD
                                    Edukasi tentang keselamatan dan
                                    kesehatan kerja

2.     Mengurangi pajanan        Mengevaluasi teknik pengecekan linen     Segera setelah    Tangan petugas tidak terpapar
       panas pada tangan         yang sudah kering                        berkoordinasi     panas
                                                                          dengan Manajer
3.     Pemberdayaan             Menyusun sistem kewajiban penggunaan      Laundry           Segera setelah berkoordinasi
       penggunaan Alat          APD                                        (1 minggu)       dengan Manajer Laundry
       Pelindung Diri                                                                       (1 minggu)

4      Jumlah Linen meningkat    Merekomendasikan ke HRD untuk                              Proporsi kerja sesuai dengan
                                 penambahan jumlah petugas Laundry                          jumlah petugas
                                 saat Jumlah linen meningkat
SARAN

   Kepada Pekerja
          Memeriksakan sedini mungkin keluhan yang

           terjadi berulang sebelum terjadi keluhan yang
           lebih berat.
          Mengenali potensi bahaya di tempat kerjanya

          Meminimalisasi pajanan

          Mengenakan Alat Pelindung Diri yang adekuat

           jika pekerjaan mengharuskan terjadi pajanan
           tubuh pada potensi bahaya
Kepada Perusahaan
      Menyusun regulasi jam kerja, jam lembur, sistem
       rotasi kerja.
      Mendeteksi kelainan/penyakit pada pekerja yang

       berhubungan dengan pekerjaan.
      Melakukan penatalaksanaan terhadap
       kelainan/penyakit secara paripurna, secara medis
       dan okupasi.
      Melakukan pemetaan potensi bahaya di setiap

       lingkungan kerja.
      Melakukan kontrol terhadap potensi bahaya

       tersebut.
      Menyusun sistem pemberdayaan penggunaan Alat

       Pelindung Diri.
TERIMAKASIH

More Related Content

What's hot

K3 di Fasyankes.ppt
K3 di Fasyankes.pptK3 di Fasyankes.ppt
K3 di Fasyankes.pptrosintauli1
 
Keselamatan Kerja Lepas Pantai
Keselamatan Kerja Lepas PantaiKeselamatan Kerja Lepas Pantai
Keselamatan Kerja Lepas PantaiSyamsul Arifin
 
Penyakit Akibat Kerja - K3
Penyakit Akibat Kerja - K3Penyakit Akibat Kerja - K3
Penyakit Akibat Kerja - K3Al Marson
 
Bencana Dan Triage
Bencana Dan TriageBencana Dan Triage
Bencana Dan Triageanto gesek
 
02. bantuan hidup dasar ns 2020 revisi
02. bantuan hidup dasar ns 2020 revisi02. bantuan hidup dasar ns 2020 revisi
02. bantuan hidup dasar ns 2020 revisirickygunawan84
 
PPT kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
PPT kesehatan dan keselamatan kerja (K3)PPT kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
PPT kesehatan dan keselamatan kerja (K3)Lilis Suryani Arta
 
207529254 buku-saku-resep-obat
207529254 buku-saku-resep-obat207529254 buku-saku-resep-obat
207529254 buku-saku-resep-obatDuel Rasyid
 
LAPORAN PBL I DESA REMPOAH KECAMATAN BATURRADEN KABUPATEN BANYUMAS 2015
LAPORAN PBL I DESA REMPOAH KECAMATAN BATURRADEN KABUPATEN BANYUMAS 2015LAPORAN PBL I DESA REMPOAH KECAMATAN BATURRADEN KABUPATEN BANYUMAS 2015
LAPORAN PBL I DESA REMPOAH KECAMATAN BATURRADEN KABUPATEN BANYUMAS 2015yesintabella
 
Materi pelatihan apar 1
Materi pelatihan apar 1Materi pelatihan apar 1
Materi pelatihan apar 1Eko Kiswanto
 
CRITICAL APPRAISAL JOURNAL.docx
CRITICAL APPRAISAL JOURNAL.docxCRITICAL APPRAISAL JOURNAL.docx
CRITICAL APPRAISAL JOURNAL.docxNoviyantika1
 
Manajemen Risiko dalam Pelayanan Kesehatan di Puskesmas
Manajemen Risiko dalam Pelayanan Kesehatan di PuskesmasManajemen Risiko dalam Pelayanan Kesehatan di Puskesmas
Manajemen Risiko dalam Pelayanan Kesehatan di PuskesmasI Putu Cahya Legawa
 
Epidemiologi Penyakit Menular
Epidemiologi Penyakit MenularEpidemiologi Penyakit Menular
Epidemiologi Penyakit MenularLilik Sholeha
 
Ukuran ukuran frekuensi epidemiologi
Ukuran ukuran frekuensi epidemiologiUkuran ukuran frekuensi epidemiologi
Ukuran ukuran frekuensi epidemiologilasnisiregar
 

What's hot (20)

Audit SMK3
Audit SMK3Audit SMK3
Audit SMK3
 
K3 di Fasyankes.ppt
K3 di Fasyankes.pptK3 di Fasyankes.ppt
K3 di Fasyankes.ppt
 
8 Shock Manajemen
8 Shock Manajemen8 Shock Manajemen
8 Shock Manajemen
 
Keselamatan Kerja Lepas Pantai
Keselamatan Kerja Lepas PantaiKeselamatan Kerja Lepas Pantai
Keselamatan Kerja Lepas Pantai
 
Penilaian risiko
Penilaian risikoPenilaian risiko
Penilaian risiko
 
Penyakit Akibat Kerja - K3
Penyakit Akibat Kerja - K3Penyakit Akibat Kerja - K3
Penyakit Akibat Kerja - K3
 
Bencana Dan Triage
Bencana Dan TriageBencana Dan Triage
Bencana Dan Triage
 
Simulasi KKT - edit.pptx
Simulasi KKT - edit.pptxSimulasi KKT - edit.pptx
Simulasi KKT - edit.pptx
 
02. bantuan hidup dasar ns 2020 revisi
02. bantuan hidup dasar ns 2020 revisi02. bantuan hidup dasar ns 2020 revisi
02. bantuan hidup dasar ns 2020 revisi
 
PPT kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
PPT kesehatan dan keselamatan kerja (K3)PPT kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
PPT kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
 
207529254 buku-saku-resep-obat
207529254 buku-saku-resep-obat207529254 buku-saku-resep-obat
207529254 buku-saku-resep-obat
 
K3rs ps
K3rs psK3rs ps
K3rs ps
 
LAPORAN PBL I DESA REMPOAH KECAMATAN BATURRADEN KABUPATEN BANYUMAS 2015
LAPORAN PBL I DESA REMPOAH KECAMATAN BATURRADEN KABUPATEN BANYUMAS 2015LAPORAN PBL I DESA REMPOAH KECAMATAN BATURRADEN KABUPATEN BANYUMAS 2015
LAPORAN PBL I DESA REMPOAH KECAMATAN BATURRADEN KABUPATEN BANYUMAS 2015
 
Materi pelatihan apar 1
Materi pelatihan apar 1Materi pelatihan apar 1
Materi pelatihan apar 1
 
CRITICAL APPRAISAL JOURNAL.docx
CRITICAL APPRAISAL JOURNAL.docxCRITICAL APPRAISAL JOURNAL.docx
CRITICAL APPRAISAL JOURNAL.docx
 
Manajemen Risiko dalam Pelayanan Kesehatan di Puskesmas
Manajemen Risiko dalam Pelayanan Kesehatan di PuskesmasManajemen Risiko dalam Pelayanan Kesehatan di Puskesmas
Manajemen Risiko dalam Pelayanan Kesehatan di Puskesmas
 
Epidemiologi Penyakit Menular
Epidemiologi Penyakit MenularEpidemiologi Penyakit Menular
Epidemiologi Penyakit Menular
 
Presentasi difteri
Presentasi difteriPresentasi difteri
Presentasi difteri
 
Skabies
Skabies Skabies
Skabies
 
Ukuran ukuran frekuensi epidemiologi
Ukuran ukuran frekuensi epidemiologiUkuran ukuran frekuensi epidemiologi
Ukuran ukuran frekuensi epidemiologi
 

Viewers also liked

2. alur pajanan okupasional
2. alur pajanan okupasional2. alur pajanan okupasional
2. alur pajanan okupasionalljj_bbpkciloto
 
4. pengukuran waktu baku
4. pengukuran waktu baku4. pengukuran waktu baku
4. pengukuran waktu bakuDjoe343536
 
Kepmenkes 1204 persyaratan
Kepmenkes 1204 persyaratan Kepmenkes 1204 persyaratan
Kepmenkes 1204 persyaratan Heri Permana
 
Permenkes No 32 Tahun 2013 Ttg Penyelenggaraan Pekerjaan Tenaga Sanitarian
Permenkes  No 32  Tahun 2013 Ttg  Penyelenggaraan Pekerjaan Tenaga SanitarianPermenkes  No 32  Tahun 2013 Ttg  Penyelenggaraan Pekerjaan Tenaga Sanitarian
Permenkes No 32 Tahun 2013 Ttg Penyelenggaraan Pekerjaan Tenaga SanitarianAdelina Hutauruk
 
permenkes no-340-ttg-klasifikasi-rumah-sakit-1
permenkes no-340-ttg-klasifikasi-rumah-sakit-1permenkes no-340-ttg-klasifikasi-rumah-sakit-1
permenkes no-340-ttg-klasifikasi-rumah-sakit-1melodycguitarista
 
Kesehatan keselamatan kerja (k3) di rumah
Kesehatan keselamatan kerja (k3) di rumahKesehatan keselamatan kerja (k3) di rumah
Kesehatan keselamatan kerja (k3) di rumahresabela putri
 
Penyakit Akibat Kerja
Penyakit Akibat KerjaPenyakit Akibat Kerja
Penyakit Akibat KerjaAinur
 
Dermatitis kontak alergi
Dermatitis kontak alergiDermatitis kontak alergi
Dermatitis kontak alergiUsqi Krizdiana
 

Viewers also liked (10)

2. alur pajanan okupasional
2. alur pajanan okupasional2. alur pajanan okupasional
2. alur pajanan okupasional
 
Satpel alergi (dermatitis)
Satpel  alergi (dermatitis)Satpel  alergi (dermatitis)
Satpel alergi (dermatitis)
 
4. pengukuran waktu baku
4. pengukuran waktu baku4. pengukuran waktu baku
4. pengukuran waktu baku
 
Kepmenkes 1204 persyaratan
Kepmenkes 1204 persyaratan Kepmenkes 1204 persyaratan
Kepmenkes 1204 persyaratan
 
Permenkes No 32 Tahun 2013 Ttg Penyelenggaraan Pekerjaan Tenaga Sanitarian
Permenkes  No 32  Tahun 2013 Ttg  Penyelenggaraan Pekerjaan Tenaga SanitarianPermenkes  No 32  Tahun 2013 Ttg  Penyelenggaraan Pekerjaan Tenaga Sanitarian
Permenkes No 32 Tahun 2013 Ttg Penyelenggaraan Pekerjaan Tenaga Sanitarian
 
permenkes no-340-ttg-klasifikasi-rumah-sakit-1
permenkes no-340-ttg-klasifikasi-rumah-sakit-1permenkes no-340-ttg-klasifikasi-rumah-sakit-1
permenkes no-340-ttg-klasifikasi-rumah-sakit-1
 
Kesehatan keselamatan kerja (k3) di rumah
Kesehatan keselamatan kerja (k3) di rumahKesehatan keselamatan kerja (k3) di rumah
Kesehatan keselamatan kerja (k3) di rumah
 
Penyakit Akibat Kerja
Penyakit Akibat KerjaPenyakit Akibat Kerja
Penyakit Akibat Kerja
 
Askep dermatitis
Askep dermatitisAskep dermatitis
Askep dermatitis
 
Dermatitis kontak alergi
Dermatitis kontak alergiDermatitis kontak alergi
Dermatitis kontak alergi
 

Similar to Dermatitis Kontak Iritan Pada Petugas Laundry Rumah Sakit

SOP Marking Guest Laundry
SOP Marking Guest LaundrySOP Marking Guest Laundry
SOP Marking Guest LaundryAul Ndink
 
55426666 pengelolaan-linen-kotor-2007
55426666 pengelolaan-linen-kotor-200755426666 pengelolaan-linen-kotor-2007
55426666 pengelolaan-linen-kotor-2007Elfirman Syafei
 
Alat,bahan pencuci laundry dan dry cleaning
Alat,bahan pencuci laundry dan dry cleaningAlat,bahan pencuci laundry dan dry cleaning
Alat,bahan pencuci laundry dan dry cleaningTri Anggoro Broto
 
PPT DRY CLEANING.pptx
PPT DRY CLEANING.pptxPPT DRY CLEANING.pptx
PPT DRY CLEANING.pptxISumarta
 
ASEPTIK AREA OPERASI.pptx
ASEPTIK AREA OPERASI.pptxASEPTIK AREA OPERASI.pptx
ASEPTIK AREA OPERASI.pptxEmirMahfuddin1
 

Similar to Dermatitis Kontak Iritan Pada Petugas Laundry Rumah Sakit (6)

SOP Marking Guest Laundry
SOP Marking Guest LaundrySOP Marking Guest Laundry
SOP Marking Guest Laundry
 
55426666 pengelolaan-linen-kotor-2007
55426666 pengelolaan-linen-kotor-200755426666 pengelolaan-linen-kotor-2007
55426666 pengelolaan-linen-kotor-2007
 
Alat,bahan pencuci laundry dan dry cleaning
Alat,bahan pencuci laundry dan dry cleaningAlat,bahan pencuci laundry dan dry cleaning
Alat,bahan pencuci laundry dan dry cleaning
 
Pencegahan Infeksi
Pencegahan InfeksiPencegahan Infeksi
Pencegahan Infeksi
 
PPT DRY CLEANING.pptx
PPT DRY CLEANING.pptxPPT DRY CLEANING.pptx
PPT DRY CLEANING.pptx
 
ASEPTIK AREA OPERASI.pptx
ASEPTIK AREA OPERASI.pptxASEPTIK AREA OPERASI.pptx
ASEPTIK AREA OPERASI.pptx
 

Dermatitis Kontak Iritan Pada Petugas Laundry Rumah Sakit

  • 1. DERMATITIS KONTAK IRITAN PADA PETUGAS LAUNDRY RUMAH SAKIT X HENGKI FERDIANTO 1106152590 STUDI KASUS PENGELOLAAN PENYAKIT AKIBAT KERJA
  • 2. LATAR BELAKANG  Dermatitis kontak adalah penyakit ringan yang sangat substansial mempengaruhi kualitas hidup, keadaan psikologis, dan menurunkan produktivitas kerja penderitanya.  Dermatitis kontak merupakan 50% dari semua PAK (penyakit akibat kerja), terbanyak bersifat nonalergi atau iritan . Terbagi 2 :  Dermatitis kontak iritan yang merupakan respon nonimunologi dan  Dermatitis kontak alergik yang diakibatkan oleh mekanisme imunologik spesifik.
  • 3. LATAR BELAKANG  Penyakit akibat kerja (occupational disease): penyakit yang diderita sebagai akibat pajanan kronis terhadap faktor-faktor resiko yang timbul dari kegiatan kerja.  Penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan (work related disease)/ diperberat : penyakit yang dicetuskan, dipermudah, atau diperberat oleh pekerjaan. Beberapa agen mungkin menjadi penyebab.  Penyakit yang mengenai populasi pekerja (Diseases affecting working populations ): Penyakit yang terjadi pada populasi pekerja tanpa adanya agen penyebab ditempat kerja, namun dapat diperberat oleh kondisi pekerjaan yang buruk bagi kesehatan.
  • 4. Permasalahan Terdapat penurunan produktivitas kerja pekerja laundry akibat dermatitis kontak Tujuan Umum Diketahui dan dipahaminya kejadian dermatitis kontak yang berhubungan dengan pekerjaan serta penatalaksanaannya pada pekerja laundry Rumah Sakit X
  • 5. Tujuan Khusus  Diketahuinya dan dipahaminya definisi, etiologi, patofisiologi dan penatalaksanaan dermatitis kontak yang berhubungan dengan pekerjaan.  Diketahui dan dipahami pajanan yang dapat mengakibatkan dermatitis kontak yang berhubungan dengan pekerjaan pada petugas di Laundri Rumah Sakit X.  Diketahui dan dipahami cara menegakkan diagnosa okupasi  Diketahui dan dipahami penatalaksanaan terhadap dermatitis kontak yang berhubungan dengan pekerjaan pada pekerjaan pada petugas di Laundri Rumah Sakit X
  • 6. ILUSTRASI KASUS Identitas Pasien  Nama : Tn MAS  Umur : 31 tahun  Jenis Kelamin : Laki - laki  Status Pernikahan : Lajang  Pendidikan : SMA  Pekerjaan : Petugas Laundry RS X
  • 7. ANAMNESIS A. Alasan kedatangan/keluhan utama Kulit kedua telapak tangan gatal, merah dan mengelupas B. Keluhan lain /tambahan Tidak ada
  • 8. C.Riwayat perjalanan penyakit sekarang:  Keluhan ini sudah dirasakan sejak 8 bulan yang lalu.  Awalnya kulit dikatakan terlihat kemerahan dan bintik- bintik merah, kemudian kulit pasien seperti bersisik dan mengelupas. Pasien juga mengeluh perih pada ujung jari-jari kedua tangannya. kulit terasa lebih tebal, gatal ada.  Keluhan timbulnya lesi yang sama pada lipatan siku dan lutut tidak ada.  Pasien tidak mengambil pusing dan tidak berobat ke dokter, juga tidak mengobati sendiri.  2 minggu ini, pasien merasakan gejala bertambah berat.  Jumlah Linen yang dicuci dalam 2 minggu ini meningkat  Sering tidak menggunakan sarung tangan
  • 9. D. Riwayat penyakit keluarga: Riwayat Keluarga dengan keluhan serupa disangkal Riwayat penyakit kulit lain pada keluarga disangkal Riwayat Keluarga yang menderita asma disangkal E. Riwayat penyakit dahulu:  Dahulu Ketika Pasien masih SMA, pasien pernah mengalami sakit yang sama di lokasi yang sama setelah sering mencuci dengan tangan menggunakan deterjen. Setelah dibawa ke dokter dan diobati, keluhan saat itu teratasi.  Pasien tidak menderita asma  tidak pernah mengalami sering gatal-gatal atau kemerahan sebelumnya.
  • 10. F. ANAMNESIS OKUPASI 1. Jenis Pekerjaan Jenis bahan/material yang Tempat kerja Masa kerja pekerjaan digunakan (perusahaan) (dalam bulan / tahun) Petugas Bahan Kimia Unit Laundry 1,5 tahun Laundry 1. Alkali Rumah Sakit X ( Juni 2010 sd RS X 2. Detergen 2012) 3. Emulsifier 4. Oksigen Bleach 5. Chlorin Bleach 6. Sour/penetral 7. Softener Mesin 1. Mesin Cuci 2. Mesin Pengering 3. Strika
  • 11. URAIAN TUGAS/PEKERJAAN a. Pengambilan linen kotor Linen kotor diambil dari masing-masing ruangan perawatan, Poli rawat jalan,ruang operasi dan UGD b. Pemisahan Linen bedasarkan jenis nodanya c. Proses Pencucian d. Proses pengeringan menggunakan mesin pengering pakaian (mesin tumbler). e. Proses finishing f. Proses Pendistribusian
  • 12. PROSES PENCUCIAN 1. Prewash/Flush/Break/Pencucian awal Linen dimasukkan dalam mesin cuci, lalu petugas menambahkan kimia laundry detergen dan alkali dan memberikan emulsi apabila terdapat noda darah atau minyak/lemak. Zat kimia ini ditambahkan menggunakan sendok takaran. 2. Mainwash/Suds wash/Pencucian. Pada proses ini mesin cuci bekerja secara otomatis bedasarkan program yang diinginkan. 3. Rinse/Fill/Pembilasan. Pembilasan adalah untuk menghilngkan kimia laundry dari permukaan dan dalam serat-serat kain sehingga kain akan terbebas dari pengaruh kimia laundry yang dapat membuat serat kain menjadi kaku/keras. 4. Souring/Penetralan. Souring/penetralan dapat dilakukan bersamaan saat pembilasan atau dapat dilakukan sendiri setelah pembilasan selesai. 5. Softening/Pelembutan. Softener adalah kimia laundry yang difungsikan untuk melembutkan kain dan memberikan aroma pada hasil pencucian
  • 14. PROSES PENGERINGAN MENGGUNAKAN MESIN PENGERING PAKAIAN (MESIN TUMBLER)  linen yang masih belum begitu kering (lembab) dikeluarkan dari mesin cuci dengan tangan ke dalam troli  didorong ke mesin pengeringan. Setelah sampai di mesin pengering, linen yang ada di troli dimasukkan lagi ke dalam.  Setelah mesin tumbler bekerja sesuai waktu yang ditentukan,  petugas mengecek apakah linen sudah benar-benar kering atau belum.  Pada saat ini tangan petugas terpapar dengan panas kain dan udara di dalam mesin
  • 15. MESIN TUMBLER  Proses pengeringan dengan mengunakan mesin tumbler,  tumbler adalah mesin yang sistim kerjanya sama dengan mesin cuci hanya pada mesin tumbler mediannya adalah udara panas yang dimasukkan dalam drum yang berputar berisikan linen lembab setelah dicuci,  udara panas tersebut akan membaut linen menjadi kering.
  • 16. JADWAL KERJA HARIAN 07.00 – 09.00 : Pengambilan linen kotor ke masing- masing ruangan perawatan, Poli rawat jalan,ruang operasi dan UGD 09.00 -11.00 : proses pencucian linen 11.00-12.00 : proses pengeringan linen 12.00-13.00 : istirahat 13.00- 14.30 : Proses finishing, 14.30 -16.00 : Proses Mendistibusikan ke ruangan masing-masing
  • 17. Bagan Alur Kegiatan Petugas Laundry Rumah Sakit X Bangun, Sarapan Berangkat ke tempat kerja Pengambilan linen kotor Pemisahan Linen naik sepeda motor ke masing-masing ruangan bedasarkan jenis nodanya perawatan, Poli rawat jalan,ruang operasi dan UGD Memindahkan linen kotor ke dalam mesin cuci Pulang ke rumah naik sepeda motor Proses Pencucian, pembilasan, penetralan dan pelembutan Sampai di rumah beristirahat Memindahkan linen dari mesin cuci ke mesin pengering Proses mendistibusikan linen ke ruangan masing- masing Proses finishing : Proses pengeringan menyetrika memberikan pewangi menggunakan mesin dan meilipat, mengelompokkan pengering pakaian (mesin linen dan mengemas linen tumbler)
  • 18. Bahaya Potensial Gangguan Risiko Urutan kegiatan Fisik Kimia Biologi Ergonomi Psikososial kesehatan yang kecelakaan kerja (dapat gunakan mungkin Brief survey) posisi duduk Stres ketika Berangkat ke tempat asap bakteri, virus Infeksi saluran Tertabrak yang salah saat kondisi Kecelakan lalu kerja naik sepeda kendaraan di udara jalan pernafasan, Getaran mengendarai jalanan lintas motor bermotor raya mialgia sepeda motor yang padat Posisi mengangkat Pengambilan linen tumpukan bakteri, virus, kotor ke masing- linen dengan Penyakit infeksi parasit dan Terpeleset, masing ruangan membungku (TBC, ISPA), cahaya Debu jamur yang patah tulang perawatan, Poli rawat k dermatitis kontak, menempel di belakang jalan,ruang operasi mendorong LBP, myalgia linen kotor dan UGD troli dengan muatan berlebihan Noise induce hearing loss,Heat Bising, suhu Posisi Stres jika cramps,Heat Pemisahan Linen panas (panas bakteri, virus, membungkuk banyak Tertusuk benda- stroke, eyestrain, bedasarkan jenis lembab), Debu parasit dan saat linen kotor benda tajam conjungtivitis, nodanya Penerangan/cah jamur memisahkan dengan yang tertinggal Ketajaman aya linen noda berat penglihatan terganggu,LBP
  • 19. Stres jika Bahan Kimia jumlah linen laundry :Alkali, kotor Dermatitis Bising, suhu Proses Pencucian, Detergen,Emul Posisi meningkat, kontak, Noise panas (panas bakteri, pembilasan, sifier, Oksigen membungkuk sementara induce hearing Tersengat lembab),Pener virus, parasit penetralan dan Bleach,Chlorin saat mengecek pekerjaan loss,Heat listrik angan/cahaya, dan jamur pelembutan Bleach,Sour/p noda harus selesai cramps,Heat listrik, getaran enetral, sehingga stroke, LBP Softener harus lembur. Bising, suhu LBP,Dermatitis Stres jika ada panas (panas Posisi kontak, Noise noda yang Memindahkan linen lembab), membungkuk induce hearing Luka bakar, belum bersih dari mesin cuci ke Penerangan/ca Sour, penetral saat loss,Heat tersengat dan harus di mesin pengering haya, listrik, memindahkan cramps,Heat listrik cuci ulang getaran, linen stroke, lagi gesekan dehidrasi, Proses finishing : Posisi LBP, Stres jika menyetrika Bising, suhu membungkuk Myalgia,Noise Luka bakar, jumlah linen memberikan pewangi panas (panas menulis, posisi induce hearing terkena banyak saat dan meilipat, lembab), Pewangi, tegak yang loss,Heat strikaan, jumlah mengelompokkan Penerangan/ca lama saat cramps,Heat tersengat pasien linen dan mengemas haya, listrik melipat dan stroke, listrik menimgkat linen manstrika dehidrasi, Posisi mengangkat Stres jika ada Proses linen dengan linen yang LBP, Myalgia, Terpeleset, mendistibusikan linen membungkuk, kurang atau Cahaya gangguan patah tulang ke ruangan masing- mendorong tidak sesuai ketajaman visus belakang masing troli dengan dengan muatan permintaan berlebihan
  • 20. posisi duduk Stres bakteri, yang salah asap ketika Infeksi saluran Pulang ke rumah Tertabrak virus di saat Kecelakan kendaraan kondisi pernafasan, naik sepeda motor Getaran udara jalan mengendara lalu lintas bermotor jalanan mialgia raya i sepeda yang padat motor
  • 21. PEMERIKSAAN FISIK  Umumnya dalam batas normal, kecuali  Status Dermatologis : Lokasi : kedua tangan (punggung dan telapak tangan) Efloresensi : tampak patch eritematosa dengan ekskoriasi, skuama kasar, batas tidak tegas, multipel, simetris bilateral pada kedua telapak tangan dan pada telapak tangan terdapat fisura.  Pemeriksaan Penunjang : tidak dilakukan
  • 22. Hasil Body Map : tidak ada keluhan nyeri dan pegal Hasil Brief Survey ;  Leher = 2 (Highrisk)  Punggung = 2 (Highrisk)  pergelangan tangan kanan/kiri = 1/1  Tangan kanan/kiri = 1/1  tungkai kanan/kiri =0/0  siku kanan/kiri = 1/1  bahu kanan/kiri = 0/0
  • 23. DIAGNOSIS KERJA : Dermatitis Kontak Iritan (Kronis), occupational contact dermatitis (OCD) KATEGORI KESEHATAN Kesehatan cukup baik dengan kelainan yang dapat dipulihkan PROGNOSIS 1. klinik : ad vitam : bonam (tidak mengancam nyawa) ad sanationam : dubia ad bonam ad functionam : dubia ad bonam 2. Okupasi (bila ada d/ okupasi) : dubia ad bonam, bila paparan kulit dengan bahan kimi dan panas dikendalikan
  • 24. DIAGNOSIS OKUPASI Langkah 1 : Diagnosis klinisnya : Dermatitis Kontak Iritan (Kronis), occupational contact dermatitis (OCD) Dasarnya :  anamnesis : dimana bagian kulit yang sering terpapar linen cucian adalah kulit tangan. Di sini tangan sering terpapar dengan bahan kimia, panas dan gesekan linen.  Pemeriksaan fisik : status dermatologis Langkah 2 : Pajanan yang Dialami Dasarnya :  Fisik: Panas, Gesekan,  Kimia ; Alkali, Detergen, Emulsifier,Oksigen Bleach,Chlorin Bleach,Sour/penetral,Softener  Ergonomi : tidak ada  Psikososial: tidak ada
  • 25. Langkah 3 : Evidence Based (secara teoritis) pajanan dengan penyakit yang ada/ diagnosis klinis  Studi literatur menunjukkan sebagian besar penyakit kulit akibat kerja adalah dermatitis kontak.  Dermatitis kontak yang disebabkan oleh bahan kimia Alkali, Detergen dan lain lain dan efek panas dan gesekan. Langkah 4 : Jumlah Pajakan cukup  Dasarnya :  masa kerja : 1,5 tahun sudah cukup untuk menyebabkan dermatitis kontak iritan kronis  Jumlah jam terpajan setiap harinya : 3 sampai dengan 4 jam sehari  Pemakaian APD : Jarang memakai APD
  • 26. Langkah 5 : Faktor Indovidu yang Berperan  Pasien mempunyai iwayat penyakit dahulu yang sama ketika pasien masih di kota keluhannya cenderung menguatkan ke arah diagnosis ini, dimana pasien juga mengalami gejala yang sama saat sering terpapar dengan detergen. Faktor alergi pada pasien dan keluarga tidak ditemukan. Langkah 6 : Faktor lain di Luar Pekerjaan  Tidak ditemukan Langkah 7 : Diagosa PAK  Dermatitis Kontak Iritan (Kronis) akibat bahan kimia laundri dan linen panas
  • 27. PERMASALAHAN PASIEN & RENCANA PENATALAKSANAAN Rencana Tindakan (materi & metoda) No Jenis permasalahan Target waktu Hasil yang diharapkan keterangan 1. Dermatitis Kontak Iritan Terapi Medikamentosa (Kronis) Prednisone 3 x 5 mg 1-2 minggu keluhan kulit berkurang Chlorpheniramin maleat 3 x 4 mg Keluhan pasien sembuh Hidrokortison 1% mg zalf 3 x sehari Pasien rutin Memakai APD Paralox (Octyl methoxycinnamate, Pasien tahu bahan- bahan Oxybenzone, Microtitanium dioxide) yang menyebabkan digunakan pagi penyakitnya Vitacid (mengandung asam retinoat 0,05%) digunakan malam Non medikamentosa : Minum yang cukup Penggunaan APD Edukasi tentang keselamatan dan kesehatan kerja 2. Mengurangi pajanan Mengevaluasi teknik pengecekan linen Segera setelah Tangan petugas tidak terpapar panas pada tangan yang sudah kering berkoordinasi panas dengan Manajer 3. Pemberdayaan Menyusun sistem kewajiban penggunaan Laundry Segera setelah berkoordinasi penggunaan Alat APD (1 minggu) dengan Manajer Laundry Pelindung Diri (1 minggu) 4 Jumlah Linen meningkat Merekomendasikan ke HRD untuk Proporsi kerja sesuai dengan penambahan jumlah petugas Laundry jumlah petugas saat Jumlah linen meningkat
  • 28. SARAN  Kepada Pekerja  Memeriksakan sedini mungkin keluhan yang terjadi berulang sebelum terjadi keluhan yang lebih berat.  Mengenali potensi bahaya di tempat kerjanya  Meminimalisasi pajanan  Mengenakan Alat Pelindung Diri yang adekuat jika pekerjaan mengharuskan terjadi pajanan tubuh pada potensi bahaya
  • 29. Kepada Perusahaan  Menyusun regulasi jam kerja, jam lembur, sistem rotasi kerja.  Mendeteksi kelainan/penyakit pada pekerja yang berhubungan dengan pekerjaan.  Melakukan penatalaksanaan terhadap kelainan/penyakit secara paripurna, secara medis dan okupasi.  Melakukan pemetaan potensi bahaya di setiap lingkungan kerja.  Melakukan kontrol terhadap potensi bahaya tersebut.  Menyusun sistem pemberdayaan penggunaan Alat Pelindung Diri.