SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
Proses Pembentukan Kepribadian Sosial yang Islami di dasarkan dengan
hadits Rosul
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Semua kajian para psikolog sekalipun terlihat cukup beragam dari berbeda-beda lingkup
kajiannya, namun pada intinya focus studi mereka adalah untuk mencapai target yang sama,
yaitu memahami kepribadian manusia. Agar kita bisa memahami kepribadian manusia secara
benar, kita wajib mengetahui semua komponen yang memiliki kontribusi untuk membentuk
sebuah kepribadian. Bahkan kita juga harus mengetahui berbagai factor yang mempengaruhi
pembentukan kepribadian secara baik.
Jauh sebelum para penemu teori psikologi kontemporer menemukan teori-teorinya tentang
struktur kepribadian manusia, dalam Al-Qur‟an sebenarnya sudah menyinggung tentang hal
itu. Dan pada perinciannya dijelaskan pada hadist-hadist Rosulullah SAW. Baik itu struktur
kepribadian,tipe kepribadian dan sampai factor-faktor yang mempengaruhi kepribadian.
Dalam pembahasan kali ini akan menyinggung tentang perihal ayat Al-Qur‟an dan hadisthadit yang menjelaskan tentang kepribadian manusia.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanastruktur kepribadian dalam islam?
2. Apa saja Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Kepribadian?
3. Bagaimanapembentukan kepribadian sosial yang islami?
4. Ayat dan Hadist tentang kepribadian?
C. Tujuan
untuk mengetahui tentang struktur kepribadian dalam islam, mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi perkembangan kepribadian, mengetahui pembentukan kepribadian sosial yang
islami dan untuk mengetahui ayat dan hadist mengenai kepribadian.
BAB II
PEMBAHASAN
PROSES PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN SOSIAL YANG ISLAMI DIDASARKAN
DENGANHADIST ROSUL

A. Struktur Kepribadian dalam Islam
Struktur adalah komposisi pengaturan bagian-bagin komponen, dan ssnan komplek
keseluruhan.
James P. Chaplin mendefenisikan strktur dengan satu organisasi permanen, pola atau
kumpulan unsur-unsur yang bersifat relatif stabil, menetap dan abadi. Struktur kepribadian
memiliki arti integrasidari sifat-sifat dan sistem-sistem yang menyusun kepribadian.
Dalam islam, penentuan struktur kepribadian tidak dapat terlepas dari pembahasan subtansi
manusia, sebab dengan penbahasan subtansi tersebut dapat diketahu hakikat dan dinamika
prosesnya. Subtansi manusia terdiri atas jasad dan ruh. Masing-masing aspek yang berbeda
naturnya ini pada prinsipnya saling membutuhkan. Jasad tanpa ruh merupakan subtansi yang
mati, sedangkan ruh tanpa jasad tidak dapat teraktualisasikan. Karena saling membutuhkan,
diperlukan sinergi antara keduanya, yang dalam terminologi psikologi islam disebut dengan
nafs.
1. Struktr Jasmani (jisim)
Jasmani adalah sbtansi manusia yang terdiri atas struktur organisme fisik. Organisme fisik
manusia lebih sempurna dibanding dengan organisme fisik makhlk-makhluk lain. Setiap
makhluk biotik lahiriah memiliki unsur material yang sama, yakni terbuat dari unsur tanah,
api, udara, dan air. Keempat unsur diatas merupakan materi yang abiotik (mati). Ia akan
hidup jika diberi energi kehidupan yang bersifat fisik (thaqah al-jismiyah). Energi kehidupan
ini lazimnya disebut dengan nyawa, karena nyawa manusia hidup.
Jisim manusia memiliki natur tersendiri. Al-Farabi menyatakan bahwa komponen ini dari alm
ciptaan, yang memiliki bentuk, rupa, berkualitas, berkadar, bergerak dan diam, serta berjasad
yang terdiri dari beberapa organ.
2. Struktur Ruhani
Ruh merupakan subtansi psikis manusia yang menjadi esensi kehidupannya. Sebagian ahli
menyebut ruh sebagai badan halus (jism lathif), ada yang sutansi sederhana, dan ada juga
subtansi ruhani. Ruh yang menjadi pembeda antara esensi manusia dengan esensi makhluk
lain. Pemahaman hakikat ruh sangat misteri, bahkan dalam QS: Al-isra‟ ruh merupakan
urusan Tuhan.
85. dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: "Roh itu Termasuk urusan
Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit".

3. Struktur Nafsani
Nafs dalam khazanah islam memiliki banyak pengertian. Nafs dapat berarti jiwa (soul),
nyawa, ruh, konotasi yang berdaya syahwat dan ghadhap, kepribadian, dan subtansi
psikofisik manusia. Maksud nafs dalam sub ini adalah sebagaimana dalam pengertian
terakhir. Pada subtansi nafs ini, komponen jasad dan ruh. Nafs memiliki natur gabungan
antara natur jasad dan ruh. Nafs adalah potensi jasad ruhani (psikofisik) manusia yang secara
inhern telah ada sejak manusia siap menerimanya.
Potensi ini terikat dengan hukum yang bersifat jasadi-ruhani. Semua potensi yang terdapat
pada nafs berifat potensial, tetapi dapat aktual jika manusia mengupayakan. Setiap komponen
yang ada memiliki daya-daya laten yang dapat menggerakkan tingkah laku manusia. Aktual
nafs membentuk kepribadian, yang perkembangannya dipengaruhi oleh faktor internal dan
eksternal.
Dalam konteks ini, nafs memiliki arti psikofisik manusia, yang mana komponen jasad dan
ruh telah bersinergi.

Qalbu
Kata qalbu terambil dari kata bermakna “membalik” karena ia sering kali ia berbolak balik,
terkadang senang, terkadang susah, kadang kala setuju kadang kala menolak. Qalbu sangat
berpotensi untuk tidak konsisten. Al-qur‟an pun menggambarkan demikian, ada yang baik
dan ada pula sebaliknya. Al-Qur‟an menjelaskan bahwa, kata qalbu dapat diartikan sebagai
wadah, dilukiskan pula dengan fuad.
Al-Ghazali secara tegas melihat qalbu dari du aspek:
1. Qalbu jasmani adalah daging sanubari yang terbentuk seperti jantung pisangyang terletak
dalam dada sebelah kiri.
2. Qalbu ruhani adalah sesuatu yang bersifat halus, rabbani, dan ruhani yang berhubungan
dengan qalbu jasmani. Bagian kedua ini merupakan esensial manusia.

Pemaknaan dua aspek tersebut wajar, sebab qalbu merupakan bagian dari nafsani. Setiap
nafsani memiliki komponen fisik dan psikis. Komponen fisik tercermin dalam qalbu jasmani,
sedang komponen psikis tercermin dalam qalbu ruhani.
Akal
Secara etimologi, akal memiliki arti al-imsak (menahan), al-ribat (ikatan), al-hajr (menahan),
al-nahy (melarang) dan man‟u (mencegah). Berdasarkan makna bahasa ini maka yang disebut
orang yang berakal (al-„aqil) adalah orang yang mampu menahan dan mengikat hawa
nafsunya. Jika hawa nafsunya terikat jiwa rasionalitasnya mampu bereksistensi.
Akal merupakan bagian dari daya nafsani manusia yang memiliki 2 makna:
1.

Akal jasmani, yaitu salah satu organ tubuh yang terletak dikepala. Akal ini lazimnya

disebut otak yang bertempat dikepala.
2. Akal ruhani yaitu cahaya ruhani dan daya nafsani yang dipersiapkan untuk memperoleh
pengetahuan dankognisi.
Dalam al-qur‟an, komponen nafsani yang mamp berakal adalah qalbu. Firman Allah Swt:

46. Maka Apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang
dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat
mendengar? karena Sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati
yang di dalam dada.

Berdasarkan ayat ini, para musafir, sebagaimana yang diulas oleh Al-Ghazali dan Al-Zukhalli
berbeda pendapat. Sebagian ada yang berpendapat bahwa qalbu yang berakal, dan sebagian
yang lain menyebut “otak” yang berakal.

Hawa Nafsu
Nafsu sebagai daya nafsani memiliki banyak pengertian: pertama, nafsu merupakan nyawa
manusia, yang wujudnya berupa angin yang keluar masuk di dalam tubuh manusia melalui
mulut dan kerongkongan. Kedua, nafsu merupakan sinergi jasmani-ruhani manusia dan
merupakan totalitas strukturkepribadian manusia, ketiga, hawa nafsu yaitu, yaitu bagian dari
daya nafsani yang berarti hawa nafsu yang memiliki dua kekuatan, yaitu kekuatan al-ghadap
dan al-syahwat.
Dalam perspektif psikologi memiliki daya konotasi, konotasi adalah bereaksi, berbuat,
berusaha, berkemauan dan berkehendak. Aspek konotasi kepribadian ditandai dengan tingkah
laku yang bertujuan dan imfuls untuk berbuat. Hawa menunjukkan struktur bawah sadar atau
prasadar dari kepribadian manusia. Apabila manusia mengubah dominasi hawa nafsunya
maka kepribadiannya tidak akan mampu beriksistensi secara baik. Manusia model ini
memiliki kedudukan sama dengan binatang bahkan lebih hina.

B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Kepribadian
Dengan mengkaji proses penciptaan manusia dan perkembangan manusia serta sifat-sifat
manusia, maka faktor-faktor yang mempengarhi perkembangan kepribadian individu
meliputi:
a. Potensi yang telah Allah berikan terutama berupa fisik dan ruh serta sifat-sifat dasar
manusia (yang bisa berupa kecenderungan berbuat negatif). Allah SWT memberikan
kebebasan kepada setiap manusia untuk memilih jalur hidupnya.
b. Sikap, Perilaku, dan Perlakuan Orang tua, merupakan lingkungan utama yang akan
memberikan pengaruh bagi anak dalam menjalankan aktivitas hidup, apakah anak akan
berkembang sekedar mengikuti dorongan hawa nafsunya, atau anak akan berkembang
menjadi pribadi yang mampu menyeimbangkan antara pemenuhan kebutuhan fisiknya
dengan pemenuhan kebutuhan spritualnya. Dalam hal ini Husain Mazhari (2003: 1)
mengungkapkan bahwa orang tua berpengaruh terhadap nasip dan masa depan anak serta
bagi kebahagiaan ataupun kesengsaraan anak. Rasulullah Saw bersabda:
“Orang yang bahagia adalah orang yang telah berbahagia di perut ibunya, dan orang yang
sengsara adalah orang yang telah sengsara diperut ibunya.”
Dengan demikian hadist ini menunjukkan bahwa nasib seorang anak, bahagia atau sengsara
sebenarnya terletak pada awal pertumbhannya di dalam perut ibunya. Hadist ini juga
menyingkapperanan orang tua dalam menyediakan lahan yang menentukan masa depan anak,
diberbagai tahap perkembangannya.
Husain Muzhahiri menjelaskan faktor-faktor yang membentuk kepribadian anak:
1. Cinta kasih dalam pembinaan kepribadian.
Hasil penelitian lapangan tentang anak-anak yang dibesarkan dibawah perhatian penuh orang
tuanya sejak bayi hingga tiga tahun dengan anak-anak yang dibesarkan di lembaga-lembaga
anak, ternyata ditemukan bahwa anak-anak yang tidak mendapat kasi sayang orng tua
memiliki empat sifat: a. Secara umum ketika dewasa mereka tidak memiliki semangat, b.
Tidak mampu mengadakan hubungan sosial, c. Dingin, tidak punya motivasi dan sulit
menyelesaikan pekerjaan, d. Menilai orang lain selalu negatif dan sulit percaya pada orang
lain.
2. Tidak menghina dan tidak mengurangi hak anak.
Rasulullah bersabda: “hormatilah anak-anak kamu dan perbaikilah adab mereka, niscaya
Allah mengampuni kamu.”islam menilai mencium anak adalah suat rahmat, bahkan
Rasulullah berpendapat bahwa orang yang tidak pernah mencium anaknya adalah tanda
bahwa rahmat Allah telah dicabut darinya.

3. Perhatian pada perkembangan kepribadian anak.
Tujuh tahun pertama orang tua membantu perkembangan anak dengan penuh kasih sayang
dan cinta. Tujuh tahun kedua hendaknya orang tua banyak memberikan motivasi agar anak
terampil melakukan berbagai pekerjaan orang tua yang bisa di bantunya. Orang tua perlu
sering memberikan hadiah dan pujian jika anak melakukan perbuatan baik seperti membantu
pekerjaan rumah. Tujuh tahun ketiga, hendaknya berlangsung hubungan berdasarkan prinsif
penghormatan dan musyawarah. Pada usia seperti ini, orang tua berhak memanfaatkan
kemampuan anaknya

untuk

melakukan beberapa pekerjaan, akan

tetapi

dengan

bermusyawarah.
4. Menghindari perkataan kotor
Allah Swt berfirman dalam QS Ali Imran: 159

159. Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah lembut terhadap mereka.
Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari
sekelilingmu. karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan
bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu[246]. kemudian apabila kamu telah
membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai
orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.

[246] Maksudnya: urusan peperangan dan hal-hal duniawiyah lainnya, seperti urusan
politik, ekonomi, kemasyarakatan dan lain-lainnya.

Dari ayat ini dapat diambil pelajaran oleh para orang tua dalam mendidik anaknya. Tidak
memaksa kehendak, tetapi selalu mengutamakan musyawarah, dengan menggunakan katakata yang baik dan lembut.
c. Faktor Keturunan (faktor hereditas)
Bagaimana pun faktor keturunan dalan membentuk kepribadian anak tidak dapat dipungkiri.
Dalam QS Al-A‟raf: 57
“Dan tanah yang baik, tanam-tanamannya tumbuh subur dengan seizin Allah. Dan tanah
yang tidak subur (tidak baik), tanam-tanamannya hanya tumbuh merana.”
Pentingnya faktor keturunan dinyatakan Raslullah dalam sebuah hadist: “lihatlah kepada
siapa anda letakkan nutfah (sperma) anda, karena sesungguhnya asal (al-„irq) menurn kepada
anaknya.”

C. Pembentukan Kepribadian Sosial yang Islami
Islam menggambarkan cara membentuk masyarakat islami yang utama dan ideal. Dan untuk
itu, islam menyiapkan semangat yang kondusif untuk pertumbuhan yang sehat dan
pendidikan yang baik, sebagaimana islam juga menyiapkan kesempatan-kesempatan yang
memungkinkannya untuk sanggup memperlihatkan kemampuan-kemampuannya yang
tersimpan.
1. Menyerahkan diri kepada Allah
Pembentukan pribadi yang islami, harus atas dasar kesadaran menyerahkan diri kepada Allah.
Hal itu menyangkut akidah dengan cara beriman pada keesaan Allah, dan menyangkut
akhlak, yang berarti seseorang harus berakhlak seperti diperintahkan Allah. Allah ta‟ala
menafsirkan makna menyerahkan diri kepada Allah, saat Dia memberikan contoh ideal yang
tercermin sosok Rasulullah Saw.
Firman Allah dalam QS Al-An‟am:162-163

--

2. Kebebasan dan Kemuliaan Manusia
Pembentukan pribadi yang islami, harus berdasarkan pada asaskebebasan serta kemuliaan
manusia. Selain itu, pribadi seorang muslim harus melepaskan diri pengabdian kepada selain
Allah. Dengan demikian ia benar-benar bisa terbebas dari segala bentuk ketakutan,
kegelisahan dan perasaan apa saja yang memperlemah serta melecehkan kemuliaan insani.
Takut mati misalnya, adalah termasuk sesuatu yang berlaku secara riil dalam kehidupan umat
manusia. Namun terkadang ada seseorang yang justru memilih menjadi hina didepan orang
lain yang lalim, atau lari dari kancah peperangan atau berkompromi dengan musuh agama.
3. Membebaskan Pribadi Muslim dari Faktor-Faktor Ketakutan
Karena itulah, kita lihat islam berusaha mengatasi rasa takutini dari pendekatan aspek akidah
tauhid. Ia tanamkan akidah atau keyakinan ke hati seorang muslim, bahwa yang menguasai
segenap kekuasaan hanyalah Allah semata. Dialah yang membuat kematian dan kehidupan.
Dan Dialah yang menentukan ajal manusia. Apabila ajal mereka telah datang, maka tidak
bisa diundur ataupun dimajukan barang sesaatpun. Keinginan untuk bisa terus hidup atu
bersikap pengecut, bukanlah yang menunda tibanya ajal. Sama seperti sikap pemberani,
bukanlah yang menunda tibanya ajal. Sama seperti sikap pemberani, bukanlah yang
menyebabkan ajal segera tiba. Allah telah menjelaskan hal itu dalam kitabnya yang mulia.

185. tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. dan Sesungguhnya pada hari kiamat
sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke
dalam syurga, Maka sungguh ia telah beruntung. kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah
kesenangan yang memperdayakan.

Kesehatan Jiwa
Kesehatan jiwa dikenal sebagai kemampuan seseorang untuk beradaptasi dengan dirinya
sendiri dan dengan masyarakat dimana ia hidup. Adaptasi inilah yang mendatangkan
kenikmatan hidup dan menghilangkan kekacauan-kekacauan yang penuh semangat. Sesuai
dengan pengertian ini seseorang akan ridha terhadap dirinya sendiri, dan tidak
memperlihatkan hal-hal yang menunjukkan adanyaketidak cocokan sosial. Ia tidak akan
melakukan perilaku-perilaku sosial yang kontroversial. Sebaliknya ia justru melakukan
perilaku-perilaku rasional yang menunjukkan adanya keseimbangan emosional, sentimen,
dan rasional dalam berbagai bidang dan selalu bersikap tenang disemua situasi dan kondisi.
Manhaj islam dalam pembentukan pribadi muslim, menjadikan sebagai pribadi yang matang
dan sanggup menikmati semua gejala dan sendi-sendi kesehatan jiwa sebagai berikut:
1. Iman dan kemantapan hati
Iman dan kemantapan hati yang dirasakan seorang muslim akan menciptakan adanya
keseimbangan emosional, sentimen dan akal. Firman Allah dalam QS ibrahim: 27
2. Memelihara hubungan bersama Allah
3. Fleksibel dalam menghadapi berbagai masalah
4. Bersabar dalam cobaan dan bersyukur dalam kebahagiaan
5. Hati yang senantiasa berjaga
6. Menjaga hubungan baik dengan sesama muslim
7. Selalu optimis

D.

AYAT

AL-QUR’AN

DAN

HADIST

NABI

TENTANG

KEPRIBADIAN

QS. Shaad (38): 71-72 ;
71. (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat: "Sesungguhnya aku akan
menciptakan manusia dari tanah".
72. Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya roh
(ciptaan)Ku; Maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadaNya".

QS Al-Qashas: 77
77. dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri
akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat
baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan
janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
berbuat kerusakan.

QS. Ar-Ruum (30):22
22. dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan
berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikan itu benarbenar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui.

Hadist Nabi Saw:
“sesungguhnya salah seorang dari kalian telah dikumpulkan proses penciptaannya didalam
perut ibunya selama 40 hari. Kemudian selama 40 hari dia akan menjadi „alaqoh (segumpal
darah) dan menjadi Mudghoh (sekerat daging) pada 40 hari lagi. Setelah itu dikirim
malaikat meniupkan ruh kedalamnya”
“tidak ada seorang jabang bayipun kecuali dia terlahir berdasarkan fitroh. Lantas kedua
orang tuanyalah yang akan membuatnya menjadi orang yahudi, nasrani, maupun majusi”
“Wahai Rosulullah, beritahukan (mana saja yang termasuk kebaikan dan dosa) kepadaku!”
Rosulullah bersabda, “kamu dating untuk bertanya kepadaku tentang kebaikan dan
keburukan?” Aku menjawab, “iya” lantas Rosulullah mengumpulkan ketiga jarinya. Beliau
memasukkannya kedadaku sembari berkata, “Wahai Wabishah, mintalah fatwa kepada
dirimu sendiri! Kebaikan adalah sesuatu yang dirasakan tenang oleh hati dan jiwa.
Sedangkan dosa adalah sesuatu yang mengusik hati dan menciptakan kebimbangan dalam
dada”
“sesungguhnya aku menciptakan hamba-Ku dalam keadaan memeluk agama yang hanif.
Lalu setan mendatangi mereka dan memalingkan mereka dari agama mereka”. (HR. Muslim)
“tidak ada keutamaan bagi seseorang atas orang lain kecuali dengan pertimbangan agama
atau ketakwaan”. Didalam riwayat lain, “tidak ada keutamaan lain bagi seseorang atas
orang lain kecuali berdasarkan agama atau amal sholeh”.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
penentuan struktur kepribadian tidak dapat terlepas dari pembahasan subtansi manusia, sebab
dengan penbahasan subtansi tersebut dapat diketahu hakikat dan dinamika prosesnya.
Subtansi manusia terdiri atas jasad dan ruh. Masing-masing aspek yang berbeda naturnya ini
pada prinsipnya saling membutuhkan. Jasad tanpa ruh merupakan subtansi yang mati,
sedangkan ruh tanpa jasad tidak dapat teraktualisasikan. Karena saling membutuhkan,
diperlukan sinergi antara keduanya, yang dalam terminologi psikologi islam disebut dengan
nafs.
faktor-faktor yang mempengarhi perkembangan kepribadian individu meliputi:
1. Potensi
2. Sikap, Perilaku, dan Perlakuan Orang tua
3. Faktor Keturunan
Islam menggambarkan cara membentuk masyarakat islami yang utama dan ideal. Dan untuk
itu, islam menyiapkan semangat yang kondusif untuk pertumbuhan yang sehat dan
pendidikan yang baik, sebagaimana islam juga menyiapkan kesempatan-kesempatan yang
memungkinkannya untuk sanggup memperlihatkan kemampuan-kemampuannya yang
tersimpan.
1. Menyerahkan diri kepada Allah
2. Kebebasan dan Kemuliaan Manusia
3. Membebaskan Pribadi Muslim dari Faktor-Faktor Ketakutan
DAFTAR PUSTAKA

Erhamwilda. Konseling Islami. Yokyakarta: Graha Ilmu. 2009.
M. Jamaluddin Mahfuzh. Psikologi Anak dan Remaja Muslim. Jakarta: Pustaka Al-khautsar.
2001.
Mujib, Abdul. Kepribadian Dalam Psikologi Islam. Jakarta: Raja Grafindo. 2006.
Mukhlis. Psikologi Islam. Pekanbaru: Almujtahadah Press. 2001.

More Related Content

What's hot

Penghantar bimbingan dan kaunseling
Penghantar bimbingan dan kaunselingPenghantar bimbingan dan kaunseling
Penghantar bimbingan dan kaunselingAmer Asyraf
 
Pendidikan Agama ISlam "Mengenal Bagaimana Manusia Bertuhan "
Pendidikan Agama ISlam "Mengenal Bagaimana Manusia Bertuhan "Pendidikan Agama ISlam "Mengenal Bagaimana Manusia Bertuhan "
Pendidikan Agama ISlam "Mengenal Bagaimana Manusia Bertuhan "chusnaqumillaila
 
Perkembangan Ilmu Tasawuf
Perkembangan Ilmu TasawufPerkembangan Ilmu Tasawuf
Perkembangan Ilmu TasawufUlfiatu Rochmah
 
Agama : Hakikat Manusia Menurut Islam
Agama : Hakikat Manusia Menurut IslamAgama : Hakikat Manusia Menurut Islam
Agama : Hakikat Manusia Menurut IslamWachidatin N C
 
Pengertian akhlak dan tasawuf
Pengertian akhlak dan tasawufPengertian akhlak dan tasawuf
Pengertian akhlak dan tasawufAbu Rijal
 
Kecerdasan nurani dan spiritual
Kecerdasan nurani dan spiritualKecerdasan nurani dan spiritual
Kecerdasan nurani dan spiritualSUKSES Pertama
 
Spiritualitas Sebagai Landasan Bertuhan
Spiritualitas Sebagai Landasan Bertuhan Spiritualitas Sebagai Landasan Bertuhan
Spiritualitas Sebagai Landasan Bertuhan FatkurRohman19
 
Tauhid, Al-Qur’an&Hadits, Generasi Terbaik dan Salafussalih, Berbagi, Keadila...
Tauhid, Al-Qur’an&Hadits, Generasi Terbaik dan Salafussalih, Berbagi, Keadila...Tauhid, Al-Qur’an&Hadits, Generasi Terbaik dan Salafussalih, Berbagi, Keadila...
Tauhid, Al-Qur’an&Hadits, Generasi Terbaik dan Salafussalih, Berbagi, Keadila...DitiTriAriputry
 
Hakikat manusia bab I
Hakikat manusia bab IHakikat manusia bab I
Hakikat manusia bab Iarvant
 
Presentasi pendidikan agama islam akhlak dan tasawuf
Presentasi pendidikan agama islam akhlak dan tasawufPresentasi pendidikan agama islam akhlak dan tasawuf
Presentasi pendidikan agama islam akhlak dan tasawufRatih Kisdiani Riadi
 
Pengertian dan Tujuan Mempelajari Ilmu Tasawuf
Pengertian dan Tujuan Mempelajari Ilmu TasawufPengertian dan Tujuan Mempelajari Ilmu Tasawuf
Pengertian dan Tujuan Mempelajari Ilmu TasawufRia Widia
 
TENTANG MANUSIA DAN KEHIDUPAN
TENTANG MANUSIA DAN KEHIDUPAN TENTANG MANUSIA DAN KEHIDUPAN
TENTANG MANUSIA DAN KEHIDUPAN Desi Rahmawati
 
Bagaimana manusia bertuhan-- materi kuliah agama islam
Bagaimana manusia bertuhan-- materi kuliah agama islamBagaimana manusia bertuhan-- materi kuliah agama islam
Bagaimana manusia bertuhan-- materi kuliah agama islamchusnaqumillaila
 
Filsafat Islam - Al Ghazali
Filsafat Islam - Al GhazaliFilsafat Islam - Al Ghazali
Filsafat Islam - Al GhazaliEneng Susanti
 
Makalah akhlak copy
Makalah akhlak   copyMakalah akhlak   copy
Makalah akhlak copyandreanapulu
 
Makalah Konsep Manusia Menurut Islam
Makalah Konsep Manusia Menurut IslamMakalah Konsep Manusia Menurut Islam
Makalah Konsep Manusia Menurut IslamKris Feby
 

What's hot (20)

Penghantar bimbingan dan kaunseling
Penghantar bimbingan dan kaunselingPenghantar bimbingan dan kaunseling
Penghantar bimbingan dan kaunseling
 
Pendidikan Agama ISlam "Mengenal Bagaimana Manusia Bertuhan "
Pendidikan Agama ISlam "Mengenal Bagaimana Manusia Bertuhan "Pendidikan Agama ISlam "Mengenal Bagaimana Manusia Bertuhan "
Pendidikan Agama ISlam "Mengenal Bagaimana Manusia Bertuhan "
 
Perkembangan Ilmu Tasawuf
Perkembangan Ilmu TasawufPerkembangan Ilmu Tasawuf
Perkembangan Ilmu Tasawuf
 
Agama : Hakikat Manusia Menurut Islam
Agama : Hakikat Manusia Menurut IslamAgama : Hakikat Manusia Menurut Islam
Agama : Hakikat Manusia Menurut Islam
 
AHKLAK DAN TASAWUF DALAM ISLAM
AHKLAK DAN TASAWUF DALAM ISLAMAHKLAK DAN TASAWUF DALAM ISLAM
AHKLAK DAN TASAWUF DALAM ISLAM
 
Pengertian akhlak dan tasawuf
Pengertian akhlak dan tasawufPengertian akhlak dan tasawuf
Pengertian akhlak dan tasawuf
 
Akhlak islami
Akhlak islamiAkhlak islami
Akhlak islami
 
Kecerdasan nurani dan spiritual
Kecerdasan nurani dan spiritualKecerdasan nurani dan spiritual
Kecerdasan nurani dan spiritual
 
Spiritualitas Sebagai Landasan Bertuhan
Spiritualitas Sebagai Landasan Bertuhan Spiritualitas Sebagai Landasan Bertuhan
Spiritualitas Sebagai Landasan Bertuhan
 
Tauhid, Al-Qur’an&Hadits, Generasi Terbaik dan Salafussalih, Berbagi, Keadila...
Tauhid, Al-Qur’an&Hadits, Generasi Terbaik dan Salafussalih, Berbagi, Keadila...Tauhid, Al-Qur’an&Hadits, Generasi Terbaik dan Salafussalih, Berbagi, Keadila...
Tauhid, Al-Qur’an&Hadits, Generasi Terbaik dan Salafussalih, Berbagi, Keadila...
 
TASAWUF
TASAWUFTASAWUF
TASAWUF
 
Hakikat manusia bab I
Hakikat manusia bab IHakikat manusia bab I
Hakikat manusia bab I
 
Presentasi pendidikan agama islam akhlak dan tasawuf
Presentasi pendidikan agama islam akhlak dan tasawufPresentasi pendidikan agama islam akhlak dan tasawuf
Presentasi pendidikan agama islam akhlak dan tasawuf
 
Pengertian dan Tujuan Mempelajari Ilmu Tasawuf
Pengertian dan Tujuan Mempelajari Ilmu TasawufPengertian dan Tujuan Mempelajari Ilmu Tasawuf
Pengertian dan Tujuan Mempelajari Ilmu Tasawuf
 
TENTANG MANUSIA DAN KEHIDUPAN
TENTANG MANUSIA DAN KEHIDUPAN TENTANG MANUSIA DAN KEHIDUPAN
TENTANG MANUSIA DAN KEHIDUPAN
 
Bagaimana manusia bertuhan-- materi kuliah agama islam
Bagaimana manusia bertuhan-- materi kuliah agama islamBagaimana manusia bertuhan-- materi kuliah agama islam
Bagaimana manusia bertuhan-- materi kuliah agama islam
 
Kecerdasan Nurani dan Spiritual
Kecerdasan Nurani dan SpiritualKecerdasan Nurani dan Spiritual
Kecerdasan Nurani dan Spiritual
 
Filsafat Islam - Al Ghazali
Filsafat Islam - Al GhazaliFilsafat Islam - Al Ghazali
Filsafat Islam - Al Ghazali
 
Makalah akhlak copy
Makalah akhlak   copyMakalah akhlak   copy
Makalah akhlak copy
 
Makalah Konsep Manusia Menurut Islam
Makalah Konsep Manusia Menurut IslamMakalah Konsep Manusia Menurut Islam
Makalah Konsep Manusia Menurut Islam
 

Viewers also liked

Cara jitu mengatasi sakit pinggang Dengan menggunakan kursi shiatsu portable ...
Cara jitu mengatasi sakit pinggang Dengan menggunakan kursi shiatsu portable ...Cara jitu mengatasi sakit pinggang Dengan menggunakan kursi shiatsu portable ...
Cara jitu mengatasi sakit pinggang Dengan menggunakan kursi shiatsu portable ...Bisnis Rental Kursi Pijat 081380783912
 
50 Stunning Mobile Statistics 2013
50 Stunning Mobile Statistics 201350 Stunning Mobile Statistics 2013
50 Stunning Mobile Statistics 2013Melih Özdemir
 
Makalah pengelolaan sumber daya alam berdasarkan prinsip berwawasan lingkung...
Makalah  pengelolaan sumber daya alam berdasarkan prinsip berwawasan lingkung...Makalah  pengelolaan sumber daya alam berdasarkan prinsip berwawasan lingkung...
Makalah pengelolaan sumber daya alam berdasarkan prinsip berwawasan lingkung...Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah pengelolaan sumber daya alam dengan baik dan bijaksana
Makalah pengelolaan sumber daya alam dengan baik dan bijaksanaMakalah pengelolaan sumber daya alam dengan baik dan bijaksana
Makalah pengelolaan sumber daya alam dengan baik dan bijaksanaOperator Warnet Vast Raha
 
Proteínas de membrana biologia molecular
Proteínas de membrana biologia molecularProteínas de membrana biologia molecular
Proteínas de membrana biologia molecularHugo Pérez
 
Tabulaciones.docx
Tabulaciones.docxTabulaciones.docx
Tabulaciones.docxlucaskevin
 

Viewers also liked (17)

Metode penelitian dalam psikologi klinis
Metode penelitian dalam psikologi klinisMetode penelitian dalam psikologi klinis
Metode penelitian dalam psikologi klinis
 
Cara jitu mengatasi sakit pinggang Dengan menggunakan kursi shiatsu portable ...
Cara jitu mengatasi sakit pinggang Dengan menggunakan kursi shiatsu portable ...Cara jitu mengatasi sakit pinggang Dengan menggunakan kursi shiatsu portable ...
Cara jitu mengatasi sakit pinggang Dengan menggunakan kursi shiatsu portable ...
 
50 Stunning Mobile Statistics 2013
50 Stunning Mobile Statistics 201350 Stunning Mobile Statistics 2013
50 Stunning Mobile Statistics 2013
 
Makalah konsep pembelajaran
Makalah konsep pembelajaranMakalah konsep pembelajaran
Makalah konsep pembelajaran
 
Cover 01
Cover 01Cover 01
Cover 01
 
Makalah media pembelajaran bahasa
Makalah media pembelajaran bahasaMakalah media pembelajaran bahasa
Makalah media pembelajaran bahasa
 
Sumber daya alam
Sumber daya alamSumber daya alam
Sumber daya alam
 
Kafer akbid ykn
Kafer akbid yknKafer akbid ykn
Kafer akbid ykn
 
Makalah pengelolaan sumber daya alam berdasarkan prinsip berwawasan lingkung...
Makalah  pengelolaan sumber daya alam berdasarkan prinsip berwawasan lingkung...Makalah  pengelolaan sumber daya alam berdasarkan prinsip berwawasan lingkung...
Makalah pengelolaan sumber daya alam berdasarkan prinsip berwawasan lingkung...
 
Makalah berpikir ilmiah dan bertindak kreatif
Makalah berpikir ilmiah dan bertindak kreatifMakalah berpikir ilmiah dan bertindak kreatif
Makalah berpikir ilmiah dan bertindak kreatif
 
Makalah pengelolaan sumber daya alam dengan baik dan bijaksana
Makalah pengelolaan sumber daya alam dengan baik dan bijaksanaMakalah pengelolaan sumber daya alam dengan baik dan bijaksana
Makalah pengelolaan sumber daya alam dengan baik dan bijaksana
 
Makalah perkembangan perilaku dan kepribadian
Makalah perkembangan perilaku dan kepribadianMakalah perkembangan perilaku dan kepribadian
Makalah perkembangan perilaku dan kepribadian
 
Makalah tumbuhan
Makalah tumbuhanMakalah tumbuhan
Makalah tumbuhan
 
Syarat pemekaran wilayah
Syarat pemekaran wilayahSyarat pemekaran wilayah
Syarat pemekaran wilayah
 
Proteínas de membrana biologia molecular
Proteínas de membrana biologia molecularProteínas de membrana biologia molecular
Proteínas de membrana biologia molecular
 
δ2 project comenius
δ2 project comeniusδ2 project comenius
δ2 project comenius
 
Tabulaciones.docx
Tabulaciones.docxTabulaciones.docx
Tabulaciones.docx
 

Similar to Proses pembentukan kepribadian sosial yang islami di dasarkan dengan hadits rosul

psikologi dalam islam
psikologi dalam islampsikologi dalam islam
psikologi dalam islampsikologi12
 
Manusia dalam pandangan psikologi
Manusia dalam pandangan psikologiManusia dalam pandangan psikologi
Manusia dalam pandangan psikologiyuliusnyiara
 
Modul 1 pai
Modul 1 paiModul 1 pai
Modul 1 paiMelAdila
 
Materi1 dasar dasar pendidikan
Materi1 dasar dasar pendidikanMateri1 dasar dasar pendidikan
Materi1 dasar dasar pendidikanDermawan12
 
Makalah sosialisasi dan pembentukan kepribadian sma 1 raha
Makalah sosialisasi dan pembentukan kepribadian sma 1 rahaMakalah sosialisasi dan pembentukan kepribadian sma 1 raha
Makalah sosialisasi dan pembentukan kepribadian sma 1 rahaSeptian Muna Barakati
 
Filsafat manusia
Filsafat manusiaFilsafat manusia
Filsafat manusiaDonnyHari
 
Filsafat Pancasila
Filsafat PancasilaFilsafat Pancasila
Filsafat Pancasilaidbloginfo
 
Makalah sosialisasi dan pembentukan kepribadian sma 1 raha
Makalah sosialisasi dan pembentukan kepribadian sma 1 rahaMakalah sosialisasi dan pembentukan kepribadian sma 1 raha
Makalah sosialisasi dan pembentukan kepribadian sma 1 rahaOperator Warnet Vast Raha
 
Makalah sosialisasi dan pembentukan kepribadian sma 1 raha
Makalah sosialisasi dan pembentukan kepribadian sma 1 rahaMakalah sosialisasi dan pembentukan kepribadian sma 1 raha
Makalah sosialisasi dan pembentukan kepribadian sma 1 rahaOperator Warnet Vast Raha
 
Manusia dan-alam-semesta-new
Manusia dan-alam-semesta-newManusia dan-alam-semesta-new
Manusia dan-alam-semesta-newFitra Sani
 
Pemikiran dan Perbandingan Para Filosof Muslim_Kelas A farmasi.pptx
Pemikiran dan Perbandingan Para Filosof Muslim_Kelas A farmasi.pptxPemikiran dan Perbandingan Para Filosof Muslim_Kelas A farmasi.pptx
Pemikiran dan Perbandingan Para Filosof Muslim_Kelas A farmasi.pptxNiaepa
 
Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian
Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadianMakalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian
Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadianWarnet Raha
 
Konsep islam tentang manusia
Konsep islam tentang manusiaKonsep islam tentang manusia
Konsep islam tentang manusiaRhe Dwi Yuni
 

Similar to Proses pembentukan kepribadian sosial yang islami di dasarkan dengan hadits rosul (20)

psikologi dalam islam
psikologi dalam islampsikologi dalam islam
psikologi dalam islam
 
Psikoogi della
Psikoogi dellaPsikoogi della
Psikoogi della
 
Apa itu manusia
Apa itu manusiaApa itu manusia
Apa itu manusia
 
Manusia dalam pandangan psikologi
Manusia dalam pandangan psikologiManusia dalam pandangan psikologi
Manusia dalam pandangan psikologi
 
4.manusia etika
4.manusia etika4.manusia etika
4.manusia etika
 
Modul 1 pai
Modul 1 paiModul 1 pai
Modul 1 pai
 
Materi1 dasar dasar pendidikan
Materi1 dasar dasar pendidikanMateri1 dasar dasar pendidikan
Materi1 dasar dasar pendidikan
 
Aktivitas aktivitas kejiwaan
Aktivitas aktivitas kejiwaanAktivitas aktivitas kejiwaan
Aktivitas aktivitas kejiwaan
 
Makalah sosialisasi dan pembentukan kepribadian sma 1 raha
Makalah sosialisasi dan pembentukan kepribadian sma 1 rahaMakalah sosialisasi dan pembentukan kepribadian sma 1 raha
Makalah sosialisasi dan pembentukan kepribadian sma 1 raha
 
Filsafat manusia
Filsafat manusiaFilsafat manusia
Filsafat manusia
 
Filsafat Pancasila
Filsafat PancasilaFilsafat Pancasila
Filsafat Pancasila
 
PPT PSIKOLOG.pptx
PPT PSIKOLOG.pptxPPT PSIKOLOG.pptx
PPT PSIKOLOG.pptx
 
Makalah sosialisasi dan pembentukan kepribadian sma 1 raha
Makalah sosialisasi dan pembentukan kepribadian sma 1 rahaMakalah sosialisasi dan pembentukan kepribadian sma 1 raha
Makalah sosialisasi dan pembentukan kepribadian sma 1 raha
 
Makalah sosialisasi dan pembentukan kepribadian sma 1 raha
Makalah sosialisasi dan pembentukan kepribadian sma 1 rahaMakalah sosialisasi dan pembentukan kepribadian sma 1 raha
Makalah sosialisasi dan pembentukan kepribadian sma 1 raha
 
Manusia dan-alam-semesta-new
Manusia dan-alam-semesta-newManusia dan-alam-semesta-new
Manusia dan-alam-semesta-new
 
Makalah sekolah
Makalah sekolahMakalah sekolah
Makalah sekolah
 
Makalah sekolah
Makalah sekolahMakalah sekolah
Makalah sekolah
 
Pemikiran dan Perbandingan Para Filosof Muslim_Kelas A farmasi.pptx
Pemikiran dan Perbandingan Para Filosof Muslim_Kelas A farmasi.pptxPemikiran dan Perbandingan Para Filosof Muslim_Kelas A farmasi.pptx
Pemikiran dan Perbandingan Para Filosof Muslim_Kelas A farmasi.pptx
 
Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian
Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadianMakalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian
Makalah pengaruh sosialisasi, nilai budaya terhadap pembentukan kepribadian
 
Konsep islam tentang manusia
Konsep islam tentang manusiaKonsep islam tentang manusia
Konsep islam tentang manusia
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Proses pembentukan kepribadian sosial yang islami di dasarkan dengan hadits rosul

  • 1. Proses Pembentukan Kepribadian Sosial yang Islami di dasarkan dengan hadits Rosul BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semua kajian para psikolog sekalipun terlihat cukup beragam dari berbeda-beda lingkup kajiannya, namun pada intinya focus studi mereka adalah untuk mencapai target yang sama, yaitu memahami kepribadian manusia. Agar kita bisa memahami kepribadian manusia secara benar, kita wajib mengetahui semua komponen yang memiliki kontribusi untuk membentuk sebuah kepribadian. Bahkan kita juga harus mengetahui berbagai factor yang mempengaruhi pembentukan kepribadian secara baik. Jauh sebelum para penemu teori psikologi kontemporer menemukan teori-teorinya tentang struktur kepribadian manusia, dalam Al-Qur‟an sebenarnya sudah menyinggung tentang hal itu. Dan pada perinciannya dijelaskan pada hadist-hadist Rosulullah SAW. Baik itu struktur kepribadian,tipe kepribadian dan sampai factor-faktor yang mempengaruhi kepribadian. Dalam pembahasan kali ini akan menyinggung tentang perihal ayat Al-Qur‟an dan hadisthadit yang menjelaskan tentang kepribadian manusia. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimanastruktur kepribadian dalam islam? 2. Apa saja Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Kepribadian? 3. Bagaimanapembentukan kepribadian sosial yang islami? 4. Ayat dan Hadist tentang kepribadian? C. Tujuan untuk mengetahui tentang struktur kepribadian dalam islam, mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kepribadian, mengetahui pembentukan kepribadian sosial yang islami dan untuk mengetahui ayat dan hadist mengenai kepribadian.
  • 2. BAB II PEMBAHASAN PROSES PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN SOSIAL YANG ISLAMI DIDASARKAN DENGANHADIST ROSUL A. Struktur Kepribadian dalam Islam Struktur adalah komposisi pengaturan bagian-bagin komponen, dan ssnan komplek keseluruhan. James P. Chaplin mendefenisikan strktur dengan satu organisasi permanen, pola atau kumpulan unsur-unsur yang bersifat relatif stabil, menetap dan abadi. Struktur kepribadian memiliki arti integrasidari sifat-sifat dan sistem-sistem yang menyusun kepribadian. Dalam islam, penentuan struktur kepribadian tidak dapat terlepas dari pembahasan subtansi manusia, sebab dengan penbahasan subtansi tersebut dapat diketahu hakikat dan dinamika prosesnya. Subtansi manusia terdiri atas jasad dan ruh. Masing-masing aspek yang berbeda naturnya ini pada prinsipnya saling membutuhkan. Jasad tanpa ruh merupakan subtansi yang mati, sedangkan ruh tanpa jasad tidak dapat teraktualisasikan. Karena saling membutuhkan, diperlukan sinergi antara keduanya, yang dalam terminologi psikologi islam disebut dengan nafs. 1. Struktr Jasmani (jisim) Jasmani adalah sbtansi manusia yang terdiri atas struktur organisme fisik. Organisme fisik manusia lebih sempurna dibanding dengan organisme fisik makhlk-makhluk lain. Setiap makhluk biotik lahiriah memiliki unsur material yang sama, yakni terbuat dari unsur tanah, api, udara, dan air. Keempat unsur diatas merupakan materi yang abiotik (mati). Ia akan hidup jika diberi energi kehidupan yang bersifat fisik (thaqah al-jismiyah). Energi kehidupan ini lazimnya disebut dengan nyawa, karena nyawa manusia hidup. Jisim manusia memiliki natur tersendiri. Al-Farabi menyatakan bahwa komponen ini dari alm ciptaan, yang memiliki bentuk, rupa, berkualitas, berkadar, bergerak dan diam, serta berjasad yang terdiri dari beberapa organ. 2. Struktur Ruhani Ruh merupakan subtansi psikis manusia yang menjadi esensi kehidupannya. Sebagian ahli menyebut ruh sebagai badan halus (jism lathif), ada yang sutansi sederhana, dan ada juga subtansi ruhani. Ruh yang menjadi pembeda antara esensi manusia dengan esensi makhluk lain. Pemahaman hakikat ruh sangat misteri, bahkan dalam QS: Al-isra‟ ruh merupakan urusan Tuhan.
  • 3. 85. dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: "Roh itu Termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit". 3. Struktur Nafsani Nafs dalam khazanah islam memiliki banyak pengertian. Nafs dapat berarti jiwa (soul), nyawa, ruh, konotasi yang berdaya syahwat dan ghadhap, kepribadian, dan subtansi psikofisik manusia. Maksud nafs dalam sub ini adalah sebagaimana dalam pengertian terakhir. Pada subtansi nafs ini, komponen jasad dan ruh. Nafs memiliki natur gabungan antara natur jasad dan ruh. Nafs adalah potensi jasad ruhani (psikofisik) manusia yang secara inhern telah ada sejak manusia siap menerimanya. Potensi ini terikat dengan hukum yang bersifat jasadi-ruhani. Semua potensi yang terdapat pada nafs berifat potensial, tetapi dapat aktual jika manusia mengupayakan. Setiap komponen yang ada memiliki daya-daya laten yang dapat menggerakkan tingkah laku manusia. Aktual nafs membentuk kepribadian, yang perkembangannya dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Dalam konteks ini, nafs memiliki arti psikofisik manusia, yang mana komponen jasad dan ruh telah bersinergi. Qalbu Kata qalbu terambil dari kata bermakna “membalik” karena ia sering kali ia berbolak balik, terkadang senang, terkadang susah, kadang kala setuju kadang kala menolak. Qalbu sangat berpotensi untuk tidak konsisten. Al-qur‟an pun menggambarkan demikian, ada yang baik dan ada pula sebaliknya. Al-Qur‟an menjelaskan bahwa, kata qalbu dapat diartikan sebagai wadah, dilukiskan pula dengan fuad. Al-Ghazali secara tegas melihat qalbu dari du aspek: 1. Qalbu jasmani adalah daging sanubari yang terbentuk seperti jantung pisangyang terletak dalam dada sebelah kiri. 2. Qalbu ruhani adalah sesuatu yang bersifat halus, rabbani, dan ruhani yang berhubungan dengan qalbu jasmani. Bagian kedua ini merupakan esensial manusia. Pemaknaan dua aspek tersebut wajar, sebab qalbu merupakan bagian dari nafsani. Setiap nafsani memiliki komponen fisik dan psikis. Komponen fisik tercermin dalam qalbu jasmani, sedang komponen psikis tercermin dalam qalbu ruhani.
  • 4. Akal Secara etimologi, akal memiliki arti al-imsak (menahan), al-ribat (ikatan), al-hajr (menahan), al-nahy (melarang) dan man‟u (mencegah). Berdasarkan makna bahasa ini maka yang disebut orang yang berakal (al-„aqil) adalah orang yang mampu menahan dan mengikat hawa nafsunya. Jika hawa nafsunya terikat jiwa rasionalitasnya mampu bereksistensi. Akal merupakan bagian dari daya nafsani manusia yang memiliki 2 makna: 1. Akal jasmani, yaitu salah satu organ tubuh yang terletak dikepala. Akal ini lazimnya disebut otak yang bertempat dikepala. 2. Akal ruhani yaitu cahaya ruhani dan daya nafsani yang dipersiapkan untuk memperoleh pengetahuan dankognisi. Dalam al-qur‟an, komponen nafsani yang mamp berakal adalah qalbu. Firman Allah Swt: 46. Maka Apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? karena Sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada. Berdasarkan ayat ini, para musafir, sebagaimana yang diulas oleh Al-Ghazali dan Al-Zukhalli berbeda pendapat. Sebagian ada yang berpendapat bahwa qalbu yang berakal, dan sebagian yang lain menyebut “otak” yang berakal. Hawa Nafsu Nafsu sebagai daya nafsani memiliki banyak pengertian: pertama, nafsu merupakan nyawa manusia, yang wujudnya berupa angin yang keluar masuk di dalam tubuh manusia melalui mulut dan kerongkongan. Kedua, nafsu merupakan sinergi jasmani-ruhani manusia dan merupakan totalitas strukturkepribadian manusia, ketiga, hawa nafsu yaitu, yaitu bagian dari daya nafsani yang berarti hawa nafsu yang memiliki dua kekuatan, yaitu kekuatan al-ghadap dan al-syahwat. Dalam perspektif psikologi memiliki daya konotasi, konotasi adalah bereaksi, berbuat, berusaha, berkemauan dan berkehendak. Aspek konotasi kepribadian ditandai dengan tingkah laku yang bertujuan dan imfuls untuk berbuat. Hawa menunjukkan struktur bawah sadar atau prasadar dari kepribadian manusia. Apabila manusia mengubah dominasi hawa nafsunya
  • 5. maka kepribadiannya tidak akan mampu beriksistensi secara baik. Manusia model ini memiliki kedudukan sama dengan binatang bahkan lebih hina. B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Kepribadian Dengan mengkaji proses penciptaan manusia dan perkembangan manusia serta sifat-sifat manusia, maka faktor-faktor yang mempengarhi perkembangan kepribadian individu meliputi: a. Potensi yang telah Allah berikan terutama berupa fisik dan ruh serta sifat-sifat dasar manusia (yang bisa berupa kecenderungan berbuat negatif). Allah SWT memberikan kebebasan kepada setiap manusia untuk memilih jalur hidupnya. b. Sikap, Perilaku, dan Perlakuan Orang tua, merupakan lingkungan utama yang akan memberikan pengaruh bagi anak dalam menjalankan aktivitas hidup, apakah anak akan berkembang sekedar mengikuti dorongan hawa nafsunya, atau anak akan berkembang menjadi pribadi yang mampu menyeimbangkan antara pemenuhan kebutuhan fisiknya dengan pemenuhan kebutuhan spritualnya. Dalam hal ini Husain Mazhari (2003: 1) mengungkapkan bahwa orang tua berpengaruh terhadap nasip dan masa depan anak serta bagi kebahagiaan ataupun kesengsaraan anak. Rasulullah Saw bersabda: “Orang yang bahagia adalah orang yang telah berbahagia di perut ibunya, dan orang yang sengsara adalah orang yang telah sengsara diperut ibunya.” Dengan demikian hadist ini menunjukkan bahwa nasib seorang anak, bahagia atau sengsara sebenarnya terletak pada awal pertumbhannya di dalam perut ibunya. Hadist ini juga menyingkapperanan orang tua dalam menyediakan lahan yang menentukan masa depan anak, diberbagai tahap perkembangannya. Husain Muzhahiri menjelaskan faktor-faktor yang membentuk kepribadian anak: 1. Cinta kasih dalam pembinaan kepribadian. Hasil penelitian lapangan tentang anak-anak yang dibesarkan dibawah perhatian penuh orang tuanya sejak bayi hingga tiga tahun dengan anak-anak yang dibesarkan di lembaga-lembaga anak, ternyata ditemukan bahwa anak-anak yang tidak mendapat kasi sayang orng tua memiliki empat sifat: a. Secara umum ketika dewasa mereka tidak memiliki semangat, b. Tidak mampu mengadakan hubungan sosial, c. Dingin, tidak punya motivasi dan sulit menyelesaikan pekerjaan, d. Menilai orang lain selalu negatif dan sulit percaya pada orang lain.
  • 6. 2. Tidak menghina dan tidak mengurangi hak anak. Rasulullah bersabda: “hormatilah anak-anak kamu dan perbaikilah adab mereka, niscaya Allah mengampuni kamu.”islam menilai mencium anak adalah suat rahmat, bahkan Rasulullah berpendapat bahwa orang yang tidak pernah mencium anaknya adalah tanda bahwa rahmat Allah telah dicabut darinya. 3. Perhatian pada perkembangan kepribadian anak. Tujuh tahun pertama orang tua membantu perkembangan anak dengan penuh kasih sayang dan cinta. Tujuh tahun kedua hendaknya orang tua banyak memberikan motivasi agar anak terampil melakukan berbagai pekerjaan orang tua yang bisa di bantunya. Orang tua perlu sering memberikan hadiah dan pujian jika anak melakukan perbuatan baik seperti membantu pekerjaan rumah. Tujuh tahun ketiga, hendaknya berlangsung hubungan berdasarkan prinsif penghormatan dan musyawarah. Pada usia seperti ini, orang tua berhak memanfaatkan kemampuan anaknya untuk melakukan beberapa pekerjaan, akan tetapi dengan bermusyawarah. 4. Menghindari perkataan kotor Allah Swt berfirman dalam QS Ali Imran: 159 159. Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu[246]. kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. [246] Maksudnya: urusan peperangan dan hal-hal duniawiyah lainnya, seperti urusan politik, ekonomi, kemasyarakatan dan lain-lainnya. Dari ayat ini dapat diambil pelajaran oleh para orang tua dalam mendidik anaknya. Tidak memaksa kehendak, tetapi selalu mengutamakan musyawarah, dengan menggunakan katakata yang baik dan lembut.
  • 7. c. Faktor Keturunan (faktor hereditas) Bagaimana pun faktor keturunan dalan membentuk kepribadian anak tidak dapat dipungkiri. Dalam QS Al-A‟raf: 57 “Dan tanah yang baik, tanam-tanamannya tumbuh subur dengan seizin Allah. Dan tanah yang tidak subur (tidak baik), tanam-tanamannya hanya tumbuh merana.” Pentingnya faktor keturunan dinyatakan Raslullah dalam sebuah hadist: “lihatlah kepada siapa anda letakkan nutfah (sperma) anda, karena sesungguhnya asal (al-„irq) menurn kepada anaknya.” C. Pembentukan Kepribadian Sosial yang Islami Islam menggambarkan cara membentuk masyarakat islami yang utama dan ideal. Dan untuk itu, islam menyiapkan semangat yang kondusif untuk pertumbuhan yang sehat dan pendidikan yang baik, sebagaimana islam juga menyiapkan kesempatan-kesempatan yang memungkinkannya untuk sanggup memperlihatkan kemampuan-kemampuannya yang tersimpan. 1. Menyerahkan diri kepada Allah Pembentukan pribadi yang islami, harus atas dasar kesadaran menyerahkan diri kepada Allah. Hal itu menyangkut akidah dengan cara beriman pada keesaan Allah, dan menyangkut akhlak, yang berarti seseorang harus berakhlak seperti diperintahkan Allah. Allah ta‟ala menafsirkan makna menyerahkan diri kepada Allah, saat Dia memberikan contoh ideal yang tercermin sosok Rasulullah Saw. Firman Allah dalam QS Al-An‟am:162-163 -- 2. Kebebasan dan Kemuliaan Manusia Pembentukan pribadi yang islami, harus berdasarkan pada asaskebebasan serta kemuliaan manusia. Selain itu, pribadi seorang muslim harus melepaskan diri pengabdian kepada selain Allah. Dengan demikian ia benar-benar bisa terbebas dari segala bentuk ketakutan, kegelisahan dan perasaan apa saja yang memperlemah serta melecehkan kemuliaan insani. Takut mati misalnya, adalah termasuk sesuatu yang berlaku secara riil dalam kehidupan umat
  • 8. manusia. Namun terkadang ada seseorang yang justru memilih menjadi hina didepan orang lain yang lalim, atau lari dari kancah peperangan atau berkompromi dengan musuh agama. 3. Membebaskan Pribadi Muslim dari Faktor-Faktor Ketakutan Karena itulah, kita lihat islam berusaha mengatasi rasa takutini dari pendekatan aspek akidah tauhid. Ia tanamkan akidah atau keyakinan ke hati seorang muslim, bahwa yang menguasai segenap kekuasaan hanyalah Allah semata. Dialah yang membuat kematian dan kehidupan. Dan Dialah yang menentukan ajal manusia. Apabila ajal mereka telah datang, maka tidak bisa diundur ataupun dimajukan barang sesaatpun. Keinginan untuk bisa terus hidup atu bersikap pengecut, bukanlah yang menunda tibanya ajal. Sama seperti sikap pemberani, bukanlah yang menunda tibanya ajal. Sama seperti sikap pemberani, bukanlah yang menyebabkan ajal segera tiba. Allah telah menjelaskan hal itu dalam kitabnya yang mulia. 185. tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. dan Sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, Maka sungguh ia telah beruntung. kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan. Kesehatan Jiwa Kesehatan jiwa dikenal sebagai kemampuan seseorang untuk beradaptasi dengan dirinya sendiri dan dengan masyarakat dimana ia hidup. Adaptasi inilah yang mendatangkan kenikmatan hidup dan menghilangkan kekacauan-kekacauan yang penuh semangat. Sesuai dengan pengertian ini seseorang akan ridha terhadap dirinya sendiri, dan tidak memperlihatkan hal-hal yang menunjukkan adanyaketidak cocokan sosial. Ia tidak akan melakukan perilaku-perilaku sosial yang kontroversial. Sebaliknya ia justru melakukan perilaku-perilaku rasional yang menunjukkan adanya keseimbangan emosional, sentimen, dan rasional dalam berbagai bidang dan selalu bersikap tenang disemua situasi dan kondisi. Manhaj islam dalam pembentukan pribadi muslim, menjadikan sebagai pribadi yang matang dan sanggup menikmati semua gejala dan sendi-sendi kesehatan jiwa sebagai berikut: 1. Iman dan kemantapan hati Iman dan kemantapan hati yang dirasakan seorang muslim akan menciptakan adanya keseimbangan emosional, sentimen dan akal. Firman Allah dalam QS ibrahim: 27 2. Memelihara hubungan bersama Allah 3. Fleksibel dalam menghadapi berbagai masalah 4. Bersabar dalam cobaan dan bersyukur dalam kebahagiaan
  • 9. 5. Hati yang senantiasa berjaga 6. Menjaga hubungan baik dengan sesama muslim 7. Selalu optimis D. AYAT AL-QUR’AN DAN HADIST NABI TENTANG KEPRIBADIAN QS. Shaad (38): 71-72 ; 71. (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat: "Sesungguhnya aku akan menciptakan manusia dari tanah". 72. Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya roh (ciptaan)Ku; Maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadaNya". QS Al-Qashas: 77 77. dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. QS. Ar-Ruum (30):22 22. dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikan itu benarbenar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui. Hadist Nabi Saw: “sesungguhnya salah seorang dari kalian telah dikumpulkan proses penciptaannya didalam perut ibunya selama 40 hari. Kemudian selama 40 hari dia akan menjadi „alaqoh (segumpal darah) dan menjadi Mudghoh (sekerat daging) pada 40 hari lagi. Setelah itu dikirim malaikat meniupkan ruh kedalamnya” “tidak ada seorang jabang bayipun kecuali dia terlahir berdasarkan fitroh. Lantas kedua orang tuanyalah yang akan membuatnya menjadi orang yahudi, nasrani, maupun majusi”
  • 10. “Wahai Rosulullah, beritahukan (mana saja yang termasuk kebaikan dan dosa) kepadaku!” Rosulullah bersabda, “kamu dating untuk bertanya kepadaku tentang kebaikan dan keburukan?” Aku menjawab, “iya” lantas Rosulullah mengumpulkan ketiga jarinya. Beliau memasukkannya kedadaku sembari berkata, “Wahai Wabishah, mintalah fatwa kepada dirimu sendiri! Kebaikan adalah sesuatu yang dirasakan tenang oleh hati dan jiwa. Sedangkan dosa adalah sesuatu yang mengusik hati dan menciptakan kebimbangan dalam dada” “sesungguhnya aku menciptakan hamba-Ku dalam keadaan memeluk agama yang hanif. Lalu setan mendatangi mereka dan memalingkan mereka dari agama mereka”. (HR. Muslim) “tidak ada keutamaan bagi seseorang atas orang lain kecuali dengan pertimbangan agama atau ketakwaan”. Didalam riwayat lain, “tidak ada keutamaan lain bagi seseorang atas orang lain kecuali berdasarkan agama atau amal sholeh”.
  • 11. BAB III PENUTUP Kesimpulan penentuan struktur kepribadian tidak dapat terlepas dari pembahasan subtansi manusia, sebab dengan penbahasan subtansi tersebut dapat diketahu hakikat dan dinamika prosesnya. Subtansi manusia terdiri atas jasad dan ruh. Masing-masing aspek yang berbeda naturnya ini pada prinsipnya saling membutuhkan. Jasad tanpa ruh merupakan subtansi yang mati, sedangkan ruh tanpa jasad tidak dapat teraktualisasikan. Karena saling membutuhkan, diperlukan sinergi antara keduanya, yang dalam terminologi psikologi islam disebut dengan nafs. faktor-faktor yang mempengarhi perkembangan kepribadian individu meliputi: 1. Potensi 2. Sikap, Perilaku, dan Perlakuan Orang tua 3. Faktor Keturunan Islam menggambarkan cara membentuk masyarakat islami yang utama dan ideal. Dan untuk itu, islam menyiapkan semangat yang kondusif untuk pertumbuhan yang sehat dan pendidikan yang baik, sebagaimana islam juga menyiapkan kesempatan-kesempatan yang memungkinkannya untuk sanggup memperlihatkan kemampuan-kemampuannya yang tersimpan. 1. Menyerahkan diri kepada Allah 2. Kebebasan dan Kemuliaan Manusia 3. Membebaskan Pribadi Muslim dari Faktor-Faktor Ketakutan
  • 12. DAFTAR PUSTAKA Erhamwilda. Konseling Islami. Yokyakarta: Graha Ilmu. 2009. M. Jamaluddin Mahfuzh. Psikologi Anak dan Remaja Muslim. Jakarta: Pustaka Al-khautsar. 2001. Mujib, Abdul. Kepribadian Dalam Psikologi Islam. Jakarta: Raja Grafindo. 2006. Mukhlis. Psikologi Islam. Pekanbaru: Almujtahadah Press. 2001.