SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jantung merupakan sebuah organ yang terdiri dari otot. Otot jantung
merupakan jaringan istimewa karena kalau dilihat dari bentuk dan susunannya sama
dengan otot serat lintang, tetapi cara bekerjanya menyerupai otot polos yaitu diluar
kemauan kita (dipengaruhi oleh susunan saraf otonom).
Jantung memiliki 3 lapisan yang menyeliputinya yaitu pericardium,
endocardium, dan miokardium. Namun di ketiga lapisan tersebut dapat saja terjadi
gangguan atau penyakit antara lainPerkarditis, Endokarditis, dan Miokarditis.
Endokarditis merupakan penyakit oleh mikroorganisme pada endokard
atau katup jantung nama lain endokarditis infektif adalah endokarditis bakterialis. Lesi
yang khas pada endokarditis infektif adalah vegetasi pada katub tetapi lesi juga
ditemukan pada endokard dan pembuluh darah besar endokarditis infektif biasanya
terjadi pada jantung yang mengalami kerusakan.
Endokarditis tidak hanya terdapat pada katub yang mengalami kerusakan
akan tetapi pada katub yang sehat misalnya: endokarditis yanf terjadi pada
penyalahgunaan narkotik intravena. Perjalanan penyakit bisa hiperakut, akut, sub akut,
atau kronik bergantung pada virulensi mikroorganisme dan imunitas pasien.
Pada perikarditis, ditemukan reaksi radang yang mengenai lapisan
perikardium viseratis dan atau parietalis.ditemukan banyak penyebab tetapi yang paling
sering ialah akut, perikarditis non spesifik (viral), infark miokard dan uremia.
Untuk itu dalam makalah ini kelompok akan menjelaskan tentang
Perikarditis, Endokarditis , dan Miokarditis beserta asuhan keperawatannya dan
diharapkan bisa membantu mahasiswa, tenaga kesehatan dan masyarakat umum untuk
lebih memahami tentang masalah Perikarditis, Endokarditis, dan Miokarditis tersebut.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
1
Untuk menyelesaikan tugas dari dosen pembimbing.
2. Tujuan Khusus
-

Mempelajari pengertian, penyebab, tanda dan gejala, patofisiologi,
maupun komplikasi sampai cara pengobatan penyakit Perikarditis,
endokarditis, Miokarditis.

-

Mempelajari Asuhan keperawatan untuk pasien dengan diagnosis
Perikarditis, endokarditis, Miokarditis.

-

Memahami penanganan managemen medis Perikarditis, endokarditis,
Miokarditis.

C. Rumusan Masalah
Adapun masalah yang timbul dari pembuatan makalah ini yaitu
1. Apa pengertian, penyebab, tanda dan gejala, patofisiologi, maupun komplikasi
sampai cara pengobatan penyakit Perikarditis, endokarditis, Miokarditis ?
2. Bagaimana Asuhan keperawatan untuk pasien dengan diagnosis Perikarditis,
endokarditis, dan Miokarditis ?
3. Bagaiman penanganan managemen medis Perikarditis, endokarditis, Miokarditis ?

D. Metode Penulisan
Metode penulisan makalah ini adalah tinjauan pustaka dengan mengambil
literatur – literatur atau teori – teori melalui buku – buku yang berkaitan dan informasi
melalui layanan internet.

2
BAB II
PEMBAHASAN
1) Penyakit Perikarditis
A. Konsep Penyakit
a. Definisi
Perikarditis ialah peradangan pericardium viseralis dan parietalis dengan
atau tanpa disertai timbulnya cairan dalam rongga perikard yang baik bersifat
transudat atau eksudat maupun seraosanguinis atau purulen dan disebabkan oleh
berbagai macam penyebab. (IKA FKUI, 2007)
Perikarditis adalah peradangan pericardium parietal, pericardium visceral,
atau keduanya. Perikarditis dibagi atas perikarditis akut, subakut, dan kronik.
Perikarditis subakut dan kronik mempunyai etiologi, manifestasi klinis,
pendekatan diagnostic, dan penatalaksanaan yang sama. (Arif, 2009)

b. Etiologi
Penyebab yang paling sering ialah reuma, yang merupakan 55% dari
seluruh kasus.Perikarditis purulenta/ septic (28%) disebabkan oleh kuman
Staphylococcus aureus, Diplococcus pneumoniae, dan Streptococcus
hemolyticus.Penyebab lainnya ialah tuberculosis, virus Coxsackie, rheumatoid,
uremia, trauma dan idiopatik.
Macam Klasifikasi Perikarditis
Klasifikasi Klinis
Perikarditis akut

Klasifikasi Etiologis
Fibrinosa

Virus, pirogenik,

Infeksiosa

(<6minggu)

Perikarditis

tuberkulosis, mikotik, infeksi
lain (sifilis, parasit)

Perikarditis subakut Konstriktif
(<6minggu- 6
bulan)

Efusi
konstriktif

Perikarditis non- Infark miokardium akut,
infeksiosa

uremia, neoplasia: tumor
primer dan tumor metastasis,
miksedema, kolesterol,

3
kiloperikardium, trauma: luka
tembus dinding dada,
aneurisma aorta (dengan
kebocoran ke dalam kantong
perikardium) pascaradiasi,
cacat sekat atrium, anemia
kronis berat, perikarditis
familial: mulberry aneurysm,
idiopatik akut.
Perikarditis b.d Demam rematik, penyakit
hipersensitivitas vaskular kolagen: SLE,
atau autoimun

reumatik arthritis,
skleroderma, akibat obat:
prokalnamid, hidralazin,
pasca cedera kardiak.

c. Patofisiologi
Proses inflamasi dan akibat sekunder dari fenomena infeksi pada
perikarditis akan memberikan respons sebagai berikut:
1. Terjadinya vasodilatasi dengan peningkatan akumulasi cairan ke kantong
perikardium.
2. Peningkatan permeabilitas vaskular sehingga kandungan protein, termasuk
fibrinogen atau fibrin, di dalam cairan akan meningkat.
3. Peningkatan perpindahan leukosit terutama pada perikarditis purulenta.
4. Perdarahan akibat trauma tembus juga merupakan penyebab yang mungkin.
Perubahan patologis selanjutnya yang terjadi berupa terbentuknya jaringan
parut dan perlengketan disertai klasifikasi lapisan perikardium viseral maupun
parietal yang menimbulkan suatu perikarditis konstriktif yang apabila cukup berat
akan menghambat pengembangan volume jantung pada fase diastolik.
Pada kondisi lain, terakumulasinya cairan pada perikardium yang
sekresinya melebihi absorpsi menyebabkan suatu efusi perikardium.
4
Pengumpulan cairan intraperikardium dalam jumlah yang cukup untuk
menyebabkan obstruksi serius terhadap masuknya darah ke kedua bilik jantung
bisa menimbulkan tamponade jantung.Salah satu komplikasi perikarditis paling
fatal dan memerlukan tindakan darurat tamponade.Tamponade jantung
merupakan akibat peninggian tekanan intraperikardium dan restriksi progresif
pengisian ventrikel.
d. Manifestasi Klinis
Nyeri, batuk kering, demam, fatigue, cemas, ulsus paradoksus, JVD, CRT
turun, gangguan status mental, kreatinin meningkat, cardiac marker
meningkat,kardiak marker meningkat, ST segmen elevasi, PR depresi kecuali
segmen aVR.
Manifestasi perikarditis konstriktif sangat bervariasi bergantung pada
berat, distribusi, dan kecepatan terjadinya sikatriks.Tanda-tanda perikarditis
konstriktif menurut urutan, yaitu dispnea, edema perifer, pembesaran perut,
gangguan abdominal, lelah, ortopnea, palpitasi, batuk, nausea, dan paroxysmal
nocturnal dyspnea.
Sebagian penderita (60%) mengeluh nyeri dada. Sesuai dengan banyaknya
cairan yang terkumpul dalam rongga perikard, maka dapat menimbulkan
gangguan hemodinamika dan akan timbul keluhan sesak nafas dan gejala
bendungan vena. Bila disertai dengan miokarditis (pankarditis) seperti yang sering
ditemukan pada perikarditis reumatik, terdapat pula gambaran gagal jantung
kongestif.Kriteria nyeri pada perikarditis akut dan tajam, berkurang dengan
perubahan posisi.
Pada pemeriksaan fisis didapatkan seorang anak yang tampak sakit berat,
dispnea, takikardi dan terdapat palsus paradoksus yaitu melemahnya tau
hilangnya nadi pada inspirasi yang lebih nyata tampak pada pengukuran tekanan
darah.
Bila sudah ada bendungan vena, akan terlihat peninggian tekanan vena
jugularis dan pembesaran hepar yang sukar dibedakan dengan gagal jantung
kongestif. Pada inspeksi iktus kordis tidak terlihat dan pada palpasi juga iktus
kordis sukar ditentukan serta aktivitas jantung berkurang.
5
e. Pemeriksaan Diagnostik
 Pemeriksaan Elektrokardiografi
Elektrokardiografi memperlihatkan elevasi segmen ST dan perubahan
resiprokal, voltase QRS yang rendah (low voltage) tapi EKG bisa juga
normal atau hanya terdapat gangguan irama berupa fibrilasi atrium.
Pemeriksaan ekokardiografi M-Mode atau dua dimensi sangat baik untuk
memastikan adanya efusi pericardium dan memperkirakan banyaknya
cairan pericardium.
Pada fase akut, akan tampak elevasi segmen S-T yang berbentuk konkaf
terutama pada antar pericardium kiri. Mula-mula T masih normal,
kemudian menjadi datar/ negative.Kelainan T lebih lama menetap, yaitu
sampai 2-3 minggu, bahkan kadang-kadang berbulan-bulan seperti pada
perikarditis tuberkulosa. Amplitude QRS dan T akan mengecil (low
voltage) sesuai dengan jumlah cairan yang ada.
 Pemeriksaan Radiologis
Foto rontgen toraks bila efusi pericardium hanya sedikit, tetapi tetap
tampak bayangan jantung membesar seperti water bottle dengan
vaskularisasi paru normal dan adanya efusi pericardium yang banyak.
Pada efusi pericardium, gambaran Rontgen toraks memperlihatkan suatu
konfigurasi bayangan jantung berbentuk buli-buli air tapi dapat juga
normal atau hamper normal.
Pada posisi berdiri atau duduk, maka akan tampak pembesaran jantung
yang berbentuk segitiga dan akan berubah bentuk menjadi globular pada
posisi tiduran. Kadang-kadang tampak gambaran bendungan pembuluh
darah vena. Pada fluoroskopi tampak jantung yang membesar dengan
pulsasi yang minimal atau tidak tampak pulsasi sama sekali (silent heart).
Jumlah cairan yang ada dan besar jantung yang sebenarnya dapat diduga
dengan angiokardiogram atau ekokardiogram.
 Pemeriksaan Laboratorium

6
Laju endap darah umumnya meninggi terutama pada fase akut.Terdapat
pula leukositosis yang sesuai dengan kuman penyebab.Cairan perikard
yang ditemukan dapat bersifat transudat seperti perikarditis rheumatoid,
reumatik, uremik, eksudat serosanguinous dapat ditemukan pada
perikarditis tuberkulosa dan reumatika.
Cairan yang purulen ditemukan pada infeksi banal.Terhadap cairan
perikard ini, harus dilakukan pemeriksaan mikroskopis terhadap jenis sel
yang ditemukan, pemeriksaan kimia terhadap komposisi protein yang ada
dan pemeriksaan bakteriologis dengan sediaan langsung, pembiakan
kuman atau dengan percobaan binatang yang ditujukan terhadap
pemeriksaan basil tahan asam maupun kuman-kuman lainnya.

f. Penatalaksanaan Medis
Pengobatan penyakit dasar merupakan tujuan utama, tetapi beberapa
kronis idiopatik dapat diobati dengan menggunakan indometasin atau
kortikosol.Bila efusi pericardium kronis tetap menimbulkan gejala keluhan, maka
perlu dipertimbangkan perikardiektomi.
Bila diagnosis perikarditis konstriktif telah dibuat, maka perikardiektomi
merupakan satu-satunya pengobatan untuk menghilangkan tahanan pengisian
ventrikel pada fase diastolic.
Penatalaksanaan pada efusi pericardium yang massif adalah dengan
melakukan perikardisentesis ke dalam kantong pericardium dengan tujuan agar
proses drainase dari aspirasi dapat adekuat. (Rubin, 1990)
Penatalaksanaan tamponade jantung dengan pengobatan yang sesegera
mungkin dapat menyelamatkan klien dari kematian, maka pemeriksaan yang
cepat dan tepat untuk menegakkan diagnosis secara tepat, misalnya pemeriksaan
ekokardiografi yang diikuti pemeriksaan kateterisasi jantung, harus
dilaksanakan.Tamponade jantung memerlukan aspirasi pericardium dengan
jarum. Monitor EKG memerlukan perhatian dan kecurigaan yang lebih cermat,
karena dalam banyak hal, tidak ada penyebab yang jelas terlihat yang menyatakan
adanya penyakit pericardium. Pada klien dengan hipotensi dan evaluasi tekanan
7
darah jugularis, dengan lekuk x yang menonjol, bahkan tanpa adanya lekuk y,
kemungkinan adanya tamponade jantung harus diperhatikan.
Tamponade jantung harus dicapai bila terdapat perluasan daerah perkusi
yang redup di daerah dada anterior, nadi paradoksal, gambaran paru yang cukup
bersih, pulsasi bayangan jantung yang berkurang pada fluoroskopi, pengurangan
amplitude QRS, gangguan listrik dari P, QRS, dan T, serta hal-hal tersebut di
awal.
Pada tamponade jantung dengan tekanan yang rendah, klien biasanya
tanpa gejala, atau mengeluh sesak dan kelemahan badab yang ringan, dan dalam
hal ini diagnosis ditegakkan dengan ekokardiografi.Kelainan hemodinamikdan
gejala klinis segera membaik setelah dilakukan perikardiosentesis.
Perikardiosentesis
Perikardiosentesis merupakan tindakan aspirasi efusi pericardium atau pungsi
pericardium.Pungsi pericardium dapat dilakukan untuk konfirmasi dan mencari
etiologi efusi sebagai penegakan diagnosis dan tindakan invasive untuk
pengobatan.
Lokasi Pungsi Perikardium
Sudut antara prosesus xifoideus dengan arkus iga kiri.Titik ini paling aman karena
jantung tidak ditutupi paru sehingga mengurangi kemungkinan penyebaran infeksi
ke paru atau perikarditis purulen.Hal ini juga untuk menghindari tertusuknya
arteri mamaria interna.Lokasi efusi pericardium umumnya berada di bawah,
sehingga cairan yang sedikit pun dapat diperoleh di sini.
Peran perawat dalam pelaksanaan perikardiosentesis adalah mempersiapkan klien
sebelum dan sesudah tindakan, dukungan psikologis, dan persiapan alat tindakan.

g. Komplikasi
1. Tamponade jantung
Tamponade jantung adalah keadaan yang mengancam nyawa, dimana
ditemukan penekanan pada jantung, akibat terjadi pengumpulan cairan (darah,
nanah) atau gas di ruangan perikardium (ruangan antara 2 selaput pelapis
jantung) yang disebabkan karena trauma atau robeknya otot jantung, atau
8
karena perembesan cairan (efusi). Hal ini dapat menyebabkan jantung tidak
dapat memompa darah ke seluruh tubuh secara optimal.
2. Perikarditiskonstrikti
3. Aritmi jantung
Contoh-contoh dari atrial tachycardias termasuk atrial fibrillation, atrial
flutter, and paroxysmal atrial tachycardia (PAT).Aritmia-aritmia ini terjadi
karena gangguan listrik di atria dan/atau di AV node menyebabkan denyut
jantung yang cepat.
4. Nyeri dada berulang-ulang.

B. Konsep Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian
Amnanesa
1. Identitas pasien.
2. Keluhan utama: Nyeri dada atau sesak nafas
3. Riwayat penyakit sekarang
Harus ditanya dengan jelas tetang gejala yang timbul seperti edema
perifer, gangguan abdominal, lelah, ortopnea, palpitasi, batuk, nausea,
dan paroxysmal nocturnal dyspnea . Kapan mulai serangan, sembuh
atau bertambah buruk, bagaimana sifat timbulnya, dan stimulus apa
yang sering menimbulkan nyeri dada.
4. Riwayat penyakit dahulu
Harus diketahui apakah pasien pernah terkena TBC, rheumatoid,
uremia, ada trauma dada atau pernah mengalami serangan jantung
lainnya.
5. Riwayat psikososial
Respon emosi pengkajian mekanisme koping yang digunakan pasien
juga penting untuk menilai pasien terhadap penyakit yang dideritanya
dan perubahan peran pasien dalam keluarga dan masyarakat serta
respon atau pengaruhnya dalam kehidupan sehari harinya baik dalam
keluarga ataupun dalam masyarakat.
9
Pemeriksaan fisik
-

B1

: Breathing (Respiratory System)

Sesak nafas, takipnea, suara nafas ronkhi, batuk (+)
-

B2

: Blood (Cardiovascular system)

takikardi, penurunan TD, aritmia jantung
-

B3

: Brain (Nervous system)

Normal
-

B4

: Bladder (Genitourinary system)

penurunan frekuensi / jumlah urine, urine pekat gelap
-

B5

: Bowel (Gastrointestinal System)

Anorexia, muntah, mual, kekurangan nutrisi
-

B6

: Bone (Bone-Muscle-Integument)

Lemah dan nyeri pada daerah ekstremitas
Klasifikasi Data
1. Data Subjektif
-

Pasien mengeluh nyari dada

-

Pasien mengeluh lemah karena hipoksia

-

Pasien mengeluh lemah badannya terasa lemah

2. Data Objektif
-

Skala nyeri 3

-

Penurunan TD

-

Aritmia

-

Penurunan urin inadekuat

-

Pasien terlihat lemah karena O2 jaringan menurun

-

klien tidak mampu bermobilisasi di tempat tidur

Analisa Data
Data

Etiologi

Masalah

Subyektif: pasien

Kemampuan dilatasi jantung

Nyeri

mengeluh nyeri dada
Obyektif: - CRT > 3 Kontraktilitas ventrikel kiri
10
detik

Curah jantung

- Skala nyeri 3
- Penurunan TD

O2

- Aritmia (+)

Nyeri

Subyektif: pasien

Kemampuan dilatasi jantung

mengeluh nyeri dada

Penurunan curah
jantung

Obyektif: - CRT > 3 Kontraktilitas ventrikel kiri
detik
- Pengeluaran urine Curah jantung
inadekuat
- Penurunan TD
- Aritmia (+)
DS: Pasien

Emboli dalam pembuluh darah Gangguan Perfusi

mengeluh lemah
karena hipoksia

Jaringan
Obstruksi pembuluh darah

DO: Pasien terlihat
lemah karena O2

Aliran darah ke jaringan

jaringan menurun.

terganggu

Perubahanerfusi jaringan
Subyektif: pasien

Perfusi jaringan

Intoleransi Aktifitas

mengeluh badannya
terasa lemah

Aliran darah tidak adekuat ke

Obyektif: klien tidak sistemik
mampu
bermobilisasi di

Kelemahan fisik

tempat tidur
Subyektif: -terjadi

kemampuan dilatasi jatung

Resikotinggi infeksi

akulasi bakteri
Obyektif: klien

akumulasi bakteri di

terjadi akumulasi

perikardium
11
cairan di
pericardium

resiko tinggi infeksi

Prioritas Masalah
1. Nyeri
2. Penurunan curah jantung
3. Gangguan perfusi jaringan
4. Intoleransi aktivitas
5. Risiko tinggi infeksi

b. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri b.d efusi pericardium
2. Penurunan Curah jantung b.d kompresi pericardial
3. Gangguan perfusi jaringan perifer b.d curah jantung menurun
4. Intoleransi Aktifitas b.d kelemahan dan keletihan fisik
5. Resiko tinggi infeksi b.d akumulasi cairan di pericardium

c. Intervensi
1. Nyeri b.d efusi di pericardium
Tujuan

: dalam 1x24 jam skala nyeri <2

Kriteria Hasil

:

-

CRT < 3 detik

-

TD normal

-

Aritmia jantung (-)

-

Penurunan curah jantung teratasi

Intervensi

Rasional

Kolaborasi

Memaksimalkan ketersediaan oksigen untuk

Berikan oksigen suplemen sesuai menurunkan beban kerja jantung dan
indikasi

menurunkan ketidaknyamanan berhungan
dengan iskemia.

12
Mandiri

Mengontrol penurunan curah jantung

Palpasi nadi perifer
Istirahatkan klien dengan tirah

Menurunkan kebutuhan pemompaan jantung

baring optimal
Observasi adanya hipotensi,

Manifestasi klinis pada kardiak tamponade

peningkatan JVP, perubahan

yang mungkin terjadi pada perikarditis ketika

suara jantung, penuruna tingkat

akumulasi cairan eksudat pada rongga

kesadaran

perikardial.

Pantau perubahan pada sensorik

Menunjukkan tidak adekuatnya perfusi
serebral sebagai dampak sekunder terhadap
penuruna curah jantung

Kolaborasi

Pembatasan natrium untuk mencegah,

Pemberian diet jantung

mengatur, atau mengurangi edema

Pemberian vasodilator

Meningkatkan curah jantung, menurunkan
volume sirkulasi dan tahanan vaskular
sistemik, juga kerja ventrikel

2. Penurunan curah jantung b.d kompresi pericardial
Tujuan

: dalam 3x24 jam penurunan curah jantung teratasi

Kriteria Hasil :
-

CRT < 3 detik

-

Pengeluaran urine adekuat

-

TD normal

-

Aritmia jantung (-)

Intervensi

Rasional

Mandiri

Mengontrol penurunan curah jantung

Palpasi nadi perifer
Pantau output urine

Mengetahui respon ginjal dalam menurunkan
curah jantung

Istirahatkan klien dengan tirah

Menurunkan kebutuhan pemompaan jantung
13
baring optimal
Observasi adanya hipotensi,

Manifestasi klinis pada kardiak tamponade

peningkatan JVP, perubahan

yang mungkin terjadi pada perikarditis ketika

suara jantung, penuruna tingkat

akumulasi cairan eksudat pada rongga

kesadaran

perikardial.

Kaji perubahan pada sensorik

Menunjukkan tidak adekuatnya perfusi
serebralk sebagai dampak sekunder terhadap
penuruna curah jantung

Kolaborasi

Pembatasan natrium untuk mencegah,

Pemberian diet jantung

mengatur, atau mengurangi edema

Pemberian vasodilator

Meningkatkan curah jantung, menurunkan
volume sirkulasi dan tahanan vaskular
sistemik, juga kerja ventrikel

3. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan proses penyakit
Tujuan : Perfusi jaringan kembali normal
Kriteria hasil:
Mempertahankan atau mendemonstrasikan perfusi jaringan adekuat secara
individual misalnya mental normal, tanda vital stabil, kulit hangat dan kering,
nadi perifer`ada atau kuat, masukan/ haluaran seimbang.
Intervensi
Mandiri
1. Evaluasi status mental.

Rasional
1. Indikator yang menunjukkan embolisasi
sistemik pada otak.

Perhatikan terjadinya
hemiparalisis, afasia,
kejang, muntah,
peningkatan TD.
2. Selidiki nyeri dada,

2. Emboli arteri, mempengaruhi jantung dan

dispnea tiba-tiba yang

atau organ vital lain, dapat terjadi sebagai

disertai dengan takipnea,

akibat dari penyakit katup, dan/ atau

14
nyeri pleuritik, sianosis,

disritmia kronis

pucat
3. Tingkatkan tirah baring
dengan tepat

3. Dapat mencegah pembentukan atau
migrasi emboli pada pasien endokarditis.
Tirah baring lama, membawa resikonya
sendiri tentang terjadinya fenomena
tromboembolic.

4. Dorong latihan aktif/

4. Meningkatkan sirkulasi perifer dan aliran

bantu dengan rentang

balik vena karenanya menurunkan resiko

gerak sesuai toleransi.

pembentukan thrombus.

Kolaborasi

Heparin dapat digunakan secara profilaksis

Berikan antikoagulan, contoh

bila pasien memerlukan tirah baring lama,

heparin, warfarin (coumadin)

mengalami sepsis atau GJK, dan/atau
sebelum/sesudah bedah penggantian katup.
Catatan : Heparin kontraindikasi pada
perikarditis dan tamponade jantung. Coumadin
adalah obat pilihan untuk terapi setelah
penggantian katup jangka panjang, atau adanya
thrombus perifer.

1. Intoleransi Aktivitas b.d kelemahan dan keletihan fisik
Tujuan

: meningkatkan kemampuan beraktifitas

Kriteria Hasil :
-

klien mampu bermobilisasi di tempat tidur

-

Aktivitas sehari – hari klien terpenuhi

Intervensi

Rasional

Tingkatkan istirahat dan berikan Mengurangi kebutuhan oksigen
aktivitas senggang yang tidak
berat

15
Anjurkan menghindari tekanan

Dengan mengejan dapat mengakibatkan

abdomen, seperti mengejan saat

bradikardi, menurunkan curah jantung dan

defekasi

takikardi, serta peningkatan TD

Tingkatkan klien duduk di kursi

Untuk meningkatkan vena balik

dan tinggikan kaki klien
Pertahankan rentang gerak pasif

Meningkatkan kontraksi otot sehingga

selama sakit krisis

membantu vena balik

Bantu mobilisasi pasien

Mencegah dekubitus

5. Resiko tinggi infeksi b.d akumulasi bakteri di pericardium
Tujuan : Tidak terjadi infeksi
Kriteria hasil : akumulasi cairan (-)Tanda-tanda infeksi (-)
Intervensi

Rasional

Mandiri

Suhu pasien merupakan tanda-tanda terjadinya

Pantau suhu pasien

infeksi

Kolaborasi

Perikardiosentesis merupakan tindakan aspirasi

Lakukan tindakan

efusi

perikardiosentesis
Kolaborasi

Fungsi perikardium untuk konfirmasi dan

Lakukan tindakan pungsi

mencari etiologi efusi sebagai penegakan

pericardium

diagnosis

d. Evaluasi
1. Nyeri hilang atau terkontrol
2. Mengidentifikasi perilaku untuk menurunkan beban kerja jantung
3. Perfusi jaringan normal dengan terpenuhinya nutrisi jaringan
4. Pasien memiliki cukup energi untuk beraktivitas
5. Tidak terjadi adanya infeksi

16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Perikarditis ialah peradangan pericardium viseralis dan parietalis dengan atau tanpa
disertai timbulnya cairan dalam rongga perikard yang baik bersifat transudat atau
eksudat maupun seraosanguinis atau purulen dan disebabkan oleh berbagai macam
penyebab.
2. Endokarditis adalah suatu infeksi pada lapisan endokard jantung( lapisan yang paling
dalam dari otot jantung ) akibat infeksi kuman/ mikroorganisme yang masuk.
3. Myocardium lapisan medial dinding jantung yang terdiri atas jaringan otot jantung
yang sangat khusus.

B. Saran
Makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan oleh karena itu dibutuhkan
kritik dan saran yang sifatnya membangun.

17
DAFTAR PUSTAKA
Doenges, E. Marilynn. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Ed. 3.EGC : Jakarta.
Dorland, W. A. Newman. 2002. Kamus Kedokteran. EGC : Jakarta.
FKUI. 1999. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid 1. FKUI : Jakarta.
Griffith. 1994. Buku Pintar Kesehatan. Arcan : Jakarta.
Nasrul Effendi, 1995, Pengantar Proses Keperawatan, EGC, Jakarta
Wulandari,Veni.2009.Endokarditis. Diakses dari : www.veniwulandari.blogspot.com
Medika,Yasir.2009.Askep Endokarditis. Diakses dari: www.yasirblogspotcom.blogspot.com

18

More Related Content

What's hot

Asuhan keperawatan pada pasien dengan abses regio inguinalis
Asuhan keperawatan pada pasien dengan abses regio inguinalisAsuhan keperawatan pada pasien dengan abses regio inguinalis
Asuhan keperawatan pada pasien dengan abses regio inguinalis
Operator Warnet Vast Raha
 
Laporan pendahuluan askep abses
Laporan pendahuluan askep absesLaporan pendahuluan askep abses
Laporan pendahuluan askep abses
Sujana Pkm
 
Pem fisik sist.kardiovaskuler
Pem fisik sist.kardiovaskulerPem fisik sist.kardiovaskuler
Pem fisik sist.kardiovaskuler
Jafar Nyan
 
ASKEP HIPERTENSI
ASKEP HIPERTENSIASKEP HIPERTENSI
ASKEP HIPERTENSI
Mas Mawon
 
asuhan-keperawatan-tiroid
asuhan-keperawatan-tiroidasuhan-keperawatan-tiroid
asuhan-keperawatan-tiroid
Masben27
 
Asuhan keperawatan pada klien ny. r dengan post op sectio caesarea pod i leta...
Asuhan keperawatan pada klien ny. r dengan post op sectio caesarea pod i leta...Asuhan keperawatan pada klien ny. r dengan post op sectio caesarea pod i leta...
Asuhan keperawatan pada klien ny. r dengan post op sectio caesarea pod i leta...
Operator Warnet Vast Raha
 

What's hot (20)

Asuhan keperawatan pada pasien dengan abses regio inguinalis
Asuhan keperawatan pada pasien dengan abses regio inguinalisAsuhan keperawatan pada pasien dengan abses regio inguinalis
Asuhan keperawatan pada pasien dengan abses regio inguinalis
 
Laporan pendahuluan askep abses
Laporan pendahuluan askep absesLaporan pendahuluan askep abses
Laporan pendahuluan askep abses
 
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2
 
Askep ispa AKPER PEMKAB MUNA
Askep ispa AKPER PEMKAB MUNAAskep ispa AKPER PEMKAB MUNA
Askep ispa AKPER PEMKAB MUNA
 
Asuhan Keperawatan dengan Klien Anemia
Asuhan Keperawatan dengan Klien AnemiaAsuhan Keperawatan dengan Klien Anemia
Asuhan Keperawatan dengan Klien Anemia
 
Pem fisik sist.kardiovaskuler
Pem fisik sist.kardiovaskulerPem fisik sist.kardiovaskuler
Pem fisik sist.kardiovaskuler
 
Asuhan Keperawatan Infeksi
Asuhan Keperawatan InfeksiAsuhan Keperawatan Infeksi
Asuhan Keperawatan Infeksi
 
ASKEP HIPERTENSI
ASKEP HIPERTENSIASKEP HIPERTENSI
ASKEP HIPERTENSI
 
LP CHF.doc
LP CHF.docLP CHF.doc
LP CHF.doc
 
asuhan-keperawatan-tiroid
asuhan-keperawatan-tiroidasuhan-keperawatan-tiroid
asuhan-keperawatan-tiroid
 
LAPORAN HASIL PRAKTIK KERJA LAPANGAN ASISTEN KEPERAWATAN
LAPORAN HASIL PRAKTIK KERJA LAPANGAN ASISTEN KEPERAWATANLAPORAN HASIL PRAKTIK KERJA LAPANGAN ASISTEN KEPERAWATAN
LAPORAN HASIL PRAKTIK KERJA LAPANGAN ASISTEN KEPERAWATAN
 
Lp hypertermi
Lp hypertermiLp hypertermi
Lp hypertermi
 
Makalah asuhan hiv aids
Makalah asuhan hiv aidsMakalah asuhan hiv aids
Makalah asuhan hiv aids
 
EKG DASAR
EKG DASAREKG DASAR
EKG DASAR
 
Lp hipertensi
Lp hipertensiLp hipertensi
Lp hipertensi
 
Makala diet untuk penyakit diabetes melitus
Makala diet untuk penyakit diabetes melitusMakala diet untuk penyakit diabetes melitus
Makala diet untuk penyakit diabetes melitus
 
Woc kista ovarium
Woc kista ovariumWoc kista ovarium
Woc kista ovarium
 
Asuhan keperawatan pada klien ny. r dengan post op sectio caesarea pod i leta...
Asuhan keperawatan pada klien ny. r dengan post op sectio caesarea pod i leta...Asuhan keperawatan pada klien ny. r dengan post op sectio caesarea pod i leta...
Asuhan keperawatan pada klien ny. r dengan post op sectio caesarea pod i leta...
 
Perkeni dm 2019
Perkeni dm 2019Perkeni dm 2019
Perkeni dm 2019
 
Laporan pendahuluan hipertensi
Laporan pendahuluan hipertensiLaporan pendahuluan hipertensi
Laporan pendahuluan hipertensi
 

Similar to Perikarditis AKPER PEMKAB MUNA

Asuhan Keperawatan Pada Pericardiocentesis.docx
Asuhan Keperawatan Pada Pericardiocentesis.docxAsuhan Keperawatan Pada Pericardiocentesis.docx
Asuhan Keperawatan Pada Pericardiocentesis.docx
Setianaalirusi28
 
Askep infeksi jantung (perikarditis, endokarditis dan miokarditis)
Askep infeksi jantung (perikarditis, endokarditis dan miokarditis)Askep infeksi jantung (perikarditis, endokarditis dan miokarditis)
Askep infeksi jantung (perikarditis, endokarditis dan miokarditis)
Operator Warnet Vast Raha
 
Askep infeksi jantung (perikarditis, endokarditis dan miokarditis) AKPER PEMK...
Askep infeksi jantung (perikarditis, endokarditis dan miokarditis) AKPER PEMK...Askep infeksi jantung (perikarditis, endokarditis dan miokarditis) AKPER PEMK...
Askep infeksi jantung (perikarditis, endokarditis dan miokarditis) AKPER PEMK...
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah peridarditis
Makalah peridarditisMakalah peridarditis
Makalah peridarditis
Warnet Raha
 

Similar to Perikarditis AKPER PEMKAB MUNA (20)

Perikarditis
Perikarditis Perikarditis
Perikarditis
 
Makalah peridarditis
Makalah peridarditisMakalah peridarditis
Makalah peridarditis
 
Askep-infeksi-inflamasi-jantung
 Askep-infeksi-inflamasi-jantung Askep-infeksi-inflamasi-jantung
Askep-infeksi-inflamasi-jantung
 
Endokarditis AKPER PEMKAB MUNA
Endokarditis AKPER PEMKAB MUNA Endokarditis AKPER PEMKAB MUNA
Endokarditis AKPER PEMKAB MUNA
 
Perikarditis
PerikarditisPerikarditis
Perikarditis
 
Perikarditis
PerikarditisPerikarditis
Perikarditis
 
PPT NITTA.pptx
PPT NITTA.pptxPPT NITTA.pptx
PPT NITTA.pptx
 
Asuhan Keperawatan Pada Pericardiocentesis.docx
Asuhan Keperawatan Pada Pericardiocentesis.docxAsuhan Keperawatan Pada Pericardiocentesis.docx
Asuhan Keperawatan Pada Pericardiocentesis.docx
 
KARDITIS
KARDITISKARDITIS
KARDITIS
 
Askep infeksi jantung (perikarditis, endokarditis dan miokarditis)
Askep infeksi jantung (perikarditis, endokarditis dan miokarditis)Askep infeksi jantung (perikarditis, endokarditis dan miokarditis)
Askep infeksi jantung (perikarditis, endokarditis dan miokarditis)
 
Askep infeksi jantung (perikarditis, endokarditis dan miokarditis) AKPER PEMK...
Askep infeksi jantung (perikarditis, endokarditis dan miokarditis) AKPER PEMK...Askep infeksi jantung (perikarditis, endokarditis dan miokarditis) AKPER PEMK...
Askep infeksi jantung (perikarditis, endokarditis dan miokarditis) AKPER PEMK...
 
Skenario 2
Skenario 2Skenario 2
Skenario 2
 
Makalah Shock
Makalah ShockMakalah Shock
Makalah Shock
 
Makalah peridarditis
Makalah peridarditisMakalah peridarditis
Makalah peridarditis
 
Makalah peridarditis
Makalah peridarditisMakalah peridarditis
Makalah peridarditis
 
Makalah peridarditis
Makalah peridarditisMakalah peridarditis
Makalah peridarditis
 
Makalah peridarditis
Makalah peridarditisMakalah peridarditis
Makalah peridarditis
 
PPT JAntung.pptx
PPT JAntung.pptxPPT JAntung.pptx
PPT JAntung.pptx
 
Askep lena pak yataba AKPER PEMKAB MUNA
Askep lena pak yataba  AKPER PEMKAB MUNA Askep lena pak yataba  AKPER PEMKAB MUNA
Askep lena pak yataba AKPER PEMKAB MUNA
 
Syok kardiogenik
Syok kardiogenikSyok kardiogenik
Syok kardiogenik
 

More from Operator Warnet Vast Raha

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Perikarditis AKPER PEMKAB MUNA

  • 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jantung merupakan sebuah organ yang terdiri dari otot. Otot jantung merupakan jaringan istimewa karena kalau dilihat dari bentuk dan susunannya sama dengan otot serat lintang, tetapi cara bekerjanya menyerupai otot polos yaitu diluar kemauan kita (dipengaruhi oleh susunan saraf otonom). Jantung memiliki 3 lapisan yang menyeliputinya yaitu pericardium, endocardium, dan miokardium. Namun di ketiga lapisan tersebut dapat saja terjadi gangguan atau penyakit antara lainPerkarditis, Endokarditis, dan Miokarditis. Endokarditis merupakan penyakit oleh mikroorganisme pada endokard atau katup jantung nama lain endokarditis infektif adalah endokarditis bakterialis. Lesi yang khas pada endokarditis infektif adalah vegetasi pada katub tetapi lesi juga ditemukan pada endokard dan pembuluh darah besar endokarditis infektif biasanya terjadi pada jantung yang mengalami kerusakan. Endokarditis tidak hanya terdapat pada katub yang mengalami kerusakan akan tetapi pada katub yang sehat misalnya: endokarditis yanf terjadi pada penyalahgunaan narkotik intravena. Perjalanan penyakit bisa hiperakut, akut, sub akut, atau kronik bergantung pada virulensi mikroorganisme dan imunitas pasien. Pada perikarditis, ditemukan reaksi radang yang mengenai lapisan perikardium viseratis dan atau parietalis.ditemukan banyak penyebab tetapi yang paling sering ialah akut, perikarditis non spesifik (viral), infark miokard dan uremia. Untuk itu dalam makalah ini kelompok akan menjelaskan tentang Perikarditis, Endokarditis , dan Miokarditis beserta asuhan keperawatannya dan diharapkan bisa membantu mahasiswa, tenaga kesehatan dan masyarakat umum untuk lebih memahami tentang masalah Perikarditis, Endokarditis, dan Miokarditis tersebut. B. Tujuan 1. Tujuan Umum 1
  • 2. Untuk menyelesaikan tugas dari dosen pembimbing. 2. Tujuan Khusus - Mempelajari pengertian, penyebab, tanda dan gejala, patofisiologi, maupun komplikasi sampai cara pengobatan penyakit Perikarditis, endokarditis, Miokarditis. - Mempelajari Asuhan keperawatan untuk pasien dengan diagnosis Perikarditis, endokarditis, Miokarditis. - Memahami penanganan managemen medis Perikarditis, endokarditis, Miokarditis. C. Rumusan Masalah Adapun masalah yang timbul dari pembuatan makalah ini yaitu 1. Apa pengertian, penyebab, tanda dan gejala, patofisiologi, maupun komplikasi sampai cara pengobatan penyakit Perikarditis, endokarditis, Miokarditis ? 2. Bagaimana Asuhan keperawatan untuk pasien dengan diagnosis Perikarditis, endokarditis, dan Miokarditis ? 3. Bagaiman penanganan managemen medis Perikarditis, endokarditis, Miokarditis ? D. Metode Penulisan Metode penulisan makalah ini adalah tinjauan pustaka dengan mengambil literatur – literatur atau teori – teori melalui buku – buku yang berkaitan dan informasi melalui layanan internet. 2
  • 3. BAB II PEMBAHASAN 1) Penyakit Perikarditis A. Konsep Penyakit a. Definisi Perikarditis ialah peradangan pericardium viseralis dan parietalis dengan atau tanpa disertai timbulnya cairan dalam rongga perikard yang baik bersifat transudat atau eksudat maupun seraosanguinis atau purulen dan disebabkan oleh berbagai macam penyebab. (IKA FKUI, 2007) Perikarditis adalah peradangan pericardium parietal, pericardium visceral, atau keduanya. Perikarditis dibagi atas perikarditis akut, subakut, dan kronik. Perikarditis subakut dan kronik mempunyai etiologi, manifestasi klinis, pendekatan diagnostic, dan penatalaksanaan yang sama. (Arif, 2009) b. Etiologi Penyebab yang paling sering ialah reuma, yang merupakan 55% dari seluruh kasus.Perikarditis purulenta/ septic (28%) disebabkan oleh kuman Staphylococcus aureus, Diplococcus pneumoniae, dan Streptococcus hemolyticus.Penyebab lainnya ialah tuberculosis, virus Coxsackie, rheumatoid, uremia, trauma dan idiopatik. Macam Klasifikasi Perikarditis Klasifikasi Klinis Perikarditis akut Klasifikasi Etiologis Fibrinosa Virus, pirogenik, Infeksiosa (<6minggu) Perikarditis tuberkulosis, mikotik, infeksi lain (sifilis, parasit) Perikarditis subakut Konstriktif (<6minggu- 6 bulan) Efusi konstriktif Perikarditis non- Infark miokardium akut, infeksiosa uremia, neoplasia: tumor primer dan tumor metastasis, miksedema, kolesterol, 3
  • 4. kiloperikardium, trauma: luka tembus dinding dada, aneurisma aorta (dengan kebocoran ke dalam kantong perikardium) pascaradiasi, cacat sekat atrium, anemia kronis berat, perikarditis familial: mulberry aneurysm, idiopatik akut. Perikarditis b.d Demam rematik, penyakit hipersensitivitas vaskular kolagen: SLE, atau autoimun reumatik arthritis, skleroderma, akibat obat: prokalnamid, hidralazin, pasca cedera kardiak. c. Patofisiologi Proses inflamasi dan akibat sekunder dari fenomena infeksi pada perikarditis akan memberikan respons sebagai berikut: 1. Terjadinya vasodilatasi dengan peningkatan akumulasi cairan ke kantong perikardium. 2. Peningkatan permeabilitas vaskular sehingga kandungan protein, termasuk fibrinogen atau fibrin, di dalam cairan akan meningkat. 3. Peningkatan perpindahan leukosit terutama pada perikarditis purulenta. 4. Perdarahan akibat trauma tembus juga merupakan penyebab yang mungkin. Perubahan patologis selanjutnya yang terjadi berupa terbentuknya jaringan parut dan perlengketan disertai klasifikasi lapisan perikardium viseral maupun parietal yang menimbulkan suatu perikarditis konstriktif yang apabila cukup berat akan menghambat pengembangan volume jantung pada fase diastolik. Pada kondisi lain, terakumulasinya cairan pada perikardium yang sekresinya melebihi absorpsi menyebabkan suatu efusi perikardium. 4
  • 5. Pengumpulan cairan intraperikardium dalam jumlah yang cukup untuk menyebabkan obstruksi serius terhadap masuknya darah ke kedua bilik jantung bisa menimbulkan tamponade jantung.Salah satu komplikasi perikarditis paling fatal dan memerlukan tindakan darurat tamponade.Tamponade jantung merupakan akibat peninggian tekanan intraperikardium dan restriksi progresif pengisian ventrikel. d. Manifestasi Klinis Nyeri, batuk kering, demam, fatigue, cemas, ulsus paradoksus, JVD, CRT turun, gangguan status mental, kreatinin meningkat, cardiac marker meningkat,kardiak marker meningkat, ST segmen elevasi, PR depresi kecuali segmen aVR. Manifestasi perikarditis konstriktif sangat bervariasi bergantung pada berat, distribusi, dan kecepatan terjadinya sikatriks.Tanda-tanda perikarditis konstriktif menurut urutan, yaitu dispnea, edema perifer, pembesaran perut, gangguan abdominal, lelah, ortopnea, palpitasi, batuk, nausea, dan paroxysmal nocturnal dyspnea. Sebagian penderita (60%) mengeluh nyeri dada. Sesuai dengan banyaknya cairan yang terkumpul dalam rongga perikard, maka dapat menimbulkan gangguan hemodinamika dan akan timbul keluhan sesak nafas dan gejala bendungan vena. Bila disertai dengan miokarditis (pankarditis) seperti yang sering ditemukan pada perikarditis reumatik, terdapat pula gambaran gagal jantung kongestif.Kriteria nyeri pada perikarditis akut dan tajam, berkurang dengan perubahan posisi. Pada pemeriksaan fisis didapatkan seorang anak yang tampak sakit berat, dispnea, takikardi dan terdapat palsus paradoksus yaitu melemahnya tau hilangnya nadi pada inspirasi yang lebih nyata tampak pada pengukuran tekanan darah. Bila sudah ada bendungan vena, akan terlihat peninggian tekanan vena jugularis dan pembesaran hepar yang sukar dibedakan dengan gagal jantung kongestif. Pada inspeksi iktus kordis tidak terlihat dan pada palpasi juga iktus kordis sukar ditentukan serta aktivitas jantung berkurang. 5
  • 6. e. Pemeriksaan Diagnostik  Pemeriksaan Elektrokardiografi Elektrokardiografi memperlihatkan elevasi segmen ST dan perubahan resiprokal, voltase QRS yang rendah (low voltage) tapi EKG bisa juga normal atau hanya terdapat gangguan irama berupa fibrilasi atrium. Pemeriksaan ekokardiografi M-Mode atau dua dimensi sangat baik untuk memastikan adanya efusi pericardium dan memperkirakan banyaknya cairan pericardium. Pada fase akut, akan tampak elevasi segmen S-T yang berbentuk konkaf terutama pada antar pericardium kiri. Mula-mula T masih normal, kemudian menjadi datar/ negative.Kelainan T lebih lama menetap, yaitu sampai 2-3 minggu, bahkan kadang-kadang berbulan-bulan seperti pada perikarditis tuberkulosa. Amplitude QRS dan T akan mengecil (low voltage) sesuai dengan jumlah cairan yang ada.  Pemeriksaan Radiologis Foto rontgen toraks bila efusi pericardium hanya sedikit, tetapi tetap tampak bayangan jantung membesar seperti water bottle dengan vaskularisasi paru normal dan adanya efusi pericardium yang banyak. Pada efusi pericardium, gambaran Rontgen toraks memperlihatkan suatu konfigurasi bayangan jantung berbentuk buli-buli air tapi dapat juga normal atau hamper normal. Pada posisi berdiri atau duduk, maka akan tampak pembesaran jantung yang berbentuk segitiga dan akan berubah bentuk menjadi globular pada posisi tiduran. Kadang-kadang tampak gambaran bendungan pembuluh darah vena. Pada fluoroskopi tampak jantung yang membesar dengan pulsasi yang minimal atau tidak tampak pulsasi sama sekali (silent heart). Jumlah cairan yang ada dan besar jantung yang sebenarnya dapat diduga dengan angiokardiogram atau ekokardiogram.  Pemeriksaan Laboratorium 6
  • 7. Laju endap darah umumnya meninggi terutama pada fase akut.Terdapat pula leukositosis yang sesuai dengan kuman penyebab.Cairan perikard yang ditemukan dapat bersifat transudat seperti perikarditis rheumatoid, reumatik, uremik, eksudat serosanguinous dapat ditemukan pada perikarditis tuberkulosa dan reumatika. Cairan yang purulen ditemukan pada infeksi banal.Terhadap cairan perikard ini, harus dilakukan pemeriksaan mikroskopis terhadap jenis sel yang ditemukan, pemeriksaan kimia terhadap komposisi protein yang ada dan pemeriksaan bakteriologis dengan sediaan langsung, pembiakan kuman atau dengan percobaan binatang yang ditujukan terhadap pemeriksaan basil tahan asam maupun kuman-kuman lainnya. f. Penatalaksanaan Medis Pengobatan penyakit dasar merupakan tujuan utama, tetapi beberapa kronis idiopatik dapat diobati dengan menggunakan indometasin atau kortikosol.Bila efusi pericardium kronis tetap menimbulkan gejala keluhan, maka perlu dipertimbangkan perikardiektomi. Bila diagnosis perikarditis konstriktif telah dibuat, maka perikardiektomi merupakan satu-satunya pengobatan untuk menghilangkan tahanan pengisian ventrikel pada fase diastolic. Penatalaksanaan pada efusi pericardium yang massif adalah dengan melakukan perikardisentesis ke dalam kantong pericardium dengan tujuan agar proses drainase dari aspirasi dapat adekuat. (Rubin, 1990) Penatalaksanaan tamponade jantung dengan pengobatan yang sesegera mungkin dapat menyelamatkan klien dari kematian, maka pemeriksaan yang cepat dan tepat untuk menegakkan diagnosis secara tepat, misalnya pemeriksaan ekokardiografi yang diikuti pemeriksaan kateterisasi jantung, harus dilaksanakan.Tamponade jantung memerlukan aspirasi pericardium dengan jarum. Monitor EKG memerlukan perhatian dan kecurigaan yang lebih cermat, karena dalam banyak hal, tidak ada penyebab yang jelas terlihat yang menyatakan adanya penyakit pericardium. Pada klien dengan hipotensi dan evaluasi tekanan 7
  • 8. darah jugularis, dengan lekuk x yang menonjol, bahkan tanpa adanya lekuk y, kemungkinan adanya tamponade jantung harus diperhatikan. Tamponade jantung harus dicapai bila terdapat perluasan daerah perkusi yang redup di daerah dada anterior, nadi paradoksal, gambaran paru yang cukup bersih, pulsasi bayangan jantung yang berkurang pada fluoroskopi, pengurangan amplitude QRS, gangguan listrik dari P, QRS, dan T, serta hal-hal tersebut di awal. Pada tamponade jantung dengan tekanan yang rendah, klien biasanya tanpa gejala, atau mengeluh sesak dan kelemahan badab yang ringan, dan dalam hal ini diagnosis ditegakkan dengan ekokardiografi.Kelainan hemodinamikdan gejala klinis segera membaik setelah dilakukan perikardiosentesis. Perikardiosentesis Perikardiosentesis merupakan tindakan aspirasi efusi pericardium atau pungsi pericardium.Pungsi pericardium dapat dilakukan untuk konfirmasi dan mencari etiologi efusi sebagai penegakan diagnosis dan tindakan invasive untuk pengobatan. Lokasi Pungsi Perikardium Sudut antara prosesus xifoideus dengan arkus iga kiri.Titik ini paling aman karena jantung tidak ditutupi paru sehingga mengurangi kemungkinan penyebaran infeksi ke paru atau perikarditis purulen.Hal ini juga untuk menghindari tertusuknya arteri mamaria interna.Lokasi efusi pericardium umumnya berada di bawah, sehingga cairan yang sedikit pun dapat diperoleh di sini. Peran perawat dalam pelaksanaan perikardiosentesis adalah mempersiapkan klien sebelum dan sesudah tindakan, dukungan psikologis, dan persiapan alat tindakan. g. Komplikasi 1. Tamponade jantung Tamponade jantung adalah keadaan yang mengancam nyawa, dimana ditemukan penekanan pada jantung, akibat terjadi pengumpulan cairan (darah, nanah) atau gas di ruangan perikardium (ruangan antara 2 selaput pelapis jantung) yang disebabkan karena trauma atau robeknya otot jantung, atau 8
  • 9. karena perembesan cairan (efusi). Hal ini dapat menyebabkan jantung tidak dapat memompa darah ke seluruh tubuh secara optimal. 2. Perikarditiskonstrikti 3. Aritmi jantung Contoh-contoh dari atrial tachycardias termasuk atrial fibrillation, atrial flutter, and paroxysmal atrial tachycardia (PAT).Aritmia-aritmia ini terjadi karena gangguan listrik di atria dan/atau di AV node menyebabkan denyut jantung yang cepat. 4. Nyeri dada berulang-ulang. B. Konsep Asuhan Keperawatan a. Pengkajian Amnanesa 1. Identitas pasien. 2. Keluhan utama: Nyeri dada atau sesak nafas 3. Riwayat penyakit sekarang Harus ditanya dengan jelas tetang gejala yang timbul seperti edema perifer, gangguan abdominal, lelah, ortopnea, palpitasi, batuk, nausea, dan paroxysmal nocturnal dyspnea . Kapan mulai serangan, sembuh atau bertambah buruk, bagaimana sifat timbulnya, dan stimulus apa yang sering menimbulkan nyeri dada. 4. Riwayat penyakit dahulu Harus diketahui apakah pasien pernah terkena TBC, rheumatoid, uremia, ada trauma dada atau pernah mengalami serangan jantung lainnya. 5. Riwayat psikososial Respon emosi pengkajian mekanisme koping yang digunakan pasien juga penting untuk menilai pasien terhadap penyakit yang dideritanya dan perubahan peran pasien dalam keluarga dan masyarakat serta respon atau pengaruhnya dalam kehidupan sehari harinya baik dalam keluarga ataupun dalam masyarakat. 9
  • 10. Pemeriksaan fisik - B1 : Breathing (Respiratory System) Sesak nafas, takipnea, suara nafas ronkhi, batuk (+) - B2 : Blood (Cardiovascular system) takikardi, penurunan TD, aritmia jantung - B3 : Brain (Nervous system) Normal - B4 : Bladder (Genitourinary system) penurunan frekuensi / jumlah urine, urine pekat gelap - B5 : Bowel (Gastrointestinal System) Anorexia, muntah, mual, kekurangan nutrisi - B6 : Bone (Bone-Muscle-Integument) Lemah dan nyeri pada daerah ekstremitas Klasifikasi Data 1. Data Subjektif - Pasien mengeluh nyari dada - Pasien mengeluh lemah karena hipoksia - Pasien mengeluh lemah badannya terasa lemah 2. Data Objektif - Skala nyeri 3 - Penurunan TD - Aritmia - Penurunan urin inadekuat - Pasien terlihat lemah karena O2 jaringan menurun - klien tidak mampu bermobilisasi di tempat tidur Analisa Data Data Etiologi Masalah Subyektif: pasien Kemampuan dilatasi jantung Nyeri mengeluh nyeri dada Obyektif: - CRT > 3 Kontraktilitas ventrikel kiri 10
  • 11. detik Curah jantung - Skala nyeri 3 - Penurunan TD O2 - Aritmia (+) Nyeri Subyektif: pasien Kemampuan dilatasi jantung mengeluh nyeri dada Penurunan curah jantung Obyektif: - CRT > 3 Kontraktilitas ventrikel kiri detik - Pengeluaran urine Curah jantung inadekuat - Penurunan TD - Aritmia (+) DS: Pasien Emboli dalam pembuluh darah Gangguan Perfusi mengeluh lemah karena hipoksia Jaringan Obstruksi pembuluh darah DO: Pasien terlihat lemah karena O2 Aliran darah ke jaringan jaringan menurun. terganggu Perubahanerfusi jaringan Subyektif: pasien Perfusi jaringan Intoleransi Aktifitas mengeluh badannya terasa lemah Aliran darah tidak adekuat ke Obyektif: klien tidak sistemik mampu bermobilisasi di Kelemahan fisik tempat tidur Subyektif: -terjadi kemampuan dilatasi jatung Resikotinggi infeksi akulasi bakteri Obyektif: klien akumulasi bakteri di terjadi akumulasi perikardium 11
  • 12. cairan di pericardium resiko tinggi infeksi Prioritas Masalah 1. Nyeri 2. Penurunan curah jantung 3. Gangguan perfusi jaringan 4. Intoleransi aktivitas 5. Risiko tinggi infeksi b. Diagnosa Keperawatan 1. Nyeri b.d efusi pericardium 2. Penurunan Curah jantung b.d kompresi pericardial 3. Gangguan perfusi jaringan perifer b.d curah jantung menurun 4. Intoleransi Aktifitas b.d kelemahan dan keletihan fisik 5. Resiko tinggi infeksi b.d akumulasi cairan di pericardium c. Intervensi 1. Nyeri b.d efusi di pericardium Tujuan : dalam 1x24 jam skala nyeri <2 Kriteria Hasil : - CRT < 3 detik - TD normal - Aritmia jantung (-) - Penurunan curah jantung teratasi Intervensi Rasional Kolaborasi Memaksimalkan ketersediaan oksigen untuk Berikan oksigen suplemen sesuai menurunkan beban kerja jantung dan indikasi menurunkan ketidaknyamanan berhungan dengan iskemia. 12
  • 13. Mandiri Mengontrol penurunan curah jantung Palpasi nadi perifer Istirahatkan klien dengan tirah Menurunkan kebutuhan pemompaan jantung baring optimal Observasi adanya hipotensi, Manifestasi klinis pada kardiak tamponade peningkatan JVP, perubahan yang mungkin terjadi pada perikarditis ketika suara jantung, penuruna tingkat akumulasi cairan eksudat pada rongga kesadaran perikardial. Pantau perubahan pada sensorik Menunjukkan tidak adekuatnya perfusi serebral sebagai dampak sekunder terhadap penuruna curah jantung Kolaborasi Pembatasan natrium untuk mencegah, Pemberian diet jantung mengatur, atau mengurangi edema Pemberian vasodilator Meningkatkan curah jantung, menurunkan volume sirkulasi dan tahanan vaskular sistemik, juga kerja ventrikel 2. Penurunan curah jantung b.d kompresi pericardial Tujuan : dalam 3x24 jam penurunan curah jantung teratasi Kriteria Hasil : - CRT < 3 detik - Pengeluaran urine adekuat - TD normal - Aritmia jantung (-) Intervensi Rasional Mandiri Mengontrol penurunan curah jantung Palpasi nadi perifer Pantau output urine Mengetahui respon ginjal dalam menurunkan curah jantung Istirahatkan klien dengan tirah Menurunkan kebutuhan pemompaan jantung 13
  • 14. baring optimal Observasi adanya hipotensi, Manifestasi klinis pada kardiak tamponade peningkatan JVP, perubahan yang mungkin terjadi pada perikarditis ketika suara jantung, penuruna tingkat akumulasi cairan eksudat pada rongga kesadaran perikardial. Kaji perubahan pada sensorik Menunjukkan tidak adekuatnya perfusi serebralk sebagai dampak sekunder terhadap penuruna curah jantung Kolaborasi Pembatasan natrium untuk mencegah, Pemberian diet jantung mengatur, atau mengurangi edema Pemberian vasodilator Meningkatkan curah jantung, menurunkan volume sirkulasi dan tahanan vaskular sistemik, juga kerja ventrikel 3. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan proses penyakit Tujuan : Perfusi jaringan kembali normal Kriteria hasil: Mempertahankan atau mendemonstrasikan perfusi jaringan adekuat secara individual misalnya mental normal, tanda vital stabil, kulit hangat dan kering, nadi perifer`ada atau kuat, masukan/ haluaran seimbang. Intervensi Mandiri 1. Evaluasi status mental. Rasional 1. Indikator yang menunjukkan embolisasi sistemik pada otak. Perhatikan terjadinya hemiparalisis, afasia, kejang, muntah, peningkatan TD. 2. Selidiki nyeri dada, 2. Emboli arteri, mempengaruhi jantung dan dispnea tiba-tiba yang atau organ vital lain, dapat terjadi sebagai disertai dengan takipnea, akibat dari penyakit katup, dan/ atau 14
  • 15. nyeri pleuritik, sianosis, disritmia kronis pucat 3. Tingkatkan tirah baring dengan tepat 3. Dapat mencegah pembentukan atau migrasi emboli pada pasien endokarditis. Tirah baring lama, membawa resikonya sendiri tentang terjadinya fenomena tromboembolic. 4. Dorong latihan aktif/ 4. Meningkatkan sirkulasi perifer dan aliran bantu dengan rentang balik vena karenanya menurunkan resiko gerak sesuai toleransi. pembentukan thrombus. Kolaborasi Heparin dapat digunakan secara profilaksis Berikan antikoagulan, contoh bila pasien memerlukan tirah baring lama, heparin, warfarin (coumadin) mengalami sepsis atau GJK, dan/atau sebelum/sesudah bedah penggantian katup. Catatan : Heparin kontraindikasi pada perikarditis dan tamponade jantung. Coumadin adalah obat pilihan untuk terapi setelah penggantian katup jangka panjang, atau adanya thrombus perifer. 1. Intoleransi Aktivitas b.d kelemahan dan keletihan fisik Tujuan : meningkatkan kemampuan beraktifitas Kriteria Hasil : - klien mampu bermobilisasi di tempat tidur - Aktivitas sehari – hari klien terpenuhi Intervensi Rasional Tingkatkan istirahat dan berikan Mengurangi kebutuhan oksigen aktivitas senggang yang tidak berat 15
  • 16. Anjurkan menghindari tekanan Dengan mengejan dapat mengakibatkan abdomen, seperti mengejan saat bradikardi, menurunkan curah jantung dan defekasi takikardi, serta peningkatan TD Tingkatkan klien duduk di kursi Untuk meningkatkan vena balik dan tinggikan kaki klien Pertahankan rentang gerak pasif Meningkatkan kontraksi otot sehingga selama sakit krisis membantu vena balik Bantu mobilisasi pasien Mencegah dekubitus 5. Resiko tinggi infeksi b.d akumulasi bakteri di pericardium Tujuan : Tidak terjadi infeksi Kriteria hasil : akumulasi cairan (-)Tanda-tanda infeksi (-) Intervensi Rasional Mandiri Suhu pasien merupakan tanda-tanda terjadinya Pantau suhu pasien infeksi Kolaborasi Perikardiosentesis merupakan tindakan aspirasi Lakukan tindakan efusi perikardiosentesis Kolaborasi Fungsi perikardium untuk konfirmasi dan Lakukan tindakan pungsi mencari etiologi efusi sebagai penegakan pericardium diagnosis d. Evaluasi 1. Nyeri hilang atau terkontrol 2. Mengidentifikasi perilaku untuk menurunkan beban kerja jantung 3. Perfusi jaringan normal dengan terpenuhinya nutrisi jaringan 4. Pasien memiliki cukup energi untuk beraktivitas 5. Tidak terjadi adanya infeksi 16
  • 17. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan 1. Perikarditis ialah peradangan pericardium viseralis dan parietalis dengan atau tanpa disertai timbulnya cairan dalam rongga perikard yang baik bersifat transudat atau eksudat maupun seraosanguinis atau purulen dan disebabkan oleh berbagai macam penyebab. 2. Endokarditis adalah suatu infeksi pada lapisan endokard jantung( lapisan yang paling dalam dari otot jantung ) akibat infeksi kuman/ mikroorganisme yang masuk. 3. Myocardium lapisan medial dinding jantung yang terdiri atas jaringan otot jantung yang sangat khusus. B. Saran Makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan oleh karena itu dibutuhkan kritik dan saran yang sifatnya membangun. 17
  • 18. DAFTAR PUSTAKA Doenges, E. Marilynn. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Ed. 3.EGC : Jakarta. Dorland, W. A. Newman. 2002. Kamus Kedokteran. EGC : Jakarta. FKUI. 1999. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid 1. FKUI : Jakarta. Griffith. 1994. Buku Pintar Kesehatan. Arcan : Jakarta. Nasrul Effendi, 1995, Pengantar Proses Keperawatan, EGC, Jakarta Wulandari,Veni.2009.Endokarditis. Diakses dari : www.veniwulandari.blogspot.com Medika,Yasir.2009.Askep Endokarditis. Diakses dari: www.yasirblogspotcom.blogspot.com 18