WA/TELP : 0822-3006-6162, Pusat Tas Selempang Kurir, Pusat Tas Kurir Termurah...
Makalah sistem saraff
1. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sistem saraf merupakan sistem koordinasi (pengaturan tubuh) berupa
penghantaran impul saraf ke susunan saraf pusat, pemrosesan impul saraf dan
perintah untuk memberi tanggapan rangsangan. Unit terkecil pelaksanaan kerja
sistem saraf adalah sel saraf atau neuron.
Cara Kerja Sistem Saraf
Pada sistem saraf ada bagian-bagian yang disebut :
a. Reseptor : alat untuk menerima rangsang biasanya berupa alat indra
b. Efektor : alat untuk menanggapi rangsang berupa otot dan kelenjar
c. Sel Saraf Sensoris : serabut saraf yang m
embawa rangsang ke otak
d. Sel saraf Motorik : serabut saraf yang membawa rangsang dari otak
e. Sel Saraf Konektor : sel saraf motorik atau sel saraf satu dengan sel saraf lain.
Skema terjadinya gerak sadar
Rangsang -reseptor – sel saraf sensorik – otak-sel saraf motorik-efektor-tanggapan.
2. Lanjutan Bab I
• B. Rumusan Masalah
• Dengan memperhatikan latar belakang tersebut, agar
dalam penulisan ini kami dapat memperoleh hasil yang
diinginkan, maka kami mengemukakan beberapa
rumusan masalah. Rumusan masalah tersebut adalah
“Pembahasan dari Apa yang Ada dalam Sistem Saraf”.
•
• C. Tujuan
• Tujuan dari penyusunan makalah ini antara lain:
• a. Untuk mengetahui tentang apa saja yang ada dalam
Sistem Saraf.
• b.Untuk menambah pengetahuan tentang Sistem Saraf.
3. BAB II
PEMBAHASAN
A. SYARAF DAN BAGIAN-BAGIANNYA
• Sel syaraf dan processusnya (dendrit) yang
berfungsi untuk metabolisme, penghasil energi
guna transmisi impuls, juga merendam adanya
aliran impuls yang menuju ke dendrit.
• Serabut syaraf (axon), berfungsi untuk transmisi
atau konduksi impuls.
• Ujung syaraf (telodendron) tempat produksi
transmiter (acetylcholin, norepinephrin).
4. B. MEKANISME TERJADINYA RANGSANG SYARAF
Proses terjadinya konduksi impuls syaraf terdapat dua
teori antara lain:
Yang menyatakan bahwa mekanisme induksi impuls
syaraf tergantung pada permeabilitas deferensial
perbedaan permeabilitas dari ion Natrium dan
Kalium pada membran neuron yang dikendalikan
oleh medan listrik.
Dari kedua faktor tersebut maka akan menimbulkan
nilai ambang tertentu eksitasi tersebut dapat
terjadi. Eksitasi disalurkan ke sepanjang serabut
berupa aksi potensial.
5. C. PEMBAGIAN SISTEM SYARAF PADA MANUSIA
• Sistem syaraf dibagi atas beberapa bagian antara lain :
• 1. Sistem syaraf pusat terdiri dari :
• · Otak
• · Medulla spinalis (sumsum tulang belakang)
• 2. Sistem syaraf tepi (perifer), yang dibentuk oleh
beberapa syaraf yang berhubungan dengan syaraf pusat
secara langsung maupun tidak langsung.
• · Syaraf cranial
• · Syaraf otonom :
• - syaraf simpatis
• - syaraf parasimpatetis
11. D. GANGGUAN SISTEM SARAF
1. Gangguan pada serebrum. Penyakit atau kerusakan
yang timbul setelah cedera atau yang menyusul
kecelakaan serebro-vaskuler pada otak, tergantung dari
daerah dan neuron yang terserang.
· Paralis motorik jenis spastik, dengan gejala kaku-otot
dan refleks-meninggi merupakan akibat dari neuron
atas yang terkena cedera. Hemiplegis hanya dapat
menyerang lengan dan tungkai sebelah saja, sedang
otot wajah, kepala, leher dan badan kendati badan tidak
terkena,
· Paralis sensorik, sebagai akibat dari cedera pada
halur sensorik. Gerak refleksi tidak normal,
ketidaknormalan ini melibatkan juga refleks organik
pupil mata yang mengalami kontrasi atau tidak dapat
berkontraksi.
12. 2. Ganglion Basalis. Penyakit parkison, paralisis agitans diduga
disebabkan oleh degenerasi ganglion-ganglion basalis.
3. Batang otak, pons dan medula oblongata. Pusat-pusat vital
pengendalian pernapasan dan tekanan darah terletak di sini,
sehingga suatu kerusakan pada daerah ini akan menyebabkan
kematian. Jumlah jalur saraf yang berpusat disini sedemikian
banyaknya, sehingga suatu cedera kecil sekalipun yang terjedi di
situ dapat menyebabkan kelemahan dan hilangnya perasaan.
4. Kerusakan pada sumsum tulang belakang. Seringkali
disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas adalah cedera serius yang
dapat berakibat menyeluruh atau sebagian. Apabila cedera itu
mengenai daerah servikal pada lengan, badan dan tungkai maka
penderita itu tidak tertolong. Apabila saraf frenikus tidak
terserang cedera maka diafragma mungkin tidak terserang,
sebaliknya bila saraf frenikus terserang maka dibutuhkan
pernapasan buatan.
13. • 5. Spastisitas dan kekakuan. Pada saat keadaan
paralia lemas berlalu, otot mendapat kembali tonusnya,
kendati masih lemah. Anggota gerak yang terserang
menjadi spastik dan kaku. Gerak refleks terjadi
khususnya pada bagian yang mempunyai hubungan
dengan kelompok otot flexor dan abduktor, walaupun
tidak terdapat pengendalian sadar atas gerakan ini.
Kemampuan pengendalian sadar hilang. Pada tahap ini
ada kemungkinan terjadi deformitas.
• 6. Terputusnya serabut saraf campuran yang lazim
terjadi pada kecelakaan lalu lintas, dapat menyebabkan
daerah-daerah yang dilayaninya kehilangan kemampuan
bergerak, oleh karena ini merupakan cedera neuron
motorik bawah yang menyebabkan hilangnya perasaan.
14. 7. Neuritis adalah istilah gabungan yang digunakan
dengan dengan adanya gangguan pada saraf tepi, entah
itu karena peradangan, keracunan, seperti pada neuritis
alkohol maupun karena tekanan. Simptom yang timbul
karena peradangan ada macam-macam biasanya
berupa rasa sakit yang justru menghebat pada malam
hari, dan tidak berkurang kendati si penderita
beristirahat. Jenis-jenis neuritis dinamakan sesuai
dengan plexus atau urat saraf yang terserang, misalnya :
a. Neuritis plexus brakhialis yang mungkin disebabkan
infeksi, cedera ataupun tekanan.
b. Neuritis nervus radialis, dapat cidera apabila lengan
dibiarkan bergelantungan pada sisi alat pengusung atau
meja operasi.
c. Tekanan pada nervus ulnaris, dapat timbul karena
bertelekan pada siku pada saat berbaring.
d. Kompresi nervus medianus dalam saluran karpal.
15. • 8. Neuritis siatika atau lebih dikenal dengan siatika
• Timbulnya siatika sering kali diduga disebabkan tekanan yang
berasal dari prolapsus diskus intervertebralis atau karena
cedera lain pada bagian bawah kolumna vertebra.
• Nervus popliteus lateralis apabila tungkai dibalut gips, dapat
tertekan pada saat gips itu melingkari kepala fibula.
• 9. Ensefaliatis adalah peradangan pada jaringan otak, yang
biasanya disebabkan infeksi virus.
• 10. Meningitis adalah peradangan pada selaput otak.
• · Bedah saraf adalah cabang atau jenis pembedahan yang
sangat khusus serta berkembang pesat. Termasuk kedalamnya
adalah semua pembedahan yang dilakukan terhadap otak,
sumsum tulang belakang dan saraf tepi.
• · Kraniotomi adalah melubangi tengkorak, yang umumnya
dilaksanakan bila terdapat tumor, darah atau gumpalan darah
ataupun fraktur pada kubah yang dapat menekan otak.
16. BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN :
1. Sistem saraf manusia adalah suatu jalinan-jalinan saraf yang kompleks,
sangat khusus dan saling berhubungan satu dengan yang lain
2. Syaraf (neuron)terdiri dari :
· Sel syaraf dan processusnya (dendrit) yang berfungsi untuk metabolisme,
penghasil energi guna transmisi impuls, juga merendam adanya aliran impuls
yang menuju ke dendrit.
· Serabut syaraf (axon), berfungsi untuk transmisi atau konduksi impuls.
· Ujung syaraf (telodendron) tempat produksi transmiter (acetylcholin,
norepinephrin).
3. Proses terjadinya konduksi impuls syaraf ada dua teori :
a. Teori Membran
b. Teori Penyaluran Sirkuit Lokal
4. Sistem syaraf dibagi atas beberapa bagian antara lain :
a. Sistem syaraf pusat terdiri dari :
b. Sistem syaraf tepi (perifer), yang dibentuk oleh beberapa syaraf yang
berhubungan dengan syaraf pusat secara langsung maupun tidak
langsung.