1. 1
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Karya Seni Rupa dalam kehidupan umat manusia merupakan salah satu sarana pemenuhan
kebutuhan hidup. Karya Seni Rupamemiliki kekhasan tersendiri karena Seni Rupamerupakan
suatu karya cipta manusia yang didasari rasa estetis sesuai apa yang diinginkan oleh manusia
itu sendiri. Lingkungan sangat mempengaruhi dalam penciptaan karya seni kriya, yang paling
dominan adalah faktor dari alam. Pengaruh dari alam sekitar tempat tinggal seniman akan
memberikan dampak yang signifikan terhadap model dan gaya dari karya yang diciptakan
walaupun dengan material yang berada, hal yang diungkapkan oleh Plato mimesis atau daya
representasi dari keahlian yang muncul sebagai kesempurnaan karya yang mengacu pada apa
yang terdapat di alam sehingga dengan demikian seniman akan mendapatkan rangsangan dari
lingkungannya dalam berkarya, baik dari segi ide maupun bentuk yang dihasilkan.
Allah SWT menciptakan berbagai makhluk hidup di alam. Alam sekitar merupakan
salah satu sumber ide yang dapat digunakan oleh seorang kriyawan dalam menciptakan karya
seni kriya. Berdasarkan hal tersebut seorang pencipta karya seni harus senantiasa berusaha
untuk menemukan bentuk baru dari yang telah dibuat orang lain. Dalam perkembangan zaman,
menghasilkan karya seni terbentuk dari aspek bentuk, aspek fungsi dan aspek hias dalam
penciptaan karya Seni Rupakayu 3 sering ditemukan kendala atau hambatan pada saat
penciptaan karya tersebut, yaitu bagaimana menghasilkan karya seni yang sesuai dengan
prinsip-prinsip desain dan bagaimana karya yang diciptakan dapat selalu diterima oleh
masyarakat.
Rumusan Masalah
Bagaimana Karya Seni Rupa Mancanegara Yunani ?
Tujuan
Untuk mengetahui Karya Seni Rupa Mancanegara Yunani
2. 2
BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian Seni Kriya
Bericara tentang Seni Rupaberarti sesuatu yang erat hubungannya dengan keterampilan
tangan, atau kerajinan yang membutuhkan ketelitian untuk setiap detail karya seni yang akan
dihasilkan. Pada umumnya sebuah karya yang dihasilkan oleh Seni Rupaadalah seni pakai. Seni
Rupasendiri di Indonesia sudah sangat tua sekali ada dari zaman dulu, yang mana Seni Rupaini
adalah yang akan menjadi cikal bakal lairnya seni rupa di Indonesia. Contoh sederhana dari
Seni Rupaadalah, batik, relief atau ukir, keramik grafis, sulam, anyaman, cinderamata, hiasan
dinding, patung, furniture, tenun, wadah, dll. Lalu apa sebenarnya definisi dari Seni Rupaitu
sendiri?. Dibawah ini adalah beberapa pengertian dan asal muasal pengertian seni Kriya,
silahkan disimak:
B.Seni Rupayunani kuno
Seni Yunani Kuno, seperti halnya seni zaman Mesir Kuno, juga merupakan hasil kebudayaan
manusia yang sangat tua usianya. Keberadaaanya diperkirakan telah ada pada abad 7-5
sebelum Masehi. Kebudayaan Yunani dan Romawi Kuno merupakan asal muasal kebudayaan
Eropa yang ada saat ini. Kesenian Yunani Kuno dikenal melalui peninggalan arsitekturnya yang
indah dan megah serta patungpatung realis dengan bentuk anatomi sangat sempurna. Dalam
seni rupa maupun arsitektur hal penting yang menjadi peninggalan zaman Yunani Kuno adalah
tentang proporsi bentuk dan pembagian ruang yang disebut ’Proporsi Emas’ atau Golden
Section: bahwa perbandingan bagian yang pendek dengan bagian yang panjang adalah 1 :
1,618. Proporsi ini juga dijumpai di alam, yakni pada pertumbuhan pepohonan dan pada
pertumbuhan kulit kerang dan juga pada manusia. Proporsi ini hampir diterapkan dalam setiap
karya seni rupa dan arsitektur (gb. 78, 79).
Seni Yunani Kuno dapat dibedakan menjadi beberapa periode, yakni Geometric, Archaic,
Classical dan Hellenistic. Periode Geometric dimulai sekitar 1000 tahun sebelum Masehi. Pada
masa ini pot dihiasi dengan motif abstrak geometris dan diakhiri dengan motif-motif ketimuran
seperti teratai, bentuk singa, sphinx dan ornamen berkembang semakin halus. Periode Archaic
ditandai dengan produksi patung dan bentuk berwarna hitam pada pot. Kekuatan niaga
didominasi oleh dua kelompok etnis yakni Corinth dan Athen. Produksi pot keramik mereka
dijual diseluruh daerah di Yunani dan menyebar hingga Spanyol, Ukraina dan Italia dan
mengalahkan produksi daerah lainnya. Warna-warna keramik pada masa ini dibatasi oleh teknik
pembakarannya yang hanya mendapatkan warna hitam, merah, putih, dan kuning.
Pada seni patungnya sangat dipengaruhi oleh patung Romawi dan menjadi model patung klasik
di kawasan Eropa. Dalam hal bahan dipengaruhi oleh Mesir dan Mesopotamia yang
menggunakan batu tetapi bentuknya lebih dinamis dibanding patung Mesir. Ada tiga gaya
dalam pengambaran manusia dalam patung yaitu: patung telanjang berdiri, patung berdiri
3. 3
dengan draperi pada pakaiannya, dan patung duduk. Semua menggambarkan tentang
pemahaman kesempurnaan dengan ketepatan anatomi bentuk tubuh manusia. Hal ini menjadi
subyek yang sangat pokok dalam kesenian Yunani, melihat bentuk tubuh dewa sama dengan
bentuk tubuh manusia, tidak ada perbedaan antara seni sakral dan seni sekuler. Oleh
karenanya, tubuh manusia dipandang dari keduanya yaitu suci dan duniawi. Hingga akhirnya
masyarakat melarang penggambaran tubuh wanita telanjang pada abad IV sebelum Masehi
yang menyebabkannya menjadi kurang penting dalam perkembangan seni patung Yunani.
Patung-patung yang dibuat bukan semata untuk keperluan artistik, tetapi pembuatannya
banyak didasari dari pesanan para bangsawan dan negara yang digunakan sebagai monumen
publik, sebagai persembahan di tempat suci keagamaan atau sebagai tanda pada kuburan.
Patungpatung tersebut tidak semuanya menggambarkan tokoh individual tetapi lebih kepada
nilai-nilai keindahan, keibaan, penghormatan, dan pengorbanan. Nilai-nilai tersebut selalu
digambarkan dalam bentuk tubuh pemuda telanjang (kouros/kouroi) walaupun ditempatkan
pada kuburan orang tua. Patung telanjang pemuda (kouros/kouroi) gayanya hamper sama.
Gradasi dalam status sosial digambarkan dengan ukuran besar kecilnya dibanding nilai
artistiknya.
Pada zaman klasik (500 tahun sebelum Masehi) terjadi perubahan besar dalam seni patung
Yunani karena diperkenalkannya konsep demokrasi yang mengakhiri kekuasaan bangsawan
yang diasosiasikan oleh patung kouroi. Pada masa ini terjadi perubahan gaya dan fungsi
patung, teknik menggambarkan posenya berkembang menjadi lebih naturalistik dengan wujud
patung manusia realistik (gb. 80 ). Seni patung pada masa ini penggunaannya diperluas yaitu
digunakan sebagai relief pada tempat-tempat suci dan pemakaman.
Selain itu para filusuf dan karyanya juga mewarnai pemikiran orang di seluruh dunia hingga
saat ini, antara lain karya Plato, dan Aristoteles. Plato misalnya, menganggap bahwa lukisan
merupakan tiruan dari tiruan, karena apabila pelukis melukis meja, meja tersebut sebenarnya
merupakan tiruan dari dunia ide pembuatnya. Jadi menurut pandangan ini pelukis yang
melukiskan benda buatan manusia adalah meniru tiruan dari pembuat awalnya.
Gaya Severe tidak berlangsung lama, dan sekitar tahun 460 SM digantikan oleh gaya Klasik.
Para pematung Yunani mulai bereksperimen dengan memuja para dewa dengan cara
menampilkan keindahan dan keanggunan tubuh pria muda yang atletis dan telanjang.
Sementara itu patung perempuan masih dilengkapi dengan pakaian.
JENIS-JENIS SENI RUPA DI YUNANI
Patung kusir kereta perang Delphi
4. 4
Para pematung juga menjadi lebih tertarik pada sisi tiga dimensi dari suatu patung, yaitu bahwa
keindahan patung dapat dilihat dari berbagai sisi, tidak hanya dari depan.
Tiruan buatan Romawi dari patung perunggu diskobulos("pelempar cakram").
Salah satu pematung paling terkenal pada periode Klasik adalah Phidias. Meskipun begitu,
karyanya yang paling terkenal justru sudah tidak ada, yaitu patung Zeus yang sangat besar
yang dibuat dari emas dan gading (kriselefantin). Patung ini dibuat sekitar tahun 440 SM dan
ditaruh di kuil Zeus di Olympia. Kemudian patung ini dibawa ke istana di Konstantinopel dan
terbakar habis dalam suatu kebakaran pada tahun 475 SM.
Tiruan buatan Romawi dari patung dewi Athena karya Phidias.
Phidias juga membuat patung dan relief di Parthenon. Karya-karyanya di Parthenon
melambangkan kesempurnaan manusia, nyaris bagaikan kedewaaan. Manusia, dan juga dewa,
ditampilkan tenang, damai, tentram, menguasai perasaan dan tubuh mereka. Bagi Phidias dan
orang Yunani lainnya pada masa ini, manusia merupakan ciptaan dewa yang luar biasa,
manusia merupakan makhluk yang indah, kuat, cerdas, dan rasional.
Salah satu releif di Parthenon
Pematung Yunani lainnya dari periode ini adalah Polykleitos, yang membuat
patung Doryphoros ("pembawa tombak") yang terkenal. Sayangnya, patung aslinya kini sudah
hilang, dan hanya tiruannya, yang dibuat Romawi, yang masih ada. Sekitar tahun 340 SM, para
pematung mulai menghasilkan gaya baru yang disebut gaya Hellenistik.
Patung Doryphoros karya Polykleitos
5. 5
Yunani kuno tidak diragukan lagi merupakan salah satu peradaban paling berpengaruh dalam
sejarah umat manusia. Dari daerah yang terletak di ujung semenanjung Balkan ini, tercipta dan
berkembang berbagai hal penting, misalnya demokrasi, alfabet, filsafat, teater, dan ilmu
pasti.Yunani kuno berlangsung dari periode Arkhaik, pada abad 8-6 SM, hingga tahun 146 SM
ketika Romawi menaklukan Yunani setelah Pertempuran Korinthos. Pusat dari periode ini
disebut Yunani Klasik, yang berlangsung dari abad 5-4 SM, dan diawali oleh keberhasilan
Yunani, dengan dipimpin oleh kota Athena, dalam memukul mundur serangan dari Persia.
Zaman Emas Athena berakhir setelah Sparta mampu mengalahkan Athena dalam Perang
Peloloponnesos. Perang Peloponnesos (431-404 SM) antara Sparta dan Athena, beserta sekutu
masing-masing, amat sangat melemahkan kekuatan kolektif Yunani, dan pada 336 SM, hampir
semua negara-kota di Yunani berada di bawah kekuasaan Makedonia. Itu adalah untuk pertama
kalinya Yunani menjadi satu unit politik. Aleksander III (kelak dikenal sebagai Aleksander
Agung), raja Makedonia berikutnya, mewarisi Yunani dari ayahnya, Phillip. Dengan pasukan
dari Yunani, Aleksander berhasil menaklukan sebagian besar wilayah yang sudah dikenal oleh
orang Yunani. Bersama penaklukannya, dia juga menyebarluaskan budaya Yunani (Hellenisme,
atau ελληνισμος) ke Mesir, Persia, dan bahkan India. Setelah kematian Aleksander Agung,
kekaisarannya terpecah menjadi empat, dan salah satunya adalah Yunani, yang bertahan sampai
168 SM, ketika akhirnya Makedonia ditaklukan oleh Romawi. Keseluruhan Yunani sendiri
benar-benar dikuasai oleh Romawi pada 146 SM.
Pada Periode Klasik, budaya Yunani berkembang pesat, dan tersebar ke penjuru Laut
Mediterania melalui Kekaisaran Athena, selain juga oleh para pedagang, imigran, dan penakluk
dari Yunani. Yunani Klasik sangat berpengaruh terhadap Kekaisaran Romawi, yang pada
gilirannya menyebarluaskannya ke seluruh penjuru Mediterania dan Eropa di bawah kekuasaan
Romawi. Karena alasan inilah, Yunani Klasik dianggap sebagai pondasi bagi peradaban Barat.
Seni Rupa Yunani Kuno
Seni Yunani kuno secara umum terbagi menjadi lima bentuk, yaitu arsitektur, patung, lukisan,
tembikar, dan musik. namun disini kami hanya akan membahas khusus dibidang senirupa yaitu
arsitektur, lukisan, seni patung dan peninggalan karya tembikar.
1. Arsitektur
Arsitektur meliputi rumah, bangunan suci seperti kuil dan makam, bangunan umum seperti
dinding kota, teater, stadion, dan stoa.
Kuil Zeus Olympia di Athena
Bangunan tertua yang dibangun di Yunani, tepatnya pada Zaman Batu Baru, adalah rumah atau
gubuk kecil, dan dinding kayu di sekelilingnya untuk perlindungan. Kemudian, dibangun rumah
yang lebih besar, dan dinding batu di sekeliling desa.
6. 6
Pada Zaman Perunggu Awal, di tengah-tengah suatu desa dibangun satu rumah yang paling
besar, dan dinding batunya juga lebih besar.
Pada Zaman Perunggu Akhir, dengan dipengaruhi Asia Barat, dan juga Minoa di Kreta, ada
istana dan makam batu besar, selain juga jalan berubin, jembatan, bendungan, dan lebih banyak
dinding batu.
Pada Zaman Kegelapan Yunani, istana-istana dibakar, sedangkan jalan dan jembatan
dihancurkan. Namun pada akhir Zaman Kegelapan, dengan dimulainya Zaman Besi dan periode
Arkaik di Yunani, bangunan jenis baru pun mulai dibuat, di antaranya kuil para dewa. Kuil jenis
awal ini dibangun dengan gaya Doria. Ada pula perumahan, namun tidak ada istana. Selain itu,
jalan, jembatan, dan dinding batu juga dibangun lagi.
Pada periode Klasik, dibangun lebih banyak lagi kuil, dengan ukuran yang lebih besar dan
rancangan yang baru. Orang Athena membangun Parthenon pada tahun 440-an SM. Pada masa
ini kuil dibangun dengan gaya Ionia. Demokrasi mencegah orang Yunani membangun istana
atau makam besar, karena menurut demokrasi, setiap orang dianggap setara, jadi memiliki istana
bukanlah hal yang dianggap baik. Alih-alih, orang Yunani membangun tempat umum, misalnya
gimnasium dan stoa, dimana orang-orang dapat berkumpul dan berdiskusi.
Pada tahun 300-an SM, yang disebut periode Hllenistik, ada banyak jenis arsitektur baru. Kuil
mulai kurang diperhatikan. Orang Yunani lebih banyak membangun teater di seluruh dunia
Yunani. Selain itu, perencanaan kota juga menjadi lebih matang, jalanan dirancang terlebih
dahulu untuk dibuat lurus, berbeda dengan dulu ketika jalanan dibuat tanpa perencanaan dan
dibuat begitu saja sesuai dengan lokasi.
Melalui penaklukan Aleksander Agung, arsitektur menjadi cara yang penting untuk
menyebarkan kebudayaan Yunani dan menunjukkan kekuasaan Yunani di daerah taklukan.
Hal yang sama terjadi ketika Romawi menakluakn Yunani, sekitar tahun 200-100 SM. Orang
Romawi menggunakan arsitektur untuk menunjukkan kekuasaan Romawi di Yunani. Dengan
cepat mereka membangun banyak bangunan bergaya Romawi di Yunani. Arsitektur Korinthos
menjadi lebih terkenal. Sekitar tahun 400 SM, orang Yunani memeluk agama Kristen, dan
mereka mulai membangun gereja dan biara. Mereka juga mengubah banyak kuil menjadi gereja.
Pada Abad Pertengahan, sebagian Yunani direbut oleh bangsa Norman, yang membangun kastil-
kastil. Sebagian lainnya masih dikuasai oleh Kekaisaran Bizantium, dan memiliki banyak
7. 7
bangunan dengan gaya Asia Barat. Pada akhirnya pada tahun 1453 SM, bangsa Turk
menaklukan Kekaisaran Bizantium dan orang-orang mulai membangun masjid di Yunani.
2. Seni Patung
Patung meliputi figurin, arca, relief, dan batu nisan.
Tidak banyak patung Yunani yang masih ada pada masa modern. Pada Abad pertengahan,
patung-patung Yunani kurang dihargai, sehingga banyak patung Yunani kuno yang dibakar
untuk kemudian dijadikan bahan bangunan. Di banyak situs arkeologi besar Yunani, terdapat
tempat pembakaran kapur Abad Pertengahan, yang dulu digunakan untuk membakar patung
Yunani kuno.
Beberapa patung Yunani dikenal tidak dari patung aslinya, melainkan dari tiruannya yang dibuat
oleh Romawi.
Patung Aphrodite
Periode gaya patung Yunani kuno terbagi menjadi beberapa tahap, yaitu sebagai berikut.
Patung Zaman Batu
Patung Zaman Perunggu
Patung Zaman Kegelapan
Patung Arkaik
Patung Severe
Patung Klasik
Patung Hellenistik
3. Seni Lukis
Tidak banyak lukisan Yunani dari periode Klasik yang masih ada pada masa kini, sebagian besar
lukisan Yunani yang masih bertahan berasal dari Zaman Perunggu. Lukisan Yunani kuno dilukis
di dinding, sebagai dekorasi ruangan, seperti mural atau kertas dinding. Sebaliknya, untuk
tembikar, banyak yang masih ada pada masa kini dari semua periode dalam sejarah Yunani kuno.
Dari sumber-sumber tertulis, diketahui bahwa orang Yunani mulai melukis sejak Zaman
Perunggu hingga penaklukan oleh Romawi dan bahkan terus setelah itu. Akan tetapi, sebagian
besar lukisan Yunani kuno telah hilang atau hancur. Yang aneh adalah bahwa pada masa kini ada
lebih banyak lukisan dari periode yang lebih lama daripada lukisan dari periode yang lebih baru.
Ini karena beberapa lukisan Zaman perunggu terkubur oleh letusan gunung berapi (misalnya di
Pompeii) dan yang lainnya terkubur akibat gempa bumi, sehingga lukisan-lukisan itu tidak
hancur dan dapat ditemukan kembali. Sedikit dari lukisan dari periode yang lebih baru
ditemukan pada dinding makam di bawah tanah, yang membuat lukisan-lukisan ini tidak hancur.
Lukisan-lukisan terawal dibuat oleh kebudayaan Minoa di pulau Kreta. Orang-orang Minoa
menghiasi istana para penguasa mereka dengan lukisan. Lukisan orang Minoa tidak digantung di
dinding, melainkan langsung dilukis pada dinding. Lukisan jenis ini disebut juga fresko.
8. 8
Peradaban Minoa sendiri diperkirakan berlangsung pada 1700 SM hingga 1400 SM. Suatu
ketika, bangsa Mykenai menyerang orang-orang Minoa. Mereka menghancurkan istana-istana
Minoa sehingga lukisan-lukisan di sana terkubur oleh reruntuhan istana, namun sejumlah lukisan
berhasil selamat.
Lukisan dinding yang menggambarkan
Perempuan Mykenai
Lukisan-lukisan lainnya, yang berasal dari masa yang sama, ditemukan di pulau Thera (disebut
juga Santorini), yang terletak di tengah-tengah Laut Aigeia di antara pulau Kreta dan Yunani.
Kota utama di Thera, yaitu Akrotiri, terkubur akibat letusan gunung berapi. Ada perdebatan
mengenai kapan letusan itu terjadi, salah satu perkiraan waktunya adalah sekitar 1600 SM.
Lukisan-lukisan di Akrotiri menunjukkan gambar-gambar bentang alam dan tumbuhan, yang
juga banyak dilukis oleh orang Kreta. Mungkin orang Akrotiri mengagumi orang-orang Kreta,
yang ketika itu sangat berpengaruh, dan ingin meniru seni di Kreta.
Selain di pulau-pulau di Laut Aigeia, lukisa Yunani kuno juga ditemukan di istana para raja
Mykenai di Yunani daratan.
Lukisan-lukisan Yunani tertua yang ada pasa masa kini berasal dari Zaman Perunggu Akhir.
Lukisan-lukisan itu ditemukan di pulau Kreta, yang dihuni oleh bangsa Minoa. Orang Minoa
melukis untuk memberi hiasan dan dekorasi pada dinding istana para raja dan ratu Minoa. Ketika
dinding istana diplester, orang Minoa melukis pada plester yang basah itu, sehingga catnya akan
menyerap ke dalam plester ketika plesternya mengering. Ini disebut lukisan fresko.
Orang Minoa amat tertarik pada alam dan mereka senang mulukis tanaman serta hewan. Selain
itu, orang Minoa juga suka melukis manusia, misalnya pejabat, kawan, dan budak mereka.
4. Tembikar
Sebagian besar seni Yunani kuno diketahui pada masa kini dari gambar-gambar yang dilukis
pada tembikar. Salah satu kelebihan tembikar adalah bahwa meskipun benda ini dapat pecah,
potong-potongannya dapat disatukan kembali. Selain itu banyak tembikar yang ditemukan dalam
keadaan utuh, khususnya di makam-makam Etruska.
Guci figur hitam Athena, sekitar 550 SM
9. 9
Gaya lukis pada tembikar Yunani berubah-ubah seiring waktu, mulai dari Zaman Batu hingga
periode Hellenistik. Salah satu pembagian periode gaya tembikar Yunani kuno adalah sebagai
berikut:
Tembikar Zaman Batu
Tembikar Zaman Perunggu Awal
Tembikar Zaman Perunggu Akhir
Tembikar Zaman Kegelapan (Sub-Mykenai)
Tembikar Geometris
Tembikar Figur Hitam
Tembikar Figur Merah
ALAT MUSIK YUNANI
Musik Yunani meliputi lira, pipa, dan nyanyian, dan sekitar 500 SM secara perlahan
dikembangkan cabang seperti sandiwara Yunani (yang selalu memakai musik) serta filsafat
Yunani, yang berusaha memahami hubungan antara musik dan angka.
Orang Yunani kuno menyukai musik, dan mereka menjadikan musik sebagai bagian penting
dalam hidup mereka. Orang Yunani memainkan musik sebagai cara memuja dewa-dewi mereka,
dan menjadikan dunia sebagai tempat yang lebih beradab dan indah.
Alat musik Yunani kuno antara lain pipa (syrinx), lira, drum, dan simbal. Pipa dibuat dari kayu
atau gelagah yang diberi sejumlah lubang. Beberapa pipa dimainkan secara vertikal, seperti
rekorder, dan bebeberapa lainnya dimainkan secara menyamping, seperti seruling. Terkadang,
orang memainkan lebih dari satu pipa secara bersamaan. Pipa dan drum dimainkan untuk
menghasilkan musik yang keras dan hidup, yang digunakan untuk mengiringi tarian. Musik ini
digunakan ketika orang Yunani memuja Dyonisos, dewa anggur dan pesta.
Orang Yunani juga memiliki lira, yang bentuknya mirip harpa kecil, dan bunyinya mungkin
mirip gitar. Lira dimainkan untuk menghasilkan musik yang lebih lembut dan tenang.
Meskipun pengetahuan kita tentang musik Yunani terbatas, perkiraan para musikolog tentang
ciri-ciri musik ini adalah sebagai berikut :
1. Menurut Grout, musiknya bersifat monofonis dengan heterofoni (melodi asli yang
disuarakan sekaligus dengan sebuah, atau beberapa variasi melodi yang sama) pada
waktu alat musik mengikuti suara. Curt Sachs berpendapat bahwa polifoni terdapat dalam
musik Yunani, baik pada masa awal maupun pada masa akhir. Sebagai buktui ia
menyebutkan teori Yunani tentang interval konsonan dan disonan, dengan oktaf, kuin,
kuart dianggap konsonan dan sekonda. Terts, seksta, septim dianggap disonan.
2. Improvisasi telah dipraktekkan, namun diatur melalui konvensi-konvensi bentuk dan
gaya pemakaian beberapa pola melodi yang mendasar.
3. Ada hubungan yang erat antara teks dan musik. Serta melodi ucapan dan irama dan puisi
yang menentukan cara menysunnnya dalam musik
10. 10
Berikut ini contoh lukisan memainkan alat musik Yunani Kuno:
PAKAIAN PRIA
Bagian pakaian tradisional pria:
1) kemeja, Poukamiso;
2) rompi, Yeleko atau Meindani;
3) rok atau rok, Foustanella;
4) penutup kaki, Kaltses;
5) garter kaki, Gonatares;
6) berkeliling, Zonari;
7) topi, FeSi , atau Koukos;
8) sepatu atau penutup kaki lain, Tsarouhia;
9) sabuk berbagai dekoratif atau perhiasan sering menghiasi dada atau daerah lain.
Sarakatsani foustanella and Sarakatsana ladies ensemble, Thrace. Sarakatsani foustanella dan
wanita ansambel Sarakatsana, Thrace.
Pakaian wanita
Satu aturan umum mengenai kostum Perempuan.Keprihatinan bagian utama pakaian tradisional
mereka.
Sebagian besar daratan kostum khususnya memiliki kamisol kapas (poukamiso) sebagai garmen
dasar. Pada tubuh, atas kemeja, ada rompi tanpa lengan yang biasanya terbuat dari wol. Ini
mungkin pendek atau panjang.
Kadang-kadang gaun yang dari wol tenunan sendiri, tetapi di beberapa daerah mereka terbuat
dari tenunan pabrik lebih halus wol. Warna kadang-kadang hitam, kadang-kadang putih.
Kadang-kadang di daerah perkotaan, mereka dibuat dari beludru. Elemen penting lain dari
kostum perempuan berbagai jenis celemek, ikat pinggang, dan penutup kepala. Penutup kepala
itu biasanya syal besar berbagai bahan dan warna. Wanita itu gaun buatan tangan yang dihiasi
dengan sulaman rinci dan didekorasi dengan warna-warni fashion dan kaya.
Meskipun ada beberapa generalisasi yang dapat dibuat tentang perempuan gaun dan gaya mereka
dan komponen, kostum dari masing-masing wilayah cenderung berbeda.
11. 11
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Jadi dapat disimpulkan bahwa Seni Rupayang ada di yunani kuno memiliki banyak jenis
macam,Seni Rupadapat dibuat dari berbagai unsur unsur baik itu alam dan hewan.Dan kita
harus melestarikan Seni Rupasebagai generasi muda agar bisa menjadi kreatif dan inovatif.
Karya Seni Rupa dalam kehidupan umat manusia merupakan salah satu sarana pemenuhan
kebutuhan hidup. Karya Seni Rupamemiliki kekhasan tersendiri karena Seni Rupamerupakan
suatu karya cipta manusia yang didasari rasa estetis sesuai apa yang diinginkan oleh manusia
itu sendiri. Lingkungan sangat mempengaruhi dalam penciptaan karya seni kriya, yang paling
dominan adalah faktor dari alam. Pengaruh dari alam sekitar tempat tinggal seniman akan
memberikan dampak yang signifikan terhadap model dan gaya dari karya yang diciptakan
walaupun dengan material yang berada, hal yang diungkapkan oleh Plato mimesis atau daya
representasi dari keahlian yang muncul sebagai kesempurnaan karya yang mengacu pada apa
yang terdapat di alam sehingga dengan demikian seniman akan mendapatkan rangsangan dari
lingkungannya dalam berkarya, baik dari segi ide maupun bentuk yang dihasilkan.