1. ESQ
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Sesuai dengan perkembangan zaman yang semakin kompleks, manusia
dihadapkan denganberbagai macam persoalan hidup. Dari hasil survey terhadap guru dan orang
tua terlihat bahwa anak-
anak generasi sekarang lebih sering mengalami masalah emosi dibandingkan generasi terdahulu. Ana
k-anak sekarang secara rerata tumbuh dalam kesepian dan depresi,
lebih mudah marah dan sulit untukdiatur. Dari
hal tersebut jelaslah bahwa kecerdasan manusia dalam hal spiritual sangat memprihatikan.
Pada saat ini, banyak orang beranggapan bahwa untuk mendapatkan kesejahteraan hidup yang tinggi,
manusia harus mampu mendapatkan materi yang tak sedikit
agar kebutuhan hidup tercukupi tanpamemperhatikan spiritual yang
ada pada diri mereka sendiri.Banyak contoh di sekitar kita membuktikan bahwa orang yang memiliki
kecerdasan otak saja, atau memiliki gelar yang tinggi belum tentu sukses berkiprah di dunia
pekerjaan. Seringkali yang berpendidikan formal lebih rendah ternyata banyak yang lebih berhasil.
Kebanyakan program pendidikan hanya berpusat pada kecerdasan akal (IQ), padahal yang diperlukan
adalah bagaimana mengembangkan kecerdasan hati, seperti ketangguhan, inisiatif, optimisme,
kemampuan beradaptasi yang kini telah menjadi dasar penilaian baru. Saat ini begitu banyak orang
yang berpendidikan dan tampak begitumenjanjikan, namun kariernya terhenti. Atau lebih buruk lagi,
tersingkir akibat rendahnya kecerdasan hati mereka.
Kecerdasan spiritual seperti, kejujuran,kesabaran, keadilan, kebersamaan, kreativitas,
kedisiplinan yang pada hakikatnya sudah ada di dalam manusia. Ketika orang dapat melakukan
tersebut, makapola hidup yang baik akan terbuka dan di saat itulah mereka menemukan jati diri
sehingga terbuka peluang untuk mengaktualisasikan seluruh potensi. Dari hal yang telah di
jelaskandiatas, maka kamimerasa tertarik untuk membuat satu buah makalah yang berjudul
“Meningkatkan Kecerdasan Spiritual”.
1.2 Rumusan Masalah
· Apa yang dimaksud dengan Kecerdasan spiritual ?
· Bagaimana memberdayakan kecerdasan spiritual yang ada dalam diri ?
· Bagaimana tanda-tanda manusia memiliki kecerdasan spiritual yang baik ?
· Bagaimana mengembangkan kecerdasan spiritual ?
1.3 Batasan Masalah
Dalam pembuatan makalah ini, kami
membatasi masalah hanya sampai batas mengenai kecerdasanspiritual yang ada dalam diri manusia.
2. 1.4 Tujuan
Dalam pembuatan Makalah ini, penulis memiliki tujuan diantaranya :
· Mengetahui bagaimana kecerdasan spiritual yang ada dalam diri manusia.
· Mengetahui bagaimana cara mengembangkan kecerdasan spiritual
· Mengetahui tanda-tanda manusia yang memiliki kecerdasan spiritual yang bai
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Kecerdasan Spiritual
merupakan kecerdasan untuk menghadapi dan memecahkan persoalanmakna dan nilai,
yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang
lebih luas dan kaya
atau kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebihbermakna dibanding
yang lain (Zohar dan Marshall, 2000).Pada awal abad kedua puluh, IntelegenceQuotient pernah
menjadi isu besar. Kecerdasan intelektual atau rasional adalah kecerdasan yang digunakan untuk
memecahkan masalah logika maupun strategis. Para psikolog menyusun berbagai tes untuk
mengukurnya, dan tes – tes ini menjadi manusia ke dalam berbagai tingkatan kecerdasan, yang
kemudian lebih dikenal dengan istilah IQ (Intelligence Quotient), yang katanya dapat menunjukkan
kemampuan mereka. Menurut teori ini semakin tinggi IQ seseorang, semakin tinggi pula
kecerdasannya kecerdasan emosional (EQ), sama pentingnya dengan IQ. SQ adalah landasan yang
diperlukan untuk memfungsikan IQ dan EQ secara efektif. Bahkan, SQ merupakan kecerdasan
tertinggi kita.
SQ (Spiritual Quotient) adalah paradigma kecerdasan spiritual. Artinya segi dan ruang spiritual kita
bisa memancarkan cahaya spiritual (spiritual light) dalam bentuk kecerdasan spiritual.Kecerdasan
spiritual melibatkan kemampuan menghidupkan kebenaran yang paling dalam. Itu berarti
mewujudkan hal yang terbaik, utuh, dan paling manusiawi dalam batin. Gagasan, energi, nilai, visi,
dorongan dan arah panggilan hidup, mengalir dari dalam, dari suatu keadaan kesadaran yang hidup
bersama cinta. Dari sudut pandang psikologi, kecerdasan spiritual justru mengejutkan kita, karena
ternyata sudut pandang psikologi memberitahu kita bahwa ruang spiritual (spiritual space) pun
memiliki arti kecerdasan.Di antara kita bisa saja orang yang tidak cerdas secara spiritual, dengan
ekspresi keberagamannya yang monolitik, eksklusif, dan intoleran, yang seringkali berakibat pada
kobaran konflik atas nama agama. Begitu juga sebaliknya, di antara kita bisa juga ada orang cerdas
secara spiritual sejauh orang itu mengalir dengan penuh kesadaran, dengan sikap jujur dan terbuka,
insklusif, dan bahkan pluralis dalam beragama di tengah pluralitas agama
3. BAB III
PEMBAHASAN
Pembicaraan mengenai SQ atau kecerdasan spiritual tidak lepas dari konsep filosofis yang menjadi
latar belakangnya. Konsep mengenai SQ itu sendiri sebenarnya sudah lama diperbincangkan, hanya
saja dengan kemasan yang berbeda. Dalam ilmu psikologi dikenal tiga aliran besar yang menjadi
inspirasi bagi banyak aliran yang berkembang pada saat kemudian. Aliran tersebut adalah
behaviorisme, psikoanalisis dan humanistis. Kecerdasan spiritual banyak mengembangkan konsep-
konsepnya dari aliran humanistis. Aliran humanistis ini kemudian mengembangkan sayapnya secara
spesifik membentuk psikologi transpersonal, dengan landasan “pengalaman keagamaan” sebagai peak
experience, plateau dan fartherst of human nature. Menurut Maslow (Rakhmat dalam Zohar dan
Marshall, 2000) psikologi belum sempurna sebelum difokuskan kembali dalam pandangan spiritual
dan transpersonal. Penelusuran pemahaman kecerdasan spiritual (SQ) saat sekarang nampaknya
cukup relevan, mengingat banyaknya persoalan-persoalan sosial yang semakin membebani hidup
seseorang.
4.1 Kecerdasan Spiritual
Kecerdasan Spiritual
merupakan kecerdasan untuk menghadapi dan memcahkan persoalanmakna dan nilai,
yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang
lebih luas dan kaya
atau kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebihbermakna dibanding
yang lain (Zohar dan Marshall, 2000).
4.2 MemberdayakanKecerdasan Spiritual
Menurut M. Suyanto dalam bukunya 15
Rahasia Mengubah Kegagalan MenjadiKesuksesandengan Memberdayakan Kecerdasan Spiritual,
manusia dapat mengembangkankecerdasan spiritual dengan melakukan hal berikut
· Menciptakan Visi pribadi sejak kecil
· Menciptakan visi pribadi yang mulia
· Menetapkan sasaran pribadi
· Melaksanakan visi dengan menyenangkan
· Analisa diri dengan lingkungan
4.3 Tanda-tanda orang yang memilik ikecerdasan spiritual yang baik
· Kemampuan bersikap fleksibel (adaptif secara spontan dan aktif)
· Tingkat kesadaran diri yang tinggi
· Kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan penderitaan
· Kemampuan untuk menghadapi dan melampaui rasa sakit
· Kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai-nilai
· Keengganan untuk menyebabkan kerugian yang tidak perlu
4. · Kecenderungan untuk melihat keterkaitan antara berbagai hal (holistik)
· Kecenderungan nyata untuk bertanya “mengapa?” atau “bagaimana jika” untuk mencari
jawaban-jawaban mendasar
· Mandiri SQ yang berkembang dengan baik dapat menjadikan seseorang memiliki “makna”
dalam hidupnya. Dengan “makna” hidup ini seseorang akan memiliki kualitas “menjadi”, yaitu suatu
modus eksistensi yang dapat membuat seseorang merasa gembira, menggunakan kemampuannya
secara produktif dan dapat menyatu dengan dunia. Ungkapan syair yang dikemukakan oleh Gothe ini
mampu mewakili karakteristik seseorang yang memiliki SQ (Fromm, 1987): Harta Milik Kutahu tak
ada yang milikku Namun pikiran yang lepas bebas Dari jiwaku akan membanjir Dan setiap saat nan
menyenangkan Yang oleh takdir yang cinta kasih Dari kedalaman diberikan buat kenikmatanku.
Menggunakan ungkapan Howard Gardner, kecerdasan emosi terdiri dari kecakapan, diantaranya :
intrapersonal intelligence dan interpersonal intellegence. Intrapersonal intelligence merupakan
kecakapan mengenali perasaan kita sendiri yang terdiri dari :
· Kesadaran diri meliputi : keadaan emosi diri, penilaian pribadi, percaya diri.
· Pengaturan diri meliputi : pengendalian diri, dapat dipercaya, waspada adaptif dan inovatif.
· Motivasi meliputi : dorongan berprestasi, komitmen, inisiatif dan optimis.
· Sedangkan interpersonal intelligence merupakan kecakapan berhubungan dengan orang lain
yang terdiri dari :
1. Empati meliputi : memahami orang lain, pelayanan, mengembangkan orang lain, mengatasi
keragaman dan kesadaran politis.
2. Ketrampilan sosial meliputi : pengaruh, komunikasi, kepemimpinan, katalisator perubahan,
manajemen konflik, pengikat jaringan, kolaborasi dan koperasi serta kerja team.
Tiga langkah kembangkan EQ (Emotional Quotient) :
1. Membuka hati : ini adalah langkah pertama karena hati adalah simbol pusat emosi. Hati kitalah
yang merasa damai saat kita berbahagia, hati kita merasa tidak nyaman ketika sakit, sedih, marah atau
patah hati. Kita mulai dengan membebaskan pusat perasaan kita dari impuls dan pengaruh yang
membatasi kita untuk menunjukkan cinta satu sama lain.
2. Menjelajahi dataran emosi : sekali kita telah membuka hati, kita dapat melihat kenyataan dan
menemukan peran emosi dalam kehidupan. Kita dapat berlatih cara mengetahui apa yang kita rasakan.
Kita mengetahui emosi yang dialami orang lain. Singkatnya, kita menjadi lebih baik dan bijak
menanggapi perasaan kita dan perasaan orang di sekitar kita.
3. Mengambil tanggung jawab : untuk memperbaiki dan mengubah kerusakan hubungan, kita
harus mengambil tanggung jawab. Kita dapat membuka hati kita dan memahami peta dataran
emosional orang di sekitar kita. Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa ESQ adalah
kecerdasan yang bertumpu pada bagian dalam diri kita yang berhubungan dengan kearifan diluar ego
atau jiwa sadar serta kemampuan untuk mengenali perasaan kita sendiri dan kemampuan mengelola
emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam hubungan dengan orang lain.
5. BAB IV
KESIMPULAN
Meskipun IQ merupakan faktor yang penting bagi proses pembelajaran, hal ini tidak mutlak karena
tanpa adanya keseimbangan kecerdasan emosional dan spiritual (ESQ) akan menjadi tidak sempurna
dan tidak efektif. Bila EQ tinggi, akan mampu memahami perasaan secara mendalam dan dapat
mengenali diri sendiri. Kemampuan akal kita merupakan bawaan lahir dan sebagian besar tidak
berubah, IQ hanya meramalkan prestasi kita di atas kertas sejauh mana kita memenuhi standar yang
ditetapkan seseorang. Sedangkan EQ membantu kita menetapkan standar kita sendiri, EQ mencahayai
dunia batin kita.
Hati mengaktifkan nilai-nilai yang paling dalam, mengubahnya dari sesuatu yang kita pikir menjadi
sesuatu yang kita rasakan dan kita jalani. Hati adalah sumber keberanian, semangat, integritas dan
komitmen. Hati adalah sumber energi, tenaga dan perasaan yang menuntut kita belajar menciptakan,
bekerja sama, memimpin dan menolong. Bukan orang-orang yang Kata dan adaptif. Kreatif bukan
hasil IQ semata, namun juga dibentuk oleh kecerdasan EQ yang tinggi. Bukan orang-orang yang
nyata, yang tampak sempurna dengan IQ dan prestasi tinggi, dan gaya bicara yang terpelajar.
Dari uraian tentang ESQ di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa apabila siswa
mempunyai kejernihan hati, yakni dengan melandaskan suara hati sebagai acuan dalam belajar maka
secara tidak langsung dia akan berhasil dalam belajar atau akan memperoleh prestasi yang tinggi
DAFTAR PUSTAKA
Suyanto, M. 2006. Revolusi Organisasi dengan Memberdayakan Kecerdasasn Spiritual.
Yogyakarta: PenerbitAndi
Suyanto, M. 2006. 15
Rahasia Mengubah kegagalan Menjadi Kesuksesan denganmemberdayakan Kecerdasan spiritual.
Yogyakarta: PenerbitAndi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil „Alamin segala Puji dan Syukur Penulis Panjatkan kepada Allah SWT yang
telah memberikan taufik dan hidayahnya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini, namun penulis menyadari makalah ini belum dapat dikatakan sempurna karena mungkin
masih banyak kesalahan-kesalahan. Shalawat serta salam semoga selalu dilimpahkan kepada junjunan
kita semua habibana wanabiana Muhammad SAW, kepada keluarganya, kepada para sahabatnya, dan
mudah-mudahan sampai kepada kita selaku umatnya.
makalah ini penulis membahas mengenai “EMOTIONAL DAN SPRITUAL QUATIENT (ESQ)” dengan
makalah ini penulis mengharapkan agar dapat membantu sistem pembelajaran. Penulis ucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
Akhir kata penulis ucapkan terimakasih atas segala perhatiannya.
Raha, Juli 2013
Penyusun