1. Dokumen tersebut membahas tentang kitab barang temuan yang meliputi larangan memerah susu binatang ternak tanpa izin pemiliknya, mengumumkan barang temuan selama setahun sebelum diambil, dan menjamu tamu dengan layak.
2. Juga dibahas tentang anjuran mencampur perbekalan bila sedikit dan saling membantu dalam masalah bekal ketika berperang.
3. Dokumen memberikan panduan-panduan Islam mengenai barang temuan,
[InspireHER] Carving Success as Kartini: Strategies in Pursuing Careers
Kitab Barang Temuan dan Jamuan Tamu
1. Kitab Barang Temuan
1. Haram memerah susu binatang ternak tanpa izin pemiliknya
Hadis riwayat Zaid Bin Khalid Al-Juhani, ia berkata:
Seorang lelaki datang kepada Nabi untuk bertanya tentang barang temuan.
Rasulullah bersabda: Kenalilah wadah dan talinya, lalu umumkanlah setahun,
jika pemiliknya datang, maka berikanlah. Kalau tidak, maka terserah
kepadamu. Orang itu bertanya lagi: Bagaimana kalau temuan itu berupa
kambing? Rasulullah bersabda: Untukmu atau untuk saudaramu atau untuk
serigala (berarti boleh diambil). Orang itu kembali bertanya: Bagaimana jika
temuan itu berupa unta? Rasulullah bersabda: Apa pedulimu terhadapnya?
Dia (unta itu) sudah membawa wadah air dan sepatunya sendiri (kuat
menahan dahaga beberapa hari dan kuat berjalan). Dia dapat datang ke
tempat air dan memakan pepohonan sampai ditemukan oleh pemiliknya.
(Shahih Muslim No.3247)
Hadis riwayat Ubay bin Kaab, ia berkata:
Aku pernah menemukan sebuah pundi berisi seratus dinar pada masa
Rasulullah. Lalu aku datang membawanya menghadap Rasulullah, beliau
bersabda: Umumkanlah selama setahun! Aku pun mengumumkannya. Namun
aku tidak menemukan orang yang mengakuinya. Aku datang lagi kepada
Rasulullah. Beliau masih saja bersabda: Umumkanlah selama setahun! Aku
pun mengumumkannya, tetapi tidak aku dapatkan orang yang mengakuinya.
Aku datang kembali kepada Rasulullah, dan beliau tetap bersabda:
Umumkanlah selama setahun! Aku mengumumkannya, tetapi tidak aku
dapatkan orang yang mengakuinya. Maka bersabdalah Rasulullah: Ingatlah
jumlahnya, wadahnya dan tali pengikatnya. Jika nanti datang pemiliknya,
berikanlah. Kalau tidak, engkau boleh memanfaatkannya. Aku pun
memanfaatkannya. Perawi hadis berkata: Aku bertemu Salamah bin Kuhali di
Mekah sesudah itu ia berkata: Aku tidak pasti apakah tiga tahun, ataukah
satu tahun. (Shahih Muslim No.3251)
2. Hadis riwayat Ibnu Umar ra.:
Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Janganlah seseorang memerah susu
binatang ternak orang lain kecuali dengan izinnya. Apakah seorang di antara
kamu sekalian senang, bila kamar khususnya didatangi lalu dipecahkan
lemarinya kemudian dipindahkan makanannya? Sesungguhnya kantong-
kantong susu binatang ternak merekalah yang menyimpan makanan bagi
mereka, maka janganlah seorang memerah susu ternak orang lain, kecuali
dengan izinnya. (Shahih Muslim No.3254)
2. Menjamu tamu dan sebagainya
Hadis riwayat Uqbah bin Amir ra., ia berkata:
Kami pernah berkata: Wahai Rasulullah engkau mengutus kami, lalu kami
singgah pada suatu kaum, tetapi mereka tidak menyuguhi kami, apakah
pendapatmu? Rasulullah saw. bersabda kepada kami: Jika kalian bertamu
pada suatu kaum, lalu mereka menyuguhi kalian dengan apa yang pantas
untuk tamu, maka terimalah. Kalau mereka tidak melakukannya, maka dari
mereka kalian boleh mengambil hak tamu yang layak. (Shahih Muslim
No.3257)
3. Anjuran mencampur perbekalan bila sedikit dan saling membantu
dalam masalah bekal
Hadis riwayat Salamah bin Akwa` ra., ia berkata:
Kami keluar bersama Rasulullah saw. dalam suatu peperangan. Lalu kami
tertimpa kesulitan hingga kami hendak menyembelih sebagian hewan
tunggangan kami. Rasulullah saw. kemudian memerintahkan agar kami
mengumpulkan kantong-kantong perbekalan kami lalu kami menggelar tikar
kulit hingga terkumpullah perbekalan orang-orang di atas tikar kulit itu. Aku
mencoba menerka berapa banyak perbekalan itu, aku mengirakannya sebesar
kandang kambing, sedangkan kami berjumlah seribu empat ratus orang.
Kemudian kami makan sampai semuanya merasa kenyang. Dan kami masih
bisa mengisi kantong-kantong kulit kami. Lalu Nabi saw. bertanya: Apakah
3. ada air wudu? Seseorang datang membawa bejananya yang berisi sedikit air.
Rasulullah saw. menuangkan air itu ke dalam mangkuk, kemudian kami
sebanyak seribu empat ratus orang dapat berwudu semua. Itu pun dengan
mengucurkan air cukup deras. Setelah itu datang delapan orang lalu
bertanya: Apakah ada sesuatu untuk bersuci? Rasulullah saw. bersabda: Air
wudu telah habis. (Shahih Muslim No.3259)